Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Negara Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Indonesia
terdiri atas beberapa daerah/wilayah provinsi dan setiap daerah/wilayah provinsi
terdiri atas beberapa daerah kabupaten/kota. Selanjutnya didalam tiap daerah
kabupaten/kota terdapat satuan pemerintahan terendah yang disebut desa dan
kelurahan. Dengan demikian, desa dan kelurahan merupakan pemerintahan
terendah dibawah pemerintah kabupaten/kota (Nurcholis, 2011: 1).
Desa menurut Bintarto dalam Nurcholis (2011:4) adalah suatu perwujudan
geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiologis sosial ekonomi, politis dan
kultural yang terdapat di situ dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan
daerah lain. Secara umum desa adalah suatu wilayah yang didiami oleh sejumlah
penduduk yang saling mengenal atas dasar hubungan kekerabatan dan/atau
kepentingan politik, sosial, ekonomi dan keamanan yang dalam pertumbuhannya
menjadi kesatuan masyarakat hukum sehingga tercipta ikatan lahir batin antara

masing-masing warganya, umumnya warga hidup dari pertanian, mempunyai hak
mengatur rumah tangga sendiri dan secara administratif berada dibawah
pemerintahan kabupaten/kota.
Dalam konteks Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, desa
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

1
Universitas Sumatera Utara

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (Lihat Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa Bab 1 ayat 1).
Keberadaan desa telah ada jauh sebelum Negara Indonesia berdiri,
sehingga wilayah desa perlu dilindungi dan diberdayakan agar menjadi lebih kuat,
maju, mandiri dan demokratis sehingga dapat menciptakan landasan yang kuat
dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan menuju masyarakat yang
adil, makmur dan sejahtera. Desa juga merupakan entitas terdepan dalam segala
proses pembangunan bangsa dan Negara Indonesia,

Desa di Indonesia terbagi berdasarkan tipologi desa itu sendiri atas
kegiatan pokok yang ditekuni masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan seharihari (Susanto,2012), yaitu ;
a.

Desa Pertanian, yang semua kegiatan masyarakatnya terlibat dalam bidang
pertanian.

b.

Desa Industri, yang pendapatan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari lebih
banyak bergantung pada sektor industri baik industri kecil maupun besar.

c.

Desa Pantai, desa ini pusat kegiatan dari seluruh anggota masyarakatnya
bersumber pada usaha-usaha dibidang perikanan baik perikanan laut, pantai,
maupun darat.

d.


Desa Pariwisata, desa ini terdapat objek wisata seperti peninggalanpeninggalan kuno, keistimewaan kebudayaan rakyat, dan juga terdapat
keindahan alam.

2
Universitas Sumatera Utara

Mengingat pentingnya wilayah desa dalam struktur pemerintahan nasional
maka berbagai peraturan perundang-undangan telah dibuat oleh pemerintah
Indonesia salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa. Namun dalam pelaksanaannya, beberapa pengaturan
mengenai desa tersebut belum dapat mewadahi segala kepentingan dan kebutuhan
masyarakat desa. Selain itu, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa menyatakan secara tegas bahwa kebijakan mengenai desa
diarahkan pada penyeragaman bentuk dan susunan pemerintahan desa dengan
corak nasional. Undang-Undang ini membuat format pemerintahan desa secara
seragam diseluruh Indonesia dan mengambil alih kebebasan desa dalam
mengembangkan wilayahnya (Mardeli, 2015).
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam wilayah desa dan
mewujudkan kemandirian serta kesejahteraan bagi wilayah desa, maka pemerintah
pada tahun 2014 mengeluarkan kebijakan perundang-undangan baru yaitu

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Kebijakan-kebijakan tata
kelola desa yang dimuat dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa juga dianggap sebagai kebijakan yang membawa harapan baru dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk menindaklanjuti Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa
pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 47 Tahun 2015 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Sosialisasi

yang

jelas,

serta

bagaimana

desa

dapat


dengan

mudah

mengimplementasikan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan
menjaga agar sejumlah dana yang ada dapat digunakan semaksimal mungkin demi

3
Universitas Sumatera Utara

kemakmuran warga desa adalah tugas setiap warga desa, baik pemerintah maupun
masyarakat desa.
Walaupun terjadi pergantian Undang-Undang, namun prinsip dasar
sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai desa tetap sama (Sajangbati,
2015), yaitu :
1.

Keanekaragaman, memiliki makna bahwa istilah desa dapat disesuaikan
dengan asal usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.


2.

Partisipasi, bahwa penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan desa harus
mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa
memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan
kehidupan bersama sebagai sesama warga desa.

3.

Otonomi asli, bahwa kewenangan pemerintahan desa dalam mengatur dan
mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal usul dan nilai sosial
budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus disegerakan
dalam perspektif administrasi desa.

4.

Demokratisasi, artinya penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksana
pembangunan di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang
diartikulasikan dan diagresi melalui Badan Perwakilan Desa (BPD) dan

Lembaga Kemasyarakatan sebagai mitra pemerintah desa.

5.

Pemberdayaan masyarakat, artinya penyelenggaraan dan pembangunan di
desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

4
Universitas Sumatera Utara

Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan produk dari
era

reformasi

menuju

kemandirian


desa,

baik

dalam

penyelenggaraan

pemerintahan maupun dalam pengelolaan keuangan desa. Dalam Undang-Undang
No 6 Tahun 2014 tentang Desa pada bab IV pasal 18 kewenangan desa meliputi
kewenangan

dibidang

penyelenggaraan

pemerintahan

desa,


pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat
Desa (lihat Undang-Undang No 6 Tahun 2014 Tentang Desa).
Berdasarkan hal tersebut, desa tidak lagi menjadi bawahan daerah atau
level administrasi melainkan menjadi independent community, dimana desa
diberikan kewenangan penuh dalam pelaksanaan pembangunan. Kewenangan itu
disebut sebagai otonomi desa karena desa mempunyai hak dan wewenang dalam
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan masyarakatnya berhak berbicara
atas kepentingan sendiri dan bukan ditentukan dari atas kebawah. Desa yang
selama ini diperankan menjadi figuran dan objek, sekarang berperan sebagai
aktor. Kinerja pemerintah desa dalam penyelenggaraan urusan pemerintahannya
menjadi tolak ukur keberhasilan baik program, kebijakan, dan berbagai peraturan
yang harus dilaksanakan dengan baik oleh pemerintahan desa (Irwantoto,
2014).Dengan adanya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa tentu
sangat membantu desa-desa yang ada di Indonesia dalam proses peningkatan
pembangunan.
Belakangan ini desa menjadi sorotan kita bersama terutama bagi

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sebab desa didominasikan sebagai
pemerintahan terendah yang sedang giat melakukan pembangunan baik

5
Universitas Sumatera Utara

pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana, sumber daya manusia guna
mancapai kesejahteraan masyarakat desa (Herry, 2015). Seperti juga yang
tercantum pada Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa pada bab IX
bagian ke-1 pasal 78 ayat 1 yang menjelaskan bahwa pembangunan desa
bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup
manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan,
pembangunan serta sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
(Lihat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa). Undang-Undang ini
menggunakan 2 pendekatan, yaitu ‘Desa Membangun’ dan ‘Membangun Desa’
yang diintegrasikan dalam perencanaan pembangunan desa.
Dalam Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa salah satu strategi
penting bagi rumah tangga desa yaitu dapat meningkatkan penghasilan, terlebih
pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas

warga desa, serta menanggulangi kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat desa. Menurut Retnowati (2016) ada tiga halyang ingin dicapai
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa itu sendiri,yakni ;
1.

Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasikannya.

2.

Mengembangkan sumber pendapatan desa dan perwujudan pembangunan
secara partisipatif.

3.

Mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola dengan
semangat kekeluargaan dan gotong royong.
Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktifitas manusia

(masyarakat dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga,

6
Universitas Sumatera Utara

masyarakat dan lingkungan di wilayah desa baik bersifat sosial, ekonomi, budaya,
politik, keamanan, ketertiban dan sebagainya, yang dilakukan secara terencana
dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa. Pembangunan desa
sesungguhnya merupakan upaya sadar dari masyarakat dan pemerintah baik
dengan menggunakan sumber daya yang bersumber dari desa, pemerintah,
maupun bantuan organisasi lain (Muhi, 2012).
Menurut Jayadinata (2006:3) ada empat upaya besar yang harus dilakukan
dalam pembangunan desa, yaitu :
1.

Memberdayakan ekonomi masyarakat desa yang memerlukan masukan
modal, bimbingan teknologi, dan pemasaran untuk memandirikan masyarakat
desa.

2.

Meningkatkan kualitas sumber daya penduduk pedesaan dengan peningkatan
pendidikan, kesehatan, dan gizi sehingga memperkuat produktivitas dan daya
saing.

3.

Membangun sarana prasarana pendukung pedesaan seperti jalan, jaringan
telekomunikasi dan penerangan, yang masih merupakan tanggung jawab
pemerintah. Keikutsertaan masyarakat desa setempat dalam gotong royong
harus diutamakan.

4.

Mengatur kelembagaan pedesaan, yaitu berbagai lembaga pemerintahan dan
kemasyarakatan desa. Pemerintahan Desa harus mampu menampung aspirasi
dan menggali potensi masyarakat.
Hadirnya Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa diharapkan

dapat meningkatkan gerak pembangunan desa di bidang sosial dan di bidang
ekonomi, dari desa yang terbelakang menuju desa yang maju. Gerak

7
Universitas Sumatera Utara

pembangunan desa di bidang ekonomi adalah upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa dan masyarakat desa menuju arah yang lebih baik. Pergerakan
pembangunan desa di bidang ekonomi ditandai dengan munculnya lembaga
keuangan resmi sebagai penggerak ekonomi masyarakat dan mata pencaharian
penduduk bukan hanya di sektor pertanian. Sedangkan gerak pembangunan desa
di bidang sosial adalah upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat agar
mencapai kehidupan yang sejahtera. Pergerakan pembangunan desa di bidang
sosial ditandai dengan meningkatnya kualitas sumber daya manusiayang ada di
desa, dan terorganisirnya kelembagaan desa.
Desa Sendang Rejo merupakan desa yang terletak di Kecamatan Binjai,
Kabupaten Langkat, yang terdiri dari 8 dusun dengan jumlah penduduk 7.173 jiwa
dan jumlah penduduk berdasarkan Kepala Keluarga (KK) berjumlah 1.435 KK.
Luas wilayah Desa Sendang Rejo sendiri yaitu 1,081 Ha. Sekitar ± 420 Ha
wilayah desa merupakan lahan pertanian masyarakat dan selebihnya merupakan
pemukiman penduduk. Dengan begitu Desa Sendang Rejo termasuk dalam
tipologi desa pertanian. Namun sebagian masyarakat desa banyak yang bermata
pencaharian sebagai peternak ayam, pengelolaan kayu, toko klontong, tukang
jahit, tukang cukur, service elektronik, tukang pijat, pengecer gas dan bahan bakar
minyak, usaha isi ulang air minum, notaris dan lain sebagainya.
Akses jalan menuju Desa Sendang Rejo juga sudah bagus, dimana jalan
utama sudah mulai diperbaiki dengan menggunakan beton, tidak lagi
menggunakan aspal karena daerah ini menjadi jalur lintas yang sering dilalui truk
pengangkut bahan material bangunan, dan lain sebagainya. Rumah-rumah

8
Universitas Sumatera Utara

penduduk juga sudah banyak yang berbentuk bangunan permanen, walaupun ada
juga beberapa rumah penduduk yang terbuat dari kayu.
Berdasarkan

hasilobservasi

yang

telah

dilakukan,

semenjak

diimplementasikannya Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa di Desa
Sendang Rejo, desa ini sudah melakukan beberapa peningkatan pembangunan di
bidang sosial dan di bidang ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan
BUMDesa di Desa Sendang Rejo yang berfungsi sebagai pemberian pinjaman
modal pada warga untuk pengembangan usaha. Pembangunan sarana prasarana
desayang telah dilakukan pemerintah bersama masyarakat desa seperti;
pengerasan jalan, lening parit, pemasangan ladeker, pemasangan paving blok,
yang dilakukan disetiap dusun dengan melibatkan warga desa yang bekerja
sebagai buruh bangunan dalam proses pembangunannya. Pemerintah desa juga
telah melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan yang berguna untuk peningkatan
skill individu dan peningkatan pengorganisasian kelembagaan yang ada di desa.
Berdasarkan prinsip dasar pengaturan Undang-Undang No 6 Tahun 2014
tentang Desa, pembangunan desa dilakukan berdasarkan perencanaan antara
pemerintah dan masyarakat dengan menggali potensi riil keinginan atau
kebutuhan masyarakat desa. Sehingga masyarakat desa diberi kesempatan dan
keleluasan untuk membuat perencanaan pembangunan atau merencanakan sendiri
apa yang mereka butuhkan, karena masyarakat desa dianggap lebih tahu apa yang
mereka butuhkan dan pemerintah hanya memfasilitasi pembangunan.

9
Universitas Sumatera Utara

1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, maka permasalahan yang
menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimana gerak
pembangunan desa di bidang sosial dan di bidang ekonomi pasca implementasi
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa di Desa Sendang Rejo Kec.
Binjai. Kab. Langkat ? ”

1.3.

Tujuan

Adapun tujuan penelitian dari rumusan masalah diatas yaitu untuk
mengetahui dan menganalisis sejauh mana gerak pembangunan desa dibidang
sosial dan dibidangekonomi desa pasca implementasi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa di Desa Sendang Rejo Kec.Binjai. Kab.Langkat.

1.4.

Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat peneliti dalam penelitian ini adalah :
1.4.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi,
pemahaman, serta dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan sosial dan ilmu pengetahuan tentang
perencanaan dan kebijakan publik. Serta dapat juga dijadikan sebagai refrensi
untuk melihat sejauh mana perkembangan Undang-Undangan No 6 Tahun 2014
tentang Desa dalam memajukan desa dan masyarakat desa.

10
Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Manfaat Praksis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
bermanfaat bagi Pemerintah Desa Sendang Rejo sebagai penyelenggara
pemerintahan desa dan Kabupaten Langkat agar saling bersinergi dalam
meningkatkan pembanguan desa, sesuai dengan isi Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa.

1.5.

Definisi Konsep

1.

Gerak Pembangunan Desa

Gerak pembangunan desa adalah suatu rangkaian gerak perubahan menuju
arah kemajuan secara terus menerus dan berkesinambungan yang diselenggarakan
oleh masyarakat beserta pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan
batin, materi dan spiritual berdasarkan pancasila yang berlangsung didesa. Selain
itu gerak pembangunan desa dapat dilihat dari seluruh rangkaian usaha yang
dilakukan dilingkungan desa, serta upaya memperkuat kesejahteraan masyarakat
dengan rencana yang dibuat atas dasar musyawarah dikalangan masyarakat desa,
dan berusaha menghilangkan atau mengurangi berbagai hambatan dalam
kehidupan sosial-ekonomi, seperti kurang pengetahuan dan keterampilan, kurang
kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbicara tentang gerak pembangunan desa ada dua aspek penting yang
menjadi objek pembangunan (Muhi, 2012), yaitu :

a)

Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu pembangunan yang objek
utamanya dalam aspek fisik (sarana dan prasarana) di pedesaan seperti

11
Universitas Sumatera Utara

jalan desa, bangunan rumah, pemukiman, jembatan bendungan, irigasi,
sarana ibadah, pendidikan (hardware berupa sarana dan prasarana
pendidikan dan software berupa segala bentuk pengaturan, kurikulum, dan
metode pembelajaran), keolahragaan dan sebagainya. Pembangunan dalam
aspek fisik ini disebut juga sebagai pembangunan desa.
b) Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani, yaitu pembangunan
yang objek utamanya aspek pengembangan dan peningkatan kemampuan,
skill dan memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan sebagai warga
negara, seperti pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha ekonomi,
kesehatan spiritual dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah untuk
membantu masyarakat yang masih tergolong marjinal agar dapat
melepaskan diri dari berbagai belenggu keterbelakangan sosial, ekonomi
dan sebagainya. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani ini
disebut juga sebagai Pemberdayaan Masyarakat Desa.

2.

PembangunanSosial

Menurut Midgley dalam Mulyadi (2015:9) pembangunan sosial adalah
suatu proses sosial yang terencana yang didesain untuk mengangkat kesejahteraan
penduduk secara menyeluruh dengan menggabungkannya dengan pembangunan
ekonomi. Sehingga dapat dilihat bahwa pembangunan sosial tidak akan terjadi
tanpa adanya pembangunan ekonomi, begitu pula sebaliknya pembangunan
ekonomi tidak berarti tanpa diiringi dengan peningkatan kesejahteraan sosial
secara menyeluruh. Sedangkan, menurut Suharto dalam Mulyadi (2015:10-11)
mengartikan pembangunan sosial sebagai pendekatan pembangunan yang

12
Universitas Sumatera Utara

bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan manusia secara paripurna, yakni
memenuhi kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan fisik sampai sosial.
Secara umum pembangunan sosial merupakan upaya peningkatan kualitas
kehidupan masyarakat yang dalam penelitian ini dapat dilihat dengan adanya
penguatan kapasitas individu melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan
kemampuan (skill) masyarakat perindividu. Serta peningkatan pengorganisasian
kelembagaan masyarakat desa dengan cara pemerintah desa memfasilitasi setiap
program yang dilakukan kelembagaan desa.

3.

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi merupakan upaya peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat desa dengan mengelola seluruh potensi ekonomi
masyarakat,

seperti membantu

meningkatkan

usaha masyarakat

dengan

menyediakan pemberian pinjaman modal dan pembinaan usaha pada masyarakat
agar usahanya dapat berkembang yang salah satunya dapat dilakukan melalui
Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) atau unit usaha lainnya yang ada di desa,
Serta melakukan pembangunan sarana dan prasarana yang menjadi salah satu hal
penting dalam meningkatkan aksesibilitas untuk menciptakan keterkaitan antar
wilayah dan memudahkan aktifitas masyarakat yang ada di desa untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

13
Universitas Sumatera Utara

4.

Pasca Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa

Pasca implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa
diberikan kewenangan penuh dalam pelaksanaan pembangunan, kewenangan ini
disebut otonomi desa karena desa mempunyai hak dan wewenang dalam
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri secara gotongroyong, kekeluargaan,
musyawarah, partisipasi, kesetaraan, pemberdayaan, dan keberlanjutan dalam
pelaksanaannya.

14
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI PEMERINTAHAN DESA LANDUNGSARI KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG ( Study Perencanaan Pembangunan Desa

2 30 29

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

0 4 17

IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SEBAGAI ACUAN KINERJA KEPALA DESA DALAM MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN DI DESA PUSUK KECAMATAN PARLILITAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

0 5 21

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DI DESA BANTANG KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI.

0 0 15

Undang - undang no 6 tahun 2014 Tentang Desa

0 0 71

Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

0 0 14

Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

0 0 4

Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

0 0 14

Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

0 0 2

Implementasi Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pembangunan Desa di Desa Sendang Rejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat

0 0 13