SINKRONISASI PROGRAM DOKUMEN RPJMD RTRW

SINGKRONISASI

PROGRAM

DOKUMEN

RPJMD,

RTRW DAN RENCANA INDUK SEKTOR AIR LIMBAH
DI KOTA BANJARMASIN
MATA KULIAH : ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL (RE 142242)
DOSEN

: Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic., Rer., Reg

Oleh:
Mahasiswa

: Maria Setianingsih

NRP


: 03211750020003

PROGRAM MAGISTER
JURUSAN TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017

1

I.

PENDAHULUAN
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh permukiman penduduk terutama di daerah

perkotaan adalah masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuangan air
limbah yang tidak tertangani dengan baik. Pengertian air limbah adalah air yang


telah

digunakan manusia dalam berbagai aktivitasnya. Air limbah adalah air bekas yang tidak
terpakai yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih.
Pembuangan air limbah yang tidak tertangani dengan baik dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan dan harus ditangani dengan segera. Pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh pengelolaan air limbah yang kurang baik dikarenakan kurangnya pelayanan
prasarana dan sarana sistem sanitasi yang memadai di daerah tersebut. Hal ini ditimbulkan
karena “tingkat pelayanan yang rendah” yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akibat laju
pertumbuhan penduduk.
Penanganan pembuangan air limbah yang tidak tertangani dengan baik sebaiknya
dilakukan pengelolaan. Pengelolaan ini dilakukan agar diketahui sarana-prasarana apa saja yang
dibutuhkan di masyarakat agar tepat sasaran dan sesuai kondisi di lapangan. Pengelolaan Air
Limbah di Kota Banjarmasin tertuang dalam dokumen SSK Pemuktahiran Kota Banjarmasin
Tahun 2014 yang dibuat pada Tahun 2013 dan Dokumen RISPAL Kota Banjarmasin periode
Tahun 2014-2034. Dalam Perencanaan pengelolaan Air limbah Domestik harus sesuai dengan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Banjarmasin yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini diperlukan agar program yang
dihasilkan dalam perencanaan pengelolaan sektor air limbah sesuai dengan kondisi wilayah dan
program pembangunan yang telah ditetapkan. Penataan ruang merupakan simbol sinergis dalam

pelaksanaan pembangunan yang ada. Pembangunan yang berjalan tidak sesuai dengan rencana
tataruang ataupun perencanan pembangunan, akan memberikan dampak bagi masayarakat,
dimana program yang turun ke masyarakat menjadi tidak sesuai dan tepat sasaran.
Kebijakan pembangunanan harus saling terkait antara rencana tata ruang dan rencana
pembangunan dimana tujuan, strategi, program satu sama lain saling mendukung sehingga
kebijakan pembangunan kebijakan tersebut saling mendukung dan saling mengisi satu sama lain
guna mencapai konsistetnsi dan keselarasan. Untuk itu agar sistem pengelolaan air limbah
berjalan baik di Kota Banjarmasin diperlukan pengkajian terhadap Dokumen Perencanaan Induk
sektor Air Limbah terhadap Dokumen RPJMD Kota Banjarmasin dan Dokumen RTRW Kota
Banjarmasin agar sistem terintegrasi dengan baik.

2

II.

GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA BANJARMASIN
Kota Banjarmasin secara geografis terletak antara 3°16’46’’ sampai dengan 3°22’54’’

lintang selatan dan 114°31’40’’ sampai dengan 114°39’55’’ bujur timur. Berada pada
ketinggian rata-rata 0,16 m di bawah permukaan laut dengan kondisi daerah berpayau-payau

dan relatif datar. Pada waktu air pasang hampir seluruh wilayah digenangi air. Kota banjarmasin
berada di sebelah selatan Provinsi Kalimantan Selatan, berbatasan dengan :




Utara

: Kabupaten Barito Kuala.

Timur

: Kabupaten Banjar.



Barat

: Kabupaten Barito Kuala.


Selatan

: Kabupaten Banjar.



Sesuai dengan kondisi Kota Banjarmasin mempunyai banyak anak sungai yang
dimanfaatkan oleh masayarakat sebagai sarana transportasi selain dari jalan darat yang sudah
ada. Selain itu sebagian masyarakat masih memanfaatkan sungai untuk kegiatan MCK seharihari.
Kota Banjarmasin terletak dekat muara Sungai Barito dan dibelah dua oleh Sungai
Martapura. Sehingga seolah-olah Kota Banjarmasin menjadi 2 bagian. Kemiringan tanah antara
0,13% dengan susunan geologi terutama bagian bawahnya didominasi oleh lempung dengan
sisipan pasir halus dan endapan alivium yang terdiri dari lempung hitam keabuan dan lunak.
Luas kota Banjarmasin 98,46 Km2 atau 0,26% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan,
terdiri dari 5 Kecamatan dengan 52 kelurahan.
Tabel 1. Jumlah Kecamatan, Luas Wilayah Dan Persentase Kota Banjarmasin Tahun 2015
No.

Kecamatan


Luas (Km2)

Persentase (%)

1

Banjarmasin Selatan

38,27

38,87

2

Banjarmasin Timur

23,86

24,23


3

Banjarmasin Barat

13,13

13,34

4

Banjarmasin Tengah

6,66

6,76

5

Banjarmasin Utara


16,54

16,80

Jumlah

98,46

100

Sumber : Banjarmasin Dalam Angka 2016

Pada tahun 2015 penduduk kota Banjarmasin berjumlah 648.029 jiwa, terdiri dari
penduduk laki-laki 342.712 jiwa dan 341.471 jiwa perempuan. Berdasarkan wilayah kecamatan
maka hampir sekitar 45,93% penduduk Kota Banjarmasin berdiam di Kecamatan Banjarmasin
Selatan dan Banjarmasin Barat dengan tingkat kepadatan penduduk terbesar pada Kecamatan
Banjarmasin Tengah yang mencapai 13.701 jiwa/km2 berdasarkan wilayah kecamatan. Laju
pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh jumlah penduduk lahir, mati dan migrasi.

3


Sumber: RTRW Kota Banjarmasin, 2013

Peta 1. Administrasi Kota Banjarmasin

4

Berdasarkan hasil sensus laju pertumbuhan penduduk di wilayah Kota Banjarmasin
mengalami penurunan sejak dua dasawarsa ini. Tahun 1980-1990 sebesar 2,36% dan turun
menjadi 1,02% pada periode tahun 1990-2000.
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk
Per Kecamatan Kota Banjarmasin Tahun 2015
No.

Kecamatan

Luas
(Km2)

Jumlah

Rumah
Tangga

Jumlah

Kepadatan Penduduk Per

Penduduk

Km2

Rumah Tangga

1

Banjarmasin Selatan

38,27

38.467


151.175

3.950

3,93

2

Banjarmasin Timur

23,86

29.449

115.147

4.826

3,91

3

Banjarmasin Barat

13,13

38.539

146.448

11.154

3,8

4

Banjarmasin Tengah

6,66

24.262

93.167

13.989

3,84

5

Banjarmasin Utara

16,54

39.252

142.092

8.591

3,62

98,46

173.269

648.029

6.582

3,74

Jumlah

Sumber : Banjarmasin Dalam Angka 2016

III.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANJARMASIN (RTRW)
TAHUN 2013-2032
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, berdasarkan pasal 22 ayat (1) UU No. 24/1992

tentang Penataan Ruang, merupakan rencana umum tata ruang sebagai penjabaran dari Rencana
Tata Ruang Wilayah Propinsi ke dalam strategi pelaksanaan pemanfaatan ruang wilayah
Kota/Kawasan Perkotaan. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan
adalah kebijaksanaan yang menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan
dibudidayakan serta wilayah yang akan diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu
perencanaan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan merupakan rencana pemanfaatan
ruang Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan
antar sektor dalam rangka penyusunan dan pengendalian program-program pembangunan
perkotaan dalam jangka panjang. Sedangkan menurut Peraturan Mentri Pekerjaan Umum No.
17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota, adalah
rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kota, yang merupakan penjabaran dari
RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kota,
rencana struktur ruang wilayah kota, rencana pola ruang wilayah kota, penetapan kawasan
strategis kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kota, dan ketentuan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah kota.

5

Kedudukan RTRW kota apabila dilihat dari sisi kebijakan rencana pembangunan,
memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan lainnya. Hal ini diperlihatkan oleh hubungan
linier (timbal balik) setiap rencana pembangunan dengan rencana umum tata ruang berdasarkan
pendekatan wilayah administrasinya. Keberadaan hubungan ini juga terlihat pada RTRW Kota
yang terhubung dengan RPJPD dan RPJMD. Didukung dengan fungsi RTRW Kota yaitu
sebagai acuan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah tersebut. Begitu juga
penyusunan RTRW Kota yang mengacu pada rencana pembangunan.

Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Sumber : Peraturan Menteri PU No : 17/PRT/M/2009

Sebagaimana yang tercantum dalam Permen PU No.17/PRT/M/2009, maka RTRW
memiliki fungsi sebagai:






Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPJPD dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota.
Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kota.

6






Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan
swasta.
Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kota.
Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan wilayah kota yang
meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pengembangan insentif dan disinsentif serta



pengenaan sanksi.
Acuan dalam administrasi pertanahan.
RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2013-2032 memiliki tujuan untuk mewujudkan Kota

Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai yang Aman, Nyaman dan Menarik dalam mendukung
kemajuan kegiatan sosial, budaya, pariwisata, perdagangan dan jasa, dengan menjaga
kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Sehingga sasaran yang ingin dicapai dalam RTRW
Kota Bajarmasin adalah
1.

Tersusunnya pola kebijaksanaan dalam pengembangan dan pemanfaatan ruang wilayah dan
kota di Kota Banjarmasin.

2.

Terbentuknya struktur dan pola ruang wilayah kota yang dapat dijadikan acuan spasial
dalam pembangunan wilayah Kota Banjarmasin.

3.

Tersusunnya indikasi program pembangunan wilayah dan kota yang dapat dijadikan acuan
dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah dan kota.

4.

Tercapainya suatu kondisi wilayah dan kota yang aman, nyaman, dan serasi serta terkendali
dalam pemanfaatan ruang wilayah dan kota.

Manfaat RTRW Kota Banjarmasin adalah untuk:




Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah.



Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota.



Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.



Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah.



Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor.

Penataan ruang kawasan strategis wilayah Kota Banjarmasin.
Dalam RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2013-20132 memiliki visi dalam penataan

ruangnya yaitu terwudnya Kota Banjarmasin sebagai: “Kota Seribu Sungai yang Aman,
Nyaman dan Menarik untuk Majunya Kegiatan Sosial, Budaya, Pariwisata, Perdagangan

dan Jasa”. Untuk mewujudkan Visi yang sudah disebutkan diatas, maka disusun sebuah misi
tata ruang wilayah Kota Banjarmasin. Adapun Misi Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin
adalah sebagai berikut ;
1.

Menciptakan Situasi Kehidupan Kota yang Aman dan nyaman

2.

Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan Sarana Kota yang Manusiawi

7

3.

Mewujudkan Kota yang Berjati diri.

4.

Mengembangkan dan Membangun Budaya Perkotaan yang Positif

5.

Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Destinasi Wisata

6.

Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Kota Perdagangan dan Jasa
Pada 6 misi RTRW Kota Banjarmasin yang memiliki kaitan akan sektor air limbah yaitu

pada misi ke-1 yaitu Menciptakan Situasi Kehidupan Kota yang Aman dan Nyaman dan misi
ke- 2 yaitu Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan Sarana Kota yang Manusiawi.

IV.

RENCANA

PEMBANGUNAN

JANGKA

MENENGAH

DAERAH

(RPJMD) KOTA BANJARMASIN TAHUN 2011-2015
Rencana pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya disebut RPJMD
merupakan dokumen pembangunan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan perwujudan amanat regulasi
sebagaimana diatur dalam Pasal 150 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
yang menyatakan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah disusun
perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan sistem perencanaan pembangunan
nasional.
RPJMD Kota Banjarmasin adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 5
tahun terhitung sejak Tahun 2011 sampai Tahun 2015, ditetapkan dengan tujuan memberikan
arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah dalam
mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang integral dengan tujuan nasional
dan sesuai dengan visi misi dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama,
sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku pembangunan akan
menjadi lebih efktif, efisien, terpadu, berkesinambungan dan saling melengkapi satu sama
lainnya. Selain itu RPJMD Kota Banjarmasin menjadi pedoman bagi penyusunan RKPD yang
memuat strategi, arah kebijakan, program, kegiatan dan prakiraan pendanaan.
Visi Kota Banjarmasin yang tertuang dalam RPJMD Kota Banjarmasin adalah
“Terwujudnya Masayarakat Banjarmasin yang Mandiri, harmonis, Religius, Beriman dan
Bertaqwa Tahun 2015”. Konsep ini mengikat dan mendukung dalam implementasi dan
prakteknya. Kesinergian konsep – konsep tersebut menjadi arahan dan acuan yang
komprehensif (menyeluruh) dalam membangun Kota Banjarmasin. Untuk mewujudkan Visi
Kota Banjarmasin 2015 tersebut, maka dijabarkan dalam 5 Misi yang menjadi pedoman bagi
pembangunan Kota Banjarmasin sebagai berikut :
1.

Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota tujuan wisata yang religius

8

2.

Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota yang bersih, sehat, nyaman dan hijau dengan
berwawasan lingkungan

3.

Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan profesional dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat

4.

Mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan dalam rangka untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat

5.

Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota jasa dan perdagangan
Pada 5 misi Kota Banjarmasin yang berhubungan dengan sektor air limbah terdapat pada

misi ke 2 yaitu Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota yang bersih, sehat, nyaman dan
hijau dengan berwawasan lingkungan. Dalam melaksanakan misi ini, seperti yang tertuang
dalam RPJMD Kota Banjarmasin Tahun 2011-2015 melakukan program kerja “Penataan Kota,
P engelolaan Lingkungan Hidup Dan Pembenahan Infrastruktur ” yaitu dengan pembenahan

sarana prasarana dan infrastruktur kota yang ramah lingkungan antara lain adalah sektor air
limbah adalah perbaikan dan pembangunan sanitasi.

V.

Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (RISPAL) Kota
Banjarmasin Tahun 2014-2034
Rencana Induk SPAL di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota ini

mencakup wilayah pelayanan air limbah sistem terpusat dan sistem setempat yang terdapat di
dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota. Kabupaten atau kota yang dimaksud
dalam peraturan ini adalah Kota Metropolitan (> 1.000.000 jiwa) dan Kota Besar (>500.000),
sedangkan untuk Kota Sedang (>100.000) menyusun Rencana Induk Sederhana (Outline Plan)
dan Kota Kecil (>20.000) cukup membuat SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota).
Penyusunan Rencana Induk SPAL mengacu pada prinsip pengembangan wilayah;
RUTRW/K, RPJPN maupun perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan Rencana Induk
SPAL berada dibawah kebijakan spasial di masing-masing daerah baik pada skala Propinsi
maupun Kabupaten/Kota. Kedudukannya adalah sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan
strategi pembangunan per kawasan, serta mempengaruhi rencana program investasi
infrastruktur. Sedangkan untuk kota menengah dan kecil, keberadaan SSK menjadi alternatif
pengganti Rencana Induk SPAL.
Rencana induk SPAL harus direncanakan untuk periode perencanaan 20 tahun, dihitung
dengan mempertimbangkan penetapan oleh kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.
Rencana Induk SPAL harus dievaluasi setiap 5 tahun untuk disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi dan disesuaikan dengan perubahan rencana induk bidang sanitasi lainnya, tata ruang dan
rencana induk SPAM serta perubahan strategi dalam bidang lingkungan (Local Environment

9

Strategy), ataupun hasil rekomendasi audit lingkungan kota yang terkait dengan air limbah
permukiman.
KEBIJAKAN SPASIAL
NASIONAL

PROPINSI

KOTA

RTRW PROPINSI
RTRW KOTA
BANJARMASIN

KEBIJAKAN SEKTORAL
PROGRAM

RPJM PROPINSI
RPJM KOTA
BANJARMASIN

STRATEGI PEMBANGUNAN KOTA
*)
BANJARMASIN (SSK)

RENCANA INDUK
SPAL

STRATEGI PEMBANGUNAN PER
KAWASAN

RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR

Kedudukan Rencana Induk SPAL/Masterplan Pengelolaan Air Limbah Kota
Banjarmasin
Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin Tahun 2014 memiliki visi
sanitasi sebagai berikut “Mewujudkan Banjarmasin sebagai kota seribu sungai yang bersih
dan sehat melalui pengelolaan air limbah dengan baik dan tepat sebesar 100% Pada
Tahun 2019”

VI.

SINKRONISASI PENYELARASAN PROGRAM
Peraturan yang baik adalah, apabila ketentuan-ketentuan di dalamnya merupakan

rumusan-rumusan yang selaras, serasi, dan sesuai dengan berbagai macam peraturan lainnya.

10

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2012 : 1314),
sinkron berarti pada waktu yang sama, serentak, sejalan, sejajar, sesuai, selaras. Sinkronisasi
yaitu perihal menyinkronkan, penyerentakan. Sinkronisasi program adalah penyelarasan dan
penyerasian berbagai program yang tercantum dalam perencanaan baik perencanaan
pembangunan maupun dalam tata ruang yang telah ada dan yang sedang disusun yang mengatur
suatu bidang tertentu. Maksud dari kegiatan sinkronisasi adalah agar substansi yang diatur
dalam produk perundang-undangan tidak tumpang tindih, saling melengkapi (suplementer),
saling terkait, dan semakin rendah jenis pengaturannya maka semakin detail dan operasional
materi muatannya. Adapun tujuan dari kegiatan sinkronisasi adalah untuk mewujudkan landasan
pengaturan suatu bidang tertentu yang dapat memberikan kepastian hukum yang memadai bagi
penyelenggaraan bidang tersebut secara efisien dan efektif.
Pada pembahasan ini mengenai kajian kebijakan RTRW Kota Banjarmasin dalam sektor
air limbah, kebijakan RTRW ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kebijakan RTRW dalam
menjadi salah satu landasan dalam pembangunan Kota Banjarmasin terutama di sektor air
limbah. Kajian kebijakan ini juga membahas mengenai kajian RPJMD Kota Banjarmasin,
dimana dimaksudkan dalam melihat secara langsung kemana pembangunan Kota Banjarmasin
secara sektoral diarahkan. Dalam hal ini kebijakan yang dimaksudkan ialah mengidentifikasi
arahan kedua kebijakan tersebut secara spasial dan sektoral dalam pembangunan sektor air
limbah di Kota Banjarmasin dan Keterkaitan Kebijakan tersebut dalam menentukan program
pembangunan air limbah di Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (RISPAL) Kota
Banjarmasin.

11

Table 3. Singkronisasi Dokumen RPJMD, RTRW dan SSK & RISPAL Kota Banjarmasin Dalam Sektor Air limbah
NO
1

2

RPJMD
MISI
1. Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota tujuan
wisata yang religius
2. Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota yang
bersih, sehat, nyaman dan hijau dengan
berwawasan lingkungan
3. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan
profesional dalam rangka memberikan pelayanan
kepada masyarakat
4. Mewujudkan pembangunan ekonomi kerakyatan
dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
5. Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota jasa dan
perdagangan
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Dalam Misi 2:
1. Penyempunaan dokumen-dokumen perencanaan tata
ruang.
2. Peningkatan kemampuan sdm aparat pelaksana.
a. Mendidik dan melatih SDM aparat pelaksana.
b. Menambah wawasan sdm aparat pelaksana.
c. Memberikan penghargaan terhadap aparat
yang berprestasi dan memberikan sangsi
terhadap aparat yang melanggar aturan.
3. Peningkatan
pengawasan
dan
pengendalian
pemanfaatan ruang.
4. Penanganan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
5. Peningkatan
pengawasan
dan
pengendalian

RTRW
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menciptakan Situasi Kehidupan Kota yang Aman
dan nyaman
Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan
Sarana Kota yang Manusiawi
Mewujudkan Kota yang Berjati diri.
Mengembangkan dan Membangun Budaya Perkotaan
yang Positif
Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Destinasi
Wisata
Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Kota
Perdagangan dan Jasa

Dalam Misi 1
1. peningkatan dan penyediaan prasarana dan sarana
perkotaan, yang memenuhi ketentuan dan standar
yang berlaku sehingga terjadi rasa aman dan nyaman
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana
dan sarana perkotaan; dan
b. meningkatkan sistem pengelolaan prasarana dan
sarana perkotaan
Dalam Misi 2
1. Penataan kawasan permukiman yang aman dan
nyaman
a. meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana
dan sarana perkotaan; dan

SSK Tahun 2014 dan RISPAL Tahun 2014
Pengelolaan Air Limbah Terpadu dan
Profesional

1.
2.

Banjarmasin Bebas BABS 2019
Peningkatan Layanan Air Limbah
Domestik
a. Peningkatan masyarakat terlayani air
limbah domestik
b. Penyadaran masyarakat terhadap
PHBS

12

NO

3

RPJMD
pencemaran lingkungan hidup.
6. Pembenahan sarana dan prasarana infrastruktur
kota.
a. Memelihara, memperbaiki dan membangun
saluran drainase.
b. Menormalisasikan sungai dan antasan.
c. Memelihara, memperbaiki dan membangun
jaringan air bersih.
d. Memelihara, memperbaiki dan membangun
jaringan air limbah.
e. Memelihara, memperbaiki dan membangun
jaringan jalan.
f. Memelihara, memperbaiki dan membangun
jembatan
g. Memelihara, memperbaiki, membangun dan
menambah ruang-ruang terbuka publik.
h. Memelihara, memperbaiki, membangun dan
menambah ruang-ruang terbuka hijau.
i. Memelihara, memperbaiki, membangun dan
menambah sarana dan prasarana perhubungan
j. Memeliharan dan memperbaiki terminal antar
moda.
7. Penyempurnaan aturan-aturan pendukung.
a. Meninjau dan menyempurnakan aturan-aturan
pendukung penegakan pemanfaatan ruang.
b. Meninjau dan menyempurnakan aturanaturan pendukung penegakan kebersihan dan
penanganan sampah.
PROGRAM
1. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

b.

RTRW
meningkatkan sistem pengelolaan prasarana dan
sarana perkotaan.

1. Melakukan penambahan kapasitas pengolahan limbah

SSK Tahun 2014 dan RISPAL Tahun 2014

Penanganan air limbah domestik ini ditekankan

13

NO

RPJMD
dan Air Limbah
a. Pengembangan sistem distribusi air minum.
b. Rehabilitasi / pemeliharaan sarana air minum
c. Penyediaan Prasarana dan sarana Air Limbah

RTRW
dengan
memperhatikan
pertumbuhan
penduduk,
perkembangan kawasan pemukiman dan perkembangan
kawasan perindustrian baik besar, menengah maupun
kecil serta kawasan bisnis dan perdagangan.
2. Melakukan pembangunan Sistem Pelayanan IPAL yang
terpusat
di
masing-masing
kawasan.
Rencana
pengembangan sistem pengolahan air limbah terpusat di
S. Andai untuk kawasan Banjarmasin Utara, Banjarmasin
Barat, sebagian Banjarmasin Tengah; dan di Basirih untuk
kawasan Banjarmasin Timur, Banjarmasin Selatan,
sebagian Banjarmasin Tengah
3. Mengintegrasikan sistem pengolahan IPAL yang ada di
Kota Banjarmasin.
Indikasi Programnya adalah :
1. Sarana septic tank komunal untuk permukiman
masyarakat di 7 Kelurahan yaitu Kel. Mantuil, Kelayan
Selatan, Kel Tanjung Pagar, Kel Pemurus Dalam, Kel
Pemurus Baru, Kel Sungai Lulut dan Kel, Banua Anyar
2. Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) berada di 2 kawasan yaitu S.andai (Banjarmasin
Utara, Banjarmasin Barat dan sebagian Banjarmasin
Tengah ), Basirih ( Banjarmasin Timur, Banjarmasin
Selatan dan sebagian Banjarmasin Tengah)

SSK Tahun 2014 dan RISPAL Tahun 2014
untuk pengurangan PHBS di tepi sungai sebesar
20% menjadi 0% sehingga tahun 2019
diharapkan Kota Banjarmasin bebas PHBS
dengan penerapan jamban komunal (jamban
tripikon) kerjasama Dinas Sumber Daya Air dan
Drainase (DSDAD) dengan Dinas Tata Ruang
Cipta Karya dan Perumahan (DTRCKP),
sedangkan tugas PD PAL memperluas cakupan
off site dengan sambungan rumah (SR) dan
pembangunan IPAL baru di kawasan padat dan
industri.

Sumber :
1. RPJMD Kota Banjarmasin 2011-2015
2. RTRW Kota Banjarmasin 2013-2032
3. SSK Pemuktahiran Kota Banjarmasin
4. RISPAL Kota Banjarmasin Tahun 2014

14

Berdasarkan Tabel singkronisasi atas dapat dilihat bawa ada keterkaitan program
yang direncanakan antara Dokumen RPJMD, RTRW, dan Rencana Induk sektor Air
Limbah. Dalam Program RPJMD yang menjadi rencana pembangunan dalam sektor air
limbah adalah pembangunan sarana dan prasarana air limbah agar dapat mewujudkan
visi dan misi yang telah ditetapkan Kota Banjarmasin, dimana visi Kota Banjaramasin
Tahun 2011-2015 adalah ‘Terwujudnya Masayarakat Banjarmasin yang Mandiri,
Harmonis, Religius, Beriman dan Bertaqwa Tahun 2015” dengan salah satu misinya yaitu
“Mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai kota yang bersih, sehat, nyaman dan hijau dengan
berwawasan lingkungan”.
Program perencanaan pembangunan sektor air limbah di dokumen RPJMD Kota
Banjarmasin selaras dengan program sektor air limbah yang ada di Dokumen RTRW Kota
Banjarmasin dimana program tentang sektor air limbah di Dokumen RTRW lebih mengarah
pada pembangunan Prasarana dan sarana air limbah yaitu pembangunan septick tank komunal di
7 Kelurahan dimana diantaranya yaitu Kel. Mantuil, Kelayan Selatan, Kel Tanjung Pagar, Kel
Pemurus Dalam, Kel Pemurus Baru, Kel Sungai Lulut dan Kel, Banua Anyar dan program
Pengembangan instalasi S.Andai dan Basirih. Hal ini sesuai dengan kondisi keadaaaln wilayah
Kota Banjarmasin dan visi dari RTRW Kota Banjarmasin.
Kota Banjarmasin merupakan kota yang memiliki julukan sebagai kota seribu sungai,
sehingga

fokus

dari

arah

pembangunan

dan

tataruang

Kota

Banjarmasin

adalah

mengembalikan/membuat sungai-sungai yang ada di Kota Banjarmasin menjadi menarik sesuai
dengan visi dari RTRW Kota banjarmasin yaitu “Kota Seribu Sungai yang Aman, Nyaman dan
Menarik untuk Majunya Kegiatan Sosial, Budaya, Pariwisata, Perdagangan dan Jasa”, sehingga
fokusnya berada di daerah bantaran sungai & kelurahan yang menjadi prioritas pembangunan di
RTRW merupakan daerah yang berada di dekat sungai Hal ini akhirnya menjadi fokus
penanganan pembangunan terutama di sektor air limbah agar masyarakat tidak lagi mencemari
sungai tersebut. Selain program pembangunan septick tank komunal terdapat fokus program
penanganan yang lain Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berada di 2
kawasaan S. Andai dan Basirih dimana 2 kawasan ini berdasarkan rencana pola ruang di
dokumen RTRW Kota Banjarmasin Tahun 2013-2032 merupakan daerah pengembangan
permukiman. Dalam pola ruang direncanakan daya tampung penduduk untuk Kota Banjarmasin
dilokasikan di Kawasan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara dan Kawasan Mantuil
dan Basirih di Kecamatan Banjarmasin Selatan. Sehingga untuk menunjang sarana prasarana
khususnya di air limbah di rencanakan sistem terpusat menggunakan IPAL skala kota di
kawasan ini. Hal ini dapat dilihat pada peta pola ruang dan pera jaringan air limbah pada
dokumen perencanaan RTRW Kota Banjarmasin di bawah ini:

15

Sumber: RTRW Kota Banjarmasin, 2013

Peta 2. Rencana Pola Ruang Kota Banjarmasin
16

Sumber: RTRW Kota Banjarmasin, 2013
Peta 3. Jaringan Air limbah Kota Banjarmasin
17

Program-program yang telah tertuang di dokumen perencanaan pembangunan dan
dokumen tata ruang seperti RPJMD dan RTRW selaras dengan program yang ada di rencana
induk sektor air limbah yaitu pada dokumen SSK Pemuktahiran Tahun 2014 dan RISPAL Kota
Banjarmasin Tahun 2014.
Dalam dokumen rencana induk sektor air limbah di Kota Banjarmasin ini program yang
direncanakan menitik beratkan dalam untuk pengurangan PHBS di tepi sungai sebesar 20%
menjadi 0% sehingga tahun 2019 diharapkan Kota Banjarmasin bebas PHBS dengan penerapan
jamban

komunal dan memperluas cakupan off site dengan sambungan rumah (SR) dan

pembangunan IPAL baru di kawasan padat dan industri. Hal ini juga sesuai amanat dari RPJMN
Tahun 2015-2019 dimana pelayanan sanitasi khusunya air limbah mencapai 100% di Tahun
2019 dengan sistem setempat ataupun terpusat. Hal ini dapat mewujudkan misi dari Rencana
induk sektor air limbah Kota Banjarmasin yaitu pengelolaan sistem air limbah Kota Banjarmasin
menjadi terpadu dan profesional, dimana sistem yang digunakan sesuai dengan kondisi dan
situasi Kota Banjarmasin.
Program-program dalam sektor air limbah baik di dokumen RPJMD, RTRW maupun
Rencana Induk Kota Banjarmasin sama-sama menitikberatkan tujuan lokasi program berada di
daerah pinggiran sungai agar sungai yang selama ini menjadi ikon Kota Banjarmasin dengan
julukan Kota seribu sungai dapat menarik dan menjadi tempat wisata bagi masyarakat lokal
maupun luar, dengan begitu dapat memajukan kegiatan sosial, budaya, pariwisata dan
perdagangan jasa Kota Banjarmasin.

VII.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil pada pembahasan ini bahwa dalam merencanakan

pembangunan di suatu sektoral khususnya di sektoral air limbah, dalam pembuatan rencana
kebijakan, strategi dan programnya harus mengacu pada dokumen spasialnya yaitu Dokumen
RTRW wilayah tersebut. Selain itu program tersebut harus selaras juga dengan dokumen
perencanaan pembangunan daerah, agar program-program yang dibuat sesuai dengan kondisi
wilayah tersebut dan sesuai dengan arah pengembangan kota yang telah ditetapkan. Hal ini
dilakukan agar program-program pembangunan yang direncanakan tersebut nantinya sesuai,
tepat sasaran dan susai dengan kebutuhan masyarakat.

18

VIII. DAFTAR PUSTAKA
a.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Banjarmasin, 2012, Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banjarmasin Tahun 2013-2032, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Banjarmasin.

b.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Kota Banjarmasin,
2010, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Banjarmasin Tahun 20112015, Bappeda Kota Banjarmasin, Banjarmasin.

c.

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

(BAPPEDA)

Kota

Banjarmasin,

2013, Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota Banjarmasin Tahun 2014, Bappeda Kota
Banjarmasin, Banjarmasin.
d.

Dinas Tata Ruang, Cipta Karya dan Perumahan, 2014, Masterplan Pengelolaan Air Limbah
Kota Banjarmasin, PT. Candikencana Sabdawisesa, Banjarmasin.

19