Hubungaan Hukum Kustodian Dengan Emiten dalam Pasar Modal
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2Dari
pengertian Pasar Modal di atas maka terdapat tiga elemen yang berkaitan dengan
kegiatan Pasar Modal. Pertama,
penawaran umum dan perdagangan efek.
Kedua,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya.
Ketiga, lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
3Dalam Pasal 1 angka 15 undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penawaran umum adalah
kegiatan penawaran efek oleh perusahaan atau emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan
peraturan pelaksanaannya. Prospektus adalah pernyataan yang dicetak atau
informasi yang dipergunakan untuk penawaran efek dengan maksud
mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau memperdagangkan efek, kecuali
2
M Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008),
hlm 4.
3Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian,( Jakarta: Djambatan,
(2)
pernyataan atau informasi yang berdasarkan ketua Bapepam (OJK) dinyatakan
bukan prospektus.
4Prospektus mempunyai andil yang sangat besar dalam tahapan melakukan
penawaran umum. Prospektus merupakan dasar bagi investor dalam pengambilan
keputusan, di mana pihak investor tidak mengetahui secara mendetail terhadap
perusahaan yang akan melakukan penawaran umum tersebut dan dapat menjadi
mengetahui dengan adanya prospektus. Penyebaran prospektus bertujuan untuk
melindungi kepentingan investor di mana dengan adanya prospektus, investor
diharapkan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan atau
emiten yang melakukan penawaran umum.
5Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material
mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan
pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek (jika ada). Prosfektus harus dibuat sedemikian rupa
sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan
yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian
awal prospektus. Urutan penyampaian fakta pada prospektus ditentukan oleh
relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana
dinyatakan pada pengaturan ini. Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan
foto, diagram, atau table pada prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat
memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten juga harus
4M Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 5.
5
(3)
menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi
yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari
perhatian pembaca.
6Pada pengertian prospektus, Padmo Sumasto menyebutkan bahwa
prospektus merupakan media pemberitahuan tertulis mengenai emiten dan
rencana emisinya, yang antara lain memuat informasi mengenai keadaan
perusahaan dan prospeknya. Menurut Marzuki Usman, pasar modal yang dalam
istilah asing disebut capital market pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang
mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan itu
dipergunakan untuk jangka panjang menunjang pengembangan usaha. Tempat
penawaran atau penjualan dana ini dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi yang
disebut bursa efek.
7Menurut pasal 1 undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Pihak di sini adalah
orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang
terorganisasi.
8Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli atas efek
6Peraturan Nomor IX.C.2: Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka
Penawaran Umum.
7M Paulus Situmorang, Op.Cit, hlm.5.
8
Mohamad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, (Jakarta: Erlangga, 2006),
(4)
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka (Pasal 1
angka 4 UUPM). Peran bursa efek adalah menyediakan pasar bagi efek yang
tercatat secara teratur, wajar, dan efisien. Yang dimaksud dengan perdagangan
efek yang teratur, wajar, dan efisien adalah suatu perdagangan efek yang
diselenggarakan dengan berdasarkan aturan yang jelas dan dilaksanakan secara
konsisten. Harga yang terjadi dalam suatu perdagangan efek di bursa efek harus
mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan
penawaran. Perdagangan yang efisien adalah perdagangan efek dimana para
pihak yang berkepentingan pada perdagangan efek tersebut dapat melaksanakan
ordernya secara mudah dan transparan, termasuk adanya penyelesaian transaksi
yang cepat dan murah (penjelasan Pasal 7 ayat 1).
9Terdapat beberapa lembaga profesi yang berkaitan dengan kegiatan pasar
modal. Lembaga-lembaga profesi ini diperlukan mengingat dari kegiatan pasar
modal yang mengkondisikan bahwa pihak perusahaan atau pihak emiten dengan
pihak investor tidak dapat melakukan transaksi secara langsung sehingga
diperlakukan adanya lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
Lembaga-lembaga profesi tersebut diantaranya adalah Bursa Efek, Lembaga kliring dan
penjamin Lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Dalam menjalankan
fungsinya lembaga-lembaga ini ditunjang oleh lembaga penunjang pasar modal,
diantaranya Kustodian, Biro Administrasi Efek, dan wali amanat.
10
9Adrian Sutedi, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 6.
10
(5)
Berdasarkan pengertian yang disebutkan diatas bahwa bursa efek berfungsi
sebagai tempat kelanjutan dari kegiatan penawaran umum. Perdagangan efek
yang efisien tercermin dalam penyelesaian transaksi yang cepat dan biaya yang
relatif murah. Bursa efek merupakan lembaga yang diberi kewenangan untuk
mengatur pelaksanaan kegiatannya. Oleh karena itu, ketentuan yang dikeluarkan
oleh bursa efek mempunyai kekuatan yang mengikat yang wajib ditaati oleh
anggota bursa efek, emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut, Lembaga
Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Kustodian, atau
pihak lain yang mempunyai hubungan kerja secara kontraktual dengan bursa
efek.
11Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) adalah pihak yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa.
Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan bursa efek,
namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana masyarakat, LKP
harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar penyelesaian transaksi dapat
dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien. Kegiatan kliring merupakan suatu
proses yang digunakan untuk menetapkan hak dan kewajiban para anggota bursa
efek atas transaksi yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan
kewajibannya masing-masing. Agar kliring dan penjamin penyelesaian transaksi
bursa dapat terlaksana secara teratur, wajar dan efisien, perlu aturan yang jelas
yang dapat melindungi kepentingan pemakai jasa. Untuk itu, LKP diberi
kewenangan untuk menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat dan wajib
(6)
mendapat persetujuan Bapepam (OJK) terlebih dahulu sebelum dinyatakan
berlaku.
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak yang
menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian, perusahaan
efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan kegiatan LPP
terlindungi, maka seperti halnya LKP, undang-undang mewajibkan kepada LPP
untuk menerbitkan peraturan mengenai hak dan kewajiban pemakai jasa LPP dan
peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan Bapepam (OJK).
12Dalam menjalankan fungsinya lembaga-lembaga ini ditunjang oleh
lembaga penunjang pasar modal, diantaranya Kustodian, Biro Administrasi Efek
dan Wali Amanat. Biro Administrasi Efek (BAE) merupakan lembaga penunjang
pasar modal yang berperan dalam administrasi efek, baik pada saat pasar perdana
maupun pada pasar sekunder. BAE menyediakan jasa untuk emiten dalam bentuk
pencatatan dan pemindahan kepemilikan efek-efek emiten. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa BAE sebenarnya berperan membantu emiten untuk
mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang
ditawarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih ekonomis
dari pada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten.
13
12 Ibid, hlm.36.
13
Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia “Pendekatan
(7)
Menurut Pasal 1 angka 30 undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek
yang bersifat utang.
14Adapun kegiatan wali amanat antara lain meliputi :
151.
Menganalisis kemampuan dan kredeibilitasi emisi.
2.
Melakukan penilaian terhadap harta kekayaan emiten yang dijadikan
jaminan.
3.
Memberikan nasihat kepada emiten.
4.
Melakukan pengawasan terhadap pembayaran pokok pinjaman tepat
pada waktunya.
5.
Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran.
6.
Mengikuti secara terus menerus perkembangan pengelolaan perusahaan
emiten.
7.
Mempersiapkan dokumen yang diperlukan bersama pihak emiten dan
penjamin emisi.
8.
Memimpin Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).
Sebagai dasar kita telah mengetahui tentang apa yang melatar belakangi
terciptanya pasar modal serta tahapan-tahapan apa saja yang harus dilakukan oleh
emiten atau perusahaan untuk dapat menghimpun dana dari masyarakat berikut
perlindungan yang diberikan kepada pihak investor, adalah penting pula bagi kita
untuk mengetahui apa selanjutnya dari kegiatan penawaran umum, di mana pusat
kegiatan pasar modal serta bagaimana keterkaitan antara lembaga profesi
14Mohamad Samsul, Op.Cit, hlm. 82.
15
(8)
penunjang pasar modal dan bagaimana kagiatan itu dilakukan. Kesemuanya
bertujuan sebagai pengantar untuk memahami bidang kustodian.
Pada tahapan ini kegiatan dalam pasar modal telah mencapai suatu akhir
dalam suatu putaran. Pada putaran berikutnya tidak selalu dimulai dari penawaran
umum tetapi dapat langsung melakukan transaksi di bursa efek (pasar sekunder)
dengan kegiatan menjual atau membeli efek/saham. Sedangkan kegiatan untuk
membagi dividen merupakan suatu kegiatan rutin dari emiten atau perusahaan
sebagai kewajibannya dalam keadaan memungkinkan kepada pemegang saham.
Dikatakan sebagai suatu kegiatan rutin dari emiten atau pihak perusahaan
mempunyai suatu jadwal dalam periode tahunan atau periode satu semester.
Sedangkan pengertian dalam keadaan memungkinkan berkaitan dengan kondisi
keuangan dan keuntungan perusahaan sehingga para investor adakalanya tidak
memperoleh dividen. Untuk kegiatan rutin dilakukan oleh pihak emiten atau
perusahaan dalam membagikan hak kepada para pemegang saham, para investor
atau pemegang efek/saham bersifat pasif dengan arti tidak perlu memberikan
mandat karena dengan sendirinya hak-hak atas efek/Saham yang dimilikinya akan
sampai kepadanya.
16Pihak investor atau pemegang saham yang berkeinginan mendapatkan
keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli (capital gain) tentu akan
menjual efek/sahamnya pada saat harga efek/saham tersebut dalam posisi sedang
tinggi dan membeli pada saat harga rendah. Untuk maksud tersebut tentu ada
suatu masa menunggu untuk mencapai keinginannya. Selama masa menunggu
16
(9)
untuk mencapai keinginannya tersebut apakah yang akan dilakukannya serta
dimanakah pihak investor atau pemegang efek/saham menyimpan
efek/sahamnya. Hal ini menjadi sangat penting mengingat efek/saham tersebut
adalah berbentuk selembar kertas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,
terlebih apabila disimpan dalam waktu yang cukup lama tentu akan beresiko
tinggi bila tidak ditangani secara hati-hati. Disamping itu tentu para investor atau
pemegang saham tidak ingin hak-haknya yang lain atas efek/saham menjadi
hilang karena lalai dalam pengurusannya. Oleh karena itu perlunya sistem
penyimpanan yang diperlukan agar nilai ekonomi yang dimiliki oleh efek tetap
terawat, mengingat bentuk fisik efek yang berupa selembar kertas. Terhadap
efekpun harus dilakukan suatu pengurusan tertentu agar mendapatkan beberapa
hak yang timbul dari efek. Pengurusan ini dapat dilakukan secara sendiri ataupun
menunjukkan pihak lain untuk melakukannya. Terhadap beberapa hal tentang
pengurusan efek tersebut pihak pemegang efek/saham dapat menunjukkan pihak
kustodian untuk mewakili kepentingannya. Hal ini dimungkinkan berdasarkan
salah satu fungsi kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek
atau harta lain yang berkaitan dengan efek. Jadi, berdasarkan uraian diatas
penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Hubungan Kustodian
dengan Emiten Di Dalam Pasar Modal” terkait transaksi penyimpanan efek
investor oleh pihak emiten kepada kustodian.
17
17
(10)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, penulis memilih
beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun
permasalahan yang akan dibahas, antara lain:
1.
Bagaimana pengaturan tentang Kustodian dalam kegiatan pasar modal ?
2.
Bagaimana ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan efek
investor dalam pasar modal?
3.
Bagaimana hubungan hukum antara Kustodian dan emiten berkaitan
dengan penyimpan efek di dalam pasar modal ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi
ini, antara lain :
1.
Mengetahui peraturan perundang-undangan mengenai kustodian dalam
kegiatan pasar modal
2.
Mengetahui ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan
efek investor didalam pasar modal
3.
Mengetahui hubungan hukum antara kustodian dan emiten berkaitan
dengan penyimpanan efek di dalam pasar modal
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
(11)
Kiranya dengan adanya skripsi ini maka akan memberikan sumbangsih bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pasar modal Indonesia khususnya
mengenai hubungan hukum antara kustodian dan emiten berkaitan dengan
penyimpanan efek dalam pasar modal. Kiranya skripsi ini juga dapat untuk
menambah wawasan kepada mahasiswa, akademisi, maupun masyarakat luas
yang sedang mendalami pengetahuan mengenai hubungan hukum kustodian
dengan emiten di dalam pasar modal Indonesia.
2.
Secara Praktis
Manfaat skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis kepada
pihak kustodian dan emiten agar dapat mengetahui hak-hak (perlidungan hukum)
dan kewajiban seperti apa saja yang dapat dipakai dan dimanfaatkan oleh
masing-masing pihak baik itu pihak emiten maupun Kustodian terhadap saham yang
dipercayakan investor kepada mereka.
E. Keaslian Penelitian
Untuk mengetahui orisinalitas penulisan, sebelum melakukan penulisan
skripsi berjudul
“Hubungan Hukum Kustodian dengan Emiten Di Dalam
Pasar Modal”
, penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai
judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara melalui surat
tertanggal 28 Januari 2014, menyatakan ada beberapa judul yang memiliki sedikit
kesamaan. Adapun judul skripsi tersebut antara lain:
(12)
1.
Tanggung Jawab Penjamin Emisi Efek (Underwriter) ditinjau dari
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (Wina Avina
Nasution, 070200124)
2.
Tinjauan yuridis Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI)
Sebagai Salah Satu Lembaga Di Pasar Modal (Silvia Sumbogo,
070200081)
3.
Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem Jakarta
Automatic Trading System Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang
Pasar Modal (Nicky Catherine, 080200409)
Penulis juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui media internet,
dan sepanjang penelusuran yang lakukan, belum ada yang pernah mengangkat
topik dalam skripsi ini. Sekalipun ada, hal itu adalah diluar sepengetahuan penulis
dan tentu saja substansinya berbeda. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini
adalah murni hasil pemikiran sendiri yang didasarkan pada pengertian-pengertian,
teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak
maupun media elektronik. Oleh karena itu, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini
adalah karya asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F.
Tinjauan Kepustakaan
1. Pasar Modal
Istilah “pasar modal” dipakai sebagai terjemahan dari istilah “capital
Market.” yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya
(13)
kebutuhan-kebutuhan dana untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar
tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.
18Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1
angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek, sesuai dengan rumusan pengertian tersebut,
Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu defenisi tentang pasar modal secara
menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku
dari suatu pasar modal.
19
Siswanto Sudomo menyatakan bahwa pasar modal
adalah pasar di mana diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga
jangka panjang, khususnya obligasi dan saham.
20Sementara itu Hugh T. Patrick dan U Tun Wai sebagaimana dikutip oleh
Najib A. Gisymar, membedakan tiga arti Pasar Modal, yaitu :
21
18
Abdurrahman, A. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan., (Jakarta: PT
Pradnya Paramita, 1991), hlm. 169.
19 Munir Fuadi, Pasar Modal Modern,(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996), Hlm 10-11.
20Ana Rokhmatussa’dyahm Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal,( Jakarta: Sinar
Grafika,2009), hlm.166.
21
Ibid.,hlm.166.
Pertama, dalam arti luas, Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan
yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di
bidang keuangan, surat berharga/klaim panjang pendek primer dan yang
tidak langsung.Kedua,
dalam arti menengah, Pasar Modal adalah semua
pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangangkan
warkat-warkat kredit ( biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk
saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan, dan deposito
berjangka.
Ketiga,
dalam arti sempit adalah tempat pasar uang
terorganisasi yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan
menggunakan jasa makelar dan underwriter.
(14)
Dari beberapa pengertian tersebut, kiranya dapat disimpulkan lebih lanjut
bahwa pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan diterbitkan
dan diperdagangkannya efek dengan penawaran umum dan perdagangan jangka
panjang, melalui pasar perdana dan pasar sekunder.
Pasar modal memiliki peranan penting di sektor keuangan, karena pasar
modal menawarkan alternatif baru bagi dunia usaha untuk memperoleh sumber
pemberdayaan usahanya, disamping menambah alternatif baru bagi investor
untuk melakukan investasi di luar investasi bidang perbankan dan bentuk
investasi lain.
Hukum yang mengatur kegiatan pasar modal mencakup ketentuan
mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan saham atau obligasinya
kepada masyarakat. Ketentuan mengenai pedagang perantara, profesi penunjang,
lembaga penunjang, perlindungan investor serta aturan main di pasar modal.
Persyaratan tersebut dibuat dalam rangka memberikan pemahaman kepada
masyarakat tentang keadaan perusahaan atau emiten. Perusahaan tersebut harus
menyampaikan segala fakta materiil atau harus terbuka kepada masyarakat.
22Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan
ekonomi disuatu negara. Karena suatu pasar modal dapat berfungsi sebagai :
23
a.
Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke
dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.
b.
Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan
pembangunan nasional.
22 Ibid.,hlm.166-168. 23
(15)
c.
Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan
kesempatan kerja.
d.
Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.
e.
Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansial market dalam menata
sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market
operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.
f.
Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang reasonable.
g.
Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.
2.Kustodian
Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta
lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,
bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya.
Secara lebih rinci kegiatan kustodian adalah memberikan jasa berupa:
a.
Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat
berharga (efek).
b.
Mencatat/membukukan semua titipan pihak lain secara cermat.
c.
Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk
kepentingan pihak yang diwakilinya.
d.
Mengamankan pemindahtanganan efek.
e.
Menagih dividen saham, bunga obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan
dengan surat berharga yang dititipkan.
(16)
Berdasarkan ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha
sebagai Kustodian adalah lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),
Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapatkan persetujuan
Bapepam (OJK).
Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada
rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi
wewenang untuk bertindak atas namanya (UUPM pasal 45 ). Kustodian dilarang
untuk memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak
mana pun kecuali kepada pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang
rekening atau ahli waris, polisi, jaksa, atau hakim untuk kepentingan peradilan
perkara pidana, pejabat pajak, Bapepam (OJK), Bursa Efek, Lembaga Kliring dan
Penjamin, emiten, Biro Administrasi Efek, dan pihak yang memberikan jasa
kepada Kustodian, seperti konsultan, dan akuntan (UUPM Pasal 47).
24Emiten atau pihak yang melalukan Penawaran Umum.
3. Emiten
25
24
Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup,2008 ), hlm 172.
25
Paulus situmorang, Op.Cit, hlm.38.
Pengertian ini
diatur dalam Pasal 1 angka ke-6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal. Sementara itu, yang dimaksud dengan penawaran umum itu sendiri,
menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Pasar Modal, adalah kegiatan
penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada
masyarakat sesuai ketentuan Undang-Undang Pasar Modal. Berdasarkan kedua
(17)
pasal tersebut, dapat dikatakan bahwa emiten adalah pihak yang melakukan
penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan
atau pengembangan usaha perusahaan.
26Suatu perusahaan disebut atau dikategorikan sebagai emiten apabila
perusahaan asal adalah perusahaan yang telah melakuklan penawaran umum efek
kepada investor, meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki modal disetor
sejumlah Rp 3.000.000.000,00 atau hasil penawaran sahamnya tersebut tidak
telah menyebabkan saham perusahaan tersebut dimiliki oleh tiga ratus pemegang
saham.
27Untuk dapat melaksanakan penjualan saham atau obligasi tersebut
perusahaan harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui go public. Pada
dasarnya pemanfaatan dana publik dari pasar modal didorong oleh tiga tujuan,
yaitu :
28
a.
Perluasan usaha atau ekspansi
Perluasan usaha dapat berupa peningkatan kapasitas produksi atau
penganekaragaman jenis produksi, dan atau kedua-duanya. Dalam hal ini
selain ditunjang oleh manajemen yang professional juga diperlukan modal,
baik untuk invetasi pada harta tetap maupun modal kerja. Apabila penambahan
modal tidak dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, baik yang bersumber dari
laba ditahan maupun peningkatan modal disetor dari pemegang saham, maka
biasanya karena kebutuhan perluasan usaha sangat mendesak, perusahaan akan
26Gunawan Widjaja dan Todhi Priatama, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada), hlm.76.
27Ibid., hlm.76. 28
(18)
memutuskan untuk mendapatkan modal dari luar perusahaan, antara lain
dengan cara menjual saham atau obligasi di pasar modal.
b.
Perbaikan struktur modal
Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal
pinjaman yang memerlukan pembayaran bunga. Tidak jarang perusahaan
menderita kerugian dan beban berat karena beban pinjaman, terutama bila
berasal dari mata uang asing yang nilainya selalu naik terhadap nilai rupiah.
Hal ini apabila dibiarkan berlarut dapat menyebabkan perusahaan menjadi
bangkrut dan salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi
utang dan diganti dengan modal saham.
Tindakan ini disebut restrukturasi modal dengan menjual saham baru untuk
membayar utang yang menjadi beban tersebut, sehingga terjadi pelunasan
komposisi modal, dimana bagian modal saham menjadi besar dan sebaliknya
modal pinjaman mengecil.
Apabila situasi bisnis menguntungkan dan tingkat keuntungan perusahaan
lebih tinggi dari beban bunga pinjaman yang harus dibayar, serta rasio hutang
terhadap modal sendiri masih memungkinkan, maka perubahan struktur modal
dapat dilakukan dengan meningkatkan modal pinjaman atau menjual obligasi
di pasar modal.
c.
Divestment atau Pengalihan Pemegang Saham
Dalam kondisi tertentu karena perkembangan dinamika usaha, adakalanya
perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan saham yang dimilikinya
kepada pihak lain. Media pengalihan tersebut adalah melalui pasar modal,
(19)
yaitu pemilik saham melalui perusahaan dapat menawarkan secara umum
melalui pasar modal
Perusahaan yang go public dapat melaksanakan ketiga tujuan diatas
sekaligus, yakni perolehan tambahan dan sekaligus memperbaiki struktur
modal dan juga melakukan pengalihan pemegang saham sesuai keinginan
pemegang saham yang lama.
Kalau diamati ada 4(empat) keharusan yang dapat dilakukan emiten
beraktifitas didalam pasar modal, yaitu:
291.
Keterbukaan Informasi
Pengertian keterbukaan menurut UUPM pasal 1 angka 25 adalah pedoman
umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk
kepada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam
waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya
yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan
atau harga dari efek tersebut.
Dengan demikian setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah
menjadi efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam (OJK) dan
mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin (paling lambat akhir kerja
ke-2 setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi, atau fakta
material) yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau
keputusan investasi pemodal.
29
(20)
Berdasarkan Peraturan X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus
segera diumumkan kepada publik menyebutkan peristiwa, informasi, atau fakta
material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan
investasi, antara lain :
301)
Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau
pembentukan usaha patungan.
2)
Pemecahan saham atau pembagian dividen saham.
3)
Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya.
4)
Perolehan atau kehilangan kontrak penting.
5)
Produk atau penemuan baru yang berarti.
6)
Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.
7)
Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat
utang.
8)
Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang
material jumlahnya.
9)
Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material.
10)
Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.
11)
Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan
komisari perusahaan.
12)
Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.
13)
Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan.
14)
Penggantian wali amanat.
30
Peraturan X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik
(21)
15)
Perubahan tahun fiskal perusahaan.
2.
Peningkatan Likuiditas
Seiring dengan bertambahnya jumlah emiten di pasar modal, berdampak
pada meningkatnya pilihan efek yang dapat dipertimbangkan oleh investor.
Selain itu, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pemodal yang terlibat di pasar
modal. Dengan peningkatan kedua hal tersebut diharapkan bahwa hal itu akan
meningkatkan jumlah transaksi yang terjadi, yang pada akhirnya akan
meningkatkan likuiditas efek di pasar modal.
31Emiten juga dapat meningkatkan likuiditas efek di pasar modal melalui
penambahan jumlah efek yang beredar, yang dapat dilakukan melalui penawaran
dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), penerbitan obligasi
konversi, dan lain-lain. Melalui peningkatan kinerja, berupa peningkatan laba, hal
ini akan lebih menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada efek
perusahaan. Dengan adanya peningkatan transaksi efek, berarti peningkatan
likuiditas efek di pasar modal.
323.
Pemantauan harga efek
Emiten harus selalu memantau harga efeknya di pasar modal, karena harga
efek adalah cerminan dari kinerja dan kondisi suatu perusahaan. Harga efek yang
tinggi berarti kinerja emiten baik dan sebaliknya harga efek yang rendah
menunjukkan kinerja emiten yang buruk. Apabila harga efek turun secara drastis
dan emiten tidak mempedulikan hal tersebut, maka emiten akan mengalami
31Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit. hlm.152.
32
(22)
kesulitan pada saat menawarkan kembali efeknya melalui pasar modal untuk
memperoleh tambahan dana.
33Harga efek yang mengalami penurunan berkaitan dengan citra perusahaan
di mata publik. Masyarakat secara transparan dapat menilai kinerja suatu
perusahaan. Kalau nilainya buruk berarti produk perusahaan itu juga buruk, yang
tentunya akan berpengaruh terhadap omzet penjualan produk perusahaan. Dengan
secara kontiniu memantau harga efek dan likuiditasnya, emiten dapat terus
memonitor kinerja dan citra perusahaan di mata investor dan masyarakat umum.
Pemantauan berguna sebagai langkah preventif untuk memanggil tindakan yang
diperlukan jika ada tanda-tanda harga efek yang akan mengalami penurunan dan
terkoreksi dengan tajam.
344.
Menjaga hubungan baik dengan investor
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor
kepada perusahaan, emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik
pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat emiten
memerlukan tambahan dana, emiten tidak mengalami kendala komunikasi,
karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon
investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada
kinerja perusahaan.
35
33Ibid., hlm. 53. 34Ibid., hlm. 54. 35
Ibid, hlm. 54.
(23)
G. Metode Penelitian
Diperlukan metode penelitian sebagai suatu tipe pemikiran secara sistematis
yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian skripsi ini, yang pada akhirnya
bertujuan mencapai keilmiahan dari penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi
ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut:
1.
Jenis Penelitian, sifat dan pendekatan penelitian.
Berdasarkan dengan rumusan permasalahan dan tujuan dari penelitian,
maka sifat penelitian yang sesusai adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
analitis
artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang
menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa
peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat diketahui gambaran
jawaban atas permasalahan mengenai hubungan hukum antara kustodian dan
emiten dalam pasar modal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah hukum normatif yang disebut juga sebagai penelitian
doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisa hukum
yang tertulis di dalam buku ( law as it written in the book ). Penelitian hukum
normatif dalam penelitian ini didasarkan pada data sekunder dan menekankan
pada langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
normatif yang merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan
(24)
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.
36a.
Bahan hukum primer, yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang
pasar modal, Peraturan Nomor VI.A.1 Persetujuan Bank Umum Sebagai
Kustodian, Peraturan VIII.G.7. Pedoman penyajian laporan keuangan,
Peraturan X.G.1 tentang Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian,
Peraturan Nomor VI.A.3. tentang Rekening Efek Pada Kustodian, Peraturan
X.G.1 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai
Kustodian, Peraturan IX.I.2 tentang Persyaratan Surat Efek, Peraturan
Nomor III.A.10. tentang Transaksi Efek, Peraturan Nomor X.M.3. tentang
Pelaporan Transaksi Efek.
Logika
keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan
disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yasng
objeknya hukum itu sendiri. Dengan demikian penelitian ini meliputi penelitian
terhadap sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, dan beberapa
buku mengenai hubungan hukum antara kustodian dengan emiten dalam pasar
modal.
2. Sumber Data
Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data
utama. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak
lain dengan berbagai cara atau metode, baik secara komersial maupun
nonkomersial. Data sekunder yang dipakai penulis adalah sebagai berikut:
36Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, ( Malang: UMM
(25)
b.
Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul
skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan
sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media
elektronik.
c.
Bahan hukum tertier, yang mencakup bahan yang memberi
petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, seperti: kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang
relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan
dalam penulisan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka (library
research) dan juga melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Untuk
memperoleh data dari sumber ini dilakukan dengan memadukan,
mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti yang
berhubungan dengan skripsi.
4. Analisis Data
Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka
biasanya penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. Metode analisis
data yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan:
a.
Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan
dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.
b.
Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas
agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas.
(26)
c.
Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan
dari permasalahan.
d.
Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,
yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.
H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan Penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar
terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, penulis membagi skripsi ini
dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi
ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya.
Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan
Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,
Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan, yang semuanya berkaitan dengan
hubungan hukum antara Kustodian dan Emiten berkaitan dengan penyimpan Efek
di dalam Pasar Modal.
BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR
MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah peranan Kustodian dalam
kegiatan Pasar Modal, Pengaturan terkait kegiatan Kustodian di dalam Pasar
(27)
Modal baik itu berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal dan juga peraturan
yang dibuat oleh Ototritas Jasa Keuangan (OJK).
BAB III: BENTUK TUGAS EMITEN DALAM TRANSAKSI PENYIMPANAN
EFEK INVESTOR DI PASAR MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah tinjauan umum tentang Efek di
dalam kegiatan pasar modal seperti defenisi Efek dan Jenis-jenis Efek, Ketentuan
tentang Efek berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan, dan Bentuk tugas
Emiten dalam transaksi penyimpanan Efek Investor di Pasar modal.
BAB IV: HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM
PASAR MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah fungsi kustodian Dalam transaksi
saham emiten, hak dan kewajiban Kustodian, Tanggung Jawab Kustodian, hak
dan kewajiban Emiten, tujuan pencatatan oleh Emiten.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
(1)
kesulitan pada saat menawarkan kembali efeknya melalui pasar modal untuk memperoleh tambahan dana.33
Harga efek yang mengalami penurunan berkaitan dengan citra perusahaan di mata publik. Masyarakat secara transparan dapat menilai kinerja suatu perusahaan. Kalau nilainya buruk berarti produk perusahaan itu juga buruk, yang tentunya akan berpengaruh terhadap omzet penjualan produk perusahaan. Dengan secara kontiniu memantau harga efek dan likuiditasnya, emiten dapat terus memonitor kinerja dan citra perusahaan di mata investor dan masyarakat umum. Pemantauan berguna sebagai langkah preventif untuk memanggil tindakan yang diperlukan jika ada tanda-tanda harga efek yang akan mengalami penurunan dan terkoreksi dengan tajam.34
4. Menjaga hubungan baik dengan investor
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor kepada perusahaan, emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat emiten memerlukan tambahan dana, emiten tidak mengalami kendala komunikasi, karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada kinerja perusahaan.35
33Ibid., hlm. 53. 34Ibid., hlm. 54. 35
Ibid, hlm. 54.
(2)
G. Metode Penelitian
Diperlukan metode penelitian sebagai suatu tipe pemikiran secara sistematis yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian skripsi ini, yang pada akhirnya bertujuan mencapai keilmiahan dari penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian, sifat dan pendekatan penelitian.
Berdasarkan dengan rumusan permasalahan dan tujuan dari penelitian, maka sifat penelitian yang sesusai adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif
analitis artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang
menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat diketahui gambaran jawaban atas permasalahan mengenai hubungan hukum antara kustodian dan emiten dalam pasar modal.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hukum normatif yang disebut juga sebagai penelitian doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang menganalisa hukum yang tertulis di dalam buku ( law as it written in the book ). Penelitian hukum normatif dalam penelitian ini didasarkan pada data sekunder dan menekankan pada langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif yang merupakan prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan
(3)
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.36
a. Bahan hukum primer, yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, Peraturan Nomor VI.A.1 Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian, Peraturan VIII.G.7. Pedoman penyajian laporan keuangan, Peraturan X.G.1 tentang Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian, Peraturan Nomor VI.A.3. tentang Rekening Efek Pada Kustodian, Peraturan X.G.1 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian, Peraturan IX.I.2 tentang Persyaratan Surat Efek, Peraturan Nomor III.A.10. tentang Transaksi Efek, Peraturan Nomor X.M.3. tentang Pelaporan Transaksi Efek.
Logika keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yasng objeknya hukum itu sendiri. Dengan demikian penelitian ini meliputi penelitian terhadap sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, dan beberapa buku mengenai hubungan hukum antara kustodian dengan emiten dalam pasar modal.
2. Sumber Data
Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data utama. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, baik secara komersial maupun nonkomersial. Data sekunder yang dipakai penulis adalah sebagai berikut:
36Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, ( Malang: UMM
(4)
b. Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media elektronik.
c. Bahan hukum tertier, yang mencakup bahan yang memberi petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti: kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka (library
research) dan juga melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Untuk
memperoleh data dari sumber ini dilakukan dengan memadukan, mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti yang berhubungan dengan skripsi.
4. Analisis Data
Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka biasanya penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. Metode analisis data yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan:
a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.
b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas agar sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas.
(5)
c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan.
d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.
H. Sistematika Penulisan
Pembahasan dan Penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, penulis membagi skripsi ini dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan, yang semuanya berkaitan dengan hubungan hukum antara Kustodian dan Emiten berkaitan dengan penyimpan Efek di dalam Pasar Modal.
BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah peranan Kustodian dalam kegiatan Pasar Modal, Pengaturan terkait kegiatan Kustodian di dalam Pasar
(6)
Modal baik itu berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal dan juga peraturan yang dibuat oleh Ototritas Jasa Keuangan (OJK).
BAB III: BENTUK TUGAS EMITEN DALAM TRANSAKSI PENYIMPANAN EFEK INVESTOR DI PASAR MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah tinjauan umum tentang Efek di dalam kegiatan pasar modal seperti defenisi Efek dan Jenis-jenis Efek, Ketentuan tentang Efek berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan, dan Bentuk tugas Emiten dalam transaksi penyimpanan Efek Investor di Pasar modal.
BAB IV: HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM PASAR MODAL
Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah fungsi kustodian Dalam transaksi saham emiten, hak dan kewajiban Kustodian, Tanggung Jawab Kustodian, hak dan kewajiban Emiten, tujuan pencatatan oleh Emiten.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN