Analisis maslahah mursalah terhadap kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.

ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP KEBIJAKAN
LARANGAN MENIKAH SELAMA KONTRAK KERJA
DI PT PETROKIMIA GRESIK
SKRIPSI
Oleh:
Puguh Apriyanto
NIM. C71213133

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2017

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini

:

Nama


Puguh Apriyanto

MM

c7t2t3t33

Fakultas/Jurusan

Syariah dan Hukumlhukum keluarga

Judul Skripsi

Analisis Maslahalt Mursalah Terhadap Kebijakan Larangan
Menikah Selama Kontrak Kerja di PT.Petrokimia Gresik

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi

ini


secma. keseluruhan adalah hasil

penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagiaq. yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, A6

April2}l7

Yang menyatakan

Puguh Apriyanto
NIM. C71213133

PERSETUruA}I PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh Puguh Apriyanto NIM. C71213133 ini telah diperiksa dan disetujui
rmtuk dimunaqasahkan.

Surabaya, 17 April2A17


-ajrudd
i

n

F

atyg,*.ff ,SH.,MHI,

Ntl,/-lE7 606

I

iri

32 003 t 2 t

002

Dip. Lead


Scanned by CamScanner

$

KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

PERPUSTAKAAN
Jl. Jend. A. Yani t 17 Surabaya

6an7 Telp. 03 r-8431972 Fax.031-8413300
E-Mail : perpus@uinsby.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN PERStrTUJUAN P1IBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KE,PENTINGAN AKADE,MIS
Sebagai sivitas akademika

UIN


Sunan Ampel surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

P*guh-Ap$?llq

Nama

:

NIM

: C7121,3133

Fakultas/Jurusan

: Svariah dan

E-mail address

:


Hukunr/Hukum Perdata Islam

p,rgpuguh 666@gmal,.com

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, nrenyetuiui untuk memberikan kepada perpustakaan
UIN Sunan Ampel Surabaya,Hak Bebas Royalti Non-Ekskiusif atas karya iirniah :

rSkripsi

yang

ETesis

be{udul:

l-TDesertasi flLain-lain(......

..........)

ANAKISIS.-"UTASLAHAH**MURS.AIAI[..THRHAP-AR...,KRBJJ.AKAN.TARANGAN...IYIANIKAJT...SALANIA


KONTRAKKERJA DI PT. PETROKIMIA GRESIK

besetta perangkat yang dipedukan @ila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
Perpustakaan UIN Sunaa Ampel Surabaya berhak menyimpan, mengalih-mediafformat-kan,

mengelolanya dalam--._bentuk pangkalan data (database),

-"idi.t

ib.rsikannya, dm

menampilkan/mempublikasikannya di Intetnet
lain secara fiilltextuntttkkepentingan
akademis tanpa pedu meminta iitn dari saya ^txumedia
selama tetap mencantumkan n^^^ r^iu r.bag"ri
penulis/pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan.
Saya betsedia untuk menanggung secata pdbadi, tanpa melibatkan pihak perpustakaan UIN
lunan Ampel Surabaya, segala bentuk tuntutan hukum yang timbui atas pelanggaran Hak Cipta
dalam karya ilmiah saya ini.


Demikian pemyataan ioi

y*g

saya

buat deogan sebenarnya.
Sutabaya, 28 J;di 2017

Penulis

€UGUH APRIYANTO)
nama terang dan tanda tangan

ABSTRAK
Skripsi yang berjudul ‚Analisis Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Kebijakan
Larangan Menikah Selama Kontrak Kerja di PT. Petrokimia Gresik‛ ini
merupakan hasil penelitian lapangan (field research) untuk menjawab
pertanyaan: Mengapa terdapat kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja

di PT Petrokimia Gresik? dan Bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah terhadap
kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di PT Petrokimia Gresik?.
Data penelitian dikumpulkan melalui proses penelitian lapangan. Data itu
berbentuk dua yaitu data wawancara dan dokumen perjanjian kerja. Kemudian
data yang telah dihimpun dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif
dengan pola pikir deduktif, yakni menjelaskan larangan menikah dalam hukum
Islam secara umum, kemudian digunakan untuk menganalisa hal yang bersifat
khusus yakni larangan menikah selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik,
kemudian disimpulkan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa larangan menikah selama
kontrak kerja adalah sebuah larangan yang ditujukan bagi karyawan PT.
Petrokimia Gresik yang masih terikat kontrak kerja dengan perusahaan. Adapun
alasan yang mendasari berlakunya kebijakan larangan menikah selama kontrak
kerja adalah profesionalitas kerja, menghindari adanya masalah dalam rumah
tangga yang masuk lingkungan kerja, mencegah adanya kinerja karyawan yang
menurun, dan mengganggu jadwal pelatihan. Selanjutnya ketika didekati dengan
metode mas}lah}ah mursalah maka kebijakan larangan menikah selama kontrak
kerja ini boleh diberlakukan.
Penelitian ini memberikan saran kepada pihak PT. Petrokimia Gresik agar
konsisten terhadap kebijakan ini, dan bagi para karyawan yang bersangkutan

untuk tetap patuh dengan kebijakan yang sudah dituangkan dalam aturan yang
berlaku guna kelancaran kinerja tiap karyawan dan hasil memuaskan untuk
kemajuan perusahaan.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...................................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................................

ii

PERSETUJAN PEMBIMBING ...............................................................................


iii

PENGESAHAN ........................................................................................................

iv

ABSTRAK ................................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ..............................................................................................

vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................

viii

DAFTAR TRANSLITERASI ..................................................................................

x

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .................................................

11

C. Rumusan Masalah ........................................................................

12

D. Kajian Pustaka ..............................................................................

12

E. Tujuan Penelitian .........................................................................

14

F. Kegunaan Penelitian .....................................................................

14

G. Definisi operasional ......................................................................

15

H. Metode penelitian .........................................................................

16

I.

Sistematika Pembahasan ..............................................................

20

TINJAUAN UMUM TENTANG MAS}LAH}AH MURSALAH
DAN LARANGAN PERNIKAHAN ...................................................

22

A. Mas}lah}ah Mursalah ......................................................................

22

1.

Konsepsi Teoritik Mas{lah}ah Mursalah .................................

22

2.

Syarat-syarat Mas}lah}ah Mursalah .........................................

27

3.

Ruang Lingkup Penerapan Mas}lah}ah Mursalah ...................

29

4.

Kehujjahan Mas}lah}ah Mursalah ............................................

30

B. Larangan Pernikahan ....................................................................

32

BAB II

1.

Pengertian Larangan Pernikahan Menurut Islam .................

32

2.

Dasar Hukum Larangan Pernikahan .....................................

33

3.

Bentuk-Bentuk Larangan Pernikahan ...................................

35

4.

Hukum Menikah dalam Islam ................................................

45

5.

Tujuan Pernikahan..................................................................

47

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III LARANGAN MENIKAH SELAMA KONTRAK KERJA DI
PT.PETROKIMIA GRESIK...................................................................

50

A. Kontrak Kerja di PT.Petrokimia Gresik ......................................

50

1.

Jenis Karyawan Kontrak di PT.Petrokimia Gresik................

54

2.

Jangka Waktu Kontrak Kerja ................................................

54

3.

Gaji dan Fasilitas ...................................................................

55

4.

Sanksi dan Berakhirnya Kontrak Kerja ................................

56

B. Ruang Lingkup Kontrak Kerja .....................................................

58

C. Alasan Larangan Menikah Selama Kontrak Kerja di
PT.Petrokimia Gresik ...................................................................

59

D. Implikasi Kebijakan Larangan Menikah Selama Kontrak Kerja
BAB IV

.......................................................................................................

64

MAS}LAH}AH
MURSALAH
TERHADAP
ANALISIS
KEBIJAKAN LARANGAN MENIKAH SELAMA KONTRAK
KERJA DI PT.PETROKIMIA GRESIK..............................................

71

A. Analisis Alasan Penerapan Kebijakan Larangan Menikah
Selama Kontrak Kerja di PT Petrokimia Gresik .........................

71

B. Analisis Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Larangan Menikah
Selama Kontrak Kerja di PT Petrokimia Gresik ..........................

79

PENUTUP ............................................................................................

94

A. Kesimpulan ...................................................................................

94

B. Saran-Saran ..................................................................................

95

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

96

LAMPIRAN...............................................................................................................

99

BAB V

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang mengatur semua sendi kehidupan manusia.
Banyak larangan-larangan yang bertujuan untuk menuntun manusia ke jalan yang
benar, salah satunya adalah larangan menikah dengan orang-orang tertentu.
Pada dasarnya, Islam sangat menganjurkan seseorang untuk menikah, hal
tersebut dapat dilihat dalam hadis sebagai berikut. Dari Ibn Mas’ud ra berkata,
bahwa Rasulullah saw bersabda:

ِ
ِ ‫يا م ْع اشر الشَب‬
‫ اوام ْن الْ يا ْستا ِط ْع‬،‫ص ُن لِْل اف ْرِج‬
‫استاطا ا‬
ْ ‫ص ِر اوأ‬
ْ ‫ ام ِن‬،‫اب‬
‫اح ا‬
‫ فاِإنَهُ ا اغض ل ْلبا ا‬،‫اع الْٰباءاةا فا ْلياتا ازَو ْج‬
‫ا ا ا ا‬
)‫ص ْوِم فاِإنَهُ لاهُ ِو اجاء (رواه اجماعة‬
َ ‫فا اعلاْي ِه بِال‬
Artinya: ‚Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian yang memiliki
kemampuan, maka menikahlah, karena menikah itu bisa
menundukkan mata dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa
yang tidak mampu maka berpuasalah, karena puasa itu bisa
menjadi kendali baginya‛. (HR Jamaah).1
Ajaran Islam sangat menganjurkan pernikahan bagi umat manusia, namun
bersamaan dengan anjuran tersebut tidak semata-mata seseorang bisa menikah
dengan siapa saja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melangkah
lebih jauh ke jenjang pernikahan. Hal tersebut adalah aturan larangan menikah.

1

Al Imam Asy-Syaukani, Nailul Authar, ter. Mu’ammal Hamidy (Surabaya: Bina Ilmu, 1993),
2129.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Dalam al-Quran dijelaskan tentang larangan menikah dengan orang-orang
tertentu, larangan ini didasarkan pada firman Allah swt. Dalam surat an-Nisa’
ayat 23:
         
         
              
            

       
Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara
bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan;
anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang
menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu
(mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan
isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu
mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu
(menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan
yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. an-Nisa’: 23).2
Surat tersebut menjelaskan tentang pengharaman terhadap beberapa orang
untuk dinikahi. Terdapat tujuh macam yang haram dinikahi dari segi hubungan
keturunan, selanjutnya diuraikan yang haram dinikahi karena adanya faktorfaktor ekstern yaitu penyusuan, pengharaman selanjutnya adalah larangan
menikah dengan wanita-wanita karena faktor pernikahan, setelah menjelaskan
2

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahannya (Surabaya: Duta Ilmu,
2006),105.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

wanita-wanita yang haram dinikahi selama-lamanya, ayat ini melanjutkan
penjelasnnya tentang yang haram dinikahi tetapi tidak mutlak selama-lamanya.3
Secara garis besar larangan pernikahan itu dibagi menjadi dua yaitu
keharaman yang bersifat abadi atau selamanya dan keharaman yang bersifat
sementara. Pengharaman yang bersifat selamanya tidak memberikan kesempatan
seorang perempuan untuk menjadi isteri bagi laki-laki tersebut semasa hidupnya.
Sedangkan pengharaman yang bersifat sementara hanya berlaku dalam waktu dan
kondisi tertentu saja, apabila kondisinya sudah berubah dan alasan pengharaman
atas waktu tertentu sudah hilang maka pernikahan tersebut diperbolehkan.4
Pengharaman yang bersifat selamanya dapat diklasifikasikan menjadi tiga.
Sedangkan

larangan

menikah

yang

bersifat

sementara

yaitu

dilarang

melangsungkan pernikahan antara seorang pria dengan seorang wanita karena
keadaan tertentu. Berikut tabel pembagian larangan pernikahan yang bersifat
selamanya dan sementara.

No
1
2

3
4

Tabel 1.1 Klasifikasi Larangan Pernikahan
Selamanya
Sementara
Larangan pernikahan karena Menikahi dua orang saudara dalam satu
pertalian nasab (keturunan)
masa
Larangan pernikahan karena Poligami di luar batas
hubungan pembesanan (karena
pertalian kerabat semenda)
Larangan pernikahan karena Karena wanita yang bersangkutan
hubungan sesusuan.5
masih terikat pernikahan dengan lelaki
lain
Larangan karena talak tiga

3

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah volume 2 (Jakarta: Lentera Hati), 391.
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, 6, ter: Moh. Thalib (Bandung : Alma’arif, 1990), 93.
5
Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 101111.

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

5
6
7

Larangan karena ihram
Larangan karena perzinahan
Larangan karena beda agama.6

Larangan menikah juga diatur dalam perundang-undangan di Indonesia,
yaitu terdapat dalam Pasal 8-10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1974 dan Pasal 40 KHI.
Pasal 8 UU Nomor 1 Tahun 1974 menjelaskan bahwa perkawinan dilarang
antara dua orang yang:
a. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke
atas
b. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara
saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang
dengan saudara neneknya
c. Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak
tiri
d. Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan,saudara
susuan dan bibi/paman susuan
e. Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan
dari isteri, dalam hal suami beristeri lebih dari seorang
f. Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang
berlaku, dilarang kawin.7

6

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat dan Undangundang Perkawinan (Jakarta: Kencana, 2009), 124-133.

7

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Pasal 9 menjelaskan bahwa ‚seorang yang masih terikat tali perkawinan
dengan orang lain tidak dapat kawin lagi, kecuali dalam hal yang tersebut pada
Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 undang-undang ini‛.8 Maksud dari pasal ini adalah
seseorang dilarang melangsungkan pernikahan apabila masih terikat dalam suatu
pernikahan, namun mengacu pada Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 yang pada intinya
menjelaskan bahwa suami diperbolehkan beristeri lebih dari seorang asalkan
mendapat izin dari isteri dan pengadilan, maka hal semacam itu tidak dilarang
untuk melangsungkan pernikahan.
Pasal 10 juga dijelaskan tentang larangan menikah yaitu apabila suami dan
isteri yang telah cerai kawin lagi satu dengan yang lain dan bercerai lagi untuk
kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh dilangsungkan perkawinan lagi,
sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dari yang
bersangkutan tidak menentukan lain.9 Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam UU
Nomor 1 Tahun 1974 terdapat delapan hal yang dapat melarang seseorang dalam
menikah, kedelapan hal tersebut dijabarkan dalam Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 10.
Peraturan perundang-undangan lain yang mengatur tentang larangan
menikah adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI), dalam KHI terdapat enam pasal
yang mengatur larangan menikah yaitu Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41,Pasal 42,
Pasal 43, dan Pasal 44.
Pasal 39 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa ada tiga larangan
menikah antara laki-laki dengan wanita yaitu karena pertalian nasab, pertalian
kerabat semenda, dan pertalian sesusuan. Selanjutnya dalam Pasal 40 dijelaskan
8
9

Ibid.
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

bahwa dilarang melangsungkan pernikahan antara seorang pria dengan wanita
karena keadaan tertentu, seperti wanita yang bersangkutan masih terikat tali
perkawinan dengan orang lain, masih dalam masa iddah, dan tidak beragama
Islam.10
Larangan menikah berikutnya terdapat dalam Pasal 41 ayat (1) Kompilasi
Hukum Islam, yang berbunyi ‚seorang pria dilarang memadu isterinya dengan
wanita yang mempunyai pertalian nasab sesusuan dengan isterinya‛. Dan
larangan menikah yang terakhir yaitu terdapat dalam Pasal 42 Kompilasi Hukum
Islam yang menyatakan seorang pria dilarang melangsungkan perkawinan dengan
seorang wanita apabila pria tersebut sedang mempunyai empat orang isteri yang
keempat-empatnya masih terikat tali perkawinan atau masih dalam masa iddah
talak raj’i.11
Hukum Islam dan hukum positif tidak menjelaskan larangan menikah yang
disebabkan oleh kontrak kerja. Sedangkan dalam realita terdapat beberapa
perusahaan yang mengeluarkan kebijakan larangan menikah bagi karyawan atau
karyawatinya selama masa kontrak kerja, tentunya perlu adanya suatu penelitian
terhadap fenomena tersebut sehingga diharapkan dapat memberi kejelasan boleh
tidaknya kebijakan tersebut diterapkan.
Dalam skripsi ini akan membahas tentang analisis mas}lah}ah mursalah
terhadap larangan menikah selama masa kontrak kerja yang diterapkan oleh
suatu perusahaan.

10
11

Intruksi Presiden R.I. Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Beberapa perusahaan di Indonesia banyak yang membuat kebijakan
larangan menikah selama masa kontrak kerja, salah satu perusahaan yang
membuat kebijakan tersebut adalah PT. Petrokimia Gresik. Perusahaan yang
terdapat di kabupaten Gresik ini merupakan salah satu perusahaan terbesar di
Indonesia yang memproduksi pupuk untuk pertanian sehingga apabila dalam
perusahaan ini mengalami masalah tentunya akan berdampak pada kebutuhan
pangan di Indonesia.
Dengan keadaan demikian, masyarakat secara umum mengharapkan
PT. Petrokimia Gresik terus berjaya dan tidak ada masalah yang dapat
menurunkan kualitas produk perusahaan. Demi menjaga eksistensi, maka para
pimpinan

PT. Petrokimia Gresik tentunya akan memperhatikan hal sekecil

apapun seperti membuat suatu kebijakan yang berfungsi untuk menghindari
penurunan kualitas perusahaan. Salah satu kebijakan yang dibuat adalah larangan
menikah selama masa kontrak kerja bagi karyawan yang belum menjadi
karyawan tetap.
Sebelum diangkat menjadi karyawan tetap, para karyawan/karyawati
PT. Petrokimia Gresik menjalani masa kontrak kerja/ program pemagangan
selama beberapa tahun, dalam masa ini

para pekerja dapat bekerja sesuai

bidangnya masing-masing dan telah ditentukan jam kerja shift serta mendapat
gaji dari perusahaan setiap bulannya.
Namun para karyawan/karyawati sebelumnya harus menyetujui surat
perjanjian kerja yang telah ditetapkan oleh PT. Petrokimia Gresik. Salah satu isi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

perjanjian tersebut adalah dilarang menikah sebelum menjadi pegawai tetap atau
selama masa kontrak kerja.12
Dengan berlakunya kebijakan larangan menikah tersebut menyebabkan
beberapa karyawan/karyawati menunda waktu pernikahannya sampai beberapa
tahun ke depan, hal tersebut menyebabkan kerugian bagi karyawan/karyawati
yang bersangkutan. Para pekerja sudah mengetahui akan kebijakan tersebut
namun dengan berjalannya waktu keinginan untuk menikah pun semakin besar,
hal tersebut wajar karena para karyawan/karyawati merupakan orang dewasa
yang mempunyai shahwat dan mempunyai penghasilan sendiri.13
Islam sangat menganjurkan pemuda yang sudah mampu dalam segi
finansial dan kedewasaan untuk segera menikah karena dengan menikah dapat
mengendalikan hawa nafsu dan mencegah dari perbuatan zina.
Keinginan para karyawan/karyawati untuk menikah menjadi suatu
permasalahan ketika dikembalikan pada kebijakan perusahaan yang dalam
kebijakannya mencantumkan tidak diperkenankan melangsungkan pernikahan
sebelum diangkat menjadi pegawai tetap.
Karyawan/karyawati yang melanggar kebijakan tersebut akan diberi
hukuman berupa pemutusan kontrak kerja dan dikenakan Penalti. Peraturan ini
dibuat bukan tanpa alasan ataupun tanpa akibat bagi pelaku. Alasan perusahaan
menerapkan kebijakan tersebut adalah untuk menjaga profesionalitas kerja para
karyawan/karyawati, jika profesionalitas kerja buruk maka akan menyebabkan
kerugian bagi pekerja dan perusahaan. Dan berbicara mengenai akibat, maka
12
13

Ali Husnan, Wawancara, Gresik, 13 November 2016.
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

kebijakan tersebut memberi akibat bagi karyawan/karyawati yang ingin
menikah.14
Sekilas persoalan ini terlihat sederhana namun jika diamati lebih jauh hal
ini bisa menjadi masalah yang serius jika berbicara mengenai kepentingan
manusia yang harus melepaskan suatu pekerjaan yang sudah diperjuangkan
sebelumnya untuk sebuah pernikahan. Tentu saja pekerjaan dan pernikahan
merupakan pilihan yang sulit karena rezeki dan jodoh adalah dua hal yang sangat
diperhatikan dalam kehidupan manusia pada umumnya.
Kebijakan larangan menikah di perusahaan merupakan suatu fenomena
baru dalam hukum karena peraturan dalam hukum Islam dan hukum Positif tidak
menjelaskan hal demikian. Untuk menentukan kebijakan ini dibolehkan atau
diharamkan, maka fenomena ini dianalisis menggunakan metode mas}lah}ah

mursalah.
Mas}lah}ah mursalah adalah maslahat-maslahat yang bersesuaian dengan
tujuan-tujuan syariat Islam dan tidak ditopang oleh sumber dalil yang khusus,
baik bersifat melegitimasi atau membatalkan maslahat tersebut.15 Jadi dapat
disimpulkan mas}lah}ah mursalah merupakan suatu metode ijtihad

dalam

menggali hukum yang tidak ada dalam dalil dengan mempertimbangkan
kemaslahatan bagi manusia.

Mas}lah}ah mursalah

menetapkan batas wilayah penggunaannya, yaitu

hanya untuk masalah diluar wilayah ibadah, seperti muamalat dan adat. Dalam

14

Ibid.

15

Romli SA, Muqaranah Mazahib fil Ushul, Cet I (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), 162.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

masalah ibadah sama sekali mas}lah}ah mursalah tidak dapat digunakan secara
keseluruhan, alasannya karena maslahat itu didasarkan pada pertimbangan akal
tentang baik buruk suatu masalah. Sedangkan akal tidak dapat melakukan hal itu
untuk masalah ibadah. Segala bentuk perbuatan ibadah bersifat ta’abbudi, artinya
kita hanya mengikuti secara apa adanya sesuai dengan petunjuk dalam nash, akal
sama sekali tidak dapat mengetahui mengapa demikian.16
Di luar wilayah ibadah, meskipun diantaranya ada yang tidak dapat
diketahui alasan hukumnya, namun secara umum bersifat rasional dan oleh
karenanya dapat dinilai baik atau buruknya oleh akal. Contohnya minum khamar
itu adalah buruk karena merusak akal. Penetapan sanksi atas pelanggar hukum itu
baik karena dengan begitu umat bebas dari kerusakan akal yang dapat mengarah
pada tindak kekerasan.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa mas}lah}ah mursalah itu difokuskan
terhadap lapangan masalah yang tidak terdapat dalam nash, baik dalam al-Quran
dan sunnah yang menjelaskan hukum- hukum yang ada penguatnya melalui suatu

i’tibār. Juga difokuskan pada hal- hal yang tidak didapatkan adanya ijma’ atau
qiyas yang berhubungan dengan kejadian tersebut, diantara contoh yang lain
dalam wilayah ini adalah tentang ketentuan waris dan ketentuan jumlah bulan
dalam iddah wanita yang ditinggal mati suaminya atau yang diceraikan. Dan
segala sesuatu yang telah ditetapkan ukurannya dan disyariatkan berdasarkan
kemaslahatan yang berasal dari syara’ itu sendiri.17

16
17

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih Jilid 2 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 341.
Syafe’i Rahmat, Ilmu Ushul Fiqih (Bandung: Pustaka Setia, 2007), 122.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, penelitian ini berusaha mengkaji
secara mendalam ‚Analisis Mas}lah}ah Mursalah terhadap Kebijakan Larangan
Menikah Selama Kontrak Kerja di PT. Petrokimia Gresik‛.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
permasalahan yang muncul sebagai berikut:
1. Larangan menikah yang diterapkan dalam hukum Islam dan hukum Positif.
2. Perempuan yang dilarang dinikahi, larangan menikah terhadap perempuan
baik yang bersifat selamanya maupun sementara.
3. Latar belakang berlakunya kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja
di PT. Petrokimia Gresik.
4. Tidak adanya aturan dalam hukum Islam tentang larangan menikah yang
disebabkan karena faktor profesi.
5. Akibat hukum yang diperoleh dari penerapan kebijakan larangan menikah
selama kontrak kerja.
6. Alasan diterapkan kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja oleh
PT. Petrokimia Gresik.
7. Analisis mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan larangan menikah selama
kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.
Agar pembahasan penelitian ini lebih jelas dan fokus sebagai upaya
menghindari kesimpangsiuran, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah
yang meliputi:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

1. Alasan berlakunya kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik.
2. Analisis mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan larangan menikah selama
kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.
C. Rumusan Masalah
Agar lebih praktis dan operasional, maka masalah studi ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana

kebijakan

larangan

menikah

selama

kontrak

kerja

di PT. Petrokimia Gresik?
2. Bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan larangan menikah
selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik?
D. Kajian Pustaka
Penelitian tentang kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik memang belum ada yang membahasnya. Namun ditinjau
dari segi larangan menikah dalam adat setempat dan larangan menikah yang
bersifat selamanya, ada beberapa skripsi yang mirip dengan penelitian ini, yaitu:
1.

Masruroh dalam skripsinya yang berjudul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap
Larangan Perkawinan Nyandung Watang

di Desa Nguwok Kecamatan

Modo Kabupaten Lamongan.‛18 Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa terdapat
aturan adat yang melarang dilangsungkannya perkawinan pada saat
bersamaan dengan hari meninggalnya kakek atau neneknya.

18

Masruroh, ‚Tinjauan Hukum Islam Terhadap Larangan Perkawinan Nyandung Watang di Desa
Nguwok Kecamatan Modo Kabupaten Lamongan‛, (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Meskipun sama-sama membahas tentang larangan menikah, namun
skripsi ini lebih terfokus pada tradisi di suatu daerah dan apabila tradisi
tersebut dilanggar tidak ada sanksi yang diterapkan terhadap pihak yang
bersangkutan sedangkan dalam penelitian ini lebih terfokus kepada
kebijakan perusahaan dan apabila kebijakan dilanggar maka harus diberi
sanksi.
2.

Skripsi Dedi Anton Ritonga dengan judul ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap
Larangan Pernikahan Semarga dalam Adat Batak di Desa Aek Haminjon
Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.‛19 Titik perbedaan skripsi ini
dengan penelitian Dedi Anton Ritonga adalah pada pokok bahasan.
Penelitian ini menjelaskan tentang faktor penyebab kenapa seseorang
dilarang menikah dan sampai kapan larangan tersebut berlaku, dalam hal ini
karena faktor pekerjaan yang mengharuskan seseorang tidak bisa menikah
selama waktu tertentu sedangkan skripsi karya Dedi Anton Ritonga
menjelaskan tentang aturan adat setempat yang menjelaskan dengan siapa
seseorang dilarang menikah dan aturan tersebut berlaku untuk selamalamanya.

3.

Skripsi selanjutnya adalah skripsi Mariyatin Iftiyah dengan judul ‚Analisis
Hukum Islam terhadap Kebijakan Larangan Nikah dengan Rekan Satu
Instansi di Bank BTN Surabaya.‛20 Isi bahasan skripsi tersebut mengenai

Dedi Anton Ritonga, ‚Tinjauan Hukum Islam terhadap Larangan Pernikahan Semarga dalam
Adat Batak di Desa Aek Haminjon Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan‛(Skripsi--IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2010)
20
Mariyatin Iftiyah, ‚Analisis Hukum Islam terhadap Kebijakan Larangan Nikah dengan Rekan
Satu Instansi di Bank BTN Surabaya‛ (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014)

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

larangan menikah selamanya bagi seorang pegawai dalam satu instansi dan
skripsi ini dalam menganalisis sebuah fenomena tersebut dengan
menggunakan metode sadd adh-dhariah.
Sedangkan dalam penelitian ini isi bahasannya adalah larangan
menikah yang dibatasi oleh waktu, yakni selama kontrak kerja dan metode
yang digunakan untuk menganalisis adalah metode mas}lah}ah mursalah.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas maka dalam
penulisan studi ini bertujuan antara lain:
1. Mendeskripsikan alasan dibentuknya kebijakan larangan menikah selama
kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.
2. Menganalisis kebijakan larangan menikah di PT. Petrokimia Gresik dengan
menggunakan mas}lah}ah mursalah.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat berupa manfaat teoritis dan manfaat
praktis.
1.

Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian diharapkan dapat mengembangkan
bidang kajian hukum keluarga Islam yang berorientasi pada fenomena sosial
kontemporer masyarakat yang ada. Konteksnya dalam penelitian ini kita bisa
lebih memahami masalah seputar kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh
perusahaan yang terkait dengan hukum keluarga Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2.

Manfaat praktis
Untuk memberikan masukan dan solusi yang tepat bagi perusahaan
agar memperhatikan segala hal, baik dalam hal agama, moral, kesejahteraan
pekerjanya, dan lain sebagainya dalam pembuatan suatu kebijakan
perusahaan. Selain itu juga sebagai pedoman dan dasar bagi penelitian lain
dalam mengkaji penelitian lagi yang lebih mendalam.

G. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk menghindari kesalahan persepsi
dalam penyusunan skripsi ini, berikut beberapa definisi operasional diantaranya:
1. Mas}lah}ah mursalah

Mas}lah}ah mursalah ialah kemaslahatan yang tidak ditetapkan oleh
syara’ dalam penetapan hukum dan tidak ada dalil yang menyuruh
mengambil atau menolaknya.21
2. Kebijakan
Suatu rangkaian konsep yang menjadi pedoman dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Kebijakan yang dimaksud adalah
kebijakan yang dikeluarkan oleh PT. Petrokimia Gresik yang berkaitan
dengan hukum keluarga yaitu larangan menikah bagi karyawan yang
belum menjadi pegawai tetap.
3. Larangan menikah
Larangan menikah adalah suatu keharaman melangsungkan
perkawinan antara seorang pria dengan wanita karena disebabkan oleh
21

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh (Semarang: Dina Utama, 1994), 116

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

beberapa hal. Secara garis besar larangan pernikahan itu dibagi menjadi
dua yaitu keharaman yang bersifat abadi atau selamanya dan keharaman
yang bersifat sementara.22
Larangan menikah yang dimaksud pada skripsi ini adalah larangan
menikah sementara bagi karyawan yang terikat masa kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik.
4. Kontrak kerja
Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja/buruh dan
pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan
kewajiban kedua belah pihak.23
Berdasarkan definisi operasional tersebut di atas, penelitian ini berusaha
mengkaji kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di PT. Petrokimia
Gresik.
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang utuh
tentang penelitian yang akan dibahas, sesuai dengan rumusan masalah, tujuan
serta manfaat penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif.
Penggunaan metode kualitatif ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna sesuai hakikat penelitian
kualitatif yang menekankan pada pengamatan atas orang dalam lingkungannya,

22
23

Sayyid, Fiqh Sunnah, 153.
Pasal 1 angka 19 UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya.24
1. Data Yang Dikumpulkan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diantaranya:
a. Dokumen peraturan kebijakan tidak diperkenankannya menikah selama
masa kontrak kerja.
b. Data tentang analisis alasan berlakunya dokumen kontrak kerja antara
karyawan dengan perusahaan mengenai larangan menikah selama kontrak
kerja.
c. Data tentang analisis mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan larangan
menikah selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Berikut penjelasannya:
a.

Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang bersifat utama dan penting
yang memungkinkan untuk mendapatkan sejumlah informasi yang
diperlukan dan berkaitan dengan penelitian.25 Sumber data primer dari
penelitian ini adalah:
- Dokumen perjanjian larangan menikah selama kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik.

24
25

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet.IV (Bandung: Alfabeta,2008), 180.
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo,1997), 116.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

- Dokumen wawancara dengan karyawan kontrak PT. Petrokimia
Gresik.
b.

Sumber data sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku, artikel, karya ilmiah yang
kesemuanya memiliki relevansi dengan topik penelitian serta memiliki
validitas data yang akurat, seperti:
1) Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh.
2) Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh.
3) Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah.
4) Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat.
5) Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara

Fiqh Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan.
6) Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih wanita

lengkap.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik sebagai berkut:
a. Interview (wawancara)
Wawancara adalah sebuah dialog dua orang atau lebih yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.26
Wawancara akan dilakukan terhadap karyawan kontrak PT. Petrokimia
Gresik.
26

M. Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), 88

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen, atau menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dan catatan harian.27 Penelitian
ini menggunakan dokumen berupa perjanjian kerja tentang larangan
menikah selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah data yang diperlukan dalam penelitian terkumpul, maka
tindakan selanjutnya adalah pengolahan data. Tahapan pengolahan data dalam
penelitian ini disebutkan secara berurutan sebagai berikut:
a) Editing, yaitu memilih, memilah dan menyeleksi dari segi kesesuaian,
keselarasan, kelengkapan, kejelasan relevansinya dan keseragaman dari
semua yang dihimpun.28
b) Organizing, yaitu menyusun data yang diperoleh sehingga dapat
ditemukan bukti-bukti dan gambaran secara jelas tentang obyek
penelitian.
c) Analizing, yaitu melakukan analisis terhadap data yaitu mengenai
dokumen kebijakan larangan

menikah selama kontrak kerja di

PT. Petrokimia Gresik dengan menggunakan teori dan dalil hingga

27

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2006), 158.
28
Sumardi Surya Brata, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 40.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

diperoleh kesimpulan akhir sebagai jawaban dari permasalahan yang
dipertanyakan.
5. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data.
Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yaitu suatu analisis yang
bertujuan untuk menggambarkan fakta yang ada di lapangan. Selanjutnya
menggunakan pola pikir deduktif, yakni menjelaskan larangan menikah dalam
hukum Islam secara umum, kemudian digunakan untuk menganalisa hal yang
bersifat khusus yakni larangan menikah selama kontrak kerja, kemudian
disimpulkan.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan
pembahasan sehingga menghasilkan kesimpulan yang benar. Adapun sistematika
pembahasan yang diuraiakan dalam skripsi ini adalah:
Bab pertama, berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan landasan teori berisi penjelasan tentang mas}lah}ah

mursalah

yang meliputi konsepsi teoritik, syarat-syarat, ruang lingkup dan

kehujjahan mas}lah}ah mursalah. Selanjutnya penjelasan tentang larangan
pernikahan yang meliputi pengertian, dasar hukum, bentuk-bentuk larangan
penikahan, tujuan pernikahan, dan macam-macam hukum menikah dalam Islam.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Bab ketiga, pada bab ini memaparkan tentang kebijakan larangan menikah
di PT. Petrokimia Gresik yang terdiri dari deskripsi kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik, ruang lingkup kontrak kerja, alasan larangan menikah
selama kontrak kerja di PT. Petrokimia Gresik, dan implikasi dari kontrak kerja
tersebut.
Bab keempat merupakan analisis terhadap data penelitian. Dalam bab ini
akan diadakan analisis secara mendetail dengan menggunakan metode mas}lah}ah

mursalah terhadap kebijakan larangan menikah selama kontrak kerja di
PT. Petrokimia Gresik.
Bab kelima, yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan yang ada
akan menjawab dalam rumusan masalah, sedangkan saran-saran dapat menjadi
agenda pembahasan lebih lanjut di masa mendatang.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

MAS}LAH}AH MURSALAH DAN LARANGAN PERNIKAHAN

A. Konsepsi Teoritik Mas}lah}ah Mursalah
Sebelum membahas lebih jauh tentang konsep mas}lah}ah mursalah sebagai
salah satu metode dalam mengistinbatkan hukum, terlebih dahulu dibahas
hakikat mas}lah}ah itu sendiri. Para ahli ushul fiqh mengemukakan beberapa
pembagian mas}lah}ah jika dilihat dari beberapa segi.
a. Dilihat dari segi kualitas dan kepentingannya kemaslahatan itu, para ahli
ushul fiqih membagi menjadi 3 macam yaitu:
(1) Mas}lah}ah ad-Dharu>riyyah, yaitu kemaslahatan yang berhubungan
langsung dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia maupun di
akhirat. Seperti: memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
(2) Mas}lah}ah

al-H}aj> iyyah,

kemaslahatan

yang

dibutuhkan

dalam

menyempurnakan kemaslahatan pokok (mendasar) sebelumnya yang
berbentuk keringan untuk mempertahankan dan memelihara kebutuhan
mendasar manusia.
(3) Mas}lah}ah al-Tah}thi>niyah, yaitu kemaslahatan yang sifatnya pelengkap
berupa keluasan yang dapat melengkapi kemaslahatan sebelumnya.1

1

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid II (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 327.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

b. Ditinjau dari segi kandungan mas}lah}ah, para ulama ushul fiqih membaginya
menjadi dua, yaitu:
(1) Mas}lah}ah al-‘A>mmah, yaitu kemaslahatan umum yang menyangkut
kepentingan orang banyak.
(2) Mas}lah}ah al-Kha>shshah, yaitu kemaslahatan pribadi dan ini sangat
jarang sekali, seperti kemaslahatan yang berkaitan dengan pemutusan
hubungan perkawinan seseorang yang dinyatakan hilang.2
c. Berdasarkan dari eksistensi / keberadaan mas}lah}ah menurut syara’ terbagi
kepada tiga macam , yaitu:
(1) Mas}lah}ah al-Mu‘tabarah, yaitu kemaslahatan yang didukung oleh
syara’. Maksudnya, adanya dalil khusus yang menjadi dasar bentuk dan
jenis kemaslahatan. Contoh menjaga agama, nyawa, keturunan, akal
dan nyawa. Syara’ telah mensyariatkan jihad untuk menjaga agama,

Qis}as> untuk menjaga nyawa, hukuman h}udu>d kepada pezina dan
penuduh untuk menjaga keturunan, hukuman dera kepada peminum
arak untuk menjaga akal, dan hukuman potong tangan atas pencuri
untuk menjaga harta.
(2) Mas}lah}ah al-Mulgha>h, yaitu kemaslahatan yang ditolak oleh syara’
karena bertentangan dengan ketentuan syara’. Misalnya, kemaslahatan
harta riba untuk menambah kekayaan, kemaslahatan minum khamr
untuk menghilangkan stress, maslahah orang-orang penakut yang tidak
mau berjihad, dan sebagainnya.
2

Wahidul Kahhar, ‚Efektivitas Mas}lah}ah Mursalah Dalam Penetapan Hukum Syara‛ (Thesis-Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2003), 23.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

(3) Mas}lah}ah Mursalah atau Istishlah ialah maslahat-maslahat yang
bersesuaian dengan tujuan-tujuan syariat Islam, dan tidak ditopang oleh
sumber dalil yang khusus, baik bersifat melegitimasi atau membatalkan
maslahat tersebut.3
Pembagian mas}lah}ah yang dikemukakan para ahli ushul fiqh di atas, dapat
dilihat dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Pembagian Maslahah
Segi keberadaan

Segi kualitas dan
kepentingannya

Segi kandungan

1.

Mas}lah}ah ad-Dharu>riyyah

Mas}lah}ah al-‘A>mmah

Mas}lah}ah alMu’tabarah

2.

Mas}lah}ah al-H}aj> iyyah

Mas}lah}ah al-Kha>shshah

Mas}lah}ah alMulgha>h

3.

Mas}lah}ah al-Tah}thi>niyah

No.

mas}lah}ah

mas}lah}ah
menurut syara’

Mas}lah}ah
Mursalah

Dari berbagai pembagian mas}lah}ah di atas, penelitian ini memfokuskan
pembahasan tentang mas}lah}ah mursalah. Secara etimologis mas}lah}ah mursalah
terdiri atas dua suku kata yaitu mas}lah}ah dan mursalah. Al-mas}lah}ah adalah
bentuk mufrad dari al-mashalih.4

Mas}lah}ah berasal dari kata ‫ صاح‬dengan penambahan ‚alif‛ diawalnya yang
secara arti kata berarti ‚baik‛ lawan kata dari ‚buruk‛ atau ‚rusak‛ adalah
3
4

Romli SA, Muqaranah Mazahib fil Ushul , Cet I (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999),162.
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), 117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

mas}dar dengan kata shala@h yaitu ‚manfaat‛ atau ‚terlepas dari padanya
kerusakan.‛5

Mas}lah}ah telah menjadi bahasa Indonesia yang berarti ‚sesuatu yang
mendatangkan kebaikan‛.6 Adapun pengertian mas}lah}ah dalam bahasa Arab
berarti ‚perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada kebaikan manusia‛. Dalam
arti yang umum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam
arti menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan keuntungan atau
ketenangan; atau dalam arti menolak atau menghindarkan seperti menolak
kemudharatan atau kerusakan. Jadi setiap yang mengandung manfaat patut
disebut mas}lah}ah.7
Sedangkan kata al-Mursalah adalah isim maf‘u>l (objek) dari fi’il ma>di}
(kata dasar) dalam bentuk thula>thi (kata dasar yang tiga huruf) yaitu ‫ رسل‬dengan
penambahan ‚alif‛ di pangkalnya, sehingga menjadi ‫ ارسل‬,yang berarti ‚terlepas‛
atau ‚bebas‛. Bila kata ‚mas}lah}ah‛ digabungkan dengan ‚mursalah‛, maka
secara bahasa berarti ‚kemaslahatan yang terlepas/ bebas dari keterangan yang
menunjukkan boleh atau tidknya dilakukan‛.8
Penelitian ini menyimpulkan mas}lah}ah mursalah merupakan segala
sesuatu yang menimbulkan manfaat bagi manusia namun tidak ada dalil yang
mendukung maupun menolaknya.

5

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh...,323.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: 1976), 635.
7
Amir Syarifuddin, Ushul...,324.
8
Ibid.,332
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Para ulama memberikan definisi yang hampir sama tentang mas}lahah
menurut istilah, diantaranya menurut Abu Nur Zuhair, mas}lah}ah mursalah
adalah suatu sifat yang sesuai dengan hukum, tapi belum tentu diakui atau
tidaknya oleh syara.
Menurut Abu Zahrah, mas}lah}ah mursalah adalah maslahat yang sesuai
dengan maksud-maksud pembuat hukum (Allah) secara umum, tapi tidak ada
dasar yang secara khusus menjadi bukti diakui atau tidaknya.9
Al-Khawarizmi menyebutkan, mas}lah}ah yaitu memelihara tujuan hukum
Islam dengan menolak bencana/ kerusakan/ hal-hal yang merugikan diri manusia.
Ulama telah bersepakat bahwa tujuan hukum Islam adalah untuk memelihara
agama, akal, harta, jiwa dan keturunan atau kehorma