konsep dasar penganggaran perusahaan ang
BAB I - V
KELAS D
Kelompok 3 :
Ully Nur Eka Putri .A
(1512010015)
Suhanita
(1512010022)
Wilda Lailatul Afiyah
(1512010026)
Melisa Kristiana
(1512010035)
Yuliana
(1512010036)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2017
KONSEP DASAR PENGANGGARAN PERUSAHAAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Perencanaan (planning) merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan
proses umpan maju (feedforward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer
dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari.
Penganggaran (budgeting) merupakan proses menyusun anggaran sehingga
anggaran(budget) adalah hasil (bagian) dari penganggaran. Penganggaran meliputi
penganggaran perusahaan dan penganggaran non perusahaan.
1. Tujuan
Tujuan(goal) adalah tujuan umum yang menyatakan secara luas keadaan atau
kedudukan dimasa mendatang dan hasil akhir dari aktivitas perusahaan dalam jangka
panjang. Setelah tujuan umum selesai dibuat, maka sasaran(target) bisa ditentukan. Sasaran
(objective) adalah tujuan khusus yang menggambarkan ruang lingkup yang jelas serta
memberikan arah kepada usaha yang dilakukan dalam jangka pendek.
2. Peraturan dan Kebijakan
Peraturan (rules) adalah suatu petunjuk, perintah, larangan, kompensasi, hak, sanksi,
dan kewajiban dalam pelaksanaan pekerjaan. Kebijakan (policy) adalah petunjuk menyeluruh
secara lisan, tulisan, atau yang dimaksudkan.
Kebijakan merupakan bimbingan berfikir bagi bawahan dalam upaya mencapai tujuan.
3. Metode dan Standar
Metode adalah suatu cara yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas tertentu. Standar
adalah kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai patokan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Strategi dan Organisasi
Strategi (strategy) adlah cara mencapai tujuan yang harus diikuti oleh setiap bagian
dalam perusahaan.
Organisasi adalah salah satu jenis rencana pembagian kerja dari sekelompok orang
yang bekerjasama demi mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian adalah proses, cara, dan
perbuatan dalam mengorganisasi.
5. Program
Program adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk membahas dan menentukan
kegiatan yang harus dilakukan dalam usahanya untuk mencapaintujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan sebuah program umumnya memerlukan waktu hingga beberapa tahun,
sedangkan penyusunan anggaran (jangka pendek) cukup membutuhkan waktu satu tahun.
6. Prosedur
Prosedur adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna
menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Prosedur biasanya terdiri dari atas bagan alur
(flowchart), formulir dan uraian tugas. Tahap penyusunan anggaran terdiri dari 4 tahap:
Tahap 1: Penentuan Pedoman Anggaran
Anggaran disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.
Tahap 2: Persiapan Anggaran
Manajer pemasaran meyusun ramalan jualan (sales forecast) untuk kemudian menyusun
anggaran jualan bersama dengan manajer bagian terkait di perusahaan.
Tahap 3: Penentuan Anggaran
Diadakannya rapat dengan semua manajer beserta direksi yang meliputi kegiatan:
perundingan
untuk
menyesuaikan
rencana
akhir
setiap
komponen
anggaran,
mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran, pengesahan dan pendistribusian
anggaran
Tahap 4: Pelaksanaan Anggaran
Untuk kepentingan pengawasan, setiap manajer wajib membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada
direksi.
7. Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana kuantitiatif periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dapat dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Faktor
yang perlu dipertimbangkan dlam penyusunan anggaran :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data masa lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinana adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
8. Jadwal
Jadawal (schedule) adalah data rincian waktu kegiatan yang direncanakan.
TUJUAN DAN MANFAAT ANGGARAN
Tujuan Anggaran:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi
dana.
b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
d. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih
jelas dan nyata telrihat.
e. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan
keuangan.
Manfaat Anggaran:
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan.
c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tnaggung jawab tertentu pada karyawan.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi manajer.
Kelemahan Anggaran
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur
ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat membutuhkan waktu, uang dan tenaga yang tidak
sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap
dan akurat.
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk malaksanakan anggaran dapat mengakibatkan
mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.
BAB I
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses menyusun anggaran guna
mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Anggaran operasional adalah anggaran
yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi. Anggaran laba rugi adalah anggaran
berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan, beban serta laba/rugi yang
diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Anggaran keuangan adalah anggaran
yang bertujuan untuk menyusun neraca. Anggaran neraca merupakan anggaran berupa daftar
yang disusun secara bersistem tentang harta, utang, dan modal dari suatu organisasi pada saat
tertentu.
FUNGSI ANGGARAN
Sesuai dengan fungsi manajemen yaitu ( fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaksanaan)
anggaran pun juga demikian. Hal ini disebabkan karena anggaran sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya.
Proses dan fungsi manajemen tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini :
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memerhatikan kaitan anggaran yang
satu dengan yang lainnya. Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan
menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin.
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran secara teliti
dan memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan
dilakukan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal
keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau tidak
menyimpang dari anggaran. Penganggaran bertujuan agar pekerjaan dapat
dilaksanakansecara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk
menyelaraskan setiap kegiatan divisi, seperti divisi pemasaran, produksi, keuangan,
dan divisi umum.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian. Berarti mengevaluasi
(menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara :
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu.
Anggaran dijadikan pegangan sebagai alat pengawasan oleh manajer yang
bertanggung jawab menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang
dicapainya.
JENIS ANGGARAN
Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi, seperti dari segi dasar penyusunan, cara
penyusunan, jangka waktu, bidang, kemampuan menyusun, fungsi dan metode penentuan
harga pokok produk.
1) Segi dasar penyusunan
Anggaran Variabel
Anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas
yang berbeda.
Anggaran Tetap
Anggaran yang disusun berdasarkan suatu kapasitas tertentu. Disebut juga
anggaran statis.
2) Segi cara penyusunan
Anggaran Peroidik
Anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.
Anggaran Kontinu
Anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang
pernah dibuat.
3) Segi jangka waktu
Anggaran Jangka Pendek
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.
Anggaran Jangka Panjang
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
4) Segi bidang
Anggaran Operasional
Anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Contoh anggaran penjualan,
anggaran biaya pabrik.
Anggaran Keuangan
Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh anggaran kas, anggaran
piutang.
5) Segi kemampuan menyusun
Anggaran Komprehensif
Adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.
Anggaran Parsial
Anggaran yag disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya
menyusun bagian tertentu saja.
6) Segi fungsi
Anggaran Tertentu
Anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan
untuk manfaat lain.
Anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi (perusahaan).
7) Segi metode penentuan harga pokok produk.
Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional atau anggaran konvensional terdiri atas anggaran
berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat.
Anggaran berdasar fungsional adalah anggaran yang dibuat untuk menyusun
anggaran tetap. Sedangkan anggaran berdasar sifat adalah anggaran yang
dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel dan
berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.
Anggaran Berdasar Kegiatan
Anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan
berdasar kegiatan.
ANGGARAN KAS DAN ANGGARAN PERUSAHAAN MODAL KERJA
Anggaran kas dalam realisasinyadisebut laporan arus kas atau laporan sumber dan belanja
kas. Anggaran perubahan modal kerja dalam realisasinya disebut laporan perubahan modal
kerja atau laporan sumber dan belanja modal kerja.
a. Istilah dalam Anggaran Kas
Dalam anggaran kas terdapat istilah cash inflow (kas masuk atau arus masuk kas) dan
cash outflow (kas keluar atau arus keluar kas). Yang dimaksud cash inflow adalah kas
yang sudah masuk dan cash outflow adalah kas yang sudah keluar.
b. Istilah dalam Anggaran Perubahan Modal Kerja
Anggaran modal kerja adalah anggaran yang menunjukan modal kerja suatu
organisasi berubah (naik/turun) yang disebabkan sumber dan belanja modal kerja
selama periode tertentu.
Bila modal kerja berubah naik istilah yang tepat adalah kelebihan modal kerja atau
modal kerja naik. Bila modal kerja berubah turun
isitilah yang tepat adalah
kekurangan modal kerja atau modal kerja turun.
Anggaran perubahan modal kerja anggaran perubahan modal kerja ada yang
menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaa modal kerja. Sumber modal kerja,
antara lain disebut dengan istilah aset tidak lancar berkurang (turun) dan modal
sendiri bertambah (naik).
Iastilah penggunaan modal kerja tidak tepat, sebaiknya menggunakan istilah belanja
modal kerja. Belanja adalah uang yang dipakai untuk keperluan tertentu. Belanja
modal kerja seperti untuk keperluan; bayar utang janka panjang, beli aset tidak lancar,
bayar deviden, beli kembali saham atau modal saham turun (berkurang). Hindarkan
istilah seperti pembayaran, pembelian, penjualan, pelunasan, karena kata seperti itu
berarti proses/cara, terkecuali di depan katanya terdapat kata hasil penjualan saham,
hasil pembelian aset tidak lancar.
BAB II
ANGGARAN PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran Produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk
perusahaan
dalam
jumlah
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
penjualan
dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa elemen
yang terkait, yaitu volume penjualan yang direncanakan, volume perdediaan barang pada
awal periode, dan volume persediaan barang pada akhir periode tertentu.
Anggaran
Produksi
=
Anggaran
Penjualan
+
Anggaran
Akhir yg
diinginkan
-
Persediaan
awal yang
direncanakan
Ilustrasi :
Misalnya sebuah perusahaan merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit dalam
tahun 2010. Jumlah persediaan barang pada awal Januari diperkirakan sebanyak 20.000 unit.
Sedangkan jumlah persediaan barang pada akhir tahun 2010yang diinginkan sebesar 15.000
unit. Dari total penjualan yang dianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun,
direncakanan akan dijual selama 12 bulan operasi, dengan rincian sbb :
Bulan
Volume
Januari
15.000
Februari
16.000
Maret
16.000
April
14.000
Mei
12.000
Juni
10.000
Juli
7.000
Agustus
Bulan 6.000
September
9.000
Volume Penjualan
Oktober
11.000
Volume Persediaan Akhir Tahun
November
12.000
Desember
14.000
Maka
untuk
tahun
2010
perusahaan
harus
memproduksi barang sebanyak 137.000 unit yang
berasal dari :
Volume
142.000
15.000
Volume Persediaan Awal Tahun
120.000
Volume Produksi
137.000
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode
produksi yaitu :
a. Metode Produksi Stabil
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan mentapkan volume produksi yang
relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjualannya
tinggi.
Berdasarkan ilustrasi diatas jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode
produksi stabil maka akan terlihat seperti dala tabel berikut ini.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Volume
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
Akhir
17.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
15.000
Persediaan
Total
32.000
29.000
25.000
20.000
17.000
16.000
17.000
21.000
26.000
28.000
29.000
29.000
157.000
Volume
Awal
20.000
17.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
Produksi
12.000
12.000
12.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
12.000
12.000
137.000
b. Metode Persediaan Stabil
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan
yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertetu. Berdasarkan ilustrasi
diatas jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode persediaan stabil maka
akan terlihat seperti dala tabel berikut ini.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Volume
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
Akhir
19.000
18.000
17.000
16.000
Persediaan
Total
Awal
34.000
34.000
33.000
30.000
20.000
19.000
18.000
17.000
Volume
Produksi
14.000
15.000
15.000
13.000
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
27.000
25.000
22.000
21.000
24.000
26.000
27.000
29.000
157.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
11.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
137.000
c. Metode Fleksibel
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan
yang berubah dari bulan ke bulan. Berdasarkan ilustrasi diatas jika perusahaan
menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka akan terlihat seperti dala
tabel berikut ini.
Bulan
Volume
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
Akhir
17.000
13.000
11.000
11.000
13.000
15.000
15.000
16.000
16.000
17.000
17.000
15.000
Persediaan
Total
32.000
29.000
27.000
25.000
25.000
25.000
22.000
22.000
25.000
28.000
29.000
29.000
157.000
Volume
Awal
20.000
17.000
13.000
11.000
11.000
13.000
15.000
15.000
16.000
16.000
17.000
17.000
Produksi
12.000
12.000
14.000
14.000
14.000
12.000
7.000
7.000
9.000
12.000
12.000
12.000
137.000
BAB III
ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU
Penetapan anggaran bahan baku ditentukan oleh kebutuhan bahan baku dari setiap
unit produk yang dihasilkan perusahaan, dikalikan dengan volume produksi, sehingga
ditemukan volume total bahan baku untuk periode tersebut. Kebutuhan total bahan baku
untuk produksi tersebut, ditambah dengan persediaan bahan baku yang diinginkan pada akhir
periode tersebut dan dikurangi dengan persediaan bahan bakuyang direncanakan diawal
periode. Dari penjumlahan dan pengurangan tersebut akan diperoleh volume bahan baku
yang direncakanak untuk dibeli, dikalikan dengan harga bahan baku per unitnya akan
diperoleh nilai pembelian bahan baku yang direncanakan.
Ilustrasi:
PT Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja yang berkedudukan di Bandung.
Pada akhir tahun 2009 perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga jenis produk yaitu
meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit mwja tipe MM-5, dan 10.000 unit MB-2
untuk tahun 2010 mendatang. Setiap unit meja MK-1 membutuhkan 2 meter kayu, 1,5 meter
melamin dan 1 meter pipa hias. Dan setiap unit meja MM-5 membutuhkan 3 meter kayu, 3
meter melamin dan 3 meter pipa hias. Sedangkan tiap unit meja MB-2 membutuhkan 3 meter
kayu, 2 meter melamin, dan 1,5 meter pipa hias. Sedangkan harga beli kayu diperkirakan
sebesar Rp 15.000 per meter, harga beli melamin sebesar Rp 20.000 per meter. Dan harga beli
pipa hias adalah sebesar Rp 12.000 per meter.
Untuk menjamin kelancaran proses produksi, perusahaan merencanakan kepemilikan
persediaan bahan baku pada akhir tahun 2010 sebanyak 10% kebutuhan bahan baku tersebut
untuk proses produksi selama tahun 2010. Sedangkan persediaan bahan baku awal tahun
2010 diperkirakan sebanyak 700 meter kayu, 1.000 meter melamin dan 800 meter pita hias.
Diperkirakan harga beli tersebut akan stabil sepanjang tahun 2010.
Maka biaya bahan baku yang dianggarkan adalah sebesar :
MK-1
MM-5
MB-2
Total
Bahan
Harga
per
Nilai
Unit
Per
Total
Uni
Kayu
Melami
Pipa Hias
Total
Per
Uni
t
2
20.00
1,5
0
15.00
1
0
10.00
n
Per
t
3
3
3
Total
Uni
30.000
30.000
30.000
t
3
30.00
80.00
15.00
1.200.000.00
2
0
20.00
0
65.00
0
20.00
0
1.300.000.00
1,5
0
15.00
0
55.00
0
12.00
0
660.000.000
0
0
0
0
Anggaran Biaya Bahan Baku per Unit Produk
Kebutuha
Produ
Bahan
n Bahan
Harga Beli
Biaya per
Biaya Bahan per
k
Baku
per unit
per Unit
Jenis
Unit Produk
produk
2
1,5
1
3
3
3
Bahan
15.000
20.000
12.000
15.000
20.000
12.000
Bahan
30.000
30.000
12.000
45.000
60.000
36.000
MK-1
MM-5
Kayu
Melamin
Pipa Hias
Kayu
Melamin
Pipa Hias
72.000
141.000
MB-2
Kayu
Melamin
Pipa Hias
3
2
1,5
15.000
20.000
12.000
45.000
40.000
18.000
103.000
Untuk memproduksi setiap unit MK-1 dibutuhkan kayu sebanyak 2 meter, 1,5 meter
melamin, dan 1 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MK-1 membutuhkan kayu Rp 30.000,
harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak Rp 30.000 harga
beli melamin adalah sebesar Rp 20.000 per meter dan membutuhkan pipa hias sebanyak Rp
12.000 harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti untuk memproduksi satu init
MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 72.000.
Untuk memproduksi setiap unit MM-5 dibutuhkan kayu sebanyak 3 meter, 3 meter
melamin, dan 3 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MM-5 membutuhkan kayu senilai Rp
45.000, karena harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak
Rp 60.000 karena harga beli melamin adalah sebesar Rp 20.000 per meter dan membutuhkan
pipa hias sebanyak Rp 36.000 karna harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti
untuk memproduksi satu init MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 141.000.
Untuk memproduksi setiap unit MB-2 dibutuhkan kayu sebanyak 3 meter, 2 meter
melamin, dan 1,5 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MB-2 membutuhkan kayu senilai Rp
45.000, karena harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak
Rp 40.000 karena harga beli melamin adalah sebesar Rp 18.000 per meter dan membutuhkan
pipa hias sebanyak Rp 12.000 karna harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti
untuk memproduksi satu init MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 103.000.
Jadi untuk memproduksi 10.000 unit meja tipe MK-1, 10.000 unit meja tipe MM-5,
dan 10.000 unit meja MB-2 dibutuhkan biaya bahan baku total sebanyak Rp 3.160.000.000.
Tetapi biasanya, dalam proses penyusunan anggaran komprehensif, anggaran biaya
bahan baku tersebut tidak berdiri sendiri tetapi masih dihubungkan dengan besarnya biaya
persediaan bahan baku awal dan akhir yang bersangkutan, sehingga muncullah anggaran
pembelian bahan baku. Jadi, anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran biaya bahan
baku total ditambah dengan persediaan bahan baku yang diinginkan pada akhir periode
akuntansi dikurangi dengan persediaan awal bahan baku pasa awala periode, dikaitkan
dnegan harga beli bahan baku tersebut pada tahun bersangkutan.
Anggaran pembelian bahan
Kebutuhan
Bahan
Persediaan
Produksi
1/1/2010
Kayu
80.000
700
Melamin
65.000
Pipa hias
55.000
Persediaan
31/12/201
volume
Harga
8.000
87.300
15.000
1.000
6.500
70.500
20.000
800
5.500
59.700
12.000
0 (10%)
Total pembelian bahan baku
Nilai
1.309.500.00
0
1.410.000.00
0
716.400.000
3.435.900.00
0
Volume pembelian kayu = 80.000 + 8.000 – 700 harga beli kayu Rp 15.000 per
meter, maka nilai pembelian kayu pada tahun 2010 adalah Rp 1.309.500.000.
Volume pembelian melamin= 65.000 + 6.500 - 1.000, harga beli melamin Rp 20.000
per meter, maka nilai pembelian melamin pada tahun 2010 sebesar Rp 1.140.000.000
Volume pembelian pipa hias= 55.000 + 5.500 - 800, harga beli pipa hias sebesar Rp
12.000 per meter, maka nilai pembelian pipa hias pada tahun 2010 sebesar Rp 716.400.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulanan
Dari total volume produksi yang direncanakan untuk 1 tahun tersebut,
diakumulasikan masing-masing sebanyak 15% untuk bulan Oktober dan Desember, masingmasing sebanyak 10% untuk bulan Januri, Februari, September dan November, dan masingmasing sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian volume penjualan tersebut
didasarkan pada data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Karena volume kebutuhan bahan baku untuk produksi dipengaruhi langsung oleh
volume produksi, maka jumlah bahan baku yang dibeli akan dipengaruhi pula oleh volume
produksi pada bulan yang bersangkutan. Dari tabel sebelumnya diketahui bahwa kebutuhan
kayu untuk memproduksi seluruh produk selama 1 tahun adalah sebesar 80.000 meter.
Karena bulan januari direncanakan untuk memproduksi sebanyak 10% dari total produksi
tahunan, maka kebutuhan kayu pada bulan januari adalah 800 meter. Sedangkan persediaan
bahan baku pada awal bulan januari telah ditetapkan sebesar 700 meter, maka volume kayu
yang harus dibeli pada bulan januari 2010 adalah sebesar 8.100 meter (volume
pembelian=8.000+800-700) dengan harga beli Rp 15.000 per meter kayu, maka nilai
pembelian kayu pada bulan januari adalah Rp 121.500.000.
Anggaran Pembelian Bahan Bulanan
Baha
n
Bulan
Kebutuha
Persediaan
Pembelian
n Produksi
1/1/2010
31/12/2010
Volume
Januari
8.000
700
800
8.100
Februari
8.000
800
800
8.000
Maret
4.000
800
400
3.600
April
4.000
400
400
4.000
Mei
4.000
400
400
4.000
Juni
4.000
400
400
4.000
Juli
4.000
400
400
4.000
Agustus
4.000
400
400
4.000
September
8.000
400
800
8.400
Oktober
12.000
800
1.200
12.400
November
8.000
1.200
800
7.600
Desember
12.000
800
8.000
19.200
Baku
Kayu
Total
Bahan
Baku
Melami
n
80.000
Bulan
Kebutuha
n Produksi
Harga
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
87.300
Persediaan
1/1/201 31/12/201
0
0
Nilai
121.500.000
120.000.000
54.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
126.000.000
186.000.000
114.000.000
288.000.000
1.309.500.000
Pembelian
Volume Harga
Januari
6.500
1.000
650
6.150
Februari
6.500
650
650
6.500
Maret
3.250
650
325
2.925
April
3.250
325
325
3.250
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
Nilai
123.000.000
130.000.000
58.500.000
65.000.000
Mei
3.250
325
325
3.250
Juni
3.250
325
325
3.250
Juli
3.250
325
325
3.250
Agustus
3.250
325
325
3.250
6.500
325
650
6.825
9.750
650
975
10.075
6.500
975
650
6.175
9.750
650
6.500
15.600
Septembe
r
Oktober
Novembe
r
Desember
Total
80.000
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
65.000.000
65.000.000
65.000.000
65.000.000
136.500.000
201.500.000
123.500.000
312.000.000
1.410.000.00
70.500
0
Anggaran Pembelian Bahan Bulanan
Baha
n
Bulan
Baku
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
kayu
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Kebutuhan
Persediaan
Pembelian
Produksi
1/1/2010
31/12/2010
Volume
Harga
Nilai
5.500
5.500
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
5.500
8.250
5.500
8.250
55.000
800
550
550
275
275
275
275
275
275
550
825
550
550
550
275
275
275
275
275
275
550
825
550
5.500
5.250
5.500
2.475
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
5.775
8.525
5.225
13.200
59.700
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
63.000.000
66.000.000
29.700.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
69.300.000
102.300.000
62.700.000
158.400.000
716.400.000
3.435.900.00
Nilai Pembelian Total
0
Metode yang sama digunakan untuk menentukan jumlah volume kayu yang harus
dibeli pada bulan-bulan berikutnya, kecuali pada bulan Desember. Perusahaan telah
menentukan persediaan bahan baku bulan Desember sebesar 10% dari kebutuhan total
tahunan
Persediaan akhir =10% x 80.000 m
volume pembelian kayu bulan Desember= 12.000+8.000-800= 19.200
dengan harga beli permeter 15.000 per meter, maka nilai pembelian bulan
desember= 19.200 X 15.000 = Rp 288.000.000.
metode yang sama digunakan untuk menghitung volume dan nilai pembelian pada
bulan-bulan berikutnya dan bahan baku lainnya. Nilai total pembelian melamin adalah Rp
1.410.000.000 dan nilai total pembelian pipa hias Rp 716.400.000, nilai total pembelian
bahan baku tahun 2010 sebesar Rp 3.435.900.000.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA
Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran biaya tenaga kerja di
dalam suatu periode tertentu yang dbutuhkan untuk memproduksi seluruh produk yang
direncanakan di dalam suatu periode tertentu. Bebrapa metode penetapan tarif biaya tenaga
kerja:
a. Tarif per Jam Kerja
Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam kerja, maka
Biaya tenaga kerja per unit produk = taksiran jam kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit produk X tarif per jamnya
Biaya tenaga kerja total = volume produksi X biaya tenaga kerja per unit produk
Kelebihan metode ini adalah para tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena
penghasilan setiap pekerja tidak ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkannya.
Kelemahannya yaitu produktivitas setiap pekerja akan cenderugn rendah, karena para
pekerja tahu bahwa semakin lama pekerja bekerja semakin besar pula penghasilannya.
Resiko yang mungkin terjadi yaitu volume penjualan yang ditargetkan tidak tercapai.
Contoh kasus:
PT. Terang Dunia pada akhir tahun 2009 berencana memproduksi tiga jenis produk, yaitu
meja tipe MK-1, MM-5, DAN MB-2 sebanyak masing-masing 10.000 unit tahun 2010
mendatang. Setiap unit meja MK-1 membutuhkan 3 jam kerja langsung, setiap unit MM-5
membutuhkan 4 jam kerja langsung dan setiap unit meja MB-2 membutuhkan 5 jam kerja
langsung. Sedangkan untuk setiap pekerja langsung dibayar sebesar Rp 3.000 per jam
kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung tahun 2010
Produk
Kain
Karet
Plastik
Jam Kerja
Volume
Tarif Per
Produksi
Per Unit
Total
Jam
10.000
10.000
10.000
3
4
5
30.000
40.000
50.000
3.000
3.000
3.000
Biaya TKL
Per Unit
Total
Produk
9.000
90.000.000
12.000
120.000.000
15.000
150.000.000
Total Rp 360.000.000
Maka biaya tenaga kerja yang dianggarkan sebesar = (10.000 x 3 x 3.000) + (10.000 x 4 x
3.000) + (10.000 x 5 x 3.000) = 360.000.000. jadi jika tarif per jam kerja untuk
memproduksi ketiga jenis produk tersebut dengan volume produksi masing-masing
sebesar 10.000 unit dibutuhkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 360.000.000.
Anggaran Rp 360.000.000 tersebut adalah anggaran biaya tenaga kerja langsung
untuk memproduksi MK-1, MM-5 dan MB-2 masing-masing sebanyak 10.000 unit dalam
satu tahun dengan tarif per jam kerja langsung. Dari total volume produksi yang
direncanakan untuk satu tahun tersebut dialokasikan masing-masing sebanyak 15% untuk
bulan Oktober dan Desember, sebanyak 10% untuk bulan Januari, Februari, September
dan November, sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian tersebt
berdasarkan data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Dari anggaran biaya tenaga kerja tahun 2010 tersebut, diketahui jumlah jam kerja
total yang diperlukan memproduksi 10.000unit MK-1 sebanyak 30.000 jam kerja lagsung.
Untuk memproduksi 10.000unit MM-5 diperlukan 40.000 jam kerja langsung, dan untuk
memproduksi 10.000 unit MB-2 diperlukan 50.000 jam kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Bulan
Jam Kerja Total
MK-1
MM-5
MB-2
Jam Kerja
Total
Tarif
Januari
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Februari
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Maret
1.500
2.000
2.500
12.000
3.000
April
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Mei
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Juni
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Juli
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Agustus
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
September
3.000
4.000
5.000
11.000
3.000
Oktober
4.500
6.000
7.500
11.000
3.000
November
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Desember
4.500
6.000
7.500
12.000
3.000
Nilai
36.000.00
0
36.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
36.000.00
0
54.000.00
0
36.000.00
0
54.000.00
Total
30.000
40.000
50.000
137.000
3.000
0
360.000
Maka untuk bulan Januari karena dialokasikan sebesar 10% dari total produksi,
JKL diperlukan untuk memproduksi 1.000 unit MK-1 =(10%x30.000)=3.000
JKL MM-5=(10%x40.000)=4.000
JKL MB-2 =(10%x50.000)=5.000
JKL bulan Januari = 3.000+4.000+5.000=12.000
Tarif perjam sebesar Rp 3.000 per jam kerja langsung, biaya Tenaga Kerja Langsung
sebesar Rp 36.000.000 metode yang sama digunakan juga untuk bulan-bulan yang
selanjutnya.
b. Tarif per Hari Kerja
Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan berdasarkan hari kerja, maka
harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun, dikalikan dengan jumlah tenaga
kerja keseluruhan. Hasilnya merupakan biaya tenaga kerja yang dianggarkan untuk
memproduksi seluruh produk dalam satu periode. Kelebihan dari metode ini yaitu para
tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena penghasilan setiap pekerja tidak
ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan. Kelemahannya yaitu produktivitas setiap
pekerja akan cenderung rendah, karena para pekerja tahu bahwa semakin banyak hari dia
bekerja semakin besar pula penghasilannya.
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana
memproduksi 3 jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe
MM-5 dan 10.000 unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Untuk menghasilkan
produk tersebut perusahaan merencanakan bekerja selama 278 hari dalam setahun dan
memperkerjakan 30 tenaga kerja. Sebanyak 8 orang pekerja digunakan memproduksi MK1, sebanyak 10 orang pekerja digunakan untuk memproduksi MM-5 dan sebanyak 12
pekerja digunakan untuk memproduksi MB-2 setiap tenaga kerja dibayar Rp 40.000.000
per hari.
TABEL 5.7
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 2010
Produk
Upah per Hari
Hari total Kerja
Jumlah pekerja
Biaya Tenaga
Kerja
MK-1
40.000
278
8
88.960.000
MM-2
40.000
278
10
111.200.000
MB-2
40.000
278
12
133.440.000
Total
30
333.600.000
*Jika perusahaan menggunakan tarif per hari kerja, maka biaya tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memproduksi ketiga produk tersebut adalah sebesar = 30 x 278 x 40.000 = Rp
333.600.000
TABEL 5.7 A Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Jam Kerja Total
Bulan
MK
-1
MM
-5
MM
-7
Januari
8
10
12
Februari
8
10
12
Maret
8
10
12
April
8
10
12
Mei
8
10
12
Juni
8
10
12
Juli
8
10
12
Agustus
8
10
12
Septembe
r
8
10
12
Oktober
8
10
12
8
10
12
8
10
12
8
10
12
Novembe
r
Desembe
r
Total
Biaya Tenaga Kerja per
Hari
Tarif
per
Hari
MK-1
MM-5
MM-2
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
Jumla
h hari
Kerja
per
Bulan
Biaya
Tenaga
kerja per
Bulan
26
31.200.000
26
31.200.000
26
31.200.000
26
31.200.000
22
26.400.000
22
26.400.000
22
26.400.000
22
26.400.000
26
31.200.000
20
24.000.000
20
24.000.000
20
24.000.000
278
333.600.00
0
c. Tarif per Unit Produk
Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit produksi yang dihasilkan,
maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya, dikalikan dengan volume total
produksi.Hasil tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam periode tersebut.
Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar volume produksi
adalah para pekerja dengan lebih produktif.
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana
memproduksi 3 jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe
MM-5 dan 10.000 unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Untuk menghasilkan seluruh
produk tersebut perusahaan merencanakan membayar setiap pekerja sebesar Rp 11.000 per
unit MK-1, sebesar Rp 12.000 per unit MM-5 dan sebesar Rp 14.000 per unit MB-2
TABEL 5.8
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Produk
Upah per Unit
Produk
11.000
12.000
14.000
Volume
Biaya Tenaga
Produksi
Kerja
MK-1
10.000
110.000.000
MM-5
10.000
120.000.000
MB-2
10.000
140.000.000
Total (Rp)
370.000.000
*Jika perusahaan menggunakan tarif per unit produk maka biaya tenaga kerja yang
dianggarkan adalah sebesar = (10.000x11.000) + (10.000.000x14.000.000) = Rp 370.000.000
untuk seluruh volume produksi dari setiap jenis produk yang direncanakan.
TABEL 5.8A
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
November
Desember
Total
MK-1
MM-5
MB-2
Volume Biaya TKL Volume Biaya TKL Volume Biaya TKL
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
1.500 16.500.000
1.000 11.000.000
1.500 16.500.000
10.000 110.000.000
1.500
1.000
1.500
10.000
18.000.000
12.000.000
18.000.000
120.000.00
0
1.500
1.000
1.500
10.000
21.000.000
14.000.000
21.000.000
140.000.00
0
Total Biaya
TKL
37.000.000
37.000.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
37.000.000
55.500.000
37.000.000
55.500.000
370.000.00
0
BAB V
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
Anggaran Biaya Overhead adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja, yang dikarenakan akan dibayarkan dalam satu periode tertentu. Biaya
Overhead mencakup tiga kelompok biaya yaitu:
1. Biaya bahan penolong: biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam suatu produk, tapi bukan merupakan komponen utama.
2. Biaya Tenaga Kerja Penolong: gaji atau upah untuk membayar para pekerjayang
terlibat salam proses produksi tapi tidak berperan langsung dalam proses menghasilka
produk.
3. Biaya pabrikase lainya, mencakup: biaya overhead yang terkait dengan peralatan dan
fasilitas pendukung produksi.
-
Biaya penyusutan mesin pabrik
-
Biaya penyusuta bangunan pabrik
-
Biaya listrik pabrik
-
Biaya air PAM pabrik
-
Biaya telepon Pabrik dsb.
Penyusutan biaya overhead dapat ditetapkan berdasarkan jam kerja per unit atau berdasarkan
biaya per unit produk atau berdasarkan presentase tertentu dari biaya produksi.
Contoh kasus :
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana memproduksi 3
jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000
unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang.Setiap jenis meja mebutuhkan cat,paku dan
hiasan kaki mejasebagai bahan penolong. Setiap unit meja mebutuhkan cat sebanyak 0,25
liter, sebanyak 0,1 kg paku dan 4 hiasan kaki meja. Diperkirakan harga beli cat sebesar Rp
25.000 per liter, dan harga beli pakudiperkirakan sebesar 18.000 per kg, dan harga 1 buah
hiasan meja Rp 1.000. Gaji satpam pabrik dianggarkan sebesar Rp 24.000.000 pertahun.
Sedangkan anggaran biaya pabrikase lainnya mencajup biaya penyusutan mesinsebesar Rp
12.500.000, biaya penyusutan bangunan parik sebesar Rp 24.000.000 dan biaya listrik, air
dan telepon pabrik sebesar Rp 40.000.000
TABEL 5.9
Anggaran Biaya Overhead
Jumlah
Jenis Biaya
-Biaya Cat
-Biaya paku
-Biaya hiasan kaki meja
Biaya bahan penolong
-Gaji Satpam Pabrik
-Gaji Mandor Produksi
Biaya tenaga kerja penolong
-Biaya listrik, air, telepon
-Biaya penyusutan Aktiva Tetap
Biaya pabrikase lainnya
Perihal
187.500.000
54.000.000
120.000.000
Total
361.000.000
24.000.000
48.000.000
72.000.000
40.000.000
36.500.000
Total Rp
76.500.000
510.000.000
#Perhitungan Tambahan
Jenis biaya
-Biaya cat
-Biaya Paku
-Biaya Hiasan Kaki Meja
Perhitungan
3 x 10.000 x 0,25 x 25.000
3 x 10.000 x 0,1 x 18.000
3 x 10.000 x 4 x 1.000
Jumlah
187.500.000
54.000.000
120.000.000
Tarif Overhead dan Manfaatnya
Jika perusahaan ingin menetapkan suatu tarif tertentu sebagai dasar perhitungan
biaya overhead maka besarnya biaya overhead yang dianggarkan dijadikan dasar penetapan
tarif tersebut. Tarif dasar biaya overhead adalah tarif dasar yang ditetapkan sebagai dasar
menghitung biaya over head per unit produk. Dalam menentukan tarif biaya overhead
perusahaan dapat menggunakan dasar:
1. Jumlah jam kerja
a. Jumlah jam kerja langsung
b. Jumlah jamkerja mesin
2. Volume produk yang dihasilkan
Jika jumlah jam kerja langsung dijadikan dasar perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per JKL = biaya overhead total yg dianggarkan / jam kerja total
yg dianggarkan
Jika jam kerja mesin dijadikan dasar perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per jam kerja mesin = biaya overhead total yg dianggarkan / jam
kerja mesin total yang direncanakan
Jika jumlah produk yang direncanakan untuk diproduksi yang dijadikan dasar
perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per unit = biaya overhead total yang dianggarkan / volume
produksi yang dianggarakan
Contoh sesuai kasus diatas:
Berdasarkan jam kerja langsung
Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 120.000 = 4.250 per jam kerja lagsung
Berdasarkan Volume Produksi
Tarif Biaya Overhead = 510.000 : 30.000
Fungsi dari penentuan tarif biaya overhead adalah untuk menhitung anggaran
biaya produksi atau anggaran harga pokok produksi per unit produk.
Anggaran Overhead Bulanan
Jika disusun anggaran biaya produk perunit produk, dengan menggunakan tarif dasar
jam kerja sebagai dasar menghitung biaya tenaga kerja dan tarif perunit produk sebagai dasar
menghitung biaya overhead. Ilustrasi 5.6
Perusahaan telah menetapkan tarif overhead dengan dasar jam kerja langsung
sebesar Rp 4.250 per JKL, maka untuk menyusun anggaran overhead bulanan adalah dengan
mengalikan jumlah jam kerja total bulanan dengan tarif overhead per JKL.
Anggaran Rp 520.000.000 adalah anggaran biaya overhead untuk memproduksi
MK-1 sebanyak 10,000 unit dan MB-3 sebanyak 10.000 unit dalam satu tahun. Dari total
volume produksi yang direncanakan untuk dstu tshun tersebut, dialokasikan masing-masing
sebanyak 15% untuk bulan Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari,
September dan November, 5% untuk bulan sisanya. Pengalokasian berdasarkan pada data
historis penjualan tahun sebelumnya.
Diketahui jumlah jam kerja total yang diperlukan untuk memproduksi 10.000 unit
MK-1 sebanyak 30.000 JKL, untuk 10.000 unit MM-5 diperlukan 40.000 JKL, dan untuk
memproduksi 10.000 unit MB-2 diperlukan 50.000 JKL.
Bulan
Jam Kerja Total
MK-1
MM-5
MB-2
Jam Kerja
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
3.000
3.000
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
3.000
4.000
4.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
4.000
6.000
5.000
5.000
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
5.000
Total
12.000
12.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
12.000
r
Oktober
November
Desember
4.500
3.000
4.500
4.000
6.000
16.500.00
7.500
5.000
7.500
30.000
0
40.000
50.000
Total
Tarif
Nilai
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
18.000
12.000
18.000
4.250
4.250
4.250
25.500.000
51.000.000
76.500.000
120.000
4.250
510.000.00
0
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
Anggaran biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur merupakan gabungan
dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya
overhead. Karena anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan menggunakan satu metode,
maka jumlah biaya bahan baku yang dianggarkan ditentukan tanpa alternatif lain. Tetapi
untuk anggran biaya tenaga kerja langsung, perusahaan harus menentukan salah satu
metodeyang dijadikan dasar dari beberapa alternatif lain, dengan mempertimbangkan
kelemahan metode alternatif tersebut.sedangkan metode penetapan alternatif overhead, tidak
berpengaruh terhadap anggaran biaya overhead total, tetapi akan berpengaruh terhadap biaya
overhead perunit.
a. Jika anggaran tenaga kerjadisusun berdasarkan jam kerja, maka anggaran biaya produksi total
adalah sebagai berikut:
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
360.000.000
510.000.000
4.030.000.000
Karena perusahaan menggunakan dasar jam kerja langsung untuk menentukan
tarif biaya tenaga kerja, maka risiko tidak tercapainya volume produksi yang
direncanakan harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan.
b. Jika anggaran tenanga kerja disusun berdasarkan hari kerja, maka anggaran biaya produksi total
adalah sbb :
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
333.600.000
510.000.000
4.003.600.000
Karena perusahaan menguunakan dasar jumlah hari kerja untuk menentukan tarif
biaya tenaga kerja, maka resiko tidak tercapainya volume produksi yang direncanakan
harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan
c. Jika anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan volume produksi, maka anggaran biaya produksi
total adalah sbb :
Anggaran biaya produksi :
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
370.000.000
510.000.000
4.040.000.000
Karena perusahaan menggunakan dasar jumlah jam kerja langsung untuk
menentukan tarif biaya tenaga kerja, maka resiko tidak tercapainya volume produksi yang
direncanakan harus diperhitungkan oleh manjemen perusahaan.
Biaya produksi per unit produk
Jika anggaran biaya produksi per unit produk, dengan menggunakan tarif dasar jam
kerja sebagai dasar menghitung biaya tenaga kerja dan tarif per unit produk sebagai dasar
menhitung biaya overhead, maka:
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
MK-1
72.000
9.000
17.000
98.000
MM-5
141.000
12.000
17.000
170.000
MB-2
103.000
15.000
17.000
135.000
Jika disusun anggaran biaya produksi per unit produk, dengan menggunakan tarif
Produk
dasar unit produk sebagaidasar menhitung biaya tenaga kerja dan tarif per jam kerja sebagai
dasar menhitung biaya overhead, maka:
Produk
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
MK-1
72.000
11.000
MM-5
141.000
12.000
MB-2
103.000
14.000
MK-1 biaya overhead = (3X4.250) = 12.750
Overhead
12.750
17.000
21.250
95.750
170.000
138.250
MM-5 biaya overhead = (4X4.250) = 17.000
MB-2 biaya overhead = (5X4.250) = 21.250
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI BULANAN
Jika perusahaan telah menetapkan suatu metode dalam menentukan dasar
perhitungan tarif biaya tenaga kerja dan tarif overhead. Maka perusahaan dapat menentukan
anggaran biaya produksi tahunan. Berdasarkan anggaran biaya produksi tahunan tsb dapat
disusun pula anggaran baiaya produksi bulanan. Untuk menentukan anggaran biaya produksi
bulanan pada dasarnya adalah membagi biaya produksi tahunan drngan alokasi volume
produksi bulanan perusahaan
Bulanan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Bahan baku
316.000.000
316.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
316.000.000
474.000.000
316.000.000
474.000.000
3.160.000.000
Biaya
Tenaga kerja
36.000.000
36.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
36.000.000
54.000.000
36.000.000
54.000.000
360.000.000
Total
Overhead
51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
51.000.000
76.500.000
51.000.000
76.000.000
510.000.000
403.000.000
403.000.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
403.000.000
604.500.000
403.000.000
604.500.000
4.030.000.000
Dengan mengetahui anggaran biaya produksi bulanan, perusahaan dapat
memperkirakan dana yang diperlukan untuk membiayai produksi bulanan tersebut. Dengan
memiliki taksiran dana yang dibutuhkan untuk biaya produksi bulanan, maka kelangsungan
aktivitas produksi akan bagus
ANGGARAN PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
Anggaran produksi dengan anggaran biaya produksi sering kali dipisahkan satu
sama lain, seolah-olah keduanya merupakan hal-hal yang tidak berhubungan satu sama lain,
padahal antara biaya produksi dengan biaya anggaran produksi merupakan dua rangkaian
rencana kerja yang terkait erat satu sama lain. Volume produk yang akan dihasilkan di dalam
satu periode tertentu, seperti yang tercermin didalam anggaran produksi akan menentukan
secara langsung besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan pada periode
tersebut, perusahaan menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil, sehingga
tersusun anggaran produksi berikut ini :
Bulan
Volume
15.000
16.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
147.000
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Berdasarkan data dan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan serangkaian anggaran
produksi dan anggaran biaya produksi terintegrasi, seperti terlihat berikut :
a. Langkah pertama untuk memahami rangkaian hubungan antara anggaran produksi dan anggaran
biaya produksi, dapat dimulai dengan menyusun anggaran produksi, yang dimulai dengan
menghitung volume produksi dalam satu tahun. Berdasarkan data penjualan tersebut, maka untuk
tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari :
Volume penjualan
Volume persediaan akhir tahun
Volume persediaan awal tahun
Volume produksi
142.000
15.000
(20.000)
137.000
Berdasarkan rencana penjualan tersebut, perusahaan menyusun anggaran produksi dengan
metode persediaan stabil. Sehingga tersusun anggaran produksi berikut ini :
Bulan
Volume
Januari
Februari
Penjualan
15.000
16.000
Akhir
Persedian
Total
Volume
Awal
19.000
18.000
20.000
19.000
20.000
17.000
Produksi
14.000
15.000
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
17.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
18.000
17.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
15.000
13.000
11.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
137.000
b. Setelah disusun anggaran produksi bulanan, maka langkah berikutnya adalah menyusun
anggaran biaya bahan baku, yang dimulai dengan menghitung kebutuhan bahan baku perunit
produksi.
Kebutuhan
Nilai Kayu
Kebutuhan
Nilai karet
Biaya Bahan
Kayu (meter)
Rupiah
Karet (meter)
Rupiah
Bangunan
Januari
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Februari
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
Maret
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
April
6.500
162.500.000
26.000
390.000.000
552.500.000
Mei
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
Juni
5.000
125.000.000
20.000
300.000.000
425.000.000
Juli
3.500
87.500.000
14.000
210.000.000
297.500.000
Agustus
3.000
75.000.000
12.000
180.000.000
255.000.000
September
4.500
112.500.000
18.000
270.000.000
382.500.000
Oktober
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
November
6.000
150.000.000
24.000
360.000.000
510.000.000
Desember
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Total
68.500
1.712.500.000
274.000
4.110.000.000 5.822.500.000
Penjelasan contoh untuk penganggaran bulan januari. Setiap unit produk memerlukan 0,5 meter
Bulan
kayu dan 2 meter karet dan bulan januari akan memproduksi 14.000 unit jadi kebutuhan bahan:
Kayu= 0,4 X 14.000= 7000 meter
Karet= 2 X 14.000= 28.000 meter
Biaya bahan baku :
Kayu= 7.000 X 25.000= Rp 175.000.000 Karet= 28.000 X 15.000= 420.000.000
Total biaya bahan baku untuk bulan januari = 595.000.000 untuk perhitungan bulan-bulan
selanjutnya sama, sehingga diperoleh total biaya bahan baku untuk satu
KELAS D
Kelompok 3 :
Ully Nur Eka Putri .A
(1512010015)
Suhanita
(1512010022)
Wilda Lailatul Afiyah
(1512010026)
Melisa Kristiana
(1512010035)
Yuliana
(1512010036)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2017
KONSEP DASAR PENGANGGARAN PERUSAHAAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Perencanaan (planning) merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan
proses umpan maju (feedforward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer
dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari.
Penganggaran (budgeting) merupakan proses menyusun anggaran sehingga
anggaran(budget) adalah hasil (bagian) dari penganggaran. Penganggaran meliputi
penganggaran perusahaan dan penganggaran non perusahaan.
1. Tujuan
Tujuan(goal) adalah tujuan umum yang menyatakan secara luas keadaan atau
kedudukan dimasa mendatang dan hasil akhir dari aktivitas perusahaan dalam jangka
panjang. Setelah tujuan umum selesai dibuat, maka sasaran(target) bisa ditentukan. Sasaran
(objective) adalah tujuan khusus yang menggambarkan ruang lingkup yang jelas serta
memberikan arah kepada usaha yang dilakukan dalam jangka pendek.
2. Peraturan dan Kebijakan
Peraturan (rules) adalah suatu petunjuk, perintah, larangan, kompensasi, hak, sanksi,
dan kewajiban dalam pelaksanaan pekerjaan. Kebijakan (policy) adalah petunjuk menyeluruh
secara lisan, tulisan, atau yang dimaksudkan.
Kebijakan merupakan bimbingan berfikir bagi bawahan dalam upaya mencapai tujuan.
3. Metode dan Standar
Metode adalah suatu cara yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas tertentu. Standar
adalah kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai patokan dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Strategi dan Organisasi
Strategi (strategy) adlah cara mencapai tujuan yang harus diikuti oleh setiap bagian
dalam perusahaan.
Organisasi adalah salah satu jenis rencana pembagian kerja dari sekelompok orang
yang bekerjasama demi mencapai tujuan bersama. Pengorganisasian adalah proses, cara, dan
perbuatan dalam mengorganisasi.
5. Program
Program adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk membahas dan menentukan
kegiatan yang harus dilakukan dalam usahanya untuk mencapaintujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan sebuah program umumnya memerlukan waktu hingga beberapa tahun,
sedangkan penyusunan anggaran (jangka pendek) cukup membutuhkan waktu satu tahun.
6. Prosedur
Prosedur adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna
menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Prosedur biasanya terdiri dari atas bagan alur
(flowchart), formulir dan uraian tugas. Tahap penyusunan anggaran terdiri dari 4 tahap:
Tahap 1: Penentuan Pedoman Anggaran
Anggaran disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai.
Tahap 2: Persiapan Anggaran
Manajer pemasaran meyusun ramalan jualan (sales forecast) untuk kemudian menyusun
anggaran jualan bersama dengan manajer bagian terkait di perusahaan.
Tahap 3: Penentuan Anggaran
Diadakannya rapat dengan semua manajer beserta direksi yang meliputi kegiatan:
perundingan
untuk
menyesuaikan
rencana
akhir
setiap
komponen
anggaran,
mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran, pengesahan dan pendistribusian
anggaran
Tahap 4: Pelaksanaan Anggaran
Untuk kepentingan pengawasan, setiap manajer wajib membuat laporan realisasi
anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada
direksi.
7. Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana kuantitiatif periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dapat dinyatakan dalam satuan barang/jasa. Faktor
yang perlu dipertimbangkan dlam penyusunan anggaran :
a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.
b. Data masa lalu.
c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.
d. Pengetahuan tentang teknik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.
e. Kemungkinana adanya perubahan kebijakan pemerintah.
f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.
8. Jadwal
Jadawal (schedule) adalah data rincian waktu kegiatan yang direncanakan.
TUJUAN DAN MANFAAT ANGGARAN
Tujuan Anggaran:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi
dana.
b. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c. Merinci jenis sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
d. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih
jelas dan nyata telrihat.
e. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan
keuangan.
Manfaat Anggaran:
a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan.
c. Dapat memotivasi karyawan.
d. Menimbulkan tnaggung jawab tertentu pada karyawan.
e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
f. Sumber daya dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi manajer.
Kelemahan Anggaran
a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur
ketidakpastian.
b. Menyusun anggaran yang cermat membutuhkan waktu, uang dan tenaga yang tidak
sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap
dan akurat.
c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk malaksanakan anggaran dapat mengakibatkan
mereka menggerutu dan menentang sehingga anggaran tidak akan efektif.
BAB I
PENGANGGARAN PERUSAHAAN
Penganggaran perusahaan (business budgeting) adalah proses menyusun anggaran guna
mencapai tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Anggaran operasional adalah anggaran
yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi. Anggaran laba rugi adalah anggaran
berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan, beban serta laba/rugi yang
diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Anggaran keuangan adalah anggaran
yang bertujuan untuk menyusun neraca. Anggaran neraca merupakan anggaran berupa daftar
yang disusun secara bersistem tentang harta, utang, dan modal dari suatu organisasi pada saat
tertentu.
FUNGSI ANGGARAN
Sesuai dengan fungsi manajemen yaitu ( fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaksanaan)
anggaran pun juga demikian. Hal ini disebabkan karena anggaran sebagai alat manajemen
dalam melaksanakan fungsinya.
Proses dan fungsi manajemen tersebut dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini :
a. Fungsi Perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memerhatikan kaitan anggaran yang
satu dengan yang lainnya. Aspek lain yang penting dari perencanaan dengan
menggunakan anggaran adalah perencanaan dana yang tersedia seefisien mungkin.
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran secara teliti
dan memberikan gambaran yang lebih rinci dalam unit dan uang.
b. Fungsi Pelaksanaan
Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan
dilakukan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal
keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanakan bila ada anggarannya atau tidak
menyimpang dari anggaran. Penganggaran bertujuan agar pekerjaan dapat
dilaksanakansecara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk
menyelaraskan setiap kegiatan divisi, seperti divisi pemasaran, produksi, keuangan,
dan divisi umum.
c. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian. Berarti mengevaluasi
(menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan dengan cara :
a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu.
Anggaran dijadikan pegangan sebagai alat pengawasan oleh manajer yang
bertanggung jawab menjalankan operasi untuk mengadakan penilaian dari hasil yang
dicapainya.
JENIS ANGGARAN
Anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi, seperti dari segi dasar penyusunan, cara
penyusunan, jangka waktu, bidang, kemampuan menyusun, fungsi dan metode penentuan
harga pokok produk.
1) Segi dasar penyusunan
Anggaran Variabel
Anggaran yang disusun berdasarkan interval kapasitas tertentu pada intinya
merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas
yang berbeda.
Anggaran Tetap
Anggaran yang disusun berdasarkan suatu kapasitas tertentu. Disebut juga
anggaran statis.
2) Segi cara penyusunan
Anggaran Peroidik
Anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.
Anggaran Kontinu
Anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang
pernah dibuat.
3) Segi jangka waktu
Anggaran Jangka Pendek
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.
Anggaran Jangka Panjang
Anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun.
4) Segi bidang
Anggaran Operasional
Anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Contoh anggaran penjualan,
anggaran biaya pabrik.
Anggaran Keuangan
Anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh anggaran kas, anggaran
piutang.
5) Segi kemampuan menyusun
Anggaran Komprehensif
Adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap.
Anggaran Parsial
Anggaran yag disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya
menyusun bagian tertentu saja.
6) Segi fungsi
Anggaran Tertentu
Anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan
untuk manfaat lain.
Anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam
organisasi (perusahaan).
7) Segi metode penentuan harga pokok produk.
Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional atau anggaran konvensional terdiri atas anggaran
berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat.
Anggaran berdasar fungsional adalah anggaran yang dibuat untuk menyusun
anggaran tetap. Sedangkan anggaran berdasar sifat adalah anggaran yang
dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel dan
berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.
Anggaran Berdasar Kegiatan
Anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan
berdasar kegiatan.
ANGGARAN KAS DAN ANGGARAN PERUSAHAAN MODAL KERJA
Anggaran kas dalam realisasinyadisebut laporan arus kas atau laporan sumber dan belanja
kas. Anggaran perubahan modal kerja dalam realisasinya disebut laporan perubahan modal
kerja atau laporan sumber dan belanja modal kerja.
a. Istilah dalam Anggaran Kas
Dalam anggaran kas terdapat istilah cash inflow (kas masuk atau arus masuk kas) dan
cash outflow (kas keluar atau arus keluar kas). Yang dimaksud cash inflow adalah kas
yang sudah masuk dan cash outflow adalah kas yang sudah keluar.
b. Istilah dalam Anggaran Perubahan Modal Kerja
Anggaran modal kerja adalah anggaran yang menunjukan modal kerja suatu
organisasi berubah (naik/turun) yang disebabkan sumber dan belanja modal kerja
selama periode tertentu.
Bila modal kerja berubah naik istilah yang tepat adalah kelebihan modal kerja atau
modal kerja naik. Bila modal kerja berubah turun
isitilah yang tepat adalah
kekurangan modal kerja atau modal kerja turun.
Anggaran perubahan modal kerja anggaran perubahan modal kerja ada yang
menyebut dengan anggaran sumber dan penggunaa modal kerja. Sumber modal kerja,
antara lain disebut dengan istilah aset tidak lancar berkurang (turun) dan modal
sendiri bertambah (naik).
Iastilah penggunaan modal kerja tidak tepat, sebaiknya menggunakan istilah belanja
modal kerja. Belanja adalah uang yang dipakai untuk keperluan tertentu. Belanja
modal kerja seperti untuk keperluan; bayar utang janka panjang, beli aset tidak lancar,
bayar deviden, beli kembali saham atau modal saham turun (berkurang). Hindarkan
istilah seperti pembayaran, pembelian, penjualan, pelunasan, karena kata seperti itu
berarti proses/cara, terkecuali di depan katanya terdapat kata hasil penjualan saham,
hasil pembelian aset tidak lancar.
BAB II
ANGGARAN PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran Produksi adalah rencana perusahaan untuk menghasilkan produk
perusahaan
dalam
jumlah
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
penjualan
dengan
mempertimbangkan jumlah persediaan pada awal dan akhir periode tertentu.
Dalam proses perencanaan produksi, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa elemen
yang terkait, yaitu volume penjualan yang direncanakan, volume perdediaan barang pada
awal periode, dan volume persediaan barang pada akhir periode tertentu.
Anggaran
Produksi
=
Anggaran
Penjualan
+
Anggaran
Akhir yg
diinginkan
-
Persediaan
awal yang
direncanakan
Ilustrasi :
Misalnya sebuah perusahaan merencanakan menjual produknya sebanyak 142.000 unit dalam
tahun 2010. Jumlah persediaan barang pada awal Januari diperkirakan sebanyak 20.000 unit.
Sedangkan jumlah persediaan barang pada akhir tahun 2010yang diinginkan sebesar 15.000
unit. Dari total penjualan yang dianggarkan sebesar 142.000 unit dalam setahun,
direncakanan akan dijual selama 12 bulan operasi, dengan rincian sbb :
Bulan
Volume
Januari
15.000
Februari
16.000
Maret
16.000
April
14.000
Mei
12.000
Juni
10.000
Juli
7.000
Agustus
Bulan 6.000
September
9.000
Volume Penjualan
Oktober
11.000
Volume Persediaan Akhir Tahun
November
12.000
Desember
14.000
Maka
untuk
tahun
2010
perusahaan
harus
memproduksi barang sebanyak 137.000 unit yang
berasal dari :
Volume
142.000
15.000
Volume Persediaan Awal Tahun
120.000
Volume Produksi
137.000
Dalam penyusunan anggaran produksi, perusahaan dapat menggunakan beberapa metode
produksi yaitu :
a. Metode Produksi Stabil
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan mentapkan volume produksi yang
relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertentu yang volume penjualannya
tinggi.
Berdasarkan ilustrasi diatas jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode
produksi stabil maka akan terlihat seperti dala tabel berikut ini.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Volume
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
Akhir
17.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
15.000
Persediaan
Total
32.000
29.000
25.000
20.000
17.000
16.000
17.000
21.000
26.000
28.000
29.000
29.000
157.000
Volume
Awal
20.000
17.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
Produksi
12.000
12.000
12.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
11.000
12.000
12.000
137.000
b. Metode Persediaan Stabil
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan
yang relatif sama dari bulan ke bulan, kecuali untuk bulan tertetu. Berdasarkan ilustrasi
diatas jika perusahaan menetapkan akan menggunakan metode persediaan stabil maka
akan terlihat seperti dala tabel berikut ini.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Volume
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
Akhir
19.000
18.000
17.000
16.000
Persediaan
Total
Awal
34.000
34.000
33.000
30.000
20.000
19.000
18.000
17.000
Volume
Produksi
14.000
15.000
15.000
13.000
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
27.000
25.000
22.000
21.000
24.000
26.000
27.000
29.000
157.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
11.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
137.000
c. Metode Fleksibel
adalah suatu metode produksi dimana perusahaan menetapkan volume persediaan
yang berubah dari bulan ke bulan. Berdasarkan ilustrasi diatas jika perusahaan
menetapkan akan menggunakan metode produksi stabil maka akan terlihat seperti dala
tabel berikut ini.
Bulan
Volume
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Penjualan
15.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
Akhir
17.000
13.000
11.000
11.000
13.000
15.000
15.000
16.000
16.000
17.000
17.000
15.000
Persediaan
Total
32.000
29.000
27.000
25.000
25.000
25.000
22.000
22.000
25.000
28.000
29.000
29.000
157.000
Volume
Awal
20.000
17.000
13.000
11.000
11.000
13.000
15.000
15.000
16.000
16.000
17.000
17.000
Produksi
12.000
12.000
14.000
14.000
14.000
12.000
7.000
7.000
9.000
12.000
12.000
12.000
137.000
BAB III
ANGGARAN BIAYA BAHAN BAKU
Penetapan anggaran bahan baku ditentukan oleh kebutuhan bahan baku dari setiap
unit produk yang dihasilkan perusahaan, dikalikan dengan volume produksi, sehingga
ditemukan volume total bahan baku untuk periode tersebut. Kebutuhan total bahan baku
untuk produksi tersebut, ditambah dengan persediaan bahan baku yang diinginkan pada akhir
periode tersebut dan dikurangi dengan persediaan bahan bakuyang direncanakan diawal
periode. Dari penjumlahan dan pengurangan tersebut akan diperoleh volume bahan baku
yang direncakanak untuk dibeli, dikalikan dengan harga bahan baku per unitnya akan
diperoleh nilai pembelian bahan baku yang direncanakan.
Ilustrasi:
PT Terang Dunia adalah sebuah perusahaan produsen meja yang berkedudukan di Bandung.
Pada akhir tahun 2009 perusahaan ini merencanakan memproduksi tiga jenis produk yaitu
meja tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit mwja tipe MM-5, dan 10.000 unit MB-2
untuk tahun 2010 mendatang. Setiap unit meja MK-1 membutuhkan 2 meter kayu, 1,5 meter
melamin dan 1 meter pipa hias. Dan setiap unit meja MM-5 membutuhkan 3 meter kayu, 3
meter melamin dan 3 meter pipa hias. Sedangkan tiap unit meja MB-2 membutuhkan 3 meter
kayu, 2 meter melamin, dan 1,5 meter pipa hias. Sedangkan harga beli kayu diperkirakan
sebesar Rp 15.000 per meter, harga beli melamin sebesar Rp 20.000 per meter. Dan harga beli
pipa hias adalah sebesar Rp 12.000 per meter.
Untuk menjamin kelancaran proses produksi, perusahaan merencanakan kepemilikan
persediaan bahan baku pada akhir tahun 2010 sebanyak 10% kebutuhan bahan baku tersebut
untuk proses produksi selama tahun 2010. Sedangkan persediaan bahan baku awal tahun
2010 diperkirakan sebanyak 700 meter kayu, 1.000 meter melamin dan 800 meter pita hias.
Diperkirakan harga beli tersebut akan stabil sepanjang tahun 2010.
Maka biaya bahan baku yang dianggarkan adalah sebesar :
MK-1
MM-5
MB-2
Total
Bahan
Harga
per
Nilai
Unit
Per
Total
Uni
Kayu
Melami
Pipa Hias
Total
Per
Uni
t
2
20.00
1,5
0
15.00
1
0
10.00
n
Per
t
3
3
3
Total
Uni
30.000
30.000
30.000
t
3
30.00
80.00
15.00
1.200.000.00
2
0
20.00
0
65.00
0
20.00
0
1.300.000.00
1,5
0
15.00
0
55.00
0
12.00
0
660.000.000
0
0
0
0
Anggaran Biaya Bahan Baku per Unit Produk
Kebutuha
Produ
Bahan
n Bahan
Harga Beli
Biaya per
Biaya Bahan per
k
Baku
per unit
per Unit
Jenis
Unit Produk
produk
2
1,5
1
3
3
3
Bahan
15.000
20.000
12.000
15.000
20.000
12.000
Bahan
30.000
30.000
12.000
45.000
60.000
36.000
MK-1
MM-5
Kayu
Melamin
Pipa Hias
Kayu
Melamin
Pipa Hias
72.000
141.000
MB-2
Kayu
Melamin
Pipa Hias
3
2
1,5
15.000
20.000
12.000
45.000
40.000
18.000
103.000
Untuk memproduksi setiap unit MK-1 dibutuhkan kayu sebanyak 2 meter, 1,5 meter
melamin, dan 1 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MK-1 membutuhkan kayu Rp 30.000,
harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak Rp 30.000 harga
beli melamin adalah sebesar Rp 20.000 per meter dan membutuhkan pipa hias sebanyak Rp
12.000 harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti untuk memproduksi satu init
MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 72.000.
Untuk memproduksi setiap unit MM-5 dibutuhkan kayu sebanyak 3 meter, 3 meter
melamin, dan 3 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MM-5 membutuhkan kayu senilai Rp
45.000, karena harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak
Rp 60.000 karena harga beli melamin adalah sebesar Rp 20.000 per meter dan membutuhkan
pipa hias sebanyak Rp 36.000 karna harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti
untuk memproduksi satu init MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 141.000.
Untuk memproduksi setiap unit MB-2 dibutuhkan kayu sebanyak 3 meter, 2 meter
melamin, dan 1,5 meter pipa hias. Itu berarti setiap unit MB-2 membutuhkan kayu senilai Rp
45.000, karena harga kayu tersebut Rp 15.000 per meter, membutuhkan melamin sebanyak
Rp 40.000 karena harga beli melamin adalah sebesar Rp 18.000 per meter dan membutuhkan
pipa hias sebanyak Rp 12.000 karna harga beli pipa hias sebesar Rp 12.000 per meter. Bearti
untuk memproduksi satu init MK-1 dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp 103.000.
Jadi untuk memproduksi 10.000 unit meja tipe MK-1, 10.000 unit meja tipe MM-5,
dan 10.000 unit meja MB-2 dibutuhkan biaya bahan baku total sebanyak Rp 3.160.000.000.
Tetapi biasanya, dalam proses penyusunan anggaran komprehensif, anggaran biaya
bahan baku tersebut tidak berdiri sendiri tetapi masih dihubungkan dengan besarnya biaya
persediaan bahan baku awal dan akhir yang bersangkutan, sehingga muncullah anggaran
pembelian bahan baku. Jadi, anggaran pembelian bahan baku adalah anggaran biaya bahan
baku total ditambah dengan persediaan bahan baku yang diinginkan pada akhir periode
akuntansi dikurangi dengan persediaan awal bahan baku pasa awala periode, dikaitkan
dnegan harga beli bahan baku tersebut pada tahun bersangkutan.
Anggaran pembelian bahan
Kebutuhan
Bahan
Persediaan
Produksi
1/1/2010
Kayu
80.000
700
Melamin
65.000
Pipa hias
55.000
Persediaan
31/12/201
volume
Harga
8.000
87.300
15.000
1.000
6.500
70.500
20.000
800
5.500
59.700
12.000
0 (10%)
Total pembelian bahan baku
Nilai
1.309.500.00
0
1.410.000.00
0
716.400.000
3.435.900.00
0
Volume pembelian kayu = 80.000 + 8.000 – 700 harga beli kayu Rp 15.000 per
meter, maka nilai pembelian kayu pada tahun 2010 adalah Rp 1.309.500.000.
Volume pembelian melamin= 65.000 + 6.500 - 1.000, harga beli melamin Rp 20.000
per meter, maka nilai pembelian melamin pada tahun 2010 sebesar Rp 1.140.000.000
Volume pembelian pipa hias= 55.000 + 5.500 - 800, harga beli pipa hias sebesar Rp
12.000 per meter, maka nilai pembelian pipa hias pada tahun 2010 sebesar Rp 716.400.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku Bulanan
Dari total volume produksi yang direncanakan untuk 1 tahun tersebut,
diakumulasikan masing-masing sebanyak 15% untuk bulan Oktober dan Desember, masingmasing sebanyak 10% untuk bulan Januri, Februari, September dan November, dan masingmasing sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian volume penjualan tersebut
didasarkan pada data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Karena volume kebutuhan bahan baku untuk produksi dipengaruhi langsung oleh
volume produksi, maka jumlah bahan baku yang dibeli akan dipengaruhi pula oleh volume
produksi pada bulan yang bersangkutan. Dari tabel sebelumnya diketahui bahwa kebutuhan
kayu untuk memproduksi seluruh produk selama 1 tahun adalah sebesar 80.000 meter.
Karena bulan januari direncanakan untuk memproduksi sebanyak 10% dari total produksi
tahunan, maka kebutuhan kayu pada bulan januari adalah 800 meter. Sedangkan persediaan
bahan baku pada awal bulan januari telah ditetapkan sebesar 700 meter, maka volume kayu
yang harus dibeli pada bulan januari 2010 adalah sebesar 8.100 meter (volume
pembelian=8.000+800-700) dengan harga beli Rp 15.000 per meter kayu, maka nilai
pembelian kayu pada bulan januari adalah Rp 121.500.000.
Anggaran Pembelian Bahan Bulanan
Baha
n
Bulan
Kebutuha
Persediaan
Pembelian
n Produksi
1/1/2010
31/12/2010
Volume
Januari
8.000
700
800
8.100
Februari
8.000
800
800
8.000
Maret
4.000
800
400
3.600
April
4.000
400
400
4.000
Mei
4.000
400
400
4.000
Juni
4.000
400
400
4.000
Juli
4.000
400
400
4.000
Agustus
4.000
400
400
4.000
September
8.000
400
800
8.400
Oktober
12.000
800
1.200
12.400
November
8.000
1.200
800
7.600
Desember
12.000
800
8.000
19.200
Baku
Kayu
Total
Bahan
Baku
Melami
n
80.000
Bulan
Kebutuha
n Produksi
Harga
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
15.00
0
87.300
Persediaan
1/1/201 31/12/201
0
0
Nilai
121.500.000
120.000.000
54.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
60.000.000
126.000.000
186.000.000
114.000.000
288.000.000
1.309.500.000
Pembelian
Volume Harga
Januari
6.500
1.000
650
6.150
Februari
6.500
650
650
6.500
Maret
3.250
650
325
2.925
April
3.250
325
325
3.250
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
Nilai
123.000.000
130.000.000
58.500.000
65.000.000
Mei
3.250
325
325
3.250
Juni
3.250
325
325
3.250
Juli
3.250
325
325
3.250
Agustus
3.250
325
325
3.250
6.500
325
650
6.825
9.750
650
975
10.075
6.500
975
650
6.175
9.750
650
6.500
15.600
Septembe
r
Oktober
Novembe
r
Desember
Total
80.000
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
20.00
0
65.000.000
65.000.000
65.000.000
65.000.000
136.500.000
201.500.000
123.500.000
312.000.000
1.410.000.00
70.500
0
Anggaran Pembelian Bahan Bulanan
Baha
n
Bulan
Baku
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
kayu
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Kebutuhan
Persediaan
Pembelian
Produksi
1/1/2010
31/12/2010
Volume
Harga
Nilai
5.500
5.500
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
5.500
8.250
5.500
8.250
55.000
800
550
550
275
275
275
275
275
275
550
825
550
550
550
275
275
275
275
275
275
550
825
550
5.500
5.250
5.500
2.475
2.750
2.750
2.750
2.750
2.750
5.775
8.525
5.225
13.200
59.700
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
12.000
63.000.000
66.000.000
29.700.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
33.000.000
69.300.000
102.300.000
62.700.000
158.400.000
716.400.000
3.435.900.00
Nilai Pembelian Total
0
Metode yang sama digunakan untuk menentukan jumlah volume kayu yang harus
dibeli pada bulan-bulan berikutnya, kecuali pada bulan Desember. Perusahaan telah
menentukan persediaan bahan baku bulan Desember sebesar 10% dari kebutuhan total
tahunan
Persediaan akhir =10% x 80.000 m
volume pembelian kayu bulan Desember= 12.000+8.000-800= 19.200
dengan harga beli permeter 15.000 per meter, maka nilai pembelian bulan
desember= 19.200 X 15.000 = Rp 288.000.000.
metode yang sama digunakan untuk menghitung volume dan nilai pembelian pada
bulan-bulan berikutnya dan bahan baku lainnya. Nilai total pembelian melamin adalah Rp
1.410.000.000 dan nilai total pembelian pipa hias Rp 716.400.000, nilai total pembelian
bahan baku tahun 2010 sebesar Rp 3.435.900.000.
BAB IV
ANGGARAN BIAYA TENAGA KERJA
Anggaran biaya tenaga kerja merupakan rencana pembayaran biaya tenaga kerja di
dalam suatu periode tertentu yang dbutuhkan untuk memproduksi seluruh produk yang
direncanakan di dalam suatu periode tertentu. Bebrapa metode penetapan tarif biaya tenaga
kerja:
a. Tarif per Jam Kerja
Jika pembayaran ditentukan berdasarkan jam kerja, maka
Biaya tenaga kerja per unit produk = taksiran jam kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan satu unit produk X tarif per jamnya
Biaya tenaga kerja total = volume produksi X biaya tenaga kerja per unit produk
Kelebihan metode ini adalah para tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena
penghasilan setiap pekerja tidak ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkannya.
Kelemahannya yaitu produktivitas setiap pekerja akan cenderugn rendah, karena para
pekerja tahu bahwa semakin lama pekerja bekerja semakin besar pula penghasilannya.
Resiko yang mungkin terjadi yaitu volume penjualan yang ditargetkan tidak tercapai.
Contoh kasus:
PT. Terang Dunia pada akhir tahun 2009 berencana memproduksi tiga jenis produk, yaitu
meja tipe MK-1, MM-5, DAN MB-2 sebanyak masing-masing 10.000 unit tahun 2010
mendatang. Setiap unit meja MK-1 membutuhkan 3 jam kerja langsung, setiap unit MM-5
membutuhkan 4 jam kerja langsung dan setiap unit meja MB-2 membutuhkan 5 jam kerja
langsung. Sedangkan untuk setiap pekerja langsung dibayar sebesar Rp 3.000 per jam
kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung tahun 2010
Produk
Kain
Karet
Plastik
Jam Kerja
Volume
Tarif Per
Produksi
Per Unit
Total
Jam
10.000
10.000
10.000
3
4
5
30.000
40.000
50.000
3.000
3.000
3.000
Biaya TKL
Per Unit
Total
Produk
9.000
90.000.000
12.000
120.000.000
15.000
150.000.000
Total Rp 360.000.000
Maka biaya tenaga kerja yang dianggarkan sebesar = (10.000 x 3 x 3.000) + (10.000 x 4 x
3.000) + (10.000 x 5 x 3.000) = 360.000.000. jadi jika tarif per jam kerja untuk
memproduksi ketiga jenis produk tersebut dengan volume produksi masing-masing
sebesar 10.000 unit dibutuhkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 360.000.000.
Anggaran Rp 360.000.000 tersebut adalah anggaran biaya tenaga kerja langsung
untuk memproduksi MK-1, MM-5 dan MB-2 masing-masing sebanyak 10.000 unit dalam
satu tahun dengan tarif per jam kerja langsung. Dari total volume produksi yang
direncanakan untuk satu tahun tersebut dialokasikan masing-masing sebanyak 15% untuk
bulan Oktober dan Desember, sebanyak 10% untuk bulan Januari, Februari, September
dan November, sebanyak 5% untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian tersebt
berdasarkan data historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.
Dari anggaran biaya tenaga kerja tahun 2010 tersebut, diketahui jumlah jam kerja
total yang diperlukan memproduksi 10.000unit MK-1 sebanyak 30.000 jam kerja lagsung.
Untuk memproduksi 10.000unit MM-5 diperlukan 40.000 jam kerja langsung, dan untuk
memproduksi 10.000 unit MB-2 diperlukan 50.000 jam kerja langsung.
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Bulan
Jam Kerja Total
MK-1
MM-5
MB-2
Jam Kerja
Total
Tarif
Januari
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Februari
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Maret
1.500
2.000
2.500
12.000
3.000
April
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Mei
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Juni
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Juli
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
Agustus
1.500
2.000
2.500
11.000
3.000
September
3.000
4.000
5.000
11.000
3.000
Oktober
4.500
6.000
7.500
11.000
3.000
November
3.000
4.000
5.000
12.000
3.000
Desember
4.500
6.000
7.500
12.000
3.000
Nilai
36.000.00
0
36.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
18.000.00
0
36.000.00
0
54.000.00
0
36.000.00
0
54.000.00
Total
30.000
40.000
50.000
137.000
3.000
0
360.000
Maka untuk bulan Januari karena dialokasikan sebesar 10% dari total produksi,
JKL diperlukan untuk memproduksi 1.000 unit MK-1 =(10%x30.000)=3.000
JKL MM-5=(10%x40.000)=4.000
JKL MB-2 =(10%x50.000)=5.000
JKL bulan Januari = 3.000+4.000+5.000=12.000
Tarif perjam sebesar Rp 3.000 per jam kerja langsung, biaya Tenaga Kerja Langsung
sebesar Rp 36.000.000 metode yang sama digunakan juga untuk bulan-bulan yang
selanjutnya.
b. Tarif per Hari Kerja
Jika pembayaran biaya tenaga kerja ditetapkan berdasarkan hari kerja, maka
harus dihitung hari kerja dalam satu bulan atau satu tahun, dikalikan dengan jumlah tenaga
kerja keseluruhan. Hasilnya merupakan biaya tenaga kerja yang dianggarkan untuk
memproduksi seluruh produk dalam satu periode. Kelebihan dari metode ini yaitu para
tenaga kerja akan bekerja dengan baik dan teliti, karena penghasilan setiap pekerja tidak
ditentukan oleh jumlah produk yang dihasilkan. Kelemahannya yaitu produktivitas setiap
pekerja akan cenderung rendah, karena para pekerja tahu bahwa semakin banyak hari dia
bekerja semakin besar pula penghasilannya.
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana
memproduksi 3 jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe
MM-5 dan 10.000 unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Untuk menghasilkan
produk tersebut perusahaan merencanakan bekerja selama 278 hari dalam setahun dan
memperkerjakan 30 tenaga kerja. Sebanyak 8 orang pekerja digunakan memproduksi MK1, sebanyak 10 orang pekerja digunakan untuk memproduksi MM-5 dan sebanyak 12
pekerja digunakan untuk memproduksi MB-2 setiap tenaga kerja dibayar Rp 40.000.000
per hari.
TABEL 5.7
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung 2010
Produk
Upah per Hari
Hari total Kerja
Jumlah pekerja
Biaya Tenaga
Kerja
MK-1
40.000
278
8
88.960.000
MM-2
40.000
278
10
111.200.000
MB-2
40.000
278
12
133.440.000
Total
30
333.600.000
*Jika perusahaan menggunakan tarif per hari kerja, maka biaya tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk memproduksi ketiga produk tersebut adalah sebesar = 30 x 278 x 40.000 = Rp
333.600.000
TABEL 5.7 A Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Jam Kerja Total
Bulan
MK
-1
MM
-5
MM
-7
Januari
8
10
12
Februari
8
10
12
Maret
8
10
12
April
8
10
12
Mei
8
10
12
Juni
8
10
12
Juli
8
10
12
Agustus
8
10
12
Septembe
r
8
10
12
Oktober
8
10
12
8
10
12
8
10
12
8
10
12
Novembe
r
Desembe
r
Total
Biaya Tenaga Kerja per
Hari
Tarif
per
Hari
MK-1
MM-5
MM-2
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
40.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
320.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
400.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
480.00
0
Jumla
h hari
Kerja
per
Bulan
Biaya
Tenaga
kerja per
Bulan
26
31.200.000
26
31.200.000
26
31.200.000
26
31.200.000
22
26.400.000
22
26.400.000
22
26.400.000
22
26.400.000
26
31.200.000
20
24.000.000
20
24.000.000
20
24.000.000
278
333.600.00
0
c. Tarif per Unit Produk
Jika pembayaran tenaga kerja ditetapkan berdasarkan unit produksi yang dihasilkan,
maka tinggal dihitung tarif upah per unit produknya, dikalikan dengan volume total
produksi.Hasil tersebut merupakan biaya tenaga kerja total dalam periode tersebut.
Kelebihan dari menetapkan tarif biaya tenaga kerja dengan dasar volume produksi
adalah para pekerja dengan lebih produktif.
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana
memproduksi 3 jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe
MM-5 dan 10.000 unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang. Untuk menghasilkan seluruh
produk tersebut perusahaan merencanakan membayar setiap pekerja sebesar Rp 11.000 per
unit MK-1, sebesar Rp 12.000 per unit MM-5 dan sebesar Rp 14.000 per unit MB-2
TABEL 5.8
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Produk
Upah per Unit
Produk
11.000
12.000
14.000
Volume
Biaya Tenaga
Produksi
Kerja
MK-1
10.000
110.000.000
MM-5
10.000
120.000.000
MB-2
10.000
140.000.000
Total (Rp)
370.000.000
*Jika perusahaan menggunakan tarif per unit produk maka biaya tenaga kerja yang
dianggarkan adalah sebesar = (10.000x11.000) + (10.000.000x14.000.000) = Rp 370.000.000
untuk seluruh volume produksi dari setiap jenis produk yang direncanakan.
TABEL 5.8A
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Bulanan Tahun 2010
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
r
Oktober
November
Desember
Total
MK-1
MM-5
MB-2
Volume Biaya TKL Volume Biaya TKL Volume Biaya TKL
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
500
5.500.000
500
6.000.000
500
7.000.000
1.000 11.000.000
1.000 12.000.000
1.000 14.000.000
1.500 16.500.000
1.000 11.000.000
1.500 16.500.000
10.000 110.000.000
1.500
1.000
1.500
10.000
18.000.000
12.000.000
18.000.000
120.000.00
0
1.500
1.000
1.500
10.000
21.000.000
14.000.000
21.000.000
140.000.00
0
Total Biaya
TKL
37.000.000
37.000.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
18.500.000
37.000.000
55.500.000
37.000.000
55.500.000
370.000.00
0
BAB V
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
Anggaran Biaya Overhead adalah seluruh biaya produksi selain biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja, yang dikarenakan akan dibayarkan dalam satu periode tertentu. Biaya
Overhead mencakup tiga kelompok biaya yaitu:
1. Biaya bahan penolong: biaya yang dikeluarkan untuk bahan-bahan yang dibutuhkan
dalam suatu produk, tapi bukan merupakan komponen utama.
2. Biaya Tenaga Kerja Penolong: gaji atau upah untuk membayar para pekerjayang
terlibat salam proses produksi tapi tidak berperan langsung dalam proses menghasilka
produk.
3. Biaya pabrikase lainya, mencakup: biaya overhead yang terkait dengan peralatan dan
fasilitas pendukung produksi.
-
Biaya penyusutan mesin pabrik
-
Biaya penyusuta bangunan pabrik
-
Biaya listrik pabrik
-
Biaya air PAM pabrik
-
Biaya telepon Pabrik dsb.
Penyusutan biaya overhead dapat ditetapkan berdasarkan jam kerja per unit atau berdasarkan
biaya per unit produk atau berdasarkan presentase tertentu dari biaya produksi.
Contoh kasus :
PT, Terang Dunia dalam ilustrasi 5.2 pada waktu akhir tahun 2009 berencana memproduksi 3
jenis produk, yaitu tipe MK-1 sebanyak 10.000 unit, 10.000 unit meja tipe MM-5 dan 10.000
unit tipe MB-2 untuk tahun 2010 mendatang.Setiap jenis meja mebutuhkan cat,paku dan
hiasan kaki mejasebagai bahan penolong. Setiap unit meja mebutuhkan cat sebanyak 0,25
liter, sebanyak 0,1 kg paku dan 4 hiasan kaki meja. Diperkirakan harga beli cat sebesar Rp
25.000 per liter, dan harga beli pakudiperkirakan sebesar 18.000 per kg, dan harga 1 buah
hiasan meja Rp 1.000. Gaji satpam pabrik dianggarkan sebesar Rp 24.000.000 pertahun.
Sedangkan anggaran biaya pabrikase lainnya mencajup biaya penyusutan mesinsebesar Rp
12.500.000, biaya penyusutan bangunan parik sebesar Rp 24.000.000 dan biaya listrik, air
dan telepon pabrik sebesar Rp 40.000.000
TABEL 5.9
Anggaran Biaya Overhead
Jumlah
Jenis Biaya
-Biaya Cat
-Biaya paku
-Biaya hiasan kaki meja
Biaya bahan penolong
-Gaji Satpam Pabrik
-Gaji Mandor Produksi
Biaya tenaga kerja penolong
-Biaya listrik, air, telepon
-Biaya penyusutan Aktiva Tetap
Biaya pabrikase lainnya
Perihal
187.500.000
54.000.000
120.000.000
Total
361.000.000
24.000.000
48.000.000
72.000.000
40.000.000
36.500.000
Total Rp
76.500.000
510.000.000
#Perhitungan Tambahan
Jenis biaya
-Biaya cat
-Biaya Paku
-Biaya Hiasan Kaki Meja
Perhitungan
3 x 10.000 x 0,25 x 25.000
3 x 10.000 x 0,1 x 18.000
3 x 10.000 x 4 x 1.000
Jumlah
187.500.000
54.000.000
120.000.000
Tarif Overhead dan Manfaatnya
Jika perusahaan ingin menetapkan suatu tarif tertentu sebagai dasar perhitungan
biaya overhead maka besarnya biaya overhead yang dianggarkan dijadikan dasar penetapan
tarif tersebut. Tarif dasar biaya overhead adalah tarif dasar yang ditetapkan sebagai dasar
menghitung biaya over head per unit produk. Dalam menentukan tarif biaya overhead
perusahaan dapat menggunakan dasar:
1. Jumlah jam kerja
a. Jumlah jam kerja langsung
b. Jumlah jamkerja mesin
2. Volume produk yang dihasilkan
Jika jumlah jam kerja langsung dijadikan dasar perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per JKL = biaya overhead total yg dianggarkan / jam kerja total
yg dianggarkan
Jika jam kerja mesin dijadikan dasar perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per jam kerja mesin = biaya overhead total yg dianggarkan / jam
kerja mesin total yang direncanakan
Jika jumlah produk yang direncanakan untuk diproduksi yang dijadikan dasar
perhitungan, maka:
Tarif biaya overhead per unit = biaya overhead total yang dianggarkan / volume
produksi yang dianggarakan
Contoh sesuai kasus diatas:
Berdasarkan jam kerja langsung
Tarif Biaya Overhead = 510.000.000 : 120.000 = 4.250 per jam kerja lagsung
Berdasarkan Volume Produksi
Tarif Biaya Overhead = 510.000 : 30.000
Fungsi dari penentuan tarif biaya overhead adalah untuk menhitung anggaran
biaya produksi atau anggaran harga pokok produksi per unit produk.
Anggaran Overhead Bulanan
Jika disusun anggaran biaya produk perunit produk, dengan menggunakan tarif dasar
jam kerja sebagai dasar menghitung biaya tenaga kerja dan tarif perunit produk sebagai dasar
menghitung biaya overhead. Ilustrasi 5.6
Perusahaan telah menetapkan tarif overhead dengan dasar jam kerja langsung
sebesar Rp 4.250 per JKL, maka untuk menyusun anggaran overhead bulanan adalah dengan
mengalikan jumlah jam kerja total bulanan dengan tarif overhead per JKL.
Anggaran Rp 520.000.000 adalah anggaran biaya overhead untuk memproduksi
MK-1 sebanyak 10,000 unit dan MB-3 sebanyak 10.000 unit dalam satu tahun. Dari total
volume produksi yang direncanakan untuk dstu tshun tersebut, dialokasikan masing-masing
sebanyak 15% untuk bulan Oktober dan Desember, 10% untuk bulan Januari, Februari,
September dan November, 5% untuk bulan sisanya. Pengalokasian berdasarkan pada data
historis penjualan tahun sebelumnya.
Diketahui jumlah jam kerja total yang diperlukan untuk memproduksi 10.000 unit
MK-1 sebanyak 30.000 JKL, untuk 10.000 unit MM-5 diperlukan 40.000 JKL, dan untuk
memproduksi 10.000 unit MB-2 diperlukan 50.000 JKL.
Bulan
Jam Kerja Total
MK-1
MM-5
MB-2
Jam Kerja
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
3.000
3.000
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
1.500
3.000
4.000
4.000
2.000
2.000
2.000
2.000
2.000
4.000
6.000
5.000
5.000
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
2.500
5.000
Total
12.000
12.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
6.000
12.000
r
Oktober
November
Desember
4.500
3.000
4.500
4.000
6.000
16.500.00
7.500
5.000
7.500
30.000
0
40.000
50.000
Total
Tarif
Nilai
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
4.250
51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
18.000
12.000
18.000
4.250
4.250
4.250
25.500.000
51.000.000
76.500.000
120.000
4.250
510.000.00
0
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
Anggaran biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur merupakan gabungan
dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya
overhead. Karena anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan menggunakan satu metode,
maka jumlah biaya bahan baku yang dianggarkan ditentukan tanpa alternatif lain. Tetapi
untuk anggran biaya tenaga kerja langsung, perusahaan harus menentukan salah satu
metodeyang dijadikan dasar dari beberapa alternatif lain, dengan mempertimbangkan
kelemahan metode alternatif tersebut.sedangkan metode penetapan alternatif overhead, tidak
berpengaruh terhadap anggaran biaya overhead total, tetapi akan berpengaruh terhadap biaya
overhead perunit.
a. Jika anggaran tenaga kerjadisusun berdasarkan jam kerja, maka anggaran biaya produksi total
adalah sebagai berikut:
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
360.000.000
510.000.000
4.030.000.000
Karena perusahaan menggunakan dasar jam kerja langsung untuk menentukan
tarif biaya tenaga kerja, maka risiko tidak tercapainya volume produksi yang
direncanakan harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan.
b. Jika anggaran tenanga kerja disusun berdasarkan hari kerja, maka anggaran biaya produksi total
adalah sbb :
Anggaran biaya produksi tahun 2010
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
333.600.000
510.000.000
4.003.600.000
Karena perusahaan menguunakan dasar jumlah hari kerja untuk menentukan tarif
biaya tenaga kerja, maka resiko tidak tercapainya volume produksi yang direncanakan
harus diperhitungkan oleh manajemen perusahaan
c. Jika anggaran tenaga kerja disusun berdasarkan volume produksi, maka anggaran biaya produksi
total adalah sbb :
Anggaran biaya produksi :
Jenis biaya
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead
Total Rp
Jumlah
3.160.000.000
370.000.000
510.000.000
4.040.000.000
Karena perusahaan menggunakan dasar jumlah jam kerja langsung untuk
menentukan tarif biaya tenaga kerja, maka resiko tidak tercapainya volume produksi yang
direncanakan harus diperhitungkan oleh manjemen perusahaan.
Biaya produksi per unit produk
Jika anggaran biaya produksi per unit produk, dengan menggunakan tarif dasar jam
kerja sebagai dasar menghitung biaya tenaga kerja dan tarif per unit produk sebagai dasar
menhitung biaya overhead, maka:
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead
MK-1
72.000
9.000
17.000
98.000
MM-5
141.000
12.000
17.000
170.000
MB-2
103.000
15.000
17.000
135.000
Jika disusun anggaran biaya produksi per unit produk, dengan menggunakan tarif
Produk
dasar unit produk sebagaidasar menhitung biaya tenaga kerja dan tarif per jam kerja sebagai
dasar menhitung biaya overhead, maka:
Produk
Jumlah Biaya
Biaya Produksi
Bahan Baku
Tenaga Kerja
MK-1
72.000
11.000
MM-5
141.000
12.000
MB-2
103.000
14.000
MK-1 biaya overhead = (3X4.250) = 12.750
Overhead
12.750
17.000
21.250
95.750
170.000
138.250
MM-5 biaya overhead = (4X4.250) = 17.000
MB-2 biaya overhead = (5X4.250) = 21.250
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI BULANAN
Jika perusahaan telah menetapkan suatu metode dalam menentukan dasar
perhitungan tarif biaya tenaga kerja dan tarif overhead. Maka perusahaan dapat menentukan
anggaran biaya produksi tahunan. Berdasarkan anggaran biaya produksi tahunan tsb dapat
disusun pula anggaran baiaya produksi bulanan. Untuk menentukan anggaran biaya produksi
bulanan pada dasarnya adalah membagi biaya produksi tahunan drngan alokasi volume
produksi bulanan perusahaan
Bulanan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Bahan baku
316.000.000
316.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
158.000.000
316.000.000
474.000.000
316.000.000
474.000.000
3.160.000.000
Biaya
Tenaga kerja
36.000.000
36.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
18.000.000
36.000.000
54.000.000
36.000.000
54.000.000
360.000.000
Total
Overhead
51.000.000
51.000.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
25.500.000
51.000.000
76.500.000
51.000.000
76.000.000
510.000.000
403.000.000
403.000.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
201.500.000
403.000.000
604.500.000
403.000.000
604.500.000
4.030.000.000
Dengan mengetahui anggaran biaya produksi bulanan, perusahaan dapat
memperkirakan dana yang diperlukan untuk membiayai produksi bulanan tersebut. Dengan
memiliki taksiran dana yang dibutuhkan untuk biaya produksi bulanan, maka kelangsungan
aktivitas produksi akan bagus
ANGGARAN PRODUKSI DAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
Anggaran produksi dengan anggaran biaya produksi sering kali dipisahkan satu
sama lain, seolah-olah keduanya merupakan hal-hal yang tidak berhubungan satu sama lain,
padahal antara biaya produksi dengan biaya anggaran produksi merupakan dua rangkaian
rencana kerja yang terkait erat satu sama lain. Volume produk yang akan dihasilkan di dalam
satu periode tertentu, seperti yang tercermin didalam anggaran produksi akan menentukan
secara langsung besarnya biaya produksi yang akan dikeluarkan perusahaan pada periode
tersebut, perusahaan menyusun anggaran produksi dengan metode persediaan stabil, sehingga
tersusun anggaran produksi berikut ini :
Bulan
Volume
15.000
16.000
16.000
16.000
14.000
12.000
10.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
147.000
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Berdasarkan data dan keterangan tersebut maka dapat disimpulkan serangkaian anggaran
produksi dan anggaran biaya produksi terintegrasi, seperti terlihat berikut :
a. Langkah pertama untuk memahami rangkaian hubungan antara anggaran produksi dan anggaran
biaya produksi, dapat dimulai dengan menyusun anggaran produksi, yang dimulai dengan
menghitung volume produksi dalam satu tahun. Berdasarkan data penjualan tersebut, maka untuk
tahun 2010 perusahaan harus memproduksi barang sebanyak 137.000 unit, yang berasal dari :
Volume penjualan
Volume persediaan akhir tahun
Volume persediaan awal tahun
Volume produksi
142.000
15.000
(20.000)
137.000
Berdasarkan rencana penjualan tersebut, perusahaan menyusun anggaran produksi dengan
metode persediaan stabil. Sehingga tersusun anggaran produksi berikut ini :
Bulan
Volume
Januari
Februari
Penjualan
15.000
16.000
Akhir
Persedian
Total
Volume
Awal
19.000
18.000
20.000
19.000
20.000
17.000
Produksi
14.000
15.000
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
16.000
14.000
12.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
142.000
17.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
18.000
17.000
16.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
15.000
13.000
9.000
6.000
5.000
6.000
10.000
15.000
17.000
17.000
17.000
15.000
13.000
11.000
10.000
7.000
6.000
9.000
11.000
12.000
14.000
137.000
b. Setelah disusun anggaran produksi bulanan, maka langkah berikutnya adalah menyusun
anggaran biaya bahan baku, yang dimulai dengan menghitung kebutuhan bahan baku perunit
produksi.
Kebutuhan
Nilai Kayu
Kebutuhan
Nilai karet
Biaya Bahan
Kayu (meter)
Rupiah
Karet (meter)
Rupiah
Bangunan
Januari
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Februari
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
Maret
7.500
187.500.000
30.000
450.000.000
637.500.000
April
6.500
162.500.000
26.000
390.000.000
552.500.000
Mei
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
Juni
5.000
125.000.000
20.000
300.000.000
425.000.000
Juli
3.500
87.500.000
14.000
210.000.000
297.500.000
Agustus
3.000
75.000.000
12.000
180.000.000
255.000.000
September
4.500
112.500.000
18.000
270.000.000
382.500.000
Oktober
5.500
137.500.000
22.000
330.000.000
467.500.000
November
6.000
150.000.000
24.000
360.000.000
510.000.000
Desember
7.000
175.000.000
28.000
420.000.000
595.000.000
Total
68.500
1.712.500.000
274.000
4.110.000.000 5.822.500.000
Penjelasan contoh untuk penganggaran bulan januari. Setiap unit produk memerlukan 0,5 meter
Bulan
kayu dan 2 meter karet dan bulan januari akan memproduksi 14.000 unit jadi kebutuhan bahan:
Kayu= 0,4 X 14.000= 7000 meter
Karet= 2 X 14.000= 28.000 meter
Biaya bahan baku :
Kayu= 7.000 X 25.000= Rp 175.000.000 Karet= 28.000 X 15.000= 420.000.000
Total biaya bahan baku untuk bulan januari = 595.000.000 untuk perhitungan bulan-bulan
selanjutnya sama, sehingga diperoleh total biaya bahan baku untuk satu