Analisis Sosiologis Kehidupan Mangaka Dalam Komik Bakuman Karya Takehsi Obata Dan Tsugumi Ohba

BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK DAN SOSIOLOGI SASTRA
2.1.

Pengertian dan Perkembangan Komik

2.1.1 Pengertian Komik
Komik adalah cerita bergambar yang terdiri dari teks atau narasi yang
berfungsi sebagai penjelasan dialog dan alur cerita. Komik juga merupakan salah satu
produk akhir dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituang
dalam gambar dan tanda, mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan
( www.pendidikannetwork.com ) .
Menurut Will Eisner (2004:44) dalam bukunya Graphic Storytelling, komik
adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan Scott McCloud
(2001:13) berpendapat komik didefinisikan sebagai gambar yang menyampaikan
informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Ada juga yang
menyebut komik sebagai cerita bergambar, gambar yang dinarasikan, kisah ilustrasi,
picto-fiksi dan lain-lain.
2.1.2. Sejarah Komik
Sejarah munculnya komik masih menjadi perdebatan. Menurut Scot McCloud
komik bisa jadi bermula dari tulisan hiroglyph Mesir, emaki Jepang atau manuskrip

kuno Amerika Tengah. Tapi, menurut Roger Sabin (www.centralkomik.com), komik
semestinya merupakan istilah untuk kisah bergambar yang dicetak. Meski demikian,

13
Universitas Sumatera Utara

pengertian ini rancu sebab film animasi juga kisah bergambar yang dibuat atau
dicetak dengan media tertentu.
Prancis dikenal sebagai pencetus ide-ide komik cemerlang, sejarah komik
bermula pada masa pra sejarah digua Lascaux, Prancis selatan, ditemukan torehan
berupa gambar gambar bison , jenis banteng atau kerbau Amerika. Cikal bakal komik
ini belum mengandung sandi yang membentuknya menjadi bahasa namun sudah
merupakan pesan sebagai upaya komunikasi non verbal paling kuno.
Menurut penelusuran Sabin, komik paling awal adalah komik cetak karya
Francis Barlow berjudul A True Narrative of the Horrid Hellish Popish Plot (1682)
dan The Punishments of Lemuel Gulliver oleh William Hogarth (1726). Tapi Eddie
Campbell menolak kesimpulan Sabin, sebab menurut Campbell karya dua penulis itu
mestinya digolongkan pada kartun. Sama halnya dengan komik karya Rowlandson
tahun 1782, yang membuat kartun bertema politik dan ditambah narasi. Karya para
kartunis itu lebih tepat disebut gambar yang dinarasikan.

Tahun 1884, komik karya Ally Sloper berjudul Half Holiday dipublikasikan.
Komik ini disebut sebagai komik strip majalah pertama. Berikutnya terbitlah
terobosan baru dunia perkomikan, yakni kemunculan komik berseri dengan tokoh
tetap tahun 1895. Dibuat oleh R.F Outcault, berjudul Hogan’s Alley. Komik ini
menjadi sangat populer sehingga meningkatkan penjualan koran yang memuatnya.
Hogan’s Alley menjadi penanda awal bangkitnya komik Amerika. Semangat
membuat komik menjalar dimana-mana. Para komikus menciptakan berbagai tokoh

14
Universitas Sumatera Utara

cerita yang kemudian jadi populer hingga ke seluruh dunia. Sebut saja Superman
yang muncul pertama kali dalam Action Comics#1 tahun 1938.
2.1.3. Sejarah Manga
Manga merupakan istilah untuk komik Jepang. Berbeda dengan komik
Amerika, manga biasanya dibaca dari kanan ke kiri, sesuai dengan arah tulisan kanji
Jepang.

Komik Jepang yang paling tua dan terkenal pertama kali ditemukan di gudang
Shoushouin di Nara yang memperlihatkan berbagai ekspresi wajah manusia dengan

mata yang keluar dan melorot dalam bentuk Fusaakumen. Karya yang lain disebut
Daidaron, menggambarkan mata orang yang terbelalak dan orang yang berjenggot.
Selain itu pada langit-langit di Kondoo (gedung utama) kuil Buddha Hooryuuji pada
abad ke-7 dan pada panggung bangunan Brahma dan Indra di kuil Thooshoodaiji
pada abad ke-8, dimana dalam gambar komik ini terdapat unsur-unsur religius dan
nilai-nilai tradisi. Sedangkan di gedung Phoenix kuil Byoodooin, tercatat arsitektur
zaman Heian (794-1185), yang pada saat itu ditemukan karikatur pengadilan rendah.

Namun ada juga yang menyebut manga pertama kali muncul abad 12 (pada
akhir zaman Heian) dimana manga generasi awal yang bertajuk “Choju Jinbutsu
Giga” karya biksu Toba Soojoo yang berisi berbagai gambar lucu hewan dan manusia.
Manga yang dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua persyaratan manga.
Sederhana, memilki cerita didalamnya, dan memilki gambar artistik.

15
Universitas Sumatera Utara

Pada pertengahan abad ke-12, terdapat gulungan surat bergambar yang
terkenal yang disebut Shigisan Engi Emaki, yang menggambarkan gerakan yang
dinamis. Dalam gambar tersebut terdapat sebuah adegan pendeta Buddha Myoren

menerbangkan gudang beras ke udara dan membawa gudang beras orang kaya ke
puncak gunung. Sedangkan pada adegan lainnya, karung-karung beras terbang keluar
dari gudang. Kemudian Bandainagon Ekotoba (akhir tahun 1100-an) memperlihatkan
gerbang utama dari sebuah kuil terkenal yang sedang terbakar dengan ekspresi wajah
dari sekitar seratus orang yang dikejutkan oleh api atau orang-oarang yang melarikan
diri. Hal ini membuat adegan ini menjadi hidup dan membuat kita merasa ada
diantara mereka. Kedua gambar ini termasuk kedalam kategori cerita bergambar
(emaki-mono).

Kemudian pada zaman Kamakura (1185-1333) seiring dengan perkembangan
agama Buddha, komik juga terlihat yaitu pada gulungan surat bergambar seperti
Jigooku Zooshi dalam bentuk adegan gambar neraka dan Gaki Zooshi dalam bentuk
adegan penderitaan, kedua surat bergambar ini memperlihatkan adegan yang
berhubungan dengan kematian. Pada zaman Muromachi (1333-1568) ada contoh
komik berbentuk cerita pendek yaitu Otogi Zooshi. Pada masa ini keberanian
berimajinasi, daya pikir dan selera humor yang tinggi sudah terlihat jelas.

Di zaman Edo (1603-1867), pertumbuhan kebudayaan popular memberikan
semangat baru dalam komik yang merebut daya tarik lebih besar dalam bentuk buku
cetakan blok kayu, seperti pada lukisan Ootsure-e yang dibuat dengan tekanan kuas

yang kasar, lukisan Toba-e dengan sindirannya terhadap manusia, dan lukisan paham
16
Universitas Sumatera Utara

Kuwagata Keisai (1764-1824) yang dikenal juga sebagai Kitao Masayoshi, serta
Yamaguchi Soken (1759-1818).

Sejarah komik Jepang seutuhnya berawal pada zaman Edo, ketika istilah
manga (komik Jepang) pertama kali digunakan oleh pelukis Ukiyo-e (grafis pahatan
kayu) yang terkenal yaitu Hokusai Katsushika. Ia memproduksi sebuah serial buku
bergambar yang diterbitkan dalam 15 jilid antara tahun 1814 dan 1878. Manga ini
berisi lebih dari 4000 ilustrasi. Cara Hokusai menggambarkan gerakan badan manusia,
dan pengamatan ilmiahnya tentang gerakan otot benar-benar terlihat alami dan nyata,
seperti dalam komik Suzume Odori-zu (Dancing Sparrow, Burung Pipit Sedang
Menari, Jilid 3). Yari No Keiko-zu (Spear Throwing Practice, Latihan Melempar,
Jilid 6), dan juga Bureiko-zu (Informal Party, Pesta Tidak Resmi, Jilid 8).

Pada zaman Showa (1926-1989) yang dikenal juga dengan abad manga anakanak, dimana saat itu, manga mulai berkembang pesat. Pada tahun 1989 dalam selang
waktu satu tahun telah diterbitkan sekitar 500 juta manga, 500 juta majalah manga
bulanan, dan 700 juta majalah mingguan manga. Dari prestasi yang dicapai ini

Jepang dapat dikatakan sebagai “Kerajaan Manga”, yang mulai bangkit dalam situasi
setelah melewati masa perang lewat manga anak-anak.

Sebelum dan selama Perang Dunia ke-II, para seniman lokal menggunakan
The Japan Punch sebagai media penerbitan yang juga merupakan majalah komik
dengan cerita humor yang dikelola oleh orang-orang Inggris yang tinggal di Jepang,

17
Universitas Sumatera Utara

meskipun awalnya The Japan Punch muncul sebagai sindiran politik pada saat itu
diawasi dengan ketat oleh pemerintah Jepang.

Berkembangnya tekhnologi produksi manga pada pada pasca Perang Dunia
ke-II tidak lepas dari peran serta komikus berbakat Osamu Tezuka (1928-1989).
Tezuka mengubah wajah dunia manga pasca Perang Dunia ke-II secara radikal. Ia
menggunakan gaya narasi yang unik dengan komposisi cerita menyerupai novel yang
disebut dengan Story Manga (komik naratif) dengan alur cerita yang naik turun saat
menuju klimaks cerita serta menggunakan tekhnik-tekhnik seperti pada pembuatan
film, dengan sudut pengambilan gambar yang dinamis dengan penggalan- penggalan

gambar yang tidak beraturan, yang sengaja didesain untuk menggambarkan urutan
gerakan dan membangun ketegangan, bunyi pun diungkapkan dengan huruf sebagai
penggambaran aktifitas bisu dan emosi. Tezuka juga memperkenalkan sistem
produksi manga yang baru, yaitu cara mempercepat produksi serta menjamin
kelangsungan usaha manga. Selain itu diperkenalkan tekhnik sinematik kedalam
komik tradisional. Selama tahun 1960-an, seiring dengan meningkatnya pendapatan
ekonomi Jepang, perusahaan penerbitan komik menyadari bahwa pasar untuk buku
komik dan majalah komik telah berkembang dan jumlah komikpun meningkat.

Pada tahun 1963, Tezuka membuat animasi televisi untuk pertama kalinya
dan menjual karakter animasi tersebut untuk menutupi biaya produksi. Karyakaryanya yang sukses besar diluar negeri antara lain yaitu “Mighty Atom” (Astro Boy)
dan “Jungle Emperor”. Tezuka juga memproduksi kartun versinya sendiri yang
bejudul “Faust”, dan Destovyeki’s Crime and Punishmen” yaitu menceritakan tentang
18
Universitas Sumatera Utara

kehidupan Buddha serta drama mengenai samurai. Kemudian karya Tezuka tersebut
dibuat dalam lembaran komik yang sangat dihargai sebagai suatu karya seni.
Populernya karya-karya Tezuka memacu munculnya banyak serial animasi yang
berdurasi 30 menit, yang kebanyakan didasarkan pada serial yang diterbitkan

majalah-majalah komik. Sejumlah film animasi telah diterjemahkan ke dalam
berbagai Negara. Tezuka telah meletakkan pondasi bagi industri manga di Jepang
pasca Perang Dunia ke –II dan merombak tradisi manga lama. Ia meninggal pada
tahun 1989, dan untuk mengenang jasanya didirikanlah Museum Manga pada tahun
1994 di Tajarazuka.

2.1.4. Perkembangan Manga di Jepang
Industri manga di Jepang mulai berkembang pesat sejak tahun 1963. Ketika
itu, masyarakat Jepang sudah mampu memenuhi kebutuhannya akan hiburan,
termasuk membeli televisi. Dengan adanya televisi mendorong para penerbit dan
produser film memperbaiki industri manga lebih baik lagi dengan sasaran untuk
dapat diproduksi sebagai program televisi.
Majalah komik dicetak massal dan dijual di berbagai tempat dengan harga
murah. Karena itu, angka penjualan manga mencapai angka yang cukup besar.
Sepuluh majalah manga mingguan terlaris terjual sekitar satu juta eksemplar. Pada
tahun 1992, penjualan manga mencapai sekitar 540 miliar yen atau sekitar 23% dari
penjualan buku di Jepang.

19
Universitas Sumatera Utara


Manga mempunyai posisi yang sangat tinggi dalam industri penerbitan di
Jepang, karena hampir 1/4% hasil penjualan buku merupakan komik dengan angka
penjualan setiap tahunnya terus meningkat, belum termasuk penjualannya di luar
negeri yang juga laris di pasaran. Meningkatnya angka penjualan manga baik di
Jepang maupun luar negeri membuat industri manga di Jepang memiliki kedudukan
yang sangat kuat.
2.2.

Studi Sosiologi Sastra dan Semiotik

2.2.1 Sosiologi Dalam Kajian Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari
kata socius, berarti masyarakat dan logos, berarti ilmu. Jadi secara sederhana
sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari keseluruhan jaringan hubungan
antar manusia dalam masyarakat.
Soerjono Soekanto (2009:18) menyebutkan beberapa hakikat sosiologi antara
lain bahwa sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini dan bukan
mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi adalah ilmu sosial yang kategoris,
murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris,

serta bersifat umum.
Sama dengan ilmu sosial lainnya, objek sosiologi adalah masyarakat yang
dilihat dari interaksi antar manusia. Interaksi masyarakat ini merupakan hubungan
sosial yang dinamis. Adapun syarat terjadinya interaksi sosial menurut Soekanto
( 2009:62 ) adalah:

20
Universitas Sumatera Utara

1. Adanya kontak sosial, yang dapat terjadi antar individu, individu dengan
kelompok, dan antar kelompok baik itu bersifat langsung maupun tidak langsung.
2. Adanya komunikasi, yaitu sesorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan, bahkan
pertentangan. Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin
penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, dan ini
berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenuhnya. Keempat bentuk pokok
pokok dari interaksi sosial tersebut tidak merupakan suatu hal yang kontinitas. Bisa

saja interaksi itu dimulai dari kerja sama menjadi persaingan, persaingan menjadi
pertikaian dan mendapat penyelesaian, persaingan menjadi kerja sama, dan
sebagainya. ( Soekanto, 2009:64 )
Sastra sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu kata sas, berarti
mengarahkan dan tra, berarti alat atau sarana. Sastra berarti sarana untuk mengajar.
Berbeda dengan sosiologi yang kategoris dan empiris, karya sastra lebih bersifat
evaluatif, subjektif, dan imajinatif.
Menurut Darma dalam Siswanto ( 2008:67 ) sastra adalah pengungkapan
masalah hidup, filsafat dan ilmu jiwa. Sastra adalah kekayaan rohani yang dapat
memperkaya rohani. Sastrawan dapat dikatakan sebagai ahli ilmu jiwa dan filsafat

21
Universitas Sumatera Utara

yang mengungkapkan masalah hidup, kejiwaan, dan filsafat, bukan dengan cara
teknis akademis melainkan melalui tulisan sastra.
Karya sastra mencoba mengungkapkan perilak manusia dalam suatu
komunitas yang dianggap bermanfaat bagi penulis, pembaca dan kehidupan manusia
pada umumnya. Oleh karena itu, wujud penyampaiannya bukan hanya pada
penampilan tokoh secara fisik, namun juga sikap dan perilaku, serta kejadiankejadian yang timbul di sekitarnya.
Semi dalam Siswanto ( 2008:67 ) mengatakan selain sebagai sebuah karya
seni yang memiliki budi, imajinasi dan emosi, sastra juga sebagai karya kreatif yang
dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual dan diharapkan dapat memberi kepuasan
estetik dan intelektual bagi pembaca. Namun, sering karya sastra tidak mampu
dinikmati dan dipahami sepenuhnya oleh sebagian pembaca. Oleh karena itu perlu
adanya penelaah dan peneliti sastra.
Sosiologi

sastra

adalah

penelitian

terhadap

karya

sastra

dengan

mempertimbangkan keterlibatan struktur sosialnya. Jadi, penelitian sosiologi sastra
dilakukan dengan cara mendeskripsikan, memahami, dan menjelaskan unsur-unsur
karya sastra dalam kaitannya dengan perubahan struktur sosial yang terjadi di
sekitarnya ( Ratna, 2003:25 ).
Pemahaman aspek-aspek sosial dalam sosilogi sastra, di satu pihak mencoba
untuk menjelaskan bahwa setiap rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan. Karya

22
Universitas Sumatera Utara

sastra memang mengandung unsur imajinatif, tetapi imajinasi tersebut berasal dari
inspirasi empiris.
Memmi dalam Segers ( 2000:70 ) mengemukakan bahwa dalam sosiologi
sastra mempunyai tiga kemungkinan penelitian yaitu yang menitikberatkan penelitian
pada pengarang, teks sastra dan masyarakat pembaca. Penitikberatan pada pengarang
mengarahkan pada penyelidikan pada status ekonomi dan status sosial penulis, kelas
sosial dan generasi sastra penulis itu. Yang menitikberatkan pada teks, penyelidikan
dapat dibuat dalam sosiologi genre, bentuk, tema, karakter dan gaya. Yang
menitikberatkan pada masyarakat pembaca, mengarahkan alasan-alasan mengapa
sebuah karya sastra laris dan diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Dalam hal ini
penulis menitikberatkan pada teks sastra.
Dengan adanya sosiologi sastra, sumber-sumber yang dijadikan acuan untuk
mencari keterkaitan permasalahan dalam karya sastra lebih mudah diperoleh. Jadi,
masyarakat mendapatkan pelajaran dari karya sastra, dan karya sastra merupakan
hasil inspirasi dari kehidupan masyarakat.
2.2.2. Semiotik Dalam Kajian Sastra
Bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa
mewakili suatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai suatu sistem tanda
dalam teks kesuastraan, tidak hanya mengarah pada sistem (tatanan) makna tingkat
pertama, melainkan terlebih pada sistem makna tingkat kedua (Culler dalam
Nurgiyantoro 1998:39 ).

23
Universitas Sumatera Utara

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Menurut
Pierce dalam Nurgiyantoro ( 1998:12 ) tanda adalah sesuatu yang dapat mewakili
sesuatu yang lain dalam batas-batas tertentu. Tanda memungkinkan kita berfikir,
berhubunga dengan orang lain dan memberikan makna apa yang ditampilkan oleh
alam semesta. Sedangkan menurut Nurgiyantoro ( 1998:40 ) tanda adalah sesuatu
yang mewakili sesuatu yang lain yang berupa pengalaman, fikiran, perasaan, gagasan,
dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda sebenarnya bukan hanya bahasa saja,
melainkan berbagai hal yang melingkupi kehidupan ini. Walau harus diakui bahwa
bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap dan sempurna. Tanda itu dapat
berupa gerakan anggota badan, gerakan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera,
bentuk rumah, pakaian, karya seni, dan lain-lain yang berada di sekitar kehidupan kita.
Pierce dalam Nurgiyantoro ( 1998:42 ) membedakan hubungan antara tanda
dengan acuannya kedalam tiga jenis hubungan, yaitu:
1. Ikon : Jika ia berupa hubungan kemiripan
2. Indeks : Jika ia berupa hubungan kedekatan eksistensi
3. Simbol : Jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara konvensi
Abrams dalam Nurgiyantoro ( 1998:42 ) mengemukakan tanda yang berupa
ikon misalnya foto, peta geografis, penyebutan atau penempatan di bagian awal atau
depan (sebagai tanda sesuatu yang dipentingkan). Tanda yang berupa indeks misalnya,
asap hitam tebal membumbung menandai kebakaran, wajah yang muram menandai
hati yang sedih, sudah berkali-kali ditegur namun tak mau gentian menegur

24
Universitas Sumatera Utara

menandakan sifat sombong, dan sebagainya. Tanda yang berupa symbol mencakup
berbagai hal yang telah menkonvensi di masyarakat. Antara tanda dengan objek tak
memiliki hubungan kemiripan ataupun kedekatan, melainkan terbentuk karena
kesepakatan. Misalnya, berbagai gerakan ( anggota ) badan menandakan maksudmaksud tertentu, warna tertentu ( misalnya putih, hitam, merah, kuning, hijau )
menandai sesuatu yang tertentu pula, dan bahasa. Bahasa merupakan simbol
terlengkap dan terpenting karena amat berfungsi sebagai sarana untuk berfikir an
berasa.
Dalam bahasa, tanda yang sering digunakan adalah simbol. Dengan demikian,
uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol-simbol kemudian coba
dijelaskan apa fungsi dan maknanya. Dalam hal ini, kajian semiotik akan
dipergunakan oleh penulis untuk dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam
teks-teks dan gambar dalam komik Bakuman.
2.3.

Penokohan Komik Bakuman

2.3.1. Tokoh-tokoh Utama
Tokoh utama dalam komik ini adalah :
1. Mashiro Moritaka : Ia adalah tokoh utama dalam komik ini, Ia menekuni jejak
manga dan ingin lebih sukses dari pamannya. Bersama dengan Takagi dia
berkolaborasi membuat manga dan membentuk nama pena yang disingkat menjadi
Ashirogi Muto. Dalam perjalanan karinya Ia sempat beberapa kali mengalami

25
Universitas Sumatera Utara

musibah seperti jatuh sakit ketika sedang berada di tengah popularitas, namun hal
itu tidak menghentikan mimpinya untuk menjadi seorang pembuat manga populer.
2. Takagi Akito : Salah satu teman dekat Mashiro. Tubuhnya kurus, berkacamata dan
memiliki otak yang cerdas. Dia menemukan bakat utama Mashiro dan
mengajaknya untuk bergabung menjadi pengarang manga. Takagi adalah penulis
dan Ia menulis cerita keseluruhan dalam setiap manga yang mereka buat. Karena
kecerdasan dan idenya, Ia juga sering diminta bantuan oleh mangaka lain dalam
membuat manga. Dia juga merupakan suami dari Kaya Miyoshi.
3. Azuki Miho : Ia adalah pacar sekaligus calon istri dari Mashiro dan merupakan
anak dari wanita yang dicintai pamannya Mashiro. Sifatnya pemalu dan dominan
feminism. Cita-citanya untuk menjadi seiyuu terkenal telah tertanam sejak kecil.
Sejak berjanji dengan Mashiro, Ia mulai serius dengan imiannya dan memulai
jalan dengan mengikuti berbagai audisi. Pernah suatu hari Ia diminta untuk
berpose dengan bikini untuk sebuah majalah, tetapi Ia menolaknya begitu juga
Mashiro.
4. Miyoshi Kaya : Sahabat dekat Azuki dan suami dari Takagi. Sifatnya ceria dan
penghangat suasana, tetapi moodnya mudah berubah. Rasa cintanya terhadap
Takagi sangat kuat sehingga Ia selalu mudah cemburu dengan siapapun yan
berurusan dengan suaminya. Dia juga pernah menjadi penulis novel romantika,
namun novel itu seterusnya ditulis oleh Takagi.

26
Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Tokoh-tokoh Tambahan
1. Nizuma Eiji : Rival dari Moritaka dan Takagi,walaupun dibilang rival terkadang
mereka memiliki hubungan yang menarik. Eiji merupakan salah satu mangaka
terkenal di komik ini. Karya-karyanya selalu menjadi nomor satu dan bahkan
sudah ada karyanya yang dijadikan atau diangkat menjadi film dan anime.
2. Fukuda Shinta : merupakan teman seperjuangan Mashiro dan Takagi sebagai
mangaka.Dia dikenal sebagai pribadi yang keras dan urakan. Walaupun Ia
merupakan sahabat dari Mashiro dan Takagi tapi Fukuda juga merupakan salah
satu rival kuat bagi mereka.
3. Aoki Ko : seorang gadis cantik yang juga merupakan seorang mangaka. Karyakarya yang dihasilkan olehnya biasanya bertema cinta dan terkesan lembut.
Beberapa kali karyanya berhasil mengalahkan karya Mashiro dan Takagi. Di
dalam komik ini Aoki memiliki asisten yang sangat mencintainya yaitu Nakai.
4. Nakai Takuro : pejaka tua yang sangat ingin menjadi mangaka dan karyanya ingin
diterbitkan. Tetapi kenyataannya dia hanya berprofesi sebagai asisten. Dia dikenal
dengan keditailannya dalam menggambar sesuatu. Di komik ini Nakai yang
merupakan asisten dari Aoki, ternyata menyukai Aoki walaupun pada akhirnya
Aoki tidak mau menerima cintanya.
5. Kazuya Hiramaru : Ia merupakan mangaka yang terkenal malas dan bodoh.
Beberapa kali dia sering ditipu oleh asistennya sendiri agar dia tetap mau membuat
manga. Tetapi dibalik kemalasannya, hasil karya dari Hiramaru sangatlah bagus.

27
Universitas Sumatera Utara

Karyanya bahkan bersaing dengan salah satu mangaka jenius lainnya yaitu Eiji.
Hiramaru juga menyukai Aoki.
5. Akira Hattori : Ia merupakan editor dari Mashiro dan Takagi. Hattori dikenal
sebagai pribadi yang ramah. Ia sering membantu dan merupakan orang yang
berperan penting membuat Mashiro dan Takagi menjadi seorang mangaka.Ia
sempat berhenti bekerja sebagai editor Mashiro dan Takagi karena kepala editor
menggantikannya dengan editor lain. Meskipun begitu Hattori tetap memantau dan
membantu Mashiro dan Takagi.
6. Sasaki Hisashi : Sasaki merupakan kepala editor di Weekly Shonen Jump. Ia
merupakan karaktek paling disegani. Beberapa keputusan penting di kantor
merupakan keputusan yang harus disetujui olehnya. Seperti keputusan untuk
merekrut mangaka baru untuk bergabung. Beberapa kali Sasaki berselisih faham
dengan Mashiro dan Takagi, tapi walau begitu ia tetap mendukung mereka sebagai
mangaka muda yang berbakat.
7. Miura Gorou : Ia adalah editor pengganti Hattori. Ia memiliki jiwa yang periang.
Namun ia sempat hampir putus hubungan atau dipecat menjadi editor Mashiro dan
Takagi karena karya mereka yang dinilai kurang baik. Miura dinilai gagal
membimbing mereka. Namun akhirnya berkat bantuan Hattori ia kembali percaya
diri dan berhasil membawa karya Mashiro dan Takagi kembali membaik.

28
Universitas Sumatera Utara

8.Mashiro Fumi : Fumi adalah kakek dari Mashiro Moritaka. Ia adalah orang yang
mendukung Mashiro menjadi seorang mangaka walaupun anak dari Fumi yaitu
paman Mashiro sendiri meninggal saat menjadi seorang mangaka.
9.Mashiro Nobuhiro : adalah paman dari Mashiro. Karyanya sangat terkenal di
zamannya. Namun perjuangannya menjadi mangaka tidaklah mudah. Ia beberapa
kali ditolak dan harus menghabiskan banyak waktu untuk membuat manga.
Hingga akhirnya karena kelelahan Nobuhiropun tewas. Tewasnya Nobuhiro
menjadi trauma bagi keluarga Mashiro sehingga mereka melarang Mashiro
menjadi seorang mangaka pada awalnya.
10.Iwase Aiko : Iwase adalah saingan Takagi di sekolah dalam perebutan peringkat
siswa terbaik di sekolah. Iwase menganggap Takagi selalu sebagai rival utamanya
karena ia selalu dikalahkan oleh Takagi di sekolah. Hingga saat Takagi
memutuskan untuk membuat manga Iwase pun mengkikuti jejaknya. Ia tetap ingin
bersaing dengan Takagi. Selain itu secara diam-diam ternyata Iwase menyimpan
perasaan kepada Takagi.
2.4.

Setting Komik Bakuman
Setting atau latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana

terjadinya peristiwa-peristiwa didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar lainnya
adalah unsur intrinsik pada karya sastra yang meliputi ruang, waktu serta suasana
yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra. ( www.pengertianku.net )

29
Universitas Sumatera Utara

2.4.1. Setting Tempat
Latar tempat adalah tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau
peristiwa dalam cerita. Tempat yang digunakan mungkin berupa tempat-tempat
dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin juga lokasi tertentu tanpa nama jelas.
Dalam komik Bakuman mengambil latar tempat di kota Tokyo, Jepang.
2.4.2. Setting Waktu
Setting waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah kapan kejadian
tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya, atau
dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Oleh sebab itu dalam kaitannya sebagai
latar waktu maka dalam komik Bakuman karya Takeshi Obata dan Tsugumi Ohba ini
mereka mengambil setting pada abad 21 atau jaman sekarang ini.
2.4.3. Setting Sosial
Setting sosial menyangkut status sosial seorang tokoh, penggambaran keadaan
masyarakat, adat-isdiadat dan cara hidup didalam suatu karya sastra. Dalam komik
Bakuman ini tokoh berperan sebagai seorang mangaka. Mangaka didalam masyarakat
Jepang merupakan suatu pekerjaan atau profesi yang cukup diminati. Mangaka
merupakan seniman yang dianggap setara dengan artis-artis terkenal karena mereka
mampu menghasilkan suatu karya yang diminati masyarakat. Penghasilan mangaka
pun cukup tinggi sehingga mereka bisa dibilang sebagai masyarakat kelas atas atau
orang kaya. Namun kehidupan mangaka sangat berbeda dengan profesi lainnya.

30
Universitas Sumatera Utara

Kehidupan mangaka di Jepang sangat sibuk karena hampir setiap mangaka selalu
mengerjakan manga mereka dalam waktu yang sangat singkat. Sehingga mangaka
hampir tidak ada waktu buat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
2.5.

Kehidupan Mangaka di Jepang
Mangaka (漫画家) adalah kata bahasa Jepang untuk komikus atau kartunis.

Di luar Jepang, manga biasanya mengacu pada sebuah buku komik Jepang dan
mangaka mengacu pada penulis atau pengarang manga. ( id.wikipedia.org/Manga)
Mangaka atau bisa disebut penggambar komik/komikus, tentu harus memiliki
keahlian dalam bidang menggambar atau mengarang. Ia harus terus mengasah
kreatifitas bila ingin memiliki ide cemerlang untuk cerita berikutnya. Mangaka yang
ceritanya ingin diterbitkan, naskahnya harus diterima oleh Editor dalam suatu
perusahaan penerbitan. Sering kali Mangaka telah membuat naskah berlembar-lembar,
namun ditolak oleh Editor. Hal seperti ini adalah hal yang sangat sering terjadi dan
tidak membuat mereka patah semangat. Mereka terus mencari ide cerita yang
menarik dan memiliki nilai jual agar dapat diterima oleh Editor.

Apabila naskahnya telah diterima oleh Editor, maka Mangaka tersebut telah
menjadi tanggung jawab Editor itu. Diterbitkanlah naskahnya di majalah
mingguan/bulanan seperti Shonen Jump. Lalu selama beberapa bulan dilihat
ratingnya atau balasan dari para pembaca. Bila balasan dari pembaca tinggi, berarti
naskahnya diminati dan Mangaka harus terus menggambar episode berikutnya dan
harus mengumpulkan naskahnya sesuai deadline. Mangaka yang mulai diminati pasti

31
Universitas Sumatera Utara

terus didorong oleh editornya untuk membuat episode lagi karena Editor mendapat
‘bagian’ dalam kerja keras si Mangaka, royalti. Bahkan karena terlalu ketatnya
jadwal deadline, Editor bisa sampai menginap di rumah si mangaka untuk menjaga
mangaka tetap menghasilkan karya. Dan karena terlalu sibuk menggambar, biasanya
mangaka tidak ada waktu untuk mengurus diri sehingga Editorlah yang mengurusi
pakaian hingga makanan mangaka. Bila mangaka kehabisan ide, Editor juga yang
kadang memberikan idea tau inspirasi agar mangaka bisa membuat karya lagi.

Kemudian bila karyanya sudah mulai terkenal, barulah naskah dikumpulkan
dan dijadikan komik. Ketika karyanya mulai terkenal semakin sibuklah si mangaka
dan ia tidak bisa bekerja sendirian sehingga ia membutuhkan asisten. Kadang si
mangaka hanya menggambar sket kasar, lalu ada asisten yang menebalkan, asisten
yang menghapus, dan sebagainya. Bahkan kadang, mangaka yang sudah terkenal bisa
kehilangan kehidupan sosialnya, sehingga teman yang ia punya hanya Editor, dan
asisten-asistennya. Bila ia sudah merasa klop dengan asistennya, ia bisa saja membuat
grup/tim dan membagi penghasilan dengan asistennya.
Menjadi mangaka memang memiliki banyak resiko, seperti: Jika deadline
telah didepan mata, bahkan untuk mandi saja tidak sempat. Dalam 24 jam, hanya
istirahat kira-kira 6 jam bahkan kurang tidur, sisanya untuk menggambar manga.
Makanan yang sering dikonsumsi adalah makanan cepat saji, mie instan atau makan
delivery.
Dibalik sibuk dan susahnya kehidupan seorang mangaka tentunya mereka
mendapat imbalan atau gaji yang setimpal. Gaji seorang mangaka tidak hanya dari

32
Universitas Sumatera Utara

royalty. Sebelum terkenal, seorang mangaka mendapat gaji dari karya yang berhasil
diterbitkan dan dihitung perhalaman. Namun biasanya seorang mangaka hanya
menerbitkan 10-20 halaman sekali terbit perminggunya. Harga bayaran untuk
perhalaman antara 7.000 sampai 20.000 yen. Jika dihitung perbulannya, seorang
mangaka bisa mendapat gaji hampir 56.000 yen atau setara dengan 44.000.000 rupiah.
Tapi gaji sebesar itu tidak dipakai untuk kebutuhan hidup mangaka saja. Seorang
mangaka biasanya menggunakan gaji itu untuk membayar asisten, membeli
perlengkapan gambar, membayar sewa studio, membayar pajak, dan sisanya barulah
dipakai untuk kebutuhan hidup mangaka itu sendiri.
Berikut adalah data yang mencatat penghasilan pertahun beberapa mangaka
terkenal di Jepang ( dalam dolar Amerika ) :
1. Akira Toriyama ( Dragon Ball ) , 17,9 juta dolar
2. Kazuki Takahashi ( Yu-Gi-Oh ) , 6,2 juta dolar
3. Fujiko F. Fujio ( Doraemon ) , 5,5 juta dolar
4. Hiromu Arakawa ( Fullmetal Alchemist ) , 5,4 juta dolar
5. Masashi Kishimoto ( Naruto ) , 4,5 juta dolar
6. Takehsi Konomi ( The Prince of Tennis ) , 4,2 juta dolar
7. Eiichiro Oda ( One Piece ) , 4 juta dolar
( www.japanesestation.com )

33
Universitas Sumatera Utara

2.5.1 Kehidupan Akira Toriyama
Akira Toriyama adalah salah seorang mangaka legendaris di Jepang dan
bahkan dunia. Ia banyak menghasilkan karya-karya hebat, di antaranya “Dragon
Ball”, “Fox Tale”, dan “Blue Dragon”. Selain membuat manga dia juga bekerja
sebagai desainer karakter untuk beberapa permainan terkenal seperi “Dragon Quest”.
Toriyama dianggap sebagai salah seorang artis yang telah mengubah sejarah manga
karena karyanya yang sangat terkenal dan berpengaruh pada mangaka lainnya.
1. Kehidupan Di Keluarga
Akira Toriyama memiliki keluarga yang baik. Kedua orang tuanya sejak awal
mendukungnya untuk menjadi seorang mangaka, meskipun Toriyama mengakui pada
awalnya dia tidak terlalu tertarik pada manga dan hanya berkata dia menikmatinya
sampai dia berusia sekitar 11 tahun setelah ketertarikannya berpindah pada film.
Toriyama sangat bahagia memiliki keluarga yang baik. Istrinya Nachi Mikami juga
merupakan seorang mangaka dan sangat mendukung Toriyama. Mereka menikah
pada tahun 1982 dan memiliki dua orang anak. Akira Toriyama sering sekali
begadang untuk menyelesaikan karyanya dan kadang mengeluh kepada istrinya
karena tidak memiliki waktu bebas. Setelah menikah dan menerbitkan banyak manga
terkenal, Toriyama memutuskan tinggal dan hidup di daerah pedesaan. Dirinya
mengaku jika tinggal di desa, Ia akan merasa lebih tenang karena dapat mengabdikan
dirinya pada karya dan keluarganya dibandingkan di kota besar.

34
Universitas Sumatera Utara

2. Kehidupan Di Masyarakat
Setelah pindah ke daerah pedesaan, Toriyama mendedikasikan dirinya secara
langsung di masyarakat. Pada tahun 2009 Toriyama menggambar manga berjudul
“Delicious Island’s Mr.U” yang merupakan proyek sosial desa yang mengajarkan
pentingnya pertanian dan alam pada anak-anak. Awalnya Toriyama diminta untuk
menggambar ilustrasi untuk pamflet, tapi Toriyama menyukai proyek ini dan
memutuskan untuk mengembangkannya menjadi sebuah cerita. Selain itu di tahun
2010, Toriyama membuat manga dan sebuah video yang berupaya meningkatkan
kesadaran dan dukungan untuk orang-orang yang dilanda musibah gempa bumi dan
tsunami.
2.5.2 Kehidupan Eiichiro Oda
Eiichiro Oda merupakan salah seorang mangaka terkenal di Jepang. Manga
buatannya yaitu “One Piece” sangat terkenal tidak hanya di Jepang bahkan di dunia.
“One Piece” sudah diangkat menjadi anime dan beberapa film. Oda dikenal sebagai
seorang mangaka yang mendedikasian banyak waktunya untuk manga.
1. Kehidupan Di Keluarga
Pada tahun 2004 Oda menikahi Chiaki Inaba yang merupakan seorang
cosplayer. Pada tahun 2006, dia dan istrinya memiliki seorang anak perempuan.
Setelah menikah, Oda tinggal di studio tempat dia bekerja sementara keluarganya
tinggal di rumah. Hal ini dikarenakan Oda tidak memiliki waktu yang banyak untuk

35
Universitas Sumatera Utara

hal lain selain manga. Oda bangun jam 5 pagi lalu bekerja sampai jam 2 pagi dan
tidur dari jam 2 pagi sampai jam 5 pagi. Ia bekerja selama 6 hari dalam seminggunya.
Dengan kata lain, Oda bekerja 21 jam perharinya. Selain itu Oda juga memilih untuk
mengurangi bekerja dengan asisten yang membuat dia semakin sibuk. Karena tidak
memiliki waktu yang banyak, maka setiap harinya keluarganya mengunjunginya ke
tempat dia bekerja. Hal ini dilakukan agar Oda tetap memiliki waktu untuk
berkomunikasi dengan keluarganya meskipun dia tidak memiliki waktu yang banyak.
2. Kehidupan Di Masyarakat
Oda dikenal sebagai mangaka yang sangat sibuk. Bahkan dia pernah
menggambar manga saat Ia dirawat di rumah sakit. Karena tidak memiliki waktu
yang banyak, maka Oda jarang sekali berkomunikasi dengan masyarakat disekitarnya.
Selain dengan keluarganya, Oda hanya bersosialisasi dengan mangaka lain. Salah
satunya adalah Masashi Kishimoto. Kishimoto adalah teman baik dari Oda. Mereka
berdua memiliki profesi yang sama yaitu sebagai seorang mangaka. Hal ini membuat
mereka sering bertemu dan beromunikasi. Selain itu Kishimoto juga mengidolakan
Oda sebagai seorang mangaka senior. Kishimoto sering berkunjung ke rumah Oda
dan mendiskusikan soal manga.
2.6.

Biografi Pengarang

2.6.1. Biografi Takeshi Obata
Takeshi Obata lahir di prefektur Niigata, Jepang 11 Februari 1969. Ia adalah
seorang mangaka Jepang. Pria kelahiran tahun 1969 ini memulai karirnya
sebagai mangaka sejak umur 17 tahun, pada saat duduk di bangku SMA. Dia berhasil

36
Universitas Sumatera Utara

memenangkan Tezuka Award ke 30 melalui karyanya 500 Kounen no Shinwa. Meski
masih berumur 17 tahun, editornya mengatakan bahwa gambarnya sudah sangat
bagus. Semua hadiah uangnya dihabiskan bersama teman-teman sekelasnya.
Serial manga pertamanya yang rilis di Shonen Jump adalah Cyborg Jii-chan G yang
merupakan manga gag. Pada saat debut, Obata menggunakan nama Shigeru Hijikata.
Tetapi sejak Arabian Majin Boukentan Lamp Lamp yang rilis pada tahun 1991, dia
mengganti namanya menjadi Takeshi Obata.

Nama Obata baru mulai terkenal pada tahun 1998, tepatnya pada ketika
mengerjakan serial Hikaru no Go bersama Yumi Hotta. Setelah Hikaru no Go tamat
di tahun 2003, Obata berkolaborasi dengan Tsugumi Ohba untuk Death Note. Manga
ini membuat kedua mangaka ini menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Setelah itu,
mereka berdua mengarang Bakuman yang dirilis pada tahun 2008. Ketiga manga ini
mendapatkan adaptasi serial anime. Bahkan, Death Note dan Bakuman mendapatkan
adaptasi film live-action.

Obata terkenal bisa menggambar dengan sangat cepat. Di tengah
kesibukannya mengerjakan serial manga yang terbit secara mingguan, Obata masih
sempat untuk menggambar berbagai ilustrasi untuk karya lainnya. Contohnya adalah
di tengah kesibukan mengerjakan Bakuman, Obata masih sempat mendesain semua
karakter dalam game fighting Castlevania: Judgment yang rilis di Wii pada tahun
2009.

37
Universitas Sumatera Utara

2.6.2. Biografi Tsugumi Ohba

Tsugumi Ohba lahir di Tokyo, adalah seorang mangaka yang sangat misterius.
Nama asli, jenis kelamin, dan tanggal lahirnya tidak diketahui. Semua benar-benar
rahasia dan dijaga ketat. Dia memulai karirnya pada tahun 2003 melalui Death Note,
padahal dia belum memiliki prestasi apa-apa. Tetapi ternyata Death Note sangat
sukses. Awalnya adalah manga one-shot, manga tersebut langsung menjadi serial.
Ohba dikatakan adalah orang yang gila akan kebersihan. Dalam waktu sehari, dia bisa
bersih-bersih hingga tiga kali. Dia mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bekerja kalau
ruangannya kotor.

Jati diri Ohba sejak awal sudah penuh misteri. Shueisha mengatakan bahwa
Ohba adalah mangaka baru. Ohba membawa name-nya ke Shueisha, dan oleh editor
yang menerimanya langsung menunjuk Obata untuk melanjutkan name-nya. Name
tersebut akhirnya menjadi Death Note. Karena sosoknya yang misterius ini, banyak
rumor yang beredar mengenai Ohba, salah satunya ada yang mengatakan bahwa dia
sebenarnya adalah novelis yang veteran. Selain itu ada juga rumor yang mengatakan
bahwa Tsugumi Ohba adalah nama pena dari Hiroshi Gamou, mangaka yang sering
membuat serial manga gag, contohnya adalah Tottemo! Luckyman.

38
Universitas Sumatera Utara