PENGEMBANGAN TRAINER SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA.

(1)

PENGEMBANGANTRAINERSISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: DIKKA PRAGOLA NIM. 09501241031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015


(2)

PENGEMBANGANTRAINERSISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN ROBOTIKA

Oleh: Dikka Pragola NIM. 09501241031

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja dan tingkat kelayakan media pembelajaran berupa Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC seri VEXTA. Penelitian ini juga untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik dengan menggunakan media pembelajaran Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC seri VEXTA.

Penelitian ini merupakan Penelitian Pengembangan (Development research) dengan menggunakan model pengembangan Analyze, Design, Development, Implement, Evaluate (ADDIE). Instrumen penelitian menggunakan instrumen non-tes yaitu angket serta instrumen tes yaitu pretestdanposttest. Uji validitas instrumen non-tes menggunakan uji validitas konstruk dan uji validitas item, sedangkan uji validitas instrumen tes menggunakan uji validitas konstruk dan uji validitas isi. Pengolahan data penelitian menggunakan statistik deskriptif.

Tingkat kelayakan Trainer sistem kendali posisi motor DC seri VEXTA sebagai media pembelajaran dinilai berdasarkan beberapa aspek. Berdasar aspek kemanfaatan media dinyatakan sangat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 62,5%. Berdasar aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras media dinyatakan sangat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 50%. Berdasar aspek komunikasi visual media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%. Pengujian menurut aspek relevansi materi, media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%. Berdasar aspek teknis media pembelajaran media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%. Penggunaan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC mampu meningkatkan persentase kelulusan peserta didik dari 12,5% menjadi 68,75%.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Spesifikasi Produk ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Deskripsi Teori ... 8

1. Pembelajaran ... 8

2. Media Pembelajaran... 9

3. TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC... 15

4. Motor DC seri VEXTA AHXM230K... 16

5. Rotary encoder... 22

6. LCD (Liquid Crystal Display) M1632 ... 24


(4)

8. Potensiometer ... 29

B. Kerangka Berpikir ... 30

C. Penelitian yang Relevan... 31

D. Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Model Penelitian ... 34

B. Prosedur Pengembangan... 35

1. Analisis ... 35

2. Perancangan Media... 35

3. Pembuatan dan pengembangan produk ... 38

4. Implementasi ... 38

5. Evaluasi ... 40

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

D. Subyek Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Pengujian Instrumen ... 46

1. Validitas Instrumen ... 46

2. Reliabilitas Instrumen... 48

H. Teknik Analisis Data... 49

1. Analisis Data Kelayakan ... 49

2. AnalisisPretestdanPosttest... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Kajian Produk ... 52

B. Analisis Data ... 56

1. Analisis Instrumen Penelitian ... 56

2. Analisis kelayakan uji coba kelompok kecil ... 60

3. Analisis Uji Lapangan Operasional ... 63

C. Pembahasan hasil penelitian ... 65

1. Pembahasan kelayakanTrainer... 65


(5)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Simpulan... 68

B. Keterbatasan Penelitian ... 69

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut... 69

D. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konfigurasi Pin LCD M1632 ... 26

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Media Pembelajaran ... 43

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Materi Media Pembelajaran ... 44

Tabel 4. Kisi-kisi instrumenpretestdanposttest... 45

Tabel 5. Interpretasi Nilai Koefisien Reliabilitas... 49

Tabel 6. Kriteria kelayakan media pembelajaran ... 51

Tabel 7. Praktikum 1 (Sistem kendali posisi motor dengan potensiometer) ... 54

Tabel 8. Praktikum 2 (Sistem kendali posisi motor dengan rotary encoder) ... 55

Tabel 9. Praktikum 3 (Sistem respon sistem kendali posisi dengan umpan balik PID) ... 55

Tabel 10. Uji validitas instrumen media pembelajaran ... 57

Tabel 11. Uji validitas instrumen materi pembelajaran ... 58

Tabel 12. Reliabilitas instrumen media pembelajaran ... 59

Tabel 13. Reliabilitas instrumen materi pembelajaran... 59

Tabel 14. Uji coba aspek kemanfaatan produk ... 60

Tabel 15. Uji coba aspek rekayasa perangkat lunak dan perngkat keras produk... 61

Tabel 16. Uji coba aspek komunikasi ... 62

Tabel 17. Uji coba aspek relevansi materi ... 62

Tabel 18. Uji coba aspek teknis media pembelajaran ... 63

Tabel 19. Hasilpretestdanposttest... 64

Tabel 20. Data interval nilaipretestdanposttestpeserta didik ... 64

Tabel 21. Statistik deskriptif nilaipretestdanposttest peserta didik ... 65


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 12

Gambar 2. Konfigurasi pin pada driver motor DC seri VEXTA ... 17

Gambar 3. Timing diagram motor DC seri VEXTA ... 18

Gambar 4. Rangkaian sinyal input pada internal driver... 18

Gambar 5. Hubungan saklar dengan rangkaian driver ... 19

Gambar 6. Hubungan rangkaian sinyal control ... 19

Gambar 7. Pengendalian kecepatan secara manual... 20

Gambar 8. Pengendalian kecepatan dengan sumber tegangan ... 20

Gambar 9. Rangkaian sinyal output ... 21

Gambar 10. Pulsa keluaran kecepatan motor ... 21

Gambar 11. Incremental Rotary Encoder ... 23

Gambar 12. Pulsa keluaran 3 channel Incremental Rotary encoder... 24

Gambar 13. LCD 2x16 tipe M1632 ... 24

Gambar 14. Susunan alamat pada LCD... 25

Gambar 15. Timing diagram Penulisan Data ke Instruction Register ... 27

Gambar 16. Susunan kaki mikrokontroler ATmega16 ... 28

Gambar 17. Diagram model ADDIE ... 34

Gambar 18. Diagram sistem kendali posisi motor dengan umpan balikexternal rotary encoder... 36

Gambar 19. Diagram blok rancangan media pengendali posisi motor VEXTA dengan umpan balikexternal rotary encoder... 36

Gambar 20. Diagram sistem kendali posisi motor dengan umpanbalik potensiometer ... 37

Gambar 21. Diagram blok rancangan media pengendali posisi motor VEXTA dengan umpan balik potensiometer ... 37

Gambar 22. Kurva normalitas 4 kriteria... 50

Gambar 23.Tata letak komponen padaTrainer... 53

Gambar 24. Tampilan software... 53

Gambar 25. Diagram distribusi frekuensi kelayakan media ... 66


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Kisi- Kisi Instrumen Non-Test ... 74

LAMPIRAN 2. Kisi- Kisi Instrumen Test... 78

LAMPIRAN 3. Instrumen Penelitian Non-Test... 80

LAMPIRAN 4. Instrumen Penelitian Test... 87

LAMPIRAN 5. LABSHEET ... 102

LAMPIRAN 6. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen ... 170

LAMPIRAN 7. Pengujian Produk ... 176

LAMPIRAN 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 182


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi semakin pesat seiring majunya pola pikir manusia yang semakin modern. Sebuah bangsa sering dikatakan maju apabila memiliki pengaruh kuat dalam bidang teknologi di dunia. Hal ini menuntut adanya insan-insan cendekia dalam negeri yang memfokuskan diri dalam bidang teknologi. Pendidikan menjadi gerbang dalam meningkatkan daya pikir kreatif dan inovatif seorang pelajar untuk perkembangan IPTEK. Pendidikan menjadi jembatan untuk menciptakan hal-hal baru yang mengarah pada sebuah perkembangan zaman. Melalui rahim pendidikan terlahir ilmuwan-ilmuwan berbakat yang memiliki pengaruh penting dalam menciptakan hal-hal yang baru.

Instansi pendidikan tinggi adalah salah satu sasaran dalam melahirkan insan-insan yang mampu memaknai kaidah keilmuan mereka sebagai modal untuk memajukan teknologi dalam negeri. Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi dapat berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Keberhasilan instansi pendidikan tinggi dilihat dari tingkat kompetensi yang dimiliki peserta didik berdasar bidang keahlian masing-masing. Bidang keahlian tersebut menjadi titik fokus setiap peserta didik di instansi pendidikan tinggi. Dengan adanya fokus keahlian tersebut menjadikan peserta didik memiliki arah yang jelas dalam menentukan masa depan. Terdapat banyak bidang keahlian ditawarkan


(10)

untuk dipelajari di beberapa instansi pendidikan tinggi, meskipun hanya beberapa bidang yang menjadi prioritas. Berdasar data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) terdapat lebih dari 3000 instansi pendidikan tinggi di Indonesia dengan jumlah yang didominasi oleh perguruan tinggi swasta.

Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu Program Studi yang menitikberatkan pada kompetensi di bidang kendali industri. Salah satu pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik bidang kendali industri adalah robotika. Robotika merupakan ilmu yang mempelajari keseluruhan yang berkenaan dengan robot antara lain sensor, aktuator, sistem kendali, catu daya, rekayasa sistem mekanik, algoritma pemrograman robot dan hal-hal lain yang memiliki kaitan dengan robot. Hasil pengamatan pada proses pembelajaran menunjukkan rendahnya motivasi peserta didik dalam memperdalam ilmu robotika ditunjukkan kurangnya kemauan diri peserta didik untuk memperdalam atau mengeksplorasi sumber-sumber belajar robotika dari luar.

Pengetahuan mengenai sensor, sistem kendali dan aktuator merupakan ilmu dasar dalam bidang robotika. Pengetahuan dasar tersebut menjadi bekal untuk mempelajari ilmu lain yang masih dalam lingkup bidang ilmu robotika antara lain kinematika robot baik untuk sistem navigasi maupun sistem manipulasi, image processing, robot cerdas dan sebagainya.

Dengan demikian pengetahuan tentang sensor, kontroler dan aktuator menjadi dasar pengetahuan yang wajib dipelajari dalam disiplin ilmu robotika.Salah satu aktuator yang cukup dikenal dalam bidang robotika


(11)

adalah motor DC seri VEXTA yang merupakan salah satu produk keluaran Oriental Motor. Motor ini merupakan jenis motor tanpa sikat (brushless)

yang dilengkapi beberapa sensor antara lain sensor kecepatan dan sensor arus. Ketersediaan sensor tersebut dapat digunakan sebagai perangkat pengumpan sinyal balik ke kontroler sehingga terbentuk sistem kendali loop

tertutup. Dengan demikian selain digunakan sebagai penggerak roda robot, motor DC seri VEXTA dapat dikendalikan posisi sudutnya layaknya motor

servo yang sering digunakan pada robot-robot dengan sendi contohnya

robot lengan.

Robotika adalah pengetahuan dasar yang penting namun prakteknya di perkuliahan robotika Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta tidak didukung dengan sarana belajar yang maksimal. Pengetahuan yang cenderung teoritis dan sulit dipahami peserta didik. Perkuliahan semakin terkesan menjenuhkan karena proses pembelajaran hanya berlangsung searah, yaitu pendidik memberikan materi dan peserta didik mendengarkan serta mencatat. Tidak ada kesempatan bagi peserta didik untuk mengelaborasi kemampuan yang dimiliki. Pada perkuliahan praktikum robotika sendiri tidak ditunjang dengan sarana yang memadai untuk percobaan oleh peserta didik. Keterbatasan sarana dalam perkuliahan praktikum mengakibatkan tidak adanya kegiatan yang menentu. Perkuliahan praktikum robotika seperti belum menemukan kegiatan yang pasti. Metode pembelajaran yang digunakan pada kegiatan belajar mengajar harus dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas kerja dari peserta didik.


(12)

Mengingat pentingnya pengetahuan dalam bidang sensor, kontroler dan aktuator yang merupakan dasar dalam bidang ilmu robotika, maka diperlukan pengembangan pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga dapat menambah motivasi serta berkembangnya pola pikir peserta didik. Melalui media peserta didik akan memperoleh pengalaman yang lebih luas dan lebih kaya, sehingga akan mempertajam persepsinya dan meningkatkan kepahaman. Ketersediaan media pembelajaran menjadi tanggung jawab instansi pendidikan. Media yang tepat akan memberi pengaruh besar terhadap kemampuan peserta didik. Salah satu media yang dapat digunakan pada pembelajaran materi sensor dan aktuator pada mata kuliah robotika adalah sebuah Trainer sistem kendali motor DC seri VEXTA. Adapun yang

dikendalikan adalah posisi sudut dengan loop terutup. Sensor yang

digunakan sebagai perangkat pengumpan sinyal balik adalah potensiometer dan external relative rotary encoder. Dengan ketersediaan media tersebut

diharapkan peserta didik dapat memahami sistem kerja motor DC seri VEXTA dan mampu mengembangkan algoritma pemrograman. Ketersediaan media tersebut menjadi sarana untuk menuangkan algoritma pemrograman yang mereka miliki secara langsung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Pembelajaran hanya berlangsung searah, yaitu pendidik memberikan materi, kemudian peserta didik mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan.


(13)

2. Rendahnya motivasi peserta didik dalam belajar robotika, sehingga sulit untuk meningkatkan prestasi peserta didik.

3. Minimnya penggunaan Trainer oleh pendidik, khususnya mata kuliah

praktikum robotika.

4. Dibutuhkan metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keilmuan robotika yang mereka kuasai.

5. Tidak ada kesempatan bagi peserta didik untuk mengelaborasi kemampuan yang dimiliki.

6. Pengetahuan cenderung teoritis dan sulit dipahami peserta didik.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya batasan-batasan permasalahan guna memperjelas ruang lingkup penelitian. Permasalahan dibatasi pada pengembanganTrainer pembelajaran sistem

kendali posisi pada motor DC seri VEXTA.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana unjuk kerja Trainer pengendali posisi pada motor DC seri

VEXTA sebagai media pembelajaran?

2. Bagaimana tingkat kelayakan Trainer pengendali posisi pada motor DC


(14)

3. Bagaimana pencapaian kompetensi bidang kendali motor DC seri VEXTA dengan media pembelajaran?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui unjuk kerja Trainer pengendali posisi pada motor DC seri

VEXTA sebagai media pembelajaran.

2. Mengetahui tingkat kelayakan Trainer pengendali dan posisi pada motor

DC seri VEXTA sebagai media pembelajaran.

3. Mengetahui pencapaian kompetensi bidang kendali motor DC seri VEXTA dengan media pembelajaran.

F. Spesifikasi Produk

Sudah semestinya suatu produk memiliki spesifikasi. Spesifikasi TrainerSistem Kendali Posisi Motor DCadalah sebagai berikut.

1. Trainer menggunakan dua jenis tranducer yaitu rotary encoder dan

potensiometer.

2. Kedua tranducerbersifat lepas pasang.

3. Catu daya menggunakan sumber tegangan AC 220V yang dikonversi menjadi tegangan DC 24V dan 5V menggunakan sistem transformator (bukan jenisswitching).

4. Pengukuran posisi menggunakan busur yang telah disediakan.

G. Manfaat Penelitian


(15)

1. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Memberikan sarana dan prasarana pendukung dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Pendidik

Pendidik mendapatkan Trainer sistem kendali kecepatan dan

posisi pada motor DC seri VEXTA yang dapat digunakan sebagai media untuk membantu pendidik dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik.

3. Bagi Peserta Didik

Trainersistem kendali kecepatan dan posisi pada motor DC seri

VEXTA dapat digunakan peserta didik sebagai sarana untuk menuangkan kemampuan logika berpikir mereka dalam bentuk algoritma pemrograman.

4. Bagi Peneliti

Selain dapat menambah wawasan peneliti dalam bidang pendidikan, penelitian ini merupakan media untuk menerapkan dan menyalurkan ilmu pengetahuan yang telah peneliti dapatkan.


(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kajian Produk

Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah media pembelajaran dalam bentuk Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC, Software sistem respon kendali PID dan jobsheet praktikum. Pengoperasian Trainer dibagi menjadi tiga job praktikum pada perkuliahan praktikum robotika.

Praktikum pertama dan kedua bertujuan untuk menunjukkan algoritma pengendalian posisi motor serta membandingkan dua jenis tranduser yang digunakan dalam kendali posisi motor. Praktikum ketiga adalah praktikum sistem kendali PID yang diterapkan pada kendali posisi motor. Praktikum ketiga memuat tentang grafik respon sistem serta karakteristik kendali Proportional, integral dan derivative. Software sistem respon kendali PID digunakan pada praktikum ketiga. Konstanta proportional, integral dan derivative diatur melalui program komputer kemudian dikirim ke Trainer. Respon motor dikirim kembali ke komputer kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik sistem respon. Komunikasi antara komputer dan Trainer memanfaatkan protokol komunikasi serial yang dikonversi menjadi protokol komunikasi USB sehingga kompatibel dengan kobenyakan komputer masa kini. Program komputer dalam bentuk GUI (Graphical User Interface) yang dibuat menggunakan program MATLAB.


(17)

Gambar 23.Tata letak komponen padaTrainer


(18)

Hasil dari unjuk kerjaTrainer disajikan dalam bentuk tabel hasil praktikum sesuai pada jobsheet. Berikut salah satu hasil uji coba produk sesuaijobsheet.

Tabel 7. Praktikum 1 (Sistem kendali posisi motor dengan potensiometer)

No Sudut referensi Sudut aktual Error (%)

1. 0 0 0,00%

2. 15 15 0,00%

3. 30 30 0,00%

4. 45 45 0,00%

5. 60 60 0,00%

6. 75 75 0,00%

7. 90 91 1,00%

8. 105 106 1,00%

9. 120 121 1,00%

10. 135 136 1,00%

11. 150 152 2,00%

12. 165 167 2,00%

13. 180 182 2,00%

14. 195 197 2,00%

15. 210 212 2,00%

16. 225 227 2,00%


(19)

Tabel 8. Praktikum 2 (Sistem kendali posisi motor dengan rotary encoder) No Sudut referensi Sudut pembacaan Error (%)

1. 0 0 0,00%

2. 15 15 0,00%

3. 30 30 0,00%

4. 45 45 0,00%

5. 60 60 0,00%

6. 75 75 0,00%

7. 90 90 0,00%

8. 105 105 0,00%

9. 120 120 0,00%

10. 135 135 0,00%

11. 150 151 1,00%

12. 165 166 1,00%

13. 180 181 1,00%

14. 195 196 1,00%

15. 210 211 1,00%

16. 225 226 1,00%

17. 240 241 1,00%

Tabel 9.Praktikum 3 (Sistem respon sistem kendali posisi dengan umpan balik PID dengan pengaturun sudut 180°)

No. Konstanta PID Overshoot(%) Peak

Time(ms)

Rise time(ms)

Settling Time(ms)

Kp Ki Kd

1 10 0 0

0

800

300

700

2 20 0 0

3,3

500

280

600

3 30 0 0

4,4

500

300

600

4 20 0 10

0,5

500

280

500

5 20 0 20

0

600

280

600

6 20 0 30

0

700

280

700


(20)

-8 20 7 0

7,22

500

280

-9 20 10 0

10

500

280

-10 10 4 10

4,4

900

300

-11 20 7 20

4,4

650

300

-B. Analisis Data

1. Analisis Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berfungsi untuk mengetahui tingkat kelayakanmedia pembelajaran dan materi pembelajaran. Instrumen penelitian dibuatberdasarkan indikator pada tabel 3 dan tabel 4, kemudian dilakukanpengujianvaliditas dan reliabilitas terhadap instrumen. Pengujian validitas instrumen non-tes dilakukan dengan cara pengujian validitas isi, validitas konstruk dan validitas item. Pengujian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan cara meminta pendapat dari expert judgement. Pengujian validitas item dilakukan dengan uji coba instrumen terhadap 8 orang responden, kemudian menghitung korelasi antar item. Instrumen non-tes memerlukan uji validitas item, karena akan digunakan untuk peneletian yang menggunakan tolok ukur yang valid. Pada penelitian ini, setelah instrumen non-tes diperbaiki dan dinyatakan layak oleh expert judgement kemudian instrumen diuji cobakan terhadap 8 responden. Instrumen media pembelajaran memiliki 22 butir soal dan instrumen materi pembelajaran memiliki 18 butir soal. Untuk mencari t-hitung, data diolah menggunakan software Microsoft Excel. Kemudian t-hitung dibandingkan dengan t-tabel. Jika t-hitung t-tabel butir soal dikatakan valid, tetapi jika t-hitung < t-tabel,


(21)

butir soal dikatakan tidak valid. t-tabel menggunakan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 6. Berikut adalah hasil analisis uji validitas:

Tabel 10. Uji validitas instrumen media pembelajaran Nomor

butir

Korelasi

(rxy) t-hit t-tabel Keterangan

1 0,733 2,643 Signifikansi 5% Valid

2 0,632 1,999 derajat kebebasan 6 Valid

3 0,736 2,664 t-tabel =1,943 Valid

4 0,642 2,053 Valid

5 0,622 1,947 t-hitt-tab Valid Valid 6 0,778 3,028 t-hit < t-tab Tidak Valid

7 0,736 2,664 Valid Valid

8 0,785 3,109 Valid

9 0,645 2,068 Valid

10 0,460 1,271 tidak valid

11 0,703 2,422 Valid

12 0,678 2,260 Valid

13 0,695 2,365 Valid

14 0,639 2,035 Valid

15 0,778 3,028 Valid

16 0,645 2,068 Valid

17 0,567 1,686 tidak valid

18 0,700 2,404 Valid

19 0,683 2,290 Valid

20 0,744 2,724 Valid

21 0,778 3,028 Valid


(22)

Tabel 11. Uji validitas instrumen materi pembelajaran Nomor

butir

Korelasi

(rxy) t-hit t-tabel Keterangan

1 0,679 2,268 Signifikansi 5% Valid

2 0,367 0,967 derajat kebebasan 6 tidak valid

3 0,734 2,650 t-tabel =1,943 Valid

4 0,648 2,083 Valid

5 0,696 2,373 t-hit t-tabValid Valid 6 0,657 2,132 t-hit < t-tab Tidak Valid

7 0,774 2,996 Valid Valid

8 0,714 2,501 Valid

9 0,736 2,660 Valid

10 0,734 2,650 Valid

11 0,421 1,138 tidak valid

12 0,736 2,660 Valid

13 0,711 2,477 Valid

14 0,671 2,216 Valid

15 0,727 2,596 Valid

16 0,683 2,289 Valid

17 0,869 4,304 Valid

18 0,715 2,508 Valid

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa terdapat dua butir instrumen media pembelajaran yang tidak valid dan dua butir instrumen materi pembelajaran yang tidak valid. Butir yag yang tidak valid dinyatakan gugur sehingga tidak disertakan pada pegujian berikutnya.

Butir instrumen yang dinyatakan valid diuji reliabilitasnya menggunakan metode split half. Butir-butir instrumen dibagi menjadi menjadi dua kelompok yaitu kelompok genap dan kelompok ganjil. Skor tiap kelompok dijumlahkan


(23)

kemudian dicari korelasinya. Korelasi yang diperoleh digunakan untuk perhitungan reliabilitas instrumen dengan formula Spearman Brown

Tabel berikut menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen media pembelajaran = 0,931 dan reliabilitas instrumen materi pembelajaran = 0,947. Keduanya menunjukkan nilai koefisian di atas 0,8 sehingga dinyatakan sangat reliabel.

Tabel 12. Reliabilitas instrumen media pembelajaran Jumlah

ganjil (X)

Jumlah

genap (Y)



2 2

2

2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

b

= 0,8835 = 2 1 + = 0,9381 39 37 28 27 37 35 37 36 32 28 39 32 26 27 38 37

Tabel 13. Reliabilitas instrumen materi pembelajaran Jumlah

ganjil (X)

Jumlah

genap (Y)



2 2

2

2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

b

= 0,8933 = 2 1 + = 0,9470 26 25 23 24 24 20 29 29 19 18 27 28 20 22 29 31


(24)

2. Analisis kelayakan uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok kecil diterapkan kepada 8 peserta didik. Tingkat kelayakan media dianalisis berdasar tiap aspek yang terkandung pada instrumen.

a. Aspek kemanfaatan

Aspek kemanfaatan memiliki empat indikator yaitu : (1) kesesuaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran, (2) kesesuaian media pembelajaran untuk memberikan dorongan belajar peserta didik, (3) penggunaan media pembelajaran untuk membantu pengajaran, (4) peterkaitan materi media pembelajaran dengan materi lain.

Aspek kemanfaatan diukur menggunakan 8 butir instrumen dengan 4 pilihan jawaban. Skor maksimal sebesar 32, skor minimum 8,Mean ideal 20 dan simpangan baku ideal 4.

Tabel 14. Uji coba aspek kemanfaatan produk

Interval Kategori Frekuensi Persentase

26 – 32 Sangat layak 5 62,5 %

20 – 26 Layak 2 25 %

14 – 20 Kurang layak 1 12,5 %

8 – 12 Tidak layak 0 0 %

Berdasar data yang diolah, kategori sangat layak mendapat persentase 62,5%, kategori layak 25% dan kurang layak 12,5%.

b. Aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras

Aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras memiliki 5 indikator yaitu : (1) tingkat pemahaman perangkat lunak/ software pada media pembelajaran, (2) tingkat kemanfaatan media pembelajaran


(25)

dengan media pembelajaran lain, (3) tingkat kejelasan konstruksi media pembelajaran, (4) kualitas bahan dan komponen media pembelajaran, (5) tingkat kejelasan fungsi bagian-bagian media pembelajaran.

Aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras diukur dengan 10 butir instrumen yang gugur 2 butir sehingga butir yang dianalisis sebanyak 8. Skor maksimum 32, skor minimum 8, Mean ideal 20 dan simpangan baku ideal sebesar 4.

Tabel 15. Uji coba aspek rekayasa perangkat lunak dan perngkat keras produk

Interval Kategori Frekuensi Persentase

26 – 32 Sangat layak 4 50 %

20 – 26 Layak 3 37,5 %

14 – 20 Kurang layak 1 12,5 %

8 – 12 Tidak layak 0 0 %

Berdasar data yang diolah, kategori sangat layak mendapat persentase 50%, kategori layak 37,5% dan kurang layak 12,5%.

c. Aspek komunikasi visual

Aspek komunikasi visual memiliki 2 indikator yaitu: (1) kemenarikan kan media pembelajaran, (2) kesesuaian media pembelajaran dengan sasaran.

Aspek komunikasi visual diukur menggunakan 4 butir instrumen dengan 4 pilihan jawaban. Skor minimum 4, skor maksimum 16, mean ideal 10 dan simpangan baku ideal 2.


(26)

Tabel 16. Uji coba aspek komunikasi

Interval Kategori Frekuensi Persentase

13 – 16 Sangat layak 4 50 %

10 – 13 Layak 4 50 %

7 – 10 Kurang layak 0 0 %

4 – 7 Tidak layak 0 0 %

Berdasar data yang diolah, kategori sangat layak dan kategori layak keduanya memiliki presentase 50%.

d. Aspek relevansi materi

Aspek relevansi materi memiliki 6 indikator yaitu: (1)kesesuaian materi dengan silabus, (2) tingkat kompetensi, (3) kelengkapan materi yang terkandung pada media pembelajaran, (4) tingkat pemahaman materi yang terkandung pada media, (5) cakupan materi yang terkandung pada media, (6) tingkat kesesuaian kondisi antara peserta didik dengan media pembelajaran yang dibutuhkan.

Aspek relevansi materi diukur menggunakan 12 butir instrumen gugur 2 sehingga butir yang dianalisis sebanyak 10 butir. Skor minimum 10, skor maksimum 40, mean ideal 25 dan simpangan baku ideal 5. Tabel 17. Uji coba aspek relevansi materi

Interval Kategori Frekuensi Persentase

32,5 – 40 Sangat layak 3 37,5 %

25– 32,5 Layak 4 50 %

17,5 – 25 Kurang layak 1 12,5 %


(27)

Berdasar data yang diolah, kategori sangat layak memiliki presentase 37,5%, kategori layak memiliki presentase 50%, dan kategori kurang layak 12,5 %.

e. Aspek teknis media pembelajaran

Aspek tekis media pembelajaran memiliki 3 indikator yaitu: (1) kelengkapan komponen, (2) kualitas perancangan, (3) kelengkapan materi yang terkandung pada media pembelajaran kemudahan pengoperasian dan perawatan.

Aspek relevansi materi diukur menggunakan 6 butir instrumen dengan 4 pilihan jawaban. Skor minimum 6, skor maksimum 24, mean ideal 15 dan simpangan baku ideal 3.

Tabel 18. Uji coba aspek teknis media pembelajaran

Interval Kategori Frekuensi Persentase

19,5 – 24 Sangat layak 3 37,5 %

15– 19,5 Layak 4 50 %

10 – 15 Kurang layak 1 12,5 %

6 – 10 Tidak layak 0 0 %

Berdasar data yang diolah, kategori sangat layak memiliki presentase 37,5%, kategori layak memiliki presentase 50%, dan kategori kurang layak 12,5 %.

3. Analisis Uji Lapangan Operasional

Uji lapangan operasional diterapkan guna mengetahui peningkatan kompetensi peserta didik setelah dilaksanakan pembelajaran berbantu Trainer yang telah dibuat. Uji lapangan operasional dilaksanakan pada


(28)

perkuliahan praktikum robotika dengan jumlah peserta didik sebanyak 16. Peningkatan kompetensi diukur dengan pelaksanaanpretest danposttest. Tabel 19. Hasilpretestdanposttest

No Peserta didik Pretest Posttest

1 Peserta didik 1 35,00 50,00

2 Peserta didik 2 75,00 85,00

3 Peserta didik 3 45,00 60,00

4 Peserta didik 4 35,00 50,00

5 Peserta didik 5 25,00 80,00

6 Peserta didik 6 35,00 80,00

7 Peserta didik 7 75,00 85,00

8 Peserta didik 8 55,00 75,00

9 Peserta didik 9 65,00 75,00

10 Peserta didik 10 35,00 75,00

11 Peserta didik 11 25,00 60,00

12 Peserta didik 12 35,00 55,00

13 Peserta didik 13 35,00 70,00

14 Peserta didik 14 60,00 70,00

15 Peserta didik 15 45,00 90,00

16 Peserta didik 16 45,00 75,00

Rata – rata 45,31 70,94

Selisih 25,63

Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi dari data nilai pretest dan nilai posttest. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Microsoft excel. Data berupa nilai pretest danposttest diubah menjadi data interval seperti pada Tabel 20.

Tabel 20. Data interval nilaipretestdanposttest peserta didik

No Interval Nilai Pretest Posttest Kategori

F (%) f (%)

1 A = 90 - 100 0 0,0 1 6,3 Sangat baik

2 B = 80 - 89,99 0 0,0 4 25,0 Baik

3 C = 70 - 79,99 2 12,5 6 37,5 Cukup


(29)

5 E = 0 - 59,99 12 75,0 3 18,8 Sangat kurang

Jumlah 16 100,0 16 100,0

Perhitungan statistik deskriptif dari data berupa nilai prestes dan nilai posttesditunjukkan pada Tabel 21.

Tabel 21. Statistik deskriptif nilaipretestdanposttest peserta didik

No Statistik deskriptif Pretest Posttest

1 Mean 45,31 70,94

2 Median 40,00 75,00

3 Modus 35,00 75,00

4 Varian (s2

) 261,56 157,40

5 Standar deviasi 16,17 12,55

C. Pembahasan hasil penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja media pembelajaran, kelayakan media pembelajaran dan pencapaian kompetensi oleh peserta didik dengan bantuan media pembelajaran. Penilaian kelayakan diambil dari komponen materi dan media pembelajaran. Media pembelajaran dinyatakan layak apabila rerata kelayakannya mencapai kriteria Layak. Peningkatan kompetensi diukur menggunakan pretest dan posttest. Peningkatan kompetensi peserta didik dilihat dari pencapaian tingkat kelulusan peserta didik.

1. Pembahasan kelayakanTrainer

Indikator kelayakan terdiri dari beberapa aspek meliputi aspek kemanfaatan, aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras, aspek komunikasi visual, aspek relevansi materi dan aspek teknis media


(30)

pembelajaran. Berikut persebaran frekuensi berdasarkan masing-masing aspek.

Gambar 25. Diagram distribusi frekuensi kelayakan media

2. Pembahasan Uji Lapangan Operasional

Peningkatan hasil belajar peserta didik setelah dilakukan upaya pembelajaran dengan TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC adalah :

Tabel 22. Peningkatan hasil belajar peserta didik

No Kategori Pretest Posttest

1 A = 90 - 100 (Lulus) 0 1

2 B = 80 - 89,99 (Lulus) 0 4

3 C = 70 - 79,99 (Lulus) 2 6

4 D = 60 - 69,99 (Tidak lulus) 2 2

5 E = 0 - 59,99 (Tidak lulus) 12 3

62% 25% 13% 0% Kemanfaatan 37% 50% 13% 0% Relevansi materi

pembelajaran. Berikut persebaran frekuensi berdasarkan masing-masing aspek.

Gambar 25. Diagram distribusi frekuensi kelayakan media

2. Pembahasan Uji Lapangan Operasional

Peningkatan hasil belajar peserta didik setelah dilakukan upaya pembelajaran dengan TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC adalah :

Tabel 22. Peningkatan hasil belajar peserta didik

No Kategori Pretest Posttest

1 A = 90 - 100 (Lulus) 0 1

2 B = 80 - 89,99 (Lulus) 0 4

3 C = 70 - 79,99 (Lulus) 2 6

4 D = 60 - 69,99 (Tidak lulus) 2 2

5 E = 0 - 59,99 (Tidak lulus) 12 3

Kemanfaatan 50% 37% 13% 0% Rekayasa 50% Relevansi materi 37% 50%

13% 0% 0% Teknis

Sangat layak Layak

Kurang layak Tidak layak pembelajaran. Berikut persebaran frekuensi berdasarkan masing-masing aspek.

Gambar 25. Diagram distribusi frekuensi kelayakan media

2. Pembahasan Uji Lapangan Operasional

Peningkatan hasil belajar peserta didik setelah dilakukan upaya pembelajaran dengan TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC adalah :

Tabel 22. Peningkatan hasil belajar peserta didik

No Kategori Pretest Posttest

1 A = 90 - 100 (Lulus) 0 1

2 B = 80 - 89,99 (Lulus) 0 4

3 C = 70 - 79,99 (Lulus) 2 6

4 D = 60 - 69,99 (Tidak lulus) 2 2

5 E = 0 - 59,99 (Tidak lulus) 12 3

50% 50% 0% 0% Visual Sangat layak Layak Kurang layak Tidak layak


(31)

Jumlah peserta didik yang belajar

tuntas (nilai 70 ke atas) 2 11

Nilai rata-rata 45,31 70,94

Persentase kelulusan 12,5 68,75

Jumlah peserta didik 16 16

Gambar 26. Diagram peningkatan kelulusan peserta didik

Tabel 22 dan Gambar 26 menunjukan bahwa sebelum dilakukan pembelajaran menggunakan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC nilai rata-rata peserta didik adalah 45,31. Pembelajaran menggunakan media berupa Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC dapat meningkatkan prestasi peserta didik dengan nilai rata-rata menjadi 70,94. Hal ini berarti terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 25,63. Prosentase kelulusan sebelum menggunakan Trainer 12,5% meningkat menjadi 68,75% setelah dilaksanakan pembelajaran denganTrainer.

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Pretest Posttest

Tingkat Kelulusan


(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil unjuk kerja Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC sebagai media pembelajaran adalah: (1) posisi motor dapat dikendalikan dengan

tranducer rotary encoder maupun potensiometer, (2) kendali posisi motor dengan rotary encoder memiliki error yang lebih kecil dibanding menggunakan potensiometer, (3) kendali posisi motor dapat dikombinasikan dengan sistem kendali PID, (4) Konstanta proportional, integral dan derivative dapat diatur melalui software komputer yang dibangun dari Software MATLAB, (5) sistem respon dari motor dapat dipantau melalui komputer dalam bentuk grafik.

2. Tingkat kelayakan Trainer sistem kendali posisi motor sebagai media pembelajaran berdasarkan beberapa aspek. Berdasar aspek kemanfaatan media dinyatakan sangat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 62,5%. Berdasar aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras media dinyatakan sagat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 50%. Berdasar aspek komunikasi visual media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%. Pengujian menurut aspek relevansi materi, media dinyatakan layak dengan distribusi


(33)

frekuensi 50%. Terakhir dari aspek teknis media pembelajaran media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%.

3. Penggunaan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC mampu meningkatkan prosentase kelulusan peserta didik dari 12,5% menjadi 68,75%.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC sebagai media pembelajaran memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Uji lapangan operasional hanya dilaksanakan sekali.

2. Uji coba kelayakan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC dilaksanakan hanya melalui sebagian peserta didik Pendidikan Teknik Mekatronika.

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Produk dapat disempurnakan dalam pengembangan selanjutnya. Penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan masukan sebagai berikut.

1. Penggantian power supply dengan sistem switching agar Trainer lebih ringkas dan ringan.

2. Penambahan boxagarTrainermudah dipindahkan dan lebih terjaga. 3. Penambahan algoritma pemrograman untuk memanfaatkan rangkaian

interface(tombol dan LCD).

4. Produk dapat dikembangkan menjadi sistem kendali kecepatan dengan penambahan algoritma khusus.


(34)

D. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan saran untuk penelitian yang berkaitan dengan pengembangan

TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC sebagai berikut.

1. Trainer dapat diterapkan pada perkuliahan karena terbukti mampu meningkatkan kompetensi peserta didik.

2. Mengembangkan kemampuan-kemampuan lain pada Traineragar dapat digunakan untuk pembelajaran yang lain.

3. Mengembangkan media yang lebih aplikatif sebagai tindak lanjut dari praktikum sistem kendali posisi motor.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Prabhandita. (2012). Pengembangan Dan Implementasi Media Pembelajaran Trainer Kit Sensor Ultrasonik Pada Mata Diklat Praktik Sensor Dan Transduser Di Smk N 2 Depok Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Ardi Winoto. (2008).Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika. Azhar Arsyad (2013). Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Bakshi, U.A. & Bakshi, M.V. (2008).Modern ControlTheory. Pune: Technical Publication Pune.

Branch, M. Robert. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer

Brown, J.W., Lewis, R.B. & Harcleroad, F.F. (1977). Av Instruction Technology, Media, and Methods Fifth Ed.New York: McGraw-Hill Book Company. Cecep Kusnandi. (2013). Media Pembelajaran (edisi kedua). Bogor: Ghalia

Indonesia.

Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2007). Research methods in Education (sixth edition).New York: Routledge.

Dwyer, O. Aidan (2006).Handbook of Pi and PID Controller Tuning Rules (2nd edition). Singapore: Imperial College Press.

Griffiths, F. David. (2012). An Introduction to Matlab. Scotland: The University of Dundee.

Heri Andrianto. (2008).Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16. Bandung: Informatika.

Istanto Wahju Djatmiko. (2013). Pedoman Penyusunan Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Jamaludin Alhudda. (2010).Pengembangan dan Implementasi Media Pembelajaran Dot Matrik Berbasis Mikrokontroler Atmega32 SebagaiAlat bantu praktikum Pada Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri Di SMK N 2 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Khasan Muntaha (2009).Pengembangan Modul Proteksi Listrik Tegangan Menengah Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Proteksi


(36)

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Levine, S. Wiliam. (2010). Control System Fundamentals (Second edition). New York. CRC Press.

Muhamad Ali. (2004). Pembelajaran Perancangan Sistem Kontrol Pid Dengan Software Matlab.Jurnal Edukasi@Elektro. (Nomor 1 Tahun 2004). Hlm 1-8.

Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Ogata, Katsuhiko. (2002). Modern Control Engineering (Fourth edition). New Jersey: PrenticeHall.

Riyanto Sigit. (2007). Robotika, Sensor dan Aktuator (Persiapan Lomba Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia).Yogyakarta: Graha Ilmu.

Romi Satria Wahono. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diakses dari http://romisatriawahono.net/2006/06/21/ aspekdan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ pada tanggal 8 april 2014, jam 22.30 WIB.

Roni Setiawan. (2012). Pengembangan Robot Pendeteksi Objek Berdasarkan Warna Dengan Sensor Kamera sebagai Media Pembelajaran. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Roymond H. Simamora. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sahid. (2006).Panduan Praktis Matlab. Yogyakarta: Andi.

Septiawan Filtra Santosa (2012).Simulator Conveyor Belt Sebagai Media

Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 2 Depok. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Smaldino, E.S., Russel, D. James, Heinich, R &Molenda, M.(2005). Instructional Technology ada Media for Learning (eighth edition). New Jersey: Prentice Hall.

Soebiyantoro. (2006). Instrumentasi untuk Pengukuran Rekayasa, Depok: Universitas Gunadarma Press.

Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(37)

Suharsimi Arikunto. (2006).Proses Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan, Penddekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widodo Budiharto. (2011).Aneka Proyek Mikrokontroler, Panduan Utama untuk Riset / Tugas Akhir. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winarno & Deni Arifianto (2011).Bikin Robot Itu Gampang. Jakarta selatan : Kawan Pustaka.

Datasheet ATMEGA16

Datasheet Incremental Autonics Rotary encoder ES30 Datasheet M1632


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil unjuk kerja Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC sebagai media pembelajaran adalah: (1) posisi motor dapat dikendalikan dengan tranducer rotary encoder maupun potensiometer, (2) kendali posisi motor dengan rotary encoder memiliki error yang lebih kecil dibanding menggunakan potensiometer, (3) kendali posisi motor dapat dikombinasikan dengan sistem kendali PID, (4) Konstanta proportional, integral dan derivative dapat diatur melalui software komputer yang dibangun dari Software MATLAB, (5) sistem respon dari motor dapat dipantau melalui komputer dalam bentuk grafik.

2. Tingkat kelayakan Trainer sistem kendali posisi motor sebagai media pembelajaran berdasarkan beberapa aspek. Berdasar aspek kemanfaatan media dinyatakan sangat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 62,5%. Berdasar aspek rekayasa perangkat lunak dan perangkat keras media dinyatakan sagat layak dengan distribusi frekuensi sebesar 50%. Berdasar aspek komunikasi visual media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%. Pengujian menurut aspek relevansi materi, media dinyatakan layak dengan distribusi


(2)

69

frekuensi 50%. Terakhir dari aspek teknis media pembelajaran media dinyatakan layak dengan distribusi frekuensi 50%.

3. Penggunaan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC mampu meningkatkan prosentase kelulusan peserta didik dari 12,5% menjadi 68,75%.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC sebagai media pembelajaran memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Uji lapangan operasional hanya dilaksanakan sekali.

2. Uji coba kelayakan Trainer Sistem Kendali Posisi Motor DC dilaksanakan hanya melalui sebagian peserta didik Pendidikan Teknik Mekatronika.

C. Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Produk dapat disempurnakan dalam pengembangan selanjutnya. Penyempurnaan produk dapat dilakukan dengan masukan sebagai berikut.

1. Penggantian power supply dengan sistem switching agar Trainer lebih ringkas dan ringan.

2. Penambahan boxagarTrainermudah dipindahkan dan lebih terjaga. 3. Penambahan algoritma pemrograman untuk memanfaatkan rangkaian

interface(tombol dan LCD).

4. Produk dapat dikembangkan menjadi sistem kendali kecepatan dengan penambahan algoritma khusus.


(3)

D. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan saran untuk penelitian yang berkaitan dengan pengembangan TrainerSistem Kendali Posisi Motor DC sebagai berikut.

1. Trainer dapat diterapkan pada perkuliahan karena terbukti mampu meningkatkan kompetensi peserta didik.

2. Mengembangkan kemampuan-kemampuan lain pada Traineragar dapat digunakan untuk pembelajaran yang lain.

3. Mengembangkan media yang lebih aplikatif sebagai tindak lanjut dari praktikum sistem kendali posisi motor.


(4)

71

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Prabhandita. (2012). Pengembangan Dan Implementasi Media Pembelajaran Trainer Kit Sensor Ultrasonik Pada Mata Diklat Praktik Sensor Dan Transduser Di Smk N 2 Depok Sleman. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Ardi Winoto. (2008).Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan

Pemrogramannya dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung: Informatika. Azhar Arsyad (2013). Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Bakshi, U.A. & Bakshi, M.V. (2008).Modern ControlTheory. Pune: Technical Publication Pune.

Branch, M. Robert. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer

Brown, J.W., Lewis, R.B. & Harcleroad, F.F. (1977). Av Instruction Technology, Media, and Methods Fifth Ed.New York: McGraw-Hill Book Company. Cecep Kusnandi. (2013). Media Pembelajaran (edisi kedua). Bogor: Ghalia

Indonesia.

Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2007). Research methods in Education (sixth edition).New York: Routledge.

Dwyer, O. Aidan (2006).Handbook of Pi and PID Controller Tuning Rules (2nd edition). Singapore: Imperial College Press.

Griffiths, F. David. (2012). An Introduction to Matlab. Scotland: The University of Dundee.

Heri Andrianto. (2008).Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMEGA16. Bandung: Informatika.

Istanto Wahju Djatmiko. (2013). Pedoman Penyusunan Tugas Akhir Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Jamaludin Alhudda. (2010).Pengembangan dan Implementasi Media Pembelajaran Dot Matrik Berbasis Mikrokontroler Atmega32 SebagaiAlat bantu praktikum Pada Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri Di SMK N 2 Wonosari. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Khasan Muntaha (2009).Pengembangan Modul Proteksi Listrik Tegangan Menengah Sebagai Media Pembelajaran Mata Kuliah Sistem Proteksi


(5)

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Levine, S. Wiliam. (2010). Control System Fundamentals (Second edition). New York. CRC Press.

Muhamad Ali. (2004). Pembelajaran Perancangan Sistem Kontrol Pid Dengan Software Matlab.Jurnal Edukasi@Elektro. (Nomor 1 Tahun 2004). Hlm 1-8.

Nana Sudjana & Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Ogata, Katsuhiko. (2002). Modern Control Engineering (Fourth edition). New

Jersey: PrenticeHall.

Riyanto Sigit. (2007). Robotika, Sensor dan Aktuator (Persiapan Lomba Kontes Robot Indonesia dan Kontes Robot Cerdas Indonesia).Yogyakarta: Graha Ilmu.

Romi Satria Wahono. (2006). Aspek dan Kriteria Penilaian Media Pembelajaran. Diakses dari http://romisatriawahono.net/2006/06/21/ aspekdan-kriteria-penilaian-media-pembelajaran/ pada tanggal 8 april 2014, jam 22.30 WIB.

Roni Setiawan. (2012). Pengembangan Robot Pendeteksi Objek Berdasarkan Warna Dengan Sensor Kamera sebagai Media Pembelajaran. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Roymond H. Simamora. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sahid. (2006).Panduan Praktis Matlab. Yogyakarta: Andi.

Septiawan Filtra Santosa (2012).Simulator Conveyor Belt Sebagai Media

Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Kompetensi Kejuruan di SMK Negeri 2 Depok. Skripsi. Yogyakarta: FT UNY.

Smaldino, E.S., Russel, D. James, Heinich, R &Molenda, M.(2005). Instructional Technology ada Media for Learning (eighth edition). New Jersey: Prentice Hall.

Soebiyantoro. (2006). Instrumentasi untuk Pengukuran Rekayasa, Depok: Universitas Gunadarma Press.

Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(6)

73

Suharsimi Arikunto. (2006).Proses Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Pendidikan, Penddekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widodo Budiharto. (2011).Aneka Proyek Mikrokontroler, Panduan Utama untuk Riset / Tugas Akhir. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winarno & Deni Arifianto (2011).Bikin Robot Itu Gampang. Jakarta selatan : Kawan Pustaka.

Datasheet ATMEGA16

Datasheet Incremental Autonics Rotary encoder ES30 Datasheet M1632