Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pemerintah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Dengan Menggunakan Metode Camel Periode 2010- 2012
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1Pengertian Bank
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia perbankanpun ikut
mengalami perkembangan sehingga banyak ahli mendefinisikan bank dari
sudut pandang yang berbeda. Berikut ada beberapa defenisi bank yang
dikemukakan para ahli:
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Undang- Undang RI no 10
tahun 1998)
2.
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir,
2008)
3. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.(PSAK NO. 31,2009)
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pengertian bank yang disampaikan para ahli dapat
diambil kesimpulan mengenai bank. Pertama pengertian bank itu mengalami
perubahan seiring berkembangnya teknologi perbankan itu sendiri. Kedua,
fungsi umum dari bank itu adalah (1) menerima berbagai bentuk simpanan
dari masyarakat; (2) memberikan pinjaman, baik bersumber dana yang
dihimpun dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya
menciptakan tenaga beli baru; (3) memberikan jasa- jasa lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
2.1.2
Fungsi dan Peranan Bank dalam Perekonomian
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang
membutuhkannya untuk berbagai tujuan (financial intermediary). Berikut ini
merupakan fungsi bank dalam perekonomian yaitu sebagai penghimpun
dana dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit
dan memberikan jasa- jasa bank lainnya.
2.1.2.1Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki sumber dana yaitu dari:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri yaitu setoran modal
dari pemegang saham diawal pendirian bank.
Universitas Sumatera Utara
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving
deposit), dan simpanan deposito (time deposit)
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain merupakan sumber
dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian
sumber dana pertama dan kedua.Dana ini bisa berupa kredit
likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antar bank, pinjaman
dari bank- bank luar negeri dan surat berharga pasar uang.
2.1.2.2
Penyalur Dana
Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat.Penjualan dana yang dilakukan bank berupa pemberian
kredit kepada masyarakat.Dengan pemberian kredit ini maka bank
akan memperoleh pendapatan bunga atas pinjaman .
2.1.2.3 Memberikan Jasa- Jasa bank Lainnya
Untuk menjalanka fungsinya sebagai lalu lintas pembayaran maka
bank jasa berupa jasa pengeriman uang, inkaso, kartu kredit, letter of
credit (L/C) dan lainnya.
2.1.3 Jenis Bank
Ada beberapa jenis bank yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:20) yang
dapat ditinjau dari berbagai segi:
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.1 Dilihat dari Segi Fungsinya
1. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.3.2
Dilihat dari Segi Kepemilikan
1. Bank Milik Pemerintah
Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
2. Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang secara seluruh atau sebagian besarnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan
oleh oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil
oleh swasta pula.
3. Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
4. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional.
2.1.3.3
Dilihat dari Segi Status
1. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar
negeri,travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.
2. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
2.1.3.4
Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
nasabahnya, Bank yang berdasarka prinsip konvensional
menggunakan dua metode yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito,
2) Untuk jasa- jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya- biaya dalam
nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi,
biaya provisi, sewa, iuran dan biaya lainnya.
2. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah
Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil,
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal,
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntunga,
4) Pembiayaan barang modal bersarkan sewa murni tampa
pilihan,
5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa jenis perbankan dapat
dikategorikan menjadi empat jenis yaitu dari segi fungsinya terdiri dari
bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jika dilihat dari segi
kepemilikannya terdiri dari bank milik pemerintah, bank milik swasta
nasional, bank milik asing dan bank milik campuran. Jika dilihat dari segi
status terdiri dari bank devisa dan bank non devisa. Jika dilihat dari segi
cara menentukan harga terdiri dari bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah.
2.1.4
Bank Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun
modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Selanjutnya
dalam kegiatan operasionalnya, bank pemerintah tetap tunduk pada undang-
Universitas Sumatera Utara
undang tentang perbankan. Dengan diundangkannya UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, bank-bank pemerintah lebih lanjut ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Contoh bank- bank milik pemerintah dewasa ini
antara lain: Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia(BRI),
Bank Tabungan Negara(BTN), Bank Mandiri.
2.1.5
Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir,2009:6).
Laporan
keuangan menunjukkan kondisi perusahaan terkini adalah
keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan
periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Dari laporan keuangan tersebut
para pemegang saham dapat menilai kinerja dari manjemen (pengelola) dan
hasil dari laporan keuangan merupakan alat bagi pengelola perusahaan untuk
mengambil keputusan.
Menurut PSAK No.1(2009:05), tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
Tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan- kepusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber- sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian dan
Universitas Sumatera Utara
5. Arus kas
Menurut PSAK No.1 (2009:07), Laporan keuangan yang lengkap terdiri
atas komponen- komponen berikut ini.
1. Neraca
Merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta),
kewajiban (utang), modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat
tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan
dengan komponen yang ada di neraca.
1) Jenis- jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki
2) Jumlah rupiah masing- masing jenis aktiva
3) Jenis- jenis kewajiban atau uatang (liability)
4) Jumlah rupiah masing- masing jenis kewajiban
5) Jenis- jenis modal (equity)
6) Jumlah rupiah masing- masing jenis modal
2.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan sumber informasi untuk mengetahui
jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga
dapat diketahui apakah perusahaandalam keadaan laba atau rugi.
Menurut PSAK No.1 (2009:56) laporan laba rugi minimal mencakup
pos- pos berikut:
1) Pendapatan
2) Laba rugi usaha
3) Beban pinjaman
4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
5) Beban pajak
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
7) Pos luar biasa
8) Hak minoritas dan
9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Universitas Sumatera Utara
3. Laporan Perubahan Ekuitas
PSAK No. 1(2009:66) menyebutkan bahwa perusahaan harus
menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan
keuangan, yang menunjukkan:
1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan,
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara
langsung dalam ekuitas,
3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebaimana diatur dalam
PSAK terkait,
4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya dan,
6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing- masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas
masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa
pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar
merupakan biaya- biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas
masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
PSAK No.1 (2009:69) menyatakan bahwa:
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
mengungkapkan:
Universitas Sumatera Utara
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting;
2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas;
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
Dari kelima laporan tersebut hanya dua macam saja yang umum
digunakan untuk analisis yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Hal
ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan arus kas
diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Berikut beberapa
tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan suatu bank secara
umum.
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki
bank pada saat ini;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki bank pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan bank dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan- perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal bank;
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian disamping memberikan informasi mengenai keadaan
keuangan bank laporan keuangan juga berguna sebagai alat untuk menilai
kinerja dari manajemen yang mengelola bank yang bersangkutan.
2.1.6
Pihak yang Berkepentingan dalam Laporan Keuangan
Banyak pihak yang memiliki kepentingan mendalam untuk mengetahui
laporan keuangan dari suatu perusahaan.Masing- masing pihak memiliki
tujuan yang berbeda mengetahui laporan keuangan tersebut. Ada beberapa
pihak yang memiliki kepentingan untuk mengetahui laporan keuangan dari
suatu perusahaan antara lain:
1. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat luas merupakan jaminan bagi uang yang disimpan
di bank. Dengan adanya laporan keuangan , pemilik dana dapat
mengetahui kondisi bank . Selain itu dengan diumumkannya laporan
keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan
akan diketahui dengan mudah sehingga akan meningkatkan rasa percaya
dari masyarakat terhadap bank tersebut.
2. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah
untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode dan untuk
menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
3. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan
cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik
dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan
sehingga target- target yang diinginkan dapat tercapai.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang
dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan
mewajibkan kepada perusahaan untuk dan melaporkan keuangan
perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak
pemerintah
adalah
untuk
menilai
kejujuran
perusahaan
dalam
melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk
mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan
keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak
yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat sehingga Bank Indonesia
sebagai pengawas dan Pembina bank- bank dapat memberikan arahan atau
petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya. Penilaian untuk menentuan kondisi suatu bank
biasanya menggunakan analisis CAMEL.
1. Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada
kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan
BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai ketentuan pemerintah
CAR tahun 1999 minimal harus 8%.
CAR =
�����
����
X 100%
2. Assets Quality
Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank.
Penilaian asset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan
memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan
aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
Universitas Sumatera Utara
terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari
neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio
kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga
dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP).
Dimana rasio NPL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
������ ��� ������
NPL=
����� ������
x 100%
Untuk menghitung rasio KAP dapat dirumuskan dengan cara
sebagai berikut.
����
KAP=
����� ������ ���������
x 100%
3. Managemet
Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas
manajemennya.
Kualitas
manajemen
dapat
dilihat
dari
kualitas
manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dapat dilihat dari
segi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani berbagai
kasus- kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen
permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
4. Earning
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya
apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah
bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian dapat
dilakukan dengan rasio laba terhadap total aset (ROA) dan perbandingan
biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
���� ������� �����
ROA=
����−���� ����� ����
BOPO=
x 100%
����� �����������
���������� ������������
x 100%
5. Liquidity
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
dapat membayar semua utang- utangnya terutama simpanan tabungan, giro
dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
permohonan kredit kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini
merupakan rasio antara jumlah aktiva lancer dibagi dengan utang lancar.
Penilaian rasio faktor likuiditas berpatokan pada Loan Deposit Rasio
(LDR) dimana LDR diperoleh dengan cara membandingkan kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain)
dengan dana pihak ketiga yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito
(tidak termasuk antar bank).
LDR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
LDR=
������
���� ����� ������
x 100%
2.1.8 Peringkat Komposit (Composite Rating )
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011
tentang
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
Bank
Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5184), Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4292), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5029) dan PBI No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen
Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian
terhadap Perusahaan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4602), antara lain
diatur bahwa Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self
assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan
Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun
secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai
berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG),
Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank. Oleh karena itu, perlu diatur
ketentuan pelaksanaan mengenai penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia.
Berikut adalah kriteria penetapan peringkat komposit (composite rating)
tersebut.
1. Peringkat komposit 1, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil dari pengelolaan
usaha yang sangat baik.
2. Peringkat komposit 2, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang
baik.
3. Peringkat komposit 3, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha
yang baik.
4. Peringkat komposit 4, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang kurang baik sebagai akibat dari pengelolaan
usaha yang kurang baik.
5. Peringkat komposit 5, mencermikan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang tidak baik sebagai akibat pengelolaan usaha
yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Pengkategorian peringkat komposit adalah sebagai berikut:
N
o
1
Kompone
n
Capital
(Permoda
lan)
2
Asset
NPL
Quality
(Kualitas
aktiva
Produktif)
KAP
3
4
Earning
(Rentabili
tas)
Rasio
CAR
ROA
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Peringkat Komposit CAMEL
Kriteria Penilaian Peringkat Komposit
1
2
3
4
5
Rasio KPPM
Rasio
8%
Rasio KPPM Rasio
lebih tinggi
KPPM
≤KPPM dibawah
KPPM dibawah
sangat
lebih tinggi ≤ 9%
ketentuan
ketentuan yang
signifikan
cukup
yang berlaku berlaku dan bank
dibandingkan signifikan
cenderung menjadi
dengan rasio
dibandingk
tidak solvable
KPPM yang
an dengan
ditetapkan
rasio KPPM
dalam
yang
ketentuan
ditetapkan
dalam
ketentuan
Perkembanga Perkemban 5% ≤
Perkembanga Perkembangan rasio
n rasio sangat gan rasio
rasio ≤
n rasio cukup tinggi
rendah
rendah
8%
tinggi
Rasio sangat
rendah atau
sangat tidak
signifikan
Perolehan
laba sangat
tinggi
Tingkat
efisiensi
sangat baik
50%120%
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu yang berhungan dengan
penelitian yang akan dilakukan:
Peneliti
Novita Hariati (2010)
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Variabel
Hasil Penelitian
-CAR
Tidak
-NPL
signifikan antara kesehatan Bank
-KAP
BNI, Bank BRI dan mandiri
-ROA
dilihat
-BOPO
CAR,KAP,BOPO,
-LDR
ada
perbedaan
dari
yang
aspek
LDR
tetapi
ada perbedaan secara signifikan
tingkat kesehatan Bank BNI,Bank
BRI dan Bank Mandiri jika
dilihat dari aspek NPL dan ROA.
Venny Lestari
(2008)
Tidak
ada
perbedaan
antara
yang
- CAR
signifikan
tingkat
- KAP
kesehatan Bank BNI, Bank BRI,
- ROA
dan Bank Mandiri dilihat dari
- BOPO
aspek CAR, KAP, ROA, BOPO,
- LDR
dan LDR.
Sumber: Penulis
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pertama,
tahun penelitian yaitu antara tahun 2010-2012. Kedua, penulis menggunakan
enam rasio CAMEL yaitu CAR, NPL, KAP, ROA, BOPO,dan LDR. Novita
Hariati menulis penelitian dengan tujuan menilai tingkat kesehatan bank
pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ,sedangkan Venny (2008)
menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL.
Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR .
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
pada masalah tertentu. Kerangka konseptual merupakan suatu landasan untuk
menjawab
masalah
atau
persoalan
penelitian.
Penyusunan
kerangka
konseptual tidak terlepas dari upaya tinjauan literatur atas berbagai teori dan
penelitian sebelumnya.
Berikut merupakan kerangka penilaian tingkat kesehatan bank pemerintah:
CAR (X1 )
NPL (X2 )
KAP (X3 )
ROA (X4 )
BOPO(X5 )
LDR (X6 )
�1
�2
�3
Tingkat Kesehatan
Bank(Y)
�4
�5
�6
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk menilai
sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup bank. Adapun analisis
tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan dengan cara menilai faktor
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas
atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan tersebut didasarkan
pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam penelitian ini tingkat kesehatan
bank pemerintah yaitu Bank BNI, BRI, Mandiri dan Bank BTN diukur dengan
menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk kecukupan modal,
NPL dan KAP untuk faktor kualitas aset, ROA dan BOPO untuk faktor
rentabilitas. Sedangkan untuk tingkat likuiditas digunakan Loan to Deposit
Ratio (LDR). Kemudian dilakukan perbandingan antara bank pemerintah
tersebut untuk mendapatkan evaluasi terhadap kinerja keuangan perbankan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. (Drs.Sumadi
Suryabrata,2008)
Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada
taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah atau akan terjadi.
Berdasarkan perjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan CAR,
H2 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan NPL,
H3 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan KAP,
H4 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan ROA,
H5 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan BOPO,
H6 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan LDR.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1Pengertian Bank
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia perbankanpun ikut
mengalami perkembangan sehingga banyak ahli mendefinisikan bank dari
sudut pandang yang berbeda. Berikut ada beberapa defenisi bank yang
dikemukakan para ahli:
1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (Undang- Undang RI no 10
tahun 1998)
2.
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir,
2008)
3. Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan
(financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak
yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.(PSAK NO. 31,2009)
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pengertian bank yang disampaikan para ahli dapat
diambil kesimpulan mengenai bank. Pertama pengertian bank itu mengalami
perubahan seiring berkembangnya teknologi perbankan itu sendiri. Kedua,
fungsi umum dari bank itu adalah (1) menerima berbagai bentuk simpanan
dari masyarakat; (2) memberikan pinjaman, baik bersumber dana yang
dihimpun dari masyarakat maupun berdasarkan atas kemampuannya
menciptakan tenaga beli baru; (3) memberikan jasa- jasa lalu lintas
pembayaran dan peredaran uang.
2.1.2
Fungsi dan Peranan Bank dalam Perekonomian
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang
membutuhkannya untuk berbagai tujuan (financial intermediary). Berikut ini
merupakan fungsi bank dalam perekonomian yaitu sebagai penghimpun
dana dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit
dan memberikan jasa- jasa bank lainnya.
2.1.2.1Penghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki sumber dana yaitu dari:
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri yaitu setoran modal
dari pemegang saham diawal pendirian bank.
Universitas Sumatera Utara
2. Dana yang berasal dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro (demand deposit), simpanan tabungan (saving
deposit), dan simpanan deposito (time deposit)
3. Dana yang bersumber dari lembaga lain merupakan sumber
dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian
sumber dana pertama dan kedua.Dana ini bisa berupa kredit
likuiditas dari Bank Indonesia, pinjaman antar bank, pinjaman
dari bank- bank luar negeri dan surat berharga pasar uang.
2.1.2.2
Penyalur Dana
Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari
masyarakat.Penjualan dana yang dilakukan bank berupa pemberian
kredit kepada masyarakat.Dengan pemberian kredit ini maka bank
akan memperoleh pendapatan bunga atas pinjaman .
2.1.2.3 Memberikan Jasa- Jasa bank Lainnya
Untuk menjalanka fungsinya sebagai lalu lintas pembayaran maka
bank jasa berupa jasa pengeriman uang, inkaso, kartu kredit, letter of
credit (L/C) dan lainnya.
2.1.3 Jenis Bank
Ada beberapa jenis bank yang dikemukakan oleh Kasmir (2008:20) yang
dapat ditinjau dari berbagai segi:
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.1 Dilihat dari Segi Fungsinya
1. Bank Umum
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2.1.3.2
Dilihat dari Segi Kepemilikan
1. Bank Milik Pemerintah
Dimana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula.
2. Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang secara seluruh atau sebagian besarnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan
oleh oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya diambil
oleh swasta pula.
3. Bank Milik Asing
Merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.
4. Bank Milik Campuran
Merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh
pihak asing dan pihak swasta nasional.
2.1.3.3
Dilihat dari Segi Status
1. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso ke luar
negeri,travelers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of
Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.
2. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
2.1.3.4
Dilihat dari Segi Cara Menentukan Harga
1. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
nasabahnya, Bank yang berdasarka prinsip konvensional
menggunakan dua metode yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1) Menetapkan bunga sebagai harga jual, baik untuk produk
simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito,
2) Untuk jasa- jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional
menggunakan atau menerapkan berbagai biaya- biaya dalam
nominal atau persentase tertentu seperti biaya administrasi,
biaya provisi, sewa, iuran dan biaya lainnya.
2. Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah
Penentuan harga atau mencari keuntungan bagi bank yang
berdasarkan Prinsip Syariah adalah dengan cara:
1) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil,
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal,
3) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntunga,
4) Pembiayaan barang modal bersarkan sewa murni tampa
pilihan,
5) Atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain.
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa jenis perbankan dapat
dikategorikan menjadi empat jenis yaitu dari segi fungsinya terdiri dari
bank umum dan bank perkreditan rakyat. Jika dilihat dari segi
kepemilikannya terdiri dari bank milik pemerintah, bank milik swasta
nasional, bank milik asing dan bank milik campuran. Jika dilihat dari segi
status terdiri dari bank devisa dan bank non devisa. Jika dilihat dari segi
cara menentukan harga terdiri dari bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan bank yang berdasarkan prinsip syariah.
2.1.4
Bank Pemerintah
Bank milik pemerintah merupakan bank yang akta pendirian maupun
modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Selanjutnya
dalam kegiatan operasionalnya, bank pemerintah tetap tunduk pada undang-
Universitas Sumatera Utara
undang tentang perbankan. Dengan diundangkannya UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, bank-bank pemerintah lebih lanjut ditetapkan dengan
peraturan pemerintah. Contoh bank- bank milik pemerintah dewasa ini
antara lain: Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia(BRI),
Bank Tabungan Negara(BTN), Bank Mandiri.
2.1.5
Laporan Keuangan Bank
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. (Kasmir,2009:6).
Laporan
keuangan menunjukkan kondisi perusahaan terkini adalah
keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan
periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Dari laporan keuangan tersebut
para pemegang saham dapat menilai kinerja dari manjemen (pengelola) dan
hasil dari laporan keuangan merupakan alat bagi pengelola perusahaan untuk
mengambil keputusan.
Menurut PSAK No.1(2009:05), tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
Tujuan laporan keuangan untuk umum adalah memberikan informasi
tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan- kepusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung
jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber- sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:
1. Aset
2. Kewajiban
3. Ekuitas
4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian dan
Universitas Sumatera Utara
5. Arus kas
Menurut PSAK No.1 (2009:07), Laporan keuangan yang lengkap terdiri
atas komponen- komponen berikut ini.
1. Neraca
Merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta),
kewajiban (utang), modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat
tertentu. Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan
dengan komponen yang ada di neraca.
1) Jenis- jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki
2) Jumlah rupiah masing- masing jenis aktiva
3) Jenis- jenis kewajiban atau uatang (liability)
4) Jumlah rupiah masing- masing jenis kewajiban
5) Jenis- jenis modal (equity)
6) Jumlah rupiah masing- masing jenis modal
2.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan sumber informasi untuk mengetahui
jumlah perolehan pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga
dapat diketahui apakah perusahaandalam keadaan laba atau rugi.
Menurut PSAK No.1 (2009:56) laporan laba rugi minimal mencakup
pos- pos berikut:
1) Pendapatan
2) Laba rugi usaha
3) Beban pinjaman
4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi
yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
5) Beban pajak
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
7) Pos luar biasa
8) Hak minoritas dan
9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan
Universitas Sumatera Utara
3. Laporan Perubahan Ekuitas
PSAK No. 1(2009:66) menyebutkan bahwa perusahaan harus
menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan
keuangan, yang menunjukkan:
1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan,
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian
beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara
langsung dalam ekuitas,
3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan
perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebaimana diatur dalam
PSAK terkait,
4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya dan,
6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing- masing jenis modal
saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas
masuk dan arus kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa
pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar
merupakan biaya- biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas
masuk maupun arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
PSAK No.1 (2009:69) menyatakan bahwa:
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis.
Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan
atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
mengungkapkan:
Universitas Sumatera Utara
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap
peristiwa dan transaksi yang penting;
2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak
disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan
laporan perubahan ekuitas;
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara
wajar.
Dari kelima laporan tersebut hanya dua macam saja yang umum
digunakan untuk analisis yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Hal
ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan arus kas
diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi. Berikut beberapa
tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan suatu bank secara
umum.
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki
bank pada saat ini;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki bank pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan bank dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan- perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal bank;
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian disamping memberikan informasi mengenai keadaan
keuangan bank laporan keuangan juga berguna sebagai alat untuk menilai
kinerja dari manajemen yang mengelola bank yang bersangkutan.
2.1.6
Pihak yang Berkepentingan dalam Laporan Keuangan
Banyak pihak yang memiliki kepentingan mendalam untuk mengetahui
laporan keuangan dari suatu perusahaan.Masing- masing pihak memiliki
tujuan yang berbeda mengetahui laporan keuangan tersebut. Ada beberapa
pihak yang memiliki kepentingan untuk mengetahui laporan keuangan dari
suatu perusahaan antara lain:
1. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat luas merupakan jaminan bagi uang yang disimpan
di bank. Dengan adanya laporan keuangan , pemilik dana dapat
mengetahui kondisi bank . Selain itu dengan diumumkannya laporan
keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan
akan diketahui dengan mudah sehingga akan meningkatkan rasa percaya
dari masyarakat terhadap bank tersebut.
2. Pemilik
Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik
perusahaan terhadap hasil laporan keuangan yang telah dibuat adalah
untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini, untuk melihat
Universitas Sumatera Utara
perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode dan untuk
menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
3. Manajemen
Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan
cermin kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan
dapat digunakan untuk mengambil keputusan keuangan ke depan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik
dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian ke depan
sehingga target- target yang diinginkan dapat tercapai.
4. Pemerintah
Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang
dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan
mewajibkan kepada perusahaan untuk dan melaporkan keuangan
perusahaan secara periodik. Arti penting laporan keuangan bagi pihak
pemerintah
adalah
untuk
menilai
kejujuran
perusahaan
dalam
melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya dan untuk
mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan
keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak
yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.
Universitas Sumatera Utara
2.1.7
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.
Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat sehingga Bank Indonesia
sebagai pengawas dan Pembina bank- bank dapat memberikan arahan atau
petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan
kegiatan operasinya. Penilaian untuk menentuan kondisi suatu bank
biasanya menggunakan analisis CAMEL.
1. Capital
Yang dinilai adalah permodalan yang ada didasarkan kepada
kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
didasarkan kepada CAR (Capital Adequaci Ratio) yang telah ditetapkan
BI. Perbandingan rasio tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) dan sesuai ketentuan pemerintah
CAR tahun 1999 minimal harus 8%.
CAR =
�����
����
X 100%
2. Assets Quality
Yaitu untuk menilai jenis- jenis asset yang dimiliki oleh bank.
Penilaian asset harus sesuai dengan Peraturan oleh Bank Indonesia dengan
memperbandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan
aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
Universitas Sumatera Utara
terhadap aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari
neraca yang telah dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.
Dalam menilai kualitas aset ada dua rasio yang digunakan yaitu rasio
kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit atau disebut juga
dengan Non Performing Loans (NPL) dan kualitas aktiva produktif (KAP).
Dimana rasio NPL dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
������ ��� ������
NPL=
����� ������
x 100%
Untuk menghitung rasio KAP dapat dirumuskan dengan cara
sebagai berikut.
����
KAP=
����� ������ ���������
x 100%
3. Managemet
Dalam mengelola kegiatan bank sehari- hari juga dinilai kualitas
manajemennya.
Kualitas
manajemen
dapat
dilihat
dari
kualitas
manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dapat dilihat dari
segi pendidikan dan pengalaman dari karyawan dalam menangani berbagai
kasus- kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah manajemen
permodalan, manajemen kualitas aktiva, manajemen umum, manajemen
rentabilitas, dan manajemen likuiditas.
Universitas Sumatera Utara
4. Earning
Merupakan ukuran kemampuan bank dalam meningkatkan labanya
apakah, setiap periode atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah
bank yang diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian dapat
dilakukan dengan rasio laba terhadap total aset (ROA) dan perbandingan
biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)
���� ������� �����
ROA=
����−���� ����� ����
BOPO=
x 100%
����� �����������
���������� ������������
x 100%
5. Liquidity
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
dapat membayar semua utang- utangnya terutama simpanan tabungan, giro
dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua
permohonan kredit kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini
merupakan rasio antara jumlah aktiva lancer dibagi dengan utang lancar.
Penilaian rasio faktor likuiditas berpatokan pada Loan Deposit Rasio
(LDR) dimana LDR diperoleh dengan cara membandingkan kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit kepada bank lain)
dengan dana pihak ketiga yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito
(tidak termasuk antar bank).
LDR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
LDR=
������
���� ����� ������
x 100%
2.1.8 Peringkat Komposit (Composite Rating )
Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011
tentang
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
Bank
Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5184), Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4292), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5029) dan PBI No. 8/6/PBI/2006 tentang Penerapan Manajemen
Risiko secara Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan Pengendalian
terhadap Perusahaan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4602), antara lain
diatur bahwa Bank diwajibkan untuk melakukan penilaian sendiri (self
assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan
Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun
secara konsolidasi, dengan cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai
berikut: Profil Risiko (risk profile), Good Corporate Governance (GCG),
Rentabilitas (earnings); dan Permodalan (capital) untuk menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank. Oleh karena itu, perlu diatur
ketentuan pelaksanaan mengenai penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia.
Berikut adalah kriteria penetapan peringkat komposit (composite rating)
tersebut.
1. Peringkat komposit 1, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang sangat baik sebagai hasil dari pengelolaan
usaha yang sangat baik.
2. Peringkat komposit 2, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha yang
baik.
3. Peringkat komposit 3, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatatan yang baik sebagai hasil dari pengelolaan usaha
yang baik.
4. Peringkat komposit 4, mencerminkan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang kurang baik sebagai akibat dari pengelolaan
usaha yang kurang baik.
5. Peringkat komposit 5, mencermikan bahwa bank memiliki kondisi
tingkat kesehatan yang tidak baik sebagai akibat pengelolaan usaha
yang tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Pengkategorian peringkat komposit adalah sebagai berikut:
N
o
1
Kompone
n
Capital
(Permoda
lan)
2
Asset
NPL
Quality
(Kualitas
aktiva
Produktif)
KAP
3
4
Earning
(Rentabili
tas)
Rasio
CAR
ROA
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Peringkat Komposit CAMEL
Kriteria Penilaian Peringkat Komposit
1
2
3
4
5
Rasio KPPM
Rasio
8%
Rasio KPPM Rasio
lebih tinggi
KPPM
≤KPPM dibawah
KPPM dibawah
sangat
lebih tinggi ≤ 9%
ketentuan
ketentuan yang
signifikan
cukup
yang berlaku berlaku dan bank
dibandingkan signifikan
cenderung menjadi
dengan rasio
dibandingk
tidak solvable
KPPM yang
an dengan
ditetapkan
rasio KPPM
dalam
yang
ketentuan
ditetapkan
dalam
ketentuan
Perkembanga Perkemban 5% ≤
Perkembanga Perkembangan rasio
n rasio sangat gan rasio
rasio ≤
n rasio cukup tinggi
rendah
rendah
8%
tinggi
Rasio sangat
rendah atau
sangat tidak
signifikan
Perolehan
laba sangat
tinggi
Tingkat
efisiensi
sangat baik
50%120%
Universitas Sumatera Utara
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini ada beberapa penelitian terdahulu yang berhungan dengan
penelitian yang akan dilakukan:
Peneliti
Novita Hariati (2010)
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Variabel
Hasil Penelitian
-CAR
Tidak
-NPL
signifikan antara kesehatan Bank
-KAP
BNI, Bank BRI dan mandiri
-ROA
dilihat
-BOPO
CAR,KAP,BOPO,
-LDR
ada
perbedaan
dari
yang
aspek
LDR
tetapi
ada perbedaan secara signifikan
tingkat kesehatan Bank BNI,Bank
BRI dan Bank Mandiri jika
dilihat dari aspek NPL dan ROA.
Venny Lestari
(2008)
Tidak
ada
perbedaan
antara
yang
- CAR
signifikan
tingkat
- KAP
kesehatan Bank BNI, Bank BRI,
- ROA
dan Bank Mandiri dilihat dari
- BOPO
aspek CAR, KAP, ROA, BOPO,
- LDR
dan LDR.
Sumber: Penulis
Universitas Sumatera Utara
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pertama,
tahun penelitian yaitu antara tahun 2010-2012. Kedua, penulis menggunakan
enam rasio CAMEL yaitu CAR, NPL, KAP, ROA, BOPO,dan LDR. Novita
Hariati menulis penelitian dengan tujuan menilai tingkat kesehatan bank
pemerintah yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta ,sedangkan Venny (2008)
menilai tingkat kesehatan bank-bank pemerintah dengan metode CAMEL.
Rasio yang digunakan terdiri dari CAR, KAP, ROA, BOPO, dan LDR .
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
pada masalah tertentu. Kerangka konseptual merupakan suatu landasan untuk
menjawab
masalah
atau
persoalan
penelitian.
Penyusunan
kerangka
konseptual tidak terlepas dari upaya tinjauan literatur atas berbagai teori dan
penelitian sebelumnya.
Berikut merupakan kerangka penilaian tingkat kesehatan bank pemerintah:
CAR (X1 )
NPL (X2 )
KAP (X3 )
ROA (X4 )
BOPO(X5 )
LDR (X6 )
�1
�2
�3
Tingkat Kesehatan
Bank(Y)
�4
�5
�6
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Universitas Sumatera Utara
Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan maksud untuk menilai
sejauh mana kelayakan usaha dan kelangsungan hidup bank. Adapun analisis
tingkat kesehatan bank itu sendiri dilakukan dengan cara menilai faktor
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas
atau yang disebut CAMEL. Penilaian tingkat kesehatan tersebut didasarkan
pada ketentuan perhitungan rasio atas berbagai faktor dan komponen yang
telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam penelitian ini tingkat kesehatan
bank pemerintah yaitu Bank BNI, BRI, Mandiri dan Bank BTN diukur dengan
menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) untuk kecukupan modal,
NPL dan KAP untuk faktor kualitas aset, ROA dan BOPO untuk faktor
rentabilitas. Sedangkan untuk tingkat likuiditas digunakan Loan to Deposit
Ratio (LDR). Kemudian dilakukan perbandingan antara bank pemerintah
tersebut untuk mendapatkan evaluasi terhadap kinerja keuangan perbankan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. (Drs.Sumadi
Suryabrata,2008)
Hipotesis juga merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat
kebenarannya. Taraf ketepatan prediksi itu akan sangat tergantung kepada
taraf kebenaran dan taraf ketepatan landasan teoritis yang mendasarinya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah atau akan terjadi.
Berdasarkan perjelasan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan CAR,
H2 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan NPL,
H3 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan KAP,
H4 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan ROA,
H5 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan BOPO,
H6 : ada perbedaan antara tingkat kesehatan Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri dan Bank BTN jika diukur dengan LDR.
Universitas Sumatera Utara