LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENANGANAN HASI

Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK PENANGANAN HASIL PERTANIAN
Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran)

Oleh:
Nama

: Anisa Yanthy Rahayu

NPM

: 240110120080

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 9 September 2014
Waktu/Shift

: 13.00 – 15.00 WIB/B1

Asisten


: Desny Anggelina

LABORATORIUM PASCA PANEN DAN TEKNOLOGI PROSES
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang
Bahan hasil pertanian sering mengalami kerusakan baik di lahan maupun

dalam proses penanganan pasca panen. Ini dikarenakan produk pertanian
mempunyai ciri mudah rusak. Kerusakan-kerusakan tersebut dapat disebabkan
oleh berbagai faktor diantaranya faktor fisiologis, mekanis, termis, biologis dan
kimia. Sebagai mahasiswa di bidang pertanian tentu kita harus dapat mengatasi

hal-hal tersebut dengan efektif dan efisien sehingga produk pertanian yang
dihasilkan siap untuk dipasarkan dan diminati masyarakat. Selain itu produk
pertanian dalam negeri di pasaran akan lebih diminati dari pada produk pertanian
luar negeri.
Oleh karena itu, dalam prosesnya kami mempelajari mengenai Teknik
Penanganan Hasil Pertanian dan materi dalam praktikum kali ini adalah
Karakteristik Fisik Bahan Hasil Pertanian. Kita mempelajari materi ini agar dapat
mengetahui karakteristik fisik bahan hasil pertanian yang baik. Dalam praktikum
kali ini kami akan melakukan tiga percobaan untuk menentukan kebundaran
(roundness), menentukan kebulatan (sphericity) dan menentukan volume dan luas
permukaan.
1.2

Tujuan Praktikum
Tujuan diadakannya praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1.2.1

Menentukan bentuk suatu bahan hasil pertanian berdasarkan ukuran,
kebundaran, kebulatan.


1.2.2

Menentukan hubungan antara bentuk suatu bahan hasil pertanian dengan
volume dan luas permukaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentuk Acuan (charted standard)
Didalam metode ini, permukaan dari potongan melintang dan memanjang
sampel atau bahan diukur dan kemudian dibandingkan dengan bentuk-bentuk
yang sudah ada pada bentuk acuan (chart standard).
Tabel 2.1.1 Istilah dan deskripsi objek dari bentuk acuan
Bentuk
Bundar (Round)
Oblate
Kerucut (Conic)
Bujur telur (Ovate)

Deskripsi

Menyerupai

bentuk

bulatan

(spheroid)
Datar pada bagian pangkal dan pucuk
atau puncak
Meruncing ke arah bagian puncak
Bentuk seperti telur dan melebar pada
bagian pangkal
Poros yang menghubungkan pangkal

Berat sebelah atau miring (Lopsided) dan

puncak

tidak


tegak

lurus

elips

(bulat

melainkan miring
Bujur telur terbalik (Obovate)
Bulat panjang (Elliptical)
Kerucut terpotong (Truncate)
Tidak seimbang (Unequal)
Ribbed
Teratur (Regular)
Tidak teratur (Irregular)

Seperti telur terbalik
Menyerupai


bentuk

panjang)
Kedua

ujungnya

mendatar

atau

persegi
Separuh bagian lebih besar daripada
yang lain
Pada potongan melintangnya sisisisinya menyerupai sudut-sudut
Bagian

horizontalnya

menyerupai


lingkaran
Potongan horizontalnya sama sekali

tidak menyerupai lingkaran
Sumber : (Mohsenin, 1980)

2.2 Kebundaran (Roundness)
Kebundaran adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu benda
padat. Nilai kebundaran suatu bahan berkisar 0-1. Apabila nilai kebundaran suatu
bahan hasil pertanian mendekati 1, maka bentuk bahan tersebut mendekati bundar.
Ada beberapa metode untuk mengestimasi kebundaran suatu benda diantaranya
adalah :
Ap r 12
=
Ac r 22

Roundness (Rd) =
Dimana :


Ap = luas permukaan proyeksi terbesar dalam posisi bebas
Ac = luas permukaan pronyeksi terkecil yang membatasinya
R1 = jari-jari dalam
R2 = jari-jari luar
Roundness (Rd) =

∑r
NR

Dimana :
r = jari-jari kelengkungam
N = Jumlah sudut yang ada
R = Jari-jari lingkaran dalam maksimum
Roundness (Rd) =

r
R

Dimana :
r = jari –jari kelengkungan tertajam

R = jari-jari rata-rata dari objek
2.3 Kebulatan (Sphericity)
Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang
mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil yang

dapat mengelilingi objek. Seperti halnya nilai kebundaran, nilai kebulatan suatu
bahan juga berkisar antara 0-1. Apabila nilai suatu kebulatan bahan hasil pertanian
mendekati 1, maka bahan tersebut mendekati bentuk bola (bulat).
Dengan menganggap volume objek sama dengan volume elips dengan tiga
buah sumbunya masing-masing a, b, dan c, maka kebulatan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
1

abc ¿ 3
¿
¿
sphericity=¿
dimana :
a = sumbu terpanjang (sumbu mayor)
b = sumbu terpanjang normal terhadap a (sumbu intermediate)

c = sumbu terpanjang normal terhadap a dan b (sumbu minor)
2.4 Pengukuran dimensi sumbu
Untuk objek-objek yang berukuran kecil seperti biji-bijan, garis besar proyeksi
dari setiap objek dapat diukur dengan menggunakan sebuah alat pembesar photo
(photographics enlarger), namun cara sederhana juga dapat pula dilakukan
dengan metode proyeksi dengan menggunakan OHP (Overhead Projector).
Adapun cara penggunaan pengukuran dimensi sumbu menggunakan OHP adalah
sebagai berikut :


Bahan (biji-bijian) diletakan di atas OHP untuk diproyeksikan.



Kertas milimeter blok dipasangkan pada layar, sehingga proyeksi bahan
berada di atas kertas milimeter blok tersebut.



Buatlah pola pada kertas milimeter blok sesuai dengan batas garis tepi dari

bahan.



Setelah dilakukan penjiplakan pola (tracing) maka sumbu a, b, dan c dari
bahan dapat diukur. Sumbu a adalah sumbu terpanjang (sumbu mayor), sumbu
b adalah sumbu pertengahan (sumbu intermediate) dan sumbu c adalah sumbu
terpendek (sumbu minor).

2.5 Kemiripan terhadap benda-benda geometri

Selain membandingkan dengan bentuk standar, penentuan bentuk bahan hasil
pertanian dapat juga ditentukan dengan melihat kemiripan dengan benda-benda
geometri tertentu, seperti bulat memanjang (prolate spheroid), bulat membujur
(oblate spheroid), dan kerucut berputar atau silinder. Adapun definisi dari masingmasing bentuk tersebut adalah sebagai berikut :
Bulat memanjang (prolate spheroid) adalah bentuk yang terjadi apabila



sebuah bentuk elips berputar pada sumbu panjangnya. Salah satu contoh dari
bentuk ini adalah buah lemon (sejenis jeruk sitrun).
Bulat membujur (oblate spheriod) adalah bentuk yang terjadi apabila



sebuah elips berputar pada sumbu pendeknya. Salah satu contohnya adalah
buah anggur.
Kerucut berputar atau silinder adalah bentuk yang menyerupai kerucut



atau silinder (tabung). Contohnya adalah wortel atau mentimun.
Setelah diketahui bentuk bahan berdasarkan kemiripan terhadap benda-benda
geometri, maka volume dan luas permukaan bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Bentuk bahan bulat memanjang



V=

4
2
(π ab )
3

e=

b 2 2
¿ ¿
a
1−¿
¿

1

2
S = 2 π b +2 π

a b −1
sin e
e

Dimana:
V = volume bahan
S = luas permukaan bahan
a = sumbu memanjang elips (major axes)
b = sumbu membujur elips (minor axes)
e = eksentrisitas, yaitu :


Bentuk bahan bulat membujur
V=

4
( π a2 b )
3

1

b 2 2
¿ ¿
a
1−¿
¿

e=

S = 2 π b2 + π

b2
1+e
ln(
)
e
1−e

Bentuk bahan kerucut berputar atau silinder



V=

( π3 ) h( r 1 +r 1 r 2+r 2 )
2

2

S=

2

1
2

r 1−r 2 ¿ ¿
2
h +¿
π ( r 1+r 2 ) ¿

dimana :
r1 = jari-jari bagian dasar kerucut
r2 = jari-jari puncak kerucut
h = tinggi bahan

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Jangka Sorong
2. Penggaris
3. Planimeter
4. Jangka
5. Kertas Milimeter Block
6. Over Head Projector (OHP)
7. Spidol Warna
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Mentimun
2. Tomat
3. Telur
4. Kentang
5. Wortel
6. Jeruk
3.2 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut;
1. Menentukan

kebundaran

(roundness)

kentang,

tomat,

telur

menggunakan OHP.
a.

Tempatkan bahan pada OHP sehingga bahan dapat diproyeksikan.

b. Gambarlah proyeksi bahan pad kertas millimeter blok.

dengan

c.

Tentukanlah luas proyeksi terbesar dari bahan dalam posisi bebas (Ap)
dan luas lingkaran terkecil (Ac) yang membatasi proyeksi bahan (Ap)
dengan planimeter.

d. Hitunglah

kebundaran

(roundness)

bahan

dengan

menggunakan

persamaan.
2. Menentukan kebulatan (sphericity) kentang, tomat, telur dan biji jagung.
a. Ukurlah sumbu-sumbu dari bahan yang terdiri dari sumbu a (sumbu

terpanjang/mayor), b (sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu
terpendek/minor).
b. Hitunglah kebulatan (sphericity) bahan dengan menggunakan persamaan.
3. Menentukan volume dan luas permukaan teoritis mentimun, kentang, tomat,

telur.
a. Ukurlah sumbu a, b dan c dari bahan.
b. Tentukanlah kemiripan bahan terhadap bentuk-bentuk geometri : bulat

memanjang (prolate spheroid), bulat membujur (oblate spheroid) dan
kerucut berputar atau silinder.
c. Hitunglah volume dan luas permukaan teoritis bahan dengan persamaan.

BAB IV
HASIL PERCOBAAN
4.1 Hasil Percobaan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 1
Pengamatan
(Bahan)

Roundness
(Telur)

Sphericity
(Tomat)

Ke

r1
(mm
)

r2
(mm
)

1

50,5

59

2

52

66

3

53,5

59

a
(mm)

b
(mm
)

c
(mm
)

h
(mm
)

Rd

Sp

60,2

2

57,25

3

62,45

Kemiripan benda
dengan geometri
(Timun)

145,1
5

50,1

36,1

53,7

30,4
4
41,6

51,6

45,1

Kebundaran (Roundness)
 Telur
=

50, 52
2
59

=

5 22
6 62

=

5 3 , 52
5 92

2

Rd2 =
Rd3 =

r1
2

r2

r 21
r 22

= 0,7326
= 0,6207
= 0,8222

Kebulatan (Sphericity)
 Tomat
Sp1 =

1236683,97
5

3,12401
4

0,793
2
0,793
0
0,819
5

Perhitungan

r 21
r 22

S

0,732
6
0,620
7
0,822
2

1

Rd1 =

V

(a b c )1/ 3
a

=

(60,2 .50,1 . 36,1)1 /3
60,1

= 0,7932

1/ 3

1/ 3

Sp2 =

(a b c )
a

=

(57,25 .53,7. 30,44)
57,25

Sp3 =

(a b c )1/ 3
a

=

(62,45 .51,6 . 41,6)1 /3
62,45

= 0,7930
= 0,8195

Kemiripan Benda Geometri
 Bulat Memanjang (Timun)
4
2
V = ( π . ab )
3
=

4
( π .245,15 .( 45,1)2 )
3

= 1236683,975 mm3
b
a

e = (1 – (
2

1
2

¿ ¿¿
45,1
= (1 – ( 145,15
1
¿2 ¿ ¿ 2
= 0,9505
S = 2 π b2 + 2 π
=2 π

45,12 + 2 π

ab
e

sin-1 e
145,15 x 45,1
0,9505

sin-1 0,9505

= 3124014,205 mm2
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 2
Pengamatan
(Bahan)
Roundness
(Kentang)
Sphericity
(Telur)

Ke

r1
(mm
)

r2
(mm
)

1

0,98

1,09

2

0,965

1,155

3

0,76

0,89

a
(mm)

b
(mm
)

C
(mm
)

h
(mm
)

Rd

Sp

0,808
3
0,698
0,729
2

1

60

2

58,4

3

59,1

46

34

44,25

34

45,2

33,2

0,757
3
0,761
2
0,754

V

S

1

5
Kemiripan benda
dengan geometri
(Jeruk)

72,3

1,441 ×
10-3

64,45

Perhitungan
Kebundaran (Roundness)
 Kentang
=

0,982
1,09 2

= 0,8083

Ap
Ac

=

0,9652
1,155 2

= 0,698

Ap
Ac

=

0,76
2
0,89

= 0,7292

Sp1 =

(a b c )1/ 3
a

=

(60 . 46 . 34)1/ 3
60

Sp2 =

(a b c )1/ 3
a

=

(58,4 . 44,25. 34)1/ 3
58,4

Sp3 =

(a b c )1/ 3
a

=

(59,15 . 45,2 .33,2)1/ 3
60

Rd1 =

Ap
Ac

Rd2 =
Rd3 =

2

Kebulatan (Sphericity)
 Telur

Kemiripan Benda Geometri
 Bulat Membujur (Jeruk)
V

=

4
( π a2 b )
3

=

4
( π 72,32 64,45 )
3

= 1411198,563 mm3
= 1,411 x 10-3 m3

= 0,7573
= 0,7612
= 0,7541

0,085

e

=
=

2 1
2

[ ( )]
[ ( )]
b
1−
a

64,45
1−
72,3

2 1
2

= 0,1085
= 2 π a2 + 2 π

S

b2 (1+e)
ln
e (1−e)

= 2 π 72,32 + 2 π

64,452 (1+ 0,1085)
ln
0,1085 ( 1−0,1085)

= 85248,54264 mm2
= 0,085 m2
Tabel 3. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 3
Pengamatan
(Bahan)

Roundness
(Tomat)

Ke

r1
(mm
)

r2
(mm
)

1

63,5

74,5

2

66

80,5

3

61,5

74

a
(mm)

6,3
62,2
5
67,2
5

2
3

Kemiripan benda
dengan geometri
(Wortel)

22,3

c
(mm
)

50

48,65

60,75

52,25

59,15

51,15

4,03

Kebundaran (Roundness)
 Tomat
Rd1 =
Rd2 =

Rd

Sp

V

S

7,5584
× 10-5

1,0108
× 102

0,849
4
0,935
6
0,874
6
118

Perhitungan

r 21
r 22
2
r1
2
r2

H
(mm
)

0,969
2
0,672
2
0,690
7

1
Sphericity
(Jeruk)

b
(mm
)

2

=

6 3 ,5
2
6 4,5

= 0,9692

=

6 62
8 0 ,52

= 0,6722

2

r1

Rd3 =

2

r2

=

6 1 , 52
7 42

= 0,6907

Kebulatan (Sphericity)
 Jeruk
(a b c )1/ 3
a

Sp1 =

=

(a b c )1/ 3
a
(a b c )1/ 3
a

Sp2 =
Sp3 =

=
=

(63 . 50. 48,65)1 /3
63

= 0,8494

(62,25 . 60,75.52,25)1/ 3
= 0,9356
62,25
(67,25 .59,15 . 51,15)1/3
= 0,8746
67,25

Kemiripan Benda Geometri
 Kerucut Berputar atau Silinder (Wortel)
V=
=

( π3 )h ( r + r ∙ r + r )
( π3 )118 ( 22,30 + 95,89+4,30 )
2

1

2

1

2

2

2

2

= 7,5583,64048 mm3
= 17,5584 x 10-5 m3
1/ 2
S = π (r 1+ r 2) [ h2 +( r 1+r 2)2 ]
1 /2

= π (22,30+4,30) [ 1182 +(22,30−4,30)2 ]
= 10108,26981 mm2
= 1,0108 x 102 m2

Tabel 4. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 4
Pengamatan
(Bahan)

Ke
1
2
3
1
2
3

Roundness
(Telur)
Sphericity
(Jeruk)

r1
(mm
)
55
50
54

r2
(mm
)
61,5
58,5
59

a
(mm)

b
(mm
)

c
(mm
)

H
(mm
)

Rd

Sp

V

S

1,823 ×
10-3

3,156

0,799
0,731
0,838
71,2
71,1
74,1

Kemiripan benda
dengan geometri
(Mentimun)

Perhitungan
Kebundaran (Roundness)

55,2
55,1
55,5

54,2
46,1
55,1

0,832
0,792
0,823

 Telur
Rd1 =
Rd2 =
Rd3 =

r 21
r 22
2
r1
2
r2
r 21
r 22

=

5 52
6 1 , 52

= 0,799

=

50 2
5 8,5 2

= 0,731

=

54 2
592

= 0,838

Kebulatan (Sphericity)
 Jeruk
Sp1 =
Sp2 =
Sp3 =

(a b c )1/ 3
a

=

(a b c )1/ 3
a
(a b c )1/ 3
a

=
=

(71,2 .55,2 .54,2)1/ 3
71,2

= 0,832

(71,1 .55,1. 46,1)1/ 3
= 0,792
71,1
(74,1 .55,5 . 55,1)1 /3
= 0,823
74,1

Kemiripan Benda Geometri
 Bulat Memanjang (Timun)
4
2
V= (π ab )
3
4
V = ( π 144,1 x 46,12 )=1,283 x 10−3 m3
3
2 1
2

[ ( )]
[ ( )]

b
e= 1−
a

46,1
e= 1−
144,1

2 1
2

=0,947

ab −1
sin e
e
144,1 x 46,1 −1
2
S=2 π 46,1 + 2 π
sin 0,947=3,156
0,947
S=2 π b2 +2 π

Tabel 5. Hasil Pengukuran Bentuk dan Ukuran Kelompok 5
Pengamatan
(Bahan)
Roundness
(Kentang)

1

r1
(mm
)
95

r2
(mm
)
105

2

78

100

Ke

a
(mm)

b
(mm
)

c
(mm
)

H
(mm
)

Rd
0,818
0,608
4

Sp

V

S

3

Sphericity
(Tomat)
Kemiripan benda
dengan geometri
(Wortel)

90

0,936
5

93

1

65,1

2

68,3

3

63,2
6,9

22

Perhitungan
Kebundaran (Roundness)

53

38,4

49,6

23,2

48,5

32,2

0,848
2
0,626
8
0,731
2
137

9,8 ×
10-5

1,25 ×
10-2

 Kentang
r 21
Rd1 =
r 22
2
r1
Rd2 =
2
r2
r 21
Rd3 =
r 22

=

95 2
105 2

= 0,818

=

78 2
100 2

= 0,6084

=

902
932

= 0,9365

Kebulatan (Sphericity)
 Tomat
Sp1 =
Sp2 =
Sp3 =

(a b c )1/ 3
a
(a b c )1/ 3
a
(a b c )1/ 3
a

(65,1 .53 . 38,4)1/ 3
65,1

=

(68,3 . 49,6. 23,3)1 /3
68,3
(63,2 . 48,5 .32,2)1/ 3
63,2

=
=

Kemiripan Benda Geometri
 Bulat Memanjang (Timun)
π
V=
h ( r 1 2 + r 1 ∙ r 2+ r 2 2 )
3
π
V=
137 [ (6,9)2 +(6,9 x 22)+(22)2 ]
3
−5 3
V =9,8046× 10 m

()
( )

S=π ( r 1+ r 2) [ h + ( r 1 −r 2 )
2

1
2 2

]

S=π (6,9+ 22) [(137) + ( 6,9−22 )
−2 2
S=1,25138 x 10 m
2

1
2 2

]

= 0,8482
= 0,6268
= 0,7312

BAB V
PEMBAHASAN
Dari praktikum kali ini kami membahas materi mengenai Karakteristik
Fisik Bahan Hasil Pertanian (Bentuk dan Ukuran), dimana kriteria yang dapat
digunakan untuk menjelaskan bentuk dan ukuran dari suatu bahan hasil pertanian
yaitu bentuk acuan (charted standard), kebundaran (roundness), kebulatan
(sphericity), pengukuran dimensi sumbu dan kemiripan terhadap benda-benda
geometri. Dalam praktikum kali ini kami kelompok tiga akan menentukan
kebundaran (roundness) pada tomat dengan menggunakan Over Head Projector
(OHP), menentukan kebulatan (sphericity) pada jeruk dan menentukan kemiripan
benda geometri pada wortel.
Hal yang pertama kami lakukan adalah menentukan kebundaran
(roundness) pada tomat. Tomat yang digunakan ada tiga buah sehingga dapat
dibandingkan satu dengan yang lainnya. Pertama taruh tomat pada OHP sehingga
tomat dapat diproyeksikan. Lalu gambar proyeksi bahan pada kertas millimeter
blok. Setelah itu tentukan titik tengah gambar lalu buat jari-jari luar dan jari-jari
dalamnya dan ukur berapa panjangnya. Lakukan hal yang sama pada tomat kedua
dan ketiga. Hasil yang didapatkan data dengan menggunakan rumus kebundaran
yang ada tomat ke-1 memiliki nilai roundness (Rd) sebesar 0,9692, tomat ke-2
0,6722 dan tomat ke-3 0,6907. Jika diratakan ketiga tomat tersebut memiliki nilai
roundness (Rd) sebesar 0,7774 itu dapat diartikan bahwa tomat dikatakan tidak
bundar sempurna karena jauh dari angka 1 (nilai acuan kebundaran suatu bahan).
Kelompok lain pun melalukan percobaan yang sama mengenai kebundaran
(roundness) pada kentang dan telur. Pada telur kelompok satu nilai roundnessnya
memiliki rata-rata 0,725. Untuk telur kelompok empat nilai roundnessnya
memiliki rata-rata 0,789. Untuk kentang kelompok dua nilai roundnessnya
memiliki rata-rata 0,745 dan yang terakhir untuk percobaan kentang kempok lima
nilai roundnessnya memiliki rata-rata 0,7344. Dalam hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa percobaan dari nilai roundness dapat dikatakan bahan-bahan
tersebut belum memiliki bentuk budar sempurna karena nilainya jauh dari angka 1

(acuan kebundaran suatu bahan). Meskipun masih jauh dari angka 1 tetapi tomat
memiliki nilai roundness lebih besar dari bahan lainnya. Tetapi ada kemungkinan
hasil yang didapatkan dari percobaan ini tidak akurat, mungkin saja ada beberapa
factor yang menyebabkan hal itu diantaranya adalah kesalahan dalam
menggambar proyeksi bahan, ketidakakuratan dalam menghitung nilai dan
ketidakakuratan dalam membuat jari-jari luar dan dalam.
Selanjutnya kami melakukan percobaan yang kedua yaitu menentukan
kebulatan pada jeruk. Dari bahan jeruk diukur sumbu a (terpanjang/mayor), b
(sumbu pertengahan/intermediet) dan c (sumbu terpendek/minor). Setelah diukur
sumbu-sumbu tersebut lalu hitung kebulatan (sphericity) bahan dengan
menggunakan rumus yang ada. Dan didapatkan nilai sphericity rata-rata untuk
jeruk kelompok tiga adalah 0,886. Sedangkan untuk jeruk kelompok empat
dengan nilai 0,816. Untuk tomat kelompok satu dengan nilai 0,8019 dan tomat
kelompok lima 0,7354. Lalu untuk telur dengan nilai 0,7575. Sama seperti nilai
roundness, nilai sphericity suatu bahan juga berkisar 0-1. Maka dari hasil nilai
kebulatan dapat disimpulkan bahwa jeruk paling mendekati nilai kebulatan
sempurna.
Dan yang terakhir percobaan yang kami lakukan adalah menentukan
kemiripan benda geometri pada wortel. Setelah diukur sumbu r1 dan r2 dari bahan
lalu hitung volume bahan dengan menggunakan rumus yang tersedia dan
didapatkan hasil perhitungan sebesar 7,5584×10-5 m3. Setelah itu cari nilai luas
permukaan (S) didapatkan hasil 1,0108×102 m2. Didapatkan data dari kelompok
satu bahwa mentimun memiliki volume 1236683,97 m3, luas permukaan sebesar
3124014,205 m2 dan mentimun dari kelompok empat memiliki volume1,283×10-3
m3 dan luas permukaan 3,156 m2. Sedangkan jeruk dari kelompok dua memiliki
volume 1,411×10-3 m3 dan luas permukaan 0,085 m2. Dan untuk wortel kelompok
lima memiliki volume 9,8×10-5 m3 dan nilai luas permukaan 1,25×10-2 m2. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa yang memiliki luas permukaan yang
paling besar adalah mentimun.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Kebundaran (roundness) adalah suatu ukuran ketajaman sudut-sudut dari suatu
benda padat.
2. Kebulatan dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara diameter bola yang
mempunyai volume yang sama dengan objek dengan diameter bola terkecil
yang dapat mengelilingi objek.
3. Yang memiliki nilai luas permukaan paling besar adalah mentimun dengan
3124014,205 m2.
4. Kebundaran bahan dikatakan sempurna jika nilai roundness mendekati nilai 1.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya pada saat menggambar proyeksi bahan pada kertas millimeter blok
dipastikan agar bahan tidak bergerak-gerak sehingga gambar yang dibentuk
lebih akurat.
2. Lalu pada saat mengukur sumbu a, b dan c untuk kebulatan pastikan dahulu
bahwa itu benar-benar sumbu a, b dan c nya sehingga pada saat perhitungan
tidak ada nilai kebulatan yang melebihi angka 1.

DAFTAR PUSTAKA
Mohsenin, N.N. 1980. Physical Properties of Plant and Animal Materials.
Rusendi, Dedi, dkk. 2014. Penuntun Praktikum Teknik Penanganan Hasil
Pertanian. FTIP, Jatinangor.
Anonim.
2012.
Sifat
Produk
Pertanian.
http://aljabarsquad.blogspot.com/2012/08/sifat-produk-pertanian.html
(Diakses pada Sabtu, 13 September 2014, pada pukul 09.46 WIB).
Dwi,

Mulyati.
2011.
Pertanian
Sukabumi.
http://mulyati02surade.blogspot.com/2011/11/karakteristik-fisik-bahanhasil.html (Diakses pada Sabtu, 13 September 2014, pada pukul 09.40
WIB).

LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan Bahan
(sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 3. Hasil Gambar Proyeksi
(sumber: Dokumen Pribadi)

Gambar 2. Pengukuran Kebulatan
(sumber: Dokumen Pribadi)