Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk M

Organisasi Pendidikan yang Sehat untuk Menghadapi Paradigma Baru Pendidikan
Indonesia Abad 21
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
(dosen pengampu Dr Heni Mulyani, S.Pd, M.Pd)

oleh
Widia Damayanti
NIM 1505098

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Puji serta syukur kepada Allah SWT sebaik-baiknya pencipta, yang telah
menghamparkan langit dan bumi beserta isinya, yang menciptakan siang dan

malam, yang maha kuasa atas segala sesuatu serta yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Berkat kasih sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Sholawat beriring salah semoga tersampaikan kepada teladan seluruh
makhluk di alam raya ini, yaitu Nabi Muhammad SAW, semoga tersampaikan
juga kepada seluruh keluarga serta sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir
zaman.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan. Topik yang diangkat didalam makalah ini yaitu
mengenai organisasi pendidikan dengan judul “Organisasi Pendidikan yang Sehat
untuk Menghadapi Paradigma Baru Pendidikan Indonesia Abad 21”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini, maka dari itu berbagai kritik serta saran yang bisa memotivasi penulis agar
dapat menyusun makalah lebih baik lagi sangatlah diharapkan.
Tidak lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Ibu Dr Heni
Mulyani, S.Pd, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Pendidikan yang telah membimbing penulis, serta kepada seluruh pihak yang
dengan ikhlas telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah
yang penulis susun dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca.
Bandung, Desember 2016


1

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. 1
BAB 1...................................................................................................... 2
PENDAHULUAN....................................................................................... 2
A.

LATAR BELAKANG.........................................................................2

B.

RUMUSAN MASALAH.....................................................................4


BAB 2...................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA.................................................................................... 4
A.

Organisasi Pendidikan.........................................................................4

B.

Organisasi Pendidikan yang Sehat..........................................................6

C.

Organisasi Pendidikan di Indonesia.........................................................8

D.

Paradigma Pendidikan Indonesia............................................................9

BAB 3.................................................................................................... 11

PEMBAHASAN....................................................................................... 11
1.

Bagaimana Gambaran Organisasi Pendidikan Indonesia yang Sehat?.............12

2.

Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?.....................13

3. Seperti apa peran organisasi pendidikan yang sehat didalam menghadapi
paradigma baru pendidikan di indonesia di abad-21?........................................13
BAB 4.................................................................................................... 14
KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 15

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Saat ini dunia telah memasuki abad ke-21 dimana banyak sekali perubahan

—perubahan yang mengakibatkan keadaan yang sangat berbeda dari berbagai
macam aspek yang ada didunia ini, mulai dari perekonomian, kebudayaan, politik,
pendidikan dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan ini terjadi dikarenakan
pesatnya perkembangan teknologi yang berimplikasi kepada kemudahankemudahan manusia dalam mengakses informasi dari berbagai penjuru dunia.
Hal ini tentunya mengakibatkan berbagai macam manfaat bagi manusia
pada abad 21 ini, terlebih dalam aspek kebebasan dalam menjalankan kehidupan.
Manusia semakin mudah memperoleh pengetahuan yang mempermudah mereka
dalam menjalani kehidupan. Namun disisi lain, kebebasan ini menimbulkan
persaingan antar manusia menjadi semakin ketat. Hanya yang berkualitaslah yang
dapat bertahan ditengah arus zaman yang semakin modern.
Organisasi merupakan wadah untuk memuluskan sekumpulan orang dalam
merain tujuannya. Pada era seperti ini, penting bagi manusia untuk ikut andil
dalam organisasi sehingga memudahkan mereka dalam mencaai tujuan-tujuan
mereka. Kaitannya dengan abad 21 ini, organisasi merupakan sarana manusia
untuk tetap eksis dan tidak mudah tergerus oleh zaman.

Salah satu aspek yang memerlukan organisasi demi mencapai tujuannya
adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana
untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman mengenai objek tertentu. Dalam
mencapai tujuan tersebut, jelas disebutkan dengan cara yang terencana, maka
sangatlah penting untuk mengorganisasikan pendidikan tersebut.
Organisasi pendidikan yang sehatlah yang diperlukan khususnya bagi Indonesia
untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Saat ini Indonesia dihadapkan
dengan keterbukaan dan ketergantungan antar negara , yang diakibatkan oleh arus
globalisasi pada abad 21 sehingga kompetisi antar negara menjadi sangatlah ketat.
Dari segi domestik,
2

keadaan ini sangatlah berdampak positif bagi Indonesia terutama untuk
mengadopsi dan menerapkan inovasi yang datang dari luar sehingga dapat
meningkatkan peluang kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat Indonesia.
Mengabil keuntungan dari keadaan tersebut merupakan tantangan bagi
bangsa ini, sehingga untuk menjawab tantangan tersebut diperlukanlah paradigma
baru bagi pendidikan Indonesia dan untuk menjalankan paradigma tersebut peran
organisasi pendidikan yang sehat akan mampu menghantarkan Indonesia
memenuhi tuntutan-tuntutan kebutuhan masyarakat di abad 21 ini.


B.

RUMUSAN MASALAH

Dari pemaparan latar belakang diatas, penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran organisasi pendidikan yang sehat?
2. Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?
Seperti apa peran organisasi pendidikan yang sehat didalam menghadapi
paradigma baru pendidikan di indonesia di abad-21?

3

BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A.

Organisasi Pendidikan
Organisasi merupkan wadah untuk sekumpulan orang dalam mewujudkan


tujuan-tujuan tertentu. Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian dari
organisasi, Gibson (dalam Wahab, 2011, hlm.3) mengemukakan bahwa organisasi
adalah unit yang dikoordinasikan dan berisi paling tidak dua orang atau lebih yang
fungsinya adalah untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan
bersama.
Stephen Robbins (dalam Wahab, 2011, hlm.3) juga mengungkapkan tentang
organisasi sebagai satuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar yang secara
relatif terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama atau seperangkat tujuan.
Organisasi mengharuskan orang-orang didalamnya untuk saling berinteraksi
demi tercapainya tujuan secara efektif dan efisien, interaksi-interaksi tersebut
akan menjelaskan hubungan antar anggota didalamnya, pola-pola hubungan
tersebut akan menciptakan struktur tersendiri didalam suatu organisasi.
Struktur organisasi menjelaskan peran, kegiatan, hierarki, tujuan dan
gambaran dari sebuah organisasi. Bentuk organisasi dikenal ada dua jenis, yaitu
organisasi formal dimana struktur menjadi sangatlah penting dalam mewujudkan
tujuan. Sedangkan organisasi informal lebih fleksibel dengan tidak terpaku kepada
struktur didalam organisasinya.
Organisasi sangat berkaitan erat dengan kata manajemen yang pada
umumnya memiliki fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengendalian

dan pengawasan. Dengan begitu banak aspek dalam kehidupan ini yang dapat
dibangun dari sebuah organisasi, salah satunya adalah pendidikan. Contoh yang
paling kongkrit dari organisasi pendidikan adalah lembaga sekolah dan perguruan
tinggi.
Baik organisasi secara umum maupun organisasi pendidikan harus bersifat
adaptif terhadap lingkungannya dan menghendaki suatu interaksi yang dinamis
antar bagian-bagian didalam organisasi.
Langkah yang tepat bagi organisasi agar senantiasa adaptif terhadap
lingkungannya adalah dengan melakukan perkembangan. Pengembangan

4

organisasi merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan
perubahan yang sistematis yang dilakukan secara
terus-menerus oleh suatu organisasi dengan menggunakan pendekatan
situasional atau kontingensi untuk meningkatkan efektifitas organisasi.
Pengembangan dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama,
perkembangan organisasi dapat dilakukan dengan experimental way. Organisasi
secara berkala merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah terjadi untuk
dibuat kesimpulan dan mengkonsepnya kedalam kerangka kerja.

Cara yang kedua, adalah dengan jalan melakukan research, organisasi harus
melakukan penelitian untuk mengetahui bentuk-bentuk hubungn yang terjadi
didalam

organisasinya.

Metode

yang

dapat

digunakan

adalah

dengn

mengembangkan hipotesis melalui wawancara dan observasi terhadap anggota
orgaisasi, penelitian ini disebut dengan exploratory research. Selanjutnya,

hipotesis diuji menggunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran kuesioner
(explanatory research).
Hasil dari usaha-usaha pengembangan organisai adalah menciptakan
keharmonisan hubungan kejra antara pimpinan dengan staf anggota organisasi,
menciptakan kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka,
menciptakan keterbukaan dalam berkomunikasi dan meningkatkan semangat kerja
para anggota organisasi dan kemampuan mengendalikan diri.
Pada umumnya desain suatu organsasi terdiri dari dua jenis yaitu mekanis
dan organis, untuk organisasi pendidikan desain yang digunakan adalah desain
mekanis dimana fungsionalisasi terbagi berdasarkan rantai komando yang sudah
jelas yang mengarah dari atas kebawah. Hal ini mengacu kepada faktor strategi
organisasi, ukuran organisasi, lingkungan dimana organisasi itu berada, dan
keadaan teknologi saat itu.
Oleh karena itu organisasi pendidikan menghendaki spesialisasi tenaga
kerja, delegasi wewenang untuk menciptakan kebutuhan garis komando dan
sentralisasi terkait dengan wewenang pembuatan keputusan.
B.

Organisasi Pendidikan yang Sehat
Demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif, keadaan suatu

organisasi akan menjadi salah satu faktor pendukung. Keadaan organisasi yang
sehatlah yang akan menghantarkan organisasi menuju gerbang kesuksesan.
Organisasi yang sehat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
5

Organisasi harus memiliki anggota yang jelas identitas dan kuantitasnya; Saat ini,
setiap organisasi yang modern pasti menuntut para anggotanya memiliki KTA
(kartu tanda anggota), agar tidak timbul ”romli” atau “rombongan liar” yang
merupakan
1. kumpulan dari ”talap” alias “anggota gelap” dari sebuah ”OTB” singkatan
dari “organisasi tanpa bentuk”.
2. Organisasi harus memiliki pula identitas yang jelas tentang keberadaannya
dalam masyarakat; Artinya, jelas di mana alamat kantornya. Tampak pula
aktivitas sehari-hari kantor tersebut dalam menjalankan roda organisasi.
Ada pula nama, lambang, dan tujuan organisasi yang termuat dalam AD
(anggaran dasar) dan ART (anggaran rumah tangga). Demikian pula
struktur organisasinya. Masih banyak lagi yang bisa membuktikan
keberadaan organisasi itu di mata masyarakat. Jika identitas tak jelas,
maka jangan salahkan masyarakat bila menaruh curiga terhadap organisasi
itu.
3. Organisasi harus memiliki pemimpin serta susunan manajemen yang juga
jelas pembagian tugasnya; Masing-masing bagian, divisi, maupun seksi
juga aktif memainkan perannya. Tidaklah bagus ketika suatu organisasi
yang terlihat aktif hanyalah ketuanya saja. Ini sangat ganjil dan bisa
disebut ”sakit parah”, bahkan tampak seperti pertunjukan sirkus one man
show dalam manajemen organisasi itu.
4. Dalam setiap aktivitas organisasi harus mengacu pada manajemen yang
sehat; Misalnya, ada tiga tahapan dalam menjalankan roda organisasi,
yaitu planning (perencanaan), action (pelaksanaan), dan evaluation
(penilaian). Ketiga tahapan itu selalu dimusyawarahkan dan melibatkan
sebanyak mungkin anggotanya, terutama saat melewati tahap action.
Dalam manajemen itu, yang juga harus mendapat perhatian serius adalah
administrasi. Surat bernomor, kop surat, dan ciri-ciri administrasi lainnya
yang lazim ada di sebuah organisasi.

6

5. Organisasi harus mendapat tempat di hati masyarakat sekitarnya; Artinya,
organisasi itu dirasakan benar manfaatnya bagi masyarakat. Maka,
kegiatan organisasi dituntut untuk mengakar kepada kebutuhan anggota
khususnya, bahkan untuk masyarakat di sekelilingnya.
Organisasi yang sehat akan berhasil menghadapi kekuatan-kekuatan dari
luar yang merusak dan mengahkan energinya terhadap pencapaian sasaran dan
tujuan utama organisasi secara efektif. (Wahab, 2011, hlm. 76)
C. Organisasi Pendidikan di Indonesia
UU No. 2 Tahun 1989 tentanf Sistem Pendidikan Nasional merupakan produk dari
program pembangunan Indonesia etape kedua yaitu dalam bidang pendidikan.
Dan sekarang Indonesia memasuki tahapan selanjutnya yang lebih tinggi, yaitu
penanganan atau
manajemen sektor pendidikan sebagai bagian dari pembangunan nasional.
Manajemen pendidikan ini penting karena merupakan salah satu dinamisator dari
pembangunan.
Organisasi pendidikan Indonesia dewasa ini memiliki kelemahan dari segi
perencanaan dari bawah (kebutuhan daerah). Pengelolaan sekolah dasar
merupakan contoh dari keadaan semrawutnya organisasi pendidikan Indonesia,
akan menjadi kemustahilan bagi Indonesia untuk mencapai kualitas Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS ) yang sesuai dengan harapan.
Lahirnya berbagai peraturan perundang-undangan merupakan sekurangkurangnya langkah pemeritah Indonesia dari segi yuridis sebagai upaya untuk
menyempurnakan SISDIKNAS. Namun hadirnya peraturan tersebut tidak tanpa
hambatan, dimana sangat perlu bagi lembaga, dan pelaku peraturan ini untuk
melakukan penyesuaian. Adakalanya peraturan-peraturan ini bertentangan dengan
peraturan-peraturan yang telah berlaku di lembaga sebelumnya.
Peraturan pemerintahan mengenai desentralisasi pendidikan misalnya, yang
tertuang didalam PP No. 65 Tahun 1951 menghendaki pemberian sebagain
wewenang kepada daerah untuk menyelenggarakan pendidikan dasar. Tujuan dari

7

peraturan ini jelas sangat positif yaitu memupuk kemandirian daerah agar mampu
mengembangkan potensi yang terkandung disetiap masing-masing daerah.
Selain itu, kebutuhan setiap daerah dibidang pendidikan juga berbeda.
Dengan ditetapkannya desentralisasi tersebut, pemerintah daerah lebih leluasa
menentukan goal dari proses pendidikannya meskipun dalam perjalanannya
daerah harus tetap mengacu kepada SISDIKNAS.
Tidak semulus yang diharapkan, karena seperti yang telah dijelaskan diatas
suatu

masyarakat

tertentu

perlu

beradaptasi

terhadap

peraturan

baru.

Desentralisasi dibeberapa daerah justru tidaklah berjalan sesuai harapan, alias
tidak memupuk kemandirian malah membuat masalah dimana beberapa daerah
yang tidak mampu menjalankan tugas pendidikan tersebut karena keterbatasan
sumber daya manusia, keterbatasan fasilitas dan keterbatasan finansial.
Pemahaman tentang statement pendidikan “unggulan” yang seakan-akan hanya
terdapat di pusat-pusat perkotaan, lumrahnya fasilitas penunjang pendidikan
hampir dipastikan merata. Namun tidak berbanding terbalik dengan pendidikan di
daerah pinggiran kota atau
bahkan di pedalaman yang netabene dikenal dengan pendidikan dengan
sebutan “terbelakang”.
Hal inilah yang menjadikan skat terhadap dunia pendidikan. Sehingga
penyelenggara pendidikan yang berada di perkotaan seakan menjadi favorit para
wali murid untuk berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di daerah
perkotaan dibandingkan dengan asal-muasal keberadaannya, yaitu daerah
pinggiran kota atau daerah pedalaman.
D.

Paradigma Pendidikan Indonesia
Saat ini dunia sedang bergerak kearah-arah yang tidak bisa diprediksi,

perubahan sangat cepat terjadi disegala bidang. Keadaan seperti ini tentu sulit
dijalani jika manusia masih melakukan hal-hal yang tradisional untuk dapat tetap
eksis.

Agar

dapat

bertahan

diera

ini,

organisasi

pendidikan

dapat

mengupayakannya dengan merekayasa ulang pandangan masa depan yang lebih
visioner.

8

Globalisasi merupakan ciri dari abad ke-21, dimana hubungan-hubungan
interaksi yang dilakukan manusia dilakukan secara mendunia baik antar individu,
bangsa dan negara, oganisasi kemasyarakatan, dan tentu dalam kependidikan.
Globalisasi menghendaki keterbukaan dan kebebasan antar para pelakunya baik
dari kalangan negara maju maupun negara berkembang.
Sehingga hubungan saling ketergantungan terjadi diantara negara-negara
tersebut. Negara maju akan menjadi subjek atau pelaku dari berbagai aspek
kehidupan (misalnya ekonomi, politik, sosial, budaya dan pendidikan) sedangkan
negara berkembang lebih sebagai objek atau sasaran dari globalisasi.
Menurut Prof. Dr. Abdul Aziz Wahab, M.A. dalam bukunya yang berjudul
“Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan” menyatakan bahwa
dampak dari kelompok negara-negara berkembang adalah sebagai berikut:
1. Kelompok negaranegara maju akan lebih dominan pengaruhnya
terhadap kelompok negara-negara berkembang terutama pada bidang
politik dan ekonomi.
2. Kelmpok negara-negara berkembang tetap pada posisi yang lemah
dalam berkompetisi; walaupun secara teori kompetisi itu dilaksanakan
dalam konteks kerja sama.
Terjadi perubahan dalam cara kehidupan masyarakat terutama generasi muda yang
tinggal di kota-kota.
1. Semakin mudahnya komunikasi internasional, masyarakat dapat
mengetahui inovasi global tentang perkembangan ilmu dan teknologi,
sebaliknya dapat membawa pengaruh negatif pada kehidupan generasi
muda. Contohnya adalah masalah narkoba yang sudah melanda generasi
muda Indonesia termasuk siswa SLTP/SLTA dan mahasiswa perguruan
tinggi.
Paradigma pendidikan Indonesia masih sulit menghantarkan Indonesia
untuk dapat bersaing dengan dunia gobal, hal ini disebabkan karena kekurangankekurangan dari paradigma pendidikan itu sendiri. Pertama, pendidikan Indonesia
masih berorientasi pada input yang baik untuk menghasilkan output yang baik

9

masalah proses belum diperhatikan. Kedua, sekolah kehilangan kemandiriannya
untuk berinovasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah tersebut
dikarenakan sistem sentralistik kepada daerah. Dan ketiga, peran masyarakat
masih terbatas hanya dengan dukungan dana, harusnya peran masyarakat juga
harus secara aktif didalam hal kontrol dan evaluasi terhadap sekolah.
Bagi Indonesia arus globalisasi ini bisa bermanfaat secara domestik, yaitu
dengan mengadopsi berbagai kreatifitas dan inovasi dari berbagai negara. Secara
global, Indonesia dihadapkan dengan tantangan kompetisi yang ketat dari
berbagai segi kehidupan yang menuntut tingginya kualitas sumber daya manusia
bagi kebutuhan domestik maupun global.

10

BAB 3

PEMBAHASAN

1.

Bagaimana Gambaran Organisasi Pendidikan Indonesia yang Sehat?
Untuk menjadi organisasi pendidikan yang sehat Indonesia perlu

memperhatikan hal-hal yang akan menampilkan wajah organisasi yang sehat
dimulai dari kualitas dan kejelasan anggota-anggotanya. Jabatan-jabatan harus
dipegang oleh orang-orang yang fugsional sesuai keahliannya. Jangan sampai
guru yang ahli dibidang x malah diberdayakan dibidangny, atau penunjukan
pimpinan lembaga pendidikan yang dibumbui dengan KKN.
Pemerintah harus jeli dalam penetapan guru PNS, kualitaslah yang harus
dikedepankan

bukan

materi.

Diharapkan

dengan

anggota-anggota

yang

berkualitas sesuai bidangnya, bisa menghantarkan organisasi secara efektif
mewujudkan tujuannya.
Selanjutnya organisasi yang sehat perlu memiliki hubungan yang erat dan
saling

menguntungkan

dengan

masyarakat.

Organisasi

harus

memiliki

kepercayaan dan citra baik dengan terlebih dahulu menampilkan kejelasan akan
keberadaan organisasi tersebut, mulai dari nama, tujuan, visi, misi, struktur
keorganisasian dan hasil-hasil yang telah dicapai. Disisi lain masyarakat menjadi
evaluator dan pengontrol roda organisasi, efeknya organisasi akan diuntungkan
oleh partisipasi masyarakat dan sebaliknya kehidupan masyarakat akan lebih baik
dengan keberadaan organisasi.
Dalam mewujudkan tujuan, organisasi tidak serta merta didominasi oleh
peran satu orang saja dalam hal ini pimppinannya saja. Namun harus adanya
kesinergisan antara pemimpin dan staf-stafnya. Karena pemimpin tanpan peran
staf bukanlah apa-apa. Dan staf tanpa pemimin itu tidak mungkin. Kepala sekolah
harus menjadi teladan yang baik bagi guru dan staf administrasi, agar dapat
berpengaruh kepada kualitas kerja mereka dalam roda organisasi pendidikan.

11

Berikutnya, fungsi-fungsi manajemen harus diterapkan dengan baik didalam
organisasi pendidikan. Fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan harus
melibatkan seluruh bagian dari organisasi terutama di fungsi pelaksanaan.
Dimana seluruh kegiatan yangtelah direncanakan diusahakan harus mampu
memenuhi target-target organisasi. Gambaran organisasi yang sehat ini tentu
menjadi persyaratan wajib untuk memenuhi tuntutan-tuntutan di era globalisasi ini
didalam memajukan bidang pendidikan di Indonesia.
2.

Bagaimana paradigma baru pendidikan Indonesia di abad-21?
Agar dapat menghadapi tantangan globalisasi yang telah dijelaskan diatas,

Indonesia memerlukan suatu paradigma baru dalam pendidikannya. H. A. R.
Tilaar (dalam Wahab, 2011, hlm. 73) berpendapat mengenai pokok-pokok
paradigma baru pendidikan sebagai berikut:
1. Pendidikan ditunjukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru
yang demokratis.
2. Masyarakat demokratis

memerlukan

pendidikan

yang

dapat

menumbuhkan individu dan masyarakat yang demokratis.
3. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang
menjawab tantangan internal dan global.
4. Pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia
yang bersatu serta demokratis.
5. Didalam menghadapi kehidupan global yang kompetitif inovatif,
pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan kompetisi
didalam rangka kerj sama.
6. Pendidikan harus mampu mengembangkan kebhinekaan menuju kepada
terciptanya suatu suatu masyarakat yang bersatu diatas kekayaan
kebhinekaan mansyarakat.
7. Pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat Indonesia
sehingga setian insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara
Indonesia.

12

3.

Seperti apa peran organisasi pendidikan yang sehat didalam
menghadapi paradigma baru pendidikan di indonesia di abad-21?
Paradigma baru Indonesia memberikan sinyal bahwa tanggung jawab akan

kesuksesan pendidikan tidak bisa di limpahkan hanya kepada satu pihak dalam hal
ini pihak sekolah saja, namun peran masyarakat dan pemerintah secara aktif turut
serta dalam menentukan jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan didalam
masyarakat itu sendiri.
Pendidikan harus dipandang sebagai investasi bukan sebagai bahan konsumsi,
yang untuk memperolehnya cenderung ditekan secara materil sehingga
menghasilkan pendidikan
sebagai komoditi dengan kualitas rendah. Namun dengan menganggap
bahwa pendidikan sebagai investasi, maka akan menghasilkan pendidikan dengan
kualitas prima.
Maka pendidikan diabad 21 ini memerukan pengelolaan secara profesional.
Semakin canggih sistem pendidikan berimplikasi pada diperlukannya pengelolaan
yang profesional.
Peran organisasi pendidikan yang sehat menjadi sangat penting baik
ditingkat sekolah, daerah maupun pusat. Semuanya bersinergi membentuk
manajemen pengelolaan pendidikan yang visioner dan profesional membangun
pendidikan Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik.

13

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Sejalan dengan usaha Indonesia untuk mewujudkan paradigma baru
pendidikan Indonesia, diperlukan organisasi pendidikan yang sehat sebagai wadah
bagi pemerintah dan masyarakat yang menyokong proses pembentukan
masyarakat yang berkualitas dan mampu bersaing dengan negara lain dalam arus
globalisasi ini.
Posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang notabene menjadi objek
dari globalisasi tentu akan berubah 1800 bila masyarakat memiliki kualitas yang
tinggi. Oleh karena itu organisasi pendidikan Indonesia harus memperhatikan
unsur-unsur berikut ini:
1. Membangun kemitraan yang baik secara terus menerus antar pelaku dan
sasaran pendidikan.
2. Organisasi pendidikan Indonesia harus mengarah menjadi suatu bentuk
organisasi yang sehat.
3. Menciptakan jati diri pedidikan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai
luhur kebudayaan Indonesia untuk menghasilkan insan-insan terdidik
yang sesuai degan kebutuhan bangsa ini.
Masyarakat tidak lagi menjadi penonton dalam proses pendidikan, namun bekerja
sama didalam manajemen pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasiorganisasi pendidikan. Hal inilah yang akan menentukan arah pendidikan
Indoesia, yang semula diarahkan hanya pihak-pihak tertentu menjadi bersamasama diarahkan oleh bangsa Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik, lebih
maju dan lebih hebat.

14

DAFTAR PUSTAKA

Fairozi, Ahmad. (2016). Ketimpangan dalam Dunia Pendidikan di Indonesia.
[Online].

Diakses

dari

http://pemudapost.blogspot.com/2016/01/ketimpangan-dalam-duniapendidikan-di.html
Lestari, Sri. (2009). Organisasi Sehat dan Organisasi Berhasil. [Online]. Diakses
dari

https://zizer.wordpress.com/2009/11/26/organisasi-sehat-dan-

organisasi-berhasil/
Rinaldi, Adi. (2011). Pengembangan Organisasi. [Online]. Diakses dari
https://blogaldirinaldi.wordpress.com/pengembangan-organisasi/
Tilaar, H. A.R. (2011). Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan
Masa Depan). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Upu, Hamzah. (2010). Paradigma Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan.
[Online].

Diakses

dari

http://blog.unm.ac.id/hamzahupu/2010/04/24/paradigma-pendidikan-masakini-dan-masa-akan-datang/
Wahab, Abdul Aziz. (2011). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan
(Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan).
Bandung: Alfabeta, cv.

15

Dokumen yang terkait

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Perilaku Kesehatan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakrta Angkatan 2012 pada tahun2015

8 93 81

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62