Peran Kepemimpinan “Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen” Dalam Pengambilan Keputusan di Desa Sukajulu Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian
kualitatifyang bersifat deskriptif. Penelitian sosial dengan format deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai
situasi, berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat sebagai objek
penelitian (Bungin, 2007: 68). Sedangkan pendekatan kualitatif bertujuan untuk
memahami secara lebih mendalam permasalahan yang diteliti sehingga dapat
memberikan masukan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala dan
gambaran yang diteliti (Narbuko dan Acmadi, 2004: 44). Penelitian dengan
pendekatan kualitatif diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data, tulisan,
dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati dan juga untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe
Kabupaten Karo. Lokasi ini dipilih karena ketertarikan peneliti terhadap
keselarasan kepemimpinan Terpukdan kepala desa Sukajulu dalam mengambil
sebuah keputusan untuk kemajuan dan pembangunan desa.
3.3. Unit Analisis dan Informan
Dalam melakukan penelitian harus memiliki unit analisis (satuan tertentu

yang dapat dihitung sebagai subjek penelitian) dan informan yang menjadi sumber
informan dalam penelitian ini adalah:

26

Universitas Sumatera Utara

3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek
penelitian. Salah satu ciri atau karateristik dari penelitian sosial adalah
menggunakan “Unit Of Analisis”. Ada dua jumlah unit analisis yang lazim
digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial.
Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah
Pemerintahan Desa Sukajulu.
3.3.2. Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang aktual
dalam menjelaskan masalah penelitian. Informan dianggap sebagai orang yang
menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek
penelitian (Bungin, 2008:108).


Dalam pemilihan informan ini, peneliti

menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu penentuan informan tidak
didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan
tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang
menjadi informan sebagai sumber informasi untuk memperoleh data dari
penelitian ini adalah :
1.Informan Kunci, yakni Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen adalah
tokoh masyarakat Desa Sukajulu.
2. Informan Biasa, yakni Kepala Desa dan Perangkat Desa Sukajulu dan
masyarakat Desa Sukajulu.

27

Universitas Sumatera Utara

3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitianmelalui observasi dan wawancara, baik secara partisipasif maupun

wawancara mendalam, maka untuk mendapatkan data primer atau data utama
dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Observasi atau Pengamatanadalah menggunakan indera sebagai alat
untuk

melihat

kegiatan

keseharian

manusia

dalam

melakukan

aktifitasnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
penginderaan (Bungin, 2007:115). Dalam teknik observasi, peneliti

dapat mengetahui dengan cara melihat langsung serta ikut berpartisipasi
bagaimana dalam keseharian Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen,
Pemerintahan Desa Sukajulu dan masyarakat desa.
b. Wawancara Mendalam merupakan proses tanya jawab yang dilakukan
oleh peneliti kepada orang yang menjadi objek penelitian atau informan
yang dilakukan langsung yang berhubungan dengan masalah penelitian
dengan teknik bertanya bebas dan

berpedoman. Bertujuan untuk

memperoleh data dan informasi secara lengkap kehidupan sosial dan
objek masalah yang diteliti yaitu peran kepemimpinan dan peran
masyarakat Desa Sukajulu. Wawancara dilakukan berkali-kali dengan
membutuhkan waktu yang lamabersama informan di lokasi penelitian.
Untuk memudahkan pewawancara dalam melakukan tanggung jawab

28

Universitas Sumatera Utara


jangan lupa menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder agar
dapat menangkap informasi dengan aktual.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
penelitian atau sumber data lain ataupun instansi lain yang berkaitan dengan
penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan
dan pencatatan dokumen, yaitu pengumpulan data yang berasal dari buku-buku
yang sesuai dengan objek kajian penelitian. Dalam melaksanakan studi kasus,
peneliti melakukan penelusuran sumber-sumber tulisan seperti buku, majalah,
dokumentasi, jurnal, peraturan-peraturan, sumber elektronik, sumber online, dan
sebagainya. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai
teori-teori dan kajian yang berkaitan dengan penelitian tersebut.
3.5. Interpretasi Data
Bogdan dan Biklen (Moleong, 2006) menjelaskan interpretasi data
merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnyamenjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskan, mencari dan menemuka pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain. Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang diperoleh
dari setiap informasi baik pengamatan, wawancara atau catatan lapangan lainnya

yang kemudian ditelaah dan dipelajari. Pada tahap selanjutnya adalah penyusunan
data dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan. Kategori tersebut
berkaitan satu sama lain dan diinterpretasikan secara kualitatif. Interpretasi data
merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit data sesuai

29

Universitas Sumatera Utara

dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.
3.6. Keterbatasan Penelitian
Setiap orang memiliki banyak keterbatasan yang berbeda-beda, begitu
juga dengan peneliti yang memiliki banyak keterbatan dalam penelitian ini.
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor Internal, yaitu keterbatasan dari diri peneliti sendiri yaitu sedikitnya
literatur yang diperoleh peneliti, peneliti memiliki keterbatasan waktu dan
kemampuan sehingga kurang mengerti dengan baik bagaimana cara
menjabarkan permasalahan penelitian ke dalam teori. Dalam penelitian ini,
peneliti belum dapat mendeskripsikan secara mendalam mengenai masalah

yang diteliti sehingga analisis mengenai masalah tersebut belum
maksimal.
2. Faktor Eksternal, yaitu berupa kendala-kendala yang muncul dari luar diri
peneliti,

seperti

kendala

kurang

lengkapnya

dokumen-dokumen

pemerintahan desa berupa data pemerintahan terdahulu maupun tentang
sejarah desa. Hal ini membuat peneliti sedikit kesusahan dalam
mendeskripsikan kepemimpinan Desa Sukajulu dan ditemukannya
keseragaman pernyataan atau jawaban dari masyarakat Desa Sukajulu
terkait permasalahan yang ditanya peneliti.


30

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sukajulu yang berada di Kecamatan Barus
Jahe dengan luas wilayah ± 388 Ha. Desa Sukajulu terletak pada ketinggian 1200
meter dari permukaan laut. Terkait dengan administrasi pemerintahan, wilayah
Desa Sukajulu terbagi dalam wilayah Dusun yaitu Dusun I Sukajulu dan Dusun II
Tigajumpa. Desa Sukajulu berada ± 2 Km dari Kecamatan Barus Jahe, + 12 km
dari Kabupaten Karo, dan + 101 Km dari Provinsi Sumatera Utara. Desa Sukajulu
memiliki curah hujan rata-rata + 2000/3000 mm/tahun dan beriklim tropis dengan
suhu rata-rata harian adalah 20oC, suhu minimun 18oC dan suhu maksimum 35oC.
Desa Sukajulu merupakan salah satu dari 19 Desa di wilayah Kecamatan
Barusjahe dengan jarak sekitar 0.8 km kearah barat kota Kecamatan Barusjahe.
Luas Wilayah Sukajulu sekitar 276 Ha yang terdiri dari tanah sawah seluas 40 Ha
dan tanah bukan sawah terbagi antara pemukiman 30 Ha, tanah perladangan 200

Ha dan lahan prasaran umum lainnya 6 Ha. Dengan luas wilayah 276 ha atau 2,76
km2 sehingga kepadatan penduduk Desa Sukajulu yaitu 1045,06/km2.
4.1.1. Keadaan Geografi
Adapun batas-batas wilayah Desa Sukajulu ditinjau dari letaknya adalah
sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Paribun.
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Barus Jahe.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sukanalu.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kubu Colia.

31

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Gambaran Kependudukan
Data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Sukajulu didapat bahwa
jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak ±2019 jiwa dan jumlah Kepala
Keluarga (KK) 581 KK dengan perincian laki-laki sebanyak 966 jiwa dan
perempuan 1053 jiwa. Desa Sukajulu terus mengalami pertumbuhan penduduk,
Data Statistik Tahun 2015 penduduk Desa Sukajulu berjumlah 2.641 orang terdiri

dari 1.281 orang laki-laki dan 1.360 orang perempuan.
Tabel 4.1
Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sukajulu
Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pekerjaan
Laki-Laki
Petani
967
Buruh Bangunan/Tukang

3
PNS
10
Montir
2
Dokter Swasta
0
Pedagang
6
Pengacara
1
Pengobatan Tradisional
3
Pensiunan
1
Total
993
Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu Tahun 2016

Perempuan
983
3
16
0
1
6
0
0
3
1012

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk yang paling
banyak adalah petani yaitu 1950jiwa, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 26 jiwa,
pedagang sejumlah 12 jiwa, buruh bangunan sebanyak 6 jiwa dan sisanya montir,
dokter, pengacara dan bahkan pensiunan.
4.2.Interpretasi Data Penelitian
4.2.1. Sejarah Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen
Desa Sukajulu merupakan desa yang dipanteki (didirikan) oleh kelompok
marga Sitepu. Desa ini dibagi ke dalam delapan kelompok wilayah yang dikenal

32

Universitas Sumatera Utara

dengan istilah Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen. Inilah awal dari terbentuknya
terpuk di Desa Sukajulu, terpuk merupakan sebuah gelar kesukuan yang diberikan
kepada seseorang yang dianggap memahami dan mengetahui tentang keseluruhan
desa. Gelar ini diberikan secara turun temurun, jadi apabila terpuk meninggal
dunia, maka yang menjadi penggantinya adalah anak/cucu/cicit/keluarganya.
Orang yang mendapatkan gelar ini adalah orang yang bermarga Sitepu.
Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen yakni: Terpuk Sitepu Rumah Mbelin
yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok pemerintah (penghulu) dan
kelompok pengelola usaha pertanian (sikujuma). Demikian juga halnya dengan
Terpuk Sitepu Rumah Balai dan Terpuk Sitepu Rumah Sendi yang juga terbagi
dalam dua kelompok. Sementara Terpuk Sitepu Rumah Julun dan Terpuk Sitepu
Rumah Dalin Lau masing-masing terbagi dalam satu kelompok. Kedelapan terpuk
tersebut sampai saat ini masih dijadikan acuan atau pemimpin oleh seluruh
masyarakat batak karo di Desa Sukajulu dalam pembagian wilayah Desa dan bagi
masyarakat desa, mereka harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan pembangunan Desa Sukajulu. Hal ini sesuai dengan
yang diucapkan oleh Bapak Apolo Sitepu (terpuk sitepu rumah sendi):
“Setiap terpuk memiliki perannya masing-masing dek,
walaupun begitu masyarakat mempercayai semua terpuk
yang ada di desa ini dalam pengambilan keputusan untuk
pembangunan desa, karena mereka menganggap kami
layaknya sebagai pemimpin desa”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Jamson Sitepu (terpuk sitepu rumah
julun):
“Walaupun peran terpuk terbagi dua yaitu untuk menghadiri
rapat dan menangani masalah umum, tapi dalam
pengambilan keputusan untuk perkembangan desa, suara ke

33

Universitas Sumatera Utara

delapan terpuk tetap dibutuhkan oleh kepala desa dan
pemerintahan desa”.
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa, orang yang bergelar
terpuk di Desa Sukajulu bukan hanya dianggap paling memahami seluk beluk
desa dan masyarakat desa tapi juga mereka merupakan institusi sosial yang
memiliki peran dan tanggung jawab atas desa dan kepada masyarakat desa. Salah
satu peran terpuk adalah ikut andil dalam pengambilan keputusan di Desa
Sukajulu.
Terpuk telah diakui keberadaan sejak zaman penjajahan Belanda dan
dianggap sebagai pemimpin desa atau Kepala Desa karena pada masa penjajahan
belum ada perangkat atau pemerintah desa yg dibentuk oleh pemerintah pusat atau
pemerintah kota. Masing-masing terpuk di atas memiliki peran di masyarakat,
seperti Terpuk Sitepu Rumah Balai, Terpuk Sitepu Rumah Mbelin, Terpuk Sitepu
Rumah Sendi yang bertugas untuk menghadiri setiap rapat yang dilaksanakan oleh
pemerintah desa pada saat itu. Dan yang menjadi utusan untuk menghadiri setiap
rapat tersebut adalah salah satu dari dua pengurus ketiga Terpuk tersebut. Hal
tersebut sesuai dengan kata Telu Sada Kundulen yang berarti Tiga Dalam Satu
Tempat Duduk. Untuk mengatasi permasalahan umum di Desa Sukajulu yang
bertugas adalah keseluruhan Terpuk. Hal ini Sesuai dengan pernyataan Bapak
Siden Sitepu (Terpuk Sitepu Rumah Balai):
“Ya...bapak sebagai terpuk rumah balai memang bertugas
untuk menghadiri setiap rapat desa yang dilaksanakan oleh
kepala desa atau pemerintah Desa Sukajulu. Itu sudah
menjadi tugas terpuk rumah balai sedari dulu hingga
sekarang dek”.
Tidak jauh berbeda dengan penyataan Bapak Siden Sitepu, Nd. Vero br.
Manurung mengatakan:

34

Universitas Sumatera Utara

“Kalau dahulu dek, terpuk itu tugasnya banyak. Karena
semua hal tentang desa mereka yang mengatasinya. Tapi
karena sekarang ada kepala desa, tugas terpuk tidak terlalu
banyak tapi tetap penting keberadaannya karena mereka
adalah sejarah Desa Sukajulu, mereka tahu bagaimana desa
berkembang dari dahulu sampai sekarang”.
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa terpuk sebagai
pemerintahan desa pertama di Desa Sukajulu hingga saat ini tetap masih diingat
oleh masyarakat dan keberadaan terpuk dahulu dan sekarang di dalam masyarakat
masih sama, masih penting, masih dibutuhkan dan masih akan terus dilestarikan
karna sudah menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Sukajulu apalagi
mayoritas masyarakat desa bersuku batak karo.
4.2.2. ProfilTerpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen
Terpukmerupakan seseorang yang dipercaya oleh masyarakat untuk
melakukan sesuatu hal dan dijadikan pedoman dalam menjalankan desa serta
menjadi orang yang melestarikan kebudayaan dan adat istiadat suku batak karo.
Terpuk terbagi menjadi lima kelompok, kelompok tersebut dibentuk sesuai
dengan daerah atau wilayah tinggal si terpuk. Berikut adalah daftar nama-nama
delapan terpukdi Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo:
Tabel 4.2
Daftar Nama-Nama Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen
Terpuk
Terpuk Sitepu Rumah Mbelin

Nama
Pasti Sitepu
Hiskia Sitepu
Terpuk Sitepu Rumah Balai
Siden Sitepu
Perubahan Sitepu
Terpuk Sitepu Rumah Sendi
Bali Sitepu
Apolo Sitepu
Terpuk Sitepu Rumah Julun
Jamson Sitepu
Terpuk Sitepu Rumah Dalin Baik Sitepu
Lau

Pekerjaan
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Petani
Kepala Desa

35

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil Wawancara Penelitian
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat ada dua orang yang bergelar Terpuk Sitepu
Rumah Mbelin, Rumah Balai dan Rumah Sendi. Sedangkan orang yang bergelar
Terpuk Sitepu Rumah Julun dan Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lauada satu orang.
Seluruh terpuk merupakan keturunan dari kelompok marga Sitepu dan hampir
seluruh terpuk berprofesi sebagai Petani.
a. Terpuk Sitepu Rumah Mbelin
Terpuk Sitepu Rumah Mbelinmerupakan salah satu gelar yang dimiliki
seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa
Sukajulu. Terpuk ini dahulu bertugas untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemerintahan desa. Sedangkan sekarang, hanya bertugas untuk menghadiri rapat
yang diselenggarakan oleh pemerintahan desa. Dua orang yang merupakan Terpuk
Sitepu Rumah Mbelinadalah (a) Bapak Pasti Sitepu berusia 62 tahun bekerja
sebagai petani di Desa Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga
Terpuk Sitepu Rumah Mbelinyang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk
merupakan pemimpin yang sangat dikenang oleh masyarakat desa Sukajulu
karena terpuklah desa ini dapat berkembang sampai sekarang dan atas kerja keras
dan pengabdian mereka di masyarakat, masyarakat dapat hidup damai dan
tentram. Berikut yang diucapkan oleh Bapak Pasti Sitepu:
“Peran terpuk dalam pemerintahan Desa Sukajulu,
pengambilan keputusan dan pengabdian terpuk di
masyarakat sangat besar baik itu dalam hal umum ataupun
pemerintahan di Desa Sukajulu. Keberadaan terpuk sangat
berpengaruh karena terpuk bukan hanya legenda/sejarah,
bukan juga hanya sekedar pemimpin desa saja, tapi
keberadaannya yang sudah ada sejak masa penjajahan

36

Universitas Sumatera Utara

Belanda, sangat membuat masyarakat begitu menghargai
dan mempercayai terpuk”.

dan (b) Bapak HiskiaSitepu berusia 60 tahun bekerja sebagai petani di Desa
Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Mbelinyang kedua. Ia mengatakan bahwa terpuk merupakan seseorang yang
memegang kepemimpinan yang dipilih dengan dasar suka rela dan berdasarkan
dengan kebudayaan dan adat istiadat batak karo di Desa Sukajulu. Sebutlah terpuk
merupakan pengadian seseorang terhadap desa dan budaya. Ia yang menjadi
terpuk karena garis keturunan tentunya merasa bangga dan juga merasa begitu
bertanggung jawab atas perkembangan yang terjadi di Desa Sukajulu karena
terpuk terdahulu dianggap pemimpin oleh masyarakat. Bapak Hiskia Sitepu
berkata:
“Peran terpuk memang tidak mudah, karena menyangkut
dengan masyarakat desa. Terpuk yang dalam adat batak karo
merupakan tokoh masyarakat yang bukan hanya dianggap
jadi pemimpin untuk desa tapi juga pemimpin dalam acara
adat batak karo. Begitu berat peran yang dipegang olrh
seorang terpuk. Tapi karena sekarang sudah ada
pemerintahan desa yaitu kepala desa, tugas terpuk tentulah
sudah sedikit berkurang, walaupun begitu terpuk tetap
dihargai dan dianggap penting di masyarakat Desa Sukajulu
ini”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas
Terpuk Sitepu Rumah Mbelinsaat ini secara umum adalah meghadiri rapat yang
diselenggarakan oleh pemerintahan desa dengan alasan untuk membantu dan
mempermudah kepala desa dan perangkat desa dalam mengenali desa dan
masyarakat Desa Sukajulu seperti mengetahui batas lahan kepemilikan
masyarakat desa.

37

Universitas Sumatera Utara

b. Terpuk Sitepu Rumah Balai
Terpuk Sitepu Rumah Balaimerupakan salah satu gelar yang dimiliki
seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa
Sukajulu. Terpuk ini dahulu bertugas untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan
pemerintahan desa. Tidak berbeda dengan terpuk sebelumnya, sekarang Terpuk
Sitepu Rumah Balai juga bertugas menghadiri setiap rapat yang diadakan oleh
pemerintahan desa atau kepala Desa Sukajulu. Terpuk ini terdiri dari dua orang
yaitu (a) Bapak Siden Sitepu berusia 55 tahun dan bekerja sebagai petani di Desa
Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Balai yang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk merupakan seseorang yang
memegang kepemimpinan di Desa Sukajulu pada zaman penjajahan atau zaman di
mana belum dibentuknya pemerintahan desa resmi. Walau sekarang terpuk sudah
mengalami pergeseran kedudukan secara umum, tapi terpuk bagi masyarakat desa
masih mewakili masyarakat untuk menyampaikan setiap keinginan atau
kebutuhan masyarakat desa kepada kepala desa/pemerintahan desa. Seperti yang
diungkap oleh Bapak Siden Sitepu:
“Terpuk Sitepu Rumah Balai tugasnya sama dengan terpuk
rumahmbelin, karena terpuk tidak ingin pembangunan desa
tidak berjalan dengan baik. Terpuk yang merupakan
kelompok orang yang mengetahui dan memahami dengan
baik keadaan dan perkembangan desa dari dulu hingga
sekarang. Jadi mereka tentunya ingin desa berkembang lebih
baik dari zaman dahulu”.
dan (b) Bapak Perubahan Sitepu berusia 57 tahun, ia bekerja sebagai petani di
Desa Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Balai yang kedua. Ia mengatakan bahwa terpuk merupakan seseorang yang
digelari oleh masyarakat karena seseorang tersebut dianggap memahami dan

38

Universitas Sumatera Utara

mengetahui sejarah atau masa lalu Desa Sukajulu, bagaimana perjalanan atau
perkembangan desa dari dulu hingga sekarang. Ia mengatakan peran terpuk tidak
berubah dari dulu hingga sekarang karena terpuk merupakan orang penting dalam
budaya batak karo. Bapak Perubahan Sitepu mengatakan:
“Terpuk Sitepu Rumah Balai merupakan terpuk yang secara
umum bertugas untuk menghadiri setiap rapat yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa/kepala desa. Bapak
sebagai terpuk, sangat bangga dan juga sangat menghargai
masyarakat yang masih mempercayai keluarga bapak
sebagai penerus terpuk terdahulu. Bagi masyarakat Desa
Sukajulu, terpuk seperti pahlawan dan memiliki kekuasaan
yang sama tingginya dengan pemerintahan desa. Tentunya
terpuk dianggap mampu dan pantas untuk menjadi penolong
masyarakat yang sedang dalam masalah”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk
Sitepu Rumah Balai merupakan terpuk yang memiliki tugas yang sama dengan
Terpuk Sitepu Rumah Mbelin yaitu menghadiri rapat yang diselenggarakan oleh
pemerintahan desa/kepala desa di mana kedudukan mereka saat rapat adalah wakil
masyarakat untuk menyampaikan segala keluh kesah masyarakat selama tinggal
dan hidup di Desa Sukajulu.
c. Terpuk Sitepu Rumah Sendi
Terpuk Sitepu Rumah Sendimerupakan salah satu gelar yang dimiliki
seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa
Sukajulu. Terpuk Sitepu Rumah Sendi dahulu bertugas memimpin dan
menjalankan pemerintahan desa, sedangkan sekarang tugas terpuk ini terlibat
dalam setiap rapat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa, baik dalam
membahas perkembangan desa maupun membahas tentang budaya desa atau
budaya adat batak karo. Dalam Terpuk Sitepu Rumah Senditerdiri dari dua orang

39

Universitas Sumatera Utara

yaitu (a) Bapak Bali Sitepu berusia 60 tahun, ia bekerja sebagai petani di Desa
Sukajulu. Ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Sendi yang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk adalah seseorang yang dianggap
memiliki pemahaman tentang seluk beluk Desa Sukajulu dan orang yang
dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam sistem kepemimpinan desa dan atau
sistem kebudayaan adat suku batak karo. Tugas Terpuk Sitepu Rumah Sendi
secara umum sama dengan tugas kedua terpuk sebelumnya yaitu menghadiri rapat
yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa/kepala desa. Kehadiran mereka di
rapat tentunya untuk membantu pemerintah desa dalam menyelesaikan masalah
yang terdapat di masyarakat baik itu masalah batas wilayah pertanian atau
masalah umum lainnya. Bapak Bali Sitepu mengatakan:
“Tugas saya sebagai orang yang menghadiri rapat yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa/kepala desa. Karena
kebudayaan karo yang masih kental, membuat
kedudukanterpuk tidak hilang, hanya bergeser dan
membuat tugas terpuk tidak sebanyak dahulu sebelum
tidak ada pemerintahan. Terpuk ini bersifat turun
temurun, seperti sistem kerajaan.”

dan (b) Bapak Apolo Sitepu berusia 48 tahun bekerja sebagai petani di Desa
Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Sendi yang kedua. Ia mengatakan bahwa peran terpuk pada masyarakat Desa
Sukajulu dahulu adalah sebagai pemimpin sebuah desa yang bertugas untuk
membangun desa dan masyarakat desa menuju yang lebih baik. Karena
perkembangan zaman hal tersebut mulai bergeser, kini peran terpuk tidak lagi
menjadi pemimpin hanya menjadi seseorang yang mewakili masyarakat dalam

40

Universitas Sumatera Utara

sebuah pemerintahan desa resmi, seperti penasehat dalam sebuah organisasi.
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Apolo Sitepu berikut:
“Terpuk Sitepu Rumah Sendi dengan terpuk lainnya tentunya
saling melengkapi dan saling membantu satu sama lainnya.
Gelar yang kami terima secara turun temurun ini merupakan
tanggung jawab yang harus diteruskan dari terpuk terdahulu
yang merupakan nenek moyang desa ini. Peran terpuk yang
kini mulai bergeser tentunya tidak membuat masyarakat
melupakan keberadaan terpuk di masyarakat, masih banyak
masyarakat yang memerlukan terpuk untuk menyelesaikan
masalah-masalah mereka. Begitu juga dalam suatu acara
keadatan di desa, mereka tentunya mencari terpuk untuk
menjadi seseorang yang memberikan kata-kata nasehat.
Bagaimanapun terpuk selalu memiliki kedudukan penting di
masyarakat”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk
Sitepu Rumah Sendi memiliki tugas yang sama dengan kedua terpuk sebelumnya.
Ini membuktikan keberadaan terpuk di Desa Sukajulu masih penting dan masih
dibutuhkan oleh masyarakat bukan hanya untuk aspek umum atau pemerintahan
tapi juga aspek kebudayaan atau adat istiadat Desa Sukajulu.
d. Terpuk Sitepu Rumah Julun
Terpuk Sitepu Rumah Julunmerupakan salah satu gelar yang dimiliki
seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa
Sukajulu. Terpuk Sitepu Rumah Julunterdiri dari satu orang bernama Bapak
Jamson Sitepu, dan juga merupakan yang termuda dari keseluruhan terpuk karna
itu Bapak Jamson Sitepu harus paling rajin dalam menjalankan segala
keikutsertaan terpuk dalam segala kegiataan pemerintah Desa Sukajulu. Bapak
Jamson Sitepu berusia 40 tahun, ia bekerja sebagai petani di Desa Sukajulu. Ia
merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Julun. Ia

41

Universitas Sumatera Utara

mengatakan bahwa terpuk sedari dulu dianggap oleh masyarakat sebagai
pemerintahan desa dikarenakan saat itu Desa Sukajulu belum memiliki Kepala
Desa. Hal ini seirama dengan masyarakat desa yang mayoritas penduduknya
merupakan suku batak karo. Terpuk juga bisa dikatakan sebagai sejarah desa yang
dibentuk oleh kebudayaan batak karo. Tugas terpuk dewasa ini mulai mengalami
pergeseran, Terpuk Sitepu Rumah Julun memiliki tugas untuk mengatasi masalah
umum yang terjadi diantara masyarakat. Masalah yang sering dialami masyarakat
desa adalah masalah batas tanah pertanian, di mana masalah ini harus melibatkan
terpuk karena terpuk memiliki pemahaman tentang ini. Hal ini diungkap oleh
Bapak Jamson Sitepu:
“Masalah masyarakat yang sering dihadapi oleh terpuk
adalah masalah batas wilayah ladang pertanian warga.
Karena sebagian warga banyak yang tidak mengetahui batas
wilayah ini, mereka meminta bantuan saya dan terpuk
lainnya untuk menyelesaikan ini. Terpuk tentulah mengetahui
hal ini karena desa ini adalah tanah kelahiran dan juga
kampung halaman kami dan terpuk sebelum kami.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya tugas
Terpuk Sitepu Rumah Julun tidak terlepas dari perkembangan desa dan kemajuan
desa yaitu mengawasi dan membantu menyelesaikan masalah umum yang terjadi
di masyarakat desa. Karena mayoritas pekerjaan masyarakat merupakan petani,
tentunya masalah umum yang sering muncul adalah masalah lahan pertanian atau
semacamnya. Hal ini tentu saja membantu pemerintah desa/kepala desa dalam
menjalankan tanggung jawab mereka terhadap masyarakat desa.

42

Universitas Sumatera Utara

e. Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau
Terpuk Sitepu Rumah Dalin Laumerupakan salah satu gelar yang dimiliki
seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa
Sukajulu. Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau terdiri dari satu orang bernama Bapak
Baik Sitepu. Bapak Baik Sitepu berusia 47 tahun, ia bekerja sebagai Kepala Desa
Sukajulu. Ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah
Dalin Lau. Ia mengatakan bahwa terpuk adalah seseorang yang memiliki
pemahaman lebih dalam tentang sesuatu hal yang ada di Desa Sukajulu. Terpuk
ini tugasnya sama dengan Terpuk Sitepu Rumah Julun, mengatasi masalah umum
yang ada di masyarakat desa. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan dan
kemampuan terpuk dalam menghadapi masalah yang ada, tidak dapat dipungkiri
membantu pihak pemerintah desa/kepala desa. Peran terpuk tersebut tentunya
diterima oleh pihak kepala desa karena masih kentalnya budaya batak karo di
masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Baik Sitepu selaku Kepala Desa
Sukajulu tahun 2017:
“Peran terpuk dalam masyarakat Desa Sukajulu bapak akui
penting karena kentalnya budaya karo di desa ini. Sejarah
desa yang juga menguatkan keberadaan terpuk yang sudah
ada sejak dulu, membuat masyarakat begitu menghargai
terpuk. Kedudukanterpuk dengan Kepala Desa bagi
masyarakat sama tingginya dan sama pentingnya. Tapi saya
merasa cukup terbantu dengan adanya terpuk. Membuat
hubungan saya dengan masyarakat erat dan damai”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk
Siwaluh Telu Sada Kundulendahulu berperan dalam mengurus semua masalah
yang timbul di masyarakat tetapi kini bertugas menghadiri setiap rapat yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa/kepala desa, ikut dalam proses pengambilan

43

Universitas Sumatera Utara

keputusan desa dan mengatasi segala masalah umum yang muncul dalam
masyarakat, salah satu masalah umum yang sering muncul adalah masalah batas
lahan pertanian masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa.

4.2.3. Peran Kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam
Pengambilan Keputusan di Desa Sukajulu
Desa Sukajulu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo merupakan suatu
Desa yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian
yang disebut sebagai masyarakat agraris. Kondisi tersebut menjadikan masyarakat
kurang memberikan perhatian dan waktunya dalam perkembangan dan
pembangunan desa karena harus sibuk bekerja mengurus pertanian setiap harinya.
Oleh karena itu, masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan desa
memberikan

kewajibannya

kepada

tokoh

masyarakat

yaitu terpukuntuk

mewakilkan diri mereka dalam setiap pengambilan keputusan bersama dengan
Pemerintahan Desa Sukajulu. Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Jeremia
Sembiring (Petani):
“Bapak petani hampir setiap hari bapak menghabiskan waktu
bapak ke ladang. Sudah berpuluh-puluh tahun keberadaan
terpuk di Desa Sukajulu, sangat membantu sekali bagi bapak
yang jarang di desa, lebih sering keluar desa untuk bertani
dek. Bapak mengetahui perkembangan desa atau apapun
mengenai desa ya dari terpuk”.
Untuk melaksanakan atapun merancang program-program pembangunan Desa
Sukajulu perlu diadakan musyawarah antara Pemerintah Desa dengan Terpuk
Siwalah Telu Sada Kundulen. Dalam forum musyawarah Desa peran

44

Universitas Sumatera Utara

TerpukSiwaluh Telu Sada Kundulen sangatlah besar dalam hal pengambilan
keputusan tentang program-program Desa.
Kepala Desa sebagai pemerintah desa formal tentunya memiliki
wewenang resmi dari pemerintah pusat untuk memimpin desa, membenahi desa
dan melakukan pembangunan di desa. Walaupun begitu, kepala desa tidak boleh
melupakan keberadaan terpuk yang ada di Desa Sukajulu. Ketika kepala desa atau
pemerintah desa ingin mengambil langkah untuk membangun desa, mereka harus
membuat pertemuan dengan ke delapan terpuk tersebut agar bisa mengambil
keputusan dan mulai membangun desa. Hal ini dikarenakan terpuk dianggap
sebagai perwakilan seluruh masyarakat desa dan tentunya terpuk juga
menginginkan hal yang baik untuk pembangunan desa mereka. Secara hierarki,
Kepala Desa memiliki status yang paling tinggi di Desa, tetapi Kepala Desa tidak
dapat berbuat banyak terhadap pembangunan Desa karena masyarakat lebih patuh
kepada seseorang yang lebih kuat pengaruhnya terhadap masyarakat Desa yaitu
Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen. Begitu juga yang dikatakan oleh Bapak
Baik Sitepu selaku Kepala Desa dan Terpuk Rumah Dalin Lau:
“Bapak selaku Kepala Desa dan juga terpuk di Desa
Sukajulu ini dek, harus menjalankan peran bapak sebagai
wakil
pemerintah
dan
juga
wakil
masyarakat.
Kedudukanterpuk di desa ini sangat penting, apalagi dalam
budaya batak karo. Pemerintah dan terpuk sangat bersinergi,
saling mendukung dan membantu satu sama lain”.
Ungkapan yang sama juga muncul dari BapakBali Sitepu yang merupakan
TerpukSitepu Rumah Sendi:
“Pengaruh terpuk di Desa Sukajulu ini tidak bisa digeser
begitu saja, tetap saja masyarakat masih banyak yang
percaya dengan terpuk untuk mengatasi masalah mereka.
Meskipun seperti itu, hubungan terpuk dengan kepala desa
atau hubungan kepala desa dengan terpuk tidak pernah

45

Universitas Sumatera Utara

mengalami masalah karena saling mendukung dan saling
membantu untuk desa”.

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa, peran kepemimpinan
terpuk dalam masyarakat Desa Sukajulu masih begitu kental karena begitu banyak
hal yang dilakukan terpuk untuk desa dan masyarakat. Keberadaan kepala desa
dan kepemimpinannya tentu saja tidak begitu saja menggeser peran terpuk di
masyarakat. Meskipun begitu hubungan yang terjalin antara terpuk dengan
pemerintahan desa saat ini begitu baik. Hal yang sama terjadi ketika pengambilan
keputusan untuk mencapai mufakat di Desa Sukajulu. Pengambilan keputusan di
Desa Sukajulu sangatlah kental dengan nilai-nilai musyawarah mufakat. Peran
Kepala Desa sebagai wakil dari Pemerintah dan Terpuk Siwaluh Telu Sada
Kundulen sebagai wakil dari masyarakat Desa dalam proses pengambilan
keputusan pembangunan.
Bagi masyarakat Desa Sukajulu, terpuk bukan hanya sekedar tokoh
masyarakat dan tokoh adat, terpuk bagi masyarakat desa khususnya bersuku batak
karo memiliki nilai kebudayaan dan sejarah karena sudah ada sejak zaman
penjajahan belanda. Gelar terpuk sendiri merupakan gelar turun temurun dan yang
sekarang menjadi terpuk di Desa Sukajulu merupakan generasi dari terpuk
terdahulu yang merupakan anak/cucu atau bahkan cicit para terpuk terdahulu. Hal
tersebut senada dengan Bapak Konsep Sitepu yang merupakan mantan Kepala
Desa Sukajulu:
“Kerjasama pemerintah desa dengan terpuk yang selalu
berdampingan dan saling mendukung memang sudah dari
dulu terjalin dek, masa bapak menjadi Kepala Desa pun
begitu. Bapak bukan berasal dari keturunan terpuk, bukan
terpuk juga, tapi bapak pernah dipercaya oleh masyarakat
desa untuk membangun Desa Sukajulu menjadi desa yang

46

Universitas Sumatera Utara

berkembang. Terpuk-terpuk yang sekarangpun diambil dari
garis keturunan terpuk terdahulu”.
Kepemimpinan kepala desa ada setelah zaman kemerdekaan, keberadaan
kepala desa pada masa itu merupakan sebuah pertumbuhan dan kemajuan bagi
masyarakat Desa Sukajulu. Tentu saja kepemimpinan kepala desa sangatlah
membantu para masyarakat untuk berinteraksi dengan pemerintah kecamatan dan
kabupaten. sesuai dengan pernyataan Ibu Terang br. Sitepu:
“AdanyaKepala Desa benar-benar membantu masyarakat
dek, urusan rumah tangga pun jadi mudah dan dekat
jaraknya dari rumah. Seperti untuk urusanKTP, KK atau
lainnya. Selain itu juga kepala desa membantu ibu dalam
urusan desa atau pertanian karena ibuk petani”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran
kepemimpinan yang dimiliki oleh terpuk sedikit bergeser karena adanya
keberadaan Pemerintahan Desa atau Kepala Desa. Hal ini menjadikan terpuk
bukan lagi sebagai pemimpin utama di desa, tetapi peran terpuk menjadi
penasehat dalam pemerintahan desa dengan tujuan untuk membantu dan
memudahkan pemerintah desa menyelesaikan segala masalah yang ada di
masyarakat tentunya mendukung segala keputusan kepala desa. Berikut adalah
nama-nama kepala desa yang memerintah Desa Sukajulu yaitu:
Tabel 4.3
Daftar Kepala Desa Sukajulu dari Tahun ke Tahun
Tahun
...-1948
1948-1949
1949-1959
1959-1969
1969
1969-1974
1974-1976

Nama Kepala Desa
Balai Sitepu
Ndia Sembiring
Norong Sitepu
Jaga Ginting
Cinta Rayat Sitepu
Merai Sitepu
Kaki Tarigan

Keterangan
Pejabat Sementara
Hasil Pemilihan
Hasil Pemilihan
Pejabat Sementara
Hasil Pemilihan
Pejabat Sementara

47

Universitas Sumatera Utara

1976-1984
1984-1991
1991-1994
1994-2003
2003-2008
2008-2014
2014-2015
2015-...

Ngarap Sembiring
Langsir Sitepu
Samin Tarigan
Kasman Tarigan
Jermia Sembiring
Jermia Sembiring
Jermia Sembiring
Ahirta Sitepu

Pejabat Sementara
Hasil Pemilihan
Pejabat Sementara
Hasil Pemilihan
Hasil Pemilihan
Hasil Pemilihan
Pelaksana Tugas
Pejabat Sementara

Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu Tahun 2016
Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat, Keberadaan kepala desa sudah dimulai
sejak tahun 1948 di mana yang menjadi kepala desa merupakan orang yang
ditunjuk secara kemasyarakatan oleh masyarakat Desa Sukajulu Kecamatan
Barusjahe. Yang kemudian pada tahun 1959 masyarakat desa mulai memilih
pemimpin desa dengan melakukan pemilihan umum dan sampai tahun-tahun
selanjutnya. Dalam struktur kepemimpinan kepala desa, terpuk berkedudukan
sebagai penasehat di mana terpuk membantu kepala desa dan pejabat desa untuk
menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat, misalnya beberapa
tahun belakangan ini pemerintah desa sedang mengadakan pembangunan
infrastruktur seperti jalan setapak di ladang pertanian masyarakat dengan tujuan
untuk mempermudah masyarakat dalam berkegiatan pertanian.

Gambar 4.1 Peneliti dengan Terpuk dan Kepala Desa

48

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal seperti itu, terpuk bertugas untuk menjelaskan batas tanah yang
dimiliki oleh setiap petani kepada pejabat desa yang melakukan pembangunan
agar tidak terjadi kesalahpahaman atau perselisihan antara masyarakat dengan
pejabat desa. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yaitu Bapak Bp.
Hasiolan Doloksanbu (petani):
“Bapak mendukung setiap pembangunan yang dilakukan
kepala desa untuk desa ini apalagi dalam bidang pertanian.
Seperti pembangunan jalan setapak di ladang. Dan peran
terpuk juga sangat membantu masyarakat, karena masalah
batas wilayah tanah atau pembagian tanah masyarakat
mereka lebih paham karena mereka sudah memimpin desa
sejak dulu, bahkan mungkin saat itu bapak masih kecil dek”.

Hal yang serupa diungkapkan juga oleh Nd. Piron br Ginting (petani):
“Ibu senang petani diperhatikan sampai membangun jalan
setapak untuk memudahkan pekerjaan ibu. Kepemimpinan
kepala desa dan terpuk sangat baik. Belum pernah ibu
dengar terpuk dan kepala desa berselisih paham atau salah
paham karena sesuatu di masyarakat, belum pernah”.
Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa kini masyarakat mulai
memberikan kepercayaannya kepada pemerintahan desa yaitu kepala desa dan
perangkat desa untuk membangun desa menjadi lebih baik dan masyarakat mulai
memahami keberadaan pemerintahan desa yang tujuannya untuk membantu
masyarakat berkembang dalam setiap aspek kehidupan. Tidak jarang peneliti
menemukan masyarakat desa berinteraksi langsung dengan kepala desa untuk
menanyakan solusi untuk masalah yang sedang dihadapi seperti masalah
administrasi seperti KTP atau KK. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran
terpuk yang memberikan pemahaman pada masyarakat tentang keberadaan kepala
desa dan fungsi serta tugas kepala desa.

49

Universitas Sumatera Utara

Kepala desa sebagai Institusi Sosial dalam Desa Sukajulu tentunya
memiliki struktur kepemimpinan dan berikut merupakan struktur kepemimpinan
kepala Desa Sukajulu:
STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA SUKAJULU KECAMATAN
BARUSJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2015
Pejabat Kepala Desa
BPD
AHIRTA SITEPU
Ketua

Sekretaris Desa

MONTIR TARIGAN

AHIRTA SITEPU

Wakil Ketua
SUMITRO SITEPU
Sekretaris
MARWAN SEMBIRING

Kaur.
Pemerintahan

Kaur.
Pembangunan

Kaur.
Kemasyarakatan

Anggota

JEPERSON
TARIGAN

PAIN
GINTING

PAIN GINTING

1. PILOT SITEPU
2. MUSTAPA GINTING
3. NURDIN GINTING
4. MARTIN SINUKABAN
5. ASMED TARIGAN
6. MEKSIKO GINTING
Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu 2016

50

Universitas Sumatera Utara

Dari struktur di atas dapat kita lihat, kepemimpinan desa di pimpin oleh
kepala desa. Dalam struktur ada bagian BPD yang merupakan singkatan dari
Badan Perwakilan Desa. Terpuk dalam struktur kepemimpinan kepala desa masuk
ke dalam BPD, itulah alasan kenapa kedudukan BPD dan Kepala Desa sejajar.
Karena mereka dianggap memiliki kedudukan yang sejajar atau sama-sama
penting kedudukannya di masyarakat Desa Sukajulu. Seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Baik Sitepu (Kepala Desa):
“Kalau ditanya, pada struktur kepala desa terpuk itu
memang tidak dituliskan karena merupakan tokoh
masyarakat dan tokoh adat. Tapi bisa saya katakan kalau
terpuk masuk ke dalam BPD. Itu sejajar dengan Kepala
Desa, bagaimanapun terpuk bagi masyarakat desa ini masih
dianggap sebagai pemimpin tertinggi”.
Pernyataan serupa juga dikatakan oleh Bapak Jeremia Sembiring selaku mantan
kepala desa:
“Terpuk memang tidak ada dalam struktur pemerintahan
desa saat bapak menjadi kepala desa maupun di
pemerintahan kepala desa yang sekarang. Tapi apabila
terpuk ingin dimasukkan ke dalam struktur pemerintahan
desa, terpuk berada dalam BPD (badan permusyawaratan
desa). Jika kedudukan terpuk dahulu yang tertinggi kini
terpuk dan kepala desa memiliki kedudukan yang sama atau
sejajar dengan kepala desa karena mereka berdua sama
penting dan sama dibutuhkan oleh masyarakat desa”.
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya di Desa
Sukajulu, kedudukan kepala desa dengan terpuk adalah sama di dalam masyarakat
desa karena keduanya memiliki kekuatan yang sama di desa. Kedudukan yang
sama tersebut inilah yang membuat terpuk dan kepala desa bisa bekerjasama
untuk melakukan pembangunan dan juga perkembangan dalam berbagai bidang di
Desa Sukajulu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo.

51

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti di Desa
Sukajulu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo, dapat disimpulkan beberapa
peran kepemimpinan yang dilakukan terpuk di dalam kehidupan masyarakat dan
pada pemerintah desa:
a. Pengambil Keputusan
Desa Sukajulu yang merupakan desa berpendudukan mayoritas bersuku
batak karo dan masih memegang adat istiadat karo yang sangat khas, dalam
pemerintahan desa masyarakat mempercayakan terpuk sebagai wakil mereka
ketika berurusan dengan pemerintahan desa. Terpuk yang tugasnya menghadiri
setiap rapat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan mengatasi masalah
umum yang terjadi pada masyarakat desa, berperan sebagai pengambil keputusan.

Gambar 4.2Terpuk sedang menghadiri rapat
Terpuk yang merupakan lembaga sosial masyarakat desa tentunya memiliki
tanggung jawab yang sama yaitu untuk membangun dan mengembangkan desa.
Secara sosiologis, terpuk merupakan tokoh masyarakat karena ia dianggap oleh
masyarakat memiliki pemahaman lebih dalam akan desa dan kehidupan desa.
Dalam pemerintahan desa, suara atau pendapat terpuk merupakan hal yang

52

Universitas Sumatera Utara

penting, oleh karena itu dalam setiap rapat pemerintahan desa terpuk diundang
untuk datang menghadiri rapat. Kehadiran terpuk dalam rapat sebagai penasehat
desa dan pengambil keputusan. Keputusan yang diambil oleh kepala desa harus
melalui terpuk, jika terpuk tidak setuju atau tidak sepakat dengan keputusan
tersebut maka keputusan tersebut harus diganti atau dicari keputusan yang lainnya
yang sesuai dengan terpuk dan pemerintah desa. Seperti yang diungkap oleh
Bapak Baik Sitepu:
“Setiap rapat, bapak harus mengundang delapan terpuk.
Mengundang secara resmi yaitu dengan surat. Kehadiran
terpuk dalam rapat sangat penting, selain karena terpuk
merupakan orang yang lebih memahami kondisi desa dan
kondisi masyarakat desa, terpuk juga ikut andil dalam
pengambil keputusan untuk kebijakan di Desa Sukajulu”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Vero br Manurung:
“Sudah menjadi kebiasaan dan juga keharusan terpuk
terlibat dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan atau
kegiatan yang akan dilakukan di Desa Sukajulu. Terpuk
diundang secara resmi, terpuk-terpuk pun semua berhadir
setiap kegiatan rapat pemerintahan desa. Suara terpuk juga
dibutuhkan karena itu merupakan suara dari masyarakat
Desa Sukajulu”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya
Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam pengambilan
keputusan adalah sebagai pihak pengambil keputusan, di mana suaranya
merupakan suara yang diharapkan oleh pemerintahan desa karena terpuk dalam
rapat sebagai wakil atau perantara aspirasi masyarakat kepada pemerintahan
desa/kepala desa. Peran sebagai pengambil keputusan bukan hanya dilakukan
pada rapat formal saja tapi juga dalam rapat informal antara masyarakat desa.
Terpuk juga sebagai saksi dalam setiap pemerintahan desa memutuskan suatu
kebijakan untuk pembangunan Desa Sukajulu.

53

Universitas Sumatera Utara

b. Menumbuhkan Kepercayaan kepada Pemerintahan Desa
Sebagai desa yang masih kental dengan kebudayaan dan adat istiadat batak
karo, beberapa masyarakat desa masih memegang teguh kepercayaan kepada
nenek moyang untuk masalah kepemimpinan desa. Walaupun dewasa ini di desa
sudah ada kepemimpinan resmi yaitu kepala desa dan perangkat desa, masyarakat
masih mengandalkan terpuk atau tokoh masyarakat.
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan terpukyang sudah lama di kehidupan
masyarakat

Desa

Sukajulu

sangat

mempengaruhi

eksistensinya

dalam

pemerintahan desa. Menurut informan, dia menjelaskan bahwa kedudukan terpuk
dahulu merupakan pemimpin yang tertinggi, sekarang terpuk tetap dianggap
pemimpin tapi karena sudah adanya pemerintah desa yang merupakan pihak yang
lebih berhak dan lebih bertanggung jawab atas desa. Jadilah terpuk sebagai
penasehat dalam pemerintahan dan masyarakat desa. Inilah yang diungkapkan
oleh Bapak Prinsip Tarigan (Petani):
“Terpuk adalah tokoh masyarakat bagi masyarakat Desa
Sukajulu dan mereka membantu banyak orang dalam untuk
masalah yang berhubungan dengan kepala desa ataupun
masalah antar masyarakat”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak Baik Sitepu (Kepala Desa):
“Keberadaan terpuk dalam pemerintahan desa adalah
sebagai penasehat. Tidak jarang Bapak dan yang lainnya
meminta masukkan dan solusi atau bahkan melibatkan terpuk
dalam sebuah proyek pemerintahan desa”.

Begitu juga dengan Ibu Terang br Sitepu (Petani) yang mengungkapkan hal yang
tidak jauh berbeda tentang peran terpuk sebagai penasehat:

54

Universitas Sumatera Utara

“Terpuk sangat dihargai dan dihormati di desa ini, mereka
selalu dilibatkan dalam rapat kepala desa, selalu ada untuk
masyarakat yang membutuhkan bantuan. Mereka juga tidak
jarang memberikan masukan dan juga solusi kepada
masyarakat desa untuk masalah batas lahan pertanian dan
masalah lainnya”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya
dengan kedudukan terpuk yang berada di antara pemerintah desa dan masyarakat
desa yang berarti terpuk adalah jembatan sekaligus perantara bagi masyarakat
kepada pemerintah desa di mana hal ini memudahkan masyarakat dalam
menyampaikan pendapat, keluhan, masukkan dan hal yang lainnya. Dengan
kedudukannya

ini,

Peran

kepemimpinan

Terpuk

Siwaluh

Telu

Sada

Kundulenadalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan
desa yaitu kepala desa dan perangkat desa. Hal ini jelas tujuannya agar hubungan
masyarakat dengan pemerintah desa dapat terjalin erat layaknya hubungan terpuk
dengan masyarakat yang sudah terjalin dari sebelum adanya pemerintahan desa.
Selain itu hal ini juga akan menjadi hal yang baik untuk desa dan juga masyarakat
desa.
c. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Desa
Mengingat bahwa ketentraman dan ketertiban merupakan salah satu
kebutuhan dasar individu dan atau masyarakat,terpuk atau tokoh masyarakat juga
berperan dalam hal ini. Sebagai institusi sosial yang ada dalam masyarakat, sudah
seharusnya terpuk bertugas untuk memelihara ketentraman dan ketertiban dalam
masyarakat desa. Misalnya seperti menjaga hubungan berbeda suku di Desa
Sukajulu dan menjaga hubungan berbeda agama. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Jamin Sitepu (Petani):

55

Universitas Sumatera Utara

“Sekitar tempat tinggal bapak bersuku karo. Kalau masalah
ketentraman dan ketertiban, bapak dengan tetangga memiliki
hubungan yang baik begitu juga dengan warga desa tetangga
sini. Dengan yang bukan suku batak karo pun bapak juga
memiliki hiubungan yang cukup baik. Untuk apa kita mencari
musuh dek, kalau kita bisa baik sama semua orang”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak Apolo Sitepu (Petani):
“sebagai terpuk, bapak merasa berhasil karena masyarakat
Desa Sukajulu memiliki kerukunan dan ketertiban beragama
dan bersuku dengan baik, baik dengan masyarakat satu desa
atau dengan masyarakat desa lainnya. Begitu juga hubungan
antara terpuk dan pemeritah desa, hubungan pemerintah
desa dengan terpuk, hubungan terpuk dan pemerintah desa
dengan masyarakat desa, semuanya masih baik dan rukun,
belum pernah ada keributan serius atau yang bagaimana”.

Penyataan yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Pasti Sitepu (Petani):
“Disini belum pernah bapak dengar laporan ke kepala desa
atau ke terpuk ada yang ribut atau berkelahi atau ada yang
berkelahi masalah agama atau masalah adat istiadat dan
lainnya. Ketentraman dan ketertiban di Desa Sukajulu masih
terjaga dengan baik dan dijaga dengan baik oleh seluruh
masyarakat desa sampai saat ini”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya
Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulenadalah memelihara
ketentraman dan ketertiban pada masyarakat desa membantu pemerintah desa.
Dalam hal ini, terpuk berperan menjadi aktor atau pelaku dalam memelihara
ketentraman dan ketertiban. Tidak bisa dipungkiri, setiap desa pasti memiliki
keragaman seperti memiliki masyarakat dari berbagai suku, berbagai agama,
berbagai adat istiadat dan berbagai kepribadian.
Desa Sukajulu yang penduduknya 95% bersuku batak karo dan 5% nya
terdiri dari suku lainnya seperti Nias, Jawa, Melayu, Mandailing, dll dan 90%
masyarakat beragama Kristen, sisanya beragama lainnya seperti Islam dll. Fakta

56

Universitas Sumatera Utara

ini menjadikan peran ini penting untuk dilaksanakan oleh terpuk di Desa Sukajulu
karena setiap orang pasti ingin kehidupan yang tentram baik antar masyarakat
maupun antar pemerintahan.
d. Peran dalam Kegiatan Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, terpuk disebut atau dikenal juga sebagai
tokoh masyarakat. Di Desa Sukajulu, tokoh masyarakat dianggap penting
keberadaannya dan memiliki pengaruh yang besar di dalam kehidupan masyarakat
desa. Secara umum tokoh masyarakat merupakan orang yang memil