Modul Metodologi Penulisan Penelitian Il (1)
Modul Metodologi Penelitian
Oleh:
Haritma Maharani
Definisi dan Metode
A. Definisi Penelitian
Secara umum, penelitian ilmiah dapat didefinisikan sebagai investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986: 17-8).
Untuk dunia bisnis yang berorientasi pada pengambilan keputusan yang sebagian besar adalah aplikatif, diperlukan defenisi penelitian yang lebih sesuai. Diantaranya adalah:
-
Suatu proses sistematif dan objektif yang meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. (Zikmund, 2000:5).
-
Suatu penyelidikan sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995:11).
-
Suatu upaya sistematis dan terorganisis untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekaran, 2000:3).
Dari beberapa pengetian tersebut dapat diambil benang merah pengertian penelitian ilmiah adalah: aplikasi secara formal dan sistematis dari metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan. Tujuan penelitian identik dengan tujuan pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat penjelasan, menyususn prediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi dalam suatu batasan yang ditentukan.
B. Metode Ilmiah
Meskipun tidak ada consensus tentang urutan dalam metode ilmiah, metode ilmiah umumnya memiliki beberapa karakteristik umum sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993:37):
-
Metode ilmian bersifat kritis dan analitis. Karakteristik ini mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasikan masalah dan metode untuk mendapatkan solusinya.
-
Metod ilmiah adalah logis. Logis merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada.
-
Metode ilmiah adalah objektif. Objektifitas mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuan yang lain akan sama apabila studi yang sama dilakukan pada kondisi yang sama. Dengan kata lain, hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
-
Metode ilmiah bersifat konseptuan dan teoritis. Ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian.
-
Metode ilmiah adalah empiris. Metode ini pada prinsipnya bersandar pada realitas.
-
Metode ilmiah adalah sistematis. Sistematif mengandung arti suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.
Metode berpikir kritis sudah dikenal sejak dulu. Orang sudah mulai menggunakan alur pemikiran kritis melalui silogisme, yaitu membuat kesimpulan berdasar premis yang ada. Umumnya dibedakan antara pola berpikir deduktif dan induktif.
Pola berpikir deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari gejala umum.
Pola piker induktif adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal umum.
Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu kebenaran, maka pernyataan itu harus diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empiris (berdasarkan fakta). Kerangka berpikir ilmiah berintikan proses logico-hypothetico-verifikatif pada dasarnya terdiri dari lima langkah sebagai berikut:
-
Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari jawabannya. Tanpa adanya masalah maka tidak akan tejadi penelitian, karena penelitian dilakukan unutk memecahkan masalah. Rumusan masalah penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan. Merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batasannya dan factor yang terkait dapat diidentifikasi.
-
Kerangka berpikir; penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis. Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan, yang disusun secara rasional berdasarkan premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya. Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam merumuskan kerangka berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas masalah.
-
Mengajukan hipotesisi; merupakan jawaban sementara (masih bersifat dugaan) terhadap pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Yang merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir.
-
Pengujian hipotesis; merupakan pengumpulan data yang relevan dengan hipotesis yang diajukan, kemudian mengolah dan menganalisis data secara empiris utnuk menguji kebenaran hipotesis.
-
Menarik kesimpulan; menentukan jawaban definitive atas setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah karena memenuhi persyaratan keilmuan, yaitu mempunyai kerangka kejelasan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya dan teruji kebenarannya. Hasil uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan penelitian kemudian disintesiskan dan kemudian disimpulkan. Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalahpenelitian yang disusun dalam bentuk proporsi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya.
C. Proposal Penelitian.
Proposal penelitian adalah suatu usulan penelitian yang diajukan oleh seseorang atau suatu badan/perusahaan/organisasi untuk menghasilkan suatu output tertentu atau membrikan jasa penelitian kepada sponsor/pendukung. Usulan penelitian dikenal sebagai rencana kerja, prospectus, skema (outline), pernyataan maksud yang berisikan apa yang akan dilakukan, mengapa suatu penelitian dilakukan, dan manfaat apa yang akan didapat dari apa yang dilakukan. Singkatnya, proposal penelitian adalah pernyataan tertulis yang rinci mengenai desain penelitian (Gay & Diehl, 1996, Zikmund, 2000: 95). Sedangkan maksud proposal penelitian adalah:
-
Untuk merumuskan masalah apa yang akan diteliti dan mengapa masalah tersebut penting.
-
Untuk mengkaji upaya penelitian-penelitian lain yang telah melakukan penelitian serupa.
-
Untuk menguraikan jenis data yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dan bagaimana metode pengumpulan data, pengolahan data, serta menganalisisnya.
Permasalahan Dan Judul Penelitian.
Langkah pertama dalam penelitian adalah menemukan apa yang akan diteliti. Hal yang ingin diteliti bias muncul dari pertimbangan teoritis, pragmatis, atau kedua-duanya. Tidak ada pedoman yang baku yang dapat digunakan utnuk membantu peneliti memilih masalah penelitiannya.
Pendahuluan dalam suatu penelitian ilmiah terdiri atas: latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dilakukannya penelitian dan manfaat dilakukannya penelitian.
A. Latar Belakang.
Latar belakang berisi hal-hal yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian. Berikut adalah langkah yang dapat diambil untuk menentukan apakah suatu topik layak untuk diteliti
-
Apakah ada permasalahan?
-
Apakah permasalahan tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian?
-
Apakah masalah tersebut menarik utnuk dipecahkan?
-
Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan?
Ada berbagai sumber permasalahan yang dapat digunakan untuk penelitian. Pertama, literature aau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan pengetahuan peneliti. Disamping bahan bacaan, pengalaman pribadi merupakan sumber untuk menemukan permasalahan untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan penelitian (research question) yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Pertanyaan penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting pada setiap penelitian. Pertanyaan penelitian merupakan panduan bagi peneliti untuk mengumpulkan berbagai jenis informasi yang diperlukan. Pertanyaan penelitian juga memandu peneliti menganalisis data.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah adalah “kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi, maka rumusan masalah adalah pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun terdapat kaitan yang erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan kepada masalah penelitian.
-
Bentuk-bentuk rumusan masalah.
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. Bentuk rumusan masalah dapat digambarkan sebagai berikut
a. Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang berkenaan dengan petanyaan terhadap keberadaan mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih (variable yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak embuat perbandingan variable itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variable itu dengan variable lain.
b. Rumusan masalah komparatif.
Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contohnya adalah sebagai berikut:
c. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan asosiatif:
Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contoh:
-
“Hubungan Atara Jumlah Ac Di Ruang Kerja Dengan Produktifitas Kerja Pegawai Di Lembaga X.”
-
“Hubungan Antara Tinggi Badan Dengan Prestasi Kerja Dibidang Pemasaran.”
-
“Hubungan Antara Warna Rambut Dengan Kemampuan Memimpin”
Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variable independen ( variable yang mempengaruhi ) dan variable dependen (variable yang dipengaruhi), contoh:
-
“Pengaruh Insentif terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Departemen X”
-
“Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja kementrian X
( Contoh pertama dengan satu variabel bebas dan contoh dua dengan dua variabel bebas)
Hubungan interaktif/resiprokal/timbal balik.
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam penelitian ini tidak diketahui yang mana variable dependen dan yang mana variable independen. Contoh:
-
“Hubungan Antaramotivasi Dan Prestasi.”
-
“Hubungan Antara Kecerdasan Dan Kekayaan.”
d. Rumusan masalah komparatif – asosiatif.
Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada sampel atau populasi yang berbeda.
e. Rumusan masalah structural.
rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan validitas struktur hubungan antara dua variabel atau lebih pada variabel interveningnya.untuk menguji struktur hubungan antar variabel yang bersifat kausal digunakan analisis jalur (path analysis) dan untuk menguji struktur hubungan antar variabel yang dilengkapi dengan variabel manifest yang bersifat kausal atau reciprocal digunakan Structure Equation Model (SEM)
Contoh:
-
“Apakah Struktur Hubungan Antara Variabel Yang Mempengaruhi Produktifitas Kerja Karyawan Di PT X”
C. JUDUL PENELITIAN
Jika masalah penelitian telah diperoleh dan kemudian dirumuskan, langkah berikutnya ialah menyusun judul penelitian. Judul suatu penelitian benar-benar harus mampu untuk menggambarkan secara tepat dan jelas tentang apa yang diteliti. Bebrapa syarat judul penelitian yang baik, diantaranya adalah:
1. Menyebutkan variabel penelitian.
Variabel penelitian merupakan masalah utama penelitian. Walau judul penelitian harus menyebutkan variabelnya, tetapi yang disebutkan hanyalah variabel utama yang dijadikan masalah penelitian.
2. Menyebutkan unit analisis penelitian.
Setiap penelitian memiliki unit analisis. Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian yaitu organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal ian yang diajadikan objek penelitian.
3. Menyebutkan lokasi penelitian.
Lokasi penelitian adalah tempat diamana unit analisis penelitian berada. Jika pegawai merupakan unit analiss, maka disebutkan dimana pegawai itu berkerja. Jika penelitian dilakukan didaerah tertentu, maka secara jelas dicantumkan nama wilayah tersebut pada judul penelitian.
4. Disusun sesingkat mungkin
Walaupun judul penelitian harus disusun sesingkat mungkin bukan berarti judul penelitian menjadi tidak jelas. Arti sesingkat mungkin yaitu menghindari kata-kata yang tidak seharusnya ada dalam judul, karena tanpakata-kata tersebut, makna hudul tetap dapat dimengerti.
Paradigma Penelitian
Paradigm penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan social dan perlakuan peneliti terhadapteori ekonomi. Secara umum pendekatan penelitian atau sering juga disebut dengan paradigma penelitian yang cukup dominan yaitu paradigm penelitian kualitatif, kuantitatif dan campuran (gabungan kualitatif dan kuantitatif).
A. Penelitian Kualitatif.
Menurut Denzim dan Lincoln (2009), kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas, jumlah, intensistas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan metodologi yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara social, hubungan erat antara penelitia dan subjek yang diteliti.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, penelitian merupakan instrument kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bias bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi social, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Penelitian kualitatif memiliki enam jenis penelitian, yaitu:
1. Penelitian Deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bias tunggal (satu variabel) bias juga lebih dari saru variabel.
2. Studi Kasus.
Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi yang lain, dimana sifat masalah yang terjadi adalah serupa dengan masalah yang dialami saat ini (Uma Sekaran). Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang indifidu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu.
Misalnya, mempelajari manajer yang tidak disiplin dalam berkerja. Terhadap kasus ini peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam artinya mencakup semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus ini dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
3. Biografi.
Penelitian biografi adalah studi tentang idnividu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip. Tujuan penelitian ini ialah mengungkap turning point momen atau epipani, yaitu pengalaman menarik yang sangat memengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterprestasikan subjek seperti subjek tersebut memosisikan didirinya sendiri.
4. Fenomenologi.
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna kosnep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.
5. Grounded Theory.
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi diama individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respons terhadap suatu peristiwa. Inti dari grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa yang dipelajari.
6. Etnografi.
Etnografi adalah uraian dan penafsiaran suatu budaya atau system kelompok sosial. Peneliti menguji kelompok ini dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah merupakan proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam pengamatan ini peneliti terlibat dalam kehidupan keseharian respondennya atau melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut.
B. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur (biasanya dengan instrument penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan serta saran-saran.seperti halnya penelitian kualitatif, siapapun yang terlibat dalam penelitian kuantitatif juga perlu memiliki asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan alternative, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali peneluannya. Penelitian kuantitatif memiliki tiga jenis penelitian yaitu:
1. Penelitian survey.
Penelitian survey cukup banyak digunakan untuk pemecahan masalah perilaku organisasi termasuk kepentingan perumusan kebijaksanaan sumber daya manusia. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek (populasi). Survey dengan cakupan seluruh populasi (objek) disebut sensus. Adapun survey yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sanpel survey.
Survey dalam perilaku suatu organisasi banyak dimanfaatkan untuk memcahkan masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan sumber daya manusia bahkan juga untuk studi SDM dalam hubunhannya dengan kinerja organisasi.
2. Studi Kausal Komperatif.
Studi kausal komparatif erat hubungannya dengan studi korelasi. Atau hubungan sebab akibat untuk menyelidiki kemungkinan hubungan variabel penyebab terhadap variabel akibat. Hal ini dilakukan dengan mengamati akibat yang terjadi pada suatu kondisi kemudian dicari apa sajakah variabel-variabel peneyebabnya.
Definisi dari studi kausal ini adalah studi yang berusaha mengamati alasan atau penyebab terjadinya sebuah fenomena yang diteliti. Dengan kata lain, setelah diketahui adanya perbedaan pada beberapa variabel, peneliti berusaha mengidentifikasikan factor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut.
3. Studi Korelasional.
Seperti halnya survey, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam perilaku organisasi yaitu studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalan satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau menyatakan besar kecilnya hubungan antara kedua variabel.
4. Penelitian Experimen.
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematif guna membangun fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, memanipulasi dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dam kelompok control yang tidak mendapatkan perlakuan.
Table Perbedaan Metode Kuantitatif Dan Metode Kualitatif
-
No.
Metode Kuantitatif
Metode Kualitatif
1
Menggunakan hipotesis yang ditentukan sejak awal penelitian.
Hipotesis dikembangkan sejalan dengan penelitian/saat penlitian.
2
Definisi yang jelas dinyatakan sejak awal.
Definisi sesuai konteks atau saat penelitian berlangsung.
3
Reduksi data menjadi angka-angka.
Deskripsi naratif/kata-kata, ungkapan atau pernyataan.
4
Lebih memperhatikan reliabilitas skor yang diperoleh melalui instrument penelitian.
Lebih suka menganggap cukup dengan reliabilitas penyimpulan.
5
Penilaian validitas menggunakan berbagai prosedur dengan mengandalkan hitungan statistic.
Penilaian validitas melalui pengecekan silang atas sumber informasi.
6
Menggunakan deskripsi prosedur yang jelas (terperinci).
Menggunakan deskripsi prosedur secara naratif.
7
Sampling random.
Sampling purposive.
8
Desain/control statistic atas variabel eksternal.
Menggunakan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstrem.
9
Menggunakan desain khusus utnuk mengontrol bias prosedur.
Mengandalkan analisis logis dalam mengontrol variabel ekstrem.
10
Menyimpulkan hasil menggunkan statistic.
Mengadalkan peneliti dalam mengontrol bias.
11
Memecah gejala-gejala menjadi bagian-bagaian untuk dianalisis.
Menyimpulkan hasil secara naratif/kata-kata.
12
Memanipulasi aspek, situasi atau kondisi dalam mempelajari gejala yang kompleks
Gejala-gejala yang terjadi dilihat dalam perspektif keseluruhan.
Landasan Teori, Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Dalam buku-buku metodologi penelitian asing, landasan teori ini disebut juga dengan Literature Review. Cresweel (2012) menyatakan “A literature review is written summary of journals, articles, books, and other documents that describes the past and current state of information on topic of your research study, it also organizes the literature into subtopics, and documents, the need for a proposed study”. (Studi literature /studi kepustakaan, merupakan ringkasan tertulis dari jurnal, artikel, buku-buku dan dokumen lain, yang berisi tentang uraian informasi masa lalu atau sekarang yang relevan dengan judul penelitian yang sedang diteliti, juga mengoraganisasikan berbagai literature ke dalam sub topik sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Kegunaan studi literature dalam penelitian kuantitati, Creswell (2012) menyatakan: “this serves two major purposes; it justifies the important of the research problem, and its provide rationale for the purpose of the study and research questions or hypothesis”. (Studi literature mempunyai dua kegunanaan yaitu; pertama, untuk menjelaskantentang pentingnya penelitian dan masalah penelitian; kedua sebagai panduan untuk membuat pertanyaan penelitian dan merumuskan hipotesis.
Studi literature beirsi deskripsi tentang teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.
A. Pengertian Teori
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata, 1990). Landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekadar perbuatan coba-coba (trial and error). Adanya landasan teori ini merupakan cirri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Setiap penelitian selalu menggunakan teori. Seperti dinyatakan oleh Neuman (2003) “researchers use theory differently in various types of research, but some type of theory is a set of interrelated construct (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view phenomena by specifying relations among variables, with purpose of explaining and predicting the phenomena.” (Teori adalah seperangkat konstruk /konsep, definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.)
William Wiersma (1986) menyatakan bahwa, “a theory is a generalization or series of generalization by which we attempt to explain some phenomena is a systematic manner”.(Teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik).
Selanjutnya Sitirahayu Haditono (1999), menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.
Mark (1963), (dalam Sitirahayu Haditomo, 1999) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara lain:
-
Teori deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
-
Teori yang induktif; cara menerangkan adalah dari data kea rah teori. Dalam bentuk ekstrim titik pandang yang positivistic ini dijumpai pada kaum behaviorist.
-
Teori yang fungsional; disini Nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoristis, yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
Berdasarkan ketiga pandangan tersebut, dapat disimpulkan:
-
Teori menunjuk pada sekelompok hukum yang tersusun secara logis. Hukum-hukum ini biasanya memiliki hubungan yang deduktif. Suatu hukum menunjukkan suatu hubungan antara variabel0variabel empiris yang bersifat ajeg dan dapat diramal sebelumnya.
-
Suatu teori juga dapat merupakan suatu rangkuman tertulis mengenai suatu kelompok hukum yang diperoleh secara empiris dalam suatu bidang tertentu.
-
Suatu teori juga dapat menunjuk pada suatu cara menerangkan yang menggeneralisasi. Disini biasanya terdapat hubungan yang fungsional antara data dan pendapat teoritis.
Teori adalah alur logika atau penalaran yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum teori mempunya tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction), dan pengendalian (control).
B. Tingkatan dan Fokus Teori.
Neuman (2003) mengemukakan tingkatan teori (level of theory) menjadi tiga yaitu: micro, meso, dan macro.
Micro level theory: small slices of time, space, or a number of people. The concept are usually not very abstract.
Meso-level theory: attempts to link macro and micro levels or to operate at an intermediate level.
Macro level theory: concerns the operation of larger aggregates such as social institution, entire culture systems, and whole societies. It uses more concepts that are abstract.
C. Kegunaan teori dalam penelitian
Cooper & Schindler (2003), menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah:
-
Theory narrows the range of fact we need to study.
-
Theory suggests which research approaches are likely to field the greatest meaning.
-
Theory suggests a system for research to impose on data in order to classify them in the most meaningful way.
-
Theory summarizes what is known about object of study and states the uniformities that lie beyond immediate observation.
-
Theory can be used to predict further fact that should be found.
D. Deskripsi teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Biala dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok teori, yaitu kelompok yang berkenaan dengan tiga
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefenisian, dan uraian yang lengkap dan mendalam dari berbagai reffferensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah.
E. Kerangka berpikir (kerangka konseptual).
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai factor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel independen dan dependenbila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan kenapa variabel tersebut juga diikut sertakan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk hubungan antar variabel penelitian. Oleh karena itu setiap menyusun paradigm penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
F. Hipotesis.
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik.
Beberapa karakteristik hipotesis yang baik, yaitu: konsisten dengan penelitian sebelumnya, merupakan penjelasan yang masuk akal, perkiraan yang tepat dan terukur, dan dapat diuji.
Berdasarkan kerangka berfikir disusun hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunyi “jika komitmen kerja tinggi, maka produktivitas lembaga akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi “ ada hubungan yang posistif dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktifitas kerja”.
Selanjutnya Uma Sekaran (1992) mengemukakan kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal berikut:
-
Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.
-
Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan ada teori yang mendasari.
-
Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan hubungan antar variael itu bersifat positif atau egatif , berbentuk kausal, simetris atau interaktif (timbale balik).
-
Kerangka berfikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigm penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang dikemukakan dalam penelitian.
Metode Penelitian
A. Populasi dan Sampel Penelitian.
1. Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadikannya sebagai objek penelitian (Kuncoro, 2001: Bab 3).
Contoh populasi antara lain:
-
Semua angkatan kerja yang berkerja di Indonesia.
-
Semua pemilih yang tercatat di Kepulauan Riau.
-
Semua mobil yang diproduksi tahun 2013 di Indonesia.
Jadi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetatpkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
2. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan pertimbangan –pertimbangan dan criteria tertentu. Bila populasi terlalu besar, dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi penelitian. Hasil penelitian berkaitan dengan sampel penelitian akan diaplikasikan kepada populasi, sehingga sampel penelitian haruslah benar-benar merupakan representasi dari populasi penelitian.
a. Proses Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian. Agar informasi yang diperoleh dari sampel benar-benar mewakili populasi, sampel tersebut harus mewakili karakteristik populasi yang diwakilinya. Untuk memperoleh sampel yang dapat mewakili karakteristik populasi, diperlukan metode pemilihan sampel yang tepat. Informasi dari sampel yang baik akan dapat mencerminkan informasi dari populasi secara keseluruhan.
Proses pemilihan sampel adalah suatu kegiatan yang berurutan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pemilihan sampel ditunjukkan dalam pemilihan sampel berikut ini:
-
Proses penentuan populasi.
Proses yang pertama
-
Penentuan unit pemilihan sampel.
-
Penentuan kerangka pemilihan sampel
-
Penentuan desain sampel
-
Penentuan jumlah sampel
-
Pemilihan sampel
Langkah terakhir dalam proses pemilihan sampel adalah memilih sampel yang diperlukan. Dalam langkah ini peneliti menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari penelitian yang dilakukan.
b. Teknik pengambilan sampel penelitian.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan dampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan. Namun secara garis besar, teknik sampling dapat dibedakan menjadi dua. Yaitu Probability Sampling dan Nonbrobability Sampling.
1. Probability Sampling.
Probability samping adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi : simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, are (cluster) sampling.
Simple Random Sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
2. Nonprobability Sampling.
Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sample yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi: sampling sistematis, kuota, purposive, jenuh, smowbal.
Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sampling Insidental
Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penetuam sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
c. Besarnya Sampel
Besarnya sampel sebaiknya sebanyak mungkin. Semakin besar sampel yang digunakan umumnya akan semakin representative mewakili populasi dan hasil penelitian bias digeneralisasikan. Terdapat beberapa cara untuk menentukan sampel penelitian, diantaranya dalah sebagai berikut:
Rumus Slovin
Dimana:
n = Jumlah elemen/anggota sampel.
N = Jumlah elemen/anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1% atau 0,01 , 5% atau 0,05 dan 10% atau 0,01 (dapat dipilih oleh peneliti).
-
Menggunakan internal penaksiran.
Untuk menaksir parameter rata-rata µ
Untuk menaksir parameter proporsi P
Menggunakan pendekatan Isac Michel.
Menentukan sampel untuk menaksir parameter rata-rata.
Menentukan sampel untuk menaksir parameter proporsi P.
B. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.
1. Interview (wawancara).
Wawancara dalam penelitian survey dilakukan oleh peneliti dengan cara merekam jawaban narasumber. Peneliti memberi pertanyaan kepada narasumber berdasarkan pedoman wawancara, mendengarkan jawaban yang diberikan, mengamati perilaku, dan merekam semua respon dari narasumber.
2. Kuesioner.
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut.
Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Adapun instrument daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan tanda pada kolom yang disediakan), dan skala (berupa pilihan dengan member tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu).
3. Observasi.
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrument yang dapat digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi antara lain: ruang (tempat), pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan. Alas an peneliti melakukan penelitian adalah untuk menyajikan gambaran realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi (melakukan oengukuran terhadap aspek tertentu dan menemukan umpan balik dari pengukuran tersebut).
4. Dokumen.
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebahagian data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Secara detail, bahan dokumeter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah dan swasta, data di server dan flshdisk, dan data tersimpan di web site.
5. Focus Group Discussion (FGD).
Focus Group Discussin (FGD) adalah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan pada penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok. Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan hasil diskusi yang terpusat pada suatu masalah tertentu. FGD juga dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dari salah seorang peneliti terhadap fokus masalah yang sedang diteliti.
Variabel dan Definisi Penelitian
Variabel Penelitian
1. Pengertian.
Kata variabel hanya ada pada penelitian kuantitatif, karena penelitian kuantitatif berpandangan bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel.
Variabel penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dan fakta empiris di dunia nyata.
2. Macam-macam variabel.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen (variabel bebas).
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen (variabel terikat).
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, criteria, konsekwen. Dalam Bahasa Indonesia disebut juga variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menajdi akibat, karena adanya variabel bebas.
G Variabel dependen Variabel independen
X Y
c. Variabel moderator.
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga dengan variabel independen ke dua.
G Variabel independen Variabel dependen
X Y
Y
Variabel moderator
d. Variabel intervening
Tuckman (1998) menyatakan :An interesting variable is that factor that theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure or manipulate”.
V Variabel dependen
C Variabel independen
X Y Z
Variabel antara
e. Variabel control
Variabl control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
XY
Variabel Kontrol
Contoh:
“Pengaruh Jenis Pendidikan Terhadap Keterampilan Dan Mengetik”
Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel control yang ditetapkan sama misalnya adalah naskah yang diketik sama, mesik ketik yang digunkan sama, ruang tempat mengetik sama.
Dengan adanya variabel kontro tersebut, maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
3. Model hubungan antar variabel.
a. Model Hubungan Antar Variabel Yang Sederhana.
Model penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut:
X Y
Gambar: Model Hubungan Sederhana
Misal:
X = Kualitas Alat
Y = Kualitas Barang yang Dihasilkan.
Berdasarkan model hubungan antar variabel tersebut, maka dapat ditentukan:
-
Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu. Yaitu:
-
Bagaimana/seberapa besar nilai X? (kualitas alat)
-
Bagaimana/seberapa besar nilai Y? (Kualitas barang yang dihasilkan)
-
Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang alat kerja dan tentang kualitas barang.
-
Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis asosiatif (hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).
-
Teknik analisis data.
b. Model Sederhana Berurutan.
Dalam model ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.
X1 Y X3 X2
X1 = Kualitas input
X2 = Kualitas proses
X3 = Kualitas output
Y = Kualitas outcome
Model hubungan sederhana, menunjukkan hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antar variabel (X1 dengan X2; X2 dengan X3; X3 dengan Y) tersebut digunakan teknik korelasi sederhana. Naik turunnya nilai Y dapat diprediksikan melalui persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan regresi Y atas X3, dengan persamaan Y = a + Bx3. Berdasarkan contoh tersebut.
Berdasarkan contoh diatas, berapakah rumusan masalah yang ditunjukkan oleh kerangka konseptual?
c. Model Ganda Dengan Dua Variabel Independen.
Dalam model ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen. Dalam paradigm ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif dan 4 rumusan masalah asosiatif (3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda).
X1
Y
X2
Misal:
X1 = Lingkungan keluarga
X2 = Demografi
Y = Keberhasilan Usaha
Model hubungan ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2, dan satu variabel dependen Y. Untuk mencari hubungan X1 dengan Y, dan X2 dengan Y dengan menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
d. Model ganda dengan tiga variabel independen.
Dalam paradigm ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2, X3) dan satu variabel dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan satu rumusan masalah asosiatif (hubungan).
X1
X2 Y
X3
Misal:
X1 = Kualitas Mesin
X2 = Gaya Kepemimpinan Manajer
X3 = Sistem Karir
Y = Produktifitas Kerja
Model hubungan ini menunjukkan hubungan variabel ganda dengan tiga variabel independen yaitu X1, X2 dan X3. Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y; X1 dengan X2; X2 dengan X3 dan X1 dengan X3.
Untuk mencari besarnya hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi ganda. Regresi sederhana dan ganda, serta korelasi parsial dapat diterapkan dalam paradigma ini.
e. Model hubungan variabel ganda dengan dua variabel dependen.
X1
X1
X1
Misal:
X = Tingkat Pendidikan
Y1 = Disiplin Kerja
Y2 = Gaya Kepemimpinan
Model hubungan variabel ganda dengan satu variable independen dan dua variable dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dengan Y1, dan X dengan Y2 digunakan korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dengan Y2.
f. Model hubungan variabel ganda dengan dua variabel independen dan dua dependen.
D r1
X1 X1
r2 r5 r6
r3
X1 X1
r4
Misal:
X1 = Kebersihan Kereta
X2 = Pelayanan KA.
Y1 = Jumlah Tiket Terjual
Y2 = Kepuasan Penumpang Kereta