Perpustakaan USU Kwala Bekala (Arsitektur Metafora)

(1)

PERPUSTAKAAN USU KWALA BEKALA

(ARSITEKTUR METAFORA)

LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

DANU KUNTORO 090406096

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

Abstrak

Dengan adanya penambahan mahasiswa setiap tahun dan untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa dan tim pengajar dengan sebaik-baiknya, USU melakukan pengembangan ke daerah Kwala Bekala untuk mendapatkan kawasan yang lebih luas dan memungkinkan kegiatan keilmuan USU yang sesuai dengan visi barunya yaitu menjadikan USU terlibat lebih banyak kedalam perindustrian dan penelitian. Pada perencanaan kampus USU Kwala Bekala akan dirancang fasilitas pendidikan baru termasuk gedung perpustakaan yang ditambah dengan fasilitas dimana data Perpustakaan USU Padang Bulan dapat diakses secara komputerisasi dari Perpustakaan USU Kwala Bekala dan juga fasilitas untuk melakukan kegiatan belajar kelompok dan berdiskusi.

Kata Kunci: perpustakaan, USU, Kwala Bekala, arsitektur metafora

Abstract

With the addition of new students every year and to facilitate all students and the teaching team as well as possible, USU do development into Kwala Bekala areas to get a wider region and allow USU scientific activities that suits new vision which makes USU engage more into industrial and research. At USU Kwala Bekala campus planning will be designed new educational facilities, including a new library building facilities that coupled with which data from USU Padang Bulan Library can accessible computerized from USU Kwala Bekala Library and also the facilities to conduct learning activities and group discussions.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara.

Laporan Studio Tugas Akhir ini berisikan antara lain: pengumpulan data melalui studi literatur dan dari berbagai nara sumber, telaah, analisa dan penyusunan landasan- landasan teoritis (konseptual) bagi tahap perancangan serta gambar - gambar rancangan.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Tugas Akhir saya bapak Imam Faisal Pane, ST. MT. dan bapak Wahyu Abdillah, ST. serta kepada para dosen penguji bapak Prof Ir H. Moehammad Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D dan bapak Ir. Novrial M.Eng atas kesediaan membimbing, memotivasi, memberi ilmu, masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada: · Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT. selaku Ketua Jurusan Arsitektur USU. · Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA. selaku Sekretaris Jurusan Arsitektur USU.

· Ibu Wahyuni Zahrah, ST., MS. selaku Ketua Koordinator Studio Tugas Akhir Semester A TA. 2013/2014.

· Seluruh Staf pengajar Bapak Ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi.

· Seluruh staf pegawai baik di lingkungan Arsitektur maupun Fakultas Teknik USU. · Orang tua saya yang tercinta mama Mursiati dan papa Bambang Sutrisno atas

segala do’a, kesabaran dan segala pengorbanannya selama ini.

· Abang-abang saya, bang Andi, bang Dian, dan bang Dani yang terus mendukung dan mendo’akan.

· Sahabat-sahabat terbaik saya, Adib, Biman, Reza yang telah memberikan segenap waktu dan tenaga untuk membantu, mendukung dan terus memberikan semangat. · Teman-teman satu kelompok Tugas Akhir, Aci, David, Bang Mora, dan Bang Romy

atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama dari awal hingga akhir.

· Teman-Teman Tugas Akhir atas kebersamaannya di dalam dan di luar studio, khususnya Jo, Amed, Willy, Ares, Dwiki, Vicry, Yudis, Rusy, Vita, Cepe dan Arep.


(4)

· Teman-teman Arsitektur 09 yang luar biasa, khususnya Cyn, Fahima, Rima, Aya, Ibet, Kiti, Nisa, Agung, Indra. Terimakasih atas dukungan, semangat, kebersamaan dan suka duka selama kuliah di Arsitektur USU.

· Teman-teman baik saya, Rara, Husin, Bae, Tika yang menjadi tempat berkeluh kesah dan bertukar pikiran.

· Abang dan kakak senior, yang telah memberikan semangat dan masukan serta adik-adik stambuk 2010, 2011, dan khususnya 2012.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di Lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, April 2014 Hormat Saya


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Maksud dan Tujuan ... 4

I.3. Masalah Perancangan ... 4

I.4. Metode Pendekatan ... 5

I.5. Lingkup dan Batasan Proyek ... 5

I.6. Kerangka Berpikir ... 6

I.7. Sistematika Berpikir ... 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 8

II.1. Terminologi Judul ... 8

II.2. Tinjauan Umum ... 8

II.2.1. Pengertian Perpustakaan ... 8

II.2.2. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan ... 9

II.2.3. Jenis-jenis Perpustakaan ... 11

II.2.4. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan ... 13

II.2.5. Sistem Perpustakaan ... 14

II.2.6. Struktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 20

II.3. Tinjauan Proyek ... 21

II.3.1. Deskripsi Proyek ... 21

II.3.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi Tapak ... 21

II.3.3. Tinjauan Lokasi ... 22

II.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 23

II.4.1. Vilnius University Library ... 23

II.4.2. The Hunt Library ... 25


(6)

BAB III ELABORASI TEMA ... 31

III.1. Pengertian Tema ... 31

III.2. Interpretasi Tema ... 32

III.3. Keterkaitan Tema Dengan Judul ... ... 33

III.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 33

III.4.1. Museum of Fruit ... 33

III.4.2. Sydney Opera House ... 35

III.4.3. EX Plaza Indonesia ... 36

BAB IV ANALISIS ... 38

IV.1. Analisis Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 38

IV.1.1. Analisis Lokasi ... 39

IV.1.2. Analisis Tata Guna lahan ... 40

IV.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar ... 40

IV.1.2.b. Ukuran Tapak ... 42

IV.1.2.c. Batas-batas Tapak ... 43

IV.1.2.d. Skyline Tapak ... 44

IV.1.3. Analisis Pencapaian dan Sirkulasi ... 45

IV.1.4. Analisis Matahari ... 48

IV.1.5. Analisis Vegetasi ... 49

IV.1.6. Analisis View ... 50

IV.1.6.a. Analisis View ke Luar ... 50

IV.1.6.b. Analisis View ke Dalam ... 50

IV.1.7. Analisis Kebisingan ... 51

IV.1.8. Analisis Angin ... 52

IV.2. Analisis Fungsional ... 52

IV.2.1. Deskripsi Pengguna ... 52

IV.2.1.a. Pelaku Kegiatan ... 53

IV.2.1.b. Analisis Jumlah Pengunjung ... 53

IV.2.1.c. Analisis Kebutuhan Parkir ... 54

IV.2.2. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang ... 55

IV.2.3. Program Ruang ... 57

IV.2.4. Analisis Ruang Dalam ... 61

IV.2.4.a. Layanan Koleksi ... 61


(7)

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 64

V.1. Dasar Konsep ... 64

V.1.1. Konsep Zoning Ruang Luar ... 64

V.1.2. Konsep Zoning Ruang Dalam ... 65

V.1.3. Konsep Struktur ... 65

V.1.4. Konsep Bentukan Massa ... 66

V.1.5. Konsep Landscape ... 67

V.1.4. Konsep material ... 67

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 68

VI.1. Site Plan ... 68

VI.2. Ground Plan ... 69

VI.3. Denah ... 70

VI.4. Tampak ... 73

VI.5. Potongan ... 75

VI.6. Denah Tampak Potongan Selasar ... 76

VI.7. 3D Suasana ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi ... 20

Gambar 2.2. Lokasi Kampus USU Kwala Bekala ... 21

Gambar 2.3. Pembagian Zona Kampus USU Kwala Bekala ... 22

Gambar 2.4. Lokasi Site ... 23

Gambar 2.5. Fasade Bangunan Perpustakaan ... 24

Gambar 2.6. Pintu Masuk Hall ... 24

Gambar 2.7. Interior Hall ... 24

Gambar 2.8. Suasana Interior Ruang Baca ... 24

Gambar 2.9. Suasana Interior Lobby ... 25

Gambar 2.10. Fasade Gedung Perpustakaan ... 25

Gambar 2.11. Display Wall ... 26

Gambar 2.12. Layout Denah ... 26

Gambar 2.13. Ruang Simpan Buku ... 26

Gambar 2.14. Ruang Baca Tenang ... 27

Gambar 2.15. Reading Lounge ... 27

Gambar 2.16. Fasade Gedung Perpustaaan ... 27

Gambar 2.17. Siteplan Perpustakaan ... 28

Gambar 2.18. Denah Perpustakaan ... 28

Gambar 2.19. Detail Massa Yang Berbentuk Tablet ... 29

Gambar 2.20. Suasana Interior Perpustakaan ... 29

Gambar 2.21. Atap Hijau ... 30

Gambar 3.1. Konsep Peletakan Massa Yang Menyerupai Biji-Bijian ... 34

Gambar 3.2. Massa Tropical Greenhouse ... 34

Gambar 3.3. Massa Fruit Workshop ... 34

Gambar 3.4. Massa Fruit Plaza ... 34

Gambar 3.5. Suasana Interior ... 34

Gambar 3.6. Fasade Opera House ... 35

Gambar 3.7. Detail Opera House ... 36

Gambar 3.8. Fasade EX Plaza ... 36

Gambar 3.9. Penerapan Tema Pada Bangunan ... 37

Gambar 4.1. Lokasi Tapak ... 38

Gambar 4.2. Tata Guna Lahan ... 40

Gambar 4.3. Ukuran Tapak ... 42

Gambar 4.4. Batas-Batas Sekitar Tapak ... 43


(9)

Gambar 4.6. Potongan Tapak A-A ... 44

Gambar 4.7. Potongan Tapak B-B ... 44

Gambar 4.8. Potongan Tapak C-C ... 44

Gambar 4.9. Analisa Pencapaian ... 45

Gambar 4.10. Sirkulasi Pedestrian ... 46

Gambar 4.11. Sirkulasi Kendaraan ... 47

Gambar 4.12. Analisis Matahari ... 48

Gambar 4.13. Analisis Vegetasi ... 49

Gambar 4.14. Analisis View Ke Luar ... 50

Gambar 4.15. Analisis View Ke Dalam ... 50

Gambar 4.16. Analisis Kebisingan ... 51

Gambar 4.17. Analisis Angin ... 52

Gambar 4.18. Alur Kegiatan Pengunjung ... 55

Gambar 4.19. Alur Kegiatan Pengelola ... 55

Gambar 4.20. Standar Rak Buku Untuk Perpustakaan ... 61

Gambar 4.21. Jarak Antar Rak Buku Untuk Perpustakaan ... 62

Gambar 4.22. Standar Meja Workstation ... 62

Gambar 4.23. Standar Peletakan Meja Baca Perpustakaan ... 63

Gambar 5.1. Konsep Zoning Ruang Luar ... 64

Gambar 5.2. Konsep Zoning Ruang Dalam ... 65

Gambar 5.3. Contoh Rigid Frame ... 66

Gambar 5.4. Bentukan Massa ... 66

Gambar 5.5. Konsep Lansekap ... 67


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Perkiraan populasi mahasiswa 1995-2020 dihitung berdasarkan APK ... 3

Tabel 1.2. Perkiraan populasi mahasiswa USU dengan partisipasi 1% ... 3

Tabel 4.1. Perkiraan populasi mahasiswa 1995-2020 dihitung berdasarkan APK ... 53

Tabel 4.2. Perkiraan populasi mahasiswa USU dengan partisipasi 1% ... 54

Tabel 4.3. Kebutuhan ruang ... 55

Tabel 4.4. Program ruang bagian pelayanan ... 57

Tabel 4.5. Program ruang bagian pengelola ... 58

Tabel 4.6. Program ruang bagian fasilitas pengunjung ... 59


(11)

PERPUSTAKAAN USU KWALA BEKALA

(ARSITEKTUR METAFORA)

LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

DANU KUNTORO 090406096

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.

LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Universitas negeri yang berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada untuk Sumatera Utara. Dengan adanya penambahan mahasiswa setiap tahunnya dan untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa dan tim pengajar dengan sebaik-baiknya, wilayah USU kemudian dipindahkan ke daerah Kwala Bekala untuk mendapatkan kawasan yang lebih luas dan memungkinkan kegiatan keilmuan USU yang sesuai dengan visi barunya yaitu menjadikan USU terlibat lebih banyak kedalam perindustrian dan penelitian.

Saat ini USU , berstatus BHMN. Dengan berubahnya status tersebut, maka USU menetapkan Agenda Transformasi USU 2004-2009 sebagai panduan dasar dalam mengarahkan transformasi yang menginginkan terwujudnya USU-BHMN dengan Visi Universitas untuk Industri. Melalui visi ini diharapkan USU dapat memberikan kesejahteraan kepada warga. USU juga turut serta berperan sebagai agent of change

dalam perubahan dan perkembangan masyarakat.

Untuk USU Kwala Bekala pengembangan kampus menggunakan strategi berdasarkan 4 tema pokok Depdikbud:

1. Perluasan dan pemerataan pendidikan 2. Relevansi pendidikan

3. Peningkatan mutu pendidikan

4. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan

Berdasarkan hal tersebut, USU berencana untuk membuka program studi baru, baik berupa penambahan fakultas maupun program S2 dan S3. Adapun rencana penambahan program S2 yaitu di bidang:

1. Teknologi 2. Pertanian

3. Sastra (Linguistik)

4. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 5. Pendidikan Dokter Spesialis (FK dan FKG) 6. Master of Hospital Administration (FKM) 7. Ekonomi


(13)

Sedangkan untuk program S3, USU berencana untuk memberikan penambahan untuk bidang:

1. Ilmu Kimia (FMIPA) 2. Ilmu Pertanian 3. Ilmu Ekonomi

Saat ini kondisi kampus USU bejumlah sebaik apa yang diinginkan, baik sistem pengajarannya maupun sarana penunjangnya. Khususnya untuk gedung perpustakaannya. Perpustakaan Kampus USU Padang Bulan saat ini telah menjadi sarana pendukung aktivitas akademis mahasiswa. Selain fasilitas perpustakaan, Perpustakaan USU juga memiliki Warung Internet dan fasilitas konferensi. Kondisi gedung yang ada saat ini kurang memadai lagi, banyak kerusakan ditambah lagi dengan sarana dan prasarana penunjang yg kurang.

Pada perencanaan kampus USU Kwala Bekala, fungsi perpustakaan ditambah dengan akses dimana data Perpustakaan USU Padang Bulan dapat diakses secara komputerisasi dari Kampus USU Kwala Bekala.

Jadi, Perpustakaan USU Kwala Bekala ini ingin memberikan layanan yang baik bagi masyarakat universitas yang ingin mencari informasi dan data serta mengakses arsip-arsip dari perpustakaan USU Padang Bulan dan juga mereka yang ingin melakukan kegiatan belajar kelompok atau berdiskusi.

Mengacu pada kerangka pengembangan pendidikan tinggi jangka panjang (Dikti 1996) terlihat bahwa Angka Partisi Kasar (APK) pada tahun 2020 harus mencapai 25%. Ini juga sesuai dengan yang dinyatakan dalam GBHN 1993 yaitu sasaran APK pendidikan tinggi di Indonesia adalah 15% dan 25% masing-masing untuk tahun 2005 dan 2020. Pengarahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga menyatakan bahwa diharapkan APK pendidikan tinggi dapat ditingkatkan dari 11% pada saat ini menjadi 25%.

Dari data populasi total penduduk dan jumlah penduduk yang berusia 19-24 tahun dapat diperkirakan populasi mahasiswa seluruhnya berdasarkan APK yang ditargetkan.1 Perkiraan populasi mahasiswa 1995-2020 dihitung berdasarkan APK terlihat pada tabel berikut. (Tabel 1.1.)

1


(14)

Tabel 1.1. Perkiraan Populasi Mahasiswa 1995-2020 Dihitung Berdasarkan APK

TAHUN 1995 2000 2005 2010 2020

PENDUDUK (Juta)* 194,8 205,13 219,20 233,47 261 PENDUDUK

19-24 thn. (Juta)* 22,8 24,25 25,25 25,3 23,71

APK (%)** 9,6 10,26 11,06 16,35 25

POPULASI

MAHASISWA (Juta) 2,2 2,48 2,79 4,13 5,92

* Data proyeksi penduduk diperoleh dari Data Statistik Indonesia2 ** Angka Partasipasi Kasar diperoleh dari Badan Pusat Statistik3

Berdasarkan total di atas, dengan jumlah mahasiswa USU hanya ± 20.000-23.000 pada tahun 1995, maka artinya USU berpartisipasi 1% pada tahun 1995. Bila angka partisipasi USU tetap 1% dan APK meningkat sampai 25%. Artinya jumlah mahasiswa USU akan bertambah dengan pesat.

Tabel 1.2. Perkiraan Populasi Mahasiswa USU Dengan Partisipasi 1%

TAHUN 1995 2000 2005 2010 2020

PENDUDUK

19-24 thn. (Juta) 22,8 24,25 25,25 25,3 23,71

APK (%) 9,6 10,26 11,06 16,35 25

POPULASI

MAHASISWA (Juta) 2,2 2,48 2,79 4,13 5,92

POPULASI

MAHASISWA USU (Ribu)

22 24,8 27,9 41,3 59,2

Bercermin dari hal ini, maka muncul suatu gagasan untuk membuat suatu Perpustakaan untuk USU Kwala Bekala dengan fasilitas dan pelayanan yang lebih baik seperti standar Perpustakaan modern lainnya.

2

http://www.datastatistik-indonesia.com/proyeksi/ 3


(15)

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari studi kasus perencanaan dan Perpustakaan USU Kwala Bekala ini adalah:

· Merancang perpustakaan yang menjadi tempat mengumpulkan informasi dalam berbagai bentuk, tempat menyimpan dan memeliharanya.

· Merancang perpustakaan yang menyediakan fasilitas yang membantu penggunanya dalam mengumpulkan berbagai informasi.

· Merancang perpustakaan yang menjadi pusat berbagai informasi bagi masyarakat universitas.

· Merancang perpustakaan sebagai fasilitas universitas yang berintegerasi dengan fasilitas universitas lainnya.

I.3. MASALAH PERANCANGAN

Masalah perancangan dari studi kasus perencanaan dan perancangan Perpustakaan USU Kwala Bekala ini adalah:

· Merencanakan kebutuhan dan program ruang yang sesuai dengan standar untuk sebuah Perpustakaan.

· Perancangan bentuk massa bangunan dan suasana ruang yang mampu menarik minat masyarakat universitas untuk datang dan menjadikan perpustakaan sebagai tempat untuk tempat informasi dan rekreasi.

· Perancangan sebuah fasilitas publik yang menyatu dengan fasilitas publik yang sudah ada.

· Penerapan prinsip-prinsip pada tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain yang sesuai dengan fungsi bangunan.


(16)

I.4. METODE PENDEKATAN

Beberapa pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah dalam proses perancangan Perpustakaan USU Kwala Bekala ini adalah:

· Studi Literatur

Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang dipilih untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, untuk memperkuat fakta secara ilmiah.

· Studi Banding

Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet dan sebagainya.

· Studi Lapangan

Studi lapangan mengenai kondisi sekitar site/lokasi perancangan dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek untuk mendapatkan data-data yang akurat dari lokasi perancangan.

I.5. LINGKUP DAN BATASAN PROYEK Lingkup pembahasan untuk proyek ini adalah :

· Perencanaan kebutuhan ruang dan berbagai fasilitas untuk sebuah perpustakaan.

· Penerapan tema yang dipilih ke dalam desain perpustakaan.

Batasan-batasan untuk proyek ini adalah :

· Pembahasan tentang masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah perpustakaan.


(17)

Maksud dan Tujuan:

· Merancang perpustakaan yang menjadi tempat mengumpulkan informasi dalam berbagai bentuk, tempat menyimpan dan memeliharanya.

· Merancang perpustakaan yang menyediakan fasilitas yang membantu penggunanya dalam mengumpulkan berbagai informasi.

· Merancang perpustakaan yang menjadi pusat berbagai informasi bagi masyarakat universitas.

· Merancang perpustakaan sebagai fasilitas universitas yang berintegerasi dengan fasilitas universitas lainnya.

Judul Perancangan : Perpustakaan USU Kwala Bekala

Tema Perancangan : Arsitektur Metafora

Masalah Perancangan:

· Merencanakan kebutuhan dan program ruang yang sesuai dengan standar untuk sebuah Perpustakaan.

· Perancangan bentuk massa bangunan dan suasana ruang yang mampu menarik minat masyarakat universitas untuk datang dan menjadikan pusat data cyber sebagai tempat untuk tempat informasi dan rekreasi.

· Perancangan sebuah fasilitas publik yang menyatu dengan fasilitas publik yang sudah ada.

· Penerapan prinsip-prinsip pada tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain yang sesuai dengan fungsi bangunan.

Metode Perancangan : • Studi Literatur • Studi Banding • Survei Lapangan • Wawancara

Analisa : • Analisa Tapak • Analisa Fungsional

• Program Ruang • Hubungan Antar Ruang

Konsep Perancangan :

Ruang Luar, Ruang dalam, massa bangunan, tema, struktur, utilitas

Desain Perancangan

I.6.

KERANGKA BERPIKIR

Latar Belakang :

• Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan global, di mana

ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat.

• Pengembangan sarana pedidikan non formal untuk mempercepat perkembangan sektor pendidikan. • USU belum memiliki Perpustakaan yang modern.

: Perancang ncangan : Ko R b


(18)

I.7. SISTEMATIKA BERPIKIR

Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan proyek kasus ini adalah sebagai berikut:

· Bab I. Pendahuluan

Menguraikan secara garis besar apa yang menjadi dasar perumusan perancangan yang meliputi: latar belakang, maksud dan tujuan pembahasan, sasaran, pendekatan, batasan masalah, kerangka berpikir dan sistematika pembahasan.

· Bab II. Deskripsi Proyek

Menguraikan tentang terminologi judul atau kasus proyek, lokasi proyek, tinjauan fungsi serta menguraikan program kegiatan, kebutuhan dan studi banding proyek dengan fungsi sejenis.

· Bab III. Elaborasi Tema

Menguraikan tentang pengertian tema yang dipilih, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding proyek dengan tema sejenis.

· Bab IV. Analisa

Menguraikan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan sekitar, analisa nonfisik serta analisa fungsional dan teknologi yang berkaitan dalam hal

perancangan dimana nantinya dari hasil analisa-analisa tersebut diperoleh suatu konsep perancangan untuk kasus proyek ini.

· Bab V. Konsep Perancangan

Merupakan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang diterapkan pada perancangan sebagai alternatif pemecahan masalah.

· Bab VI. Perancangan Arsitektur


(19)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II.1. TERMINOLOGI JUDUL

Judul yang menjadi usulan proyek adalah Perpustakaan USU Kwala Bekala, yang memiliki pengertian sebagai berikut:

· Perpustakaan

1) Tempat, gedung, ruang yg disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dsb; 2) Koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan lainnya yg disimpan untuk dibaca, dipelajari, dibicarakan.4

· USU

1) Universitas Sumatera Utara; 2) Salah satu universitas negeri yang berlokasi di Medan.

· Kwala Bekala

1) Kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Berdasarkan pengertian di atas, maka Perpustakaan USU Kwala Bekala adalah tempat menyimpan dan memelihara buku serta bahan kepustakaan lainya yang disimpan untuk dibaca dan dipelajari di Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala.

II.2. TINJAUAN UMUM

Berikut adalah tinjauan umum tentang kasus proyek perpustakaan:

II.2.1. Pengertian Perpustakaan

Perpustakaan berasal dari kata pustaka yang artinya kitab, buku.5 Dalam bahasa Inggris, istilah library berasal dari kata Latin lober atau libri yang artinya buku. Dari kata Latin tersebut, terbentuklah istilah librarius yang artinya tentang buku.

4, 5


(20)

Dalam Oxford Dictionary, “library” berarti sebuah bangunan atau ruangan yang berisi koleksi buku, jurnal, dan beberapa film dan rekaman musik untuk membaca atau meminjam oleh masyarakat universitas atau umum.6

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (2011), perpustakaan adalah sebuah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.7

Dalam (SNP) Standar Nasional Perpustakaan (2011), disebutkan Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik.8

Dari berbagai sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan ialah sebuah atau gedung yang digunakan untuk menyimpan koleksi buku atau koleksi lain bagi pengunjung untuk membaca, meminjam, ataupun merujuk, namun bukan untuk dijual. Pengertian ini menunjukkan bahwa koleksi perpustakaan digunakan untuk mendayagunakan koleksinya untuk kepentingan para pengunjung, bukan untuk kegiatan jual beli.

II.2.2. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan

Perkembangan perpustakaan tidak dapat dipisahkan di sejarah manusia karena perpustakaan merupakan produk manusia. Dalam sejarahnya, manusia mula-mula tidak menetap sebagai mengembara dari satu tempat ke tempat yang lain. Kehidupan seperti ini sering disebut kehidupan nomaden. Manusia mencari makan dari alam sekitarnya, sedangkan untuk keperluan ternaknya ia mencari sumber air serta rumput. Manusia mulai berusaha menggarap lahan yang ada disekitarnya, untuk keperluan daging manusia memburu binatang yang ada disekitarnya. Kehidupan berburu ini tidak beranjak jauh dari kehidupan nomaden.

Dalam pengembarannya serta dari kehidupan bertaninya, manusia memperoleh pengalaman bahwa bila dia member tanda pada sebuah batu, pohon, papan, lempengan serta benda lainnya, ternyata manusia dapat menyampaikan berita ke manusia lainnya. Pesan ini dipahatkan pada batu atau pohon atau benda

6 http://oxforddictionaries.com/definition/english/library 7

Standar Nasional Indonesia (SNI) Bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (2011) 8


(21)

lainnya. Selama itu manusia berhubungan dengan manusia lain melalui bahasa lisan maupun bahasa isyarat. Setelah menggunakan berbagai tanda yang dipahatkan pada pohon ataupun batu ataupun benda lainnya, manusia mulai berkomunikasi dengan kelompok lain melalui bahasa tulisan.

Adanya tulisan tersebut dapat membantu daya ingat manusia daya ingat

manusia kini manusia dapat melihat “catatannya” pada pohon, batu, dan lempengan. Pesan dalam berbagai pahatan itu dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Bila kegiatan memberi tanda pada berbagai benda itu dilakukan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya maupun dari suku satu ke suku lainnya maka banyak dugaan bahwa perpustakaan dalam bentuknya yang sangat sederhana sudah mulai dikenal ketika manusia mulai melakukan kegiatan penulisan pada berbagai benda. Benda itu dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya ataupun dapat dibaca oleh suku lain.

Berdasarkan bukti arkeologis diketahui bahwa perpustakaan pada awal mulanya tidak lain berupa kumpulan catatan transaksi niaga. Dengan kata lain, perpustakaan purba tidak lain merupakan sebuah kemudahan untuk menyimpan catatan niaga. Karena kegiatan perpustakaan purba tidak lain menyimpan kegiatan niaga maka ada kemungkinan bahwa perpustakaan dan arsip semula bersumber pada kegiatan yang sama untuk kemudian terpisah.9

Dari kegiatan itu, ternyata bahwa sejak semula salah satu kegiatan perpustakaan ialah menyimpan produk tulisan masyarakat sekaligus juga perpustakaan merupakan produk masyarakat karena tak ada perpustakaan tanpa ada masyarakat.

Seiring dengan waktu, manusia juga berusaha menemukan alat tulis yang lebih baik daripada alat tulis periode sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh media yang digunakan manusia dalam mencatat kegiatannya dengan cara memahatkannya pada kayu, batu, dan lempengan dianggap kurang praktis karena sulit digunakan dan disimpan.

Pada sekitar tahun 2500 sebelum Masehi, orang Mesir menemukan sebuah bahan tulis yang memiliki pengaruh besar bagi peradaban manusia, yaitu berupa

papyrus yang dibuat dari sejenis rumput yang tumbuh di sepanjang sungai Nil yang dihaluskan lalu diratakan, kemudian dikeringkan dan digunakan untuk menulis

9


(22)

dengan menggunakan tinta. Dari kata papyrus itu berkembanglah istilah paper, papiere, papiros yang berarti kertas.10

Hingga sekitar tahun 700-an Masehi, papyrus masih digunakan sebagai bahan tulis, kemudian mulai digunakan bahan lain seperti kulit binatang seperti kulit kambing, domba, biri-biri, sapi, dan binatang lain yang disebut parchmen. Parchmen

berasal dari kata “pergamuan” sebuah kota kecil di Asia Kecil tempat parchmen

pertama kali digunakan.11 Parchmen digunakan untuk bahan tulis sebelum kertas ditemukan.

Karena Eropa Barat baru mengenal kertas pada abad ke-12, sedangkan mesin cetak baru dikenal pada abad ke-15 maka pengembangan perpustakaan berjalan lambat. Pengaruhnya bagi perpustakaan terutama perpustakaan di Eropa, hanya menyimpan naskah tulisan tangan lazim yang disebut “manuskrip”. Manuskrip ini umumnya berbentuk gulungan, disebut scroll.

Di Eropa Barat sekitar tahun 1440, Johann Gutenberg dari kota Mainz, Jerman mencetak buku dengan tipe cetak gerak. Setiap aksara dilebur ke dalam logam, kemudian dipindah ke dasar mesin pres lalu diberi tinta. Kemudian ditaruh kertas di atasnya lalu digulung dengan lempeng pemberat.12 Sejak itu pembuatan manuskrip dapat digandakan dengan mesin cetak.

Mesin cetak penemuan Gutenberg kemudian dikembangkan lagi sehingga mulai abad ke-16. Pencetakan buku dalam waktu singkat mampu menghasilkan ratusan eksemplar. Hasilnya bagi perpustakaan ialah terjadinya revolusi perpustakaan dan dalam waktu singkat perpustakaan diisi dengan buku cetak. Revolusi yang mirip sama terjadi hampir 400 tahun kemudian ketika buku mulai digantikan bentuk elektronik.

II.2.3. Jenis-jenis Perpustakaan

Perpustakaan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis koleksi dan sasaran pengunjungnya. Berdasarkan buku Pengantar Ilmu Perpustakaan (1991), terdapat beberapa jenis perpustakaan, yaitu:

a. Perpustakaan Internasional

Perpustakaan yang didirikan oleh dua negara atau lebih atau perpustakaan yang merupakan bagian dari sebuah organisasi internasional. Contohnya :

10, 11

Sejarah Perpustakaan (2011) (hal.2) 12


(23)

United Nation (UN) Library, Jenewa; Perpustakaan Dag Hammarsjkuld, New York; dan Perpustakaan Sekretariat ASEAN, Jakarta.

b. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan yang menyimpan semua bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan si suatu negara. Contoh : Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta; Bibliotheque Nationale, Paris; dan The British Library, London.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan (2011), terdapat beberapa jenis perpustakaan, yaitu:

a. Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota

Perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah kabupaten/kota serta melaksakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum yang tidak membedakan usia, ras, agama, status sosial ekonomi dan gender.

b. Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah

Salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi perpustakaan/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya.

c. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

d. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan yang bertujuan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi dapat juga terbuka untuk publik.


(24)

II.2.4. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

· Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.

· Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

· Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.

· Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai.

· Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan daripada perpustakaan perguruan tinggi adalah mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah di perpustakaan tersebut dan selalu melayani pengguna (mahasiswa) selama menjalankan pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan. Agar tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan tinggi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004: 3) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.


(25)

b. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

c. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersembahkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang.

d. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

e. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga erguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

f. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

g. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

II.2.5. Sistem Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan sebenarnya juga suatu sistem informasi dan bukan sekedar ruang/gedung atau koleksi yang di dalamya terdapat elemen-elemen yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk mencapai tujuan. Sistem kegiatan itu mencakup


(26)

pengadaan, pencatatan, katalogisasi, klasifikasi, pelabelan, penyusunan dalam rak, pelayanan, dan lainnya yang dapat dipadukan dengan baik untuk mendukung keberhasilan perpustakaan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait dan saling mendukung. Demikian pula unsur-unsur yang dimiliki perpustakaan, meliputi sumberdaya manusia, koleksi, anggaran, ruangan, dan sarana prasarana, dapat dikoordinasi dengan baik untuk secara bersama-sama menfungsikan diri untuk mencapai keberhasilan perpustakaan.

Sebagai suatu sistem pengelolaan informasi, perpustakaan memiliki beberapa sistem kegiatan untuk menunjang visi, misi, dan tujuan perpustakaan. Sistem ini berupa serangkaian pedoman atau prosedur kerja yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan kegiatan tertentu. Berikut adalah sistem kegiatan tersebut:

a. Sistem Pengadaan

Sistem pengadaan ini disebut pula dengan akuisisi, yakni suatu tugas, pekerjaan, bagian, atau seksi di perpustakaan yang memiliki kewenangan dan bertugas untuk mengadakan bahan informasi yang berupa bahan cetak maupun non cetak. Pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara :

· Pembelian

Dalam sistem pembelian perlu dipertimbangkan faktor-faktor anggaran, jenis perpustakaan, kebutuhan pemakai, kerjasama dengan penerbit, pengetahuan tentang impor, pengetahuan tentang pemesanan buku, dan lainnya.

· Sumbangan

Perpustakaan dapat memperoleh bahan informasi dari beberapa pihak, misalnya dari para lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan, penerbit, yayasan, departemen, perkumpulan, dan dari perorangan. Untuk itu perpustakaan harus aktif menghubungi lembaga-lembaga terkait.

· Tukar-menukar Publikasi

Tukar menukar dapat dilakukan dengan cara memberikan buku atau majalah yang tidak relevan atau jumlah eksemplarnya terlalu banyak ke perpustakaan lain yang relevan. Cara ini akan meningkatkan kerja sama antar perpustakaan.


(27)

· Membuat Sendiri

Koleksi perpustakaan dapat diusahakan oleh lembaga sendiri, misalnya dengan menulis diktat, buku ajar, hand out, kliping, majalah, atau kumpulan karya tulis/dosen

b. Sistem Pencatatan

Pada prinsipnya semua bahan informasi yang diterima perpustakaan harus dicatat. Untuk itu perlu direncanakan bentuk catatan, pencatatan terhadap bahan informasi ini dapat berupa buku, kartu, atau software tertentu. Sistem pencatatan dapat menggunakan sistem penomoran terus-menerus atau sistem yang menganti nomor setiap tahunnya.

c. Sistem Pengkatalogan

Pengkatalogan adalah salah satu tugas, pekerjaan, unit atau bagian diperpustakaan yang bertugas dan bertanggung jawab atas proses pembuatan daftar koleksi suatu perpustakaan. Perlunya tiap koleksi dibuatkan katalog adalah untuk mencatat koleksi yang dimiliki, mempercepat temu kembali, dan mengembangkan standar bibliografi internasional. Jenis-jenis katalog yang digunakan pada perpustakaan :

· Katalog Cetak (Printed Catalog)

· Katalog Berkas (Sheaf Catalog)

· Katalog Kartu (card Catalog)

· Katalog yang menggunakan software tertentu (Online Public Access Catalog / OPAC)

d. Sistem Klasifikasi

Bahan informasi yang telah dicatat perlu dikelompokan agar memudahkan proses temu kembali. Sistem Pengelompokan ini banyak macamnya dan selalu mengalami perubahan. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pengelompokan ini ada yang didasarkan pada bentuk fisik dan ada pula yang didasarkan pada isi/ subjek.

e. Sistem Penempatan Lokasi

Bahan informasi yang terdiri dari kertas ditempatkan sesuai jenisnya, misalnya buku teks, koleksi rujukan, hasil penelitian, makalah seminar, karya akademik, terbitan berkala, dll. Begitu pula bahan informasi yang terdiri dari


(28)

bahan nonkertas ditempatkan sesuai jenisnya, misalnya film, pita, kaset, CD, piringan hitam, dll. Penempatan koleksi bahan kertas ke dalam rak ini disebut dengan pengerakan (shelving). Sistem penyusunan koleksi (terutama buku) di rak perlu direncanakan dan diatur sedemikian rupa agar rapi dan mudah ditemukan kembali. Cara pengerakan ini adalah :

· Dimulai dari angka desimal kecil ke angka desimal besar pada sandi pustaka (call number) yang ditempel pada punggung buku.

· Disusun dari kiri ke kanan dalam satu kotak lemari dari atas ke bawah. · Diikuti penyusunan urutan huruf, yaitu tiga huruf pertama nama

pengarang secara alfabetis.

· Kemudian diikuti pengurutan huruf pertama judul pustaka disusun alfabetis, lalu urutan volume, bagian (part), dan eksemplar (copy).

f. Pemeliharaan Bahan Pustaka

Pelestarian bahan pustaka adalah sistem pengelolaan dan perlindungan pada bahan pustaka, arsip, maupun bahan informasi lain. Dalam arti luas, pelestarian adalah tugas dan pekerjaan yang mencakup memperbaiki, memugar, melindungi, dan merawat bahan pustaka, dokumen, bahan informasi, serta bangunan perpustakaan.

g. Sistem Pemanfaatan

Koleksi yang dikelola perpustakaan kiranya tidak ada gunanya apabila tidak dimanfaatkan oleh pemakai. Oleh karena itu perlu perencanaan yang tepat agar koleksi yang bernilai itu bermanfaat bagi pembaca. Penentuan sistem pemanfaatan ini disesuaikan dengan kondisi perpustakaan.

h. Pelayanan Sirkulasi

Pelayanan sirkulasi ini sering dikenal dengan bagian peminjaman dan pengembalian. Namun, sebenarnya pengertian sirkulasi ini mencakup pengertian yang lebih luas, yakni semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan pemakaian koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai jasa perpustakaan. Adapun sistem sirkulasi yang dikenal ada 2 macam yaitu :


(29)

· Sistem Sirkulasi Terbuka (Open Access)

Yakni suatu sistem yang memungkinkan pemakai untuk masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang mereka inginkan.

· Sistem Sirkulasi Tertutup (Closed Access)

Yakni suatu sistem peminjaman yang tidak memungkinkan pemakai untuk memilih dan mengambil koleksi sendiri.

i. Pelayanan Referensi

Pelayanan ini memberikan informasi singkat tentang nama orang, peristiwa, subjek, geografi, ukuran, kata, pustaka, lambang, dan lainya yang terdapat dalam sumber rujukan. Mengingat koleksi ini banyak yang diperlukan sewaktu-waktu, maka pada umumnya tidak boleh dipinjam pulang.

j. Baca di Tempat

Dalam hal pelayanan baca ditempat ini, diperlukan ruang yang nyaman, memadai, dan mebeler yang sesuai. Oleh karena itu, dalam pengadaan ruang baca ini perlu memperhatikan kebutuhan manusia, prinsip tata ruang (design principles), dan segi lingkungan (activity component) perlu diperhatikan.

k. Fotokopi

Apabila memungkinkan, perpustakaan dapat menyediakan pelayanan fotokopi. Fasilitas ini akan membantu pemakai dan pihak perpustakaan. Pemakai tidak perlu keluar dari perpustakaan apabila ingin memfotokopi suatu buku. Dengan demikian akan dihemat waktu, biaya tenaga, dan mudah dilakukan pengawasan.

l. Pelayanan Internet

Pelayanan ini merupakan bentuk penyajian informasi dengan menggunakan media teknologi muktahir (komputer) dengan segala perangkat dan pengembangannya, antara lain internet dengan menyajikan data, fakta, maupun informasi yang tepat.

m. Pelayanan Khusus

Pelayanan ini ditujukan kepada kelompok masyarakat yang karena faktor tertentu mereka tidak dapt datang ke perpustakaan untuk memenuhi


(30)

kebutuhan informasi mereka. Faktor ini mungkin kesehatan, status hukum, lokasi, maupun keadaan jasmani.

n. Penyajian Informasi Baru

Penyajian informasi baru (Current Awarreness Services) merupakan sistem penyajian informasi dengan menyiagakan informasi segar, dan menyampaikan kepada peminat secepat mungkin.

o. Bimbingan Pemakai

Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi yang juga telah dimanfaatkan dalam sistem perpustakaan, bimbingan pemakai pun diperlukan. Bimbingan pemakai diselengarakan dengan tujuan :

· Memanfaatkan jasa informasi yang tersedia. · Mengoptimalkan sarana dan fasilitas.

· Mencapai terwujudnya masyarakat informasi. · Ikut berperan dalam proses pendidikan.

p. Jasa Terjemahan

Untuk membantu pemakai dalam usaha mereka memahami isi, koleksi, kiranya lebih baik apabila juga disediakan jasa terjemahan pada perpustakaan tertentu.

q. Meja Informasi

Yakni suatu meja atau bagian khusus yang siap menerima permintaan informasi dari pemakai.

r. Pelayanan Audio Visual

Koleksi pandang dengar ini akan melengkapi koleksi bahan buku. Informasi yang dikandung koleksi ini bernilai tinggi, sehingga perlu penanganan khusus.

s. Sistem Promosi dan Pemasaran

Jasa, koleksi, dan fasilitas yang dikelola perpustakaan masih perlu dipromosikan mengingat masyarakat kita belum menpunyai pemikiran yang berorientasi pada perpustakaan. Kemudian dalam hal pemasaran,


(31)

Kepala Perpustakaan Koordinator Layanan Pengguna Staff Layanan Sirkulasi Staff Layanan Umum Koordinator Pengadaan dan Pengolahan Staff Pengadaan dan Pengolahan Koleksi

pustakawan harus mampu mengkomunikasikan pelayanan kepada pemakai dan mempengaruhinya agar tertarik.

II.2.6. Struktur Organisasi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Pengertian umum organisasi adalah segenap proses kegiatan menata dan membagi pekerjaan yang akan dilakukan, mengelompokkan orang-orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar unit-unit dan individu sebagai pelaksana dari pekerjaan itu untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi tersebut.

Menurut Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, pekerjaan mengorganisasi di Perpustakaan adalah rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu dan menetapkan hubungan antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi


(32)

II.3. TINJAUAN PROYEK

Berikut adalah tinjauan mengenai proyek Perpustakaan USU Kwala Bekala:

II.3.1. Deskripsi Proyek

Perpustakaan USU Kwala Bekala adalah perpustakaan yang terdapat pada Universitas Sumatera Utara Kwala Bekala dengan tujuan utama membantu mencapai tujuannya dengan memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di universitas, dimana selain pengguna dapat menggunakan koleksi pustaka untuk memenuhi kebutuhan akan informasi, pengguna juga dapat online dengan Perpustakaan Pusat Kampus USU Padang Bulan untuk mencari data atau literatur yang diperlukan dalam kegiatan akademisnya dengan didukung fasilitas-fasilitas pendukung yang baik pula. Perpustakaan ini langsung dikelola oleh Universitas Sumatera Utara.

II.3.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi Tapak

USU telah merancanakan untuk mengembangkan kawasan universitasnya ke Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, dimana rencananya beberapa fakultas akan dipindahkan ke lokasi ini juga menambah fasilitas pendukung lain seperti perpustakaan.

Gambar 2.2. Lokasi Kampus USU Kwala Bekala

(Sumber: masterplan USU Kwala Bekala)

Kampus USU Padang Bulan

Pengembangan Kampus USU Kwala Bekala


(33)

Pada dasarnya pengelolaan lahan pada kampus Kuala Bekala telah diatur di dalam master plan, baik itu peletakkan area akademis serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Sehingga perencanaan dalam pemilihan lokasi sudah teratur jelas. Oleh karena adanya pola-pola perencanaan dari masterplan kampus USU di Kuala Bekala, maka Site yang diambil haruslah sesuai kriteria dari konsep masterplan itu sendiri.

Berikut adalah pembagian zona-zona pada perencanaan masterplan USU Kwala Bekala.

Gambar 2.3. Pembagian Zona

(Sumber: masterplan USU Kwala Bekala

II.3.3 Tinjauan Lokasi

Lokasi Perpustakaan USU Kwala Bekala ini berada di kawasan kompleks USU Kwala Bekala yang berada di Kabupaten Deli Serdang, sekitar 15 km dari kampus USU yang ada di Padang Bulan. Kawasan ini merupakan pengembangan dari kampus USU padang bulan, dimana beberapa akademik sebagian kampusnya akan drelokasikan kedalam kawasan ini, termasuk usulan bagi fungsi perpustakaan. Daerah pengembangan ini beriklim tropis dengan suhu minimum 22° C dan suhu maksimum 34°C. Memiliki site yang bekontur dan memiliki ketinggian paling rendah 85 meter dan paling tinggi 90 meter diatas permukaan laut.

Zona Komersil dan Pemukiman

Zona Akademis

Zona Waduk dan Danau

Zona Pembenihan Kelapa Sawit

Zona Peternakan

Zona Hortikultura

Zona Hutan Arboretum


(34)

Gambar 2.4. Lokasi Site

(Sumber: masterplan USU Kwala Bekala)

II.4. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS

Berikut adalah contoh studi banding proyek sejenis di negara lain dan di Indonesia:

II.4.2. Vilnius University Library, Vilnius, Lithuania

Perpustakaan ini dirancang oleh Paleko Arch Studija. Bangunan ini berada di pinggiran Vilnius. Sebuah lokasi yang relatif tenang kampus universitas yang akan berubah secara signifikan. Dalam beberapa tahun mendatang, sebuah fasilitas pendidikan baru akan muncul di sini. Perpustakaan ini terletak di dekat hutan pinus, di persimpangan jalan pejalan kaki utama dan jalan akses baru. Lingkungan hutan mengilhami konsep ruang pada perpustakaan - ruang nyaman di dalam yang berhubungan dengan alam.


(35)

Gambar 2.5. Fasade Bangunan Perpustakaan

(Sumber: www.archdaily.com/357038/)

Sebuah ampiteater-plaza menyambut pengunjung pada area depan bangunan dan berlanjut menuju hall dengan pintu masuk kaca. Sama seperti area luar, hall ini memiliki lantai beton dan fasad terakota. Lantai dasar, berfungsi sebagai ruang sirkulasi sentral, juga termasuk ruang konferensi, kafetaria, ruang baca majalah, dan lainnya dengan teras terbuka.

Gambar 2.6. Pintu Masuk Hall

(Sumber: www.archdaily.com/357038/)

Gambar 2.7. Interior Hall

(Sumber: www.archdaily.com/357038/)

Gambar 2.8. Suasana Interior Ruang Baca

(Sumber: www.archdaily.com/357038/)

Selanjutnya terdapat ruang baca yang terletak di beberapa lantai yang dihubungkan oleh atrium yang memfokuskan pandangan ke hutan. Pada siang hari,


(36)

pohon-pohon yang diterangi matahari menjadi bagian visual dari interior. Di bagian interior, warna putih mendominasi hingga mengekspos buku-buku serta pengunjung.

Para arsitek bangunan ini percaya bahwa perpustakaan harus memancarkan muatan emosional karena ini adalah tempat kreativitas non-material dan spiritualitas. Oleh karena itu, mereka telah memilih pemandangan ekspresif dan tak terduga berbagai siluet sebagai bahasa arsitektur utama. Ruangan-ruangan bangunan ini menggunakan ventilasi alami melalui bukaan jendela. Partisi-partisi pada sisi selatan melindungi pengunjung dan buku-buku dari panas dan matahari langsung.

Gambar 2.9. Suasana Interior Lobby

(Sumber: www.archdaily.com/357038/)

II.4.2. The Hunt Library, North Carolina University

Gambar 2.10. Fasade Gedung Perpustakaan

(Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Perpustakaan ini dirancang oleh Snøhetta. Perpustakaan ini sangat berbeda dari perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan ini lebih mengarah pada teknologi-teknologi digital. Suasana yang dibangun juga lebih flexible dan dinamis, tidak pada perpustakaan lain yang kaku.


(37)

Gambar 2.11. Display Wall

(Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Perpustakaan ini seakan menjawab perkembangan zaman dimana media baca e-book lebih populer daripada media cetak. Perpustakaan serba digital adalah sebuah solusi praktis - sebuah sistem perpustakaan yang melayani penduduk kota dengan baik, tetapi seakan mengabaikan penduduk yang ada di pinggiran kota. Tetapi pada zaman serba digital, solusi ini jauh lebih cepat dan efektif dalam mengumpulkan data, daripada menghabiskan waktu dan sumber daya membangun sebuah persediaan buku fisik. “ini adalah hanya sebuah solusi yang jelas untuk masalah yang berkembang,”

Gambar 2.12. Layout Denah

(Sumber:www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Gambar 2.13. Ruang Simpan Buku

(Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Selain memiliki ruang baca konvensional, perpustakaan ini memiliki ruang-ruang diskusi, ruang-ruang presentasi, ruang-ruang multi-media dengan layar-layar sentuh interaktif, dan banyak lagi. Setiap ruangan ini dilengkapi dengan peralatan serba canggih demi memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dan pengunjung lainnya.


(38)

Gambar 2.14. Ruang Baca Tenang

(Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

Gambar 2.15. Reading Lounge

(Sumber: www.lib.ncsu.edu/huntlibrary)

II.4.3. Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok

Gambar 2.16. Fasade Gedung Perpustakaan

(Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Perpustakaan ini dirancang oleh Denton Corker Marshall. Bangunan in Terletak di sebuah site yang sangat lapang di sisi danau kampus, berbentuk


(39)

melingkar sebagai respon dari bangunan melingkar yang kuat dan jalan raya yang membedakan pola kampus itu sendiri. Dengan tema earth architecture, bangunan ini mengintegrasikan lanskap dan massa bangunan menjadi bentuk lahan tropis yang dapat digunakan.

Gambar 2.17. Siteplan Perpustakaan

(Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Gambar 2.18. Denah Perpustakaan

(Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Pada bentuk lahan yang terkikis melingkar di tepi danau terdapat sebuah amphiteater dengan pohon-pohon mahoni dewasa yang menghadap ke danau. Serta mengidentifikasi pintu masuk utama, bagian ini memungkinkan cahaya masuk ke dalam interior. Di bawah sebuah penutup tanah isolasi dan atap beton, manuskrip langka, buku dan penelitian / bahan referensi disimpan dalam suhu lingkungan yang stabil dari sinar matahari langsung. Susunan padat cladding batu dan celah sempit kaca mengurangi panas, hingga mengurangi beban AC.


(40)

Gambar 2.19. Detail Massa yang Berbentuk Tablet

(Sumber: www.archdaily.com/221155/)

Area membaca yang berada di tengah bentuknya bervariasi, tergantung pada masing-masing massa yang bentuk tablet, dari ruang besar terbuka hingga intim ruang baca yang lebih intim. Pada lantai atas terdapat berbagai ruang pertemuan dan seminar yang menghadap danau. Dengan menggantikan fungsi perpustakaan fakultas dan departemen, yang kegiatan mahasiswa yang sebelumnya tersebar, dan menggabungkan fasilitas baru - plaza, food court, bank ritel dan ruang pameran temporer – perpustakaan ini menjadi hub universitas baru mahasiswa, sebuah situs untuk berinteraksi dengan orang lain, serta seperti pengetahuan itu sendiri.

Sirkulasi internal jelas dipahami, interior terbuka menawarkan garis yang jelas terlihat dan mendorong interaksi. Sirkulasi vertikal didominasi dengan ramp landai, mendorong pembaca untuk berjalan daripada menggunakan lift, dan menikmati kualitas interior.

Gambar 2.20. Suasana Interior Perpustakaan


(41)

Air hujan yang ditangkap, digunakan kembali, air limbah diperlakukan dan didaur ulang dan konsumsi energi diminimalkan. Mempertahankan pohon dewasa yang ada dan vegetasi di situs 2,5 hektar merupakan bagian penting dalam desain yang, bersama dengan atap hijau, memastikan area yang luas dari situs ini dipertahankan sebagai lanskap.

Gambar 2.21. Atap Hijau


(42)

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1. PENGERTIAN TEMA

Tema yang digunakan pada proyek ini adalah arsitektur metafora yang mana diuraikan sebagai berikut:

a. Pengertian Arsitektur · Arsitektur

1) Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dsb; 2) metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.13

· Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan.

Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.14

b. Pengertian Metafora · Metafora

Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sbg lukisan yg berdasarkan persamaan atau perbandingan.15 · Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung

berupa perbandingan analogis.16

c. Pengertian Arsitektur Metafora

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Arsitektur Metafora merupakan sebuah gaya bahasa arsitektur yang membawa, memindahkan dan menerjemahkan kiasan suatu obyek ke dalam desain keseluruhan lingkungan binaan atau desain bangunan.

13

http://kbbi.web.id/arsitektur/

14 http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur 15

http://kbbi.web.id/metafora/ 16


(43)

Dalam Arsitektur, metafora adalah kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan pada bangunan sehingga akan menimbulkan bebagai persepsi dari yang melihatnya. Masyarakat dapat mempunyai pandangan tertentu terhadap bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, entah terhadap bentuk keseluruhan atau hanya sebagian dari bentuk bangunan tersebut.

Anthony C. Antoniades dalam bukunya, “Poetic of Architecture : Theory of

Design”, mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori, yakni metafora

abstrak (intangible metaphor), metafora konkrit (tangible metaphor), dan metafora campuran (combined metaphor).17 Adanya klasifikasi ini mempermudah kita untuk lebih memahami metafora dalam arsitektur.

· Metafora abstrak (intangible metaphor)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya).

· Metafora konkrit (tangible metaphor)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual ke dalam bentuk bangunan.

· Metafora campuran (combined metaphor)

Yang termasuk dalam kategori ini adalah rancangan arsitektur yang menggabungkan metafora abstrak (intangible) dan metafora konkrit (tangible)

ke dalam konsep dan desain bentuk bangunannya.

III.2. INTERPRETASI TEMA

Interpretasi dari suatu karya bertema Metafora dapat berbeda-beda pada setiap individu atau kelompok. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Setiap orang ‘bebas’

mengapresiasi dan menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa

17


(44)

dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan masyarakat awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur. Arsitektur Metafora mengidentifikasi suatu bangunan arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat akan mempunyai persepsi masing-masing sesuai dengan persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut. Bagaimana cara pengamat dalam menginterpretasi metafora yang terdapat dalam bangunan tidak bisa disamaratakan. Sah-sah saja bila pengamat memiliki interpretasi yang berbeda terhadap satu bangunan karena para perancang yang menggunakan metafora biasanya merahasiakan maksudnya dan membiarkan orang lain menebak dan menilai bangunannya.

III.3. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL

Bangunan perpustakaan yang menyimpan berbagai jenis bahan pustaka seringkali menjadi ikon atau landmark pada suatu daerah atau sebuah universitas karena hubungannya yang erat akan sistem pendidikan.

Maka untuk mewujudkan kesan sebagai suatu landmark digunakanlah tema Arsitektur Metafora.

III.4. STUDI BANDING TEMA SEJENIS

Berikut adalah contoh studi banding proyek sejenis di negara lain dan di Indonesia:

III.4.1. Museum of Fruit, Yamanshi, Jepang

Bangunan yang berlokasi di Jepang tepatnya di kota Yamanashi ini didirikan pada tahun 1996 dan berfungsi sebagai museum serta green house dengan material baja dan kaca.


(45)

Gambar 3.1. konsep Peletakan Massa Menyerupai Biji-bijian

(Sumber: www.szjs.com.cn)

Pusat pengetahuan ini memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah. Kompleks bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu: Fruit Plaza, green house, dan workshop. Ketiga massa ini ditata menyebar seolah-olah berupa bibit yang disebar di sebuah lahan.

Gambar 3.2. Massa Tropical Greenhouse

(Sumber: www.museomagazine.com)

Gambar 3.3. Massa Fruit Workshop

(Sumber: commons.wikimedia.org)

Gambar 3.4. Massa Fruit Plaza

(Sumber: www.panoramio.com)

Gambar 3.5. Suasana Interior


(46)

Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur sebagai sebaran bibit dan buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi juga sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Museum buah-buahan. Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan.

III.4.2. Opera House, Sydney, Australia

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.

Gambar 3.6. Fasade Opera House

(Sumber: www.archdaily.com/65218/)

Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat.


(47)

Gambar 3.7. Detail Opera House

(Sumber: www.archdaily.com/65218/)

Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang (shell system) selaras dan seolah – olah seperti echo dari pelengkung jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang dimana dalam hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput. Bentuk dan warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental.

III.4.3. EX Plaza, Jakarta, Indonesia

EX Plaza merupakan salah satu contoh bangunan yang menerapkan konsep metafora kombinasi. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal.

Gambar 3.8. Fasade EX Plaza

(Sumber: www.girinarasoma.com)

Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi,


(48)

ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetik (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi.

Gambar 3.9. Penerapan Tema pada Bangunan


(49)

BAB IV

ANALISIS

IV.1. ANALISIS KONDISI TAPAK DAN LINGKUNGAN

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu Universitas negeri yang berlokasi di Medan, dan merupakan universitas negeri terbaik dan ternama yang ada untuk Sumatera Utara. Dengan adanya penambahan mahasiswa setiap tahunnya dan untuk memfasilitasi seluruh mahasiswa dan tim pengajar dengan sebaik-baiknya, wilayah USU kemudian dipindahkan ke daerah Kwala Bekala untuk mendapatkan kawasan yang lebih luas dan memungkinkan kegiatan keilmuan USU yang sesuai dengan visi barunya yaitu menjadikan USU terlibat lebih banyak kedalam perindustrian dan penelitian. (gambar 4.1.) Berikut merupakan analisis tapak terpilih:

Gambar 4.1. Lokasi Tapak


(50)

IV.1.1. Analisis Lokasi

Lokasi Perpustakaan USU Kwala Bekala ini berada di kawasan kompleks USU Kwala Bekala yang berada di Kabupaten Deli Serdang yang terletak antara

3°28’-3°29’ LU dan 98°37’-98°38’ BT. Kawasan ini merupakan pengembangan dari

kampus USU padang bulan. Daerah pengembangan ini beriklim tropis dengan suhu minimum 22° C dan suhu maksimum 34°C. Memiliki site yang bekontur dan memiliki ketinggian paling rendah 85 meter dan paling tinggi 90 meter diatas permukaan laut. Kawasan ini berbatasan dengan:

· Utara : Permukiman warga dan perumahan Royal Sumatera · Selatan: Persawahan dan perkebunan kelapa sawit

· Barat : Permukiman warga

· Timur : Lahan kosong dan Kebun Binatang Medan

Deskripsi kondisi lokasi tapak rancangan Perpustakaan USU Kwala Bekala adalah sebagai berikut:

· Lokasi Tapak : Kawasan USU Kwala Bekala Kabupaten Deli Serdang · Luas Tapak : ± 3 Ha

· Batas-batas Tapak :

o Utara : Zona pintu masuk utama

o Selatan : Taman dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) o Barat : Zona laboratorium terpadu

o Timur : Aliran anak sungai

· Kondisi Kontur : Berkontur (85 m – 90 m DAPL)

· KDB : 60%

· KLB : 3-5 lantai

· GSB :

o Utara : 10 m o Selatan : 8 m o Barat : 10 m o Timur : 8 m


(51)

IV.1.2. Analisis Tata Guna Lahan

Tata guna lahan pada kawasan USU Kwala Bekala telah direncanakan oleh pihak Universitas Sumatera Utara dimana telah ditentukan zona-zona pada konsep kawasan, sehingga zona dari kawasan yang telah ditetapkan menjadi prioritas pada proses pembangunan seperti halnya pada zona akademik yang direncanakan memusat pada satu kawasan. Berikut merupakan analisis tata guna lahan pada kawasan terhadap tapak proyek:

IV.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar

Tapak dikelilingi oleh kawasan akademis dan fasilitas pendukung yang memadai bagi masyarakat universitas. Kondisi eksisting sekitar dapat dilihiat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2.Tata Guna Lahan

(Sumber: olah data primer)

Keterangan Warna:

A

D

H G

F C

B

E

Zona Pendukung

Zona Akademik

Laboratorium Hortikultura

Zona Kelapa Sawit

Zona Peternakan


(52)

B. WADUK A. ZONA PINTU

MASUK UTAMA Keterangan huruf:

C. ZONA KELAPA SAWIT

D. LABORATORIUM TERPADU

E. ZONA AKADEMIK

F. ZONA PETERNAKAN

G. DANAU ARBORETUM

H. HUTAN ARBORETUM


(53)

IV.1.2.b. Ukuran Tapak

Tapak proyek memiliki ukuran sebagai berikut:

· Utara : 247 m · Selatan : 141 m · Barat : 70 m · Timur : 255 m

Gambar 4.3. Ukuran Tapak

(Sumber: olah data primer)

255 m

141 m 70 m


(54)

IV.1.2.c Batas-batas Tapak

Tapak proyek memiliki batas-batas sebagai berikut:

Gambar 4.4. Batas-batas Sekitar Tapak

(Sumber: olah data primer)

· Utara

Berbatasan dengan area pintu masuk utama.

· Selatan

Berbatasan dengan area taman/ruang terbuka hijau dan Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL).

· Barat

Berbatasan dengan area Laboratorium Terpadu

· Timur


(55)

IV.1.2.d. Skyline Tapak

Skyline terbentuk dari perbedaan tinggi bangunan pada suatu kawasan. Ketinggian bangunan termasuk faktor yang dapat memberikan informasi kepada pengunjung mengenai fungsi bangunan tersebut. Skyline pada kawasan tapak dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:

Gambar 4.5. Potongan Tapak yang Menunjukkan Skyline

(Sumber: olah data sekunder)

Gambar 4.6. Potongan Tapak A-A

(Sumber: olah data primer)

Gambar 4.7. Potongan Tapak B-B

(Sumber: olah data primer)

Gambar 4.8. Potongan Tapak C-C


(56)

Bangunan-bangunan yang terdapat pada kompleks USU Kwala Bekala ini terdiri dari 3 - 5 lantai dan memiliki ketinggian bangunan yang tidak lebih dari 20 meter.

IV.1.3. Analisis Pencapaian dan Sirkulasi

Alur sirkulasi merupakan penghubung dan pembentuk pola pada tapak. SIrkulasi yang baik menciptakan keselarasan tata ruang. Berikut merupakan analisis pencapaian dan sirkulasi pada tapak: (Gambar 4.9.)

Gambar 4.9. Analisa Pencapaian

(Sumber: olah data sekunder)

Dari Simalingkar B

Dari Jl. Jamin Ginting

Main Entrance USU Kwala Bekala

Side Entrance USU Kwala Bekala


(57)

Konsep dasar sistem pergerakan pada USU Kwala Bekala mengadopsi sistem TOD (Transit Oriented Development) dengan mengutamakan pedestrian dibanding kendaraan bermotor. Untuk mencapai site dapat menggunakan beberapa jenis sistem pencapaian, yaitu:

a. Pedestrian

Kampus ini memiliki konsep pedestrianisasi, dimana para pejalan kaki lebih diutamakan akses dan kenyamanannya. Konsep tersebut juga memiliki ketentuan dimana jarak tempuh pejalan kaki tidak melebihi 300 meter dari titik transit kendaraan bermotor dan memiliki lebar 3 meter.

Gambar 4.10. Sirkulasi Pedestrian

(Sumber: olah data sekunder)

LEGENDA:

Pedestrian (lebar 3m di sisi setiap jalan)

Bangunan

IPAL

Sungai, Danau


(58)

b. Kendaraan Pribadi

Adapun beberapa jenis jalan sebagai media pengakses utama pada USU Kwala Bekala yaitu:

- Jalan Arteri : jalan lingkar luar kampus yang menghubungkan kampus dengan bagian-bagian kota yang lain.

- Jalan Kolektor : jalan utama didalam kampus yang terbagi menjadi:

o Kolektor Primer : Jalan masuk utama/main boulevard

sebagai pusat/jalur pergerakan.

o Kolektor Sekunder : Jalan yang menghubungkan zona-zona.

Untuk pencapaian site Perpustakaan jalan yang dapat diakses oleh kendaraan pribadi termasuk ke dalam jalan kolektor primer dan memiliki lebar 16 meter dengan dua jalur kendaraan.

Gambar 4.11.Sirkulasi Kendaraan

(Sumber: olah data primer)

A Merupakan jalan kolektor

primer selebar 16 meter dengan dua jalur kendaraan.

B Merupakan jalan kolektor

selebar 8 meter dengan dua jalur kendaraan.

A


(59)

IV.1.4. Analisis Matahari

Hasil dari analisis matahari akan mempengaruhi zoning pada tapak dan orientasi bangunan. Berikut merupakan penjelasan analisis matahari:

Gambar 4.12. Analisis Matahari

(Sumber: olah data primer)

§ Bangunan di sekitar tapak tidak memberikan pembayangan karena jarak bangunan yang relatif berjauhan.

§ Pada facade bangunan sisi barat akan digunakan shading agar sinar dan panas matahari yang masuk dapat dikurangi hingga tidak mengganggu kegiatan di dalam bangunan.

§ Pada tapak akan ditanami tanaman yang dapat mereduksi radiasi sinar matahari untuk meningkatkan kenyamanan.


(60)

IV.1.5. Analisis Vegetasi

Hasil dari analisis vegetasi akan mempengaruhi zoning pada tapak dan orientasi bangunan. Berikut merupakan penjelasan analisis vegetasi:

Gambar 4.13. Analisis Vegetasi

(Sumber: olah data primer)

§ Pada tapak akan ditanami tanaman/pohon yang dapat mereduksi sinar matahari agar meningkatkan kenyamanan.

§ Pohon/tanaman disisi jalan juga dapat mengurangi polusi udara dan polusi suara yang berasal dari jalan dan zona akademik.


(61)

IV.1.6. Analisis View

Berikut adalah analisa view ke luar tapak dan ke dalam tapak:

4.1.6.a. Analisis View ke Luar

Gambar 4.14. Analisis View ke Luar

(Sumber: olah data primer)

4.1.6.b. Analisis View ke Dalam

Gambar 4.15. Analisis View ke Dalam

(Sumber: olah data primer) ` `

C. View yang sangat baik karena

menghadap aliran sungai dan bangunan diseberangnya. B. View yang sangat baik karena

menghadap taman dan waduk penampungan air.

A. View yang cukup baik karena

menghadap bangunan-bangunan pada zona pintu masuk utama.

C. View yang sangat baik karena akan menimbulkan kesan dan suasana berbeda jika dilihat dari

seberang sungai. B. View yang cukup baik karena bisa dilihat dari jalan kolektor langsung.

A. View yang cukup baik karena dapat dilihat langsung dari jalan kolektor yang merupakan jalan utama.

A

B

C

B

C

A


(62)

IV.1.7. Analisis Kebisingan

Intensitas kebisingan dari sekitar tapak dapat mempengaruhi peletakan zoning bangunan. Berikut analisis kebisingan yang berasal dari beberapa sumber:

Gambar 4.16. Analisis Kebisingan

(Sumber : olah data primer)

§ Pada area yang mendapat intensitas kebisingan yang cukup tinggi dapat diberi tanaman/pohon yang bisa berfungsi sebagai buffer kebisingan. § Bangunan diletakkan agak jauh dari sumber kebisingan yang tinggi untuk

meningkatkan kenyamanan dalam bangunan.

`

B. Kebisingan berasal dari aliran sungai dan aktivitas pada

bangunan diseberangnya.

C. Kebisingan berasal dari aktivitas pada jalankolektor dan area tamanwaduk

penampungan air. A. Kebisingan berasal dari berbagai aktivitas di jalan kolektor primer dan area pintu masuk utama yang ramai.

C

B

A


(63)

IV.1.8. Analisis Angin

Hasil dari analisis angin akan mempengaruhi zoning pada tapak dan orientasi bangunan. Berikut merupakan penjelasan analisis angin:

Gambar 4.17. Analisis Angin

(Sumber: olah data primer)

§ Arah angin yang mendominasi daerah ini adalah dari arah Timur Laut ke Barat Daya. Angin yang berhembus lebih bersifat stabil, sehingga akan mempengaruhi desain bangunan.

§ Aliran angin ini sebisa mungkin dimanfaatkan agar meningkatkan kenyamanan pengguna bangunan.

IV.2. ANALISIS FUNGSIONAL

Berikut analisis fungsional Perpustakaan USU kwala Bekala:

IV.2.1. Deskripsi Pengguna

Perpustakaan USU Kwala Bekala ditujukan bagi warga Universitas Sumatera Utara, termasuk di dalamnya mahasiswa serta dosen.


(64)

IV.2.1.a. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam Perpustakaan USU Kwala Bekala ini terdiri dari: · Pengunjung, mahasiswa yang datang setiap hari untuk menggunakan

fasilitas perpustakaan yang disediakan.

· Pengelola, pihak yang datang setiap hari mengelola administrasi proyek.

· Staff, pihak yang datang setiap hari mengelola kegiatan dan melayani pengunjung.

· Service, pihak yang mengelola utilitas bangunan.

IV.2.1.b. Analisis Jumlah Pengunjung

Perpustakaan USU Kwala Bekala ditujukan bagi mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang ingin mengakses dan mencari informasi untuk keperluan akademis. Dari data populasi total penduduk dan jumlah penduduk yang berusia 19-24 tahun dapat diperkirakan populasi mahasiswa seluruhnya berdasarkan APK yang ditargetkan. Perkiraan populasi mahasiswa 2000-2020 dihitung berdasarkan APK terlihat pada tabel berikut. (Tabel 4.1.)

Tabel 4.1. Perkiraan Populasi Mahasiswa 1995-2020 Dihitung Berdasarkan APK

TAHUN 1995 2000 2005 2010 2020

PENDUDUK (Juta)* 194,8 205,13 219,20 233,47 261 PENDUDUK

19-24 thn. (Juta)* 22,8 24,25 25,25 25,3 23,71

APK (%)** 9,6 10,26 11,06 16,35 25

POPULASI

MAHASISWA (Juta) 2,2 2,48 2,79 4,13 5,92

* Data proyeksi penduduk diperoleh dari Data Statistik Indonesia ** Angka Partisipasi Kasar diperoleh dari Badan Pusat Statistik

Berdasarkan total di atas, dengan jumlah mahasiswa USU hanya ± 20.000-23.000, maka artinya USU berpartisipasi 1% pada tahun 1995. Bila angka partisipasi USU tetap 1% dan APK meningkat sampai 25%. Artinya jumlah mahasiswa USU akan bertambah dengan pesat.


(65)

Tabel 4.2. Perkiraan Populasi mahasiswa USU Dengan Partisipasi 1%

TAHUN 1995 2000 2005 2010 2020

PENDUDUK

19-24 thn. (Juta) 22,8 24,25 25,25 25,3 23,71

APK (%) 9,6 10,26 11,06 16,35 25

POPULASI

MAHASISWA (Juta) 2,2 2,48 2,79 4,13 5,92

POPULASI

MAHASISWA USU (Ribu)

22 24,8 27,9 41,3 59,2

Jumlah tempat duduk yang disediakan 5 tempat/1000 populasi. Maka 5/1000 x 59.200 = 296 kursi.

IV.2.1.c. Analisis Kebutuhan Parkir

Perkiraan kebutuhan parkir pengunjung diambil dari jumlah pengunjung yang datang dengan asumsi perhitungan:

· Mobil pribadi, jika asumsi 40%, maka 296 x 40% = 118 orang.

1 mobil dianggap memuat 2 orang, maka jumlah mobil 118 : 2 = 59 mobil.

Kebutuhan parkir untuk 1 mobil adalah 2,5 m x 5,5 m = 13,75 m2, sehingga luas parkir mobil, 13,75 x 59 = 811.25 m2

· Motor pribadi, jika asumsi 60%, maka 296 x 60% = 177 orang.

Kebutuhan parkir untuk 1 motor adalah 1 m x 2 m = 2 m2, sehingga luas parkir motor, 2 x 177 = 354 m2

Jumlah parkir pengunjung adalah 1165.25 m2

Perkiraan kebutuhan parkir pengelola: · Parkir mobil pengelola untuk 20 mobil.

Kebutuhan parkir untuk 1 mobil adalah 13,75 m2, sehingga luas parkir mobil pengelola, 13,75 x 20 = 275 m2

· Parkir motor pengelola untuk 30 motor.

Kebutuhan parkir untuk 1 motor adalah 2 m2, sehingga luas parkir motor pengelola, 2 x 30 = 60 m2

Jumlah parkir pengelola adalah 335 m2

Total parkir pengunjung dan pengelola = 1.500,25 m2, dengan sirkulasi 100%, maka total kebutuhan parkir adalah 3000,5 m2.


(66)

Datang Lobby Membaca, Meminjam, Mengembalikan Buku Istirahat, Makan, Minum Mengikuti Pameran dan Seminar

Lobby Pulang

Datang Bekerja sesuai bidang

masing-masing Pulang

Istirahat, Makan, Minum IV.2.2. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang

Alur kegiatan pengguna dapat dilihat pada diagram berikut:

· Alur Kegiatan Pengunjung

Gambar 4.18. Alur Kegiatan Pengunjung

(Sumber: olah data primer)

· Alur Kegiatan Pengelola

Gambar 4.19. Alur Kegiatan Pengelola

(Sumber: olah data primer)

Dari alur kegiatan sebelumnya, kebutuhan ruang yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan dapat dijabarkan seperti pada tabel berikut: (Tabel 4.3.)

Tabel 4.3. Kebutuhan Ruang

Pengguna Kegiatan Nama Ruang Zona Ruang

Pengunjung Mahasiswa

Mencari informasi R. Baca Publik Mencari buku R. Baca Publik Membaca buku R. Baca Publik Meminjam buku R. Peminjaman Publik


(67)

Mengembalikan buku R. Pengembalian Publik Mengakses data R. Internet Publik Berdiskusi R. Diskusi Publik Melihat pameran R. Pameran Publik Menggunakan internet R. Internet Publik Mengikuti seminar R. Serba Guna Semi

Ke toilet Tiolet/WC Privat

Staff Pengajar

Mencari informasi R. Baca Publik Mencari buku R. Baca Publik Membaca buku R. Baca Publik Meminjam buku R. Peminjaman Publik Mengembalikan buku R. Pengembalian Publik Mengakses data R. Internet Publik Berdiskusi R. Diskusi Publik Melihat pameran R. Pameran Publik Menggunakan internet R. Internet Publik Mengikuti seminar R. Serba Guna Semi

Ke toilet Tiolet/WC Privat

Pengelola

Pimpinan

Memimpin dan membuat

kebijakan R. Kantor Privat Memimpin rapat R. Rapat Privat Ke toilet Toilet/WC Privat

Administrasi

Bekerja R. Kantor Privat

Rapat R. Rapat Privat

Ke toilet Toilet/WC Privat Unit

Pengadaan Bahan

Bekerja R. Kantor Privat

Rapat R. Rapat Privat

Ke toilet Toilet/WC Privat

Unit Pengelolaan

Bahan

Bekerja R. Kantor Privat

Menyortir buku R. Sortir Privat Menyimpan buku

sementara

R. Simpan

Sementara Privat Mengatur data dan

informasi R. Pusat Data Privat


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)