Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB V

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II,
Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai
dengan Agresi-nya yang pertama termasuk ke Kota Temanggung. Alasan
Kota Temanggung diserang Belanda karena merupakan jalur penghubung
Kota Magelang dan Wonosobo, selain itu juga potensi wilayah Temanggung
untuk perkebunan Kopi yang dahulu dimiliki oleh pemerintah Belanda
sebelum tahun 1942. Belanda melancarkan serangan besar-besaran ke
Temanggung, dimulai dengan serangan udara menggunakan empat unit
pesawat P-51 Mustang yang berhasil memporakporandakan tangsi polisi
Gemoh. Serangan udara digunakan untuk membuka jalan bagi pasukan darat.
Pukul 13.45 pasukan darat Belanda mulai memasuki Temanggung dari dua
arah, terdiri dari Brigade T dan W. 22 Desember 1948, Belanda berhasil
menduduki kota Temanggung yang hanya tinggal reruntuhan karena aksi
bumi hangus yang dilakukan oleh TNI, pejuang dan rakyat sebelumnya.
Brigade T kembali bergerak ke Yogyakarta, dan Temanggung dijaga oleh VBatalyon NICA dibantu serdadu kulit putih KL hasil wajib militer di Belanda.
Pasukan ini dipimpin oleh Mayor A. Van Zanten.


89

Untuk menghadapi serangan pasukan Belanda di Temanggung maka
dilakukan serangan balasan yang dilakukan oleh TNI dan pejuang dibantu
oleh rakyat yang tetap setia. Adapun jalannya perlawanan:
1. Perlawanan gerilya
Fase perang gerilya terjadi di Temanggung sepanjang bulan Februari,
Maret, dan April 1949. Dibawah letkol Ahmad Yani serangan gencar
dilakukan oleh TNI dan pejuang terutama dari Tentara Pelajar. Dengan
melakukan serangan mendadak, aksi pengacauan di daerah yang diduduki
Belanda, sabotase, dan melakukan aksi penghadangan patroli Belanda di
jalan raya. Aksi ini sangat melelahkan pasukan Belanda.
2. Mendirikan pemerintahan darurat
Banyak tokoh birokrasi menolak untuk bekerjasama dengan Belanda dan
memilih untuk menyingkir ke pedalaman dan bersama TNI membentuk
pemerintahan darurat. Kantor-kantor pemerintahan berpindah-pindah dan
menggunakan rumah warga.
3. Bantuan dari rakyat Temanggung
Ada kerjasama yang rapi antara rakyat, lurah membantu pemerintah
wehrkreise, TNI dan pejuang. Rakyat dan lurah memberikan bantuan

berupa makanan, petunjuk-petunjuk jalan, kurir, dan pemondokan untuk
pejuang yang lewat dan bermalam di suatu desa. Bantuan dari rakyat ini
memungkinkan pasukan gerilya semakin mengembangkan inisiatifnya
dalam menghadapi Belanda. Rintangan-rintangan yang dibuat rakyat
semakin hari semakin sempurna sehingga merepotkan Belanda. Selain itu

90

kerelaan rakyat untuk merelakan anak-anak mereka berjuang demi
mempertahankan kemerdekaan merupakan sumbangan terbesar bagi
perjuangan Republik Indonesia.
Adanya pendekatan antara RI-Belanda-BFO dan atas inisiatif DK
PBB, kembali diadakan perundingan antara RI-Belanda yang dilakukan di
Hotel Des Indes. Perundingan yang terkenal dengan nama perundingan
Roem-Royen ini mencapai kesepakatan terpenting untuk mengadakan KMB
secepatnya guna membahas tentang nasib Indonesia. KMB berlangsung dari
23 Agustus sampai 2 November 1949. Pertemuan ini membahas tiga isu
utama yaitu: piagam penyerahan kedaulatan, piagam Uni-Nederland dengan
segala


lampiran

persetujuan

kedua

belah

pihak,

dan

persetujuan

peralihan/perpindahan yang memuat peraturan yang berkaitan dengan
penyerahan kedaulatan. Selama perundingan berlangsung, di Temanggung
mulai tanggal 1 September 1949, semua pejuang turut serta Bupati
Soemarsono yang bermarkas di daerah pegunungan, memindahkan markas
mereka ke daerah Kedu. Kedu menjadi pusat pemerintahan hingga tanggal 10
November 1949, ketika semua pasukan Belanda ditarik meninggalkan

Temanggung sesuai dengan hasil KMB yang disepakati.
B. Saran
1. Akademisi
Berbicara tentang sejarah Temanggung sebenarnya masih banyak yang
dapat diteliti dan ditulis. Akan tetapi tidak banyak orang yang mau
melakukan. Kendala utama adalah ketersediaan sumber seperti arsip dan

91

dokumen. Sumber-sumber sejarah yang ada sebenarnya banyak, akan
tetapi tersebar dan masih menjadi milik perseorangan, bahkan banyak
yang keadaannya kurang terawat dan hilang terbuang. Kekurang
tersediaan sumber ini bisa ditutupi dengan melakukan wawancara, baik
kepada pelaku sejarah maupun orang-orang yang mengerti tentang sejarah
di Temanggung dan juga mencari arsip di Museum Mandala Bakti.
Penelitian juga dapat dikembangkan dalam tema yang lain selain
perjuangan rakyat, misal dengan tema peran Bambang Sugeng, peran
pasukan TP, sejarah perkeretaapian di Temanggung, sejarah perkebunan
Temanggung masa Belanda, tragedi kali Progo, dll.
2. Guru

Ketika pertama kali menerima saran untuk menulis sejarah Temanggung
pasca agresi Belanda II, tidak terlintas satupun kira-kira hal yang dapat
ditulis. Karena dari kecil sampai pada waktu itu, tidak ada satupun mata
pelajaran maupun pengajar yang menceritakan kepada penulis tentang
sejarah lokal daerah Temanggung. Tetapi setelah penulis berhasil
mengumpulkan data yang penulis rasa masih terlalu sedikit, ternyata kisah
perjuangan yang terjadi di Temanggung sangat menarik untuk ditulis.
Sehingga penulis berharap, sejarah lokal tentang Temanggung ini dapat
disampaikan kepada generasi muda sekarang melalui guru-guru yang
menerangkan di dalam kelas. Bukan hanya seminar yang kadang terbatas
diikuti oleh beberapa orang tertentu. Meskipun sampai sekarang, belum
ada kebijakan yang mengatur tentang penyampaian materi sejarah lokal

92

daerah Temanggung di dalam kelas, tetapi materi ini dirasa sangat
penting. Karena dengan mengetahui sejarah lokal daerahnya, siswa dapat
termotivasi untuk lebih menghormati para pahlawan yang tidak sedikit
jasanya kepada Kota Temanggung, serta ikut memelihara dan
melestarikan peninggalan sejarah yang ada. Sebenarnya tidak sulit

memberikan materi sejarah lokal Temanggung ini, karena sumber/pelaku
sejarah masih ada, dan tempat-tempat bersejarah. Tidak hanya materinya
yang mudah tetapi juga bisa sekaligus praktek tanpa harus pergi jauh
keluar kota.

93

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950 T1 152012801 BAB IV

1 6 56

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perjuangan Rakyat Temanggung Melawan Militer Belanda pada Masa Agresi Militer Belanda II 1948-1950

0 0 39

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB II

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB IV

2 5 60

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Masyarakat Kebonbimo dalam Mendukung Perjuangan Tentara Pelajar SA/CSA pada Agresi Militer Belanda II Tahun 1948 - 1949 T1 152010013 BAB V

0 0 6

PERANAN SRI PAKU ALAM VIII PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA II DI YOGYAKARTA TAHUN 1948-1949.

7 10 108