Paradigma Penerimaan Demokrasi Dalam Gerakan Politik Islam (Studi Analisis : Pemikiran Politik Islam Partai Keadilan Sejahtera dan Hizbut Tahrir Indonesia)

BAB II
PROFIL DAN GAMBARAN UMUM

2.1 Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
2.1.1 Latar Belakang Berdirinya PKS
Partai ini dideklarasikan pada tanggal 9 Agustus 1998, di Masjid Al-Azhar,
Kebayoran Baru, Jakarta. Dengan suasana religius yang kental, penuh kidmad, jauh dari
hangar binger layaknya deklarasi sebuah partai. Mengambil masjid sebagai basis
operasionalnya melalui kampus-kampus, dimulai dari gerakan dakwah Islam yang dibangun
secara sistematis dan mendetil oleh aktivitas-aktivitas muda Islam, itulah awal sejarah
kelahiran partai ini.
Dari sinilah bermunculan halaqah atau kelompok-kelompok, forum-forum diskusi
yang nantinya akan semakin meluas ke tataran masyarakat, yang tidak hanya membahas
persoalan-persoalan agama saja, tetapi menyeluruh aspek kehidupan. Islam tidak hanya
dipandang sebagai agama dengan ritualnya saja, setiap sendi kehidupan masuk didalamnya.
Sehingga mereka berpendapat, bahwa gerakan politik merupakan kelanjutan dakwah untuk
seluruh proses panjang perbaikan umat.
Di samping itu, terbentuknya ekspresi wadah politik yang khas bagi anak muda ini
sedikit banyak didorong oleh ketidakpercayaan mereka terhadap institusi politik yang telah
ada, terutama tiga institusi politik yang telah ada sebelumnya. Pada isntitusi yang baru
lahirpun mereka terlihat ragu bahkan cenderung tidak percaya. Tidaklah mengherankan jika

mayoritas kader dang anggota partai ini kebanyakan dari kalangan muda.Pendirian partai
politik yang berorientasi pada perubahan umat pun dilakukan, guna mencapai sasaran dakwah
35

Universitas Sumatera Utara

Islam dengan cara-cara demokrasi yang bisa diterima oleh banyak orang. Karena partai ini
secara terang-terangan menyatakan dirinya sebagai partai dakwah dengan asas dan ideologi
Islam, yang mengajak pada amar ma’ruf nahi munkar, mengajak kepada kebaikan, mencegah
keburukan. Tatkala gerakan dakwah ini semakin membesar dan mengental, maka sayapsayap yang digelutinya semakin luas.
Partai Keadilan sebagai representasi sebuah idealisme anak muda Islam tentang
kehidupan bangsanya, mencoba menawarkan model sebuah partai yang modern tanpa
sedikitpun meninggalkan nilai-nilai Islam. Menurut mereka, partai ini didirikan dalam rangka
membangun kesadaran umat terhadap eksistensi dirinya dan menghimpunnya dalam sebuah
barisan yang solid, kuat dan teratur. Dalam makna ini pula sebuah partai yang hakiki tidak
bekerja hanya sekedar untuk turut serta dalam pemilihan umum dan tidak akan bubar hanya
lantaran kalah dalam jumlah perolehan suara. Mewujudkan bangsa dan negara Indonesia
yang diridhoi Allah SWT jauh lebih mulai dari sekedar turut dalam pemilihan umum. Dalam
pemilu 1999 Partai Keadilan memperoleh 7 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 21 Kursi
Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi, dan sekitar 160 kursi Dewan Perwakilan Daerah

Kabupatan dan Kota Partai Keadilan berhasil menduduki peringkat 7 diantara partai politik
peserta pemilu. Bahkan di Jakarta, sebuahkota barometer demokrasi di Indonesia, Partai
Keadilan menduduki peringkat ke-5.
Partai Keadilan Sejahtera (PK-Sejahtera) merupakan pelanjut perjuangan Partai
Keadilan (PK) yang dalam Pemilu 1999 meraih 1,4 Juta Suara (7 kursi DPR, 26 kursi DPRD
Provinsi dan 163 kursi DPRD Kota/Kabupaten). 56 Pada perkembangan berikutnya, PK terus
berbenah dan memperkuat dirinya. Hal ini terkait dengan kenyataan bahwa capaian pada
pemilu 1999 tidak memungkinkan subtainbilitas partai ini. Ketentuan electoral threshold
mengharuskan sebuah partai melewati perolehan 2 % jika ingin ikut pemilu berikutnya.
56

www.pk-sejahtera.org diakses pada 21 Maret 2017 Pukul 20.09 WIB

36

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan UU. Pemilu 1999, bab VII, Pasal 39 mengenai syarat keikutsertaan dalam
pemilu, Partai Keadilan tidak diperbolehkan mengikuti pemilihan umum 2004, kecuali jika
PK mau bergabung dengan partai lainnya, atau mendirikan partai lainnya, atau mendirikan

partai politik baru.
Setelah berdiri lewat Akta Notaris, untuk mengukuhkan pendiriannya pada tanggal 18
Maret 2003 Partai Keadilan Sejahtera melakukan pendaftaran sementara sebagai partai politik
yang berbadan hukum ke Departemen Kehakiman dan HAM. Kemudian, dalam musyawarah
Majelis Syuro XIII Partai Keadilan yang berlangsung tanggal 17 April 2003 di Wisma Haji
Bekasi, Jawa Barat, direkomendasikan agar Partai Keadilan bergabung dengan PKS. Pada
tanggal 20 April 2003, di Lapangan Monas, Jakarta resmi dideklarasikan partai baru yang
bernama Partai Keadilan sejahtera, pada saat itu disampaikan pula pernyataan resmi dari
Presiden Partai Keadilan, bahwa Partai Keadilan secara resmi, bergabung dan siap dipimpin
oleh Partai Keadilan Sejahtera. Namun, penggabungan itu, baru resmi dilakukan pada tanggal
3 Juli 2003. Dengan penggabungan itu, seluruh hak milik Partai Keadilan menjadi hak milik
PKS, termasuk para anggota Dewan dan para kadernya. Sementara itu, PKS yang sudah
mendaftarkan secara resmi ke DepKehHAM pada 27 Mei 2003, akhirnya dapat disahkan
sebagai partai politik berbadan hukum pada 17 Juli 2003. Setelah itu dilakukan perombakan
pengurus, hingga akhirrnya pada tanggal 18 September 2003 pengurus DPP PKS masa bakti
2003-2008 dikukuhkan. Dalam kepengurusan yang baru, Hidayat Nur Wahid yang semula
menjabat sebagai Presiden Partai Keadilan, lalu menggantikan posisi Almuzzammil Yusuf
sebagai Presiden PKS. 57 Dengan wajah baru inilah, Partai Keadilan Sejahtera bertekad
menjadi kontestan pemilu tahun 2004, 2009 dan 2014, dan berusaha melampaui ketentuan
electoral threshold.


57

Tim Litbang Kompas, Partai-Partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program 2004-2009, Jakarta: Penerbit Buku
Kompas ,2004, cet.pertama, hal. 301-304

37

Universitas Sumatera Utara

Sebagai partai kader, Partai Keadilan Sejahtera menempatkan pembinaan kader
sebagai aktivitas utama dan pertama sehinga diharapkan akan lahir para kader yang memiliki
kesadaran tinggi dan komitmen kuat melakukan perbaikan. Training Orientasi Partai
disenggarakan kepada para simpatisan yang berminat memasuki organisasi partai sebagai
langkah awal pengenalan terhadap jati diri dan perjuangan partai. Partai Keadilan Sejahtera
adalah partai dakwah, dengan pengertian seluasluasnya dan tampik ke hadapan masyarakat,
berupaya untuk memperhatikan, memperjuangkan, dan melakukan pembelaan kepada seluruh
rakyat. PK-Sejahtera percaya bahwa jawaban untuk melahirkan Indonesia yang lebih baik di
masa depan adalah dengan mempersiapkan kader-kader yang berkualitas baik secara moral,
intelektual, dan professional. Karena itu, PK-Sejahtera sangat peduli dengan perbaikanperbaikan kea rah terwujudnya Indonesia yang adil dan sejahtera.


2.1.2. Landasan Filosofis
Pendirian partai ini didasari oleh sebuah keyakinan bahwa islam adalah ajaran yang
luas meliputi seluruh bidang kehidupan. Salah satunya adalah melalui institusi politik yang
mempunyai kekuatan untuk ikut andil dalam gerakan perbaikan bangsa dengan menjadi
kontributor kebijakan pemerintah. Politik sebagai bagian dari universalitas ajaran islam
menjadi tanggungjawab setiap muslim dalam tataran yang tidak hanya bersifat ibadah saja,
melainkan juga hubungan manusia dengan manusia, dan juga hubungan manusia dengan
Tuhan. Sehingga tak akan pernah lepas dari tanggung jawab mengtaur, memelihara dan
sebagainya. Maka partai lahir dan tumbuh berkembanng tidak hanya berorientasi pada
kekuasaan, namun lebih berorientasi pada perluasan dakwah dalam rangka mengembalikan
nilai-nilai islam dalam kehidupan masyarakat.

38

Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Karakteristik Partai Keadilan Sejahtera
Ada tujuh karakteristik Partai Keadilan Sejahtera sesuai dengan apa yang tertuang
dalam dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pimpinan pusat. Tujuh karakter tersebut adalah

sebagai berikut:
a. Moralitas
Sebagai partai yang belandaskan pada nilai keislaman, aspek moralitas ditempatkan
pada karakter pertama partai. Islam sebagai agama juga pedoman hidup yang lengkap dan
sempurna. Tentunya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai pedoman hidup,
Islam juga mengatur masalah politik, ekonomi, sosial-budaya, pendidikan termasuk juga
mengatur masalah ibadah. Islam sebagai pedoman hidup yang sempurna tidak hanya
mengatur aktivitas yang berorientasi agama saja namun juga mengatur masalah duniawi.
Islam juga memberi bimbingan dan memberikan bimbingan dan pedoman dalam kehidupan
politik. Politik merupakan suatu hal yang penting dalam islam. Dalam aktivitas politik ini
setiap muslim terikat dan mengacu pada etika atau norma yang telah digariskan. Setiap
muslim dilarang untuk menghalalkan segala cara dalam menggapai tujuan politik. Prinsip
kebenaran, kejujuran dan amanah manjadi landasan dalam kiprah seorang muslim dalam
politik.

b. Profesional
Professional bercirikan pada penguasaan detil masalah yang akan mengantarkan
partai pada kebijakan tepat dan bertanggung jawab atas permasalahan yang dihadapi, dalam
bidang politik, ekonomi, sosial-budaya. Pembentukan pribadi, dengan memperhatika
intelektulitas, sikap kritis dan sensitivitas mendapatkan perhatian yang lebih dalam aktivitas

39

Universitas Sumatera Utara

partai ini. Profesionalitas yang terbentuk tidak bias dilepaskan dari moral. Dengan kata lain
profesionalitas yang tumbuh dari kondisi yang penuh kebebasan harus senantiasa
dikendalikan oleh rasa tanggung jawab pribadi. Dengan tanggung jawab ini, segala bentuk
penyelewengan, anarki dan pelanggaran terhadap hak orang lain dapat dihilangkan mulai dari
lingkup organisasi.

c. Patriotik
Hidup berpartai bagi kader Paratai Keadilan Sejahtera adalah jihad siyasi (jihad dalam
politik).

Jihad

politik

merupakan


sebuah

kewajiban

bagi

kader

dalam

rangka

memperjuangkan dakwah islam melalui medan siyasah (politik). Pemahaman dan keyakinan
seperti ini telah terpatri dalam kader, sehingga mereka siap mengerahkan segenap
kemampuan untuk menjayakan partai. Hal ini tidak mengherankan karena jiwa patriotik
sesungguhya merupakan sebuah karakter yang dibangun sejak lama sebelum berdirinya partai
melalui proses tarbiyah (pembinaan).

d. Moderat
Sikap moderat merupakan suatu sikap yang alamiah. Bahwa ala mini diciptakan

dengan segala keseimbangan dan keadilannya. Kehidupan alam semestinya tidak hanya
mengutamakan satu sisi saja, namun secara komprehensif memperhatikan seluruh segi
kehidupan. Oleh karena itu sikap pertengahan merupakan sebuah sikap yang alamiah, dimana
pemikiran, pandangan dan sikap-sikap moderasi, berimbang dan pertengahan serta saling
melengakapi bagi manusia dan kehidupan merupakan sikap objektif yang selaras dengan tata

40

Universitas Sumatera Utara

alamiah. Sikap semacam ini merupakan refleksi dari pandangan yang menggambarkan jalan
tengah yang telah manjadi ciri umat pilihan, umat yang jauh dari sikap berlebih-lebihan.

e. Demokrat
Berkaitan dengan karakter ini, Partai Keadilan Sejahtera menerima nilai-nilai
universal dari demokrasi, yang notabene bukan nilai islam. Nilai dan semangat demokrasi
dalam kondisi bangsa yang ada saat ini, lebih memungkinkan masyarakat leluasa
menyampaikan pendapat, mengekspresikan diri dan meyalurkan potensinya membentuk
kekuatan kebersamaan. Nilai demokrasi yang berdasarkan pada pembentukan partisipasi
rakyat dalam penyelenggaraan kekuasaan negara tidak bertentangan dengan nilai-nilai islam.

Namun perlu diingat, bahwa penyelanggaraan negara disini didasarkan pada nilai-nilai syuro,
dimana penyelenggaraan pemerintah dalam sebuah negara didasarkan pada ajaran Al- Qur’an
dan sunnah.

f. Reformis
Partai Keadilan Sejahtera menempatkan dirinya sebagai partai reformis yang
berupaya konsisten menjauhkan dirinya dari sifat-sifat yang menyimpang sehingga
menimbulkan kerusakan. Karakter reformis pada diri Partai Keadilan Sejahtera berawal dari
kualitas pribadi kader yang mampu menampilkan syaksiyah (kepribadian islam dalam segi
kehidupan. Partai Keadilan Sejahtera berprinsip bahwa persoalan politik sama pentingnaya
dengan pembinaan pribadi para calon politikus. Oleh karena itu aktivitas kaderisasi partai ini
menjadi aktivitas utama yang terus dilakukan secara intensif. Tidak heran apabila partai ini
disebut partai kader.
41

Universitas Sumatera Utara

g. Independen
Definisi independen atau merdeka yang dimiliki Partai Keadilan Sejahtera, adalah
seperti halnya yang dikemukakan oleh seorang panglima peran islam. Ribi’ bin Amir

dihadapan panglima Rustum, “aku datang diutus untuk membebaskan manusia menuju
penghambaan kepada Allah semesta, dari kesempitan dunia menuju keluasan dunia-akhirat,
dan dari tirani-tirani agama menuju keadilan islam”. Dengan prinsip kemerdekaan seperti ini,
maka kemerdekaan, kebebasan dan keadilan yang dipunyai dan dicita-citakan oleh Partai
Keadilan Sejahtera adalah yang tidak terbataskan oleh perbedaan etnis, ras, suku, status,
sosial dan agama.

2.1.4. Prinsip Dasar Partai Keadilan Sejahtera
Sebagai sebuah intitusi kepartaian yang memiliki agenda politik, ada beberapa prinsip
dasar yang menjadi pegangan Partai Keadilan Sejahtera yaitu:
a. Keadilan, persamaan dan keseimbangan adalah pengakuan terhadap keberadaan dan
hak-hak politik dan sosial setiap manusia yang memiliki kedudukan hukum dan
undang-undang yang sama, meski berbeda suku, warna kulit dan agama, baik laki-laki
maupun perempuan.
b. Kesatuan nasional, yaitu memperkokoh struktur negara sambil tetap menjaga
integritas dan persatuan nasional. Memandang pluralitas rakyat dan realitas hukum
serta kekayaan alam sebagai kenyataan alamiah yang harus dihormati secara
proporsional.
c. Kemajuan, adalah membangun kesadaran sejarah, kesadaran tentang realitas dan
kesaadaran

tentang

keharusan

melakukan

perbaikan

sebagai

perwujudan

42

Universitas Sumatera Utara

kewajibannya sebagai makhluk moral dalam melaksanakan misi untuk membangun
peradaban.
d. Khidmatul Ummah demi persatuan, adalah upaya untuk menjembatani kelompok,
organisasi atau partai islam untuk mewujudkan persatuan umat.
e. Kerjasama internasional, yaitu menjalin interaksi bangsa lain dalam rangka
manandaskan kepada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
damai, mengakui hak-hak bangsa dalam kehidupan yang saling menghormati dan
saling bekerja sama untuk meningkatkan kemajuan, pertumbuhan dan pemakmuran
bumi yang dilandaskan rasa keadilan.

2.1.5. Visi dan Misi PKS
Visi Indonesia yang dicita-citakan Partai Keadilan Sejahtera adalah :
“Terwujudnya Masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan bermartabat.:
Masyarakat madani adalah masyarakat berperadaban tinggi dan maju yang
berbasiskan pada: nilai-nilai, norma, hukum, moral yang ditopang oleh keimanan;
menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan bergotong royong menjaga
kedaulatan negara.
Adil adalah kondisi dimana entitas dan kualitas kehidupan baik pembangunan politik,
ekonomi, hukum, dan sosial-kemasyarakatan ditempatkan secara proporsional dalam ukuran
yang pas dan seimbang, tidak melewati batas.
Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan lahir dan batin
manusia, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah, yakni
keseimbangan antara kebutuhan dan sumber pemenuhannya.
43

Universitas Sumatera Utara

Bermartabat, bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan
dirinya, baik dalam aspek sosial, politik, maupun budaya secara elegan, sehingga
memunculkan penghormatan dan kekaguman dari bangsa lain.
Misi yang diemban Partai Keadilan Sejahtera adalah :
1. Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan, dan birokrasi, peradilan, dan
militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi.
2. Mengentaskan

kemiskinan

mengurangi

pengangguran,

dan

meningkatkan

kesejahteraan seluruh rakyat melalui strategi pemerataan pendapatan, pertumbuhan
bernilai tambah tinggi, dan pembangunan berkelanjutan.
3. Menuju pendidikan berkeadilan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
bagi seluruh rakyat Indonesia. 58

2.2. Hizbut Tahrir Indonesia
2.2.1. Sejarah Berdirinya Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir atau Hizbut-Tahrir (Arab: ‫ ﺣﺰﺏ ﺍﻟﺘﺤﺮﻳﺮ‬Inggris: Party of Liberation;
Indonesia: Partai Pembebasan) awalnya bernama Partai Pembebasan Islam (hizb al-tahrir alislami). 59 Hizbut Tahrir didirikan pada tahun 1953 M/1372 H oleh Syaikh Taqiyuddin bin
58F

Ibrahim bin Musthafa bin Ismail bin Yusuf an-Nabhani, yaitu seorang Qadhi pada mahkamah
Isti’naf (Mahkamah Agung) di al-Quds kelahiran ijzim, Haifa, Palestina, dan salumnus

58

MPP PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, edisi gabungan falsafah dasar perjuangan dan platform
kebijakan pembangunan PKS, Jakarta: MPP, 2008, Cet.ke-1, hal.1-4
59
http://id.wikipedia.org/wiki/Hizbut_Tahrir diakses pada 5 April 2017 Pukul 11.35 WIB

44

Universitas Sumatera Utara

uiversitas al Azhar dan Dar al-“ulum, Kairo Mesir 60 disebuah Mahkamah Banding
Yerussalem, di daerah Baitul Maqdis, serta seorang politisi ulung. Taqiyuddin an-Nabhani
berasal dari sebuah “keluarga ilmu”, karena kedua orang tua beliau adalah ahli syariah Islam
(faqih). Selain itu, kakek buyutnya, yakni Syaikh Yusuf bin Hasan bin Muhamad an-Nabhani
as-Syafi’iy, Abu Mahasin, adalah seorang ulama, penyair dan salah seorang hakim pada masa
Daulah Khilafah. 61
Hizbut Tahrir bukanlah sebuah organisasi kerohanian, melainkan merupakan
organisasi politik yang bermaksud untuk membagkitkan kembali umat Islam dari
kemerosotan yang sangat parah, membebaskan umat Islam dari ide-ide, sistem perundangundangan, dan hukum-hukum kufur, serta membebaskan mereka dari cengkeraman dominasi
dan pengaruh negara-negara Barat. Selain itu kemunculan Hizbut Tahrir juga bermaksud
untuk membangun kembali Daualah Islamiyah di muka bumi, sehingga urusan pemerintahan
dapat dijalankan kembali sesuai dengan apa yang diturunkan Allah. 62
Semenjak terjadinya perang dunia I dan II, keadaan yang semula hidup dalam system
dan kultur Islam mengalami perubahan yang sangat signifikan dengan adanya aksi
pendudukan negara-negara Barat, mulai dari Jazirah Arab, Afrika dan kawasan Asia
tenggara. Pendudukan ini tidak saja mengambil alih kekuasaan, akan tetapi juga berbagai
upaya negara Barat untuk meruntuhkan simbol kekuasaan kaum Muslim. Hal ini dibuktikan
dengan semakin gencarnya negara-negara Barat dalam melancarkan paham dan doktrin
nasionalisme. 63

60

Khamami Zada, Arif R. Arafah, Diskursus Politik Islam, Jakarta: LSIP, 2013, hal. 82
Tim Hizbut Tahrir, Manifesto Hizbut tahrir untuk Indonesia: Indonesia, Khilafah dan Penyatuan Kembali
Dunia Islam, Jakarta: HTI Press, 2009, hal. 17
62
Tim Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir (Bogor: Thariqul Izzah, 2007),
hal.4
63
Ibid., hal. 9
61

45

Universitas Sumatera Utara

Untuk merespon hegemoni Barat itulah lahir berbagai gerakan-gerakan Islam yang
menamakan diriya sebagai kelompok atau partai. Namun munculnya kelompok maupun
partai-partai ini sangat disayangkan, karena masih sangat mudah dipatahkan oleh Barat,
sehingga pergerakannya tidak bisa optimal.
Hizbut Tahrir telah beberapa kali berupaya pengambil alihan kekuasaan di banyak
negeri-negeri Arab, seperti di Yordania pada tahun 1969, Mesir pada tahun 1973, dan
serentak di Irak, Sudan, Tunisia, Al-Jazair pada tahun 1973, namun semuanya gagal. Sejak
saat itulah Hizbut Tahrir mulai merubah setrategi perjuangannya dengan lebih banyak
melontarkan wacana dan membina masyarakat melalui dakwah. 64
Kegiatan dakwah banyak dilakukan oleh Hizbut Tahrir dengan mendidik dan
membina

masyarakat

melalui

training

pengenalan

tsaqafah

(kebudayaan)

Islam,

memahamkan masyarakat tentang aqidah Islamiyah yang benar. Dakwah Hizbut Tahrir lebih
banyak ditampakkan dalam aspek pergolakan pemikiran (ash shira' al-fikr). Hizbut Tahrir
pula yang memperkenalkan istilah ghazw alfikr (perang pikiran) sebagai upaya meluruskan
pemikiran-pemikiran yang salah serta persepsi-persepsi yang keliru, membebaskannya dari
pengaruh ide-ide barat, dan menjelaskannya sesuatu ketentuan Islam. 65 Metode yang
ditempuh dalam rekrutmen dan pembinaan anggota adalah dengan mengambil thariqah
(metode) dakwah Rasulullah Muhammad saw. Menurut pemikiran Hizbut Tahrir kondisi
kaum muslimin saat ini hidup di darul kufur (wilayah orang-orang kafir) karena mereka
menerapkan hukum-hukum kufur yang tidak diturunkan Allah swt maka keadaan mereka
serupa dengan makkah ketika Rasulullah Muhammad saw diutus untuk menyampaikan
risalah Islam. Untuk itu fasi makkah dijadikan tempat berpijak dalam mengemban dakwah

64

Ihsan Samarah, Biografi Singkat Taqiyuddin al-Nabhani, Bogor: Al-Izzah Press, 2002, hal. 5-6
Hizbut Tahrir, Titik Tolak Perjalanan Dakwah Hizbut Tahrir. terj. Muhammad Maghfur, Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah, 2000, hal. 23
65

46

Universitas Sumatera Utara

dan mensuritauladani Rasulullah Muhammad saw hingga berhasil mendirikan suatu daulah
Islamiyah di Madinah.
Dengan mencoba pola dakwah Rasulullah Muhammad saw, Hizbut Tahrir
merumuskan tiga tahapan dakwah (marhalah al-da'wah) sebagai strategi beserta cirinya, yaitu
:
Pertama, tahapan pembinaan dan pengkaderan (marhalah al-tatsqif), melalui halaqahhalaqah. Tahapa ini dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai
pemikiran dan model Hizbut Tahrir dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai.
Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat (marhalah tafa'ul 'alal ummah). Tahapan ini
dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam., sehingga umat menjadikan
Islam sebagai permasalahan umatnya, berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas
kehidupan.
Ketiga, tahapan pengambil alihan kekuasaan (marhalah istilam alhukm). Tahapan ini
dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke
seluruh dunia. 66
Hizbut Tahrir berjuang dan bergerak di tengah-tengah masyarakat dengan
melontarkan wacana mendirikan kembali khilafah Islamiyah. Adapun maksud dan arti
didirikannya khilafah oleh Hizbut Tahrir diantaranya adalah :
1. Penegakan hukum-hukum syari'ah ditengah-tengah kaum muslim, sekaligus
pencampakan hukum-hukum kufur yang diterapkan atas mereka saat ini.
2. Penyebaran Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan jihad untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terangbenderang.
66

Hizbut Tahrir, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Abu Fuad dan Abu Raihan, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah,
2000, hal. 57-73.

47

Universitas Sumatera Utara

3. Penyatuan negeri-negeri kaum muslim di dalam lindungan satu negara di bawah
kepemimpinan seorang khalifah. Tegaknya khalifah menandakan berakhirnya
perpecahan dan ketercerai-beraian yang sengaja diadakan oleh kaum kafir dan kaki
tangan mereka di negeri-negeri kaum muslim.
4. Pengembalian ikatan ukhuwah islamiyah, sebagaimana sabda Nabi……"Seorang
Muslim adalah saudara muslim yang lain. Karena itu, ikatan ukhuwah adalah satusatunya ikatan yang menggantikan ikatan-ikatan Jahiliyah seperti ikatan patriotisme,
nasionalisme, kesukuan dan yang lainnya, yang telah memecah belah kaum muslim
saat ini.
5. Kembalinya umat mendapatkan kekuasaannya yang telah dirampas. Umat juga
memegang kembali kehendak dan keputusan di tangan mereka sendiri.
6. Pembebasan negeri-negeri kaum muslim yang dikuasai oleh kekuasaan yang zolim,
seperti Irak, Afganistan, Kashmir, Timor Timur dan yang lain.
7. Realisasi jaminan pemenuhan makanan pokok bagi kaum muslim dengan menempuh
strategi-strategi yang bertujuan menjamin pencapaian swasembada bahkan lebih baik,
baik dari hasil-pertanian, peternakan, perikanan laut maupun darat.
8. Realisasi

keamanan

industrial

melalui

strategi

politik

pembangunan

dan

pengembangan industri berat untuk memproduksi berbagai peralatan, mesin-mesin
pabrik dan persenjataan, sekaligus menghentikan sikap mengekor dan mengemisngemis di depan pintu negara-negara barat.
9. Pemberdayaan sumber daya umat yang amat besar melalui politik pendidikan yang
bertujuan membuka ruang dan kesempatan bagi semua orang. Dengan demikian
mereka menjadi orang-orang yang kreatif dan produktif demi kepentingan agama dan
umat mereka. Dengan itu pula dapat mengurangi akumulasi jumlah penganguran
meski berijazah tinggi.

48

Universitas Sumatera Utara

10. Pengembalian kekuasaan umat atas kekayaan-kekayaannya sehingga umat menjadi
pemilik murni akan kekayaan-kekayaan itu.
11. Penyebarluasan kebaikan, keutamaan, keadilan serta penjagaan atas darah, kekayaan,
kehormatan dan kemuliaan kaum muslim. 67
Secara garis besar, Agenda yang di emban oleh Hizbut Tahrir, yakni melanjutkan
kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Tinjauan ini
berarti mengajak kaum muslim kembali hidup secara Islami dalam daulah Islam, di mana
seluruh kegiatan kehidupannya oleh aturan Islam. 68
Hingga saat ini, Hizbut Tahrir memiliki pengikut puluhan juta yang tersebar luas di 40
negara dengan membentuk cabang-cabang seperti di Suriah, Libanon, Kuwait, Irak, Arab
Saudi, Afrika Utara, Tunisia, Sudan, Turki, Pakistan, Malaysia, Inggris, Perancis, Jerman,
Australia, dan termasuk Indonesia. Meskipun di beberapa negara tidak mendapat pengakuan
resmi. 69
Berangkat dari perjuangan ideologis dan berbekal pengalaman kegagalan dari
sejumlah gerakan Islam, muncullah keinginan sebagian ulama yang dipelopori oleh Syekh
Taqiyuddin an-Nabhani untuk mendirikan partai. Hizbut Tahrir sebagai gerakan yang
meluruskan dan bertujuan untuk menegakkan kembali kejayaan Islam dengan menegakkan
kembali khalifah Islamiyah 70 sebagaimana yang Allah firmankan dalam Q.S. Ali Imron ayat
104:

67

Ismail al-Wahwah, "Dunia Membutuhkan Khilafah", dalam Buletin al-Wa'ie, VII, edisi 1-31 September 2007,
hal. 13.
68
Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir Partai Islam Ideologis, terj. Abu Afif dan Nur khalis, Bogor: Pustaka
Thariqul Izzah, 2000, hal. 20.
69
John L. Esposito, (ed.), The Oxford Encyclopedia of The Modern Islamic World, New York: Oxford University
Press, 1995, hal. 126.
70
Tim Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, hal.4

49

Universitas Sumatera Utara

Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orangorang yang berutung. (Q.S Ali Imron:3:104)
Selain itu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Taqiyuddin An-Nabhani bahwasanya
berdirinya Hizbut tahrir disebabkan oleh beberapa hal:
a. Bahwasanya umat Islam mempelajari Islam dengan cara yang bertentangan dengan
metoda kajian yang telah digariskan Islam. Lain dari itu menurut Taqiyuddin banyak
umat Islam yang keliru memahami firman Allah Swt :
Artinya: “ Tidak patut orang-orang mukmin keluar semuanya. Tetapi alangkah
baiknya jika keluar sebagian (saja) dari tiap-tiap golongan dari mereka, supaya
mereka menerima pelajaran tentang agama, dan untuk mereka ingatkan pada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepada mereka, agar supaya mereka bisa hati-hati.”
(TQS. At-Taubah:9: 122).
b. Bahwasanya dunia Barat yang dengki dan membenci Islam dan kaum Muslim terus
menerus menyerang agama Islam. Di satu sisi mereka mencela Islam dengan cara
mengada-adakan sesuatu yang tidak ada dalam Islam, sementara di sisi lain mereka
menjelekjelekan sebagian hukum-hukum Islam, padahal semuanya adalah hukumhukum yang tidak diragukan lagi kebenarannya dalam memecahkan masalah dan
persoalan hidup.
c. Sebagai akibat menyusutnya Daulah Islamiyah karena banyaknya negeri-negeri Islam
yang melepaskan diri lalu tunduk kepada pemerintahan kufur, apalagi disusul dengan
runtuh dan lenyapnya Daulah Islamiyah, maka terciptalah dalam benak kaum Muslim
gambaran yang memustahilkan terwujudnya kembali Daulah Islamiyah berikut
terlaksananya kembali hukum Islam sebagai satu-satunya hukum yang harus

50

Universitas Sumatera Utara

diterapkan. Inilah yang mengakibatkan mereka bersedia menerima begitu saja hukum
lain yang bukan berasal dari Allah Swt. 71
Atas dasar inilah Hizbut Tahrir berdiri. Hizbut Tahrir berusaha untuk melangsungkan
kembali kehidupan Islam di kawasan negeri-negeri Arab. Dari sanalah tujuan untuk
melangsungkan kehidupan Islam di seluruh dunia Islam secara alami akan tercapai, yaitu
dengan jalan mendirikan Daulah Islamiyah di satu atau beberapa wilayah sebagai titik sentral
Islam dan sebagai benih berdirinya Daulah Islamiyah yang besar yang akan mengembalikan
kehidupan Islam, dengan menerapkan Islam secara sempurna di seluruh negeri-negeri Islam,
serta mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.
Sepeninggal Syekh Taqiyuddin An-Nabhani, tonggak kepemimpinan Hizbut Tahrir
digantikan oleh Syekh Abdul Qadim Zallum. Pandangan-pandangan kedua tokoh dapat
dilihat dari buku-buku yang sudah diterbutkan oleh Hizbut Tahrir melalui HTI Press.
Sepeninggal kepemimpinan kedua pada tahun 2003, Hizbut Tahrir dipimpin oleh Syekh A.
Abu Rostah secara Internasional hingg sekarang ini.

2.2.2. Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia
Masuknya Hizbut Tahrir ke Indonesia diperkirakan pada awal tahun 1980-an, disaat
Abdurrahman al-Bagdhadi, seorang warga negara Australia keturunan Arab, atas bantuan
K.H. Abdullah bin Nuh, pendiri pesantren Al-Ghazali Bogor, mengajaknya tinggal di
Indonesia, mulai melakukan safari dakwah dan memperkenalkan Hizbut Tahrir ke berbagai
pesantren dan kampus-kampus Indonesia.

71

Abdullah, Mafahim Hizbut Tahrir , Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia, 2001, hal. 13-20.

51

Universitas Sumatera Utara

Berawal dari para aktivis masjid kampus Al-Ghifari, IPB Bogor, kemudian
dibentuklah sebuah halaqah-halaqah (pengajian-pengajian kecil) untuk mengeksplorasi
gagasan-gagasan Hizbut Tahrir. Setelah secara bertahap melakukan pengkaderan dan
pergerakan “bawah tanah”, saat ini Hizbut Tahrir telah tersebar di 150 kota di seluruh
Indonesia. Bahkan cabang Hizbut Tahrir telah tersebar di hampir seluruh provinsi di
Indonesia, termasuk di Papua dan bahkan “pulau dewa” Bali.
Menjelang pertengahan tahun 1990-an, ide-ide Hizbut Tahrir mulai menyebar ke
berbagai lapisan masyarakat, baik melalui dakwah para kader di mesjid, perkantoran, pabrik,
dan perumahan, maupun melalui penerbitan buku-buku, bulletin Al-Islam, dan majalah
bulanan Al-Wa`ie, yang membahas tema-tema khas, yang menjadi acuan dalam berbagai
kegiatan diskusi, seminar, dan bahkan aksi unjuk rasa. 72
Ketika Indonesia memasuki era reformasi; suatu momentum terbuka luas bagi Hizbut
Tahrir untuk melegalkan gerakannya. Gebrakan besar dilakukan Hizbut Tahrir pada tahun
2002 dengan sukses menggelar Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di Senayan
Jakarta. Tidak kurang dari 5000 orang menghadiri acara tersebut. Sukses tersebut berlanjut
dengan kegiatan aksi demo menentang penyerangan Amerika Serikat terhadap Afghanistan.
Gerakan Hizbut Tahrir semakin mengemuka ketika berhasil menggelar long-march yang
diikuti 12.000 kader dan simpatisan, pada Sidang Tahunan MPR 2002, menuntut penerapan
syariat Islam. Kemudian, pada tanggal 29 Februari 2004, Hizbut Tahrir kembali menggelar
long-march dari Monas ke Bundaran Hotel Indonesia dengan melibatkan 20.000 anggota
dengan agenda penegakan syariat Islam dan Khilafah. 73

72

Kurniawan Abdullah, “Gerakan Politik Islam Ekstraparlementer: Studi Kasus Hizbut Tahrír Indonesia”, 2003,
hal. 49
73
Mengenal “Hizbut Tahrir” di www.hizbut-tahrir.or.id, diakses pada 5 April 2017 pukul 12.05 WIB

52

Universitas Sumatera Utara

Sejak diselenggarakannya konferensi internasional di Istora Senayan pada tahun 2002
yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional dan Nasional, serta tokoh-tokoh
Islam dari organisasi lain, Hizbut Tahrir resmi melakukan aktifitasnya di Indonesia secara
terbuka seperti bisa dilihat dari munculnya organisasi ini dalam konteks Indonesia yang
kemudian di kenal dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
Lahirnya Hizbut Tahrir di Indonesia langsung memproklamirkan diri sebagai partai
politik yang berideologi Islam, namun menolak bergabung dengan sistem politik yang ada,
karena Indonesia menganut sistem politik ciptaan kaum Kafir seperti demokrasi dan
sebagainya. Di Indonesia, perkembangan pesat HTI ini bisa dilihat dari kuantitas anggotanya
dan intensitas kegiatan HTI di ruang publik, yaitu dalam bentuk pawai, seminar (baik yang
berskala internasional, nasional, dan lokal), dialog dan diskusi publik, serta proliferasi media
di berbagai daerah di tanah air.
Para tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Indonesia banyak yang bertempat tinggal di Bogor
sebagai upayanya dalam mensosialisasikan gerakan yang mereka usung. Untuk kepengurusan
Hizbut Tahrir Indonesia dalam lingkup nasional, Humas Hizbut Tahrir Indonesia secara resmi
dipegang teguh oleh Ismail Yusanto, sedangkan untuk wilayah Jawa Barat dipegang oleh
Muhammad Syahabi. 74

2.2.3. Aktivitas Hizbut Tahrir Indonesia
Seluruh kegiatan yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia adalah kegiatan yang
bersifat politik. Dimana mereka memperhatikan urusan masyarakat sesuai dengan hukumhukum serta pemecahannya secara syar’i, karena politik adalah mengurus dan memelihara

74

Afadlal, et al, Islam dan Radikalisme di Indonesia (Jakarta: LIPI Press, 2005), hal. 266

53

Universitas Sumatera Utara

urusan masyarakat (rakyat) banyak sesuai dengan hukum-hukum Islam dan pemecahanpemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang bersifat politik ini tampak jelas di dalam mendidik dan
membina umat dengan tsaqafah (kebudayaan) Islam, meleburnya dengan Islam,
membebaskannya dari akidah-akidah yang rusak, pemikiran-pemikiran yang salah, serta dari
persepsi yang keliru, yang sekaligus membebaskannya dari pengaruh ide-ide dan pandangan pandangan yang kufur. Kegiatan politik ini tampak juga dalam aspek pergolakan pemikiran
dan dalam perjuangan politiknya.
Adapun pergolakan pemikiran tersebut dapat terlihat dalam penentangannya terhadap
ide-ide dan aturan-aturan kufur. Seperti halnya dalam penentangannya terhadap ide yang
salah, aqidah-aqidah yang rusak atau pemahaman yang keliru dengan cara menjelaskan
kerusakannya, menampakkan kekeliruannya, yang disertai dengan menjelaskan ketentuan
hukum Islam dalam masalah tersebut. Adapun perjuangan politiknya, dapat terlihat dari
penentanga nnya terhadap orang-orang kafir Imperialis untuk memerdekakan umat dari
belenggu kekuasaannya, membebaskan umat dari tekanan dan pengaruhnya, serta mencabut
akar-akarnya yang berupa pemikiran, kebudayaan, politik, ekonomi, maupun militer dari
seluruh negeri-negeri Islam.
Perjuangan politik ini juga tampak jelas dalam menentang para penguasa,
mengungkapkan pengkh ianatan dan persekongkolan mereka terhadap umat; melancarkan
kritik, kontrol dan koreksi terhadap mereka serta berusaha meng gantinya apabila hak -hak
umat dilangggar atau tidak menjalankan kewajibannya terhadap umat, begitu halnya bila
mereka melalaikan salah satu urusan umat, atau mereka menyalahi hukum-hukum Islam.
Jadi kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia secara keseluruhan adalah kegiatan yang
bersifat politik, baik sebelummaupun sesudah mengambil alihkegiatan diluar hukum
54

Universitas Sumatera Utara

pemerintahan ataupun yang menyangkut pemerintahan. Kegiatan Hizbut Tahrir Indonesia
tidak hanya pada aspek pendidikan. Hizbut Tahrir Indonesia bukan madrasah. Begitu pula
seruannya tidak hanya bersifat nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk. Akan tetapi
kegiatannya bersifat politik, dengan cara mengemukakan fikrah-fikrah Islam beserta hukumhukumnya untuk dilaksanakan, dipikul dan diwu judkan dalam kenyataan hidup dan
pemerintahan.
Hizbut Tahrir Indonesia mengemban da’wah Islam agar Islam dapat dilaksanakan
dalam kehidupan, sehingga aqidah Islam menjadi dasar negara, dasar konstitusi dan Undangundang. Karena aqidah Islam adalah aqidah aqliyah (dasar untuk pemikiran) dan aqidah
siyasiyah (dasar untuk politik) yang memancarkan aturan yang dapat memecahkan problema
manusia secara keseluruhan, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial masyarakat
dan lain-lain. 75

75

Tim Hizbut Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis (Bogor: Pustaka Thariqah Izzah,
2002), hal. 23-25

55

Universitas Sumatera Utara