Analisis Tingkat Kehilangan Air Fisik PDAM Tirta Uli pada Kawasan Perumahan Karang Sari Kota Pematangsiantar Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
 

3.1 Konsep Metodologi Penelitian
Langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada diagram alir penelitian pada
Gambar 3.1.
Mula

Tinjauan Pustaka

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data
Data Sekunder
a) Kondisi Eksisting
b) Panjang Pipa
c) Daftar rekening ditagih (DRD)

Data Primer
a) Pola pemakaian air

b) Tekanan
c) Akurasi meter

Pengolahan Data:
a) Data distribusi air
b) Konsumsi Resmi & Kehilangan air
Penyusunan Neraca Air
Perhitungan
Infrastructure Leakage Index (ILI)

Analisis dan Pembahasan

Simpulan dan Saran
Selesa

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

 

25

Universitas Sumatera Utara

3.2 Metode Penelitian
Penelitian mengenai analisis tingkat kehilangan air ini merupakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif berupa observasi atau tinjauan langsung ke lapangan berupa
wawancara terhadap narasumber yaitu dari pihak PDAM Tirta Uli dan pengukuran
langsung di Perumahan Karang Sari Permai. Analisis tingkat kehilangan air disusun
berdasarkan studi literatur dengan memanfaatkan data-data di lapangan berupa perhitungan
tingkat kehilangan air,penyusunan neraca air,serta menghitung nilai ILI pada kawasan
tersebut.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi
Penelitian akan dilakukan langsung di PDAM Tirta Uli dan Perumahan Karang Sari
Permai. Berupa wawancara langsung terhadap pihak PDAM dan pengukuran di Perumahan
Karang Sari Permai.
3.3.2 Waktu
Pengumpulan data primer dilakukan di Perumahan Karang Sari Permai yang mencakup
pola pemakaian air, pengukuran tekanan yang dilakukan pada 3 titik yang berbeda pada
kawasan Perumahan Karang Sari Permai serta akurasi meter pelanggan yang dilakukan
selama 4 hari. Untuk menghitung pola pemakaian air dilakukan selama 1 hari. Pengukuran

tekanan dilakukan selama 1 hari. Dan pengukuran akurasi meteran dilakukan selama 2 hari.
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Observasi Langsung
Kegiatan observasi langsung dilaksanakan untuk mengetahui kondisi eksisting dari instalasi
PDAM Tirta Uli.
2. Wawancara
Kegiatan wawancara serta diskusi dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan topik penelitian. Wawancara dilakukan kepada narasumber dari PDAM Tirta Uli.

 

26
Universitas Sumatera Utara

Hasil dari wawancara dicatat dan dijadikan bahan dan sumber informasi mengenai kondisi
eksisting di lokasi penelitian.
3. Studi Literatur
Studi literatur atau tinjauan kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan dasar teori, rumus,
dan data yang mendukung selama pengerjaan penelitian. Adapun studi literatur diperoleh

dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, internet, dll.
4. Data Primer
Data primer didapat langsung saat melakukan penelitian di lapangan. Adapun data primer
yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:
a)

Pola pemakaian air

Pada penelitian ini dilakukan pengecekan terhadap pola pemakaian air yang bertujuan
untuk mengetahui besarnya debit air yang masuk ke wilayah pelayanan Perumahan Karang
Sari Permai. Dengan cara melakukan pencatatan pada water meter induk yang terletak
sebelum masuk kepada daerah pelayanan setiap 1 jam sekali selama 24jam.

Gambar 3.2 Water Meter Induk Perumahan Karang Sari Permai

 

27
Universitas Sumatera Utara


b) Pengukuran tekanan rata-rata
Pengukuran tekanan dilakukan untuk mengetahui besarnya tekanan rata-rata pada daerah
pelayanan. Pengukuran tekanan dilakukan dari mulai pukul 09.00 WIB – 23.00 WIB.
Pengukuran tekanan dilakukan pada 3 titik yang berbeda dengan menggunakan alat
manometer. Pengukuran tekanan dilakukan pada awal (di dekat water meter induk), di
tengah pipa distribusi dan di akhir pipa distribusi. Data tekanan rata-rata diperlukan untuk
mencari nilai MAAPL (Minimum Achievable Annual Physical Losses)

Gambar 3.3 Pengukuran Tekanan di Perumahan Karang Sari Permai
c) Akurasi meter pelanggan
Uji akurasi meter pelanggan dilakukan untuk melihat kesesuaian pembacaan meteran air
pelanggan. Pengukuran akurasi meter dilakukan dengan menggunakan wadah (jerigen) 35
liter sebanyak 3 buah yang dihubungkan dengan pipa, dengan memanfaatkan sifat bejana
berhubungan sehingga wadah tersebut menjadi 105 liter.

 

28
Universitas Sumatera Utara


Gambar 3.4 Wadah Uji Akurasi Meter (105 liter)
Untuk

mereduksi

sampel

akurasi

meter,berdasarkan

KEPUTUSAN

MENTERI

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
635/MPP/KEP/10/2004 Pasal 6 menyatakan bahwa : masa berlaku tanda tera yang sah
untuk meteran air sejak pemasangan adalah 5 tahun 11 bulan.
Sampling uji akurasi meter pelanggan dilakukan dengan cara melakukan pengecekan
dengan mengambil sampel sebanyak 1 buah mewakili setiap gang. 1 buah sampel mewakili

setiap gang dianggap cukup dikarenakan pengambilan volume air

dalam 1 sampel

tergolong sangat banyak (105 liter).
5. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang mendukung penelitian dan data ini tidak diperoleh
langsung di lokasi penelitian. Dalam hal ini semua data sekunder diperoleh dari narasumber
baik berupa wawancara ataupun database dari pihak PDAM Tirta Uli. Adapun data-data
sekunder diperoleh dari bagian pengembangan dan perencanaan PDAM Tirta Uli. Adapun
data sekunder yang digunakan adalah:

 

29
Universitas Sumatera Utara

a) Kondisi eksisting
Data kondisi eksisting merupakan data kondisi PDAM Tirta Uli Pematang Siantar berupa
data operasi pengolahan,sistem perpipaan dan data site plan daerah pelayanan Perumahan

Karang Sari Permai.
b) Debit
Data debit digunakan untuk mengetahui jumlah air yang hilang. Data debit berupa data
distribusi air selama tahun 2016. Data distribusi merupakan pencatatan debit/distribusi pada
water meter induk selama sebulan sekali selama setahun.
c) Panjang pipa
Data panjang pipa diperlukan untuk menghitung nilai Minimum Achievable Annual
Physical Losses (Kehilangan Fisik yang Dapat Dicapai secara Minimal/MAAPL). Data
panjang pipa didapatkan pada bagian perencanaan dan pengembangan PDAM Tirta Uli.
d) Jumlah sambungan pelanggan
Data jumlah sambungan pelanggan diperlukan untuk menghitung nilai Minimum
Achievable Annual Physical Losses (Kehilangan Fisik yang Dapat Dicapai secara
Minimal/MAAPL).
e) Jumlah air yang terjual
Data jumlah air yang terjual digunakan untuk menghitung pemakaian rata-rata air selama 1
tahun. Jumlah air yang terjual merupakan jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan.
Dengan demikian dapat dihitung persen kehilangan air berdasarkan rumus sebagai berikut:

................................................................................................... (3.1)
Dimana:

H = kehilangan atau kebocoran air (%)
D = jumlah air yang didistribusikan (m3)
K = jumlah air yang terjual atau jumlah air yang tercatat dalam rekening tagihan (m3) 

 

30
Universitas Sumatera Utara

3.5 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis kemudian dilakukan
pembahasan sesuai dengan studi literatur. Adapun pengolahan dan analisis data pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan Neraca Air
Neraca air merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui nilai kehilangan air. Data
yang diperlukan untuk menghitung neraca air seperti konsumsi berekening, jumlah
sambungan dan tekanan rata-rata. Langkah-langkah menyusun neraca air, yaitu:
a) Langkah 1: Menentukan volume input sistem
Volume input rata-rata pada sistem tahun 2016.
b) Langkah 2: Menentukan konsumsi resmi

Merupakan jumlah air yang terjual (konsumsi resmi) pada tahun 2016.
c) Langkah 3: Menaksir kehilangan non-fisik
Persen kehilangan air dikali dengan debit rata-rata yang masuk.
d) Langkah 4: Menghitung kehilangan fisik
Kehilangan fisik = Volume input sistem – Konsumsi resmi ...................................... (3.2)
e) Langkah 5: Mengukur komponen-komponen kehilangan fisik
Kehilangan fisik seperti kebocoran pada pipa distribusi dan transmisi kebocoran dan luapan
dari tangki-tangki penyimpanan perusahaan air minum kebocoran di pipa dinas hingga ke
meter pelanggan.
f) Langkah 6: Analisis kehilangan fisik
Penyusunan neraca air sudah terbentuk.
2. Perhitungan Indeks Kebocoran Infrastruktur (Infrastructure Leakage Index/ILI)
ILI merupakan salah satu indikator untuk menganalisis kehilangan air. Langkah-langkah
menghitung nilai ILI, yaitu:

 

31
Universitas Sumatera Utara


a) Langkah 1: Menghitung MAAPL
MAAPL (liter/hari) = [18 x Lm + (0.8 x Nc + 25 x Lp) x P] ...................................(3.3)
Dimana:
MAAPL = Minimum Achievable Annual Physical Losses (Kehilangan Fisik yang Dapat
Dicapai secara Minimal) (liter/hari)
Lm

= panjang pipa utama (km)

Nc

= jumlah sambungan pipa pelanggan

Lp

= total panjang pipa pelanggan (km)

P

= tekanan rata-rata (m)

b) Langkah 2: Menghitung CAPL (dari neraca air)
CAPL (liter/tahun) = Kehilangan Fisik ....................................................................(3.4)
Dimana:
CAPL = Current Annual of Physical Losses (Volume Tahunan Kehilangan Fisik)
(liter/tahun).
c) Langkah 3: Menghitung ILI (CAPL/MAAPL)
ILI = CAPL/MAAPL ................................................................................................(3.5)
Dimana:
ILI

= Infrastructure Leakage Index (Indeks Kebocoran Infrastruktur)

CAPL

= Current Annual of Physical Losses (Volume Tahunan Kehilangan Fisik)
(liter/tahun)

MAAPL = Minimum Achievable Annual Physical Losses (Kehilangan Fisik yang Dapat
Dicapai secara Minimal) (liter/hari)
Catatan: Karena merupakan satu rasio, ILI tidak mempunyai satuan dan dengan demikian
membantu pembandingan antar perusahaan air minum dan negara-negara yang
menggunakan berbagai satuan pengukuran yang berbeda (Farley et al., 2008).
d) Langkah 4: Penyesuaian untuk intermittent supply

 

32
Universitas Sumatera Utara

Apabila pelayanan didistribusi tidak 24 jam, buat penyesuaian untuk intermittent supply
dengan membagi MAAPL dengan angka rata-rata jam pelayanan per hari. Misal, apabila
didapatkan MAAPL 600.000 m3/tahun, sedangkan jam operasi hanya 18 jam, maka
MAAPL sebenarnya adalah : (18/24) x 600.000 m3/tahun = 450.000 m3/tahun.

e) Langkah 5: Membandingkan ILI dengan matriks target kehilangan fisik (Tabel 2.2 di
Bab II).
Dengan membandingkan nilai ILI pada matriks target kehilangan fisik selanjutnya bisa
dilihat seberapa jauh kondisi kehilangan air berdasarkan tekanan rata-rata dan angka
kehilangan air dalam liter/sambungan/hari.

 

33
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pola Pemakaian Air
Pola pemakaian air pada Perumahan Karang Sari Permai dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut
ini:
Tabel 4.1 Pola Pemakaian Air
WAKTU
STAND METER
(PUKUL)
Dari
Sampai
Awal
Akhir
16.00
17.00
15
47
17.00
18.00
47
90
18.00
19.00
90
101
19.00
20.00
101
107
20.00
21.00
107
140
21.00
22.00
140
180
22.00
23.00
180
209
23.00
00.00
209
241
00.00
01.00
241
241
01.00
02.00
241
241
02.00
03.00
241
268
03.00
04.00
268
302
04.00
05.00
302
332
05.00
06.00
332
364
06.00
07.00
364
401
07.00
08.00
401
439
08.00
09.00
439
474
09.00
10.00
474
510
10.00
11.00
510
545
11.00
12.00
545
579
12.00
13.00
579
613
13.00
14.00
613
645
14.00
15.00
645
680
15.00
16.00
680
714
JUMLAH

PEMAKAIAN

DEBIT RATA-RATA

m³/jam
32.30
42.50
11.20
6.00
33.00
40.00
29.00
32.00
0.00
0.00
27.00
34.00
30.00
32.00
37.00
38.00
35.00
36.00
35.00
34.00
34.00
32.00
35.00
34.00
699.00

m³/jam

29.125

Sumber: Hasil Perhitungan, 2017

 

34
Universitas Sumatera Utara

Keterangan:
= Jam Puncak
= Jam Minimum
= Pompa Off
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pola pemakaian air pada kawasan Perumahan Karang
Sari Permai dengan pemakaian air paling banyak pada pukul 17.00 WIB – 18.00 WIB
dengan pemakaian sebesar 42,5 m³/jam. Sedangkan pemakaian minimum berada pada
pukul 19.00 WIB - 20.00 WIB dengan pemakaian sebesar 6 m³/jam. Pada pukul 00-02.00
WIB pompa dalam keadaan mati dan tidak ada pemakaian sama sekali.
Adapun mencari debit rata-rata adalah:
Q

Q

rata  rata

rata  rata



Total pemakaian m 3 / jam
24 jam



699 m 3 /jam
 29.125m 3 /jam
24jam

4.2 Kehilangan Air
Kehilangan air dapat dinyatakan sebagai selisih antara volume yang didistribusikan
terhadap volume air yang diterima atau dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan data DRD
(daftar rekening yang ditagih).
Besarnya volume air yang didistribusikan dihitung berdasarkan pencatatan angka pada
water meter induk yang dilakukan secara rutin setiap bulannya. Water meter induk pada
Perumahan Karang Sari Permai baru dipasang sejak 25 September 2016 sehingga baru
dilakukan 3 kali pencatatan sampai pada 25 Desember 2016.
Data water meter induk dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

 

35
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2 Data Water Meter Induk
Tanggal
25/10/2016
25/11/2016
25/12/2016

Stand Meter
Awal

Stand Meter
Jumlah Air yang
Akhir
Disuplai
0
17121
17121
17121
36973
19852
36973
53463
16490
Rata rata Pemakaian
17821

Sumber: PDAM Tirta Uli, 2016

Di Perumahan Karang Sari Permai terdapat 745 SR (sambungan rumah) pelanggan yang
harus dilayani. Untuk mencari tingkat kehilangan airnya, maka diperlukan data daftar
rekening yang ditagih (DRD). Data daftar rekening yang ditagih dapat dilihat pada
Lampiran 2.
4.2.1 Menghitung Tingkat Kehilangan Air
Data distribusi air PDAM Tirta Uli pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai dapat
dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Data Distribusi Air
Jumlah Air yang
didistribusikan
( m³/bulan )
17821

Jumlah air yang tercatat dalam
rekening tagihan ( m³/bulan)
11792

Sumber: PDAM Tirta Uli, 2016

Berdasarkan pada data distribusi air,maka tingkat kehilangan air pada kawasan Perumahan
Karang Sari Permai dapat dicari dengan menggunakan rumus:
H

D-K
x 100%
D

Keterangan:
H

= Persentase tingkat kehilangan air (%)

D

= Jumlah air yang didistribusikan (m³/bulan)

K

= Jumlah air yang diterima (m³/bulan)

 

36
Universitas Sumatera Utara

Diketahui:
D

= 17821 (m³/bulan)

K

= 11792 (m³/bulan)

Maka, H =

17.821  11.792
= 33,83 %
17.821

Kehilangan air dalam m³ dapat dinyatakan sebagai berikut:
33,83 % x 17821 (m³/bulan) = 6.029 m³/bulan
4.2.2 Menghitung Kerugian akibat Kehilangan Air
Kehilangan air berdampak terhadap kerugian finansial. Kerugian materil yang dialami oleh
PDAM Tirta Uli pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai dinyatakan berdasarkan
harga tarif air rata-rata dikali dengan besarnya air yang hilang.
Harga tarif air rata-rata dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Data Tarif Air
Total Harga Air
43039995

Jumlah Air yang didistribusikan
(m³/bulan)
11792

Sumber: PDAM Tirta Uli, 2016

Besarnya kerugian finansial yang dialami dapat dihitung dengan mencari harga tarif ratarata air pada Perumahan Karang Sari Permai. Harga tarif didapat dengan cara membagi dari
total harga air dengan total air yang didistribusikan dikarenakan jenis tarif pada kawasan
Perumahan Karang Sari Permai berbeda-beda.
Harga tarif air rata-rata

=

Total harga air
Total air yang didistribusikan

=

43.039.995
11792

= Rp.3.649,93/m³

 

37
Universitas Sumatera Utara

Total Kerugian

= Rp.3.649,93/m³ x total kehilangan air
= Rp.3.649,93/m³ x 6.029 m³/bulan
=Rp.22.005.427,97/bulan = Rp.733.514,26/hari
= Rp.264.065.135,64/tahun

Total kerugian yang dialami oleh PDAM Tirta Uli akibat kehilangan air adalah
Rp.264.065.135,64/tahun.
4.3 Menyusun Neraca Air

Neraca air merupakan audit air yang paling sederhana. Penyusunan neraca air berdasarkan
pada data data,pengamatan serta survei langsung saat berada di lapangan. Neraca air
menunjukkan tingkatan ataupun besaran kehilangan air baik fisik maupun non-fisik.


Volume suplai air ke dalam sistem = Jumlah air rata-rata yang didistribusikan selama
satu tahun = 17.821 m3/bulan



Konsumsi Resmi = Jumlah air rata rata yang diterima oleh masyarakat
= 11.792 m3/bulan



Kehilangan Air = Volume air yang disuplai ke dalam sistem – Konsumsi resmi
= 6.029 m3/bulan



Konsumsi Resmi Berekening = Jumlah air yang masuk dan tercatat di meteran
pelanggan = 11.792 m3/bulan



Kehilangan Non-teknis = Ketidak akuratan meteran pelanggan

Berdasarkan KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 635/MPP/KEP/10/2004 Pasal 6 menyatakan bahwa:
masa berlaku tanda tera yang sah untuk meteran air sejak pemasangan adalah 5 tahun 11
bulan.
Untuk meteran air pelanggan di kawasan Perumahan Karang Sari Permai semua
menggunakan meteran air tahun 2016. Di Kota Pematang Siantar khususnya pada kawasan

 

38
Universitas Sumatera Utara

Perumahan Karang Sari Permai setiap tahunnya diadakan penggantian meteran pelanggan
yang baru.
Untuk pengambilan data akurasi meteran pelanggan dilakukan dengan cara mengecek
meteran pelanggan dengan menggunakan wadah 105 liter. Banyaknya sampel diambil
dengan cara mengambil 1 sampel di setiap gang perumahan Karang Sari Permai.
Data ketidakakuratan meteran pelanggan dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Data ketidakakuratan meteran pelanggan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Meter Pelanggan
No.Sambungan (liter)
037108
039998
069114
068262
068265
068261
060936
060911
064778
035124
037015
035548
038455
045372
048653
Total

Wadah ukur
(liter)
106
106
107
105
105
106
106
106
107
107
106
106
106
105
106

Selisih
(liter)
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105
105

1
1
2
0
0
1
1
1
2
2
1
1
1
0
1
15

Sumber: Perhitungan, 2017

Ketidakakuratan meteran pelanggan =

=

selisih volume air
x 100%
Jumlah Sampel
15
x100%
105 x 15

= 0,9523 %

 

39
Universitas Sumatera Utara

Besarnya kehilangan air akibat ketidakakuratan meteran pelanggan adalah:
= 0,9523% x volume air yang disuplai
= 0,9523% x 17.821 m3/bulan
= 169,709 m³/bulan
Meteran pelanggan pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai masih tergolong sangat
baik, dikarenakan dilakukannya pergantian meteran pelanggan setiap tahunnya.
Kehilangan fisik/teknis = Total Kehilangan Air – Kehilangan Non-Teknis/Komersial=
5.859,29 m³/bulan. Kebocoran pada pipa dinas meter pelanggan dan kebocoran pada pipa
transmisi dan pipa induk dihitung berdasarkan hasil wawancara terhadap PDAM Tirta Uli
Kota Pematang Siantar beserta hasil survei di lapangan.
Dari hasil olahan data diatas maka dapat dilihat susunan neraca air pada Kawasan
Perumahan Karang Sari Permai pada tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Neraca Air

Konsumsi
Resmi =
11.792 m³/
bulan
Volume
suplai input
ke dalam
sistem =
17.821
m³/bulan
Kehilangan
Air = 6.029
m³/ bulan

Konsumsi
Resmi
Berekening
= 11.792
m³/ bulan
Konsumsi
Resmi Tak
Berekening
Kehilangan
Non Teknis
/ Komersial
= 169,709
m³/ bulan
Kehilangan
Fisik/Teknis
= 5.859,29
m³/ bulan

Konsumsi Bermeter Berekening = 11.792 m³/
bulan

Konsumsi Bermeter Tak Berekening = estimasi
meter pelanggan rusak
Konsumsi Bermeter Tak Berekening = pemakaian
pada instansi tertentu
Konsumsi Tak Bermeter Tak Berekening =
pencucian pipa
Konsumsi Tak Resmi = pemakaian ilegal
Ketidakakuratan Meter dan Kesalahan Penanganan
Data = 169,709 m³/ bulan
Kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk =
5.689,581 m³/ bulan
Kebocoran dan limpahan pada tanki reservoar
Kebocoran pada pipa dinas dan meter pelanggan =
5.859,29 x 5% = 292,9645 m³/ bulan

Sumber: Perhitungan, 2017

 

40
Universitas Sumatera Utara

4.4

Menghitung Infrastructure Leakage Index (ILI)

Infrastructure leakage index (ILI) merupakan indikator terhadap kehilangan air fisik. Untuk
mencari nilai ILI dapat menggunakan rumus berikut:
ILI = CAPL / MAAPL
Dimana:
CAPL:

Current (real) Annual Physical Losses, kehilangan fisik tahunan saat ini (riil),

diperoleh dari neraca air.
MAAPL: Minimum Achievable Annual

Physical Losses, tingkat kehilangan minimum

yang bisa dicapai pada pengelola penyedia air minum yang memiliki jaringan
dalam kondisi baik dan melakukan pengendalian kebocoran secara aktif secara
intensif .


CAPL

= Kehilangan Fisik/ Teknis tahunan saat ini dari neraca air
= 5.859,29 m³/bulan = 195.309,66 l/hari



MAAPL (l/hari) = (18 x LM)  (0,8 x NC)  (25 x LP) x P

Dimana:
LM = panjang pipa induk (km)
NC = Jumlah Sambungan Rumah (SR)
P

= Tekanan Rata-rata (m)

LP = Panjang rata-rata pipa dinas (km)

Panjang pipa induk di kawasan Perumahan Karang Sari Permai dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut ini :

 

41
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7 Data pipa induk
NODE
No

Dari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
23

Ke
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24 Reservoir

PANJANG PIPA
(m)
66
323
159
49
20
272
346
15
184
232
249
69
579
55
18
26
33
25
19
75
43
267
93
14
3231

Sumber: Data PDAM Tirta Uli, 2016

Panjang Total pipa induk pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai adalah 3231 m
Pengukuran tekanan pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai dilakukan pada 3
tempat dari pukul 09.00 WIB – 23.00 WIB. Data tekanan perumahan Karang Sari Permai
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:

 

42
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8 Data Tekanan Perumahan Karang Sari Permai
Waktu
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
Tekanan Rata Rata

Titik 1
( atm )
0.4
0.5
0.7
0.9
1
0.9
1.1
0.8
0.7
0.6
0.6
0.7
0.9
1.2
1.3
0.82

Titik 2
( atm )

1.9
2
2.1
2.5
2.8
2.5
2.4
2.1
1.9
1.6
1.9
1.9
2.2
2.2
2.5
2.166666667
1.48

Titik 3
( atm )

0.9
1
1.3
1.8
1.6
1.6
1.9
1.4
1.3
1.1
1.2
1.4
1.7
1.6
2
1.453333333

Sumber: Perhitungan, 2017

Tekanan rata-rata pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai = 1,48 atm = 14,8 m
MAAPL= (18 x LM)  (0,8 x NC)  (25 x LP) x P
= (18 x 3,231 km)  (0,8 x 745)  (25 x LP) x 1,48 atm
Dengan nilai LP = 0,008 km x 745 SR
= 5,96
MAAPL= (18 x 3,231 km)  (0,8 x 745)  (25 x 5,96) x 14,8 m
= 11.886,738 l/hari
Menentukan intermittent supply

 

43
Universitas Sumatera Utara

Dikarenakan jam operasional distribusi air tidak dilakukan selama 24 jam melainkan 22
22
jam. Maka MAAPL = 24 x 11.886,738 l/hari

MAAPL = 10.896,1765 l/hari
ILI = CAPL / MAAPL
Dimana : CAPL = 195.309,66 l/hari
MAAPL = 10.896,1765 l/hari
ILI =

195.309,66 l/hari
= 17,924
10.896,1765 l/hari

Tabel 4.9 Matriks Target Kehilangan Fisik

NEGARA
BERKEM
BANG

NEGARA
MAJU

KATEGORI
KINERJA TEKNIK
A
B
C
D
A
B
C
D

KEBOCORAN (ltr/sambungan/hari)
ILI
10m
1 -2
2–4
4–8
>8
2–4
4–8
8 – 16
> 16

< 50
50 – 100
100 -200
> 200

SISTEM DENGAN TEKANAN :
20m
30m
40m
50m
< 50
< 75
< 100
< 125
50 – 100
75 - 150 100 – 200 125 – 250
100 -200 150 - 300 200 – 400
250 -500
> 200
> 300
> 400
> 500
400
> 600
> 800
> 1000

Sumber: Word Bank Institute

Nilai infrastructure leakage index (ILI) pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai
adalah 17,924 dengan sistem tekanan 14,8 m tergolong kepada kategori D pada negara
berkembang dengan tingkat kebocoran > 200 ltr/sambungan/hari.
Kategori D menunjukkan bahwa tingkat kebocoran fisik pada kawasan Perumahan Karang
Sari Permai sangat parah. Harus dilakukan program penurunan kebocoran. Dan
diperlukannya program penurunan dengan melakukan step test pada kawasan Perumahan

 

44
Universitas Sumatera Utara

Karang Sari Permai, sehingga dapat menurunkan atau menekan tingkat kerugian yang
diakibatkan kehilangan air.

 

45
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Debit rata-rata pada Perumahan Karang Sari Permai adalah 29,125 m3/jam

- Jam puncak pada pukul 17.00 WIB dengan pemakaian sebesar 42,50 m3/jam
- Jam minimum pada pukul 19.00 WIB dengan pemakaian sebesar 6 m3/jam
- Pompa off pada pukul 00.00 WIB dan 01.00 WIB
2. Tingkat kehilangan air PDAM Tirta Uli pada kawasan Perumahan Karang Sari Permai
adalah sebesar 33,83%.
- Kehilangan Non Teknis/Komersial = 169,709 m³/ bulan
- Kehilangan Fisik/Teknis = 5.859,29 m³/ bulan.
3. Nilai infrastructure leakage index Perumahan Karang Sari Permai adalah 17,924 dengan
sistem tekanan sebesar 14,8 m dan tergolong kepada kategori D dengan tingkat kebocoran
fisik > 200 liter/sambungan/hari.
5.2 Saran

Dari hasil analisa dan pembahasan penelitian dari data yang diperoleh,maka dapat diberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya PDAM Tirta Uli

melakukan step test dalam rangka menekan tingkat

kehilangan air yang terlalu besar di Perumahan Karang Sari Permai. Sehingga dapat
menambah pemasukan bagi PDAM Tirta Uli.
2. Sebaiknya Pembacaan meteran pelanggan yang dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Uli
dilakukan dengan teliti, karena berdampak terhadap DRD (Daftar Rekening Ditagih) yang
menentukan terhadap besarnya tingkat kehilangan air pada kawasan tersebut

 

46
Universitas Sumatera Utara

3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, pengumpulan data primer berupa data
ketidakakuratan meteran pelanggan lebih teliti dan lebih berhati-hati dalam proses
memasukkan air ke dalam wadah akurasi agar air tidak terbuang sia-sia.

 

47
Universitas Sumatera Utara