14-Review Jejak Perempuan Asia 13
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
JEJAK PEREMPUAN ASIA
ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA
KRISIS EKONOMI ASIA DAN
SISTEM BERLAPIS-LAPIS
YANG DIHADAPINYA
Maria Endah M. Rahayu 1
Judul Buku
:
Penulis
:
Yayori Matsui
Penerbit
:
Yayasan Obor Indonesia
Tahun/edisi
:
Pertama, Juli 2002
Perempuan Asia: Dari
Penderitaan Menjadi Kekuatan
Jumlah halaman :
Sekurang-kurangnya
ada
dua
xxiv + 268 halaman
hal
wa ada persoalan bersama di tingkat
yang dapat dirumuskan dari membaca
Asia. Dengan demikian, (2) perem-
buku Perempuan Asia: Dari Penderita-
puan sebagai agen menghadapi per-
an Menjadi Kekuatan, karya Yayori
soalan yang berlapis-lapis, yaitu lapis-
Matsui, yaitu: (1) tindakan dan gerak
an sistem rumah tangga, sistem desa
perempuan keluar rumah untuk be-
(pemerintahan negara), sistem tradisi
kerja hingga melintasi batas-batas
(nilai-nilai lokal), dan sistem ekonomi
negara asalnya merupakan bukti bah-
dunia kerja (globalisasi).
1 Peneliti di AKATIGA Pusat Analisis Sosial.
146
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
Menurut Yayori Matsui, tindakan dan
mulanya menderita lalu berproses
gerak perempuan Asia telah memberi
menjadi kuat, tetapi justru menunjuk-
tanda-tanda adanya perubahan reali-
kan keagenan perempuan bahwa, di
tas yang menyeluruh, khususnya ter-
dalam sistem yang berlapis-lapis yang
kait dengan adanya krisis ekonomi A-
menyebabkan penderitaan semua o-
sia, karena perempuan
rang, gerak dan tindakan perempuan
merupakan
pelaku utama di rumah tangga yang
merupakan cermin kekuatan yang
kemudian mencari kerja ke luar ru-
melekat tidak saja pada keperem-
mah, bahkan kemudian keluar dari
puanannya semata, tetapi juga cer-
batas-batas negara asalnya. Demikian
min kekuatan bagi kebanyakan orang
pula sebaliknya, gerak perempuan
biasa.
mencari kerja melintasi batas-batas
negara merupakan cara bertindak perempuan untuk memecahkan persoal-
Perempuan Membayangkan Asia
an ekonomi rumah tangganya. Yayori
Baru
Matsui menunjukkan bahwa sebelum
terjadi krisis ekonomi di Asia, terjadi
Buku Perempuan Asia: Dari Penderita-
gelombang migrasi perempuan ke luar
an Menjadi Kekuatan merupakan ter-
negeri secara besar-besaran. Dapat
jemahan dari Women in the New Asia,
dikatakan bahwa tanda-tanda atau je-
from Pain to Power, buah karya Yayori
jak persoalan krisis bersama di Asia
Matsui, seorang wartawan perempuan
sesungguhnya telah terdeteksi dari
untuk Asahi Shimbun Jepang yang be-
gerak dan tindakan perempuan Asia
kerja sejak 1961 dan telah wafat pada
melalui gelombang migrasi tersebut.
2002. Buku ini terbit pertama kali da-
Perempuan di sini tidak berdiri sebagai
dian diterjemahkan dari bahasa Ing-
lam bahasa Jepang pada 1996, kemukorban, tetapi sebagai pelaku aktif
gris ke dalam bahasa Indonesia oleh
yang mampu bergerak, bertindak, dan
Yayasan Obor Indonesia (YOI) pada
berpraktik keluar dari persoalan-per-
2002. Buku ini merupakan salah satu
soalan ekonomi rumah tangga, serta
contoh tulisan yang baik, lengkap, dan
bersiasat atas persoalan yang diha-
rinci dengan data-data lapangan. Se-
dapi di mana saja. Frasa “Dari Pende-
bagai wartawan yang telah bepergian
ritaan Menjadi Kekuatan” dalam judul
ke berbagai daerah di Asia, tulisan Ya-
buku Yayori tidak diartikan sebagai
yori Matsui didasarkan pada banyak
proses linier semata, yang artinya me-
rekaman peristiwa kejadian dan fakta-
lihat subjek perempuan yang pada
fakta kasus yang ia liput. Tidak meng-
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
147
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
herankan apabila cakrawala tulisan-
luasnya kemiskinan dalam kehidupan
nya melintasi batas-batas negara, de-
sehari-hari di Asia.
mikian juga ia mampu menghadirkan
kasus-kasus yang spesifik dan bervariasi di setiap negara.
Secara garis besar isi buku Perempuan Asia: Dari Penderitaan Menjadi
Kekuatan ini dibagi menjadi tiga bab
Dalam
Yayori
pembahasan utama dan ditutup de-
Matsui mengatakan bahwa banyak
kata
pengantarnya,
ngan sebuah bab kesimpulan sebagai
bagian dari tulisan di bukunya menge-
titik refleksi penulis. Dalam tiga bab
nai perempuan Asia ini ditolak dan ti-
pertama, Yayori memperlihatkan te-
dak diterbitkan oleh surat kabar Asahi
muan-temuan lapangannya di Asia
Shimbun. Tulisan-tulisannya menge-
dengan membeberkan data dan fakta
nai wisata seks di Jepang sebagai ben-
yang telah ia liput selama menjadi
tuk diskriminasi jenis kelamin dan
wartawan.
persoalan kesetaraan utara-selatan
tersebut mengarah pada sebuah reali-
ditolak penyuntingnya, bahkan ia me-
tas bersama di Asia yang ia susun
Temuan-temuan
Yayori
rasa dikucilkan dalam perusahaan su-
menjadi tiga bab awal, yaitu: Bab Per-
rat kabar tersebut. Namun, berkat du-
tama mengatakan bahwa terdapat ko-
kungan kuat dari luar perusahaan,
relasi yang kuat dan sifat yang menye-
khususnya
luruh dalam pertumbuhan ekonomi
para
pembaca
perem-
puan, Yayori Matsui memutuskan te-
negara-negara Asia yang tampak ge-
tap menulis tentang Asia untuk me-
milang dengan peningkatan pesat ke-
dia-media alternatif. Bahkan pada
kerasan yang dialami perempuan-pe-
1997 Yayori Matsui dan teman-te-
rempuan di Asia; Bab Kedua, me-
mannya mendirikan Asian Women's
nyambung bab pertama, mengatakan
Association yang menerbitkan sema-
bahwa dalam konteks kekerasan sis-
cam newsletter, media tempat ia—sa-
temik tersebut, perempuan-perem-
lah satunya—bisa menuliskan dan
puan Asia telah berusaha berjuang
membongkar struktur wisata seks di
menghadapinya secara langsung; Bab
Jepang dan jaringannya di Asia seba-
Ketiga mengatakan bahwa perjua-
gai bagian dari konsekuensi globalisa-
ngan perempuan-perempuan Asia da-
si ekonomi. Konteks menjamurnya
lam mempertahankan diri dan meng-
wisata seks di Jepang, tulis Matsui, te-
hadapi situasi 'kekerasan' tersebut se-
lah berjalan beriringan dengan per-
sungguhnya telah menghadirkan al-
tumbuhan kemakmuran wajah-wajah
ternatif-alternatif perspektif dan tin-
Asia justru di dalam kenyataan me-
dakan konkret dalam memecahkan
148
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
persoalan bersama dan penataan ha-
Jejak Perempuan: Kemiskinan
rapan di masa depan. Alternatif tin-
Rumah Tangga dan Dominasi
dakan dan perspektif perempuan Asia
Pasar
inilah yang dituangkan Yayori Matsui
dalam Bab Keempat bukunya yang ia
Salah satu latar belakang yang dicatat
sebut sebagai “perempuan memba-
oleh Yayori Matsui dalam bukunya
yangkan Asia baru”. Bagaimana gam-
adalah situasi kontradiktif yang me-
baran dari perspektif ini? Matsui me-
landa Asia. Di tengah pertumbuhan
nuliskan kalimatnya seperti di bawah
ekonomi Asia yang gemilang, justru
ini:
banyak ditemukan data tentang me-
Apa yang dituju perempuan bukanlah Asia yang telah mengalami pembangunan dan kehancuran yang telah tercipta berdasarkan prinsip-prinsip lelaki seperti dominasi, kompetisi, efisiensi, pernjarahan, dan penyeragaman, namun sebuah Asia
yang bercirikan simbiosis dan
hak-hak asasi manusia berdasarkan prinsip-prinsip feminin
seperti swadaya, solidaritas, kepedulian, berbagi rasa, dan kebhinekaan. Guna mencapai Asia
semacam ini, kita harus membuat perubahan-perubahan
mendasar dalam masyarakat
yang berada di bawah kendali
korporasi dan yang didominasi
kaum lelaki, dan sebagai gantinya menciptakan masyarakat
yang di dalamnya laki-laki dan
perempuan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna
sebagai manusia. (hlm. 254).
lonjaknya imigran perempuan muda
ke Jepang untuk mencari pekerjaan.
Dalam wajah kemakmuran Asia, di sisi
lain terdapat peningkatan yang sangat
besar dari tenaga kerja perempuan
yang bekerja dengan upah (sangat)
rendah. Ekonomi Asia memang telah
berkembang pesat sejak 1980-an sehingga Asia disebut sebagai pusat perkembangan dunia, namun, ironisnya,
jumlah perempuan yang paling miskin
justru terbanyak berada di Asia. Terjadi fakta yang berbeda antara pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia
yang mengagumkan dengan pengangguran dan kemiskinan yang semakin meluas di setiap keluarga dan rumah tangga di Asia.
Dalam situasi kemiskinan dan pemiskinan rumah tangga-rumah tangga Asia, perempuan akhirnya keluar rumah dan menjadi pelaku utama pencari kerja. Dengan memasuki dunia
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
149
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
kerja, perempuan telah menjadi pela-
si migrasi musiman”. Demikian juga
ku, keluar dari kebiasaannya sehari-
aktivitas wisata seks di Jepang telah
hari, dan pada saat yang sama lalu ter-
berkembang semakin besar, luas, dan
integrasi ke dalam sistem ekonomi pa-
rumit di seluruh Asia, dan berjalan
sar. Dalam sistem tersebut, perem-
beriringan dengan fenomena terse-
puan telah menjadi objek. Keberadaan
but, seperti yang telah dibongkar oleh
perempuan tidak saja telah menun-
Matsui.
jukkan bagaimana eksploitasi secara
langsung tenaga kerja perempuan
Satu titik simpul dari uraian Yayori
berjalan dan dijalankan, tetapi juga
Matsui adalah bahwa situasi kontra-
menunjukkan eksploitasi seksualitas
diktif antara pertumbuhan ekonomi A-
perempuan.
sia yang pesat di satu sisi serta kemiskinan rumah tangga yang semakin
Menurut Matsui, konteks perempuan
meluas di sisi lain telah menyebabkan
bekerja merupakan konteks kemiskin-
meningkatnya
an desa yang semakin dalam dan ke-
perempuan. Terlihat bahwa perem-
miskinan yang semakin dipercepat o-
puan telah menjadi subjek sekaligus
leh globalisasi ekonomi—pasar bebas,
agen di dalam koneksi ekonomi pasar
yang hanya melayani kepentingan ne-
bebas dalam bentuknya yang paling
gara-negara maju dan pemilik modal.
konkret. Perdagangan perempuan, fe-
Jepang, yang dalam buku ini dibahas
nomena HIV/AIDS, feminisasi buruh
secara khusus, sebagai representasi
migran, lahirnya anak-anak “gelap”,
negara maju sekaligus sebagai pemilik
serta peningkatan kekerasan rumah
modal, menurut Matsui telah menjadi
tangga merupakan sederet masalah
medan sekaligus agen eksploitasi te-
yang harus dihadapi setiap perem-
naga kerja murah dan eksploitasi seks
puan Asia kontemporer.
kekerasan
terhadap
perempuan. Jepang telah mengekspor
'polusi' dengan memindahkan dan
mendirikan pabrik-pabrik serta peru-
Sistem yang Berlapis-Lapis dan
sahaan-perusahan di negara atau di
Kompleks
daerah lain demi mengeruk sumber
daya setempat. Di sisi lain, Jepang ju-
Lalu,
ga telah turut melahirkan maraknya
menjadi pelaku di garis depan sebagai
impor dan peningkatan secara global
pencari kerja, bahkan seakan-akan
tenaga kerja buruh musiman perem-
masih harus mencoba melepaskan diri
puan, yang mengakibatkan “feminisa-
dari “tradisi lokal” dan “tradisi rumah-
150
bagaimana
perempuan
Asia
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
an” yang melekat padanya sekaligus
secara panjang lebar mengenai per-
memberi kerangka kepada wacana
juangan dan perlawanan perempuan
menyeluruh di Asia secara global?
di berbagai belahan bumi Asia. Perdagangan, pelecehan, kekerasan, dan
Dalam bagian kedua dan ketiga buku
perkosaan perempuan di dalam kon-
Perempuan Asia: Dari Penderitaan
teks globalisasi tenaga kerja di satu
menjadi Kekuatan, Yayori Matsui me-
sisi merupakan kerawanan dan keren-
nguraikan dan menunjukkan data-da-
tanan yang dihadapi perempuan, dan
ta tentang bagaimana perempuan di
di sisi lain kemiskinan dan pemiskinan
setiap negara di Asia pada akhirnya
di desa dan di rumah tangga serta pe-
bertahan dan berjuang mempertahan-
ngurasan sumber daya alam oleh pe-
kan diri, berjuang untuk rumah tangga
milik modal dan korporat internasio-
serta lingkungan hidupnya. Kekerasan
nal merupakan persoalan yang pada
terhadap lingkungan alam telah me-
akhirnya harus dihadapi oleh perem-
nyebabkan kekerasan massal yang
puan. Sementara itu di ranah yang
menggapai generasi dan perbatasan
lain, yaitu kebiasaan di rumah tangga,
nasional serta mengakibatkan jumlah
nilai-nilai tradisi desa yang selama ini
kematian
terpelihara harus terus-menerus di-
yang
tak
terbayangkan.
Kaum perempuan bukan semata kor-
negosiasikan oleh perempuan migran.
ban penghancuran lingkungan belaka,
Buku Yayori Matsui menunjukkan se-
melainkan juga telah menjadi para to-
cara luas bagaimana perempuan yang
koh gerakan lingkungan yang pantang
diperdagangkan berjuang sendirian di
menyerah di setiap negara. Di ranah
tengah sistem yang tidak memberi
yang lain, keadaan dunia seperti ini te-
ruang pada keadilan hukum serta li-
lah membuat perempuan terus berne-
putan media komersial yang tidak
gosiasi dengan keadaan di luar dirinya
memberi ampun bagi keberadaannya
sendiri yang menekan. Di sisi lain pe-
secara pribadi untuk berbicara, apala-
rempuan juga terus bernegosiasi de-
gi untuk kembali ke rumah. Kasus-ka-
ngan keperempuanannya sendiri yang
sus lain seperti korban HIV/AIDS, per-
tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan
kosaan, korban militerisme, dan seba-
rumah tangga, nilai-nilai masyarakat,
gainya, yang terjadi dengan pola yang
dan perspektifnya.
sama di negara-negara Asia, diurai-
Seiring dengan fenomena tenaga ker-
makin menunjukkan bagaimana sis-
ja perempuan melintasi batas-batas
tem yang berlapis-lapis dan akar per-
negara, Yayori Matsui menunjukkan
soalan yang kompleks dihadapi oleh
kan oleh Matsui dengan kisah yang se-
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
151
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
setiap perempuan tenaga kerja di ma-
nyeluruh (misalnya, dengan ditunjuk-
na pun ia berada.
kannya data-data mengenai angka
imigran perempuan muda Asia yang
melonjak untuk pergi mencari kerja di
Penutup: Perempuan sebagai
Jepang di tengah pertumbuhan eko-
Agen
nomi yang pesat di Asia).
Satu hal berharga yang ditunjukkan o-
Perempuan berperan tidak hanya se-
leh buku karya Yayori Matsui ini adalah
bagai pelaku aktif, tetapi sekaligus se-
bahwa berbicara tentang perempuan
bagai agen perubahan itu sendiri.
tidak semata-mata bicara tentang pe-
Yang menjadi persoalan kemudian
rempuan sebagai korban ataupun se-
adalah bahwa justru realitas konkret
bagai objek penderita akibat dampak
hasil dari tindakan, pandangan, dan
perubahan dan pembangunan. Na-
keagenan perempuan secara menye-
mun, melalui tulisannya, Matsui mem-
luruh akan menghadapi tantangan
beri “pelajaran” untuk langsung ber-
persoalan dan sistem yang berlapis,
tindak dan berkelana untuk mencari,
seperti sistem rumah tangga, sistem
menceburkan diri, dan merefleksikan
desa (pemerintahan negara), sistem
segala pandangan dan tindakan mela-
tradisi (nilai-nilai lokal), dan sistem
lui persoalan dan pengalaman perem-
ekonomi dunia kerja. Tantangan ter-
puan sendiri. Salah satunya dengan
sebutlah yang sesungguhnya harus di-
cara membaca persoalan dan penga-
hadapi, tidak hanya oleh perempuan,
laman perempuan itu sebagai tanda-
tetapi juga oleh seluruh umat ma-
tanda perubahan realitas yang me-
nusia.
152
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
JEJAK PEREMPUAN ASIA
ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA
KRISIS EKONOMI ASIA DAN
SISTEM BERLAPIS-LAPIS
YANG DIHADAPINYA
Maria Endah M. Rahayu 1
Judul Buku
:
Penulis
:
Yayori Matsui
Penerbit
:
Yayasan Obor Indonesia
Tahun/edisi
:
Pertama, Juli 2002
Perempuan Asia: Dari
Penderitaan Menjadi Kekuatan
Jumlah halaman :
Sekurang-kurangnya
ada
dua
xxiv + 268 halaman
hal
wa ada persoalan bersama di tingkat
yang dapat dirumuskan dari membaca
Asia. Dengan demikian, (2) perem-
buku Perempuan Asia: Dari Penderita-
puan sebagai agen menghadapi per-
an Menjadi Kekuatan, karya Yayori
soalan yang berlapis-lapis, yaitu lapis-
Matsui, yaitu: (1) tindakan dan gerak
an sistem rumah tangga, sistem desa
perempuan keluar rumah untuk be-
(pemerintahan negara), sistem tradisi
kerja hingga melintasi batas-batas
(nilai-nilai lokal), dan sistem ekonomi
negara asalnya merupakan bukti bah-
dunia kerja (globalisasi).
1 Peneliti di AKATIGA Pusat Analisis Sosial.
146
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
Menurut Yayori Matsui, tindakan dan
mulanya menderita lalu berproses
gerak perempuan Asia telah memberi
menjadi kuat, tetapi justru menunjuk-
tanda-tanda adanya perubahan reali-
kan keagenan perempuan bahwa, di
tas yang menyeluruh, khususnya ter-
dalam sistem yang berlapis-lapis yang
kait dengan adanya krisis ekonomi A-
menyebabkan penderitaan semua o-
sia, karena perempuan
rang, gerak dan tindakan perempuan
merupakan
pelaku utama di rumah tangga yang
merupakan cermin kekuatan yang
kemudian mencari kerja ke luar ru-
melekat tidak saja pada keperem-
mah, bahkan kemudian keluar dari
puanannya semata, tetapi juga cer-
batas-batas negara asalnya. Demikian
min kekuatan bagi kebanyakan orang
pula sebaliknya, gerak perempuan
biasa.
mencari kerja melintasi batas-batas
negara merupakan cara bertindak perempuan untuk memecahkan persoal-
Perempuan Membayangkan Asia
an ekonomi rumah tangganya. Yayori
Baru
Matsui menunjukkan bahwa sebelum
terjadi krisis ekonomi di Asia, terjadi
Buku Perempuan Asia: Dari Penderita-
gelombang migrasi perempuan ke luar
an Menjadi Kekuatan merupakan ter-
negeri secara besar-besaran. Dapat
jemahan dari Women in the New Asia,
dikatakan bahwa tanda-tanda atau je-
from Pain to Power, buah karya Yayori
jak persoalan krisis bersama di Asia
Matsui, seorang wartawan perempuan
sesungguhnya telah terdeteksi dari
untuk Asahi Shimbun Jepang yang be-
gerak dan tindakan perempuan Asia
kerja sejak 1961 dan telah wafat pada
melalui gelombang migrasi tersebut.
2002. Buku ini terbit pertama kali da-
Perempuan di sini tidak berdiri sebagai
dian diterjemahkan dari bahasa Ing-
lam bahasa Jepang pada 1996, kemukorban, tetapi sebagai pelaku aktif
gris ke dalam bahasa Indonesia oleh
yang mampu bergerak, bertindak, dan
Yayasan Obor Indonesia (YOI) pada
berpraktik keluar dari persoalan-per-
2002. Buku ini merupakan salah satu
soalan ekonomi rumah tangga, serta
contoh tulisan yang baik, lengkap, dan
bersiasat atas persoalan yang diha-
rinci dengan data-data lapangan. Se-
dapi di mana saja. Frasa “Dari Pende-
bagai wartawan yang telah bepergian
ritaan Menjadi Kekuatan” dalam judul
ke berbagai daerah di Asia, tulisan Ya-
buku Yayori tidak diartikan sebagai
yori Matsui didasarkan pada banyak
proses linier semata, yang artinya me-
rekaman peristiwa kejadian dan fakta-
lihat subjek perempuan yang pada
fakta kasus yang ia liput. Tidak meng-
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
147
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
herankan apabila cakrawala tulisan-
luasnya kemiskinan dalam kehidupan
nya melintasi batas-batas negara, de-
sehari-hari di Asia.
mikian juga ia mampu menghadirkan
kasus-kasus yang spesifik dan bervariasi di setiap negara.
Secara garis besar isi buku Perempuan Asia: Dari Penderitaan Menjadi
Kekuatan ini dibagi menjadi tiga bab
Dalam
Yayori
pembahasan utama dan ditutup de-
Matsui mengatakan bahwa banyak
kata
pengantarnya,
ngan sebuah bab kesimpulan sebagai
bagian dari tulisan di bukunya menge-
titik refleksi penulis. Dalam tiga bab
nai perempuan Asia ini ditolak dan ti-
pertama, Yayori memperlihatkan te-
dak diterbitkan oleh surat kabar Asahi
muan-temuan lapangannya di Asia
Shimbun. Tulisan-tulisannya menge-
dengan membeberkan data dan fakta
nai wisata seks di Jepang sebagai ben-
yang telah ia liput selama menjadi
tuk diskriminasi jenis kelamin dan
wartawan.
persoalan kesetaraan utara-selatan
tersebut mengarah pada sebuah reali-
ditolak penyuntingnya, bahkan ia me-
tas bersama di Asia yang ia susun
Temuan-temuan
Yayori
rasa dikucilkan dalam perusahaan su-
menjadi tiga bab awal, yaitu: Bab Per-
rat kabar tersebut. Namun, berkat du-
tama mengatakan bahwa terdapat ko-
kungan kuat dari luar perusahaan,
relasi yang kuat dan sifat yang menye-
khususnya
luruh dalam pertumbuhan ekonomi
para
pembaca
perem-
puan, Yayori Matsui memutuskan te-
negara-negara Asia yang tampak ge-
tap menulis tentang Asia untuk me-
milang dengan peningkatan pesat ke-
dia-media alternatif. Bahkan pada
kerasan yang dialami perempuan-pe-
1997 Yayori Matsui dan teman-te-
rempuan di Asia; Bab Kedua, me-
mannya mendirikan Asian Women's
nyambung bab pertama, mengatakan
Association yang menerbitkan sema-
bahwa dalam konteks kekerasan sis-
cam newsletter, media tempat ia—sa-
temik tersebut, perempuan-perem-
lah satunya—bisa menuliskan dan
puan Asia telah berusaha berjuang
membongkar struktur wisata seks di
menghadapinya secara langsung; Bab
Jepang dan jaringannya di Asia seba-
Ketiga mengatakan bahwa perjua-
gai bagian dari konsekuensi globalisa-
ngan perempuan-perempuan Asia da-
si ekonomi. Konteks menjamurnya
lam mempertahankan diri dan meng-
wisata seks di Jepang, tulis Matsui, te-
hadapi situasi 'kekerasan' tersebut se-
lah berjalan beriringan dengan per-
sungguhnya telah menghadirkan al-
tumbuhan kemakmuran wajah-wajah
ternatif-alternatif perspektif dan tin-
Asia justru di dalam kenyataan me-
dakan konkret dalam memecahkan
148
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
persoalan bersama dan penataan ha-
Jejak Perempuan: Kemiskinan
rapan di masa depan. Alternatif tin-
Rumah Tangga dan Dominasi
dakan dan perspektif perempuan Asia
Pasar
inilah yang dituangkan Yayori Matsui
dalam Bab Keempat bukunya yang ia
Salah satu latar belakang yang dicatat
sebut sebagai “perempuan memba-
oleh Yayori Matsui dalam bukunya
yangkan Asia baru”. Bagaimana gam-
adalah situasi kontradiktif yang me-
baran dari perspektif ini? Matsui me-
landa Asia. Di tengah pertumbuhan
nuliskan kalimatnya seperti di bawah
ekonomi Asia yang gemilang, justru
ini:
banyak ditemukan data tentang me-
Apa yang dituju perempuan bukanlah Asia yang telah mengalami pembangunan dan kehancuran yang telah tercipta berdasarkan prinsip-prinsip lelaki seperti dominasi, kompetisi, efisiensi, pernjarahan, dan penyeragaman, namun sebuah Asia
yang bercirikan simbiosis dan
hak-hak asasi manusia berdasarkan prinsip-prinsip feminin
seperti swadaya, solidaritas, kepedulian, berbagi rasa, dan kebhinekaan. Guna mencapai Asia
semacam ini, kita harus membuat perubahan-perubahan
mendasar dalam masyarakat
yang berada di bawah kendali
korporasi dan yang didominasi
kaum lelaki, dan sebagai gantinya menciptakan masyarakat
yang di dalamnya laki-laki dan
perempuan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna
sebagai manusia. (hlm. 254).
lonjaknya imigran perempuan muda
ke Jepang untuk mencari pekerjaan.
Dalam wajah kemakmuran Asia, di sisi
lain terdapat peningkatan yang sangat
besar dari tenaga kerja perempuan
yang bekerja dengan upah (sangat)
rendah. Ekonomi Asia memang telah
berkembang pesat sejak 1980-an sehingga Asia disebut sebagai pusat perkembangan dunia, namun, ironisnya,
jumlah perempuan yang paling miskin
justru terbanyak berada di Asia. Terjadi fakta yang berbeda antara pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia
yang mengagumkan dengan pengangguran dan kemiskinan yang semakin meluas di setiap keluarga dan rumah tangga di Asia.
Dalam situasi kemiskinan dan pemiskinan rumah tangga-rumah tangga Asia, perempuan akhirnya keluar rumah dan menjadi pelaku utama pencari kerja. Dengan memasuki dunia
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
149
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
kerja, perempuan telah menjadi pela-
si migrasi musiman”. Demikian juga
ku, keluar dari kebiasaannya sehari-
aktivitas wisata seks di Jepang telah
hari, dan pada saat yang sama lalu ter-
berkembang semakin besar, luas, dan
integrasi ke dalam sistem ekonomi pa-
rumit di seluruh Asia, dan berjalan
sar. Dalam sistem tersebut, perem-
beriringan dengan fenomena terse-
puan telah menjadi objek. Keberadaan
but, seperti yang telah dibongkar oleh
perempuan tidak saja telah menun-
Matsui.
jukkan bagaimana eksploitasi secara
langsung tenaga kerja perempuan
Satu titik simpul dari uraian Yayori
berjalan dan dijalankan, tetapi juga
Matsui adalah bahwa situasi kontra-
menunjukkan eksploitasi seksualitas
diktif antara pertumbuhan ekonomi A-
perempuan.
sia yang pesat di satu sisi serta kemiskinan rumah tangga yang semakin
Menurut Matsui, konteks perempuan
meluas di sisi lain telah menyebabkan
bekerja merupakan konteks kemiskin-
meningkatnya
an desa yang semakin dalam dan ke-
perempuan. Terlihat bahwa perem-
miskinan yang semakin dipercepat o-
puan telah menjadi subjek sekaligus
leh globalisasi ekonomi—pasar bebas,
agen di dalam koneksi ekonomi pasar
yang hanya melayani kepentingan ne-
bebas dalam bentuknya yang paling
gara-negara maju dan pemilik modal.
konkret. Perdagangan perempuan, fe-
Jepang, yang dalam buku ini dibahas
nomena HIV/AIDS, feminisasi buruh
secara khusus, sebagai representasi
migran, lahirnya anak-anak “gelap”,
negara maju sekaligus sebagai pemilik
serta peningkatan kekerasan rumah
modal, menurut Matsui telah menjadi
tangga merupakan sederet masalah
medan sekaligus agen eksploitasi te-
yang harus dihadapi setiap perem-
naga kerja murah dan eksploitasi seks
puan Asia kontemporer.
kekerasan
terhadap
perempuan. Jepang telah mengekspor
'polusi' dengan memindahkan dan
mendirikan pabrik-pabrik serta peru-
Sistem yang Berlapis-Lapis dan
sahaan-perusahan di negara atau di
Kompleks
daerah lain demi mengeruk sumber
daya setempat. Di sisi lain, Jepang ju-
Lalu,
ga telah turut melahirkan maraknya
menjadi pelaku di garis depan sebagai
impor dan peningkatan secara global
pencari kerja, bahkan seakan-akan
tenaga kerja buruh musiman perem-
masih harus mencoba melepaskan diri
puan, yang mengakibatkan “feminisa-
dari “tradisi lokal” dan “tradisi rumah-
150
bagaimana
perempuan
Asia
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
RESENSI BUKU
an” yang melekat padanya sekaligus
secara panjang lebar mengenai per-
memberi kerangka kepada wacana
juangan dan perlawanan perempuan
menyeluruh di Asia secara global?
di berbagai belahan bumi Asia. Perdagangan, pelecehan, kekerasan, dan
Dalam bagian kedua dan ketiga buku
perkosaan perempuan di dalam kon-
Perempuan Asia: Dari Penderitaan
teks globalisasi tenaga kerja di satu
menjadi Kekuatan, Yayori Matsui me-
sisi merupakan kerawanan dan keren-
nguraikan dan menunjukkan data-da-
tanan yang dihadapi perempuan, dan
ta tentang bagaimana perempuan di
di sisi lain kemiskinan dan pemiskinan
setiap negara di Asia pada akhirnya
di desa dan di rumah tangga serta pe-
bertahan dan berjuang mempertahan-
ngurasan sumber daya alam oleh pe-
kan diri, berjuang untuk rumah tangga
milik modal dan korporat internasio-
serta lingkungan hidupnya. Kekerasan
nal merupakan persoalan yang pada
terhadap lingkungan alam telah me-
akhirnya harus dihadapi oleh perem-
nyebabkan kekerasan massal yang
puan. Sementara itu di ranah yang
menggapai generasi dan perbatasan
lain, yaitu kebiasaan di rumah tangga,
nasional serta mengakibatkan jumlah
nilai-nilai tradisi desa yang selama ini
kematian
terpelihara harus terus-menerus di-
yang
tak
terbayangkan.
Kaum perempuan bukan semata kor-
negosiasikan oleh perempuan migran.
ban penghancuran lingkungan belaka,
Buku Yayori Matsui menunjukkan se-
melainkan juga telah menjadi para to-
cara luas bagaimana perempuan yang
koh gerakan lingkungan yang pantang
diperdagangkan berjuang sendirian di
menyerah di setiap negara. Di ranah
tengah sistem yang tidak memberi
yang lain, keadaan dunia seperti ini te-
ruang pada keadilan hukum serta li-
lah membuat perempuan terus berne-
putan media komersial yang tidak
gosiasi dengan keadaan di luar dirinya
memberi ampun bagi keberadaannya
sendiri yang menekan. Di sisi lain pe-
secara pribadi untuk berbicara, apala-
rempuan juga terus bernegosiasi de-
gi untuk kembali ke rumah. Kasus-ka-
ngan keperempuanannya sendiri yang
sus lain seperti korban HIV/AIDS, per-
tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan
kosaan, korban militerisme, dan seba-
rumah tangga, nilai-nilai masyarakat,
gainya, yang terjadi dengan pola yang
dan perspektifnya.
sama di negara-negara Asia, diurai-
Seiring dengan fenomena tenaga ker-
makin menunjukkan bagaimana sis-
ja perempuan melintasi batas-batas
tem yang berlapis-lapis dan akar per-
negara, Yayori Matsui menunjukkan
soalan yang kompleks dihadapi oleh
kan oleh Matsui dengan kisah yang se-
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008
151
JEJAK PEREMPUAN ASIA ATAS TANDA-TANDA TERJADINYA KRISIS EKONOMI ASIA
setiap perempuan tenaga kerja di ma-
nyeluruh (misalnya, dengan ditunjuk-
na pun ia berada.
kannya data-data mengenai angka
imigran perempuan muda Asia yang
melonjak untuk pergi mencari kerja di
Penutup: Perempuan sebagai
Jepang di tengah pertumbuhan eko-
Agen
nomi yang pesat di Asia).
Satu hal berharga yang ditunjukkan o-
Perempuan berperan tidak hanya se-
leh buku karya Yayori Matsui ini adalah
bagai pelaku aktif, tetapi sekaligus se-
bahwa berbicara tentang perempuan
bagai agen perubahan itu sendiri.
tidak semata-mata bicara tentang pe-
Yang menjadi persoalan kemudian
rempuan sebagai korban ataupun se-
adalah bahwa justru realitas konkret
bagai objek penderita akibat dampak
hasil dari tindakan, pandangan, dan
perubahan dan pembangunan. Na-
keagenan perempuan secara menye-
mun, melalui tulisannya, Matsui mem-
luruh akan menghadapi tantangan
beri “pelajaran” untuk langsung ber-
persoalan dan sistem yang berlapis,
tindak dan berkelana untuk mencari,
seperti sistem rumah tangga, sistem
menceburkan diri, dan merefleksikan
desa (pemerintahan negara), sistem
segala pandangan dan tindakan mela-
tradisi (nilai-nilai lokal), dan sistem
lui persoalan dan pengalaman perem-
ekonomi dunia kerja. Tantangan ter-
puan sendiri. Salah satunya dengan
sebutlah yang sesungguhnya harus di-
cara membaca persoalan dan penga-
hadapi, tidak hanya oleh perempuan,
laman perempuan itu sebagai tanda-
tetapi juga oleh seluruh umat ma-
tanda perubahan realitas yang me-
nusia.
152
JURNAL ANALISIS SOSIAL VOL 13 NO. 1 JUNI 2008