Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Batubara

(1)

Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem

(Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera)

Kabupaten Batubara

Fathia Harsyah 100906063

Dosen Pembimbing : Drs. Ahmad Taufan Damanik, MA

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FATHIA HARSYAH (100906063)

PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARTAI NASDEM DAN PKS KABUPATEN BATUBARA.

Rincian isi Skripsi , 148 halaman, 5 tabel,24 buku, 2 jurnal, 4 situs internet.

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan tentang perbandingan partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara. Perbandingan partisipasi politik perempuan akan membandingakan bagaimana partisipasi politik perempuan pada Partai NasDem dan PKS ikut dalam proses perumusan kebijakan dan pandangan mengenai perspektif gender dari Partai NasDem sebagai partai yang berbasis Nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera yang berbasis nasionalis Religius serta para partisipasi perempuan Partai NasDem dan PKS dalam menjalankan kebijakan mengenai perempuan dan menghapuskan tindakan diskriminasi terhadapat perempuan yaitu Affirmative Action.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan perbandingan tersebut adalah teori partisipasi politik, teori partai politik, teori gender dan teori ffirmative action. Teori partisipasi politik dan Teori partai politik digunakan untuk melihat dengan kuota 30% sudah menjadi acuan untuk para perempuan atau tidak dalam keikutsertaan mereka dalam semua proses di partai politik. Teori gender dan Teori Affirmative Action

digunakan untuk melihat pandangan partai Nasdem dan PKS terhadap gender khususnya posisi perempuan dalam partai. Kemudian akan dilihat kesempatan para perempuan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mengenai perempuan yang semua partai politik memberikan kesempatan untuk kader perempuan tetap memperjuangkan kesetaraan gender dan penghapusan tindakan diskriminasi terhadap perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan metode deskriptif yangbersifat dalam penelitian komparatif karena adanya perbedaan karakteristik dengan cara membandingkan variable satu dengan variable lain. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik snowball sampling dan juga menggunakan survey data-data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang


(3)

didukung oleh interview guide (panduan wawancara). Adapun yang menjadi unit analisi dan informan dalam penelitian ini adalah Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara serta pengurus DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara dan Ketua DPD PKS Kabupaten Batubara dan para pengurus DPD PKS Kabupaten Batubara.


(4)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE

FATHIA HARSYAH (100906063)

COMPARISON OF THE POLITICAL PARTICIPATION OF WOMEN IN THE PARTY NASDEM AND THE PKS DISTRICT BATUBARA.

Content, 148 pages, 5tables, 24 books, 2 journals, 4 websites.

ABSTRACT

This study elaborates on the comparison of the political participation of women in the party and the prosperous Justice Party Nasdem District Batubara. Comparison of the political participation of women compared how will political participation of women on the party NasDem and PKS participated in the process of policy formulation and gender perspective from the view of the NasDem Party as the party of nationalist-based prosperous Justice Party and the nationalist Religious-nationalist-based as well as the NasDem Party and women's participation in the running of the PKS's policy regarding women and eliminate discrimination terhadapat women that is Affirmative Action. The theory used to explain the comparison theory is a Theory of political participation, political party, Gender Theory and Gender Affirmative Theory. The theory of political participation and political Theory is used to view the quota of 30% is already a reference to women or not in their participation in all political parties in the process. Gender theory and the theory of Affirmative Action is used to see the views of party Nasdem and the PKS to gender in particular the position of women in the party. Then the opportunity will see women to implement policies regarding women that all political party cadre of women provides an opportunity to keep fighting for gender equality and the Elimination of discrimination against women. The methods used in this research is descriptive Qualitative research methods in the study of comparative yangbersifat due to differences with how to compare one variable with another variable. Engineering data collection done by sampling and snowball techniques also used survey data collected with interview techniques supported by interview guide. As for the unit of analysis and the informants in this study is the Chairman of NasDem Batubara District Party DPD and DPD NasDem District Party Chairman of the Batubara and Batubara Counties and PKS DPD the DPD PKS Batubara District.


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan panitia penguji skripsi Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Nama : Fathia Harsyah NIM : 100906063

Judul : Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem dan PKS Kabupaten Batubara.

Dilaksanakan pada: Hari : Jumat Tanggal : 2 Mei 2014 Pukul : 09.00-11.00 WIB

Tempat : Ruang Sidang FISIP USU

Majelis Penguji : Ketua :

Nama Warjio, Ph.D ( )

NIP 197408062006041003

Penguji Utama :

Nama Drs. Ahmad Taufan Damanik, M.A ( )

NIP 196506291988031001

Penguji :

Nama Indra Fauzan, S.HI, M.Soc.Sc ( )


(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh Nama : Fathia Harsyah

NIM : 100906063 Departemen : Ilmu Politik

Judul : Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem dan PKS Kabupaten Batubara.

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik, Dosen Pembimbing,

Dra. T. Irmayani, M.Si Ahmad Taufan Damanik, MA NIP. 196806301994032001 NIP. 196506291988031001

Mengetahui: Dekan FISIP USU,

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(7)

Karya ini dipersembahkan untuk

Ayahanda dan Ibunda Tercinta


(8)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Batubara”. Skripsi ini diajukan guna memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata satu (S1) Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Alhamdulillah, atas syukur kepada Allah SWT, penulis diberikan rahmat berupa kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan studi ini berupa penulisan Skripsi. Sholawat dan salam penulis juga disampaikan kepada Nabi Muhammad AW beserta para sahabatnya, semoga para pengikutnya mendapatkan syafaat di akhir zaman.

Skripsi ini menjelaskan tentang perbandingan partisipasi politik perempuan yaitu pada Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara. Partisipasi politik perempuan memberikan kesan tersendiri terhadap perpolitikan di Indonesia karena politik dikenal masyarakat luas adalah lahan untuk laki-laki. Sehingga Kuota 30% diharapakan menjadi cerminan para perempuan untuk ikutserta dalam proses politik. Partisipasi politik perempuan yang belum dapat dikatakan tinggi menjadi suatu kajian penting sehingga penulis akan melihat bagaimana partisipasi perempuan dalam proses perumusan kebijakan serta partisiapsi para perempuan untuk tetap melaksanakan kebiajkan mengenai perempuan agar tetap mengedepankan kesetaraan gender. Penulis berharap saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini sehingga lebih bermanfaat bagi peneliti selanjutnya. Karena penulis menyadari dengan keterbatasan waktu dan dana maka penelitian ini masih belum memuaskan.


(9)

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, Ayahanda tercinta Eri Supriadi M Syah dan Ibunda tercinta Nurazizah Samosir S.Pd, Abang tersayang Rahmad Nazra’in,S.T, Kakak-Kakak tersayang Riza Rosari Harsyah ,Amd dan Fauziah Harsyah S.Pd, M.Pd adik tersayang Faradilla Harsyah, yang telah memberikan banyak bantuan, doa dan semangat kepada penulis serta Sopian Ependi Manalu, S.IP yang telah perhatian, kasih sayang serta motivasi kepada penulis semoga Allah membalas semua kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda.

Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

2. Ibu Dra. T. Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

3. Bapak Ahmad Taufan Damanik, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan berupa masukan dan kritik yang membangun selama penulisan skripsi ini;

4. Dosen dan Staf pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara;

5. Staf Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara; khususnya kak Emma dan Kak Dian yang memberikan bantuan serta motivasi dalam proses skripsi dan dalam proses pendidikan di FISIP USU.

6. Bapak Irianto Mahmud SE selaku ketua DPD Partai Nasdem kabupaten Batubara dan pengurus serta kader Partai Nasdem kabupaten Batubara yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi yang sangat diperlukan;


(10)

7. Bapak Ahmad Hadian Kardiadinata, S.Pdi selaku ketua DPD PKS dan Ibu Sri Prihatini S.Pd ketua Bidang Perempuan PKS Kabupaten Batubara serta pengurus,kader PKS kabupaten Batubara yang telah meluangkan waktu dan memberikan bantuan informasi yang dibutuhkan penulis;

8. Teman-teman seperjuangan Departemen Ilmu Politik stambuk 2010 yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya penulis mendapatkan banyak pengalaman selama menjalani perkuliahan;

9. Sahabat-sahabat di Icons (Arimbi, Bira, Cino, Mia, Lana dan Putri) Keluarga 18 Juta (Weny, Hanny, Amoy, Uty, Oji, dan Meva) dan Batubara BerjayaKu Tersayang (Maria, Susi, Vika, Damel dan Ayu) yang menjadi tempat berbagi, mendapatkan banyak inspirasi dan memberikan arti apa itu persahabatan kepada penulis.

10.Sahabat seperjuangan dalam proses pendidikan mulai TK sampai sekarang, bersama kalian diVoodoo Serta Mbak putri, Icha dan Dina yang sudah lebih 10 tahun bersama telah menjadi tempat berbagi diluar kuliah dan selalu memberikan motivasi kepada penulis.

Medan, April 2014

Fathia Harsyah 100906063


(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iv

Halaman Pengesahan ... v

Halaman Persetujuan ... vi

Lembar Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel dan Gambar ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 9

1.3Batasan Masalah ... 10

1.4Tujuan Penelitian ... 11

1.5Signifikansi Penelitian ... 12

1.6Kerangka Teori... 13

1.6.1 Partisipasi Politik dan Partisipasi ... 13

1.6.2 Partai Politik ... 17

1.6.3 Teori Gender ... 21

1.6.4 Affirmative Action ... 22

1.7 Metodologi Penelitian ... 24


(12)

1.7.2 Lokasi Penelitian ... 26

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ... 26

1.7.4 Teknik Analisa Data ... 28

1.8 Sistematika Penulisan ... 28

BAB II PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KABUPATEN BATUBARA 2.1Sejarah Singkat Partai Nasdem ... 31

2.2Visi dan Misi Partai Nasdem ... 33

2.3 Program Aksi Partai Nasdem ... 35

2.4Prinsip Perjuangan Partai ... 37

2.5Tujuan dan Fungsi Partai Nasdem ... 38

2.6Partai Nasdem di Kabupaten Batubara ... 41

2.7Sejarah Berdirinya Partai Keadilan Sejahtera ... 48

2.8Visi dan Misi Partai Keadilan Sejahtera ... 49

2.9Prinsip Kebijakan Partai Keadilan Sejahtera ... 50

2.10 Paradigma Partai Keadilan Sejahtera ... 55

2.11 Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara ... 59

2.12 Struktur Organisasi Partai Keadilan Sejahtera ... 60

2.13 Rekrutmen Kader Perempuan ... 67

2.14 Rekrutmen Kader Perempuan Partai Nasdem ... 68

2.15 Rekrutmen Kader Perempuan Partai Keadilan Sejahtera... 70

BAB III PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJATERA DI KABUPATEN BATUBARA 3.1Partisipasi Perempuan dalam Politik ... 76


(13)

A. Partisipasi Politik Perempuan dalam Perumusan Kebijakan di Partai

Nasdem di Kabupaten Batubara ... 78

B. Partisipasi Politik Perempuan dalam Perumusan Kebijakan di Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara ... 84

3.2Pandangan mengenai Perspektif Gender ... 91

A. Pandangan Partai Nasdem mengenai Perspektif Gender ... 91

B. Pandangan Partai Keadilan Sejahtera mengenai Pespektif Gender ... 95

3.3 Affirmative Action ... .99

A. Affirmative Action di Partai Nasdem Kabupaten Batubara ... .99

B. Affirmative Action di PKS Kabupaten Batubara ... 107

3.4 Perumusan Kebijakan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera ... 130

A.Proses Perumusan Kebijakan Partai Nasdem Kabupaten Batubara ... 130

B. Proses PerumusanKebijakan PKS Kabupaten Batubara ... 131

3.5 Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan dalam Perumusan Kebijakan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera ... 133

3.6 Perbandingan Perspektif Gender di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera ... 134

3.7 Perbandingan Affirmative Action Partai Nasdem dan PKS ... 137

BAB IV PENUTUP 4.1Kesimpulan ... 141

4.2Saran ... 146

DAFTAR PUSTAKA ... 147

Daftar Lampiran:

Lampiran 1. Pedoman Wawancara Dengan Pengurus Partai NasDem Kabupaten Batubara


(14)

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Dengan Pengurus PKS Kabupaten Batubara

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Profil Pengurus Perempuan dan Garnita Malahayati Partai NasDem

Kabupaten Batubara ... 44 Tabel 2.2 Deputi Peningkatan Kapasitas Kader Perempuan Gerakan Muslimah DPD PKS Kabupaten Batubara ... 64 Tabel 2.3 Profil Pengurus dan Kader-kader Perempuan dalam Bidang Perempuan dan Gerakan Muslimah Partai Keadilan Sejahtera ... 65 Tabel 2.4 Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan Dalam Perumusan

Kebijakan ... 133 Tabel 2.5 Perbandingan Affirmative Action Partai Nasdem dan PKS ... 137


(15)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FATHIA HARSYAH (100906063)

PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARTAI NASDEM DAN PKS KABUPATEN BATUBARA.

Rincian isi Skripsi , 148 halaman, 5 tabel,24 buku, 2 jurnal, 4 situs internet.

ABSTRAK

Penelitian ini menguraikan tentang perbandingan partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara. Perbandingan partisipasi politik perempuan akan membandingakan bagaimana partisipasi politik perempuan pada Partai NasDem dan PKS ikut dalam proses perumusan kebijakan dan pandangan mengenai perspektif gender dari Partai NasDem sebagai partai yang berbasis Nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera yang berbasis nasionalis Religius serta para partisipasi perempuan Partai NasDem dan PKS dalam menjalankan kebijakan mengenai perempuan dan menghapuskan tindakan diskriminasi terhadapat perempuan yaitu Affirmative Action.

Teori yang digunakan untuk menjelaskan perbandingan tersebut adalah teori partisipasi politik, teori partai politik, teori gender dan teori ffirmative action. Teori partisipasi politik dan Teori partai politik digunakan untuk melihat dengan kuota 30% sudah menjadi acuan untuk para perempuan atau tidak dalam keikutsertaan mereka dalam semua proses di partai politik. Teori gender dan Teori Affirmative Action

digunakan untuk melihat pandangan partai Nasdem dan PKS terhadap gender khususnya posisi perempuan dalam partai. Kemudian akan dilihat kesempatan para perempuan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mengenai perempuan yang semua partai politik memberikan kesempatan untuk kader perempuan tetap memperjuangkan kesetaraan gender dan penghapusan tindakan diskriminasi terhadap perempuan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan metode deskriptif yangbersifat dalam penelitian komparatif karena adanya perbedaan karakteristik dengan cara membandingkan variable satu dengan variable lain. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik snowball sampling dan juga menggunakan survey data-data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang


(16)

didukung oleh interview guide (panduan wawancara). Adapun yang menjadi unit analisi dan informan dalam penelitian ini adalah Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara serta pengurus DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara dan Ketua DPD PKS Kabupaten Batubara dan para pengurus DPD PKS Kabupaten Batubara.


(17)

UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTEMENT OF POLITICAL SCIENCE

FATHIA HARSYAH (100906063)

COMPARISON OF THE POLITICAL PARTICIPATION OF WOMEN IN THE PARTY NASDEM AND THE PKS DISTRICT BATUBARA.

Content, 148 pages, 5tables, 24 books, 2 journals, 4 websites.

ABSTRACT

This study elaborates on the comparison of the political participation of women in the party and the prosperous Justice Party Nasdem District Batubara. Comparison of the political participation of women compared how will political participation of women on the party NasDem and PKS participated in the process of policy formulation and gender perspective from the view of the NasDem Party as the party of nationalist-based prosperous Justice Party and the nationalist Religious-nationalist-based as well as the NasDem Party and women's participation in the running of the PKS's policy regarding women and eliminate discrimination terhadapat women that is Affirmative Action. The theory used to explain the comparison theory is a Theory of political participation, political party, Gender Theory and Gender Affirmative Theory. The theory of political participation and political Theory is used to view the quota of 30% is already a reference to women or not in their participation in all political parties in the process. Gender theory and the theory of Affirmative Action is used to see the views of party Nasdem and the PKS to gender in particular the position of women in the party. Then the opportunity will see women to implement policies regarding women that all political party cadre of women provides an opportunity to keep fighting for gender equality and the Elimination of discrimination against women. The methods used in this research is descriptive Qualitative research methods in the study of comparative yangbersifat due to differences with how to compare one variable with another variable. Engineering data collection done by sampling and snowball techniques also used survey data collected with interview techniques supported by interview guide. As for the unit of analysis and the informants in this study is the Chairman of NasDem Batubara District Party DPD and DPD NasDem District Party Chairman of the Batubara and Batubara Counties and PKS DPD the DPD PKS Batubara District.


(18)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemilihan umum secara langsung pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada tahun 2004 yaitu pada pemilihan Presiden. Dengan adanya pemilihan secara langsung Pemilu Legislatif yang memilih Partai Politik dan anggota Legislatif (DPR,DPD dan MPR) memberikan warna tersendiri untuk perkembangan politik di Indonesia. Selain digunakannya sistem pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya di Indonesia, pemilu juga memberikan sejarah baru bagi perjuangan gerakan perempuan untuk mencapai kesetaraan dalam politik yaitu sesuai dengan undang – undang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD No.12 tahun 2003 pasal 65 ayat 1 yang menyebutkan: “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan calon anggota DPR dan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota setiap daerah pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%”1

Keberhasilan memasukkan 30% perempuan dalam lembaga politik formal merupakan suatu proses perjuangan dalam bentuk upaya Affimative action

.

2

1

Undang-undang Politik 2003 No.12 tentang Pemilu. Bandung; Pondok Edukasi. hal. 61

untuk

2

Affirmative action sering diartikan sebagai tindakan proaktif untuk menghapuskan diskriminasi yang berbasiskan gender atau ras. Konsep ini juga merujuk pada tindakan posited. Adapun dalam praktek pelaksanaannya bisa dilakukan secara sukarela maupun kewajiban (mandatory). Affirmative action menurut Susan D. Clayton, diartikan sebagai langkah untuk mengupayakan kemajuan dalam hal kesetaraan kesempatan, yang lebih bersifat substantive dan bukannya formalitas, bagi kelompok-kelompok tertentu seperti kaum perempuan atau minoritas kesukuan yan saat ini kurang terwakili


(19)

mendongkrak kualitas perempuan tampil di panggung politik dan mempunyai posisi seimbang dengan laki-laki di partai politik serta merubah paradigma politik di Indonesia. Kuota 30% ini juga dapat dilihat dari realitasnya pada pemilihan umum tahun 2004. Dimana perempuan harus sadar bahwa ketika mereka tidak perduli kepada politik, mereka telah menggantungkan hidup kepada keputusan Negara yang diputuskan oleh laki-laki atau perempuan yang belum sensitif mengenai gender. Sehingga melalui kuota 30% diharapkan bisa mewujudkan partisipasi politik perempuan pada lembaga formal yang akan membuat keputusan politik, diharapkan kondisi dan posisi perempuan menjadi lebih baik, mempunyai posisi yang baik di Dewan Perwakilan Rakyat dan bisa mewarnai pada garis kebijakan partai politik sehingga perempuan di Indonesia bisa melawan kondisi, sistem sosial masyarakat, sistem politik dan secara perlahan-lahan menghapus diskriminasi pada perempuan dalam kehidupan budaya patriarki3

Berdasarkan sensus Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah penduduk perempuan diseluruh Indonesia mencapai 49,65%

.

4

diposisi-posisi yang menentukan dimasyarakat dengan cara eksplisit mempertimbangkan karakter khusus jenis kelamin, rasa tau kesukuan yang selama ini menjadi dasar terjadinya diskriminasi.

dan angka ini akan terus beranjak

3

Budaya Patriarki adalah sebagai sebuah sistem otoritas yang berdasarkan kekuasaan laki-laki, sitem yang mengejewantah melalui institusi-institusi sosial , politik, ekonomi. Patriarki menggambarkan dominasi laki atas perempuan dan anak –anak dalam keluarga dan berlanjut pada dominasi laki-laki dalam ruang lingkup kemasyarakatan lainnya. Patriarki didefenisikan bahwa laki-laki-laki-laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam segala bidang, Budaya patriarki adalah tatanan nilai-nilai yang di anut suatu masyarakat yang timpang, yakni berdasarkan kosep superioritas laki-laki dan inferioritas peremppuan yang menempatkan laki0laki lebih berkuasa disbanding perempuan.

4

pada 1 November 2013 pukul 17.21


(20)

naik. Secara garis besar terlihat adanya tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan kesetaraan perempuan dalam perpolitikan Indonesia dan tantangan itu lebih besar dari faktor eksternal meliputi : Pertama, dominasi budaya patriarki di Indonesia. Sebagian besar suku bangsa di Indonesia menganut sistem sosial dan budaya patriarki. Padahal, untuk mengubah pola pikir yang bias gender butuh proses yang lama. Kedua,

kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mendukung kaum perempuan Pasca reformasi, iklim kebebasan berekspresi di Indonesia mendapat jaminan penuh dalam sistem pemerintahan demokratis. Tetapi jabatan-jabatan politik lebih banyak di isi oleh kaum laki-laki. Hal ini lah yang mendorong gerakan-gerakan perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya. Ketiga, tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan masih berlangsung yang tidak hanya terjadi di kalangan orang yang berpendidikan rendah, bahkan dikalangan terdidik pun, diskriminasi tetap bisa terjadi.

Keempat, situasi serta kondisi keadilan dan kesetaraan gender masih dalam harapan.

Kelima, sistem politik dan aturan kepartaian yang lebih berpihak kepada kader partai laki-laki. Keenam, hambatan psikologis, yaitu adanya anggapan politik bukalah untuk perempuan karena dengan definisi politik secara maskulin bahwa politik itu power dan keras seperti itulah kebanyakan perempuan enggan masuk ke dalam dunia politik.

Hal yang wajib menjadi agenda perjuangan politik perempuan dalam mencapai kesetaraan perempuan dalam politik adalah bagaimana perempuan bisa memberikan pengaruh pada panggung politik dengan pendekatan kelembutan,


(21)

merubah situasi konflik menjadi agenda perjuangan, merubah kompetisi menjadi kerjasama dan selalu mendengarkan keluhan rakyat dan pendapat rakyat dengan keibuannya. Termasuk juga tetap kritis terhadap pimpinan atau politikus perempuan yang memang tidak berkualifikasi demi memperjuangkan kepentingan rakyat khususnya kaum perempuan.

Dalam perpolitikan di Indonesia saat ini peningkatan jumlah representasi perempuan dalam lembaga perwakilan dapat dilakukan melalui dua jalur, yakni partai politik ataupun utusan golongan, dan dari kedua jalur tersebut maka jalur partai politik merupakan jalur paling efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah keterwakilan perempuan secara signifikan dimana partai politik merupakan salah satu organisasi politik yang secara sah dapat mengikuti pemilihan umum atau pemilu. Keterwakilan perempuan dalam lembaga formal ditentukan oleh basis yang sudah mereka dapat dan hasil mereka dididik dalam partai serta prosedur pemilihan calon melalui partai politik dengan sistem kepartaian yang memiliki peran progresif untuk kepentingan perempuan. Sebagaimana yang terdapat dalam UU No. 31 Tahun 2002 Pasal 7 ayat 5 tentang Partai Politik menyatakan bahwa “ Partai Politik sebagai sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender”5

5

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik Pasal 7 ayat 5. Pondok Edukasi. Bantul; hal. 6

. Dalam UU Nomor 31 Tahun 2002 pasal 13 ayat 3 menyatakan bahwa “Kepengurusan partai politik disetiap tingkatan dipilih secara demokratis melalui forum musyawarah partai


(22)

politik sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender”6

Partai politik membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan. Karena melalui partai politik dapat diwujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab dan memperjuangkan kepentingan umum serta mencegah tindakan pemerintah yang sewenang-wenang. Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, dan memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi kepemimpinan politik secara damai

.

7

Partai NasDem sebagai partai baru yang hadir didalam perpolitikan Indonesia yang secara resmi lolos verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan

. Indonesia sebagai Negara penganut paham demokrasi tentunya tidak terlepas dari peran penting yang dilakukan oleh partai politik dalam mengakomodir sistem politik. Di Indonesia ada berbagai banyak partai politik yang sudah lama melintang diperpolitikan Indonesia baik di dalam struktur pemerintahan pusat maupun didalam struktur pemerintahan wilayah atau daerah-daerah yang ada di Indonesia dan juga ada partai politik yang baru muncul tetapi berusaha memberikan harapan baru untuk Indonesia dan siap bersaing dengan partai-partai politik yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.

6

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 13 ayat 3. Pondok Edukasi. Bantul; hal.9

7

T.May.Rudy.2003.Pengantar Ilmu Politik Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya. Bandung: Refika Aditama Hal.87


(23)

Kementerian Hukum dan HAM, yang berarti Partai Nasional Demokrat berhak ikut dalam Pemilu tahun 2014. Partai Nasional Demokrat menjadi sebuah harapan baru ditengah keputus-asaan serta ketidak-percayaan masyarakat terhadap partai politik yang sudah ada. Menumbuhkan harapan bahwa kesejahteraan di negara kaya raya itu adalah keniscayaan jika saja tak ada yang bergeser dari sebuah ketetapan yang menjadi cita-cita bersama para Founding Father. Gerakan Perubahan adalah salah satu tagline dari partai ini, yang dimana istilah restorasi menjadi tujuan utama yaitu bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki kondisi (Negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Gerakan Restorasi yang di usung Partai Nasdem meletakkan tujuan dan citacita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat Indonesia sebagai senjata materialnya. Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.

Partai Nasdem sebagai partai baru telah menampilkan perkembangannya dari segi anggota, dimana anggotanya hadir di seluruh wilayah Indonesia kini sudah mencapai seluruh provinsi, kabupaten atau kota, dan bahkan sudah menyentuh wilayah kecamatan sampai desa. Sebagai partai baru, ini merupakan perkembangan yang lebih positif, yang tentunya membuat saya tertarik ingin meneliti bagaimana


(24)

partai baru ini membangun institusionalisasi partainya. Partai Nasdem hadir dengan misi perubahan, salah satunya ditandai dengan pembentukan Garnita (Garda Wanita) Malahayati Partai Nasdem yang merupakan perpanjangan tangan dari partai Nasdem. Perempuan mempunyai peran yang luar biasa untuk ikut membangun Indonesia dan perempuan membutuhkan suatu wadah untuk membuat posisi mereka setara dengan laki-laki. Untuk itu, Partai Nasdem memiliki wadah dalam mengoptimalkan peran wanita melalui Garnita Malahayati Partai Nasdem. Garnita Malahayati Partai Nasdem ini sebagai sarana bagi perempuan – perempuan di Indonesia agar dapat lebih mengembangkan diri, khususnya dalam berpolitik. Tujuan utama dibentuknya Garnita ini awalnya sejak ormas Nasdem yang menjadi partai politik yang intinya untuk kesetaraan dan keterwakilan secara proposional bagi kaum perempuan8

Partai Keadilan (PK) merupakan cikal bakal lahirnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berasimilasi pada 20 April 2002. PKS hadir sebagai sebuah partai politik yang tampilannya berbeda dibandingkan partai politik yang ada. Dalam . Oleh karena itu, Partai Nasdem memfokuskan kesetaraan gender itu bukan hanya

flikservice tetapi kepada aplikasi nyata yang akan memberikan dampak positif bagi para perempuan yang mempunyai keinginan untuk berpartisipasi baik dalam hal politik, ekonomi dan budaya. Gerakan pemuda wanita malahayati partai Nasdem ini ada di setiap provinsi, kabupaten/kota di seluruh Indonesia.


(25)

sepak terjangnya sebagai partai politik, PKS tidak hanya mengedepankan aspek politik tetapi juga menjadikan moral agama sebagai basis gerakannya. Sehingga tidak jarang PKS dijuluki sebagai partai dakwah atau partai politik yang tampilannya lebih dirasakan sebagai gerakan dakwah. Tidak dapat dipungkiri lahirnya PKS juga berasal dari gerakan dakwah par amahasiswa dan mahasiswi di kampus-kampus. Gerakan dakwah para aktivis kampus dikenal dengan Gerakan Tarbiyah. Ciri khas Gerakan Tarbiyah ini adalah membentuk halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) kecil dengan lima hingga 12 orang.

PKS sebagai Partai Dakwah akan berjuang secara konstitusional, baik dalam lingkup kultural maupun struktural, dengan memaksimalkan peran berpolitiknya demi terwujudnya Masyarakat Madani dalam bingkai NKRI. Caranya, dengan mempercepat realisasi target PKS dari “partai kader” menjadi “partai kader berbasis massa yang kokoh”, agar dapat memberdayakan komponen mayoritas bangsa Indonesia, yaitu kalangan perempuan, generasi muda, petani, buruh, nelayan dan pedagang. Melalui musyarakah (partisipasi politik) yang aktif seperti itu akan hadir pemimpin negeri serta wakil rakyat yang betul-betul bersih, peduli dan profesional, sehingga bangsa dan rakyat Indonesia dapat menikmati karunia Allah berwujud NKRI yang maju dan makmur. Partisipasi politik secara sinergis dapat merealisasikan tugas ibadah, fungsi khalifah dan memakmurkan kehidupan, sehingga tampil


(26)

kekuatan baru untuk membangun Indonesia menjadi negeri yang relijius, sejahtera, aman, adil, berdaulat dan bermartabat.

PKS merupakan partai kader dan para kader- kader perempuan PKS mempunyai militansi yang kuat dalam penggalangan massa. Mereka dikenal ulet dan tangguh dalam mengenalkan misi dan program partai di masyarakat. Terbukti dari adanya gerakan muslimah yang merupakan perpanjangantangan dari gerakan perempuan PKS dan para kader perempuan PKS ikutserta dalam menjalanjakan program - program partai dan khususnya untuk program atau kebijakan mengenai perempuan yang biasa disebut dengan program sahabat keluarga yang memfokuskan kepada perempuan-perempuan atau ibu-ibu serta anak-anak diseluruh Indonesia9. Dari uraian yang telah dipaparkan diatas peneliti memiliki ketertarikan untuk membahas mengenai Partisipasi perempuan dalam proses perumusan dan menjalankan kebijakan mengenai perempuan dengan terbentuknya gerakan-gerakan yang sudah dibentuk oleh Partai Nasdem (Nasional Demokrat) sebagai partai baru yang berbasis nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebagai partai yang tidak baru lagi dengan bertransformasi menjadi berkonsep Nasionalis Religius untuk menyongsong pemilihan umum 2014 di Indonesia dan peneliti tertarik meneliti Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara.


(27)

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan perlu untuk diteliti. Perumusan masalah merupakan suatu usaha yang menyatakan pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari jalan pemecahannya atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah dan pembatasan masalah10.

Maka pada penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Partisipasi perempuan dalam proses perumusan dan menjalankan kebijakan mengenai perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Batubara.

Dari masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan menjawab masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara dalam proses perumusan kebijakan mengenai perempuan ?

2. Bagaimana Perbandingan Pandangan mengenai perspektif gender Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara ?

10


(28)

3. Bagaimana Perbandingan Affirmative Action di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan Masalah ini berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang masuk ke dalam penelitian dan faktor mana saja yang tidak termasuk kedalam ruang penelitian serta agar hasil penelitian yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan yang ingin di capai, yaitu suatu karya tulis yang sistematis dan tidak melebar.

Hal utama dalam penelitian ini adalah Partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara, dengan fokus kajian pada perbandingan partisipasi poloitk perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara.

Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Partisipasi politik perempuan dalam proses perumusan kebijakan mengenai perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara.

2. Pandangan mengenai perspektif gender Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara.


(29)

3. Gerakan perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera dalam menjalanakan kebijakan mengenai perempuan sebagai bentuk upaya dari

Affirmative Action di Kabupaten Batubara.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara dalam perumusan kebijakan mengenai perempuan.

2. Untuk memahami pandangan mengenai perspektif gender dari partai Nasdem sebagai partai baru dengan berbasis nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai yang tidak baru dengan berbasis religius dan untuk menghadapi pemilihan umum tahun 2014 Partai keadilan sejahtera bertransformasi menjadi partai berkonsep Nasionalis Religius di Kabupaten Batubara.

3. Untuk melihat perbandingan partisipasi kader –kader perempuan ikut serta memperjuangkan kesetaraan gender dalam bentuk gerakan perempuan yang dibentuk di Partai Nadsem yaitu Garnita Malahayati dan di Partai Keadilan Sejahtera yaitu gerakan Muslimah yang dibentuk oleh Bidang Perempuan DPP PKS yang memfokuskan kepada para ibu-ibu dan anak-anak.


(30)

1) Peneliti mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan baru bagi peneliti sendiri.

2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan mengenai partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara.

3) Penelitian ini sekiranya dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu politik dan menjadi referensi/kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.

F. Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep11

11

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi.1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta; LP3ES.hal.37 . Teori meliputi penyampaian pandangan dan pemikiran yang memberikan pentunjuk. Dalam bentuk yang sederhana. Teori adalah serangkaian generalisasi yang tersusun sistematis secara lebih spesifik dan terdapat


(31)

prinsip-prinsip koheren (logis, saling berkaitan) mengenai sesuatu objek yang diteliti atau ditelaah12

Adapun kerangka teori yang menjadi landasan berfikir penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

.

F.1 Partisipasi Politik dan Partisipasi Politik Perempuan

Partisipasi politik merupakan suatu konsep yang sudah popular dalam ilmu politik. Namun demikian penggunaaannya sering bermacam-macam sehingga menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda-beda dan sering dikatakan bahwa partisipasi politik sama dengan melakukan kegiatan-kegiatan politik dengan tujuan mempengaruhi proses-proses perumusan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan pemerintah. Istilah partisipasi, berkaitan dengan analisa politik modern di negara-negara dunia ketiga atau ada kaitannya dengan perkembangan politik di negara-negara-negar aberkembang. maka dalam konteks ini, istilah partisipasi yang diambil dari bahasa inggris, “Participation” yang secara umum dapat diartikan sebagai keikutsertaan warga negara secara aktif dalam aktivitas –aktivitas tertentu. Partisipasi politik ialah kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan dengan kegiatan antara lain, mengajukan tuntutan, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan

12


(32)

koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum melalui partai politik atau kelompok-kelompok yang menekankan tentang proses berjalannya kebijakan pemerintah, serta ikut dalam memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum13. Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam sistem demokrasi. Asumsi yang mendasari demokrasi dan partisipasi adalah orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya adalah orang itu sendiri14

Dari beberapa konsep dan pengertian tentang partisispasi diatas, dapat dilihat bahwa konsep dan pengertian tentang partisipasi politik tersebut sedemikian luasnya. Hampir dapat dikatakan melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Tommi Legowo merumuskan pengertian partisiapsi politik sebagai suatu kegiatan dari warga negara yang secara sengaja maupun dengan tidak sengaja yang berkaitan erat dengan kebijakan – kebijakan sistem politik atau pemerintah dan hal iini dapat dilakukan baik secara individual maupun secara berkelompok secara spontan maupun secara dimobilisasi legal maupun illegal sifatnya

.

15

Samuel P Huntington & Joan M.Nelson mengatakan bahwa partisipasi politik itu adalah “ kegiatan warga negara yangbertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksudkan sebagai yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah dan partisipasi politik juga bisa bersifat universal atau kolektif, terorganisir ataupun secara spontan, secara damai, kekerasan, legal, dan illegal. (Participation may be

.

13

Ramlan Surbakti.2010.Memahami Ilmu Politik.Jakarta; Grasindo. hal.151

14

Ramlan Surbakti, Ibid, hal. 179-180

15


(33)

individual or collective, organized or spontances, suntained or sporadic, peaceful or violet, legal or illegal, effective or ineffective)”16

Perjuangan perempuan dalam memperjuangkan kuantitas dan kualitas perempuan dapat dilihat dari bagaimana perempuan dapat memiliki kepekaan dan komitmen untuk mewujudkan kesetaraan, pembedayaan, keadilan serta keikutsertaan perempuan dalam menyumbangkan pemikiran terhadap permasalahan politik yang sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan perempuan harus ikut dalam pengambilan kebijakan :

.

1. Perempuan merupakan separuh dari penduduk dunia sehingga secara demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Dimana sesuai dalam demokrasi, pandangan kelompok-kelompok yang berbeda jenis harus diterima dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan.

2. Partisipasi perempuan diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan bagi kaum perempuan dalam menghadapi diskriminasi di bidang hukum,kehidupan sosial, pekerjaan serta mencegah eksploitasi terhadap perempuan.

3. Partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan politik dapat berpengaruh pada pengambilan keputusan politik yang mengutamakan kedamaian setiap warga negara.

16


(34)

4. Dalam lembaga-lembaga politik formal keterwakilan perempuan akan membuat perempuan lebih berdaya untuk terlibat dalam meningkatkan efektifitas kebijakan anggaran yang bersifat kepentingan bersama dengan rakyat.

Pada UUD 1945 pasal 28 mengatakan pengakuan Hak Asasi bagi setiap warga negaranya adalah sama. Setiap warga negara baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada batasan. Sehingga hak politik perempuan ditetapkan melalui instrumen hukum dengan berbagai konvensi yang menjamin hak-hak dalam perpolitikan tersebut. Hak-hak perpolitikan perempuan dibuktikan dengan telah diratifikasinya konvensi PBB yang menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut ;

1. Perempuan berhak dalam memberikan suara dalam semua pemilihan dengan syarat-syarat yang sama bagi laki-laki, tanpa suatu diskriminasi. 2. Perempuan berhak untuk dipilih bagi semua badan yang telah dipilih

secara umum, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama dengan laki-laki dan tanpa diskriminasi.


(35)

3. Perempuan berhak untuk memegang jabatan publik dan menjalankan semua fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama dengan laki-laki17

F.2Partai Politik

.

Partai Politik merupakan wadah bagi warga negara untuk turut serta berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah sangat akrab dengan kita terlebih pada saat menjelang pemilihan umum. Partai politik baru ada di negara modern dan usia partai politik itu sendiri lebih muda dari organisasi negara. Partai politik sebagai kekuatan politik adalah suatu gejala baru bagi semua negara di dunia ini, dalam artian bahwa umurnya tidak setua umum peradaban manusia. Menurut catatan para ahli pada tahun 1950-an, hampir semua

nation-state di dunia sudah memiliki partai politik. Partai politik dalam artian modern adalah sebagai salah satu organisasi masa yang berusaha untuk mempengaruhi proses politik, merombak kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin serta penambahan anggota. Di Indonesia partai politik lahir ketika didirikan Sarikat Islam pada tanggal 10 September 1912 oleh H. Oemar Said Tjokrominoto18

17

Romany Sihite.2007. Perempuan, Kesetaraan, Keadilan, Suatu Tinjauan Berwawasan Gender.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.hal. 155-157

.

18


(36)

Dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1, Partai politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui pemilihan umum19. Partai politik artinya suatu organisasi yang berorientasi kepada pencapaian legitimasi kekuasaan atas pemerintahan melalui proses pemilihan umum. Syaibani mendefenisikan partai politik sebagai suatu kelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang mempersatukan dan dimotivasi oleh ideology tertentu serta berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintah melalui pemilu20. Menurut Miriam Budiarjo partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuan kelompok adalah memperoleh dan berebut kedudukan politik dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan – kebijaksanaan mereka21

Menurut Carl J. Friedrich yang dikutip oleh Miriam Budiarjo mengatakan bahwa : Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini,memberikan

.

19

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1. Pondok Edukasi. Bantul; hal.3

20

Sulistyowati.2006. Perempuan Dan Hukum, Dalam Teks Representase Dan Padangan , Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, hal.349

21


(37)

kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil ( A political,party is a group of human beings, stably organized with the objective of securing or maintining for its leaders the control of a government, with the further objective og giving to members of the party, through such control ideal and material benefits and advantages)22

Dalam pandangan Benyamin Constan istilah partai berarti bagian atau pihak yang berada dalam masyarakat dimanapun secara alamiah terdapat pengelompokan-pengelompokan, salah satu pengelompokan masyarakat yang didasarkan atas paham dan ideologi dalam bentuk doktrin. Untuk memberikan batasan pengertian partai politik, Constans juga mengatakan “ A Party is a group of men professing the same political doctrine”

.

23

. Selain itu, Raymond Gartfiend juga mengatakan bahwa partai politik terdiri dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang tertindak sebagai suatu kesatuan politik24

22

Miriam Budiardjo. Ibid. hal 404

. Menurut David E. Apter mengenai partai politik ialah partai politik merupakan perantara tunggal terpenting untuk politik, daya saing, tawar menawar, dan negosiasi. Partai memungkinkan para politisi tetap dekat dengan publik disatu pihak dan menjadi sesuatu yang berlainan bagi sejumlah besar orang. Sebaliknya, ketika memperoleh jabatan, para politisi diharapkan mampu berdiri di atas berbagai kepentingan publik yang lebih umum. jelaslah bahwa

23

Miriam Budiadjo.1998.Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor. hal.16

24

Widagdo, H. B.1999.Managemen Pemasaran Partai Politik Era Reformasi, Jakarta: PT. Gramedia.hal.206


(38)

sebagian politisi bertindak seperti itu dan sebagian yang lain tidak, tetapi semua itu merupakan bagian permainan partai25

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan suatu organisasi yang berusaha menghimpun kekuatan dan dukungan rakyat dan berusaha menempatkan anggotanya yang berkualitas untuk menjadi wakil dari partainya dalam mengendalikan kekuasaan dan pemerintahan yang sedang berjalan demi kebaikan warga negara dan juga partai. Dimana Partai politik juga sebagai organisasi yang memerlukan anggota dalam menjalankan setiap program-program yang disusun berdasarkan ideology partainya, sebagai kelanjutan dari fungsi utama partai politik yang mencari anggota yang berkualitas dalam mencari serta mempertahankan kekuasaan

.

26

Di jelaskan lebih dalam oleh David E. Apter bahwa partai dan politisinya baik yang ada dalam tubuh partai maupun ketika memperoleh jabatan haruslah meletakkan kepentingan publik di posisi lebih utama, tetapi hal ini jarang didapatkan, sehingga memberikan kesan negatif bagi partai politik itu sendiri yang dimana partai apabila telah memperoleh jabatan atau kekuasaan yang dimilikinya melalui para polisinya melupakan kepentingan publik (kepentingan nasional) sebagai kepentingan utama.

.

25

Efriza. 2012.Political Explore-Sebuah kajian Ilmu Politik. Bandung; Alfabeta. Hal.214

26


(39)

Terdapat banyak pengertian mengenai partai politik, dan dari berbagai pengertian partai politik membuahkan tiga prinsip dasar dari partai politik yaitu27

1. Partai sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan untuk membangun kekuatan mayoritas. Partai yang dibentuk atas dasar koalisi biasa di dalamnya terdapat faksi-faksi. Kehadiran faksifaksi dalam partai sering mengacaukan kesatuan partai karena satu sama lain berusaha menjadi dominan dalam partai. Ketidakcocokan dalam partai terutama muncul dalam hal penetapan atas perjuangan, program, kepengurusan organisasi dan pencalonan kandidat.

:

2. Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis danberkelanjutan partai politik harus diorganisasi. Partai harus dibina dan dibesarkan sehingga mampu menarik dan menjadi wadah perjuangan, dan representasi dari sejumlah orang atau kelompok. Tugasnya mencalonkan anggota untuk pemilu dengan label partai. Mengambil bagian dalam pemilu, mengajukan calon yang disepakati, mengumpul dana, dan membuat isu propaganda dalam kampanye. Untuk itu partai politik melakukan mobilisasi kepada anggota-anggotanya untuk loyal kepada partai.

3. Partai sebagai pembuat kebijakan, partai politik juga berbeda dari kelompok sosial lainnya dalam hal pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung

27

Prof. Hafied Cangara, M.Sc,Ph.D.Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi.Jakarta;RajaGrafido.hal 66


(40)

secara konkret para calon yang mereka ajukan untuk untuk menduduki jabatan-jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk memengaruhi atau mengangkat petugas atau karyawan dalam lingkup kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh dalam pengambilan kebijakan di jabatan yang mendapat pengaruhnya.

F.3 Teori Gender

Gender adalah perbedaan peran, perilaku, tingkah laki-laki dan perempuan oleh budaya masyarakat melalui interprestasi terhadap perbedaan biologis laki-laki dan perempuan. Gender juga merupakan suatu wacana yang menjadi perhatian masyarakat sehingga ada suatu gerakan untuk mencapai kesetaraan laki-laki dan perempuan. Disatu sisi hubungan gender menjadi persoalan tersendiri karena persoalan emansipasi wanita yang masih belum bisa mendapat posisi yang sepenuhnya bisa diterima.

Ann Oaekley seorang sosiolog dari Inggris yang pertama sekali membedakan kosep gender yaitu antara seks dan gender. Perbedaan seks berarti perbedaan atas dari ciri-ciri biologis yang menyangkut prokreasi (menyusui, hamil, melahirkan dan menyusui). Perbedaan gender adalah perbedaan simbolis atau sosial yang berpangkal pada perbedaan seks tetapi tidak selalu identik dengannya. Dalam khasanah ilmu –


(41)

ilmu sosial, istilah gender diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-perbedaan anatara perempuan dan laki-laki tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Jadi, rumusan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang merupakan konstruksi dan terbentuknya masyarakat secara sosial, ekonomi, dan politik28

F.4 Affirmative action

.Di Indonesia kesetaraan gender sudah mulai dirasakan sejak emansipasi yang dicita-citakan oleh salah satu pahlawan perempuan Indonesia yaitu Raden Ajeng Kartini sedikit banyak telah melahirkan perubahan-perubahan pada aspek kehidupan perempuan Indonesia dan dengan adanya Undang-Undang untuk memasukkan perempuan kedalam lembaga politik formal semakin akan terlihat perjuangan keadilan terhadap gender.

Pada awalnya, affirmative action dirancang sebagai respon atas kondisi ekonomi kelompok tertentu di Amerika Serikat. Tujuannya adalah memperbaiki posisi serta kedudukan ekonomi perempuan atau kelompok kulit berwarna, yang terjadi akibat kebijakan dan diskriminasi yang berlaku. Affirmative Action secara umum diartikan sebagai tindakan proaktif untuk mengahpuskan diskriminasi yang berbasiskan gender atau ras. Konsep ini merujuk pada tindakan positif yang dilakukan untuk memperbaiki dampak perlakuan diskriminatid terhadap

kelompok-28

Leo Agustino.2007. Politik Ilmu Politik: Sebuah bahasan memahami ilmu politik.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.hal. 227


(42)

kelompok tersebut yang terjadi dimasa lalu. Penerapan kebijakan ini disertai dengan penetapan jangka waktu serta pemantauan untuk melihat kemajuan yang dicapai.

Affirmative Action didefenisikan sebagai langkah untuk mengupayakan kemajuan dalam kesadaran dalam hal kesetaraan kesempatan, yang lebih bersifat subtantif dan bukan hanya formalitas, maka bagi kelompok-kelompok tertentu seperti kaum perempuan atau minoritas kesukuan, yang saat ini kurang terwakili di posisi-posisi yang menentukan di masyarakat, dengan cara mempertimbangkan karakter khusus jenis kelamin atau kesukuan, yang selama ini menjadi dasar terjadinya diskriminasi di masyarakat29

29

Ani Widyani Soetjipto. Affirmative Action untuk Perempuan di Parlemen, Panduan Parlemen di Indonesia. Yayasan API. Hal 226-227

. Affirmative Action dianggap sebagai tindakan ampuh untuk meningkatkan representasi perempuan di lembaga-lembaga formal yang telah dilalukan banyak negara di dunia. Berbagai Studi menunjukkan, keterlibatan perempuan dalam kehidupan politik akan membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Jumlah perempuan yang masuk ke dalam institusi – institusi pengambilan keputusan yang akan membantu menciptakan pergeseran cara pandang dalam menyelesaikan masalah politik tidak hanya mengenai perempuan tetapi dalam banyak bidang, misalnya dengan mengutamakan perdamaian dan cara-cara mengurangi kemudian mencegah kekerasna yang sering terjadi di masyarakat. Selain itu, keterlibatan perempuan juga dapat memberikan manfaat dalam kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengadopsi kebutuhan


(43)

perempuan, seperti isu kesehatan reproduksi, kesejahteraan keluarga, kepedulian terhadap anak, kelompok usia lanjut dan tuna daksa, serta isu kekerasan seksual.

Affirmative Action mempunyai dua sasaran yaitu sebagai berikut;

1. Memberi dampak positif kepada suatu institusi agar lebih dapat memahami sekaligus mengeliminasi berbagai bentuk rasisme dan seksisme di tempat kerja ataupun di masyarakat.

2. Agar institusi tersebut mampu mencegah terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender dan kesukuan.

G. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sebagaimana ajaran mengenai cara-cara yang digunakan dalam memproses penelitian30

G.1 Jenis Penelitian

. Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan.

Penelitian perbandingan partisipasi politik perempuan di partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara menggunakan metode kualitatif. Dengan metode kualitatif, selain untuk mengungkap dan memahami sesuatu hal yang

30


(44)

baru dan sedikit diketahui, metode kualitatif juga akan memberikan rincian tentang suatu fenomena yang sulit diungkap oleh penelitian kuantitatif31

Menurut Bogdan dan Biklen salah satu kateristik penelitian kualitatif yang memberikan perbedaan yang sangat nyata dengan penelitian kuantitatif adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dimana data-data yang dibutuhkan pada umumnya berbentuk kata yang dapat menggambarkan dan bukan angka-angka

.

32

31

Ansem Strauss dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teorisasi Data,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal.5.

atau kata lain penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan secara sistematik, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek tertentu dengan menggunakan survey data-data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang didukukng oleh interview guide (panduan wawancara) yang dapat mempelajari masalah-masalah di masyarakat atau suatu organisai dalam situasi tertentu untuk menjelaskan norma dan standar serta fenomena yang ada atau sedang tumbuh dalam organisasi tersebut. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif tergolong juga ke dalam penelitian komparatif yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban mendasar tentang perbedaan karaterisktik dengan cara membandingkan variabel satu dengan variable lain dan akan metodologi penelitian ini akan digunakan pada penelitian Perbandingan partisipasi politik perempuan dalam proses perumusan dan menjalankan kebijakan mengenai perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Batubara.

32


(45)

G.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di :

• Kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem di Jalan lintas Sumatera No 6,Kel. Lima Puluh Kota, Kab. Batubara.

• Kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera di Desa Pare-pare Kabupaten Batubara.

G.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari langsung dari lapangan. Dilakukan dengan metode wawancara dilakukan dengan responden yang diperoleh melalui teknik snowball sampling. Artinya peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada satu pihak dalam subkelompok untuk mengidentifikasikan pihak lain yang memahami topik penelitian ini33

33

Lisa Harrison.2009. Metode Penelitian Politik. Jakarta; Prenada Media Group. hal.25

. Peneliti akan menggunakan metode wawancara secara langsung, peneliti bertemu dengan responden yang memiliki hubungan langsung dengan topik dalam penelitian ini dan melaksanakan teknik wawancara terbuka, secara lisan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut yang tidak diketahui narasumber.


(46)

Hal-hal yang ini diketahui ditanyakan peneliti dan responden memberikan jawaban secara lisan kepada peneliti. Pihak-pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah :

1. Bapak Irianto (Ketua Umum DPD Partai NasDem Kabupaten Batuabara).

2. Ibu Zaitun ( Ketua Bidang Perempuan DPD Partai NasDem Kabupaten Batubara).

3. Ibu Rusti, SKM (Ketua Garnita Malahayati Partaia Nasdem Kabupaten Batubara)

4. Anggota-anggota dan khususnya para Anggota perempuan Partai Nasional Demokrat kabupaten Batubara.

5. Bapak Ahmad Hadian Kardiadinata S.Pdi (Ketua Umum DPD PKS Kabupaten Batuabara).

6. Sri Prihatini S.Pd (Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Kabupaten Batubara).

7. Anggota-anggota dan khususnya para anggota perempuan PKS kabupaten Batubara

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Data diperoleh dari literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, jurnal,


(47)

artikel, makalah, undang-undang, peraturan-peraturan, internet serta sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi mengenai judul penelitian.

G.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa data kualitatif. Analisa data kualitatif memberikan hasil penelitian untuk memperoleh gambaran terhadap proses yang diteliti dan juga menganalisis makna yang ada dibalik informasi, data dan proses tersebut34

H. Sistematika Penulisan

. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data-data primer dan data-data sekunder. Metode ini sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa hasil wawancara dari para narasumber maupun data-data tertulis. Data hasil wawancara akan diuraikan melalui petikan wawancara dengan masing-masing informan. Setelah data-data primer dan data-data sekunder terkumpul kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data secara deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan yakni data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan. Hal ini penting dilakukan agar diperoleh kejelasan atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

34

Burhan Bungin. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, hal.153.


(48)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah apa dan mengapa penulis tertarik untuk mengangkat masalah partisipasi politik perempuan, terdapat juga mengenai perumusan masalah, pembatasan masala, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka dasar teoritis yang menjadi acuan penulis dalam penulisan penelitian ini, metodologi penelitian serta sistematika penulisannya.

BAB II PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Bab ini akan membahas profil Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara, profil Kabupaten Batubara serta profil anggota-anggota perempuan Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara.

BAB III PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK

PEREMPUAN DI PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJATERA DI KABUPATEN BATUBARA


(49)

Bab ini membahas secara garis besar hasil dari penelitian sekeligus menganalisis data yang diperoleh untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian, yang berisi tentang kesimpulan dan implikasi teoritis.


(50)

BAB II

PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KABUPATEN BATUBARA

2.1Sejarah Singkat Partai Nasdem

Partai Nasdem merupakan partai baru yang secara resmi lolos verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang nantinya akan ikut bertarung dalam pemilu 2014. Partai Nasdem sendiri dideklarasikan kelahirannya pada tanggal 26 Juli 2011 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Deklarasi Partai Nasdem hanyalah salah satu tahapan dari serangkaian proses panjang perjalanan partai. Guna mendapatkan status resmi sebagai Partai Politik yang berhak mengikuti rangkaian proses pemilu pada tahun 2014, Partai Nasdem didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak-hak Asasi Manusia pada bulan Maret 2011. Kelahiran Partai Nasdem tidak bisa lepas dari visi dan misi utama yaitu menggalang Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia35

Senin, 7 Januari 2013 merupakan hari yang mendebarkan bagi Partai NasDem. Pasalnya, hari itu KPU mengumumkan hasil verifikasi faktual dan menyatakan Partai Nasdem lolos dalam memenuhi persyaratan verifikasi faktual

.

35

Buku Pegangan Partai Nasdem, Jakarta : Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem, 2011, hlm. 11.


(51)

tingkat pusat sebagaimana diatur dalam UU Pemilu Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Pemilu. Partai Nasdem memenuhi semua syarat verifikasi faktual di seluruh provinsi, dengan bukti-bukti, antara lain:

1. Memiliki kepengurusan seperti Ketua, Bendahara, dan Sekretaris Jenderal.

2. Memiliki lebih dari 30% anggota perempuan.

3. Memiliki kantor yang digunakan sampai akhir Pemilu 2014.

Partai Nasdem adalah satu-satunya partai baru yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014 dan itu berarti Partai Nasdem berhak mengikuti pemilu untuk pertama kalinya pada tahun 2014. Keputusan KPU meloloskan Partai Nasdem merupakan hasil dari rapat pleno terbuka yang digelar di Gedung KPU Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin 7 Januari 2013. Rapat pleno dihadiri Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), perwakilan KPU tingkat provinsi se-Indonesia, dan pemantau Pemilu. Partai NasDem membuat sejarah dengan mendapatkan nomor urut 1 sebagai peserta Pemilu 2014. Dengan telah ditetapkannya nomor urut partai peserta Pemilu 2014, maka Partai Nasdem yang bernomor urut 1 siap mengikuti Pemilu 2014 untuk satu tekad mewujudkan gerakan perubahan melalui Restorasi Indonesia.

Pada Kongres Pertama Partai Nasdem yang digelar pada 25 hingga 26 Januari 2013 di Jakarta menjadi tonggak sejarah perjalanan Partai NasDem.


(52)

Berbagai keputusan penting dikeluarkan dalam kongres ini. Salah satu di antaranya ialah memilih dan menetapkan Surya Paloh sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem periode 2013-2018. Keputusan tersebut diambil pada sidang pleno pertama tanggal 25 Januari 2013 sekitar pukul 23.00 WIB. Seluruh 33 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), 497 Dewan Pimpinan Daerah (DPD), dan empat organisasi sayap (Gerakan Massa Buruh, Liga Mahasiswa, Badan Avokasi Hukum, dan Petani NasDem), bersatu suara mempercayakan Surya Paloh menjadi nakhoda Partai Nasdem selama lima tahun36

2.2Visi Dan Misi Partai Nasdem

.

Kelahiran Partai Nasdem bukanlah semata-mata hadir dalam percaturan kekuasaan dan pergesekan kepentingan. Partai Nasdem terjun ke politik untuk suatu tujuan yang mulia. Partai Nasdem memasuki gelanggang politik untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Maka Partai Nasdem memiliki visi :

2.2.1 Memantapkan eksistensi negara. 2.2.2 Memperkuat persatuan bangsa. 2.2.3 Meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2.2.4 Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 2.2.5 Mendorong keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

36


(53)

Partai Nasdem adalah sebuah gerakan perubahan yang didasari oleh kenyataan bahwa kehidupan seperti yang dicita-citakan oleh Proklamasi 1945 yang belum terwujud hingga saat ini. Partai Nasdem bertujuan untuk menggalang kesadaran dan kekuatan masyarakat untuk melakukan Gerakan Perubahan untuk Restorasi Indonesia. Restorasi Indonesia adalah gerakan mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan. Maka misi yang diemban oleh Partai Nasdem adalah37

A. Membangun Politik Demokratis Berkeadilan.

:

Membangun Politik Demokratis Berkeadilan berarti menciptakan tata ulang demokrasi yang membuka partisipasi politik rakyat dengan cara membuka akses masyarakat secara keseluruhan. Mengembangkan model pendidikan kewarganegaraan untuk memperkuat karakter bangsa, serta melakukan perubahan menuju efisiensi sistem pemilihan umum. Memantapkan reformasi birokrasi untuk menciptakan sistem pelayanan masyarakat. Melakukan reformasi hukum dengan menjadikan konstitusi UUD 1945 sebagai kontrak politik kebangsaan.

B. Menciptakan Demokrasi Ekonomi.

Melalui tatanan demokrasi ekonomi maka akan tercipta partisipasi dan akses masyarakat dalam kehidupan ekonomi negara, termasuk di dalamnya distribusi

37


(54)

ekonomi yang adil dan merata yang akan berujung pada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam mewujudkan cita-cita yang dijunjung tinggi oleh Partai Nasdem ini maka perlu untuk mendorong penciptaan lapangan kerja, sistem jaminan sosial nasional, penguatan industri nasional, serta mendorong kemandirian ekonomi di level lokal.

C. Menjadikan Budaya Gotong Royong sebagai karakter bangsa.

Dalam mewujudkan misi ini, maka sistem yang menjamin terlaksananya sistem pendidikan nasional yang terstruktur dan menjamin hak memperoleh pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan yang menciptakan solidaritas dan soliditas nasional, sehingga seluruh rakyat Indonesia merasakan cita rasa sebagai sebuah bangsa dan menjadikan gotong royong sebagai amalan hidup keseharian. Kebudayaan ini akan membantu menciptakan karakter bangsa yang bermartabat dan dapat menopang kesiapan Negara dalam berkehidupan global.

2.3 Program Aksi Partai Nasdem

Partai Nasdem memprioritaskan programnya pada 3 (tiga) bidang, yaitu basis pertanian yang kuat, ekonomi maritim yang terpadu, dan Indonesia yang terhubung dari ujung Timur sampai Barat melalui Trans Indonesia (infrastruktur). Program


(55)

prioritas ini dicanangkan sebagai jawaban Indonesia yangberdaulat, mandiri, dan sejahtera. Pelaksanaan program dilakukan sebagai berikut38

a. Membangun infrastruktur jalan tol bebas biaya yang bernama Trans Indonesia untuk membangun persatuan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Membuka akses desa-desa terpencil untuk memiliki akses langsung ke kota-kota dalam memajukan perekonomian rakyat. Melanjutkan cita-cita Bung Karno membangun jembatan Selat Sunda dan Selat Bali.

:

b. Menggiatkan industri terpadu dalam pengolahan hasil pertanian dan kelautan untuk mendukung pengembangan ekonomi maritim dan pertanian.

1. Menurunkan bunga pinjaman bank untuk bantuan modal para pelaku ekonomi kecil di bidang pertaniandan maritim.

2. Mengembalikan peran pemerintahan secara total dalam pemasaran produk- produk pertanian, kelautan, dan industri kecil dalam negeri, sehingga petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil tidak perlu kebingungan dengan spekulasi harga yang berubah-ubah.

3. Membangun kemandirian industri pangankhusus dalam padi, jagung, kedelai, dan tebu.

4. Membudidayakan produk lokal seperti sagu, umbi-umbian,sayur-sayuran, dan buah-buahan.

38


(56)

5. Menjadikan ketahanan pangan sebagai kepentingan bangsa yang utama.

Program aksi ini akan dijalankan dengan cara mengkonsolidasikan penggerak-penggerak ekonomi pertanian dan kelautan menjadi bagian dari kader- kadernya. Selain itu, Partai Nasdem juga akan mengerahkan segenap sumber dayanya untuk melakukan penelitian, dukungan tenaga maupun bantuan permodalan untuk melakukan berbaga inovasi pengembangan ekonomi maritim dan pertanian yang akan menjadi pilar perekonomian nasional. Partai Nasdem akan membuka seluas-luasnya keterlibatan rakyat dalam program-program partai melalui partisipasi secara sukarela dalam berbagai kegiatan kemanusiaan, pengembangan ekonomi maupun pendidikan politik yang dilakukan oleh partai. Untuk itu, Partai Nasdem menganjurkan segenap warga untuk mendaftarkan diri sebagai anggota Partai Nasdem dengan cara mengambil formulir keanggotaan dari kantor-kantor kepengurusan Partai Nasdem setempat. Selain itu, kepengurusan Partai Nasdem di setiap tingkat juga akan pro-aktif berkomunikasi untuk menjalankan dan menampung setiap partisipasi anggota dan masyarakat secara luas. Aksi partai ini bertujuan untuk memberi manfaat kepada seluruh rakyat Indonesia. Setiap program aksi akan disusun berdasarkan aspirasi masyarakat luas. Program aksi ini akan dilakukan dengan melibatkan masyarakat luas dan ditujukan untuk masyarakat luas itu sendiri.

2.4 Prinsip Perjuangan Partai


(57)

Indonesia. Restorasi adalah gerakan untuk mengembalikan Pancasila sebagai jatidiri negara bangsa sebagai dasar kehidupan bersama. Restorasi Indonesia perubahan pola pikir masyarakat Indonesia dari kepura-puraan menjadi keterusterangan. Gagasan ini bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki kondisi (negara, bangsa, dan masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam pembukaan UUD1945. Istilah ini populer sejak Restorasi Meiji di Jepang yang merupakan jawaban bangsa Jepang terhadap demoralisasi dan liberalisasi agar bangsa Jepang tidak kehilangan karakter negara-bangsanya dan maju menjadi bangsa yang maju. Gerakan Restorasi Indonesia meletakkan tujuan dan cita-cita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat Indonesia sebagai senjata materialnya39

Restorasi ini sangat dibutuhkan oleh bangsa ini karena kehidupan nasional Indonesia saat ini sudah berada pada titik nadir yang mengkhawatirkan. Reformasi 1998 sebagai tonggak ikhtiar demokratisasi Indonesia, ternyata menyisakan kekecewaan banyak orang. Demokrasi menjadi rutinitas suksesi kekuasaan tanpa memunculkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas, visioner,dan layak diteladani. Neoliberalisme begitu mantap mencengkram ekonomi Indonesia, sementara jatidiri sebagai orang Indonesia pun semakin tercerabut. Program restorasi Indonesia akan dimulai dari merestorasi negara-bangsa yang berupa upaya membangun keteladanan kepemimpinan, membangun karakter gotong royong sesuai dengan dasar negara dan membangun kepercayaan rakyat terhadap institusi negara. Kedua, restorasi kehidupan rakyat yang

.

39


(58)

berupa upaya membangun gerakan arus bawah atas prakarsa rakyat, yang membawa nilai-nilai kebajikan, kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan budaya lokal, dan etos kerja yang produktif. Ketiga, restorasi dalam kebijakan internasional yang berupa upaya membangun keseimbangan yang baru dalam tata dunia yang diharapkan lebih adil, damai dan menjaga kelestarian alam semesta.

2.5Tujuan Dan Fungsi Partai Nasdem

Partai Nasdem bertujuan mewujudkan masyarakat yang demokratis, berkeadilan, dan berkedaulatan. Dengan semangat kebangsaan partai berfungsi sebagai untuk :

1. Memperkuat kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Mewujudkan negara kesejahteraan sesuai mandat konsistusi.

3. Mengembangkan kehidupan politik kebangsaan yang demokratis, partisipatif, dan beradab.

4. Menciptakan tatanan perekonomian dengan prinsip demokrasi ekonomi. 5. Menegakkan keadilan sosial dan kedaulatan hukum

6. Memenuhi hak asasi manusia dan hak warga negara Indonesia

7. Mengembangkan kepribadian bangsa yang luhur dan kehidupan sosial-budaya yang egaliter berdasarkan prinsip Bhineka Tunggal Ika.


(59)

Dewan Pembina Partai, Dewan Pimpinan Pusat. Struktur partai terdiri dari: Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Susunan Struktur Partai Nasdem sebagai berikut:

1. Dewan Pimpinan Daerah

Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Dewan Pembina Daerah dan Dewan Pimpinan Daerah yang meliputi Ketua Umum, Sekertaris, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan Partai.

a. Dewan Pembina Daerah

Dewan pembina daerah memiliki fungsi : Memberikan pandangan dan pendapat kepada Partai dalam hal program-program, strategi dan penguatan eksistensi Partai.

b. Dewan Pimpinan Daerah

Dewan pimpinan daerah memiliki tugas sebagai berikut :

• Menyusun program dan anggaran tahunan daerah dan untuk lembaga lembaga di bawahnya untuk kemudian disahkan menjadi program Partai. Melalui koordinasi dengan Dewan Pimpinan Wilayah, berwenang menerima sumbangan dan hibah.

• Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir.

• Menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten/Kota dan calon Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota.


(60)

• Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga-lembaga di bawahnya.

• Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung Partai.

• Mengesahkan kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting.

• Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Dewan Pimpinan Cabang dan lembaga terkait lainnya.

• Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Musyawarah Daerah dan keputusan Partai lainnya.

Partai Nasdem juga memiliki perangkat partai yaitu Badan Otonom: Badan Otonom adalah perangkat Partai yang berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Partai, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu dan merupakan basis massa serta sumber kader Partai di berbagai segmen dan atau lapisan sosial masyarakat tertentu.

2.6 Partai Nasdem Di Kabupaten Batubara

Partai Nasdem memiliki pimpinan pada tingkat daerah, khususnya Kabupaten Batubara dalam persiapan mengikuti proses verifikasi faktual oleh KPU Daerah Batu Bara, dengan membentuk kepengurusan di tingkat Kabupaten (Dewan Pimpinan Daerah), 7 Kecamatan (Dewan Pimpinan Cabang), dan 151 di tingkat Desa/Kelurahan (Dewan Pimpinan Ranting)40

40

Data Dpd Partai Nasdem Kabupaten Batubara

. Kepengurusan Partai Nasdem dalam dewan pimpinan daerah di Kabupaten Batubara telah terbentuk dengan jumlah


(61)

kepengurusan sebanyak 70 orang yang terdiri dari 17 orang ketua/wakil ketua, 8 orang sekretaris/wakil sekretaris dan bendahara/wakil bendahara serta 45 orang pengurus divisi/bidang. Selain itu Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Kabupaten Batubara juga membentuk Dewan Pertimbangan Daerah dengan jumlah pengurus 14 orang dan Dewan Pakar Daerah dengan jumlah pengurus 14 orang. Di tingkat kecamatan dibentuk 7 pengurus Dewan Pimpinan Cabang yaitu Kecamatan Medang deras, Sei Suka, Air Putih, Lima Puluh, Tanjung Tiram, Talawi dan Sei Balai dengan jumlah pengurus masing-masing 68 orang. Sementara kepengurusan Dewan Pimpinan Ranting di tingkat Desa/kelurahan masing-masing sebanyak 25 orang. Dengan total pengurus dan anggota lebih dari 400 terdiri dari 150 perempuan dan lebih dari 250 laki-laki.

Struktur Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem Kabupaten Batubara

Ketua : Irianto Mahmud, S.E

Wakil Ketua Bid Pemilu : Syarizal Manru

Wakil ketua Bid Keanggotaan & Kaderisasi : Badru Yahman Saragih Wakil ketua Bid Media dan Komunikasi : Erizaldi Piliang


(62)

Wakil Ketua Bid Pend Politik & Kebudayaan : Nurliana,S.Pd Wakil Ketua Bid Politik dan Pemerintahan : Mahdi Sulasto

Wakil Ketua Bid Hukum, Advokasi & HAM : Drs. Romulus Tindaon, SH Wakil Ketua Bid Otonomi Daerah : Bambang Novianto

Wakil Ketua Bid Pertania dan Maritim : Zulkarnain Wakil Ketua Bid Agama & Masy Adat : Sulaiman

Wakil Ketua Bid Hubungan Antara Daerah : Rosbon Sitinjak, SH

Wakil Ketua Bid Ekonomi : Mhd. Sazali

Wakil Ketua Bid Perempuan dan Anak : Dra. Tiulan Napitupulu Wakil Ketua Bid Olaraga dan Mahasiswa : Topan Irpan Lubis, S.Pd

Sekretaris : Amran, SH

Wakil Sek Bid Keanggotaan & Kaderisasi : Leo Nardo Barita Manurung Wakil Sek Bid Internal dan Kesekretariatan : Mhd. Nur’Azmi

Wakil Sekertaris Bidang Renlitbang : Eduard Manuhuruk, SH Wakil Sekertaris Bidang Eksternal : Hendry Novel

Bendahara : Ferry Sutrisno

Wakil Bendahara Bid Penggalangan Dana : Usman Wakil Bendahara Bidang Pengelolaan Aset :Nur Rezeki


(1)

Kesetaraan gender merupakan salah satu wacana yang menjadi perhatian masyarakat luas karena akan banyak mehasilkan perubahan-perubahan serta menjadi penyeimbang pandangan terhadap laki-laki dan perempuan. Hampir semua partai di Indonesia mengedepankan kesetaraan gender. Partai Nasdem sebagai partai baru yang berbasis nasionalis mencetuskan gerakan perubahan dapat menjadi partai yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik untuk Indonesia dalam sektor manapun dengan tetap mengedepankan kesetaraan gender. Partai Nasdem tidak membeda-bedakan antara perempuan dan laki-laki untuk mengisi jabatan di partai. Perempuan diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan fungsional kepartaian diantara menjabat sebagai ketua-ketua divisi. Partai Nasdem bersama kader perempuan menjadi pengurus ke dalam bidang-bidang perempuan untuk menghilangkan kekerasan terhadap perempuan dengan tindakan penghapusan diskriminasi.

Partai Keadilan Sejahtera yang berbasis nasionalis religious menyatakan diri sebagai partai dakwah memperjuangkan islam sebagai solusi dari kehidupan berbangsa dan bernegara. PKS menghargai hak-hak perempuan melalui pendekatan individu hingga keluarga. Pemberian fasilitas untuk memperjuangkan kepentingan perempuan karena perempuan merupakan aktor penting untuk menjalankan fungsi sosial yang memerlukan keterlibatan keluarga. PKS memberi dukungan kepada kader-kader perempuan dengan mencanangkan program peningkatan kapasitas dan penguatan identitas perempuan Indonesia sejati. Namun dalam kepengurusan inti kepartaian, partisipasi perempuan masih sangat minim. Perempuan PKS belum diberikan kesempatan untuk menduduki jabatan-jabatan strategis di tubuh partai.


(2)

Perempuan tetap menjadi posisi nomor dua dari kader laki-laki PKS oleh karena itu PKS konsisten memulikan perempuan. Namun dalam sebuah kekuasaan atau kepemimpinan, perempuan tidak bisa memimpin laki-laki merupakan pemimpin bagi perempuan sesuai dengan syariat Islam. Jika diuraikan menjadi kelemahan dan kelebihan dalam tiga topik besar dalam penelitian ini yaitu, Kelebihan untuk kedua partai atas partisipasi perempuan dalam perumusan kebijakan; Partai NasDem sebagai partai baru dapat melaksanakan program-program partai yang dirumuskan juga melalui proses sama seperti partai PKS yang juga memberikan kesempatan untuk kader-kader perempuan ikut serta dalam perumusan semua kebijakan partai termasuk kebijakan mengenai perempuan walaupun jumlah perempuan yang ikut dalam perumusan kebijakan berbeda. Dalam topik pandangan partai mengenai gender, kelebihan Partai Nasdem,terlihat bagaimana mereka memberikan tanggapan bahwa partai nasdem tidak ada membedakan hak kaum perempuan dengan laki-laki dengan istilah Partai NasDem menentang budaya Patriarkhi, Berbeda dengan Partai Nasdem, Pandangan PKS justru sebalikanya, sesuai dengan kodrat para kaum perempuan akan tetap menjadi penyeimbang dan laki-laki lah yang akan memegang kendali dari setiap kegiatan dan dengan tegas PKS setujua dengan budaya Patriarkhi. Topik terakhir yaitu Bagaimana Prtai Nasdem dan PKS menjalankan Affirmative Action disetiap kebijakan menganai perempuan. Partai Nasdem sebagai partai baru terlihat tidak memiliki banyak program-program mengenai perempuan sehingga tindakanyang dilakukan untuk penghapusan diskriminasi terhadap perempuan juga belum dapat dikatakan tepat sasaran. Disisi lain PKS yang termasuk partai yang mengutamakan pengkaderan secara sistematis dengan tujuan memberikan kader-kader yang tetap menjunjung tinggi visi-misi partai serta menjalankan setiap program sesuai dengan apa yang sudah diberikan oleh murabbi pada pelatihan-pelatihan yang dilakukan saat pengkaderan. Dengan prinsip memuliakan perempuan, PKS merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan mewujudkan terhapusnya tindakan-tindkan diskriminasi


(3)

terhadap perempuan dan sampai saat ini, perempuan PKS di Indonesia terkenal dengan kesolidan dan selalu siap bersaing dalam perpolitikan Indonesia.

Dalam akhir penutup ini penulis tidak hanya membahas mengenai Partai NasDem dean PKS, tetapi bagaimana kedudukan perempuan di seua partai politik di Indonesia yang menurut saya ketika perempuan memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam bidang politik di Indonesia tetap saya terlihat tidak adannya keseimbangan komposisi dianatar perempuan denganlaki-laki sekaligus ditambah oleh representasi masyarakat yang masih mengenai dengan budaya patriakhi sehingga tidak ada partai politik di Indoensia yang bisa menunjukkan bahwa mereka tidak bisa menetapkan bahwa perempuan juga memiliki hak yang sama untuk ikutserta dalam perpolitikan di Indonesia. menurut penulis jika penerapan kuota 30% tidak akan banyak memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterwakilan perempuan karena dapat dipahami jika jumlah partai politik peserta pemilu sedikit maka peluang terpilihnya calon perempuan akan sedikit karena perolehan kursi cenderung semakin banyak didapatkan oleh calon laki-laki yang diusung partai politik, tidak bisa dipungkiri dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang cenderung memilih calon laki-laki sehingga calon perempuan yang berkualitas tetap tidak bisa dipastikan untuk ikutserta atau berpartisipasi dalam perpolitikan Indonesia.

4.2 SARAN

Perlu adanya Upaya membangun kesadaran peran dan partisipasi politik perempuan di Kabupaten Batuabara secara sadar untuk melaksanakan tujuan-tujuan program partai secara maksimal. Perlu adanya upaya membangun kesadaran kritis dalam mempengaruhi serta mengontrol jalannya pemerintahan dengan menjalin komunikasi antara perempuan-perempuan aktif dengan menjadi wadah mempersatukan apresiasi dan meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik.


(4)

Partai NasDem dan PKS diharapkan meniingkatkan jumlah pejabat terpilih perempuan di tingkat nasional, provinsi dan lokal, kemudia dapat memastikan posisi-posisi strategis untuk perempuan dalam partai maupun pemerintahan kemudia tetap mengedepankan kesetaraan gender dalam pelaksanaan program-proram partai.

DAFTAR PUSTAKA

Agustino, Leo. 2007. Politik Ilmu Politik: Sebuahbahasan memahami ilmu politik.Yogyakarta: PT. Graha Ilmu.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Budiadjo, Miriam. 1998. Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor. Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana.

Cangara, Hafied . Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta;Raja Grafido

Chilcote. H Ronald. 2003. Teori Perbandingan Politik. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada.

Djony Edward. 2006. Efek Bola Salju Pks. Bandung; Harakatuna.

DPP PKS Departemen Kaderisasi. 2009, Kader Partai Keadilan Sejahtera. Bandung; Harakatuna.


(5)

H,B, Widagdo. 1999. Managemen Pemasaran Partai Politik Era Reformasi,

Jakarta: PT. Gramedia.

Harrison, Lisa. 2009. Metode Penelitian Politik. Jakarta; Prenada Media Group. Murniarti A. Nunuk Prasetyo, 2004. Getar Gender, perempuan Indoensia dalam

perspektif Agama, Budaya dan Kaluarga. Magelang: Indonesiatera. Rudy, T May. 2003. Pengantar Ilmu Politik Wawasan Pemikiran dan

Kegunaannya. Bandung: Refika Aditama.

Sihite, Romany. 2007. Perempuan, Kesetaraan, Keadilan, Suatu Tinjauan Berwawasan Gender. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Sitepu, P Anthonius. 2002. Sistem Politik Indonesia. Medan: Fisip USU. Sitepu, P Anthonius. 2012. Teori-Teori Politik. Yogyakarta; Graha Ilmu.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Effendi. 1995. metode penelitian survey. Jakarta; LP3ES.

Strauss, Ansem & Corbin, Juliet. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teorisasi Data,Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soetjipto, Ani Widyani. Affirmative Action untuk Perempuan di Parlemen,

Panduan Parlemen di Indonesia. Yayasan API.

Sulistyowati. 2006. Perempuan Dan Hukum, Dalam Teks Representase Dan Padangan , Jakarta; yayasan Obor Indonesia.

Surbakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta; Grasindo. Ulfiah, Ulfi, 2007. Perempuan di panggung Politik, Jakarta: Rahima

Usman, Husani & Purnomo. 2004. Metodologi Penelitian Sosial, Bandung: Bumi Aksara.

Warjio,Ph.D, 2013. Dilema Politik Pembangunan PKS Islam dan Konvensional,

Medan; Perdana Publishing. Jurnal :

Jurnal Perempuan, 2004. Kuota Perempuan dalam Parlemen, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan

Jurnal perempuan, 2004. Politik dan Keterwakilan Perempuan, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan


(6)

UU Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Partai Politik. UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum. Sumber Internet :

http://tabloidjubi.com/2013/05/22/dpd-garnita-malahayati-nas-dem-resmi-dilantik/ di akses pada 10 november 2013 pukul 14.20

http://www.pks.or.id/perempuan/ di akses pada 17 november 2013 pukul 11.08