Pengembangan Media MONORAJA (Monopoli Aksara Jawa) untuk Siswa Sekolah Dasar | Syahbarina | Mimbar Sekolah Dasar 7919 19254 1 PB
p-ISSN 2355-5343
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 20/08/2017; Accepted: 30/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 245-255
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.7919
Pengembangan Media MONORAJA (Monopoli Aksara Jawa)
untuk Siswa Sekolah Dasar
Maulia Syahbarina
PGSD Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24, Dr. Cipto Semarang
Email: maulia.syahbarina@gmail.com
ABSTRACT
The background of this study is based on
observations and interviews with class V teachers
that students still have difficulty in understanding
the letter of Java. Actions that have been done
by teachers to overcome these problems have
not been maximized, due to the limitations of
tools and media. The type of this research is
research and development with the developed
product that is MONORAJA media (Monopoli
Aksara Jawa) on Javanese language subject
matter Java letter for elementary school student.
The media were tested in 3 primary schools
namely SDN Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1
Lamuk Purbalingga, and SDN 2 Sinduraja
Purbalingga. The results obtained from the
validation of material experts, media experts,
teacher practitioner questionnaire, and student
assessment questionnaire. The result of validation
by the first material expert is 97.71%, the second
material expert is 98.5%, the validation by the
media expert is 95%, the practitioner is 98%, and
the student's appraisal is 96.36% This shows that
MONORAJA media has been successful in
development.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil observasi dan
wawancara dengan guru kelas V mengenai
kesulitan siswa dalam memahami huruf Jawa.
Beberapa kendala yang muncul diantaranya
keterbatasan alat dan media. Penelitian ini
merupakan Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) yang bertujuan
untuk
mengembangkan
suatu
media
pembelajaran
yaitu
media
MONORAJA
(Monopoli Aksara Jawa) pada mata pelajaran
Bahasa Jawa materi huruf Jawa untuk siswa
sekolah dasar. Media diujicobakan di 3 sekolah
dasar yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1
Lamuk Purbalingga, dan SDN 2 Sinduraja
Purbalingga. Penelitian divalidasi oleh ahli materi,
ahli media, angket praktisi guru, dan angket
penilaian siswa. Hasil dari validasi oleh ahli materi
yang pertama yaitu sebesar 97,71% , ahli materi
yang kedua sebesar 98,5%, validasi oleh ahli
media yaitu sebesar 95%,praktisi guru sebesar
98%, dan penilaian siswa sebesar 96,36%, hal ini
menunjukkan bahwa media MONORAJA dapat
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
huruf jawa.
Keywords: learning media; javanese
MONORAJA (javanese script monopoly)
Kata Kunci: media pembelajaran; huruf jawa;
MONORAJA (monopoli aksara jawa)
letters,
How to Cite: Syahbarina, M. (2017). Pengembangan Media MONORAJA (Monopoli Aksara Jawa) untuk Siswa
Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 245–255. http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7919.
PENDAHULUAN ~ Indonesia merupakan
Nomor 57 Tahun 2013 Pasal 13 yang
negara yang kaya akan budaya, terdapat
berbunyi “Semua satuan pendidikan di
berbagai macam suku dan budaya yang
Jawa
tersebar di seluruh daerah. Salah satunya
Pelajaran
di
melaksanakan
daerah
macam
Jawa
terdapat
kebudayaan
berbagai
seperti
tarian
Tengah
wajib
Bahasa
melaksanakan
Jawa”,
pembelajaran
wajib
bahasa
jawa. Tujuannya antara lain
merupakan
daerah, lagu daerah dan bahasa daerah.
upaya
memelihara
Setiap satuan pendidikan berdasarkan
kelestarian
dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
melalui pembelajaran Bahasa Jawa di
[245]
menjaga
budaya
dan
Jawa
dilakukan
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
berbagai jenjang pendidikan. Selanjutnya
Daryanto (2010, p. 147) mempertegas
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa
istilah media, bahwa “kata media berasal
Tengah Nomor: 423.5/5/2010 bahwa ruang
dari bahasa Latin yang dibatasi pada
lingkup mata pelajaran Bahasa Jawa ada
pendidikan
4
digunakan
yaitu
mendengarkan,
membaca,
saja
yakni
sebagai
media
alat
dan
yang
bahan
berbicara dan menulis. Alokasi waktu
kegiatan pembelajaran”. Guru sebagai
pelajaran
tenaga pendidik profesional harus dapat
Bahasa
Jawa
untuk
setiap
pertemuan yaitu 2 x 35 menit dan hanya 1
memilih
pertemuan dalam satu minggu. Guru
menunjang
diharapkan dapat memaksimalkan waktu
pembelajaran yang diharapkan. Seperti
yang
agar
yang dianalisis oleh Kemp dan Dayton
dapat
dalam Kustandi & Sutjipto (2013, p. 20)
sudah
ditentukan
pembelajaran
Bahasa
tersampaikan
dengan
Jawa
baik
kepada
media
tepat
untuk
tercapainya
mengenai
peserta didik.
yang
fungsi
pembelajaran
tujuan
media.
dapat
Media
memenuhi
tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan
Materi dalam pelajaran Bahasa Jawa
untuk
salah satunya yaitu aksara Jawa. Siswa
kelompok besar jumlahnya, yaitu dalam
memerlukan proses belajar yang terjadi
hal (1) memotivasi minat atau tindakan,
secara
(2)
terus
menyenangkan
menerus,
namun
agar
tetap
pembelajaran
perorangan,
menyajikan
memberikan
kelompok,
informasi,
atau
dan
instruksi.
(3)
Apabila
dapat lebih bermakna dan pada akhirnya
pemanfaatan media sudah tepat, maka
mereka dapat menguasai materi huruf
akan
Jawa.
bermakna
Upaya
yang
dilakukan
untuk
tercipta
pembelajaran
sehingga
hasilnya
yang
dapat
meningkatkan mutu penggunaan aksara
meningkatkan minat belajar dan hasil
Jawa dapat melalui pembelajaran dapat
belajar siswa.
dilakukan dengan mengembangkan buku
pelajaran, buku bacaan, majalah atau
Hasil wawancara dengan guru kelas V di 3
alat peraga Bahasa Jawa yang dapat
sekolah yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati,
dijalan sebagai media untuk membantu
SDN 1 Lamuk Purbalingga, dan SDN 2
proses belajar mengajar. Mengenai hal
Sinduraja
tersebut Kustandi & Sutjipto (2013, p. 8)
pembelajaran Bahasa Jawa, materi huruf
menuliskan manfaat media yaitu “media
Jawa
pembelajaran
kendala
merupakan
alat
yang
Purbalingga
di
sekolah
dalam
mengindikasikan
dasar
mengalami
keterbatasan
media
dapat membantu proses belajar mengajar
pembelajaran yang sesuai dengan materi
dan berfungsi untuk memperjelas makna
huruf Jawa serta proses pembelajaran
pesan yang disampaikan, sehingga dapat
yang
mencapai tujuan pembelajaran dengan
karakteristik
baik dan sempurna”.
bermain.
[246]
belum
anak
disesuaikan
SD
yang
dengan
senang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Oleh karena itu dikembangkan sebuah
pembelajaran
media pembelajaran yang membantu
mengajar dapat membangkitkan minat
guru dalam menyampaikan pesan atau
dan keinginan yang baru, membangkitkan
informasi
Selain
motivasi
dan
mengembangkan media pembelajaran,
belajar,
dan
cara
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
kepada
yang
dapat
dilakukan
adalah
proses
belajar
dengan
permainan,
karena
Menurut
menerapkan
konsep
siswa.
proses
belajar
rangsangan
kegiatan
bahkan
membawa
pebelajar”.
“permainan
Permainan dalam penelitian ini dijadikan
menyenangkan suasana hati sehingga
juga sebagai sarana untuk membuat
anak-anak pun belajar dengan suka cita”.
proses pembelajaran lebih menarik dan
Baedowi
(2015,
307)
dalam
P.
menyenangkan. Banyak penelitian yang
Salah satu permainan yang disukai anak-
menggunakan
anak, remaja, bahkan dewasa jaman
bagian
sekarang adalah Get Rich. Berdasarkan
pembelajaran,
berita yang dimuat secara online oleh
dengan
Susanti (2015) “game ini hampir sama
penelitian
dengan
pengembangan yang bertujuan untuk
permainan
manual
monopoli
penting
menghasilkan
dadu”.
permainan
penelitian
karena
itu
dilakukan
pengembangan
proses
membedakan
yang
sudah
merupakan
produk
yang
pemahaman
media
yang
ini
sebagai
dalam
penelitian
karena cara berjalannya mengikuti alur
Oleh
permainan
bisa
siswa
media
dan
meningkatkan
dalam
berbahasa
Jawa.
Jawa materi huruf Jawa dengan judul
adalah selain sesuai dengan budaya lokal
“Pengembangan
Media
siswa,
(Monopoli
Jawa)
Aksara
Pada
yang
peserta
Mata
dari
penelitian
permainan untuk pembelajaran Bahasa
MONORAJA
Keunggulan
ada,
penelitian
memperhatikan
didik
di
sekolah
ini
karakter
dasar
yang
Pelajaran Bahasa Jawa Materi Huruf Jawa
memang senang bermain, bagi siswa
Untuk Siswa Sekolah Dasar”.
kegiatan bermain dapat mempengaruhi
perkembangan
enam
Pengembangan MONORAJA selain dapat
perkembangan
anak,
mengatasi
kesadaran
(personal
diharapkan
keterbatasan
dapat
media
diri
yakni
aspek
awareness),
proses
emosional, sosial, komunikasi, kognisi, dan
belajar mengajar yang dilakukan oleh
keterampilan motorik. Hasil Riset Smith dan
guru menjadi lebih bervariasi, membuat
Pellegrini
proses
lebih
bermain memenuhi 3-20% waktu seorang
disesuaikan
anak, dan hanya anak yang sakit atau
dengan karakteristik anak SD yang suka
cacat yang tidak melakukan kegiatan
bermain. Hasil diskusi Falahudin (2014, P.
bermain.
pembelajaran
menyenangkan
104)
mengubah
juga
aspek
menjadi
karena
menyimpulkan
bahwa
“media
[247]
(2008)
menunjukkan
bahwa
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
Permainan dapat dilakukan di luar kelas
alat
agar pembelajaran tidak kaku, monoton,
perumusan maksud individu, melahirkan
dan siswa tidak merasa bosan sehingga
perasaan
siswa cepat memahami konsep materi
individu menciptakan kerja sama dengan
yang diajarkan (Anggraini, 2014, p. 93).
sesama individu”. Pada zaman dahulu
Zaman & Libertina (2012, p. 15) menuliskan
kelompok orang Jawa yang tinggal di
“bermain merupakan sarana uji coba
Belanda,
pada diri anak untuk belajar interaksi”.
menggunakan
Anak
tetap menggunakan bahasa Jawa di
akan
merasa
senang
apabila
komunikasi
merupakan
individu dan
di
saluran
memungkinkan
samping
bahasa
mereka
Belanda
juga
dibebaskan untuk bermain dengan teman
antara
sebayanya. Interaksi yang menyenangkan
(2006, P. 24). Oleh karena itu, sudah
tersebut
mengembangkan
semestinya kebudayaan tersebut terus
berbagai kemampuan anak seperti cara
dilestarikan agar tidak terlupakan oleh
bertingkah
adanya perkembangan jaman.
dapat
laku,
perkembangan
fisik
cara
berbicara,
serta
pengolahan
emosi.
kelompoknya
Menurut
Surat
Wedhawati
Keputusan
dkk.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Permainan yang dikembangkan adalah
Indonesia
permainan
Monopoli
tanggal
11
merupakan salah satu permainan papan
dengan
kurikulum muatan
yang paling terkenal di dunia. Tujuan
program pendidikan yang isi dan media
permainan ini adalah untuk menguasai
penyampaiannya
semua
lingkungan
monopoli.
petak
di
atas papan
melalui
dengan
Juli
nomor 0412/U/1987
1987 yang
dimaksud
lokal
dikaitkan
alam
dan
ialah
dengan
lingkungan
pembelian, penyewaan dan pertukaran
budaya serta kebutuhan daerah dan
properti
wajib dipelajari oleh murid di daerah
dalam
sistem
disederhanakan.
melemparkan
untuk
ekonomi
Setiap
dadu
memindahkan
secara
yang
pemain
tersebut.
bergiliran
bidaknya,
dan
METODE
apabila ia mendarat di petak yang belum
Jenis penelitian yang digunakan adalah
dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli
penelitian dan pengembangan (Research
petak itu sesuai harga yang tertera. Bila
and Development). Penelitian ini dilakukan
petak itu sudah dibeli pemain lain. Ia harus
untuk
membayar sewa yang jumlahnya juga
MONORAJA.
sudah ditetapkan.
MONORAJA dapat menjadi inovasi dalam
proses
mengembangkan
Harapannya
pembelajaran
sehingga
media
media
dapat
Dalam penelitian ini konsep materinya
meningkatkan mutu pendidikan. Soegeng
adalah materi bahasa jawa. Martulina
(2016,
(2015, p. 12) menuliskan “bahasa sebagai
“penelitian
[248]
pp.
212-213)
menguraikan
pengembangan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
(Development Research = DR) dilakukan
merevisi hasil uji coba berdasarkan analisis
untuk
mengembangkan
suatu
produk
uji coba lapangan awal.
yang
akan
dalam
proses
digunakan
pembelajaran”. Hal yang sama ditulis oleh
Studi
Sugiyono (2015, p. 407) bahwa “metode
melakukan
penelitian
atau
kepada guru Sekolah Dasar yaitu SDN
dalam bahasa Inggrisnya Research and
Sadeng 01, SDN 1 Lamuk, dan SDN 2
Development adalah metode penelitian
Sinduraja
yang
Angket analisis kebutuhan guru dan siswa
dan
pengembangan
digunakan
untuk
menghasilkan
pendahuluan
dilakukan
observasi
pada
dan
bulan
diberikan
produk
berkaitan pembelajaran
tersebut”.
pengembangan
Penelitian
bertujuan
mengembangkan
produk
dan
untuk:
yang
(1)
mendapatkan
produk
Berdasarkan
(pemecahan)
jawaban
masalah-masalah
data
Jawa
sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai
Bahasa
2016.
materi huruf Jawa.
ada, dan (2) juga untuk menemukan
baru
wawancara
Oktober
produk tertentu, dan menguji keefektifan
untuk
dengan
hasil
observasi
dan
praktis
wawancara yang dilakukan terhadap 3
pendidikan (Soegeng, 2016, p. 222). Model
sekolah yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati,
pengembangan yang digunakan adalah
SDN 1 Lamuk Purbalingga, dan SDN 2
pengembangan yang dikemukakan oleh
Sinduraja Purbalingga, diperoleh informasi
Borg and Gall. Menurut Borg and Gall ada
bahwa siswa mengalami kesulitan pada
10 langkah yang dikemukakan dalam
saat pembelajaran Bahasa Jawa materi
penelitian dan pengembangan (Soegeng,
huruf Jawa. Siswa mengalami kesulitan
2016, p. 226). Tahapan tersebut dapat
dalam mengerjakan soal yang berkaitan
digambarkan
dengan
dalam
sebuah
huruf
penggambaran dari tahapan awal kondisi
dikarenakan
hingga
huruf
tahap
paling
akhir.
Penelitian
Jawa.
Jawa,
siswa
hal
kurang
Kesulitan
tersebut
memahami
siswa
yaitu
dilaksanakan di 3 sekolah dasar yaitu SDN
menghafal huruf Jawa sehingga akan
Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1 Lamuk
merasa kesulitan apabila mendapatkan
Purbalingga,
Sinduraja
soal yang berkaitan dengan membaca
Purbalingga. Langkah/prosedur penelitian
dan menulis huruf Jawa. Pembelajaran
pengembangan
pada
Bahasa Jawa yang dilakukan selama 2 x
pendapat Borg & Gall (1983, p. 775) yang
35 menit dalam seminggu dirasa kurang
mengembangkan
untuk membuat anak terampil dalam
dan
SDN
2
mengacu
10
tahapan
dalam
mengembangkan model, dari 10 tahapan
membaca dan menulis huruf Jawa.
pengembangan menurut Borg and Gall
tersebut
peneliti
membatasi
langkah
penelitian hanya sampai tahap ke 5 yaitu
Pada
proses
guru
menggunakan
penunjang
[249]
pembelajaran
dalam
media
terkadang
sebagai
memudahkan
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
penyampaian
materi,
media
siswa kelas III, tingkat 2 untuk siswa kelas IV,
hanya
tingkat 3 untuk siswa kelas IV, dan tingkat
yang
V untuk siswa kelas VI. Media MONORAJA
ditempel di dinding kelas. Buku yang
ini dibuat dari bahan kayu sehingga awet
digunakan adalah buku pegangan guru
untuk digunakan. Media ini juga praktis
atau buku paket paket dan LKS yang
dan
sama dengan yang dimiliki oleh siswa.
didesain berbentuk kotak yang dapat
tersebut
cukup
sebuah
panduan
namun
terbatas
yaitu
huruf
Jawa
mudah
untuk
di
bawa
karena
dilipat dan bagian dalamnya digunakan
Sebelum membuat media MONORAJA
peneliti
menyebar
angket
untuk menyimpan alat-alat permainan.
analisis
kebutuhan siswa dalam mata pelajaran
Draf media MONORAJA divalidasi oleh ahli
Bahasa Jawa materi huruf Jawa untuk
media dan ahli materi pembelajaran. Ahli
kelas
media pembelajaran Bapak Singgih Adhi
V
sekolah
mengetahui
dasar
media
agar
seperti
peneliti
apa
yang
Prasetyo, S.Sn., M.Pd. dosen Universitas
diharapkan dan dibutuhkan oleh siswa.
PGRI Semarang, untuk ahli materi Bapak
Drs. Suyitno Y.P., M.Pd. dosen Universitas
Media MONORAJA adalah sebuah media
PGRI
pembelajaran yang di kembangkan dari
Hastopo, S.Pd.SD
sebuah permainan monopoli. Permainan
Lamuk
monopoli pada umumnya yaitu bermain
mengenai
dengan cara melemparkan dadu secara
disajikan melalui angket yang diisi oleh
bergiliran untuk memindahkan bidaknya,
guru kelas V, serta tanggapan siswa
dan apabila ia mendarat di petak yang
angket yang disajikan berupa pernyataan
belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat
dengan jawaban “ya” atau “tidak” dalam
membeli petak itu sesuai harga yang
bentuk skala Guttman. Sebagai bahan
tertera.
evaluasi, peneliti juga memberikan tes
Semarang,
dan
Bapak
Sugeng
kepala sekolah SDN 1
Purbalingga,
sedangkan
data
praktisi
(guru)
penilaian
evaluasi yang terdiri dari 10 soal esai
Permainan monopoli pada umumnya oleh
sebagai tolak ukur dan menargetkan hasil
peneliti
dikembangkan
tes semua siswa diatas KKM yaitu 65.
sedemikian
rupa
dengan
menjadi
desain
dan
tampilan yang berbeda yaitu terdiri dari 24
Proses validasi dilakukan oleh ahli materi
petak dan terdapat kartu soal yang
pertama yaitu Drs. Suyitno Y.P, M.Pd.
berkaitan dengan huruf Jawa. Kartu soal
dosen
tersebut
tingkatan
Pendidikan, Universitas PGRI Semarang.
disesuaikan dengan SK dan KD pada
Validasi materi dilakukan terhadap tiga
mata pelajaran Bahasa Jawa materi huruf
indikator,
yaitu
Jawa untuk siswa kelas III, IV, V, dan VI,
Indikator
Penggunaan
sehingga tingkat 1 diperuntukkan untuk
Indikator
Manfaat
dibuat
menjadi
4
[250]
prodi
PGSD,
Fakultas
Indikator
Ilmu
Kompetensi,
Konsep,
produk.
dan
Validasi
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
dilakukan
dengan memberikan data
perbaikan. Validasi materi yang pertama
kuantitatif sebagai penilaian kemudian
ahli
materi
memberikan
saran
lakukan tanggal 23 Maret 2017.
untuk
Tabel 1. Hasil Penilaian Ahli Materi Pertama Tahap 1 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
23
25
2.
Penggunaan konsep
12
15
3.
Manfaat produk
30
30
Jumlah
65
70
Persentase
�
�
�
�
%=
,
%=
%=
%=
,
,
%
%
%
%
Tabel 2. Hasil Penilaian Ahli Materi Pertama Tahap 2 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
25
25
2.
Penggunaan Konsep
12
15
3.
Manfaat Produk
30
30
Jumlah
67
70
Persentase
�
%=
�
%=
,
�
%=
,
�
%=
%
%
%
%
Berdasarkan Tabel 2 dapat dipahami
sebagai penilaian kemudian ahli materi
bahwa media MONORAJA mendapat nilai
memberikan saran untuk perbaikan.
97,71%.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
media MONORAJA menurut ahli materi
Validasi dilakukan
pertama sudah layak digunakan tanpa
data
revisi.
kemudian ahli materi memberikan saran
kuantitatif
dengan memberikan
sebagai
penilaian
untuk perbaikan. Validasi materi dilakukan
Validasi ahli materi kedua dilakukan oleh
pada tanggal 25 Maret 2017. Hasil validasi
Bapak Sugeng Hastopo, S.Pd.SD kepala
materi yang kedua tahap 1 sebagaimana
SDN 1 Lamuk Purbalingga. Validasi materi
terlihat pada tabel 3, dapat dijelaskan
dilakukan terhadap tiga indikator, yaitu
sebagai
Indikator
Indikator
indikator kompetensi yaitu 24 dari skor
Indikator
ideal 25, sehingga persentasenya adalah
dilakukan
96%. Pada indikator penggunaan konsep
kuantitatif
jumlah skor yang didapatkan yaitu 15 dari
Kompetensi,
Penggunaan
Manfaat
dengan
Konsep,
produk.
dan
Validasi
memberikan
data
[251]
berikut.
Jumlah
skor
pada
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
skor ideal 15, sehingga persentasenya
keseluruhan adalah 98,5%. Hal tersebut
100%. Pada indikator manfaat produk
menunjukkan media MONORAJA sudah
jumlah skor yang didapatkan yaitu 30 dari
layak untuk digunakan sebagai media
skor ideal 30, sehingga persentasenya 100.
pembelajaran. dosen prodi PGSD, Fakultas
Berdasarkan
Ilmu
penilaian
tersebut
dapat
Pendidikan,
Universitas
PGRI
Semarang.
didapatkan jumlah skor keseluruhan 69,
dari skor ideal 70, sehingga persentase
Tabel 3. Hasil Penilaian Ahli Materi Kedua Tahap 1 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
24
25
2.
Penggunaan Konsep
15
15
3.
Manfaat Produk
30
30
Jumlah
69
70
Persentase
�
%=
%
%=
%
�
%=
�
%=
�
%
, %
Validasi media dilakukan terhadap tiga
persentasenya
indikator, yaitu Indikator Desain Produk,
indikator kualitas produk jumlah skor yang
Kualitas Produk, dan Teknik Penggunaan.
didapatkan yaitu 23, dari skor ideal 25,
Selanjutnya dilakukan Validasi ahli media
sehingga
oleh Singgih Adhi Prasetyo, S.Sn., M.Pd.
indikator teknik penggunaan jumlah skor
Validasi dilakukan
yang didapatkan yaitu 15 dari skor ideal
data
kuantitatif
dengan memberikan
sebagai
penilaian
15,
adalah
90,00%.
persentasenya
sehingga
92,00%.
persentasenya
Pada
Pada
100%.
kemudian ahli mediamemberikan saran
Berdasarkan
untuk perbaikan. Validasi media dilakukan
keseluruhan adalah 95%. Hal tersebut
pada tanggal 23 Maret 2017. Hasil validasi
menunjukkan media MONORAJA sudah
media
layak untuk digunakan sebagai media
tahap
1
sebagaimana
terlihat
pada tabel 4 adalah sebagai berikut.
penilaian
tersebut
pembelajaran tanpa revisi.
Jumlah skor pada indikator desain produk
yaitu 36, dari skor ideal 40, sehingga
Tabel 4.Hasil Penilaian Angket Ahli Media Tahap 1 Media MONORAJA
No
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Desain Produk
36
40
2.
Kualitas Produk
23
25
[252]
Persentase
�
�
%=
%=
,
,
%
%
dapat
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
3.
Teknik Penggunaan
Jumlah
Hasil
pembelajaran
Bahasa
15
15
76
80
Jawa
�
�
%=
%=
%
,
%
Hasil angket penilaian media MONORAJA
menggunakan media MONORAJA dapat
yang
di katakan berhasil karena hasil evaluasi
mengetahui seberapa besar minat siswa
siswa memenuhi di atas KKM yaitu 65.
terhadap
Siswa mendapat nilai yang bagus dan
MONORAJA yang telah dibuat, dari 44
dapat di katakan sangat baik dikarenakan
jumlah
nilai rata-rata yang tinggi.
menjawab “ya” sebanyak 96,36%. Dari
dibagikan
kepada
siswa
pengembangan
responden
atau
untuk
media
siswa
yang
hasil itu dapat disimpulkan bahwa media
Berdasarkan hasil tes ujicoba nilai rata-rata
MONORAJA
siswa
dapat digunakan dalam pembelajaran
yaitu
86,
menunjukkan
81.
siswa
Hal
dapat
tersebut
merupakan
media
yang
Bahasa Jawa materi huruf Jawa.
memahami
materi huruf Jawa. Soal evaluasi yang
berjumlah 10 telah disesuaikan dengan KD
Selain
membaca dan menulis huruf Jawa di kelas
MONORAJA juga dinilai oleh praktisi yaitu
V. Soal disusun dari tingkat yang mudah
guru kelas V. Guru diberikan
hingga
siswa
penilaian yang bertujuan untuk mengukur
mampu mengerjakan soal dengan benar.
seberapa praktis dan diterimanya media
Hasil tersebut sesuai dengan target yang
pembelajaran
ingin dicapai oleh peneliti. Siswa dapat
pembelajaran Bahasa Jawa. Berdasarkan
mengikuti
baik
analisis angket praktisi media terhadap
terlihat dari hasil belajar siswa yang baik.
media pembelajaran MONORAJA yang
Selain itu, saat uji coba kepada siswa
telah diisi oleh 3 guru dari masing-masing
terdapat
terhadap
sekolah maka diperoleh skor sebanyak 147
penelitian
dari jumlah skor maksimal sebanyak 150.
media
yang
sulit
dan
pembelajaran
respon
yang
MONORAJA.
terbukti
dengan
baik
Hasil
penilaian
dilakukan
oleh
MONORAJA
siswa,
angket
dalam
tersebut memiliki kesesuaian dengan hasil
Dari
penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti
persentase rata-rata sebesar 98% dengan
(2014, p.76) bahwa “Penggunaan media
kategori sangat baik. Hal ini membuktikan
pembelajaran
orientasi
bahwa guru kelas V merasa senang dan
pembelajaran akan sangat membantu
memberikan tanggapan positif terhadap
keefektifan
media MONORAJA.
pada
proses
tahap
pembelajaran
dan
skor
tersebut
dapat
diperoleh
penyampaian pesan dan isi pelajaran
saat itu”.
Yang perlu diperhatikan bahwa dalam
menciptakan
pembelajaran
bermutu
seluruh komponen yang terlibat dalam
[253]
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
pembelajaran
termasuk
di
antaranya
sebagai
media pembelajaran harus benar-benar
media
pembelajaran
Bahasa
Jawa materi huruf Jawa.
direncananakan serta dikelola dengan
baik, dengan begitu akan memungkinkan
REFERENSI
terjadinya interaksi pembelajaran yang
Falahudin, I. (2014). PEMANFAATAN MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN. Jurnal Lingkar
Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 1
No. 4, Oktober – Desember 2014, p.104
– 117.
kondusif dan pada akhirnya berkualitas
karena
semua
informasi
atau
pesan
mampu diterima oleh siswa Sunaengsih
(dalam Sagala, 2010)
Anggraini, C., & Untari, M. (2014).
KEEFEKTIFAN MODEL PERMAINAN BOYBOYAN TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA
“DIRIKU” SISWA KELAS I SD. Mimbar
Sekolah
Dasar,
1(1),
92-98.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.869.
SIMPULAN
Pengembangan
MONORAJA
media
pembelajaran
menggunakan
model
pengembangan yang dikemukakan oleh
Smith, Peter K And Pellegrini, Antony.
(2008).
“Learning
Through
Play”.
Minessta: Goldsmiths, University of
London, United Kingdom University of
Minnesota, USA (Published online
September 12, 2008).
Borg and Gall.Dari 10 tahap peneliti
membatasi
langkah
penelitian
hanya
sampai tahap ke 5merevisi hasil uji coba
berdasarkan analisis uji coba lapangan
awal. Media MONORAJA telah divalidasi
Borg. W.R. dan Gall, M.D. (1983).
Educational Research: An Introduction.
New York: longman.
oleh 3 ahli yaituhasil dari validasi oleh ahli
materi pertama sebesar 97,71%, dan ahli
materi
yang
sedangkan
kedua
validasi
sebesar
oleh
ahli
Baedowi, A dkk. (2015). Potret Pendidikan
Kita. Jakarta: PT Pustaka Alfabet.
98,5%,
media
Daryanto.(2010). Media Pembelajaran
Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai
Tujuan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
sebesar 95%. Sehingga dapat disimpulkan
MONORAJA valid dan dapat diujicobakan
dalam pembelajaran Bahasa Jawa materi
huruf Jawa di sekolah. Media MONORAJA
diujicobakan
di
SDN
Sadeng
Kustandi, Cecep dan Bambang S. (2013).
Media Pembelajaran; Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
01
Gunungpati, SDN 1 Lamuk Purbalingga,
Martulina, S, D. (2015). Bahasa Indonesia
Terapan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
SDN 2 Sinduraja Purbalingga. Berdasarkan
angket penilaian siswa terhadap media
Oktavianti, R., & Wiyanto, A. (2014).
PENGEMBANGAN
MEDIA
GAYANGHETUM (GAMBAR WAYANG
HEWAN DAN TUMBUHAN) DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI
KELAS IV SD. Mimbar Sekolah Dasar,
1(1),
65-70.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.865
setelah mengikuti pembelajaran dari 44
siswa kelas V didapatkan data 96,36%
siswa menjawab “ya”. Sedangkan angket
praktisi guru yang diberikan kepada guru
kelas V di 3 sekolah didapatkan data 98%
guru
menyatakan
media
MONORAJA
praktis dan diterima untuk digunakan
[254]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Soegeng,
A,Y.
(2016).
Dasar-Dasar
Penelitian Bidang Sosial, Psikologi, dan
Pendidikan.
Yogyakarta:
Magnum
Pustaka Utama.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung:
Alfabeta.
Sunaengsih, C. (2016). PENGARUH MEDIA
PEMBELAJARAN
TERHADAP
MUTU
PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH DASAR
TERAKREDITASI A.Mimbar Sekolah Dasar,
3(2),
183-190.
doi:http://dx.doi.org/10.23819/mimbarsd.v3i2.4259
Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor: 423.5/5/2010 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa
Jawa) untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTs Negeri dan
Swasta Propinsi Jawa Tengah.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11
Juli 1987 Tentang Kurikulum Muatan
Lokal.
Susanti, E. (2015). “Aplikasi Game Android
Gratis, Terbaik, Terpopuler, dan Terbaru
2015”.
www.teknoflas.com/24168/aplikasigame-android-gratis-terbaik-terpopulerdan-terbaru-2015.html.
Teknoflas.
Diakses 01 November 2016.
Wedhawati dkk. (2006). Tata Bahasa Jawa
Muthakhir. Yogyakarta: Kanisius.
Zaman, Saeful dan Aundriani L. (2012).
Membuat Anak Rajin Belajar
Itu
Gampang. Jakarta: Visimedia.
[255]
e-ISSN 2502-4795
http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbar
Article Received: 20/08/2017; Accepted: 30/12/2017
Mimbar Sekolah Dasar, Vol 4(3) 2017, 245-255
DOI: 10.17509/mimbar-sd.v4i3.7919
Pengembangan Media MONORAJA (Monopoli Aksara Jawa)
untuk Siswa Sekolah Dasar
Maulia Syahbarina
PGSD Universitas PGRI Semarang
Jl. Sidodadi Timur No. 24, Dr. Cipto Semarang
Email: maulia.syahbarina@gmail.com
ABSTRACT
The background of this study is based on
observations and interviews with class V teachers
that students still have difficulty in understanding
the letter of Java. Actions that have been done
by teachers to overcome these problems have
not been maximized, due to the limitations of
tools and media. The type of this research is
research and development with the developed
product that is MONORAJA media (Monopoli
Aksara Jawa) on Javanese language subject
matter Java letter for elementary school student.
The media were tested in 3 primary schools
namely SDN Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1
Lamuk Purbalingga, and SDN 2 Sinduraja
Purbalingga. The results obtained from the
validation of material experts, media experts,
teacher practitioner questionnaire, and student
assessment questionnaire. The result of validation
by the first material expert is 97.71%, the second
material expert is 98.5%, the validation by the
media expert is 95%, the practitioner is 98%, and
the student's appraisal is 96.36% This shows that
MONORAJA media has been successful in
development.
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil observasi dan
wawancara dengan guru kelas V mengenai
kesulitan siswa dalam memahami huruf Jawa.
Beberapa kendala yang muncul diantaranya
keterbatasan alat dan media. Penelitian ini
merupakan Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) yang bertujuan
untuk
mengembangkan
suatu
media
pembelajaran
yaitu
media
MONORAJA
(Monopoli Aksara Jawa) pada mata pelajaran
Bahasa Jawa materi huruf Jawa untuk siswa
sekolah dasar. Media diujicobakan di 3 sekolah
dasar yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1
Lamuk Purbalingga, dan SDN 2 Sinduraja
Purbalingga. Penelitian divalidasi oleh ahli materi,
ahli media, angket praktisi guru, dan angket
penilaian siswa. Hasil dari validasi oleh ahli materi
yang pertama yaitu sebesar 97,71% , ahli materi
yang kedua sebesar 98,5%, validasi oleh ahli
media yaitu sebesar 95%,praktisi guru sebesar
98%, dan penilaian siswa sebesar 96,36%, hal ini
menunjukkan bahwa media MONORAJA dapat
mengatasi kesulitan siswa dalam memahami
huruf jawa.
Keywords: learning media; javanese
MONORAJA (javanese script monopoly)
Kata Kunci: media pembelajaran; huruf jawa;
MONORAJA (monopoli aksara jawa)
letters,
How to Cite: Syahbarina, M. (2017). Pengembangan Media MONORAJA (Monopoli Aksara Jawa) untuk Siswa
Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 4(3), 245–255. http://doi.org/10.17509/mimbar-sd.v4i3.7919.
PENDAHULUAN ~ Indonesia merupakan
Nomor 57 Tahun 2013 Pasal 13 yang
negara yang kaya akan budaya, terdapat
berbunyi “Semua satuan pendidikan di
berbagai macam suku dan budaya yang
Jawa
tersebar di seluruh daerah. Salah satunya
Pelajaran
di
melaksanakan
daerah
macam
Jawa
terdapat
kebudayaan
berbagai
seperti
tarian
Tengah
wajib
Bahasa
melaksanakan
Jawa”,
pembelajaran
wajib
bahasa
jawa. Tujuannya antara lain
merupakan
daerah, lagu daerah dan bahasa daerah.
upaya
memelihara
Setiap satuan pendidikan berdasarkan
kelestarian
dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
melalui pembelajaran Bahasa Jawa di
[245]
menjaga
budaya
dan
Jawa
dilakukan
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
berbagai jenjang pendidikan. Selanjutnya
Daryanto (2010, p. 147) mempertegas
berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa
istilah media, bahwa “kata media berasal
Tengah Nomor: 423.5/5/2010 bahwa ruang
dari bahasa Latin yang dibatasi pada
lingkup mata pelajaran Bahasa Jawa ada
pendidikan
4
digunakan
yaitu
mendengarkan,
membaca,
saja
yakni
sebagai
media
alat
dan
yang
bahan
berbicara dan menulis. Alokasi waktu
kegiatan pembelajaran”. Guru sebagai
pelajaran
tenaga pendidik profesional harus dapat
Bahasa
Jawa
untuk
setiap
pertemuan yaitu 2 x 35 menit dan hanya 1
memilih
pertemuan dalam satu minggu. Guru
menunjang
diharapkan dapat memaksimalkan waktu
pembelajaran yang diharapkan. Seperti
yang
agar
yang dianalisis oleh Kemp dan Dayton
dapat
dalam Kustandi & Sutjipto (2013, p. 20)
sudah
ditentukan
pembelajaran
Bahasa
tersampaikan
dengan
Jawa
baik
kepada
media
tepat
untuk
tercapainya
mengenai
peserta didik.
yang
fungsi
pembelajaran
tujuan
media.
dapat
Media
memenuhi
tiga
fungsi utama apabila media itu digunakan
Materi dalam pelajaran Bahasa Jawa
untuk
salah satunya yaitu aksara Jawa. Siswa
kelompok besar jumlahnya, yaitu dalam
memerlukan proses belajar yang terjadi
hal (1) memotivasi minat atau tindakan,
secara
(2)
terus
menyenangkan
menerus,
namun
agar
tetap
pembelajaran
perorangan,
menyajikan
memberikan
kelompok,
informasi,
atau
dan
instruksi.
(3)
Apabila
dapat lebih bermakna dan pada akhirnya
pemanfaatan media sudah tepat, maka
mereka dapat menguasai materi huruf
akan
Jawa.
bermakna
Upaya
yang
dilakukan
untuk
tercipta
pembelajaran
sehingga
hasilnya
yang
dapat
meningkatkan mutu penggunaan aksara
meningkatkan minat belajar dan hasil
Jawa dapat melalui pembelajaran dapat
belajar siswa.
dilakukan dengan mengembangkan buku
pelajaran, buku bacaan, majalah atau
Hasil wawancara dengan guru kelas V di 3
alat peraga Bahasa Jawa yang dapat
sekolah yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati,
dijalan sebagai media untuk membantu
SDN 1 Lamuk Purbalingga, dan SDN 2
proses belajar mengajar. Mengenai hal
Sinduraja
tersebut Kustandi & Sutjipto (2013, p. 8)
pembelajaran Bahasa Jawa, materi huruf
menuliskan manfaat media yaitu “media
Jawa
pembelajaran
kendala
merupakan
alat
yang
Purbalingga
di
sekolah
dalam
mengindikasikan
dasar
mengalami
keterbatasan
media
dapat membantu proses belajar mengajar
pembelajaran yang sesuai dengan materi
dan berfungsi untuk memperjelas makna
huruf Jawa serta proses pembelajaran
pesan yang disampaikan, sehingga dapat
yang
mencapai tujuan pembelajaran dengan
karakteristik
baik dan sempurna”.
bermain.
[246]
belum
anak
disesuaikan
SD
yang
dengan
senang
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Oleh karena itu dikembangkan sebuah
pembelajaran
media pembelajaran yang membantu
mengajar dapat membangkitkan minat
guru dalam menyampaikan pesan atau
dan keinginan yang baru, membangkitkan
informasi
Selain
motivasi
dan
mengembangkan media pembelajaran,
belajar,
dan
cara
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
kepada
yang
dapat
dilakukan
adalah
proses
belajar
dengan
permainan,
karena
Menurut
menerapkan
konsep
siswa.
proses
belajar
rangsangan
kegiatan
bahkan
membawa
pebelajar”.
“permainan
Permainan dalam penelitian ini dijadikan
menyenangkan suasana hati sehingga
juga sebagai sarana untuk membuat
anak-anak pun belajar dengan suka cita”.
proses pembelajaran lebih menarik dan
Baedowi
(2015,
307)
dalam
P.
menyenangkan. Banyak penelitian yang
Salah satu permainan yang disukai anak-
menggunakan
anak, remaja, bahkan dewasa jaman
bagian
sekarang adalah Get Rich. Berdasarkan
pembelajaran,
berita yang dimuat secara online oleh
dengan
Susanti (2015) “game ini hampir sama
penelitian
dengan
pengembangan yang bertujuan untuk
permainan
manual
monopoli
penting
menghasilkan
dadu”.
permainan
penelitian
karena
itu
dilakukan
pengembangan
proses
membedakan
yang
sudah
merupakan
produk
yang
pemahaman
media
yang
ini
sebagai
dalam
penelitian
karena cara berjalannya mengikuti alur
Oleh
permainan
bisa
siswa
media
dan
meningkatkan
dalam
berbahasa
Jawa.
Jawa materi huruf Jawa dengan judul
adalah selain sesuai dengan budaya lokal
“Pengembangan
Media
siswa,
(Monopoli
Jawa)
Aksara
Pada
yang
peserta
Mata
dari
penelitian
permainan untuk pembelajaran Bahasa
MONORAJA
Keunggulan
ada,
penelitian
memperhatikan
didik
di
sekolah
ini
karakter
dasar
yang
Pelajaran Bahasa Jawa Materi Huruf Jawa
memang senang bermain, bagi siswa
Untuk Siswa Sekolah Dasar”.
kegiatan bermain dapat mempengaruhi
perkembangan
enam
Pengembangan MONORAJA selain dapat
perkembangan
anak,
mengatasi
kesadaran
(personal
diharapkan
keterbatasan
dapat
media
diri
yakni
aspek
awareness),
proses
emosional, sosial, komunikasi, kognisi, dan
belajar mengajar yang dilakukan oleh
keterampilan motorik. Hasil Riset Smith dan
guru menjadi lebih bervariasi, membuat
Pellegrini
proses
lebih
bermain memenuhi 3-20% waktu seorang
disesuaikan
anak, dan hanya anak yang sakit atau
dengan karakteristik anak SD yang suka
cacat yang tidak melakukan kegiatan
bermain. Hasil diskusi Falahudin (2014, P.
bermain.
pembelajaran
menyenangkan
104)
mengubah
juga
aspek
menjadi
karena
menyimpulkan
bahwa
“media
[247]
(2008)
menunjukkan
bahwa
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
Permainan dapat dilakukan di luar kelas
alat
agar pembelajaran tidak kaku, monoton,
perumusan maksud individu, melahirkan
dan siswa tidak merasa bosan sehingga
perasaan
siswa cepat memahami konsep materi
individu menciptakan kerja sama dengan
yang diajarkan (Anggraini, 2014, p. 93).
sesama individu”. Pada zaman dahulu
Zaman & Libertina (2012, p. 15) menuliskan
kelompok orang Jawa yang tinggal di
“bermain merupakan sarana uji coba
Belanda,
pada diri anak untuk belajar interaksi”.
menggunakan
Anak
tetap menggunakan bahasa Jawa di
akan
merasa
senang
apabila
komunikasi
merupakan
individu dan
di
saluran
memungkinkan
samping
bahasa
mereka
Belanda
juga
dibebaskan untuk bermain dengan teman
antara
sebayanya. Interaksi yang menyenangkan
(2006, P. 24). Oleh karena itu, sudah
tersebut
mengembangkan
semestinya kebudayaan tersebut terus
berbagai kemampuan anak seperti cara
dilestarikan agar tidak terlupakan oleh
bertingkah
adanya perkembangan jaman.
dapat
laku,
perkembangan
fisik
cara
berbicara,
serta
pengolahan
emosi.
kelompoknya
Menurut
Surat
Wedhawati
Keputusan
dkk.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Permainan yang dikembangkan adalah
Indonesia
permainan
Monopoli
tanggal
11
merupakan salah satu permainan papan
dengan
kurikulum muatan
yang paling terkenal di dunia. Tujuan
program pendidikan yang isi dan media
permainan ini adalah untuk menguasai
penyampaiannya
semua
lingkungan
monopoli.
petak
di
atas papan
melalui
dengan
Juli
nomor 0412/U/1987
1987 yang
dimaksud
lokal
dikaitkan
alam
dan
ialah
dengan
lingkungan
pembelian, penyewaan dan pertukaran
budaya serta kebutuhan daerah dan
properti
wajib dipelajari oleh murid di daerah
dalam
sistem
disederhanakan.
melemparkan
untuk
ekonomi
Setiap
dadu
memindahkan
secara
yang
pemain
tersebut.
bergiliran
bidaknya,
dan
METODE
apabila ia mendarat di petak yang belum
Jenis penelitian yang digunakan adalah
dimiliki oleh pemain lain, ia dapat membeli
penelitian dan pengembangan (Research
petak itu sesuai harga yang tertera. Bila
and Development). Penelitian ini dilakukan
petak itu sudah dibeli pemain lain. Ia harus
untuk
membayar sewa yang jumlahnya juga
MONORAJA.
sudah ditetapkan.
MONORAJA dapat menjadi inovasi dalam
proses
mengembangkan
Harapannya
pembelajaran
sehingga
media
media
dapat
Dalam penelitian ini konsep materinya
meningkatkan mutu pendidikan. Soegeng
adalah materi bahasa jawa. Martulina
(2016,
(2015, p. 12) menuliskan “bahasa sebagai
“penelitian
[248]
pp.
212-213)
menguraikan
pengembangan
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
(Development Research = DR) dilakukan
merevisi hasil uji coba berdasarkan analisis
untuk
mengembangkan
suatu
produk
uji coba lapangan awal.
yang
akan
dalam
proses
digunakan
pembelajaran”. Hal yang sama ditulis oleh
Studi
Sugiyono (2015, p. 407) bahwa “metode
melakukan
penelitian
atau
kepada guru Sekolah Dasar yaitu SDN
dalam bahasa Inggrisnya Research and
Sadeng 01, SDN 1 Lamuk, dan SDN 2
Development adalah metode penelitian
Sinduraja
yang
Angket analisis kebutuhan guru dan siswa
dan
pengembangan
digunakan
untuk
menghasilkan
pendahuluan
dilakukan
observasi
pada
dan
bulan
diberikan
produk
berkaitan pembelajaran
tersebut”.
pengembangan
Penelitian
bertujuan
mengembangkan
produk
dan
untuk:
yang
(1)
mendapatkan
produk
Berdasarkan
(pemecahan)
jawaban
masalah-masalah
data
Jawa
sudah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai
Bahasa
2016.
materi huruf Jawa.
ada, dan (2) juga untuk menemukan
baru
wawancara
Oktober
produk tertentu, dan menguji keefektifan
untuk
dengan
hasil
observasi
dan
praktis
wawancara yang dilakukan terhadap 3
pendidikan (Soegeng, 2016, p. 222). Model
sekolah yaitu SDN Sadeng 01 Gunungpati,
pengembangan yang digunakan adalah
SDN 1 Lamuk Purbalingga, dan SDN 2
pengembangan yang dikemukakan oleh
Sinduraja Purbalingga, diperoleh informasi
Borg and Gall. Menurut Borg and Gall ada
bahwa siswa mengalami kesulitan pada
10 langkah yang dikemukakan dalam
saat pembelajaran Bahasa Jawa materi
penelitian dan pengembangan (Soegeng,
huruf Jawa. Siswa mengalami kesulitan
2016, p. 226). Tahapan tersebut dapat
dalam mengerjakan soal yang berkaitan
digambarkan
dengan
dalam
sebuah
huruf
penggambaran dari tahapan awal kondisi
dikarenakan
hingga
huruf
tahap
paling
akhir.
Penelitian
Jawa.
Jawa,
siswa
hal
kurang
Kesulitan
tersebut
memahami
siswa
yaitu
dilaksanakan di 3 sekolah dasar yaitu SDN
menghafal huruf Jawa sehingga akan
Sadeng 01 Gunungpati, SDN 1 Lamuk
merasa kesulitan apabila mendapatkan
Purbalingga,
Sinduraja
soal yang berkaitan dengan membaca
Purbalingga. Langkah/prosedur penelitian
dan menulis huruf Jawa. Pembelajaran
pengembangan
pada
Bahasa Jawa yang dilakukan selama 2 x
pendapat Borg & Gall (1983, p. 775) yang
35 menit dalam seminggu dirasa kurang
mengembangkan
untuk membuat anak terampil dalam
dan
SDN
2
mengacu
10
tahapan
dalam
mengembangkan model, dari 10 tahapan
membaca dan menulis huruf Jawa.
pengembangan menurut Borg and Gall
tersebut
peneliti
membatasi
langkah
penelitian hanya sampai tahap ke 5 yaitu
Pada
proses
guru
menggunakan
penunjang
[249]
pembelajaran
dalam
media
terkadang
sebagai
memudahkan
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
penyampaian
materi,
media
siswa kelas III, tingkat 2 untuk siswa kelas IV,
hanya
tingkat 3 untuk siswa kelas IV, dan tingkat
yang
V untuk siswa kelas VI. Media MONORAJA
ditempel di dinding kelas. Buku yang
ini dibuat dari bahan kayu sehingga awet
digunakan adalah buku pegangan guru
untuk digunakan. Media ini juga praktis
atau buku paket paket dan LKS yang
dan
sama dengan yang dimiliki oleh siswa.
didesain berbentuk kotak yang dapat
tersebut
cukup
sebuah
panduan
namun
terbatas
yaitu
huruf
Jawa
mudah
untuk
di
bawa
karena
dilipat dan bagian dalamnya digunakan
Sebelum membuat media MONORAJA
peneliti
menyebar
angket
untuk menyimpan alat-alat permainan.
analisis
kebutuhan siswa dalam mata pelajaran
Draf media MONORAJA divalidasi oleh ahli
Bahasa Jawa materi huruf Jawa untuk
media dan ahli materi pembelajaran. Ahli
kelas
media pembelajaran Bapak Singgih Adhi
V
sekolah
mengetahui
dasar
media
agar
seperti
peneliti
apa
yang
Prasetyo, S.Sn., M.Pd. dosen Universitas
diharapkan dan dibutuhkan oleh siswa.
PGRI Semarang, untuk ahli materi Bapak
Drs. Suyitno Y.P., M.Pd. dosen Universitas
Media MONORAJA adalah sebuah media
PGRI
pembelajaran yang di kembangkan dari
Hastopo, S.Pd.SD
sebuah permainan monopoli. Permainan
Lamuk
monopoli pada umumnya yaitu bermain
mengenai
dengan cara melemparkan dadu secara
disajikan melalui angket yang diisi oleh
bergiliran untuk memindahkan bidaknya,
guru kelas V, serta tanggapan siswa
dan apabila ia mendarat di petak yang
angket yang disajikan berupa pernyataan
belum dimiliki oleh pemain lain, ia dapat
dengan jawaban “ya” atau “tidak” dalam
membeli petak itu sesuai harga yang
bentuk skala Guttman. Sebagai bahan
tertera.
evaluasi, peneliti juga memberikan tes
Semarang,
dan
Bapak
Sugeng
kepala sekolah SDN 1
Purbalingga,
sedangkan
data
praktisi
(guru)
penilaian
evaluasi yang terdiri dari 10 soal esai
Permainan monopoli pada umumnya oleh
sebagai tolak ukur dan menargetkan hasil
peneliti
dikembangkan
tes semua siswa diatas KKM yaitu 65.
sedemikian
rupa
dengan
menjadi
desain
dan
tampilan yang berbeda yaitu terdiri dari 24
Proses validasi dilakukan oleh ahli materi
petak dan terdapat kartu soal yang
pertama yaitu Drs. Suyitno Y.P, M.Pd.
berkaitan dengan huruf Jawa. Kartu soal
dosen
tersebut
tingkatan
Pendidikan, Universitas PGRI Semarang.
disesuaikan dengan SK dan KD pada
Validasi materi dilakukan terhadap tiga
mata pelajaran Bahasa Jawa materi huruf
indikator,
yaitu
Jawa untuk siswa kelas III, IV, V, dan VI,
Indikator
Penggunaan
sehingga tingkat 1 diperuntukkan untuk
Indikator
Manfaat
dibuat
menjadi
4
[250]
prodi
PGSD,
Fakultas
Indikator
Ilmu
Kompetensi,
Konsep,
produk.
dan
Validasi
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
dilakukan
dengan memberikan data
perbaikan. Validasi materi yang pertama
kuantitatif sebagai penilaian kemudian
ahli
materi
memberikan
saran
lakukan tanggal 23 Maret 2017.
untuk
Tabel 1. Hasil Penilaian Ahli Materi Pertama Tahap 1 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
23
25
2.
Penggunaan konsep
12
15
3.
Manfaat produk
30
30
Jumlah
65
70
Persentase
�
�
�
�
%=
,
%=
%=
%=
,
,
%
%
%
%
Tabel 2. Hasil Penilaian Ahli Materi Pertama Tahap 2 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
25
25
2.
Penggunaan Konsep
12
15
3.
Manfaat Produk
30
30
Jumlah
67
70
Persentase
�
%=
�
%=
,
�
%=
,
�
%=
%
%
%
%
Berdasarkan Tabel 2 dapat dipahami
sebagai penilaian kemudian ahli materi
bahwa media MONORAJA mendapat nilai
memberikan saran untuk perbaikan.
97,71%.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
media MONORAJA menurut ahli materi
Validasi dilakukan
pertama sudah layak digunakan tanpa
data
revisi.
kemudian ahli materi memberikan saran
kuantitatif
dengan memberikan
sebagai
penilaian
untuk perbaikan. Validasi materi dilakukan
Validasi ahli materi kedua dilakukan oleh
pada tanggal 25 Maret 2017. Hasil validasi
Bapak Sugeng Hastopo, S.Pd.SD kepala
materi yang kedua tahap 1 sebagaimana
SDN 1 Lamuk Purbalingga. Validasi materi
terlihat pada tabel 3, dapat dijelaskan
dilakukan terhadap tiga indikator, yaitu
sebagai
Indikator
Indikator
indikator kompetensi yaitu 24 dari skor
Indikator
ideal 25, sehingga persentasenya adalah
dilakukan
96%. Pada indikator penggunaan konsep
kuantitatif
jumlah skor yang didapatkan yaitu 15 dari
Kompetensi,
Penggunaan
Manfaat
dengan
Konsep,
produk.
dan
Validasi
memberikan
data
[251]
berikut.
Jumlah
skor
pada
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
skor ideal 15, sehingga persentasenya
keseluruhan adalah 98,5%. Hal tersebut
100%. Pada indikator manfaat produk
menunjukkan media MONORAJA sudah
jumlah skor yang didapatkan yaitu 30 dari
layak untuk digunakan sebagai media
skor ideal 30, sehingga persentasenya 100.
pembelajaran. dosen prodi PGSD, Fakultas
Berdasarkan
Ilmu
penilaian
tersebut
dapat
Pendidikan,
Universitas
PGRI
Semarang.
didapatkan jumlah skor keseluruhan 69,
dari skor ideal 70, sehingga persentase
Tabel 3. Hasil Penilaian Ahli Materi Kedua Tahap 1 Media MONORAJA
No
Indikator
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Kompetensi
24
25
2.
Penggunaan Konsep
15
15
3.
Manfaat Produk
30
30
Jumlah
69
70
Persentase
�
%=
%
%=
%
�
%=
�
%=
�
%
, %
Validasi media dilakukan terhadap tiga
persentasenya
indikator, yaitu Indikator Desain Produk,
indikator kualitas produk jumlah skor yang
Kualitas Produk, dan Teknik Penggunaan.
didapatkan yaitu 23, dari skor ideal 25,
Selanjutnya dilakukan Validasi ahli media
sehingga
oleh Singgih Adhi Prasetyo, S.Sn., M.Pd.
indikator teknik penggunaan jumlah skor
Validasi dilakukan
yang didapatkan yaitu 15 dari skor ideal
data
kuantitatif
dengan memberikan
sebagai
penilaian
15,
adalah
90,00%.
persentasenya
sehingga
92,00%.
persentasenya
Pada
Pada
100%.
kemudian ahli mediamemberikan saran
Berdasarkan
untuk perbaikan. Validasi media dilakukan
keseluruhan adalah 95%. Hal tersebut
pada tanggal 23 Maret 2017. Hasil validasi
menunjukkan media MONORAJA sudah
media
layak untuk digunakan sebagai media
tahap
1
sebagaimana
terlihat
pada tabel 4 adalah sebagai berikut.
penilaian
tersebut
pembelajaran tanpa revisi.
Jumlah skor pada indikator desain produk
yaitu 36, dari skor ideal 40, sehingga
Tabel 4.Hasil Penilaian Angket Ahli Media Tahap 1 Media MONORAJA
No
Aspek Penilaian
Jumlah
Skor
Skor
Ideal
1.
Desain Produk
36
40
2.
Kualitas Produk
23
25
[252]
Persentase
�
�
%=
%=
,
,
%
%
dapat
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
3.
Teknik Penggunaan
Jumlah
Hasil
pembelajaran
Bahasa
15
15
76
80
Jawa
�
�
%=
%=
%
,
%
Hasil angket penilaian media MONORAJA
menggunakan media MONORAJA dapat
yang
di katakan berhasil karena hasil evaluasi
mengetahui seberapa besar minat siswa
siswa memenuhi di atas KKM yaitu 65.
terhadap
Siswa mendapat nilai yang bagus dan
MONORAJA yang telah dibuat, dari 44
dapat di katakan sangat baik dikarenakan
jumlah
nilai rata-rata yang tinggi.
menjawab “ya” sebanyak 96,36%. Dari
dibagikan
kepada
siswa
pengembangan
responden
atau
untuk
media
siswa
yang
hasil itu dapat disimpulkan bahwa media
Berdasarkan hasil tes ujicoba nilai rata-rata
MONORAJA
siswa
dapat digunakan dalam pembelajaran
yaitu
86,
menunjukkan
81.
siswa
Hal
dapat
tersebut
merupakan
media
yang
Bahasa Jawa materi huruf Jawa.
memahami
materi huruf Jawa. Soal evaluasi yang
berjumlah 10 telah disesuaikan dengan KD
Selain
membaca dan menulis huruf Jawa di kelas
MONORAJA juga dinilai oleh praktisi yaitu
V. Soal disusun dari tingkat yang mudah
guru kelas V. Guru diberikan
hingga
siswa
penilaian yang bertujuan untuk mengukur
mampu mengerjakan soal dengan benar.
seberapa praktis dan diterimanya media
Hasil tersebut sesuai dengan target yang
pembelajaran
ingin dicapai oleh peneliti. Siswa dapat
pembelajaran Bahasa Jawa. Berdasarkan
mengikuti
baik
analisis angket praktisi media terhadap
terlihat dari hasil belajar siswa yang baik.
media pembelajaran MONORAJA yang
Selain itu, saat uji coba kepada siswa
telah diisi oleh 3 guru dari masing-masing
terdapat
terhadap
sekolah maka diperoleh skor sebanyak 147
penelitian
dari jumlah skor maksimal sebanyak 150.
media
yang
sulit
dan
pembelajaran
respon
yang
MONORAJA.
terbukti
dengan
baik
Hasil
penilaian
dilakukan
oleh
MONORAJA
siswa,
angket
dalam
tersebut memiliki kesesuaian dengan hasil
Dari
penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti
persentase rata-rata sebesar 98% dengan
(2014, p.76) bahwa “Penggunaan media
kategori sangat baik. Hal ini membuktikan
pembelajaran
orientasi
bahwa guru kelas V merasa senang dan
pembelajaran akan sangat membantu
memberikan tanggapan positif terhadap
keefektifan
media MONORAJA.
pada
proses
tahap
pembelajaran
dan
skor
tersebut
dapat
diperoleh
penyampaian pesan dan isi pelajaran
saat itu”.
Yang perlu diperhatikan bahwa dalam
menciptakan
pembelajaran
bermutu
seluruh komponen yang terlibat dalam
[253]
Maulia Syahbarina, Pengembangan Media Monoraja (Monopoli Aksara Jawa)…
pembelajaran
termasuk
di
antaranya
sebagai
media pembelajaran harus benar-benar
media
pembelajaran
Bahasa
Jawa materi huruf Jawa.
direncananakan serta dikelola dengan
baik, dengan begitu akan memungkinkan
REFERENSI
terjadinya interaksi pembelajaran yang
Falahudin, I. (2014). PEMANFAATAN MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN. Jurnal Lingkar
Widyaiswara (www.juliwi.com) Edisi 1
No. 4, Oktober – Desember 2014, p.104
– 117.
kondusif dan pada akhirnya berkualitas
karena
semua
informasi
atau
pesan
mampu diterima oleh siswa Sunaengsih
(dalam Sagala, 2010)
Anggraini, C., & Untari, M. (2014).
KEEFEKTIFAN MODEL PERMAINAN BOYBOYAN TERHADAP HASIL BELAJAR TEMA
“DIRIKU” SISWA KELAS I SD. Mimbar
Sekolah
Dasar,
1(1),
92-98.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.869.
SIMPULAN
Pengembangan
MONORAJA
media
pembelajaran
menggunakan
model
pengembangan yang dikemukakan oleh
Smith, Peter K And Pellegrini, Antony.
(2008).
“Learning
Through
Play”.
Minessta: Goldsmiths, University of
London, United Kingdom University of
Minnesota, USA (Published online
September 12, 2008).
Borg and Gall.Dari 10 tahap peneliti
membatasi
langkah
penelitian
hanya
sampai tahap ke 5merevisi hasil uji coba
berdasarkan analisis uji coba lapangan
awal. Media MONORAJA telah divalidasi
Borg. W.R. dan Gall, M.D. (1983).
Educational Research: An Introduction.
New York: longman.
oleh 3 ahli yaituhasil dari validasi oleh ahli
materi pertama sebesar 97,71%, dan ahli
materi
yang
sedangkan
kedua
validasi
sebesar
oleh
ahli
Baedowi, A dkk. (2015). Potret Pendidikan
Kita. Jakarta: PT Pustaka Alfabet.
98,5%,
media
Daryanto.(2010). Media Pembelajaran
Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai
Tujuan
Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media.
sebesar 95%. Sehingga dapat disimpulkan
MONORAJA valid dan dapat diujicobakan
dalam pembelajaran Bahasa Jawa materi
huruf Jawa di sekolah. Media MONORAJA
diujicobakan
di
SDN
Sadeng
Kustandi, Cecep dan Bambang S. (2013).
Media Pembelajaran; Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
01
Gunungpati, SDN 1 Lamuk Purbalingga,
Martulina, S, D. (2015). Bahasa Indonesia
Terapan. Yogyakarta: CV Budi Utama.
SDN 2 Sinduraja Purbalingga. Berdasarkan
angket penilaian siswa terhadap media
Oktavianti, R., & Wiyanto, A. (2014).
PENGEMBANGAN
MEDIA
GAYANGHETUM (GAMBAR WAYANG
HEWAN DAN TUMBUHAN) DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK TERINTEGRASI
KELAS IV SD. Mimbar Sekolah Dasar,
1(1),
65-70.
doi:http://dx.doi.org/10.17509/mimbarsd.v1i1.865
setelah mengikuti pembelajaran dari 44
siswa kelas V didapatkan data 96,36%
siswa menjawab “ya”. Sedangkan angket
praktisi guru yang diberikan kepada guru
kelas V di 3 sekolah didapatkan data 98%
guru
menyatakan
media
MONORAJA
praktis dan diterima untuk digunakan
[254]
Mimbar Sekolah Dasar, Volume 4 Nomor 3 Desember 2017
Soegeng,
A,Y.
(2016).
Dasar-Dasar
Penelitian Bidang Sosial, Psikologi, dan
Pendidikan.
Yogyakarta:
Magnum
Pustaka Utama.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D). Bandung:
Alfabeta.
Sunaengsih, C. (2016). PENGARUH MEDIA
PEMBELAJARAN
TERHADAP
MUTU
PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH DASAR
TERAKREDITASI A.Mimbar Sekolah Dasar,
3(2),
183-190.
doi:http://dx.doi.org/10.23819/mimbarsd.v3i2.4259
Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor: 423.5/5/2010 tentang Kurikulum
Mata Pelajaran Muatan Lokal (Bahasa
Jawa) untuk Jenjang Pendidikan
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTs Negeri dan
Swasta Propinsi Jawa Tengah.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Republik
Indonesia
dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11
Juli 1987 Tentang Kurikulum Muatan
Lokal.
Susanti, E. (2015). “Aplikasi Game Android
Gratis, Terbaik, Terpopuler, dan Terbaru
2015”.
www.teknoflas.com/24168/aplikasigame-android-gratis-terbaik-terpopulerdan-terbaru-2015.html.
Teknoflas.
Diakses 01 November 2016.
Wedhawati dkk. (2006). Tata Bahasa Jawa
Muthakhir. Yogyakarta: Kanisius.
Zaman, Saeful dan Aundriani L. (2012).
Membuat Anak Rajin Belajar
Itu
Gampang. Jakarta: Visimedia.
[255]