Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia
sehingga perekonomian suatu negara tidak terhindar dari pengaruh ekonomi di
belahan dunia lainnya. Pasar modal memiliki peran besar dalam perekonomian
suatu negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian
suatu negara (Ang, 1997:19). Arus barang dan arus modal telah bergerak
melewati batas negara dalam waktu yang amat singkat, pemilik modal (investor)
menjadi memiliki banyak peluang/alternatif dalam memilih sektor industri apa
dan di negara mana investasi akan dipilih karena lebih menguntungkan. Namun
demikian disamping banyaknya pilihan yang menarik akibat terbukanya peluang
investasi di pasar modal antar negara, investor juga akan dihadapkan pada
persoalan nilai tukar mata uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi.
Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan
untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang
dapat diterima untuk tiap investor (Jogianto, 1998:100). Apabila kesempatan
investasi mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi, makan investor akan

mengisyaratlkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain,
semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula
tingkat keuntungan (Return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogianto,1998:100).
Para investor yang menginvestasikan dananya dipasar modal pasti
memiliki ekspektasi untuk memperoleh return sebesar-besarnya dengan resiko
yang dihadapi begitupula sebaliknya. Return saham yang diperoleh bukanlah hal

Universitas Sumatera Utara

yang mudah untuk diprediksi. Terdapat faktor ekonomi makro yang
mempengaruhi tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di masa yang
akan datang. Dua faktor ekonomi makro yang mempengaruhi return saham adalah
tingkat suku bunga dan nilai pertukaran mata uang Rupiah terhadap US Dollar.
Krisis moneter yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai
dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar sejak pertengahan tahun
1997 telah mengakibatkan, tingkat bunga deposito dan SBI naik tajam sampai
60% per tahun dan inflasi yang pada periode sepuluh tahun terakhir dapat
dipertahankan sebesar 10 % meningkat tajam. Harga saham meluncur turun secara
drastis sehingga ISHG sebagai indikator harga saham terpangkas hingga tinggal
hampir sepertiganya. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dollar berakibat

pada peningkatan ongkos produksi produk yang mengandung komponen impor
tinggi sehingga akan mendorong peningkatan harga-harga umum. Selain itu
tingginya tingkat inflasi pada tahun tersebut juga dipicu oleh adanya ekspektasi
dari masyarakat bahwa rupiah akan semakin terdepresiasi dimasa yang akan
datang dan akibatnya tingkat harga akan terus naik. Untuk mengatasi kondisi
tersebut maka Bank Indonesia selaku otoritas moneter menetapkan kebijakan
menaikkan tingkat bunga SBI menjadi sebesar 70% pada tahun 1998. Diharapkan
dengan adanya kenaikan tingkat bunga maka permintaan kredit akan berkurang
dan minat investor untuk menyimpan uangnya di bank meningkat, sehingga
otomatis jumlah uang beredar akan berkurang dan tingkat inflasi akan menurun.
Selain itu salah satu kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengurangi
gejolak nilai tukar tersebut dengan menaikkan tingkat suku bunga melalui

Universitas Sumatera Utara

instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selanjutnya diikuti oleh kenaikan suku
bunga Bank Komersial pemerintah maupun swasta, dengan harapan agar
masyarakat tidak membeli dollar tetapi meyimpan dananya dalam bentuk deposito
yang memberikan pendapatan (return) yang cukup tinggi mencapai diatas 30
persen.

Kenaikan suku bunga bank sangat mempengaruhi aktivitas dunia usaha
pada umumnya, selainnya itu perusahaan yang telah Go Public seperti perusahaan
pada sektor manufaktur yang merupakan salah satu sektor yang mengalami
kebangkrutan pada awal terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia.
Investasi di bidang manufaktur pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan
tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Banyaknya masyarakat yang
menginvestasikan modalnya di sektor manufaktur di karenakan bisnis manufaktur
sangat dekat dengan kebutuhan masyrakat sehingga diharapkan mendatangkan
keuntungan kepada pemilik modal.
Menurut Wahyudi (2004:50), kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat
terhadap penurunan Return dan begitu juga sebaliknya. Dalam menghadapi
kenaikan tingkat suku bunga, para pemegang saham akan menjual sahamnya
sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat dianggap normal.
Bank Indonesia sebagai pelaku kebijakan moneter berdasarkan pasal 7 UU
No.23 tahun 1999 mempunyai tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah dapat diartikan dalam dua
pemahaman yaitu kestabilan nilai rupiah terhadap nilai barang dan jasa di dalam
negeri yang tercermin dari angka inflasi, dan kestabilan nilai rupiah terhadap mata

Universitas Sumatera Utara


uang lain yang tercermin dari nilai tukar. Secara empirik, pengaruh inflasi
terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari krisis tahun 1997-1998 yang
mengakibatkan terganggunya sektor riil. Krisis ini diawali dari krisis disektor
moneter (depresiasi nilai tukar rupiah dengan dolar) yang kemudian merambat
kepada semua sektor tanpa terkecuali. Tingkat Inflasi ketika itu sebesar 77.60%
yang diikuti pertumbuhan ekonomi minus 13,20%. Adapun terganggunya sektor
riil tampak pada kontraksi produksi pada hampir seluruh sektor perekonomian
Pergerakan nilai tukar yang diikuti oleh pergerakan suku bunga sebagai
pengendali permintaan dan penawaran uang beredar maupun sebagai pengontrol
inflasi maka suku bunga dapat digunakan sebagai alat mediasi nilai tukar dan
inflasi untuk melihat dampaknya terhadap harga saham. Naik turunnya harga
saham yang dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar dapat mempengaruhi
pengembalian dan tingkat keuntungan, nilai tukar yang wajar akan mendorong
pergerakan

iklim

investasi


yang secara

langsung mampu

mengangkat

perekonomian negara secara makro, karena para investor baik dari dalam maupun
luar negeri tertarik untuk menanamkan modalnya di dalam negeri yang tentu
memberikan keuntungan bagi para investor itu sendiri dan juga negara.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai : “Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US
Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga dan nilai tukar Rupiah/US Dollar

terhadap tingkat return saham pada perusahaan yang terdaftar di BEI?
2. Dari kedua variable tersebut, variabel apa yang paling berpengaruh
dominan terhadap tingkat pengembalian saham (return) pada perusahaan
yang terdaftar di BEI.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh tingkat suku bunga dan nilai tukar Rupiah/USD
Dollar terhadap return saham ?
2. Untuk menganalisis perbedaan pengaruh tingkat suku bunga dan nilai tukar
Rupiah/USD Dollar terhadap return saham sehingga diketahui faktor mana
yang paling dominan berpengaruh terhadap return saham.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama
investor sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi.
Manfaat penelitian ini secara terperinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang
pengaruh tingkat suku bunga dan nilai kurs terhadap Return Saham pada
perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2008-2010.


Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat untuk emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pertimbangan dalam mengabil kebijakan-kebijakan dalam perusahaan.
3. Dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi calon
investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
4. Manfaat bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khasanah pustaka bidang akuntansi serta dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk penelitian sejenis berikutnya.

Universitas Sumatera Utara