Peningkatan keterampilan bercerita menggunakan media gambar seri siswa kelas III-B MI Ma'arif Pagerwojo.

(1)

PENINGKATAN MASA DEWASA NAB

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA SERI SISWA KELAS III

FAKULTAS TARBIY

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN A

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MATERI MASA DEWASA NABI MUHAMMAD SAW MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

WA KELAS III-B MI MA’ARIF PAGERWOJO

SKRIPSI

Oleh:

YUNITA PRASTIKA D97213125

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017

TA MATERI MATA PELAJARAN AAN ISLAM MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

B MI MA’ARIF PAGERWOJO


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

vi ABSTRAK

Yunita Prastika, Penelitian Tindakan Kelas, 2017, Peningkatan Keterampilan Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwoj. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, pembimbing (1) Drs. H. Munawir, M.Ag. dan pembimbing (2) Drs. Nadlir, M.Pd.I

Kata Kunci: Bercerita, Media Gambar Seri

Pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Ma’arif Pagerwojo menunjukkan bahwa tingkat kemampuan bercerita siswa tergolong kuraang, hanya 35% dari jumlah 30 siswa mencapai KKM yang ditentukan yakni 75. Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah:1) Bagaimana Penerapan Media Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW pada Mata Pelajaran SKI Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo? 2)III-Bagaimana Peningkatan Keterampilan III-Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Setelah Diterapkannya Media Gambar Seri pada Mata Pelajaran SKI Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SWA mata pelajaran SKI kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo dan untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita masa dewwasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata pelajaran SKI kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin. Penelitian ini dilaksanakan melalui 2 kali siklus dan dalam setiap siklus terdapat 4 tahap:1) Perencanaan, 2) Tindakan, 3) Pengamatan, dan 4) Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, observasi, non-tes (Performance), dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhamad SAW pada mata pelajaran SKI kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo dikategorikan baik. Hal ini didasarkan pada skor aktivitas guru di siklus I 68,47 (cukup) meningkat di siklus II 88,04 (baik), sedangkan aktivitas siswa mendapatkan skor 63,89 (kurang) menjadi 86,11 (baik). Selain itu hasil belajar pada siklus I mendapatkan skor 50% (gagal) dengan nilai rata-rata 70,17 (cukup) meningkat pada siklus II menjadi 86,67% (baik) dengan nilai rata-rata 84 (baik).


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN MOTTO ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR DIAGRAM ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tindakan yang Dipilih... 7

D. Tujuan penelitian... 8

E. Lingkup Penelitian ... 9

F. Manfaat penelitian... 10

BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Bercerita ... 13

1. Pengertian Keterampilan ... 13


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

3. Tujuan Bercerita ... 16

4. Manfaat Bercerita ... 18

B. Media gambar Seri ... 19

1. Pengertian Media Gambar Seri ... 19

2. Tujuan Media Gambar Seri ... 20

3. Langkah-langkah Media Gambar Seri... 20

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Seri... 21

C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 21

1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 21

2. Ruang Lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 24

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 25

4. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam... 27

BAB IIIPROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian... 30

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 34

1. Setting Penelitian... 34

2. Lokasi Penelitian ... 34

3. Waktu Penelitian ... 34

4. Karakteristik Subjek Penelitian ... 34

C. Variabel yang diteliti... 35

D. Rencana Tindakan ... 36

E. Data dan Teknik Pengumpulan ... 42

F. Teknik Analisis Data... 46

G. Indikator Kinerja ... 48

H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Persiklus ... 50


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

1. Siklus I... 50

2. Siklus II ... 62

B. Pembahasan ... 75

1. Tingkat keterampilan Bercerita Siswa pada Siklus I dan siklus II... 75

2. Aktifitas Guru dan Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan Siklus II... 77

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 84

RIWAYAT HIDUP... 85


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR TABEL

4.1 Nilai Keterampilan Bercerita Siklus I ... 54

4.2 Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 57

4.3 Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

4.4 Nilai Keterampilan Bercerita Siklus II... 67

4.5 Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 70


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv

DAFTAR GAMBAR


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xv

DAFTAR DIAGRAM

4.7 Diagram Rata-Rata Keterampilan Bercerita Siswa... 76 4.8 Diagram Presentase Nilai Ketuntasan Belajar Siswa... 77 4.7 Diagram Rata-Rata Aktivitas Guru dan Siswa... 78


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian Dari Sekolah Lampiran 3 : Profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Sukodono

Lampiran 4 : Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 5 : Hasil Validasi Instrumen Penilaian Siklus I

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Lampiran 8 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 9 : Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 10 : Hasil Validasi Instruen Penilaian Siklus II

Lampiran 11 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 10 : Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Lampiran 11 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 12 : Surat Tugas Bimbingan Skripsi


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xvii

DAFTAR RUMUS

3.1 Rumus Rata-Rata Keterampilan Berbicara ... 46 3.2 Rumus Persentase Ketuntasan Belajar ... 47 3.3 Rumus Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 47


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang diharuskan bagi sebuah negara, karena pendidikan membentuk suatu generasi yang layak untuk memajukan bangsa dan negara. Pendidikan juga merupakan alat atau sarana yang membentuk karakteristik seseorang melaui proses belajar mengajar. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (2), Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.1

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Demi mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran yang mampu

1

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 (Departemen Pendidikan Nasional:2004), 2

2

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 (Departemen Pendidikan Nasional:2004), 4


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

membuat siswa merasa nyaman dalam belajar, sehingga materi yang akan disampaikan menjadi lebih mudah untuk dipahami siswa.

Suatu pembelajaran menuntut seorang pengajar atau guru untuk lebih kreatif dan inovatif, sehingga akan menjadi guru yang profesional. Pada prinsipnya, menjadi seorang guru yang profesional tidak akan lepas dari empat elemen dasar kompetensi guru, yaitu kompetensi dalam bidang pedagogic, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian, dan tentu saja kompetensi profesional.3 Guru harus memahami setiap karakteristik siswa, karena akan mempermudah guru dalam menentukan cara mengajar siswa tersebut.

Dalam proses belajar mengajar mencakup beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa, keterampilan tersebut meliputi, keterampilan membaca, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara. Keterampilan bercerita merupakan penuturan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian yang disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain. Keterampilan bercerita termasuk dalam keterampilan berbicara, karena dalam bercerita, seorang siswa harus mampu berbicara dengan baik dan benar. Namun terkadang ada beberapa siswa yang keterampilan berceritanya belum dapat berkembang dengan baik, sehingga dibutuhkan suatu perlakuan tertentu agar

3

Imas Kurniasih, dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran, (Kata Pena, 2015), 8


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

dapat mengembangkan keterampilan bercerita. Salah satu mata pelajaran yang melibatkan keterampilan bercerita adalah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Mata pelajaran SKI adalah salah satu pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan jenjang pendidikan dasar (MI), pendidikan menengah (MTs) dan jenjang pendidikan atas (MA), serta jenjang perguruan tinggi yang didalamnya mengkaji tentang sejarah kenabian, peradaban masyarakat Jazirh Arab dan sekitarnya, dan peradaban zaman. Dan dalam mata pelajaran SKI terdapat suatu kompetensi yang mengharuskan siswa untuk bercerita dalam pembelajarannya. Sedangkan mata pelajaran SKI di MI memiliki ruang lingkup materi yang disesuaikan dengan daya pikir dan keterampilan siswa, diantaranya: Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Khulafaurrasyidin, kisah Nabi-Nabi sebelum Nabi Muhammad, dan sebagainya.

Materi sejarah masa dewasa Nabi Muhammad SAW, berisi tentang sebuah kisah ketika Nabi Muhammad beranjak dewasa. Sejarah masa dewasa Nabi termasuk dalam salah satu cakupan materi pada mata pelajaran di MI. Dalam materi tersebut diharuskan seorang guru dan juga siswa bercerita. Namun realitanya, ketika pembelajaran SKI berlangsung, mayoritas siswa dalam keterampilan bercerita kurang maksimal. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, yakni: siswa kurang memahami ceritanya, metode


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

guru dalam belajar kurang maksimal, pembelajaran yang kurang menarik, dan juga media buku yang tidak terdapat gambar yang menarik perhatian siswa.

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti di MI Ma’arif Pagerwojo khususnya kelas III-B memiliki keterampilan bercerita yang rendah. Dari hasil wawancara dengan guru kelas dari kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo, jumlah keseluruhan siswa kelas III-B adalah 30 anak dan terdapat 35% dari jumlah keseluruhan siswa yang telah mampu bercerita dengan baik, dan 65% dari jumlah keseluruhan belum mampu bercerita dengan baik.4 Dalam pembelajaran SKI di MI Ma’arif Pagerwojo memiliki KKM 75 dan terdapat sebagian anak yang mampu menuntaskan pembelajaran SKI dengan nilai diatas KKM. Sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran SKI tersebut maka pembelajaran yang berlangsung harus diperbaiki, sehingga siswa juga mampu menuntaskan pembelajaran SKI dengan nilai diatas KKM serta tidak perlu melakukan kegiatan remidial.

Penyebab terjadinya permasalahan pada mata pelajaran SKI di MI Ma’arif Pagerwojo dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang pertama yakni dari pengajarnya atau guru, guru kurang menarik dalam proses penyampaian materi didalam kelas, penyampaian materi dari guru hanya monoton menggunakan metode ceramah, selain itu guru juga kurang melatih siswa untuk mengolah keterampilan bercerita tentang materi yang ada dalam

4

Wawancara Nur Cholisah. CH, S. Ag, Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo, 3 Oktober 2016


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

SKI. Apabila siswa diminta untuk menceritakan materi yang telah disampaikan oleh guru, maka hanya sebagian siswa yang berani mengacungkan diri untuk bercerita, dan siswa yang lainnya hanya diam, dan ada beberapa juga yang berbicara sendiri tidak memperhatikan perintah dari guru. Siswa yang enggan untuk bercerita, memiliki mental yang kaku dan gugup, sehingga membuat mereka tidak dapat menunjukkan keterampilan bercerita yang dimilikinya. Faktor kedua yakni rasa semangat belajar siswa dalam pembelajaran SKI di MI Ma’arif Pagerwojo, kurangnya rasa semangat tersebut akibat kurangnya dorongan atau motivasi yang diberikan oleh guru maupun orang tua, sehingga membuat rasa bosan muncul ketika pembelajaran berlangsung. Faktor ketiga yakni kurangnya rasa percaya diri dan keberanian siswa. Kejadian itu menunjukkan bahwasanya pembelajaran yang berlangsung dalam kelas kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa merasa tidak nyaman, dan lebih nyaman untuk diam atau berbicara sendiri.

Pembelajaran yang terjadi seperti hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, harus dicarikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai. Sehingga tidak akan ada siswa yang hanya diam dan berbicara sendiri dengan temannya. Dengan begitu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuat media pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman serta menyenangkan. Media pembelajaran gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang tepat bagi permasalahan yang dialami siswa kelas III MI Ma’arif Pagerwojo Sidoarjo.


(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Media gambar seri dapat melatih keterampilan siswa dalam bercerita dengan baik dan benar, serta mempermudah siswa untuk memahami materi. Peneliti memilih media gambar seri, karena banyak penelitian yang relevan dengan permasalahan yang dialami oleh siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo yang menggunakan media pembelajaran tersebut, diantaranya yang telah dilakukan oleh Anis Mawati5, Alfiah6, dan Yuliana Kartini7.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya antara lain tempat atau sekolah penelitian, subyek dan kelas, mata pelajaran, hingga materi yang akan diteliti. Meskipun terdapat kesaamaan dengan penelitian terdahulu yakni sama-sama menggunakan media gambar seri, akan tetapi penelitian terdahulu lebih condong dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan penelitian ini ditekankan pada mata pelajaran SKI.

Dengan demikian diharapkan terdapat upaya untuk meningkatkan keterampilan bercerita dan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di MI Ma’arif Pagerwojo, maka perlu diadakan penelitian di MI Ma’arif Pagerwojo, khususnya kelas III-B dalam mata pelajaran Sejarah

5

Anis Mawati, Penggunaan Kartu Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan

Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN Menampu 03Kecamatan Gumuk Mas Kabupaten Jember, Skripsi tidak Diterbitkan, (Malang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2009).

6

Alfiah, Penggunaan Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Palangsari, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan, Skripsi tidak Diterbitkan, (Malang:Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang, 2010)

7

Yuliana Kartini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita Melalui Gambar Seri Pada Anak Kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013, Skripsi tidak Diterbitkan, (Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013)


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Kebudayaan Islam (SKI) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita Materi Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu permasalahan yang ditentukan berdasarkan fakta yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti mengambil beberapa rumusan masalah berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III MI Ma’arif Pagerwojo?

C. Tindakan Yang Dipilih

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yakni penelitian yang dilakukan untuk perubahan


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

perbaikan itu dilakukan di ruang kelas.8 Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan, sebagai berikut:

1. Mengamati dan menganalisis keterampilan siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo dalam bercerita, kemudian menyiapkan media dan materi yang sesuai.

2. Menerapkan media gambar seri dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam materi masa dewasa Nabi Muhammad. Media gambar seri dipilih karena media ini sesuai untuk mengembangkan keterampilan bercerita yang dimiliki setiap siswa.

3. Mengumpulkan data yang telah diperoleh untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita yang dimiliki oleh siswa.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai sesuatu yang dihasilkan dan dicapai oleh peneliti. Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan oleh peneliti, maka tujuan penelitian yang peneliti lakukan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo.

8

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 4


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

2. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo.

E. Lingkup Penelitian

Lingkup penelitian merupakan suatu pembatasan penelitian, supaya penelitian yang dilakukan tidak akan melebar kedalam topik yang lainnya. Lingkup penelitian dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Subyek penelitian ini hanya terbatas pada siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo Buduran Sidoarjo. Siswa kelas III-B berjumlah 30 siswa dengan 14 laki-laki dan 16 perempuan.

2. Penelitian ini difokuskan pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang menggunakan kurikulum 2013, dengan Kompetensi Inti (KI) ke-4 yakni menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman, dan berakhlak mulia, dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 yakni menceritakan masa dewasa Nabi Muhammad SAW.

3. Penelitian ini juga difokuskan untuk meningkatkan keterampilan bercerita dengan menggunakan media gambar seri.


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang sesuai dengan fokus penelitian, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis merupakan manfaat untuk memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang ada relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang diteliti. Dalam penelitian ini memiliki manfaat teoritis, yakni diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan, bahan pertimbangan, dan sumber referensi bagi penelitian selanjutnya yang meneliti tentang penerapan media gambar seri dalam proses belajar mengajar. Selain itu juga dapat di bandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki tema serta fokus pembahasan yang sama dengan penelitian ini. Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu hasil dari penelitian yang dilakukan dapat dijadikan gambaran untuk membentuk pembelajaran yang menarik, aktif dan kreatif dalam meningkatkan keterampilan bercerita.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis merupakan manfaat penelitian yang berguna bagi lingkungan yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini memiliki manfaat praktis bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian, sebagai berikut:


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

a. Bagi Siswa

 Siswa dapat menceritakan dengan baik tentang sesuatu yang pernah didengar atau dilihat melalui media gambar seri.

 Proses belajar mengajar lebih menyenangkan sehingga terbentuknya suasana belajar yang baik dan nyaman bagi siswa.

 Membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. b. Bagi Guru

 Guru mendapatkan media pembelajaran yang sesuai dengan siswa dalam hal bercerita, sehingga proses pembelajaran lebih menarik.

 Guru dapat membandingan pembelajan yang biasanya dilakukan dengan pembelajaran yang menggunakan media gambar seri, sehingga dapat memperbaiki pembelajaran yang selanjutnya menjadi lebih baik.

c. Bagi Sekolah

 Memotivasi sekolah untuk mendapatkan seorang pengajar yang berkualitas dan mampu menguasi media, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan siswa dan juga materi pelajaran.

 Sekolah terinspirasi untuk mengadakan pembinaan atau pelatihan terhadap pengajar supaya bisa melakukan pembelajaran yang menarik dan kreatif.


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

d. Bagi peneliti

 Memberikan ilmu dan pengalaman yang baru dalam hal menjadi pengajar atau guru yang profesional.

 Memberikan keterampilan dalam mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13 BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Bercerita

1. Pengertian Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan belajar yang berfokus pada pengalaman belajar melalui gerak yang dilakukan peserta didik. Kegiatan keterampilan terjadi jika peserta didik menerima stimulus kemudian merespons dengan menggunakan gerak9

2. Pengertian Bercerita

Bercerita merupakan keterampilan yang dimiliki oleh setiap orang, yang berhubungan dengan kegiatan berbicara. Dalam bercerita diperlukan kesiapan pikiran dan pengetahuan yang memadai, sehingga dalam bercerita tidak akan ada kendala. Ada beberapa bentuk tugas kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan bercerita pada siswa, yaitu bercerita berdasarkan gambar, wawancara, bercakap-cakap, berpidato, berdiskusi.10

Bercerita merupakan kehgiatan yang sering dilakukan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Burhan Nurgianto, bercerita merupakan salah satu bentuk tugas keterampilan berbicara yang bertujuan

9

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 8.

10

Burhan Nurgiyanto, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta:BPFE, 2001), 278


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

untuk mengungkapkan keterampilan berbicara yang bersifat pragmatis11. Ada dua unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata, kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki keterampilan berbicara yang baik.

Bercerita juga merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain.12 Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat pengertian-pengertian atau maknamakna menjadi jelas. Dengan bercerita, seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman yang diperolehnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bercerita adalah salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam ungkapan, sesuai dengan kejadian yang dialami, dirasakan, dilihat, dan dibaca.

Keterampilan bercerita memerlukan keterampilan yang memadai dan tentunya pengetahuan yang dimiliki. Dalam bercerita seseorang harus menguasai kosakata dengan baik dan benar, selain itu tata bahasa yang

11

Ibid, 289 12

Henry Guntur Tarigan, Berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Bebahasa. (Bandung:Angkasa, 1981), 35


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

digunakan dalam bercerita harus tepat dan jelas, sehingga ketika bercerita membuat orang yang mendengarnya menjadi mengerti dan paham akan cerita yang yang disampaikan. Ketepatan kata dan kalimat juga sangat diperlukan dalam bercerita, dan juga penguasaan cerita juga harus dilakukan. Karena apabila seseorang tidak menguasai verita dengan baik, maka cerita yang disampaikan tidak akan kronologis.

Selain itu dalam bercerita diperlukan kelancaran dalam menyampaikan kalimat per kalimat. Kelancaran dalam menyampaikan isi cerita akan menunjang pembicara dalam menyampaikan isi cerita secara runtut dan lancar sehingga penyimak/pendengar yang mendengarkan dapat antusias dan tertarik mendengarkan cerita.

Menurut Yeti Mulyati, bercerita merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan, dan buah pikiran. Ide, gagasan, dan pikiran seorang pembicara memiliki hikmah atau dapat dimanfaaatkan oleh penyimak/pendengar, misalnya seorang guru berbicara dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sehingga ilmu tersebut dapat dipraktikkan dan dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.13

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan bercerita seseorang harus mampu memperhatikan tatabahasa yang digunakan termasuk ketepatan kata dan

13


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

kalimat. Selain itu perlu diperhatikan kelancaran dalam penyampaian kalimat dalam cerita.

3. Tujuan Bercerita

Bercerita memiliki tujuan dasar layaknya berbicara. Tujuan dasar dalam bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan menyampaikan informasi tertentu kepada orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Burhan Nurgianto, yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain. Kegiatan bercerita memiliki tujuan umum yaitu sebagai berikut:14

a. Memberitahukan dan melaporkan (to inform) b. Menjamu dan menghibur (to entertain)

c. Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade). Menurut Mudini dan Salamat Purba menjelaskan tujuan bercerita, sebagai berikut:15

a. Mendorong atau menstimulasi, maksud dari mendorong atau menstimulasi yaitu apabila pembicara berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan inpirasi atau membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya, ketika guru bercerita didalam kelas tentang semangat untuk belajar yang mengakibatkan hasil belajarnya menjadi lebih baik, maka

14

Henry Guntur Tarigan, berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Bebahasa, (Bandung:Angkasa, 1981), 17

15


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

siswa akan terdorong untuk lebih semangat ketika belajar agar memperoleh hasil belajar yang baik.

b. Meyakinkan, maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yang paling penting dalam meyakinkan adalah argumentasi. Untuk itu, diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat memperkuat argumentasi untuk meyakinkan pendengar. c. Menggerakkan, maksud dari menggerakkan apabla pembicara

menghendaki adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.

d. Menginformasikan, maksud dari menginformasikan yaitu apabila pembicara ingin memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.

e. Menghibur, maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara bermaksud menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya.


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiataan bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara melaporkan, membujuk, mengajak, meyakinkan dan tentunya menghibur pendengar

4. Manfaat Bercerita

Menurut Tadkiroatun Musfiroh ditinjau dari beberapa aspek, menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:16

a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi c. Memacu keterampilan verbal anak

d. Merangsang minat menulis anak e. Membuka cakrawala pengetahuan anak

Bercerita juga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman yang bisa jadi merupakan hal baru baginya.17Berdasarkan penjelasan dari para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa bercerita memiliki manfaat yang baik bagi anak, yakni dapat menyalurkan daya imajinasi yang mereka miliki dan tentunya dapat menambah pengetahuan.

16

Tadkirotun Musfiroh, Bercerita untuk Anak Usia Dini, (Jakarta:Depdiknas), 95 17

Bachtiar S. Bachri, Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik & Prosedurnya, (Jakarta:Depdikbud), 11


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

B. Media Gambar Seri

1. Pengertian Media Gambar Seri

Media merupakan perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya.18 Jenis media sangat beragam, salah satunya adalah media visual. Media visual dapat memperlancar memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.19Media gambar merupakan salah satu dalam media visual.

Dalam media gambar terdapat banyak jenisnya, salah satunya adalah media gambar seri. Media Gambar seri diambil dari kata gambar dan seri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar adalah tiruan benda, orang atau pandangan yang dihasilkan pada permukaan yang rata. Sedangkan seri adalah rangkaian yang berturut-turut baik itu cerita, buku, peristiwa, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media gambar seri merupakan media pembelajaran yang berupa gambar datar yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dalam bentuk cerita tersusun.

18

Wina Sanjaya, Media komunikasi Pembelajaran, (Jakarta:Kencana Prenada Group, 2014), 57

19


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

2. Tujuan Media Gambar Seri

Media gambar seri termasuk dalam media visual gambar. Media visual gambar memiliki tujuan utama yaitu mevisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.20 Sehingga dapat disimpulkan tujuan dari media gambar seri meliputi:

a. Membantu siswa untuk memahami konsep atau materi yang diajarkan oleh pengajar.

b. Memudahkan interaksi antara pengajar dan siswa. c. Membuat pembelajaran lebi menarik dan efisien.

d. Mempermudah siswa untuk mengasah keterampilan bercerita.

3. Langkah-Langkah Media Gambar Seri

Dalam penggunaan media gambar seri, langkah-langkah yang digunakan antara lain:

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kepada siswa.

b. Guru menyampaikan pengantar pembelajaran (berupa motivasi, apersepsi, atau bernyanyi yang berhubungan dengan materi).

c. Guru memperkenalkan media gambar seri kepada siswa, agar siswa memahami media pembelajaran yang digunakan.

d. Guru menjelaskan materi yang dipelajari kepada siswa dengan menggunakan media gambar seri.

20


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

e. Siswa ditunjuk satu per satu secara bergantian untuk maju dan menjelaskan materi menggunakan media gambar seri.

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Seri

Dalam suatu media atau model pembelajaran akan memiliki kelebihan dan kekurangan, jadi kelebihan dan kekurangan media gambar seri sebagai berikut:

a. Kelebihan gamabar seri

1) Guru dapat mengetahui kemapuan yang dimiliki masing-masing siswa.

2) Membantu guru menjadi kreatif dan inovatif. 3) Membantu siswa berfikir secara sistematis.

4) Membuat pembelajaran menjadi lebih aktif, karena setiap siswa berhak untuk maju didepan kelas dan berbicara dengan menjelaskan materi.

b. Kekurangan gambar seri

1) Memakan waktu yang lama dalam penggunaannya.

2) Guru harus memiliki keterampilan menguasi kelas, karena media ini rentan terjadinya kegaduhan dikelas.

C. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Pembelajaran yang berlangsung didalam kelas terjadi dikarenakan adanya siswa, guru, dan juga pelajaran yang akan dibahas. Pelajaran yang


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

diajarkan dalam kelas sangat beragam, akan tetapi sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan, maka dikhususkan hanya untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

Kata sejarah dalam bahasa Arab, Tarikh atau History (inggris), adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa.21 Sejarah merupakan seni yang berkaitan dengan serangkaian anekdot yang berbentuk kronologi peristiwa. Secara hakikat, sejarah mengandung pemeikiran, penelitian, dan alasan detil tentang perwujudan masyarakat dan dasar-dasarnya, sekaligus ilmu yang mendalam tentang karakter berbagai peristiwa, karena itu sejarah adalah ilmu yang orisinil tentang hikmah dan layak untuk dihitung sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mengandung kebijaksanaan atau filsafat.22 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.

Dalam Oxford Advanced Learners’s Dictionary of Current English

iuraikan bahwa kata kebudayaan semakna dengan culture, sehingga kebudayaan berarti pembangunan yang didasarkan pada kekuatan manusia, baik pembangunan jiwa, pikiran, dan semangat melalui latihan dan pengalaman, bukti nyata pembangunan intelektual, seperti seni dan

21

Dedi Supriyadi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2008), 13 22


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

pengetahuan, atau perkembangan intelektual diantara budaya orang.23 Selain itu kebudayaan juga mencakup tentang kepercayaan institusi sosial, seperti karakteristik masyarakat, suku dan sebagainya.

Dalam bahasa Arab kebudayaan sama dengan al-Tsaqafah.

Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:24

1. Wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya.

2. Wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya.

Berdasarkan pengertian sejarah dan kebudayaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah suatu peristiwa atau kejadian yang membahas tentang pengetahuan masa lampau yang berisi tentang tradisi, karakteristik, suku dan budaya dalam agama Islam. Jadi pembelajaran SKI merupakan suatu kegiatan belajar mengajar tentang peristiwa atau kejadian yang membahas tradisi, karakteristik, suku, dan budaya dalam agama Islam yang terjadi pada masa lampau. Pembelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang menjelaskan seluruh sejarah tentang Islam, mulai pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Nabi-Nabi yang

23

Dedi Supriyadi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2008), 16 24


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

lainnya hingga peradaban Islam di saat ini. Pelajaran ini mulai ada pada kelas III.

Dalam mengajarakan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), seorang guru tentunya harus benar-benar memahami dan menguasai materi tersebut, karena pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menuntut guru untuk berceramah. Apabila seorang guru dalam menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dengan berceramah secara terus-menerus maka pembelajaran yang terjadi akan membuat siswa menjadi jenuh dan tidak ada semangat belajar. Dalam hal ini guru dituntun harus kreatif dalam mengajar serta guru harus menggunakan metode atau media atau strategi dalam mengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), sehingga ceramah yang diberikan guru tidak menjadi membosankan.

2. Ruang Lingkup Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Ruang Lingkup merupakan cakupan yang ada dalam suatu hal tertentu, atau dapat diartikan sebagai batasan dalam suatu hal tertentu. Sedangkan ruang lingkup pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah batasan materi yang ada dalam pembelajaran SKI. Dalam penelitian ini, difokuskan untuk meneliti pembelajaran SKI yang ada di


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Madrasah Ibtidaiyah (MI), sehingga yang akan dibahas yakni Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:25 a. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan

Nabi Muhammad SAW.

b. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

c. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhammad SAW, peristiwa Fathu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW.

d. Peristiwa-peristiwa pada masa khulafaurrasyidin. e. Sejarah perjuangan Wali Sanga.

3. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Tujuan merupakan suatu hal yang harus dicapai setelah melakukan perbuatan tertentu. Sedangkan tujuan pembelajaran SKI merupakan suatu pembelajaran yang harus dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar mengajar pelajaran SKI. Dalam penelitian ini difokuskan untuk pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyah (MI), jadi dalam pembahasan ini yang akan dibahas mengenai tujuan pembelajaran SKI yang ada di MI.

25

Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013, 42


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar siswa memiliki keterampilan-keterampilan sebagai berikut26:

a. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran siswa tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan

c. Melatih daya kritis siswa untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan siswa terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. e. Mengembangkan keterampilan siswa dalam mengambil ibrah dari

peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya,

26


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

4. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Materi merupakan isi dalam pembelajaran, sedangkan materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan isi pembelajaran SKI yang disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW.

Kisah masa dewasa Nabi Muhammad diawali dengan usia Nabi Muhammad yang mulai menginjak 25 tahun. Pada saat itu Nabi Muhammad telah menjadi pedagang yang handal, beliau memiliki sifat yang tekun, ramah, jujur dan murah senyum dengan pembeli. Nabi Muhammad tidak pernah membohongi pembeli, apabila terdapat barang yang cacat maka Nabi menunjukkan kecacatannya, apabila terdapat barang yang murah maka Nabi tidak menjual dengan harga yang mahal. Banyak pembeli yang senang dengan cara berdagang Nabi, bahkan barang dagangan Nabi selalu habis terjual semuanya.

Pada suatu waktu, terdapat saudagar kaya yang bernama Siti Khadijah, beliau mengajak Nabi Muhammad untuk bekerja kepadanya dengan menjual barang-barang dagangan ke Syam. Nabi Muhammad berangkat berdagang ditemani oleh Maisyarah. Ketika sepulang dari Syam, Maisyarah menceritaakan semua tata cara perdagangan yang


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

dilakukan oleh Nabi Muhammad. Mendengar cerita tersebut, maka Khadijah mulai tertarik dengan Nabi Muhammad dan mengutus Nufaishah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah27.

Ketika utusan Khadijah datang menemui paman Nabi Abu Thalib, maka Abu Thalib berunding dengan istrinya, Fatimah Binti Asad. Maka Abu Thalib dan Nabi Muhammad menyetujui permintaan Khadijah. Nabi Muhammad dan Khadijah akhirnya menikah dengan mas kawin 20 ekor unta muda. Pada saat menikah usia Nabi Muhammad 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Dalam pernikahan mereka dianugerahi 6 putra putri, yakni Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki wafat waktu masih kecil.

Pada usia 35 tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir besar hingga ke Baitul Haram. Dengan kejadian itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka’bah. Ketika pembangunan sampai dibagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan Hajar Aswad ditempat semula. Perselisihan tersebut sampai lima hari tanpa adanya keputusan, bahkan hampir terjadinya pertumpahan darah. Akhirnya Abu Umayyah

27

Muhammad Anwar, Sejarah Kebudayaan Islam,Buku Online Siswa Kelas 3 K-13,2016, diakses melalui http://www.bukupaket.com/2016/10/materi-pelajaran-ski-kelas-3-misd.html, pada tanggal 7 November 2016 pukul 20.00 WIB


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

mengusulkan jalan keluar, barang siapa yang pertama kali memasuki pintu masjid maka dia akan meletakkan Hajar Aswad ditempat semula.

Dengan izin Allah ternyata yang melewati pintu tersebut adalah Nabi Muhammad. Dan semua orang sepakat bahwa Nabi Muhammad akan meletakkan Hajar Aswad ketempatnya. Dengan sifat kebijaksanan yang Beliau miliki, Nabi meminta sehelai selendang dan meminta agar pemuka kabilah memegang setiap ujung selendang tersebut serta bersama-sama mengangkat Hajar Aswad, dan setelah dekat dengan tempat Hajar Aswad, maka Nabi Muhammad yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya. Sehigga dari kejadian tersebut Nabi diberi gelar Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Kehidupan di Makkah tidak berubah mulai dari kelahiraan Nabi Muhammad hingga Beliau beranjak dewasa oraang-orang Makkah pada umumya banyak yang melakkan maksiat, seperti berjudi, minum-minuman keras dan juga berzina. Dengan melihat keadaan Makkah yang seperti itu, Nabi Muhammad bertafakkur di gua Hiro untuk menenangkan diri. Dan ketika Beliau di Gua Hiro, datanglah malaikat Jibril atas perintah Allah SWT memberikan wahyu pertama yakni surah Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad. Dengan kejadian tersebut maka Nabi dipilih dan diangkat oleh Allah menjadi Rasul yang terakhir untuk menyebarkan kebenaran pada umat Islam.


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian

Metode penelitian memiliki makna dengan teknik penelitian, yakni merupakan cara peneliti untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas28. Dalam penelitian tindakan kelas, guru beserta siswa ikut berperanserta dalam kegiatan penelitian. Dengan adanya penelitian tindakan kelas, maka guru dapat mengetahui keadaan yang ada di dalam kelas, sehingga guru bisa memperbaiki keadaan didalam kelas apabila keadaannya kurang mendukung pembelajaran yang dilakukan didalam kelas.

Dari namanya telah menunjukkan isi yang terkandung yakni penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan didalam kelas. Berdasarkan namanya, terdapat tiga kata yang membentuk pengertian tersebut:29

28

Basrowi, dan Suwardi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), 25

29


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

1. Penelitian, menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, menunjukkan pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan yang menggunaan cara tertentu untuk melakukan sebuah rangkaian siklus yang dilakukan kepada sekelompok siswa dan kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan didalam kelas, namun dimana saja tempatnya, yang terpenting ada sekelompok anak yang sedang belajar.

Penelitian tindakan kelas memiliki tujuan tertentu, yakni untuk meningkatkan kualitas praktik pembelajaran disekolah, untuk meningkatkan relevansi pendidikan, untuk meningkatkan mutu pendidikan dan untuk


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan.30 Penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan pola kolaboratif (bekerjasama), yakni peneliti menjadikan guru sebagai mitra kerja dalam penelitian. Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa model tertentu, dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model dari Kurt Lewin. Kurt Lewin. Model Kurt Lewinadalah berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak hanya sekali namun berulang. Model tersebut, merupakan model yang menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai model action research, terutama

Classroom Action Research. Kurt Lewin.Kurt Lewin menjelaskan bahwa ada 4 hal yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.31 Siklus dalam model Kurt Lewin sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus PTK Kurt Lewin

30

Basrowi, dan Suwardi, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2008), 52

31

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 49


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

1. Perencanaan tindakan (planning), dalam tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu peneliti dalam merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung dan juga menyusun perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi pra penelitian/ refleksi awal maupun siklus sebelumnya.

2. Pelaksanaan tindakan (acting) adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rancangan yang telah dibuat. Dalam tahap ini, melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direncanakan mulai dari kegiatan awal, inti, hingga penutup sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 3. Observasi/pengamatan (observing) adalah kegiatan pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat. Kegiatan pelaksanaan dan observasi tidak dapat dipisahkan, karena ketika pelaksanaan berlangsung maka harus dilakukan observasi pada saat tersebut. Oleh karena itu, kolaborator dan observer saling bekerja sama dalam tahap ini untuk melakukan pembelajaran dan pengamatan menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan.

4. Refleksi (reflecting) adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah melakukan tindakan dan memperoleh hasilnya, setelah itu demi mencapai keberhasilan penelitian, maka dapat dilakukan siklus selanjutnya.


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model kolaboratif. Model kolaboratif merupakan model yang melibatkan beberapa pihak, dan dalam penelitian ini bukan hanya peneliti yang berperan, tetapi juga guru kelas III mata pelajaran SKI yakni Bu Nur Cholisa (Bu Lisa).

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Ma’arif Pagerwojo Buduran Sidoarjo, yang beralamat di Jl. K.H. Ali Mas’ud Pagerwojo Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat semester genap atau semester dua, dikarenkan dalam penelitian ini menggunakan materi SKI semester genap atau semester dua. Waktu pelaksanaan penelitian melalui 2 tahap, yakni siklus I pada tanggal 7 Januari 2017 dan siklus II pada tanggal 14 Januari 2017.

4. Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan fokus pada kelas III-B, yang jumlah siswanya terdiri dari 30 siswa, dengan 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Sekolah MI Ma’arif Pagerwojo lingkungan masyarakatnya adalah masyarakat menengah kebawah, rata-rata latar


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

belakang sosial ekonomi dari wali murid di sekolah tersebut adalah PNS dan wiraswasta. Keterampilan akademik yang dimiliki oleh siswa di sekolah tersebut adalah sedang, karena keterampilan yang dimiliki siswa belum sepenuhnya terolah dengan baik.

Dalam pembelajaran SKI, MI Ma’arif menggunakan Kurikulum 2013 dengan dengan Kompetensi Inti (KI) ke-4 yakni menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman, dan berakhlak mulia, sedangkan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 yakni menceritakan masa dewasa Nabi Muhammad SAW. Dan obyek yang diteliti adalah keterampilan bercerita yang masih rendah, sehingga akan ditingkatkan melalui media gambar seri.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel sama dengan obyek penelitian, jadi variabel merupakan hal yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Variabel yang diselidiki merupakan sasaran dalam penelitian yang dilakukan. Variabel merupakan hal yang akan diteliti oleh peneliti dan akan dijadikan fokus utama dalam penelitian. Variabel terdiri dari tiga hal, sebagai berikut:

1. Variabel Input

Dalam penelitian ini, variabel input adalah siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo Tahun Pelajaran 2016-2017


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

2. Variabel Proses

Dalam penelitian ini, variabel proses adalah penggunaan media gambar seri pada materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) pada semester genap atau semester dua tahun ajaran 2016-2017.

3. Variabel Output

Dalam penelitian ini, variabel output adalah peningkatan keterampilan bercerita.

D. Rencana Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kurt Lewin, sehingga di dalam penelitian ini akan dilakukan siklus I dan siklus II. Siklus II dilakukan apabila dalam siklus I hasilnya belum mencapai standart sehingga harus dilakukan siklus II untuk meningkatkan hasilnya. Dalam setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yang harus dilakuakan, sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan semua hal yang berkaitan dengan penelitian. Penelitian ini menggunakan media gambar seri, jadi peneliti menyiapkan gambar seri yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Selain media gambar seri yang disiapkan, peneliti juga menyiapkan RPP yang sesuai dengan pembelajaran yang akan


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

berlangsung, serta menyiapkan instrumen observasi yang lainnya, seperti lembar observasi guru, lembar observasi siswa, serta tentunya menyiapkan materi yang akan diajarkan.

b. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap ini, pembelajaran yang berlangsung nantinya akan disesuaikan dengan RPP yang dibuat oleh peneliti dan pembelajaran yang berlangsung menggunakan media gambar seri. Kegiatan pelaksanaan dilakukan sebagai berikut:

a) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siap memulai pembelajaran.

b) Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman siswa atau pelajaran sebelumnya.

c) Guru memperkenalkan media gambar seri pada siswa.

d) Guru melakukan umpan balik seperti dalam RPP, yakni guru melakukan kegiatan awal, kemudian kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga memberikan motivasi serta apersepsi. Dalam kegiatan inti guru menggunakan media gambar seri untuk bercerita kisah masa dewasa Nabi Muhammad, kemudian siswa ditunjuk satu per satu untuk


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

menceritakan kisah masa dewasa Nabi Muhammad didepan kelas dengan batas waktu tertentu. Sedangkan pada kegiatan akhir guru melakukan kesimpulan pembelajaran.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini, peneliti harus mengamati apa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, beberapa hal yang akan diamati pada siklus pertama sebagai berikut:

a) Mengamati Kinerja guru dalam memberikan pembelajaran (dilakukan oleh observer). Aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari hasil penilaian dari observer melalui lembar penilaian kinerja guru.

b) Mengamati Aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh observer). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa.

c) Memantau keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan media gambar seri untuk peningkatan keterampilan bercerita anak, guru bersama peneliti yang mengamati secara langsung.

Sedangkan apabila hasil yang dicapai kurang maksimal, maka dilakukan siklus kedua.


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Pada tahap ini peneliti akan mengakumulasikan seluruh hasil penelitian dari hasil observasi, wawancara dan performance siswa dalam bercerita menggunakan gambar seri. Dan dalam tahap ini juga mengumpulkan seluruh informasi yang telah diperoleh untuk dikaitkan dengan data yang diperoleh dan membuat kesimpulan yang sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan. Tahap refleksi dapat menunjukkan hasil penelitaian secara keseluruhan, sehingga nantinya dapat ditentukan untuk melakukan siklus kedua atau cukup hanya melakukan siklus pertama saja

2. Siklus II

Dalam siklus II juga terdapat empat tahapan seperti siklus yang pertama, yakni terdapat tahap perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi. Semua tahapan yang dilakukan pada siklus II disamakan dengan siklus I. Namun terdapat perbedaan dalam proses pelaksanaanya, pelaksanaan siklus II sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti akan memperbaiki beberapa instrumen penelitian, yakni memeperbaiki kekurangan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I. Selain itu memperbaiki lembar observasi guru dan siswa yang disesuaikan dengan RPP dan pelaksanaan pembelajaran dikelas. Menyiapkan


(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

instrumen penilaian non-tes dan media gambar seri, serta tentunya menyiapkan materi yang akan diajarkan.

b. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap ini, disesuaikan dengan RPP yang dibuat oleh peneliti dan pembelajaran yang berlangsung menggunakan media gambar seri. Kegiatan pelaksanaan dilakukan sebagai berikut:

a) Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa, agar siap memulai pembelajaran.

b) Guru melakukan apersepsi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman siswa atau pelajaran sebelumnya.

c) Guru memperkenalkan media gambar seri pada siswa.

d) Guru melakukan umpan balik seperti dalam RPP, yakni guru melakukan kegiatan awal, kemudian kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi), dan kegiatan akhir. Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam, menanyakan kabar, menyampaikan tujuan pembelajaran dan juga memberikan motivasi serta apersepsi. Dalam kegiatan inti guru menggunakan media gambar seri untuk bercerita kisah masa dewasa Nabi Muhammad, namun berbeda dengan siklus I, siswa diminta untuk berkelompok dalam mengurutkan gambar seri yang acak, dan setiap kelompok maju didepan kelas untuk bercerita secara estafet.


(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

Sedangkan pada kegiatan akhir guru melakukan kesimpulan pembelajaran.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini, hal yang dilakukan peneliti sama dengan siklus I, peneliti harus mengamati apa yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung, beberapa hal yang akan diamati pada siklus pertama sebagai berikut:

a) Mengamati kinerja guru dalam memberikan pembelajaran (dilakukan oleh observer). Aktivitas guru dalam pembelajaran diperoleh dari hasil penilaian dari observer melalui lembar penilaian kinerja guru.

b) Mengamati aktivitas siswa saat pembelajaran (dilakukan oleh observer). Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar penilaian aktivitas siswa.

c) Memantau keterampilan siswa dalam melaksanakan kegiatan bercerita dengan menggunakan media gambar seri untuk peningkatan keterampilan bercerita anak, guru bersama peneliti yang mengamati secara langsung.

d. Tahap refleksi

Pada tahap ini peneliti mengakumulasikan data-data yang diperoleh dari siklus II, sehingga dapat diketahui perbedaan hasil dari siklus I


(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

dan II, serta dapat diketahui terdapat peningkatan atau penurunan dari siklus I dan siklus II.

E. Data dan Teknik Pengumpulannya 1. Data

Data adalah merupakan kumpulan fakta yang diperoleh melalui keterangan seseorang yang dijadikan responden atau melalui dokumen-dokumen dalam bentuk gambar, statistik dan lainnya. Dalam penelitian ini, data yang diperlukan ada dua macam, yaitu :

a. Data Kualitatif

Data kualitatif berhubungan dengan karakteristik yang berupa kata-kata. Adapun yang termasuk dalam data kualitatif pada penelitian ini berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa kelas III MI Ma’arif Pagerwojo.

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka. Adapun yang termasuk dalam data kuantatif pada penelitian ini, adalah:

1) Data siswa kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo, yang terdiri dari jumlah siswa dan daftar nilai mata pelajaran SKI

2) Hasil pengamatan peningkatan keterampilan bercerita siswa kelas III MI Ma’arif Pagerwojo

2. Teknik Pengumpulan Data


(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

Observasi juga merupakan teknik dalam pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.32 Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang terdapat lingkungan sekitar.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan adalah observasi terbuka. Observasi terbuka yaitu apabila pengamat atau obsever melakukan pengamatan dengan mengambil kertas, pensil, kemudian mencatat segala sesuatu yang terjadi di kelas.33 Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi tentang aktivitas guru dikelas dan juga aktivitas siswa dikelas, selain itu juga untuk mengamati keterampilan bercerita yang dimiliki oleh siswa kelas III MI Ma’arif Pagerwojo.

32

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 86

33

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 110


(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

b. Wawancara

Wawancara atau interview dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu.34 Dengan melakukan wawancara maka akan didapatkan hasil yang dapat dicatat dan nantinya data yang diperoleh dapat dikaitkan dengan hasil data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang lainnya. Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang sudah disiapkan terlebih dahulu, akan tetapi memberikan kelwluasaan untuk menerangkan agak panjang mungkin tidak langsung ke fokus pertanyaan/bahasan, atau mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara.35

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan guru. Wawancara dengan guru dilakukan sebelum melakukan penelitian, untuk mengetahui permasalahan yang ada dikelas dan untuk mengetahui kondisi nyata yang ada di sekolah. Sedangkan wawancara yang kedua yakni pasca siklus I, wawancara tersebut masih tetap dengan guru, wawancara tersebut membahas tentang pelaksanaan

34

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2011), 96

35

Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2012), 119


(1)

diagram yang menggambarkan siswa pada kelas

Sidoarjo.

Rata-Rata Aktivitas Gu

0 20 40 60 80 100

Aktivitas Guru

yang menggambarkan hasil dari rata-rata aktivitas guru pada kelas III-B mata pelajaran SKI MI Ma’arif Pagerwojo,

Gambar Diagram 4.9

Rata Aktivitas Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I

Siklus II

Aktivitas Guru Aktivitas siswa 68,47 63,89

88,04 86,11

Siklus I Siklus II

78

aktivitas guru dan Ma’arif Pagerwojo,


(2)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

79 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas tentang “Peningkatan Keterampilan Bercerita Materi Masa dewasaNabi Muhammad SAW Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Menggunakan Media Gambar Seri Siswa Kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo”, maka peneliti membuat kesimpulan yang disesuaiakan dengan rumusan masalah yang telah dibuat, sebagai berikut:

1. Bahwa penerapan media gambar seri untuk meningkatkan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif Pagerwojo dilaksanakan dengan baik. Guru dapat melaksanakan pembelajaran tersebut sesuai dengan rencanan yang telah dipersiapkan. Adapun hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I 68,47 (cukup) dan siklus II meningkat menjadi 88,04 (baik). Ketercapaian tersebut ditunjang dengan aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 63,89 (kurang) dan pada siklus II meningkat menjadi 86, 11 (baik).

2. Bahwa ada peningkatan keterampilan bercerita materi masa dewasa Nabi Muhammad SAW setelah diterapkannya media gambar seri pada mata


(3)

80

Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kelas III-B MI Ma’arif Pagerwo. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai keterampilan bercerita siswa pada siklus I sebesar 70,17 (cukup) dan meningkat pada siklus II menjadi 84 (baik). Selain itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 50% (gagal) menjadi 86,67% (baik) pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Sekolah

Diharapkan pihak sekolah memberikan fasilitas yang lebih baik pada guru dalam pembelajaran sehingga fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan guru sebagai media untuk menunjang proses pembelajaran yang berlangsung didalam kelas menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya lebih kerja keras dalam membangun semangat belajar siswa dan menggali keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh siswa, serta menumbuhkan rasa percaya diri dengan merubah pola pembelajaran yang awalnya hanya ceramah atau penugasan menjadi menggunakan media pembelajaran atau metode pembelajaran yang inovasi dan kreatif, sehingga siswa belajar dikelas dengan nyaman dan menyenangkan. 3. Bagi Siswa


(4)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

81

Siswa hendaknya berperan aktif dalam pembelajaran dikelas, khususnya dalam menceritakan kembali suatu cerita, agar pembelajaran dikelas yang berlangsung tidak terkesan monoton dan membosankan


(5)

82

DAFTAR PUSTAKA

Alfiah. 2010. Penggunaan Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN Palangsari, Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang:Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang.

Anwar, Muhammad. Sejarah Kebudayaan Islam. Buku Online Siswa Kelas

3 K-13. 2016. diakses melalui

http://www.bukupaket.com/2016/10/materi-pelajaran-ski-kelas-3-misd.html, pada tanggal 7 November 2016 pukul 20.00 WIB

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

Bachri, Bachtiar S. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik & Prosedurnya. Jakarta : Depdikbud.

Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta : Rajawali Pers.

Jihad, Asep. dkk. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:MultiPressindo. Kartini, Yuliana. 2013. Upaya Meningkatkan Keterampilan Bercerita

Melalui Gambar Seri Pada Anak Kelompok B TK Kanisius Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Khaldun, Ibn. 2012. Mukaddimah Ibn Khaldun, Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsal.

Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. 2013. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2014.

Kurniasih, Imas, dkk. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran. Malang:Kata Pena


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

83

Mawati, Anis. 2009 Penggunaan Kartu Gambar Seri untuk Meningkatkan Keterampilan Bercerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN Menampu 03Kecamatan Gumuk Mas Kabupaten Jember. Skripsi tidak Diterbitkan. Malang: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang. Mudini, dkk. 2009. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Depdiknas.

Mulyati, Yeti dkk. 2009. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas.

Nurgiyanto, Burhan. 2001 Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:BPFE.

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT. Remaja Rosda Karya Offset.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:PT Bumi Aksara. Suprijiono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung:CV Pustaka Setia.

Suwardi, dkk. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:Ghalia Indonesia.

Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara sebagai Suatu Ketrampilan Bebahasa. Bandung:Angkasa.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2014. Departemen Pendidikan Nasional.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2012. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 03 LALUNG KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 4 84

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

11 21 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA Peningkatan Kemampuan Bercerita Dengan Urutan Yang Baik Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Karangmalang Kabupaten Sragen.

0 1 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI BANGKLE 05 BLORA TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010.

0 1 5

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGARANG MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS IV MI TLAWONG SAWIT Upaya Peningkatan Keterampilan Mengarang Melalui Media Gambar Seri Siswa Kelas Iv Mi Tlawong Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI.

0 3 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BONEKA TANGAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KASONGAN BANTUL.

0 3 261

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS III SDN 2 GADEN KLATEN.

0 0 117

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PERCAKAN MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV B SD NEGERI TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 1 95

PENINGKATAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SD NEGERI KELEYAN 4, SOCAH, BANGKALAN

0 1 14