14-Review Jejak Perempuan Asia 13

JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA

JEJAK PEREMPUAN ASIA
ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA
KRISIS EKONOMI ASIA DAN
SISTEM BERLAPIS-LAPIS
YANG DIHADAPINYA
Maria Endah M. Rahayu 1

Judul Buku

:

Penulis

:

Yayori Matsui

Penerbit


:

Yayasan Obor Indonesia

Tahun/edisi

:

Pertama, Juli 2002

Perempuan Asia: Dari
Penderitaan Menjadi Kekuatan

Jumlah halaman :

Sekurang-kurangnya

ada

dua


xxiv + 268 halaman

hal

wa ada persoalan bersama di tingkat

yang dapat dirumuskan dari membaca

Asia. Dengan demikian, (2) perem-

buku Perempuan Asia: Dari Penderita-

puan sebagai agen menghadapi per-

an Menjadi Kekuatan, karya Yayori

soalan yang berlapis-lapis, yaitu lapis-

Matsui, yaitu: (1) tindakan dan gerak


an sistem rumah tangga, sistem desa

perempuan keluar rumah untuk be-

(pemerintahan negara), sistem tradisi

kerja hingga melintasi batas-batas

(nilai-nilai lokal), dan sistem ekonomi

negara asalnya merupakan bukti bah-

dunia kerja (globalisasi).

1 Peneliti di AKATIGA Pusat Analisis Sosial.

146

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008


RESENSI BUKU

Menurut Yayori Matsui, tindakan dan

mulanya menderita lalu berproses

gerak perempuan Asia telah memberi

menjadi kuat, tetapi justru menunjuk-

tanda-tanda adanya perubahan reali-

kan keagenan perempuan bahwa, di

tas yang menyeluruh, khususnya ter-

dalam sistem yang berlapis-lapis yang

kait dengan adanya krisis ekonomi A-


menyebabkan penderitaan semua o-

sia, karena perempuan

rang, gerak dan tindakan perempuan

merupakan

pelaku utama di rumah tangga yang

merupakan cermin kekuatan yang

kemudian mencari kerja ke luar ru-

melekat tidak saja pada keperem-

mah, bahkan kemudian keluar dari

puanannya semata, tetapi juga cer-


batas-batas negara asalnya. Demikian

min kekuatan bagi kebanyakan orang

pula sebaliknya, gerak perempuan

biasa.

mencari kerja melintasi batas-batas
negara merupakan cara bertindak perempuan untuk memecahkan persoal-

Perempuan Membayangkan Asia

an ekonomi rumah tangganya. Yayori

Baru

Matsui menunjukkan bahwa sebelum
terjadi krisis ekonomi di Asia, terjadi


Buku Perempuan Asia: Dari Penderita-

gelombang migrasi perempuan ke luar

an Menjadi Kekuatan merupakan ter-

negeri secara besar-besaran. Dapat

jemahan dari Women in the New Asia,

dikatakan bahwa tanda-tanda atau je-

from Pain to Power, buah karya Yayori

jak persoalan krisis bersama di Asia

Matsui, seorang wartawan perempuan

sesungguhnya telah terdeteksi dari


untuk Asahi Shimbun Jepang yang be-

gerak dan tindakan perempuan Asia

kerja sejak 1961 dan telah wafat pada

melalui gelombang migrasi tersebut.

2002. Buku ini terbit pertama kali da-

Perempuan di sini tidak berdiri sebagai

dian diterjemahkan dari bahasa Ing-

lam bahasa Jepang pada 1996, kemukorban, tetapi sebagai pelaku aktif

gris ke dalam bahasa Indonesia oleh

yang mampu bergerak, bertindak, dan


Yayasan Obor Indonesia (YOI) pada

berpraktik keluar dari persoalan-per-

2002. Buku ini merupakan salah satu

soalan ekonomi rumah tangga, serta

contoh tulisan yang baik, lengkap, dan

bersiasat atas persoalan yang diha-

rinci dengan data-data lapangan. Se-

dapi di mana saja. Frasa “Dari Pende-

bagai wartawan yang telah bepergian

ritaan Menjadi Kekuatan” dalam judul


ke berbagai daerah di Asia, tulisan Ya-

buku Yayori tidak diartikan sebagai

yori Matsui didasarkan pada banyak

proses linier semata, yang artinya me-

rekaman peristiwa kejadian dan fakta-

lihat subjek perempuan yang pada

fakta kasus yang ia liput. Tidak meng-

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008

147

JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA


herankan apabila cakrawala tulisan-

luasnya kemiskinan dalam kehidupan

nya melintasi batas-batas negara, de-

sehari-hari di Asia.

mikian juga ia mampu menghadirkan
kasus-kasus yang spesifik dan bervariasi di setiap negara.

Secara garis besar isi buku Perempuan Asia: Dari Penderitaan Menjadi
Kekuatan ini dibagi menjadi tiga bab

Dalam

Yayori

pembahasan utama dan ditutup de-

Matsui mengatakan bahwa banyak

kata

pengantarnya,

ngan sebuah bab kesimpulan sebagai

bagian dari tulisan di bukunya menge-

titik refleksi penulis. Dalam tiga bab

nai perempuan Asia ini ditolak dan ti-

pertama, Yayori memperlihatkan te-

dak diterbitkan oleh surat kabar Asahi

muan-temuan lapangannya di Asia

Shimbun. Tulisan-tulisannya menge-

dengan membeberkan data dan fakta

nai wisata seks di Jepang sebagai ben-

yang telah ia liput selama menjadi

tuk diskriminasi jenis kelamin dan

wartawan.

persoalan kesetaraan utara-selatan

tersebut mengarah pada sebuah reali-

ditolak penyuntingnya, bahkan ia me-

tas bersama di Asia yang ia susun

Temuan-temuan

Yayori

rasa dikucilkan dalam perusahaan su-

menjadi tiga bab awal, yaitu: Bab Per-

rat kabar tersebut. Namun, berkat du-

tama mengatakan bahwa terdapat ko-

kungan kuat dari luar perusahaan,

relasi yang kuat dan sifat yang menye-

khususnya

luruh dalam pertumbuhan ekonomi

para

pembaca

perem-

puan, Yayori Matsui memutuskan te-

negara-negara Asia yang tampak ge-

tap menulis tentang Asia untuk me-

milang dengan peningkatan pesat ke-

dia-media alternatif. Bahkan pada

kerasan yang dialami perempuan-pe-

1997 Yayori Matsui dan teman-te-

rempuan di Asia; Bab Kedua, me-

mannya mendirikan Asian Women's

nyambung bab pertama, mengatakan

Association yang menerbitkan sema-

bahwa dalam konteks kekerasan sis-

cam newsletter, media tempat ia—sa-

temik tersebut, perempuan-perem-

lah satunya—bisa menuliskan dan

puan Asia telah berusaha berjuang

membongkar struktur wisata seks di

menghadapinya secara langsung; Bab

Jepang dan jaringannya di Asia seba-

Ketiga mengatakan bahwa perjua-

gai bagian dari konsekuensi globalisa-

ngan perempuan-perempuan Asia da-

si ekonomi. Konteks menjamurnya

lam mempertahankan diri dan meng-

wisata seks di Jepang, tulis Matsui, te-

hadapi situasi 'kekerasan' tersebut se-

lah berjalan beriringan dengan per-

sungguhnya telah menghadirkan al-

tumbuhan kemakmuran wajah-wajah

ternatif-alternatif perspektif dan tin-

Asia justru di dalam kenyataan me-

dakan konkret dalam memecahkan

148

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008

RESENSI BUKU

persoalan bersama dan penataan ha-

Jejak Perempuan: Kemiskinan

rapan di masa depan. Alternatif tin-

Rumah Tangga dan Dominasi

dakan dan perspektif perempuan Asia

Pasar

inilah yang dituangkan Yayori Matsui
dalam Bab Keempat bukunya yang ia

Salah satu latar belakang yang dicatat

sebut sebagai “perempuan memba-

oleh Yayori Matsui dalam bukunya

yangkan Asia baru”. Bagaimana gam-

adalah situasi kontradiktif yang me-

baran dari perspektif ini? Matsui me-

landa Asia. Di tengah pertumbuhan

nuliskan kalimatnya seperti di bawah

ekonomi Asia yang gemilang, justru

ini:

banyak ditemukan data tentang me-

Apa yang dituju perempuan bukanlah Asia yang telah mengalami pembangunan dan kehancuran yang telah tercipta berdasarkan prinsip-prinsip lelaki seperti dominasi, kompetisi, efisiensi, pernjarahan, dan penyeragaman, namun sebuah Asia
yang bercirikan simbiosis dan
hak-hak asasi manusia berdasarkan prinsip-prinsip feminin
seperti swadaya, solidaritas, kepedulian, berbagi rasa, dan kebhinekaan. Guna mencapai Asia
semacam ini, kita harus membuat perubahan-perubahan
mendasar dalam masyarakat
yang berada di bawah kendali
korporasi dan yang didominasi
kaum lelaki, dan sebagai gantinya menciptakan masyarakat
yang di dalamnya laki-laki dan
perempuan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna
sebagai manusia. (hlm. 254).

lonjaknya imigran perempuan muda
ke Jepang untuk mencari pekerjaan.
Dalam wajah kemakmuran Asia, di sisi
lain terdapat peningkatan yang sangat
besar dari tenaga kerja perempuan
yang bekerja dengan upah (sangat)
rendah. Ekonomi Asia memang telah
berkembang pesat sejak 1980-an sehingga Asia disebut sebagai pusat perkembangan dunia, namun, ironisnya,
jumlah perempuan yang paling miskin
justru terbanyak berada di Asia. Terjadi fakta yang berbeda antara pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia
yang mengagumkan dengan pengangguran dan kemiskinan yang semakin meluas di setiap keluarga dan rumah tangga di Asia.
Dalam situasi kemiskinan dan pemiskinan rumah tangga-rumah tangga Asia, perempuan akhirnya keluar rumah dan menjadi pelaku utama pencari kerja. Dengan memasuki dunia

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008

149

JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA

kerja, perempuan telah menjadi pela-

si migrasi musiman”. Demikian juga

ku, keluar dari kebiasaannya sehari-

aktivitas wisata seks di Jepang telah

hari, dan pada saat yang sama lalu ter-

berkembang semakin besar, luas, dan

integrasi ke dalam sistem ekonomi pa-

rumit di seluruh Asia, dan berjalan

sar. Dalam sistem tersebut, perem-

beriringan dengan fenomena terse-

puan telah menjadi objek. Keberadaan

but, seperti yang telah dibongkar oleh

perempuan tidak saja telah menun-

Matsui.

jukkan bagaimana eksploitasi secara
langsung tenaga kerja perempuan

Satu titik simpul dari uraian Yayori

berjalan dan dijalankan, tetapi juga

Matsui adalah bahwa situasi kontra-

menunjukkan eksploitasi seksualitas

diktif antara pertumbuhan ekonomi A-

perempuan.

sia yang pesat di satu sisi serta kemiskinan rumah tangga yang semakin

Menurut Matsui, konteks perempuan

meluas di sisi lain telah menyebabkan

bekerja merupakan konteks kemiskin-

meningkatnya

an desa yang semakin dalam dan ke-

perempuan. Terlihat bahwa perem-

miskinan yang semakin dipercepat o-

puan telah menjadi subjek sekaligus

leh globalisasi ekonomi—pasar bebas,

agen di dalam koneksi ekonomi pasar

yang hanya melayani kepentingan ne-

bebas dalam bentuknya yang paling

gara-negara maju dan pemilik modal.

konkret. Perdagangan perempuan, fe-

Jepang, yang dalam buku ini dibahas

nomena HIV/AIDS, feminisasi buruh

secara khusus, sebagai representasi

migran, lahirnya anak-anak “gelap”,

negara maju sekaligus sebagai pemilik

serta peningkatan kekerasan rumah

modal, menurut Matsui telah menjadi

tangga merupakan sederet masalah

medan sekaligus agen eksploitasi te-

yang harus dihadapi setiap perem-

naga kerja murah dan eksploitasi seks

puan Asia kontemporer.

kekerasan

terhadap

perempuan. Jepang telah mengekspor
'polusi' dengan memindahkan dan
mendirikan pabrik-pabrik serta peru-

Sistem yang Berlapis-Lapis dan

sahaan-perusahan di negara atau di

Kompleks

daerah lain demi mengeruk sumber
daya setempat. Di sisi lain, Jepang ju-

Lalu,

ga telah turut melahirkan maraknya

menjadi pelaku di garis depan sebagai

impor dan peningkatan secara global

pencari kerja, bahkan seakan-akan

tenaga kerja buruh musiman perem-

masih harus mencoba melepaskan diri

puan, yang mengakibatkan “feminisa-

dari “tradisi lokal” dan “tradisi rumah-

150

bagaimana

perempuan

Asia

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008

RESENSI BUKU

an” yang melekat padanya sekaligus

secara panjang lebar mengenai per-

memberi kerangka kepada wacana

juangan dan perlawanan perempuan

menyeluruh di Asia secara global?

di berbagai belahan bumi Asia. Perdagangan, pelecehan, kekerasan, dan

Dalam bagian kedua dan ketiga buku

perkosaan perempuan di dalam kon-

Perempuan Asia: Dari Penderitaan

teks globalisasi tenaga kerja di satu

menjadi Kekuatan, Yayori Matsui me-

sisi merupakan kerawanan dan keren-

nguraikan dan menunjukkan data-da-

tanan yang dihadapi perempuan, dan

ta tentang bagaimana perempuan di

di sisi lain kemiskinan dan pemiskinan

setiap negara di Asia pada akhirnya

di desa dan di rumah tangga serta pe-

bertahan dan berjuang mempertahan-

ngurasan sumber daya alam oleh pe-

kan diri, berjuang untuk rumah tangga

milik modal dan korporat internasio-

serta lingkungan hidupnya. Kekerasan

nal merupakan persoalan yang pada

terhadap lingkungan alam telah me-

akhirnya harus dihadapi oleh perem-

nyebabkan kekerasan massal yang

puan. Sementara itu di ranah yang

menggapai generasi dan perbatasan

lain, yaitu kebiasaan di rumah tangga,

nasional serta mengakibatkan jumlah

nilai-nilai tradisi desa yang selama ini

kematian

terpelihara harus terus-menerus di-

yang

tak

terbayangkan.

Kaum perempuan bukan semata kor-

negosiasikan oleh perempuan migran.

ban penghancuran lingkungan belaka,

Buku Yayori Matsui menunjukkan se-

melainkan juga telah menjadi para to-

cara luas bagaimana perempuan yang

koh gerakan lingkungan yang pantang

diperdagangkan berjuang sendirian di

menyerah di setiap negara. Di ranah

tengah sistem yang tidak memberi

yang lain, keadaan dunia seperti ini te-

ruang pada keadilan hukum serta li-

lah membuat perempuan terus berne-

putan media komersial yang tidak

gosiasi dengan keadaan di luar dirinya

memberi ampun bagi keberadaannya

sendiri yang menekan. Di sisi lain pe-

secara pribadi untuk berbicara, apala-

rempuan juga terus bernegosiasi de-

gi untuk kembali ke rumah. Kasus-ka-

ngan keperempuanannya sendiri yang

sus lain seperti korban HIV/AIDS, per-

tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan

kosaan, korban militerisme, dan seba-

rumah tangga, nilai-nilai masyarakat,

gainya, yang terjadi dengan pola yang

dan perspektifnya.

sama di negara-negara Asia, diurai-

Seiring dengan fenomena tenaga ker-

makin menunjukkan bagaimana sis-

ja perempuan melintasi batas-batas

tem yang berlapis-lapis dan akar per-

negara, Yayori Matsui menunjukkan

soalan yang kompleks dihadapi oleh

kan oleh Matsui dengan kisah yang se-

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008

151

JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA

setiap perempuan tenaga kerja di ma-

nyeluruh (misalnya, dengan ditunjuk-

na pun ia berada.

kannya data-data mengenai angka
imigran perempuan muda Asia yang
melonjak untuk pergi mencari kerja di

Penutup: Perempuan sebagai

Jepang di tengah pertumbuhan eko-

Agen

nomi yang pesat di Asia).

Satu hal berharga yang ditunjukkan o-

Perempuan berperan tidak hanya se-

leh buku karya Yayori Matsui ini adalah

bagai pelaku aktif, tetapi sekaligus se-

bahwa berbicara tentang perempuan

bagai agen perubahan itu sendiri.

tidak semata-mata bicara tentang pe-

Yang menjadi persoalan kemudian

rempuan sebagai korban ataupun se-

adalah bahwa justru realitas konkret

bagai objek penderita akibat dampak

hasil dari tindakan, pandangan, dan

perubahan dan pembangunan. Na-

keagenan perempuan secara menye-

mun, melalui tulisannya, Matsui mem-

luruh akan menghadapi tantangan

beri “pelajaran” untuk langsung ber-

persoalan dan sistem yang berlapis,

tindak dan berkelana untuk mencari,

seperti sistem rumah tangga, sistem

menceburkan diri, dan merefleksikan

desa (pemerintahan negara), sistem

segala pandangan dan tindakan mela-

tradisi (nilai-nilai lokal), dan sistem

lui persoalan dan pengalaman perem-

ekonomi dunia kerja. Tantangan ter-

puan sendiri. Salah satunya dengan

sebutlah yang sesungguhnya harus di-

cara membaca persoalan dan penga-

hadapi, tidak hanya oleh perempuan,

laman perempuan itu sebagai tanda-

tetapi juga oleh seluruh umat ma-

tanda perubahan realitas yang me-

nusia.

152

JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008