Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, KURS DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

OLEH :

DESY IRASARI SIREGAR 090503260

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU

BUNGA, KURS DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Maret 2013 Yang Membuat Pernyataan,

Desy Irasari Siregar NIM : 090503260


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, KURS DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, kurs ( nilai tukar Rupiah/US Dollar) dan return on asset terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier, koefisien korelasi, uji t dan uji F. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga, kurs dan return on asset sebagai variabel X (independen), dan return saham sebagai variabel Y (dependen), dengan jumlah sampel 44 perusahaan dari tahun 2009 sampai 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, kurs dan return on asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, hanya kurs saja yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan tingkat suku bunga dan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : tingkat suku bunga, kurs, return on asset, return saham


(4)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT INTEREST RATE, EXCHANGE RATE AND RETURN ON ASSET ON STOCK RETURN ON BANKING

COMPANIES LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to know and analyze how interest rate, exchange rate and return on assets influence the stock returns. This research is conducted at Banking Companies which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, t test and F test. The data collection techniques is obtained from literatures and internet. The object of this research are interest rate, exchange rate, and return on assets as X variable (independent), and stock returns as Y variable (dependent) with 44 sample of companies from the year 2009 to 2011.

The result of this research shows that interest rate, exchange rate and return on assets simultaneously significant effect on stock returns. Partially, only exchange rate have sifnificant effect on stock returns, while interest rate and return on assets have no effect on stock returns at banking company which is listed on Indonesia Stock Exchange.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. ”

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Teristimewa kepada kedua orangtua saya, H. Edy Ranto Siregar dan Hj. Nurdiana, Amd yang selalu mendukung dan mendoakan dalam penyelesaian skripsi ini. Juga kepada kakak dan adik penulis, Alm. Rudi Hansari Siregar, Hj. Dina Mayasari Siregar, SKM dan Muhammad Iqbal Siregar yang turut memberikan semangat, dukungan serta doa dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebagai penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM., Ak., selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, Mafis., selaku Ketua Departemen

dan Bapak Drs. Hotmal Ja‟far MM., Ak., selaku Sekretaris Departemen


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Ibu Dra. Narumondang Bulan Siregar, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing, yang tanpa lelah memberikan arahan, bimbingan serta motivasi dalam menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Begitu juga kepada Ibu Risanty, SE, M.Si, Ak., selaku Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

4. Sahabat penulis, Novika Marashanti Siregar, Indah Sari Atika Sembiring, Annya Muthmainnah, Riza Pahlevi Tambunan dan Ilham Ghozali Sitorus yang turut memberikan semangat serta mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Sahabat dan teman seperjuangan penulis, Indah Permata Sari, Melisa Zuriani Hasibuan, Nancy Mayriski Siregar, Dian Rizki, Devi Tri Aldila dan Isrina Handayani Daulay yang turut memotivasi dan mendukung penyelesaian skripsi ini. Teman-teman Akuntansi S1 Stambuk 2009 , seluruh staf pegawai di Fakultas Ekonomi serta pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu , terima kasih atas bantuan, motivasi, dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini.

Dengan segala keterbatasan kemampuan, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan


(7)

masukan serta saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, peneliti selanjutnya, maupun pembaca pada umumnya.

Medan, Maret 2013 Penulis

Desy Irasari Siregar NIM : 090503260


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ………. ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Penelitian ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1. APT (Arbitrage Pricing Theory) ... 10

2.1.2. Return Saham ... 11

2.1.3. Tingkat Suku Bunga ... 15

2.1.4. Kurs (Nilai Tukar Uang) ... 18

2.1.5. Laporan Keuangan ... 20

2.1.5.1. Return On Asset ... 22

2.2. Tinjauan Penelitian Tedahulu ... 23

2.3. Kerangka Konseptual……….. ... 31

2.3.1. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham 32

2.3.2. Pengaruh Kurs terhadap Return Saham ... 32

2.3.3. Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham ... 32

2.4. Perumusan Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1. Desain Penelitian ... 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.2.1. Populasi ... 34

3.2.2. Sampel ... 34

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 37

3.3.1. Jenis Data ... 37

3.3.2. Sumber Data ... 37

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.4.1. Teknik dokumentasi ... 38

3.4.2. Teknik studi pustaka ... 38


(9)

3.5.1. Variabel dependen……… ... 38

3.5.2. Variabel independen………... 39

3.5.2.1. Tingkat suku bunga ……… 39

3.5.2.2. Kurs/nilai tukar uang………... 39

3.5.2.3. Return On Asset ... 39

3.6. Metode Analisis Data ... 41

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik………. 41

3.6.1.1. Uji Normalitas ……… 41

3.6.1.2. Uji Multikolinearitas ……….. 42

3.6.1.3. Uji Autokorelasi ………. 42

3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas ……….. 43

3.6.2. Analisis Regresi Berganda ………. 44

3.6.3. Pengujian Hipotesis ……… 45

3.6.3.1. Uji t (Parsial) ... 45

3.6.3.2. Uji F (Simultan) ... 46

3.6.3.3. Koefisien Determinasi (R2) ……… 47

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 49

4.2. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ... 52

4.3. Proses dan Hasil Analisis Data ... 54

4.3.1. Pengujian Asumsi Klasik ... 54

4.3.1.1. Uji Normalitas ... 54

4.3.1.2. Uji Multikolinearitas ... 60

4.3.1.3. Uji Autokorelasi ... 61

4.3.1.4. Uji Heterokedastisitas ... 63

4.3.2. Hasil Analisis Regresi Berganda ... 64

4.3.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 66

4.3.4. Pengujian Hipotesis ... 67

4.3.4.1. Uji t (Parsial) ... 67

4.3.4.2. Uji F (Simultan) ... 68

4.4. Implikasi Hasil Penelitian ... 70

4.4.1. Tingkat Suku Bunga ... 70

4.4.2. Kurs/Nilai Tukar ... 71

4.4.3. Return On Asset ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

5.1. Kesimpulan ... 74

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 74

5.3. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1. Hasil Penelitian dari Peneliti-Peneliti Terdahulu………. 28

3.1. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ………... 35

3.2. Definisi Operasional Variabel ………. 40

4.1. Data Tingkat Suku Bunga, Kurs, ROA dan Return Saham Sektor Perbankan periode 2009-2011... 49

4.2. Descriptive Statistics... 52

4.3. Normalitas Data (Data Asli)... 57

4.4. Hasil Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (Setelah Transform Ln)... 58

4.5. Hasil Uji Multikolinearitas... 61

4.6. Hasil Uji Autokorelasi... 62

4.7. Hasil Analisis Regresi Berganda... 64

4.8. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi... 66

4.9. Hasil Uji t (Parsial)... 67


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Kerangka Konseptual……… 31

4.1. Histogram (Data Asli)... 55

4.2. Normal Probability Plot (Data Asli)... 56

4.3. Histogram (Setelah Transform Ln)... 59

4.4. Normal Probability Plot (Setelah Transform Ln)... 60


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di BEI 2009-2011... 80

2 Daftar Harga Saham (Close Price) Periode 2009-2011 ... 81

3 Daftar Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Periode 2009-2011 ... 82

4 Daftar Kurs/Nilai Tukar Rp terhadap U$ Dollar (AS) Periode 2009-2011 ... 83

5 Daftar Return On Asset Perbankan Periode 2009-2011 ... 84

6 Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) 2009 ... 85

6 Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) 2010 ... 86

6 Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) 2011 ... 87

7 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) 2009 ... 88

7 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) 2010 ... 89

7 Data Variabel Penelitian (Setelah Transformasi) 2011 ... 90

8 Statistik Deskriptif (Sebelum Transformasi) ... 91

8 Statistik Deskriptif (Setelah Transformasi) ... 91

9 Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi) ... 92

9 Hasil Uji Normalitas (Setelah Transformasi) ... 92

9 Histogram ... 93

9 Normal Probability Plot ... 94

10 Hasil Uji Multikolinearitas ... 95

11 Hasil Uji Autokorelasi ... 96

12 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 97

13 Hasil Uji t ... 98


(13)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, KURS DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh tingkat suku bunga, kurs ( nilai tukar Rupiah/US Dollar) dan return on asset terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linier, koefisien korelasi, uji t dan uji F. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan media internet. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga, kurs dan return on asset sebagai variabel X (independen), dan return saham sebagai variabel Y (dependen), dengan jumlah sampel 44 perusahaan dari tahun 2009 sampai 2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat suku bunga, kurs dan return on asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham. Secara parsial, hanya kurs saja yang berpengaruh signifikan terhadap return saham, sedangkan tingkat suku bunga dan return on asset tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata Kunci : tingkat suku bunga, kurs, return on asset, return saham


(14)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT INTEREST RATE, EXCHANGE RATE AND RETURN ON ASSET ON STOCK RETURN ON BANKING

COMPANIES LISTED ON INDONESIA STOCK EXCHANGE

The purpose of this research is to know and analyze how interest rate, exchange rate and return on assets influence the stock returns. This research is conducted at Banking Companies which is listed on Indonesia Stock Exchange.

The analysis method that is used in this research is quantitive method with classic assumption and statistic analysis such as linier regression, correlation coefficient, t test and F test. The data collection techniques is obtained from literatures and internet. The object of this research are interest rate, exchange rate, and return on assets as X variable (independent), and stock returns as Y variable (dependent) with 44 sample of companies from the year 2009 to 2011.

The result of this research shows that interest rate, exchange rate and return on assets simultaneously significant effect on stock returns. Partially, only exchange rate have sifnificant effect on stock returns, while interest rate and return on assets have no effect on stock returns at banking company which is listed on Indonesia Stock Exchange.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, dimana kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal (Laporan Tahunan BI, 2001).

Pasar modal memiliki peranan yang besar dalam perekonomian suatu negara. Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor karena pasar modal dapat menjadi alternatif sumber pembiayaan kegiatan operasi perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana.

Pasar modal didefinisikan sebagai pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan bursa efek (Tandelilin, 2001). Tujuan pasar modal di


(16)

Indonesia adalah disamping untuk mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat disalurkan ke sektor-sektor yang lebih produktif, juga ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan (Husnan, 2000).

Perkembangan pasar modal merupakan dana yang potensial bagi perusahaan yang membutuhkan dana jangka menengah dan jangka panjang, sedangkan bagi masyarakat kehadiran pasar modal merupakan tambahan alternatif untuk berinvestasi. Pasar modal di Indonesia menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi ekonomi dengan cara mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang memiliki kelebihan dana sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang listed di pasar modal (emiten). Sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal ditunjukkan oleh kemungkinan dan kesempatan mendapatkan imbalan (return) bagi pemilik dana atau investor sesuai dengan karakter investasi yang akan dipilih.

Investasi pada hakekatnya merupakan penundaan konsumsi pada saat ini dengan tujuan mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di masa yang akan datang. Pemodal hanya dapat memperkirakan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.

Dengan berinvestasi pada pasar modal dapat meningkatkan laba pada perusahaan. Investasi sendiri merupakan suatu kegiatan menempatkan dana


(17)

pada satu atau lebih aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat diterima untuk tiap investor (Jogianto, 2011).

Apabila kesempatan investasi mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi, maka investor akan mengisyaratkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pula. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu kesempatan investasi maka akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan (return) yang diisyaratkan oleh investor (Jogianto, 2011).

Return (kembalian) adalah salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin 2001). Return merupakan hal terpenting di dalam menentukan keputusan investasi. Pada setiap instrumen investasi, tentu seorang investor sadar akan adanya potensi risiko disetiap investasinya, meskipun tingkatannya berbeda antara investasi satu dengan yang lain. Berkaitan dengan sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI), setiap sektor memiliki karakteristik-karakteristik tersendiri meliputi return dan risikonya. Dalam hal ini termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari


(18)

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya sehari-hari, sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak dari kemampuan para pemilik usaha tersebut (Djayani, 1999).

Terjadinya krisis moneter di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 membawa dampak pada sektor perbankan. Krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia berkepanjangan, bahkan mulai menjalar menuju pada krisis ekonomi yang dipicu oleh depresiasi rupiah terhadap dollar AS yang berawal pada tanggal 17 Juli 1997 dengan nilai tukar sebesar Rp 2.475, selanjutnya nilai tukar ini bergejolak terus bahkan pernah menembus angka psikologis Rp 20.000 per dollar AS (Djayani, 1999). Salah satu kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengurangi gejolak nilai tukar tersebut dengan menaikkan tingkat suku bunga melalui instrument Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan selanjutnya diikuti oleh kenaikan suku bunga Bank komersial pemerintah maupun swasta, dengan harapan agar masyarakat tidak membeli dollar tetapi menyimpan dananya dalam bentuk deposito yang memberikan pendapatan (return) yang cukup tinggi mencapai diatas 30 persen. Krisis moneter mengakibatkan banyaknya bank yang mengalami kredit macet. Hal tersebut mempengaruhi iklim investasi pasar modal dibidang perbankan baik secara langsung maupun tidak langsung.


(19)

Perkembangan perekonomian di beberapa negara dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Tandelilin (2001, dalam Meta (2007)) menyebutkan bahwa pada saat perekonomian dalam keadaan stabil terjadi penurunan tingkat suku bunga, sebaliknya pada saat kondisi perekonomian tidak stabil maka tingkat suku bunga menjadi tinggi. Menurut Wahyudi (2004), kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat terhadap penurunan return dan begitu juga sebaliknya. Dalam menghadapi kenaikan tingkat suku bunga, para pemegang saham akan menjual sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal.

Sementara itu, hubungan antara suku bunga (interest rate) dengan return saham terdapat perbedaan hasil, antara lain temuan Granger (2000, dalam Suyanto (2007)) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara suku bunga dan harga saham. Suku bunga yang rendah akan menyebabkan biaya pinjaman yang lebih rendah. Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat. Pengaruh signifikan dari suku bunga terhadap harga saham sebagaimana yang ditemukan Granger yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara suku bunga dengan harga saham.

Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif. Misalnya, penelitian Gudono (1999, dalam Meta (2005)), Djayani (1999) serta Utami dan Rahayu (2003) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham.


(20)

Faktor ekonomi makro lainya yang secara empiris terbukti memiliki pengaruh terhadap perkembangan perekonomian di beberapa negara adalah Kurs (nilai tukar uang). Ajayi dan Mougoue (1996) menemukan adanya bukti empiris tentang adanya hubungan negatif antara kurs mata uang asing dengan harga saham. Ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sugiri (2000) yang menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara harga saham industri telekomunikasi dengan kurs Dollar AS.

Beberapa bukti empiris mengenai pengaruh nilai tukar Rupiah/US Dollar terhadap return saham menunjukkan hasil yang kontradiktif yaitu dalam penelitian Hardiningsih et.al (2001) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpengaruh negatif terhadap return saham. Sedangkan dalam penelitian Utami dan Rahayu (2003) menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpengaruh positif terhadap return saham.

Faktor lain yang mempengaruhi return suatu investasi adalah faktor internal perusahaan. Faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA). Rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah return on asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jika return on asset (ROA) semakin meningkat, maka kinerja perusahaan juga semakin membaik, karena tingkat kembalian semakin meningkat (Hardiningsih et.al., 2002)


(21)

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hardiningsih et al (2001), Prihantini (2009), Novitasari (2011) dan Aziz (2012) tentang pengaruh ROA terhadap return saham menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Martanti (2010) menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mendapatkan bukti empiris yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI” dengan tahun

penelitian 2009 sampai dengan 2011.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini adalah apakah tingkat suku bunga, kurs ( nilai tukar Rupiah/US Dollar) dan return on asset (ROA) berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011?

1.3. Batasan Penelitian


(22)

1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini adalah perusahaan yang secara konsisten masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode waktu 2009-2011.

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya dalam periode 2009-2011.

3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan (finance) yaitu sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode waktu 2009-2011.

4. Perusahaan perbankan yang menjadi sampel penelitian ini memiliki saham yang aktif diperdagangkan selama periode waktu 2009-2011.

1.4. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat suku bunga, kurs ( nilai tukar Rupiah/US Dollar) dan return on asset (ROA) terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.

1.5. Manfaat Penelitian


(23)

1. Manfaat bagi emiten, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan perusahaan khususnya bagi bank.

2. Manfaat bagi investor, dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan untuk pengambilan keputusan investasi saham di pasar modal.

3. Manfaat bagi akademisi, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan di bidang akuntansi serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian sejenis berikutnya.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1. APT (Arbitrage Pricing Theory)

Return saham merupakan selisih antara harga jual atau harga saat ini, dengan harga pembelian. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. APT (Arbitrage Pricing Theory) ini untuk melihat hubungan return dan risiko yang menggunakan beberapa variabel pengukur risiko atau dengan kata lain APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pricing (Tandelilin, 2001). APT (Arbitrage Pricing Theory) pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda.

Keuntungan saham menurut teori APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak tergantung pada kombinasi (portofolio saham yang efisien) tetapi keuntungan investasi saham diperoleh dari perubahan harga saham. Perubahan harga atau return saham ini ditentukan oleh faktor makro, dan kejadian-kejadian yang bersifat unik (noice) dalam perusahaan. Namun APT (Arbitrage Pricing Theory) tidak membatasi faktor makro apa saja yang termasuk dalam kejadian yang bersifat unik tersebut. Faktor makro dapat saja berupa suku


(25)

bunga, kurs, aktivasi industri dan harga minyak. Sedangkan faktor unik dalam perusahaan atau noice dapat saja berupa prestasi atau kinerja perusahaan bersangkutan (Husnan, 2000).

Dengan dasar teori APT (Arbitrage Pricing Theory) jelas bahwa faktor-faktor makro dan fundamental merupakan variabel penting yang mempengaruhi harga saham yang tercermin dalam PBV (Price to Book Value) (Roseel (1963) dalam Husnan (2000)).

2.1.2. Return Saham

Return Saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return saham memungkinkan seorang investor untuk membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh berbagai saham pada tingkatan pengembalian yang diinginkan. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah saham.

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Return saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diinvestasikan dalam bentuk saham (Boediono, 2000). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah


(26)

persentase penghasilan total selama periode inventasi dibandingkan harga beli investasi tersebut.

Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return yang belum terjadi tetapi diharapkan di masa mendatang. Di sisi lain, return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan nilai dari sebuah saham. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis dan digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) yang merupakan return yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield (Hardiningsih et. al., 2001).

Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak berpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks


(27)

yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham.

Husnan (2000) membedakan pendapatan saham menjadi dua yaitu pendapatan dalam bentuk saham dan capital gain yang merupakan selisih antara harga jual dengan harga beli. Dalam teori portofolio mensyaratkan bahwa apabila risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham meningkat maka saham tersebut akan memperoleh return saham yang besar. Jadi terdapat hubungan yang positif antara risiko dan return saham.

Jogianto (2011) menjelaskan bahwa terdapat dua unsur pokok return total saham, yaitu capital gain dan yield. Capital gain merupakan hasil yang diperoleh dari selisih antara harga pembelian (kurs beli) dengan harga penjualan (kurs jual). Artinya jika kurs beli lebih kecil dari pada kurs jual maka investor dikatakan memperoleh capital gain, dan sebaliknya jika kurs beli lebih besar dari kurs jual maka investor akan memperoleh capital loss. Maka capital gain dapat dituliskan sebagai berikut :

Capital Gain (Loss)= Pt - Pt-1 Pt-1 Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Sedangkan yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham


(28)

biasa dimana pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogianto, 2011) :

Yield = Dt Pt-1 Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogianto, 2011) :

Return Total = Pt - Pt-1 + Yield Pt-1

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogianto, 2011) :

Return Saham = Pt - Pt-1 x 100% Pt-1

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

2.1.3. Tingkat Suku Bunga

Pengertian dari suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Herman (2003)


(29)

dalam Meta (2005)). Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan tingkat suku bunga international. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan international serta kebijakan nilai tukar mata uang yang kurang fleksibel.

Selain suku bunga international, tingkat diskonto Suku Bunga Indonesia (SBI) juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) sedangkan merespon suku bunga deposito baru muncul setelah 7 sampai 8 bulan. Boediono (2000) berpendapat bahwa tingkat suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Dalam menentukan tingkat suku bunga berlaku hukum permintaan dan penawaran. Apabila penawaran uang tetap, maka semakin tinggi pendapatan nasional dan tingkat suku bunga.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada suku bunga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan uang. Apabila permintaan lebih besar dari penawaran, maka uang akan menjadi langka dan tingkat bunga akan bergerak naik. Hubungan dari permintaan dan penawaran uang terhadap suku bunga akan mengakibatkan fluktuasi investasi pada pasar saham.

Kenaikan suku bunga akan sangat berpengaruh bagi pelaku pasar modal. Dalam menghadapi kenaikan suku bunga, para pemegang saham akan menahan sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga jangka panjang meningkat maka pemegang saham cenderung menjual sahamnya karena harga


(30)

jualnya tinggi. Pergerakan suku bunga SBI yang fluktuatif dan cenderung meningkat akan mempengaruhi pergerakan sektor riil yang dicerminkan oleh pergerakan return saham. Akibat meningkatnya suku bunga, para pemilik modal akan lebih suka menanamkan uangnya di bank dari pada berinvestasi dalam bentuk saham (Dornbusch dan Fischer (1992) dalam Meta (2005)).

Perubahan suku bunga bank dapat mempengaruhi harga saham melalui tiga cara, yaitu:

1. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum dan profitabilitas perusahaan yakni dividen dan harga saham biasa.

2. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari obligasi dan perolehan dividen dari saham-saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi.

3. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham.

Apabila tingkat suku bunga mengalami kenaikan maka hal tersebut akan membuat para investor menarik dananya dan menginvestasikannya ke tempat yang mempunyai risiko relatif kecil misalnya ke deposito. Sedangkan bila tingkat suku bunga mengalami penurunan maka dana yang ditanamkan tersebut akan ditarik dan para investor akan menginvestasikan dananya ke aspek yang lebih menguntungkan lainya seperti pasar modal dengan membeli saham. Dengan banyaknya investor yang mengalihkan dananya dari deposito ke pasar modal maka dengan sendirinya akan menyebabkan harga saham di pasar modal akan terdongkrak naik.


(31)

Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham. Dengan kata lain, apabila ada perubahan tingkat bunga, maka akan berpengaruh terhadap harga saham. Hubungan antara harga saham dengan tingkat bunga secara umum mempunyai hubungan yang negatif. Apabila bunga naik maka harga sekuritas akan turun, sebaliknya apabila bunga turun maka harga sekuritas akan naik (Sunariyah, 2010).

Dalam penelitian ini digunakan tingkat suku bunga SBI. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga. Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan. Adapun cara menghitung tingkat suku bunga SBI periode bulanan yakni dengan rumus sebagai berikut:

Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian Jumlah periode waktu selama 1 bulan


(32)

2.1.4 Kurs (Nilai Tukar Uang)

Nilai tukar suatu mata uang sebenarnya adalah „harga‟ mata uang suatu negara terhadap negara asing lainya, misalnya „harga‟ dari satu dollar Amerika

saat ini Rp 9.326,00 atau harga satu dollar Hongkong (HKD) adalah Rp 1.196,00 dan seterusnya. Apabila kita berbicara tentang „harga‟ maka hal tersebut pada umumnya terkait dengan sejumlah uang, dan nilai tukar mata uang ini bersifat stabil dan bisa juga labil atau terlalu bergerak naik atau turun. Nilai tukar atau lazim juga disebut kurs valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis yakni (Dornbusch dan Fischer (1992) dalam Meta (2005)) :

a. Selling Rate (kurs jual), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu Bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.

b. Middle Rate (kurs tengah), adalah kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada saat tertentu.

c. Buying Rate (kurs beli), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

d. Flat Rate (kurs flat), adalah kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveller chaque, di mana dalam kurs tersebut sudah diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainya.

Nilai tukar mata uang atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian


(33)

besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang lain. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana mata uang asing diperjualbelikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang.

Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi karena empat hal, yaitu:

a) Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional berbagai terhadap mata uang asing lainya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism).

b) Appresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik menariknya kekuatan-kekuatan supply dan demand di dalam pasar (market mechanism).

c) Devaluasi (devaluation), adalah penurunan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu Negara.


(34)

d) Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara.

2.1.5 Laporan Keuangan

Laporan keuangan pada dasarnya menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha , Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Selain itu laporan Keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. (Harahap, 2011:105) .

Prinsip Akuntansi Indonesia (1984) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah:

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.


(35)

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubugan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

APB Statement No.4 (AICPA), menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu:

a. Tujuan Umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

b. Tujuan Khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.


(36)

2.1.5.1Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) juga sering disebut Return on Investment (ROI) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio yang membandingkan antara pendapatan/laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Secara matematis ROA dapat diformulasikan sebagai berikut:

ROA = Net Income After Tax x 100% Total Assets

Keterangan :

Net Income After Tax = Laba bersih sesudah pajak

Total Assets = Rata-rata total aktiva (asset) yang diperoleh dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun.

Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan atau laba perusahaan (Clara (2001) dalam Prihantini (2009)). Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dapat diperoleh dari operasional perusahaan dengan menggunakan seluruh kekayaannya. Tinggi rendahnya Return On Asset (ROA) tergantung pada pengelolaan aset perusahaan oleh manajemen yang menggambarkan efisiensi dari operasional perusahaan. Semakin tinggi Return


(37)

On Asset (ROA) semakin efisien operasional perusahaan dan sebaliknya, rendahnya Return On Asset (ROA) dapat disebabkan oleh banyaknya aset perusahaan yang menganggur, investasi dalam persediaan yang terlalu banyak, kelebihan uang kertas, aktiva tetap beroperasi dibawah normal dan lain-lain.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :

Djayani (1999) dalam penelitiannya yang berjudul “Risiko Investasi pada Saham Properti di Bursa Efek Jakarta” dalam penelitian ini variabel indepanden

yang digunakan adalah tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah/US Dollar, tingkat suku bunga, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, struktur modal, struktur aktiva dan tingkat likuiditas. Dengan alat analisis regresi, hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa secara parsial tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap risiko investasi pada saham properti, serta nilai tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap risiko investasi pada saham properti di BEJ.

Hardiningsih et al (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi Terhadap Return Saham di Bursa Efek

Jakarta”. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah kurs,

inflasi, ROA dan PBV sedangkan variabel independennya adalah return saham dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa secara empiris terbukti bahwa secara parsial semua variabel


(38)

dependen berpengaruh berpengaruh positif terhadap return saham kecuali nilai tukar Rupiah/US Dollar berpengaruh negatif terhadap return saham.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mudji Utami dan Mudjilah

Rahayu (2003) dalam penelitian yang berjudul “Peran Profitabilitas, Suku Bunga,

Inflasi dan Nilai Tukar Uang dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia selama Krisis Ekonomi”. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah profitabilitas perusahaan, suku bunga, laju inflasi dan nilai tukar uang sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Penelitian tersebut menggunakan objek penelitian yaitu perusahaan yang sensitif terhadap perubahan kondisi ekonomi yang terdaftar di BEJ. Dengan metode analisis regresi berganda, hasil penelitian ini menyebutkan bahwa secara empiris terbukti bahwa profitabilitas, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar mata uang secara bersama-sama mempengaruhi harga saham secara signifikan selama krisis ekonomi dan secara empiris terbukti bahwa secara parsial tingkat suku bunga berpengaruh signifikan negatif dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika berpengaruh signifikan positif terhadap harga saham selama krisis ekonomi.

Penelitian dilakukan oleh Rayun Sekar Meta (2005) yang berjudul

“Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/US

Dollar terhadap Return Saham (Studi Kasus pada Saham Properti dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta 2000 - 2005)”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham yang diukur dari perubahan harga pasar saham sedangkan variabel independen yaitu inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah/US dollar. Adapun metode yang digunakan adalah regresi linier berganda


(39)

dan hasilnya menyatakan secara parsial inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham properti sedangkan tingkat suku bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham properti dan nilai tukar rupiah/US dollar berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham properti. Secara parsial, inflasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap return saham manufaktur sedangkan tingkat suku bunga berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham manufaktur dan nilai tukar rupiah/US dollar berpengaruh negatif secara signifikan terhadap return saham manufaktur. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar rupiah/US dollar terhadap return saham properti dan manufaktur.

Erlinda Lusiana Fatta (2007) melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat inflasi Dan Kurs Rupiah Terhadap Return saham Perbankan Yang Go Public Pada Bursa Efek Jakarta” yang menggunakan tingkat suku bunga, inflasi, kurs rupiah BEJ sebagai variabel independen dan return saham sebagai varibel dependen. Model analisis yang diterapkan pada penelitian ini adalah jenis analisis regresi linier berganda dan hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa pada ketiga variabel independen tersebut terjadi pengaruh yang signifikan. Akan tetapi satu variabel yaitu tingkat suku bunga mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham, dan dua variabel lainnya berpengaruh positif terhadap return saham.

Dheni Wahyu Fuadi (2009) dengan judul “Analisis Pengaruh Suku Bunga,

Volume Perdagangan dan Kurs terhadap Return Saham Sektor Properti yang Listed di BEI (Studi Kasus Pada Saham Sektor Properti yang Listed di BEI


(40)

periode 2003-2007)”. Penelitian ini menggunakan suku bunga, volume perdagangan dan kurs sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen serta menggunakan metode analisis regresi berganda. Adapun hasil penelitian ini adalah tingkat suku bunga dan kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham sedangkan volume perdagangan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Ratna Prihantini (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, ROA, DER Dan CR Terhadap Return Saham (Studi Kasus Saham Industri Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 – 2006)”. Penelitian ini menggunakan nilai tukar, inflasi ROA, DER dan CR sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen serta menggunakan metode analisis data yakni analisis regresi linier berganda. Adapun hasil dari penelitian ini adalah inflasi, nilai tukar dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Reny Indri Martanti (2010) dengan judul

“Analisis Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Harga Saham Perusahaan Yang Tergabung Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2004-2008”. Adapun metode yang digunakan adalah regresi linier berganda. Penelitian ini menggunakan EPS, PER, ROE dan ROA sebagai variabel independen dan harga saham sebagai variabel dependennya. Hasil penelitian ini adalah bahwa secara bersama-sama EPS, PER, ROE dan ROA berpengaruh signifikan, sedangkan secara parsial hanya EPS dan PER yang berpengaruh signifikan terhadap harga


(41)

saham, sedangkan ROE dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Elinda Novitasari (2011) dengan judul

“Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Adapun metode yang digunakan adalah regresi berganda. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas meliputi PBV, DER, NPL, ROA dan LDR. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah return saham pada perusahaan perbankan di BEI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel PBV dan ROA mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap return saham. Variabel DER, NPL dan LDR berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap return saham.

Nini Sartika Aziz (2012), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh ROA, DER, Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Sektor Perbankan di BEI (periode 2003-2010)”. Penelitian ini menggunakan ROA, DER, tingkat suku bunga dan tingkat inflasi sebagai variabel independen dan return saham sebagai variabel dependen serta menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Tingkat suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.

Secara ringkas, hasil penelitian dari peneliti-peneliti terdahulu dapat disajikan dalam Tabel 2.1 berikut :


(42)

Hasil dari Penelitian Terdahulu No

.

Peneliti/

Judul Variabel

Metode

Analisis Hasil 1. Djayani Nurdin/

“Risiko Investasi

pada Saham Pro- perti di Bursa

Efek Jakarta”

(1999)

Inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekono- mi, kebijakan peme- rintah, struktur mo- dal, struktur aktiva, tingkat likuiditas, dan risiko investasi sa-ham.

Regresi Inflasi dan tingkat suku bunga ber- pengaruh negatif ter-hadap investasi sa-ham, sedangkan nilai tukar Rupiah/ US Dollar tidak berpe-ngaruh terhadap ri-siko investasi saham properti di BEJ. 2. Hardiningsih et

al/

“Pengaruh Faktor

Fundamental dan Risiko Ekonomi Terhadap Return Saham di Bursa

Efek Jakarta”

(2001)

Return On Asset (ROA), Price to Book Value (PBV), inflasi, nilai tukar rupiah, dan return saham.

Regresi ROA, PBV, inflasi berpengaruh positif dengan return saham, sedangkan nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap re- turn saham.

3. Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu/

“Peran Profitabi- litas,Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Uang da-lam Mempenga- ruhi Pasar Modal Indonesia selama

Krisis Ekonomi”

(2003)

Profitabilitas perusa-haan, suku bunga, laju inflasi, nilai tukar mata uang dan harga pasar saham.

Regresi Profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar bersama-sama mempengaruhi harga saham selama krisis ekonomi. Secara parsial, tingkat suku bunga berpe-ngaruh signifikan ne-gatif dan nilai tukar Rupiah/US Dollar berpengaruh signifi-kan positif terhadap harga saham selama krisis ekonomi. 4. Rayun Sekar

Me-ta/

“Perbedaan Pe -ngaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah/US Dollar terhadap

Inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah/US dollar dan return saham.

Regresi Secara parsial inflasi tidak memiliki penga- ruh yang signifikan terhadap return sa-ham properti, sedang-kan tingkat suku bunga tidak berpeng- aruh secara signifikan


(43)

Return Saham (Studi Kasus pada Saham Properti dan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakar- ta (2000 - 2005)” (2005)

terhadap return sa- ham properti, dan nilai tukar rupiah/ US dollar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa-ham properti.

Secara parsial, inflasi berpengaruh positif dan signifikan terha-dap return saham manufaktur, sedang-kan tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa-ham manufaktur, dan nilai tukar rupiah/US dollar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa-ham manufaktur. 5. Erlinda Lusiana

Fatta/

“Pengaruh

Tingkat Suku Bunga, Tingkat inflasi Dan Kurs Rupiah Terhadap Return saham Perbankan Yang Go Public Pada Bursa Efek

Jakarta”

(2007)

Tingkat suku bunga, inflasi, kurs rupiah dan return saham.

Regresi Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return sa-ham, sedangkan infla-si dan kurs rupiah berpengaruh positif terhadap return sa-ham.

6. Dheni Wahyu Fuadi/

“Analisis Penga -ruh Suku Bunga, Volume Perda-gangan dan Kurs terhadap Return Saham Sektor Properti yang Lis-ted di BEI (Studi

Tingkat suku bunga, volume perdagangan, kurs dan return saham.

Regresi Tingkat suku bunga dan kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa-ham sedangkan volu-me perdagangan ber- pengaruh positif dan tidak signifikan terha-dap return saham.


(44)

ham Sektor Pro-perti yang Listed di BEI periode 2003-2007)” (2009)

7. Ratna Prihantini/

“Analisis

Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar,ROA, DER Dan CR Terhadap Return Saham (Studi Ka-sus Saham In-dustri Real Estate And Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2003 –2006)” (2009)

Nilai tukar, inflasi, Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan return saham.

Regresi Inflasi, nilai tukar dan DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa-ham, sedangkan ROA dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return sa-ham.

8. Reny Indri Mar-tanti/

“Analisis

Variabel-Variabel Yang Berpe-ngaruh Terhadap Tingkat Harga Saham Perusaha-an YPerusaha-ang Terga-bung Di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2004-2008” (2010)

Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan harga saham

Regresi Secara bersama-sama EPS, PER, ROE dan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial hanya EPS dan PER yang berpengaruh

signifikan, sedangkan ROE dan ROA tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

9. Elinda Novitasari/

“Pengaruh Rasio

Keuangan Terha-dap Return Sa-ham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bur-sa Efek

Indo-nesia”

(2011)

Price Book Value (PBV), Debt to Equity Ratio (DER), Non Performance Loan (NPL), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan return saham.

Regresi PBV dan ROA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return sa-ham. Variabel DER, NPL dan LDR ber-pengaruh negatif tapi tidak signifikan terha-dap return saham.


(45)

10. Nini Sartika Aziz/

“Pengaruh ROA,

DER, Tingkat Su-ku Bunga dan Tingkat Inflasi terhadap Return Saham Sektor Perbankan di BEI (periode

2003-2010)”

(2012)

ROA, DER, tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan return saham.

Regresi ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return sa-ham, sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return sa-ham. Tingkat suku bunga dan tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return sa- ham.

Sumber : dari berbagai jurnal

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Pada penelitian ini variabel independen adalah tingkat suku bunga dan kurs sedangkan variabel dependen adalah return saham.

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

sebagai berikut : Tingkat Suku Bunga

(X1)

Nilai Tukar Uang/Kurs (X2)

Return Saham (Y)

Return On Asset (X3)


(46)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3.1. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Return Saham

Tingkat suku bunga berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan return saham adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk saham. Dengan kata lain, apabila ada perubahan tingkat suku bunga, maka akan berpengaruh terhadap return saham. Hubungan antara harga saham dengan tingkat bunga secara umum mempunyai hubungan yang negatif. Apabila tingkat suku bunga naik, maka harga saham akan mengalami penurunan dan return saham juga akan mengalami penurunan. Begitu juga sebaliknya, apabila tingkat suku bunga menurun, maka harga saham dan return saham akan meningkat.

2.3.2. Pengaruh Kurs terhadap Return Saham

Kurs/nilai tukar merupakan harga mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam mata uang Negara lainnya. Kurs memiliki pengaruh terhadap return saham. Secara umum, kurs memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. Apabila kurs meningkat maka return saham akan mengalami penurunan. Sebaliknya apabila kurs mengalami penurunan, maka return saham akan meningkat.


(47)

2.3.3. Pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham

Return On Asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA berpengaruh terhadap return saham. Secara umum, ROA memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Apabila ROA naik, maka return saham akan naik juga. Sebaliknya, apabila ROA mengalami penurunan, maka return saham juga akan turun.

2.4. Perumusan Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2008:49) adalah “proporsi yang dirumuskan

dengan maksud untuk diuji secara empiris.” Proporsi adalah pernyataan yang

dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Diduga tingkat suku bunga berpengaruh secara parsial terhadap return saham H2 : Diduga kurs/nilai tukar berpengaruh secara parsial terhadap return saham. H3 : Diduga return on asset berpengaruh secara parsial terhadap return saham. H4 : Diduga tingkat suku bunga, kurs dan return on asset berpengaruh secara


(48)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain asosiatif kausal. Peneliti menganalisis pengaruh tingkat suku bunga dan kurs terhadap return saham, dimana tingkat suku bunga dan kurs merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan return saham merupakan variabel yang dipengaruhi.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. (Erlina, 2008:74). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 31 perusahaan dengan periode penelitian selama tiga tahun.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:74). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” (Erlina, 2008:83)


(49)

Adapun kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan perbankan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2009, 2010, dan 2011.

2. Perusahaan perbankan tersebut menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan auditan selama periode pengamatan.

3. Perusahaan perbankan tersebut memiliki laba positif selama masa periode penelitian.

4. Perusahaan perbankan tersebut memiliki saham yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, peneliti mengambil 24 perusahaan perbankan sebagai sampel, sehingga jumlah seluruh sampel adalah 72 sampel. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Kode Kriteria Sampel

1 2 3 4

1. AGRO     Sampel 1

2. INPC     Sampel 2

3. BBKP     Sampel 3

4. BNBA     Sampel 4

5. BPAP   X 

6. BACA     Sampel 5

7. BBCA     Sampel 6

8. BNGA     Sampel 7

9. BDMN  X  

10. BAEK     Sampel 8


(50)

13. BJBR    x

14. BKSW     Sampel 10

15. BMRI     Sampel 11

16. MAYA     Sampel 12

17. MEGA     Sampel 13

18. BCIC     Sampel 14

19. BBNI     Sampel 15

20. NISP     Sampel 16

21. BBNP     Sampel 17

22. PNBN     Sampel 18

23. BNLI     Sampel 19

24. BEKS   X 

25. BBRI     Sampel 20

26. BSIM    x

27. BSWD     Sampel 21

28. BBTN    x

29. BTPN     Sampel 22

30. BVIC     Sampel 23

31. MCOR     Sampel 24

Sumber : www.idx.co.id

Daftar Sampel Perusahaan

NO. Nama Perusahaan Kode

1. Bank Agro Niaga Tbk AGRO

2. Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC

3. Bank Bukopin Tbk. BBKP

4. Bank Bumi Arta Tbk. BNBA

5. Bank Capital Indonesia Tbk. BACA 6. Bank Central Asia Tbk. BBCA

7. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA

8. Bank Ekonomi Raharja Tbk BAEK 9. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. SDRA

10. Bank Kesawan Tbk. BKSW

11. Bank Mandiri (Persero) Tbk. BMRI 12. Bank Mayapada Internasional Tbk. MAYA

13. Bank Mega Tbk. MEGA

14. Bank Mutiara Tbk. BCIC

15. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. BBNI

16. Bank NISP OCBC Tbk. NISP

17. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. BBNP 18. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN

19. Bank Permata Tbk. BNLI

20. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BBRI


(51)

22. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. BTPN 23. Bank Victoria Internasional Tbk. BVIC 24. Bank Windu Kentjana Internasional Tbk. MCOR Sumber : www.idx.co.id

3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dipergunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya (Husein (2011) dalam Aziz (2012)). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series untuk semua variabel yang meliputi return saham perusahaan perbankan, tingkat suku bunga dan kurs. Data-data time series disebut juga data deret waktu, merupakan sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang diperoleh dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya tahunan. Periode dalam penelitian ini dimulai dari tahun 2009, 2010 dan 2011.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi tingkat suku bunga dan kurs yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia melalui situs www.bi.go.id sedangkan return saham diolah oleh peneliti sendiri dan return on asset perbankan dari situs www.idx.co.id untuk memperoleh laporan keuangan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode waktu tiga tahun (2009-2011).


(52)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 3.4.1. Teknik dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber pada benda-benda tertulis (Arikunto, 2002). Pengumpulan data berdasarkan dokumen atau laporan tertulis yang terpublikasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Pencarian data secara dokumentatif dapat melalui media cetak, website, blog ilmiah, laporan hasil riset dan lain-lain. Melalui teknik dokumentasi akan diperoleh laporan keuangan bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4.2. Teknik studi pustaka (Library research)

Library Research yaitu pengumpulan informasi pada literatur-literatur yang relevan dan mendukung materi yang dibahas. Pencarian library research dapat melalui buku teks/e-book, jurnal/e-journal, karya tulis ilmiah, skripsi, tesis, disertasi.

3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan dan didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

3.5.1. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu return saham. Return yang diterima oleh pemegang saham, adalah tingkat keuntungan yang didapat oleh pemodal atas investasi saham yang dilakukan. Variabel return saham diukur dari perubahan harga pasar saham.


(53)

Return Saham = Pt - Pt-1 x 100% Pt-1

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

3.5.2. Variabel Independen 3.5.2.1. Tingkat suku bunga

Suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Suku Bunga Bank Indonesia yaitu Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) jangka waktu satu bulanan yang dikeluarkan dan dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

3.5.2.2. Kurs/nilai tukar uang

Kurs yang digunakan adalah kurs Rupiah terhadap US Dollar di Bank Indonesia secara periodik 1 bulanan yang diolah dari dari data laporan tahunan Bank Indonesia. Variabel ini diukur dengan menggunakan kurs tengah RP terhadap US $ di Bank Indonesia.

3.5.2.3. Return on asset

Return on asset (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Secara matematis ROA dapat


(54)

ROA = Net Income After Tax x 100% Total Asset

Keterangan :

Net Income After Tax = Laba bersih sesudah pajak

Total Assets = Rata-rata total aktiva (asset) yang diperoleh dari rata-rata total aset awal tahun dan akhir tahun.

Berikut ini pada tabel 3.2 akan menjelaskan definisi operasional variabel:

Tabel 3.2.

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Pengertian Skala Pengukuran 1. Return

Saham

Selisih antara harga saham pe-nutupan saham periode seka-rang dikuseka-rangi dengan harga saham periode sebelumnya di-bagi dengan harga saham pe-riode sebelum-nya

Rasio Return Saham = Pt - Pt-1 x 100% Pt-1

2. Tingkat Suku Bunga

Harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari peng-gunaan uang yang dipergu-nakan pada saat ini dan akan dikembalikan

Rasio Rata-rata tingkat suku bunga SBI= Jumlah tingkat suku bunga periode harian selama 1 bulan

Jumlah periode waktu selama 1 bulan


(55)

pada saat men-datang.

(Herman (2003)

3. Kurs/ Nilai Tukar

Kurs atau harga mata uang ter-hadap mata uang lain/asing

Rupiah Kurs rupiah terhadap dollar

4. Return On Asset

Rasio profitabi-litas yang digu-nakan untuk mengukur efek-tifitas perusaha-an dalam meng-hasilkan keun-tungan dengan memanfaatkan aktiva yang di-milikinya.

Rasio ROA = Net Income After Tax x100% Total Asset

3.6. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis statistik dan menggunakan software SPSS. Pengujian statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan yaitu: uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:


(56)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal/mendekati normal. Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali, 2011).

3.6.1.2. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:

a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.

b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3.6.1.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.


(57)

Untuk mendeteksi autokorelasi, dapat dilakukan uji statistik melalui uji Durbin-Watson (DW test) (Ghozali, 2011).

DW test sebagai bagian dari statistik non–parametrik dapat digunakan untuk menguji korelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara variabel independen. DW test dilakukan dengan membuat hipotesis:

a. Ho : tidak ada autokorelasi ( r = 0 ) b. Ha : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

a. Bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4–du) maka koefisien autokorelasi = 0, berari tidak ada autokorelasi. b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower boun (dl) maka koefisien autokorelasi > 0, berarti ada autokorelasi positif. c. Bila nilai DW lebih besar dari (4-dl) maka koefisien autokorelasi <

0, berarti ada autokorelasi negatif.

d. Bila nilai DW terletak antara du dan dl atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas


(58)

dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).

Dasar analisisnya:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.

3.6.2. Analisis Regresi Berganda

Teknik analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda yang persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:

Y = a + β1 X1+ β 2 X2 + e Keterangan:

Y = Return saham X1 = Tingkat suku bunga

X2 = Kurs/nilai tukar rupiah terhadap dollar A = Konstanta


(59)

e = Error

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat.

3.6.3. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit nya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinansi, nilai statistik F dan nilai satistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. 3.6.3.1. Uji t (Parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing tingkat suku bunga, kurs dan return on asset terhadap return saham perusahaan perbankan di BEI. Langkah–langkah pengujian yang dilakukan adalah dengan pengujian dua arah, sebagai berikut (Gujarati, 2010):


(60)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen (risiko investasi) secara parsial. b. Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0,05

c. Membandingkan thitung dengan ttabel. Jika thitung lebih besar dari ttabel maka Ha diterima. Nilai thitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 2010):

Thitung = Koefisien regresi Standar deviasi

1. Bila – ttabel < - thitung dan thitung < ttabel, variabel bebas (independen) secara individu tak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila thitung > ttabel dan –thitung < -ttabel, variabel bebas (independen) secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan probabilitas Ha akan diterima jika nilai probabilitasnya kurang

dari 0,05 (α).

e. Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari koefisien regresinya.

3.6.3.2. Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:

a. Merumuskan Hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.


(61)

b. Menentukan tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.05 (α=0,05) c. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1999): Fhitung = R2 / ( k - 1 )

( 1 - R2 ) / ( N – k ) dimana:

R2 = Koefisien determinasi K = Banyaknya koefisien regresi N = Banyaknya observasi

1. Bila Fhitung < Ftabel, variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Bila Fhitung > Ftabel, variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

d. Berdasarkan probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0,05.

e. Menentukan nilai koefisien determinasi, dimana koefisien ini menunjukkan seberapa besar variabel independen pada model yang digunakan mampu menjelaskan variabel dependennya.

3.6.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai R2 terletak antara 0 sampai


(62)

dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Perhitungan nilai koefisien deteminasi ini diformulasikan sebagai berikut:

R2 = ESS TSS Dimana:

R2 = Koefisien determinasi majemuk (multiple coeficient of determinant), yaitu proporsi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama.

ESS = Explained sum of squares, atau jumlah kuadrat yang dijelaskan atau variabel nilai variabel terikat yang ditaksir di sekitar rata-ratanya.

TSS = Total sum of squares, atau total variabel nilai variabel terikat sebenarnya di sekitar rata-rata sampelnya.

Bila R2 mendekati 1 (100%), maka hasil perhitungan menunjukkan bahwa makin baik atau makin tepat garis regresi yang diperoleh. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0 maka menunjukkan semakin tidak tepatnya garis regresi untuk mengukur data observasi.


(1)

LAMPIRAN 9 (Lanjutan)


(2)

(3)

LAMPIRAN 10

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -140.393 51.017 -2.752 .009

LNTINGKAT SUKUBUNGA

-28.367 13.507 -1.219 -2.100 .042 .058 17.337

LNKURS 21.641 8.260 1.519 2.620 .012 .058 17.301

LNROA -.238 .242 -.138 -.984 .331 .987 1.013


(4)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .472a .223 .165 .97763 2.230

a. Predictors: (Constant), LNROA, LNKURS, LNTINGKATSUKUBUNGA b. Dependent Variable: LNRETURNSAHAM


(5)

LAMPIRAN 12


(6)

Hasil Analisis Regresi Berganda Hasil Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -140.393 51.017 -2.752 .009 LNTINGKATS

UKUBUNGA

-28.367 13.507 -1.219 -2.100 .042 .058 17.337

LNKURS 21.641 8.260 1.519 2.620 .012 .058 17.301 LNROA -.238 .242 -.138 -.984 .331 .987 1.013 a. Dependent Variable: LNRETURNSAHAM

Hasil Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10.962 3 3.654 3.823 .017a

Residual 38.230 40 .956

Total 49.193 43

a. Predictors: (Constant), LNROA, LNKURS, LNTINGKATSUKUBUNGA b. Dependent Variable: LNRETURNSAHAM


Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 6 78

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Analisa Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Kurs US Dollar Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 9

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Kurs dan Return On Asset Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 12