Pengrajin Gerabah (Studi Etnografi Usaha Pengrajin Gerabah dalam Menghadapi Perubahan Teknologi)
ABSTRAK
Ida Ramadiani, 2016, judul skripsi : PENGRAJIN GERABAH (Studi
Etnografi Usaha Pengrajin Gerabah dalam Menghadapi Perubahan
Teknologi). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 127 halaman, 28 daftar foto.
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan SDA (Sumber Daya
Alam) yang dapat dimanfaatkan, dengan adanya SDA dapat membantu
perekonomian masyarakat, Seiring perkembangan zaman dan teknologi, timbullah
berbagai macam peralatan yang lebih canggih dari gerabah. Banyak perusahaanperusahan atau pabrik-pabrik yang mengolah bahan-bahan seperti stainless,
logam, aluminium dan tembaga menjadi alat-alat kebutuhan rumah tangga yang
lebih berkualitas dari pada gerabah, sehingga menghimpit perkembangan dan
pemasaran gerabah di masyarakat. Sebagian masyarakat berpindah menggunakan
alat-alat yang lebih modern dan meninggalkan gerabah. Masyarakat beralasan
bahwa penggunaan alat yang modern lebih berkualitas, praktis, bersih dan
memiliki tren tersendiri. Hal ini berpengaruh pada pengrajin gerabah di
Galogandang.
Penelitian bertujuan ini untuk mendeskripsikan secara mendalam
mengenai strategi-strategi yang dilakukan pengrajin gerabah di Galogandang
dalam menghadapi perubahan teknologi dan peralatan hidup saat ini? Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai bagian dari
kajian etnografis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
observasi partisipasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan kategorisasi dan evaluasi data.
Dari hasil penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa nilai seni yang
tinggi berkaitan dengan pengembangan design gerabah, untuk mendapatkan
barang tersebut bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Masyarakat
Galogandang mengolah tanah liat menjadi sebuah produk yang memiliki nilai seni
serta nilai guna untuk dipakai oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai tempat
memasak. Nilai keuntungan dari usaha gerabah dibuat dengan menggunakan
pasir dan tanah liat yang sebagian tanah liat tersebut dapat diminta dari
masyarakat setempat, modalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan usaha
lainnya yang dibuat dari bahan yang dibeli di toko. Gudang balango sebagai salah
satu wadah untuk menyalurkan gerabah dari sebagian pengrajin di Galogandang,
dahulunya gerabah hanya dijual di sekitar daerah Galogandang saja, tetapi
seiringnya waktu bagi pemasaran gerabah semakin luas sehingga gudang balango
sebagai distributor untuk menjual gerabah ke luar daerah, seperti Medan,
Pekanbaru, Jambi, Padang, dan Pariaman. Pemesanan yang dilakukan oleh
pelanggan kepada pengrajin dalam jumlah yang sedikit dan jumlah yang banyak.
Bentuk pelayanan kepada pelanggan yang lain yaitu permintaan dari gerabah pada
bentuk dan designya tidak terpatok harus seperti itu-itu saja, dimana hasilnya bisa
disesuikan dengan kreasi yang diinginkan oleh pelanggan itu sendiri.
Kata-kata Kunci :Pengrajin Gerabah, Perubahan Teknologi, Strategi Usaha
ii
Universitas Sumatera Utara
Ida Ramadiani, 2016, judul skripsi : PENGRAJIN GERABAH (Studi
Etnografi Usaha Pengrajin Gerabah dalam Menghadapi Perubahan
Teknologi). Skripsi ini terdiri dari 5 bab, 127 halaman, 28 daftar foto.
Indonesia merupakan negara yang kaya dengan SDA (Sumber Daya
Alam) yang dapat dimanfaatkan, dengan adanya SDA dapat membantu
perekonomian masyarakat, Seiring perkembangan zaman dan teknologi, timbullah
berbagai macam peralatan yang lebih canggih dari gerabah. Banyak perusahaanperusahan atau pabrik-pabrik yang mengolah bahan-bahan seperti stainless,
logam, aluminium dan tembaga menjadi alat-alat kebutuhan rumah tangga yang
lebih berkualitas dari pada gerabah, sehingga menghimpit perkembangan dan
pemasaran gerabah di masyarakat. Sebagian masyarakat berpindah menggunakan
alat-alat yang lebih modern dan meninggalkan gerabah. Masyarakat beralasan
bahwa penggunaan alat yang modern lebih berkualitas, praktis, bersih dan
memiliki tren tersendiri. Hal ini berpengaruh pada pengrajin gerabah di
Galogandang.
Penelitian bertujuan ini untuk mendeskripsikan secara mendalam
mengenai strategi-strategi yang dilakukan pengrajin gerabah di Galogandang
dalam menghadapi perubahan teknologi dan peralatan hidup saat ini? Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif sebagai bagian dari
kajian etnografis. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode
observasi partisipasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan kategorisasi dan evaluasi data.
Dari hasil penelitian lapangan dapat disimpulkan bahwa nilai seni yang
tinggi berkaitan dengan pengembangan design gerabah, untuk mendapatkan
barang tersebut bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Masyarakat
Galogandang mengolah tanah liat menjadi sebuah produk yang memiliki nilai seni
serta nilai guna untuk dipakai oleh ibu-ibu rumah tangga sebagai tempat
memasak. Nilai keuntungan dari usaha gerabah dibuat dengan menggunakan
pasir dan tanah liat yang sebagian tanah liat tersebut dapat diminta dari
masyarakat setempat, modalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan usaha
lainnya yang dibuat dari bahan yang dibeli di toko. Gudang balango sebagai salah
satu wadah untuk menyalurkan gerabah dari sebagian pengrajin di Galogandang,
dahulunya gerabah hanya dijual di sekitar daerah Galogandang saja, tetapi
seiringnya waktu bagi pemasaran gerabah semakin luas sehingga gudang balango
sebagai distributor untuk menjual gerabah ke luar daerah, seperti Medan,
Pekanbaru, Jambi, Padang, dan Pariaman. Pemesanan yang dilakukan oleh
pelanggan kepada pengrajin dalam jumlah yang sedikit dan jumlah yang banyak.
Bentuk pelayanan kepada pelanggan yang lain yaitu permintaan dari gerabah pada
bentuk dan designya tidak terpatok harus seperti itu-itu saja, dimana hasilnya bisa
disesuikan dengan kreasi yang diinginkan oleh pelanggan itu sendiri.
Kata-kata Kunci :Pengrajin Gerabah, Perubahan Teknologi, Strategi Usaha
ii
Universitas Sumatera Utara