Convention Hall Kwala Bekala (Arsitektur Ikonik Tepi Air)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kwala Bekala pada awalnya merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang.

Kemudian, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973
tentang Perluasan Daerah Kotamadya Medan, Kwala Bekala menjadi wilayah
bagian Kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara. Sesuai dengan Peraturan
daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Medan Tahun 2011-2031, saat ini, Kwala Bekala dikembangkan sebagai
kawasan yang mendukung fungsi Kota Medan sebagai bagian dari Pusat Perkotaan
Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo)
Kawasan Perkotaan Mebidangro adalah satu kesatuan kawasan perkotaan
yang terdiri atas Kota Medan sebagai pusat kegiatan-kegiatan utama, Kawasan
Perkotaan Binjai di Kota Binjai, Kawasan Perkotaan Hamparan Perak, Kawasan
Perkotaan Sunggal, Kawasan Perkotaan Tanjung Morawa, Kawasan Perkotaan
Percut Sei Tuan, Kawasan Perkotaan Pancur Batu, Kawasan Perkotaan Lubuk
Pakam, dan Kawasan Perkotaan Galang di Kabupaten Deli Serdang, serta Kawasan

Perkotaan Berastagi di Kabupaten Karo, sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang
menjadi penyeimbang (counter magnet) perkembangan Kota Medan. Konsep
multiple nuclei akan diterapkan di Kawasan Metropolitan Mebidangro, dengan
mengembangkan kota-kota satelit di sekitar kota Medan sehingga muncul kota
mandiri.
Maka oleh PT. Propenas Nusa Dua, mereka merancang Masterplan Kota
Mandiri Bekala, yang bertujuan untuk menciptakan Kota Mandiri Bekala sebagai
Kawasan Pusat Perkotaan Mebidangro yang mampu mendorong pengembangan
kawasan perkotaan di sekitarnya. Selain itu, Universitas Sumatera Utara bekerja
sama dengan PT. Propenas Nusa Dua membangun Kampus II di Kwala Bekala
dimana posisinya terintegrasi dengan pusat kota Kwala Bekala. Sehingga
menjadikan kampus ini sebagai generator utama dari pengembangan kota. Kota

1
Universitas Sumatera Utara

Mandiri Bekala ini juga mempunyai sebuah pasar induk, yaitu Pusat Pasar Lau Chi,
yang merupakan tempat berlangsungnya pusat aktivitas perdagangan dan bisnis.

Gambar 1.1 Masterplan Kota Mandiri Bekala

(Sumber: Buku Kota Mandiri Bekala)

2
Universitas Sumatera Utara

Diantara keempat kawasan tersebut, North Precinct atau Bekala New Town
North Precinct yang memiliki lahan seluas 114 ha, merupakan pusat percontohan
perkotaan yang didalamnya terdapat Stasiun Kereta Api Kwala Bekala dan
Terminal Tipe A, sebagai inti kawasan. Terdapat juga tempat peribadatan, area
komersil, area permukiman, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
menengan atas, perpustakan dan taman-taman. Di kawasan inilah terdapat kawasan
yang akan dikembangkan dan dirancang kembali menjadi Kota Baru oleh Studio
Perancangan Arsitektur VI. Lokasi peracangan ini given (sudah ada) yang
ditentukan oleh dosen pembimbing Studio Perancangan Arsitektur VI.
Oleh Studio Perancangan Arsitektur VI, kawasan yang akan dikembangkan
menjadi Kota Baru dengan luas 22.7 ha, ini dirancang dengan menggunakan konsep
TOD. TOD (Transit Oriented Development) adalah sistem pengembangan
pembangunan tata kota yang berorientasi pada titik transit. Dimana kawasan
perumahan dan kawasan komersial dirancang terintegrasi sesuai dengan sistem
transportasi sehingga menciptakan suatu kota yang efisien, yang memaksimalkan

akses untuk pejalan kaki, pengendara sepeda serta penggunaan transportasi umum.
Di kawasan ini dirancang titik-titik Halte Bus dan jalur sepeda. Serta,
dirancanglah backbone (jalur pedestrian utama) yang menghubungkan titik-titik
transit utama dan juga menghubungkan fungi-fungsi yang terdapat dikawasan
tersebut. Backbone itu juga dirancang dengan sangat nyaman dan menarik perhatian
para pejalan kaki karena terdapat taman-taman1 di sepanjang backbone.
Terdapat fungsi-fungsi komersial yang mendukung pertumbuhan kawasan
Kota Mandiri Bekala seperti, Apartemen, Hotel, Pusat Bisnis, Pusat Kreativitas
Pemuda di Kawasan Kota Baru ini.
Di Kawasan Kota Baru ini juga dibutuhkan suatu bangunan penanda
(landmark), sehingga kawasan baru ini mempunyai sesuatu identitas atau ikon.
Selain menjadi identitas, landmark Kawasan Kota Baru tersebut juga dapat menjadi
daya tarik pengunjung untuk mengunjungi kawasan ini.
Karena adanya pusat perdagangan, seperti, Pusat Pasar Lau Chi, serta dekat

1

Rancangan taman-taman terlampir

3

Universitas Sumatera Utara

dengan pusat pendidikan dan terpenuhinya sistem sirkulasi dan transportasi yang
mendukung Konsep TOD, menjadikan kota ini membutuhkan fasilitas penunjang
untuk para pelaku jasa mengadakan pertemuan serta tempat untuk masyarakat
sekitar mengadakan acara berskala kecil hingga besar. Fungsi ini juga berfungsi
sebagai identitas Kawasan Kota Baru, yang diharapkan juga dapat meningkatkan
nilai ekonomi dan daya tarik pengunjung. Maka diracanglah Convention Hall yang
bertemakan ikonik tepi air. Bangunan ini juga terdapat dipinggir danau, sehingga
bangunan ini juga dapat disebut bangunan tepi air. Dimana air bisa menjadi aspek
penting dalam merancang bangunan tersebut.

1.2

Maksud dan Tujuan
Berdasarkan penjelasan pada Latar Belakang, proyek ini direncanakan dan

dikonsepkan sebagai Convention Hall di kawasan TOD Kota Baru. Maka maksud
dan tujuan dari proyek ini adalah :
Maksud :

1. Menyediakan wadah untuk melakukan kegiatan pameran sebagai kegiatan untuk
mempromosikan barang/jasa maupun pameran berupa pameran karya seni.
2. Juga menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan tambahan seperti wedding
ceremony dan semacamnya.
Tujuan :
1. Untuk membantu para pelaku jasa dibidang perdagangan maupun pariwisata
untuk berkumpul mengadakan pertemuan atau meeting.
2. Membuat sebuah landmark untuk kawasan Kwala Bekala.

1.3

Masalah Perancangan
Masalah-masalah yang terdapat dalam perencanaan dan atau perancangan

sebagai berikut :
1. Bagaimana menciptakan bangunan Convention Hall ini menjadi sebuah identitas
di Kawasan Kota Baru.
2. Bagaimana merancang bangunan Convention Hall yang terdapat di tepi danau.
3. Bagaimana penerapan tema Ikonik ke dalam bangunan


4
Universitas Sumatera Utara

1.4

Pendekatan
Adapun pendekatan masalah yang dilakukan untuk pemecahan masalah

perancangan ini adalah :
1. Survey, menganalisa dan mengumpulkan data-data yang akurat langsung dari
lokasi Kwala Bekala.
2. Studi banding, terhadap proyek-proyek Convention Hall untuk melakukan
perbandingan terhadap pendekatan masalah, pendekatan pemecahan masalah,
dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan isu ataupun tema yang diambil
dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan lainnya
3. Studi literature, mempelajari permasalahan yang ada pada perancangan
Convention Hall dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori,
penggunaan data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan,
kontekstual, dan mendukung dalam proses perancangan.


1.5

Lingkup dan Batasan Masalah
Permasalahan perancangan dan perencanaan Convention Hall dapat diatasi

dengan adanya batasan-batasanan berikut:
1. Target perancangan dan perencanaan Convention Hall ini untuk digunakan
mengadakan pertemuan atau meeting, kegiatan untuk mempromosikan
barang/jasa maupun pameran, serta kegiatan tambahan seperti wedding
ceremony.
2. Kajian terhadap tema, pengertian, dan penerapannya pada kasus proyek.
Lingkup batasan yang ada mempengaruhi proses perancangan meliputi :
peraturan pemerintah, asumsi kelayakan, dan program ruang.

5
Universitas Sumatera Utara

I.6

Kerangka Berfikir


Latar Belakang
Pengembangan Masterplan Kota Mandiri Bekala di Kwala Bekala.
Kawasan yang dikembangkan tersebut menjadi Kawasan Kota Baru yang berkonsep
TOD
Merancang Convention Hall di kawasan yang dikembangkan tersebut.

Maksud dan Tujuan
Menyediakan wadah untuk melakukan kegiatan pameran sebagai kegiatan untuk
mempromosikan barang/jasa maupun pameran berupa pameran karya seni.
Juga menyediakan tempat untuk melakukan kegiatan tambahan seperti wedding
ceremony dan semacamnya.
Membuat sebuah landmark untuk kawasan Kwala Bekala.

Judul dan Tema
Kwala Bekala Convention Hall
Arsitektur Ikonik Tepi Air

Pengumpulan Data
Survey lapangan

Studi literatur
Studi kasus

Permasalahan
Bagaimana menciptakan bangunan
Convention Hall ini menjadi sebuah
identitas di Kawasan Kota Baru.
Bagaimana merancang bangunan
Convention Hall yang terdapat di tepi
danau.
Bagaimana penerapan tema Ikonik ke
dalam bangunan

Analisa Data

Konsep Desain

Analisa Kondisi Tapak dan
Lingkungan
Analisa Fungsional

Analisa Teknologi
Analisa dan Penerapan Tema

Analisa Kondisi Tapak dan
Lingkungan
Analisa Fungsional
Analisa Teknologi
Analisa dan Penerapan Tema

Feedback

Desain

Gambar 1.2 Diagram Kerangka Berfikir
(Sumber: olahan sediri, 2016)

6
Universitas Sumatera Utara

1.7


Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah

sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi kajian latar belakang perancangan Convention Hall dan Hotel di Kwala
Bekala, maksud dan tujuan, masalah perancangan, lingkup dan batasan, dan metode
pendekatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pembahasan mengenai terminologi judul, lokasi, tinjauan fungsi, elaborasi tema.
BAB III METODOLOGI
Penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik analisis yang akan digunakan
untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan.
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, analisa
teknologi, analisa dan penerapan tema, serta kesimpulan
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif dalam
pemecahan masalah perancangan.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Merupakan hasil gambar rancangan arsitektur dan maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan
dan perancangan kasus proyek.
LAMPIRAN
Lampiran dibatasi hanya pada hasil survei yang dianggap penting.

7
Universitas Sumatera Utara