TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH TERHADAP KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR DI MINIMARKET SURABAYA.

TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH
TERHADAP KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR
DI MINIMARKET SURABAYA

SKRIPSI

Oleh
Mochammad Fuad Hasan
NIM: C52212104

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang membahas
tentang Tinjauan Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Kebijakan Kantong Plastik

Berbayar Di Minimarket Surabaya. Skripsi ini bertujuan untuk menjawab
permasalahan yang dituangkan dalam dua rumusan masalah yaitu: bagaimana
mekanisme penerapan kebijakan kantong plastik berbayar di minimarket
Surabaya? dan bagaimana tinjauan mas{lah{ah mursalah terhadap kebijakan
kantong plastik berbayar di minimarket Surabaya?.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif yang pengumpulan datanya dengan cara observasi,
wawancara, dokumentasi dan terakhir dengan telaah pustaka. Kemudian data
diolah dengan cara editing, organizing yang selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan kaidah-kaidah fiqih dan dalil-dalil yang berkaitan dengan
pembahasan dengan cara teknik deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa mekanisme penerapan
kebijakan kantong plastik berbayar di minimarket Surabaya sudah sesuai
himbauan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di Surabaya,
kebijakan tersebut mulai diterapkan sejak tanggal 21 Februari 2016. Harga
kantong plastik yang disepakati yaitu Rp. 200/lembar. Adapun penerapan
kebijakan kantong plastik berbayar di minimarket Surabaya telah memenuhi
syarat serta landasan hukum mas}lah}ah mursalah. Kebijakan kantong plastik
berbayar merupakan suatu maslahah yang ditujukan untuk kepentingan umum.
Hal ini dapat dilihat dari hasil survey yang dilakukan oleh pemerintah, yang

menunjukan penurunan jumlah penggunaan kantong plastik sekali pakai rata-rata
25% selama periode Januari – Maret 2016. Tujuan dari kebijakan tersebut secara
jelas adalah untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan sehingga lingkungan
yang lestari juga bisa dirasakan manfaatnya oleh semua masyarakat. Dalam
kebijakan tersebut terdapat suatu tujuan untuk melindungi jiwa dan hal ini tidak
ada pertentangan dengan tujuan yang ditetapkan oleh syara’ (Maqa>s}id alShari>‘ah) karena pencemaran sampah plastik yang tertimbun dan sulit terurai
dapat menyebabkan kerusakan bagi keberlangsungan kehidupan manusia.
Kebijakan ini memang dipandang dapat memberatkan masyarakat kalangan
menengah ke bawah, namun jika diteliti lagi hal ini lebih bisa mendidik dan
merubah pola pikir masyarakat untuk tidak bergantung pada kantong belanja
plastik yang dapat mencemari lingkungan.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka saran dari peneliti yaitu:
Pertama, perlu adanya Peraturan Menteri yang mengatur kebijakan tersebut
sebagai dasar hukum yang pasti yang dapat memberi sanksi bagi pihak-pihak
yang mengambil keuntungan sepihak. Kedua, pemerintah bersama pihak retail
dan komunitas lingkungan harus berupaya menciptakan kantong belanja ramah
lingkungan yang tidak berbahan plastik.

vi


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ......................................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .....................................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................................

iii

PENGESAHAN ...........................................................................................................

iv


MOTTO .......................................................................................................................

v

ABSTRAK ...................................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................

vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................

xi


DAFTAR TRANSLITERASI .....................................................................................

xii

BAB

I

BAB II

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................................


9

C. Rumusan Masalah ..............................................................................

10

D. Kajian Pustaka ...................................................................................

10

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................

13

F. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................................

13

G. Definisi Operasional ..........................................................................


14

H. Metode Penelitian ..............................................................................

15

I.

Sistematika Pembahasan ...................................................................

21

TEORI MAS{LAHAH MURSALAH{ ........................................................

23

A. Pengertian Mas{lah{ah Mursalah..........................................................

23


B. Syarat-syarat Mas{lah{ah Mursalah .....................................................

27

C. Dasar Hukum Mas{lah{ah Mursalah .....................................................

29

D. Macam-macam Mas{lah{ah ..................................................................

32

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG
PLASTIK BERBAYAR ...........................................................................

40


A. Kronologis Pemberlakuan Kebijakan Kantong Plastik
Berbayar ..............................................................................................

40

B. Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar .............................

44

C. Upaya Pemerintah Surabaya Dalam Memberlakukan Kebijakan
Kantong Plastik Berbayar ...................................................................

47

BAB IV TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP KANTONG
PLASTIK BERBAYAR DI MINIMARKET SURABAYA ....................

52


BAB V

PENUTUP ................................................................................................

59

A. Kesimpulan ........................................................................................

59

B. Saran ..................................................................................................

61

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memasuki era modern atau yang lebih dikenal dengan era globalisasi,
masalah demi masalah yang muncul di masyarakat semakin beragam.
Manusia sebagai makhluk hidup yang juga bersentuhan langsung dengan
arus globalisasi, juga tidak dapat lepas dari dampak globalisasi, karena
makhluk hidup merupakan pelaku utama dalam era globalisasi tersebut.
Sebagai makhluk hidup yang berjiwa sosial, manusia atau masyarakat
secara umum harus mempunyai kesadaran akan peduli terhadap manusia
yang lain termasuk juga terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya
seperti lingkungan. Kelestarian lingkungan sangat bergantung pada setiap
kegiatan manusia. Masing-masing individu mempunyai tanggung jawab
yang sama dalam menjaga lingkungan agar tidak rusak.
Perkembangan zaman yang terjadi sampai saat ini, khususnya
dinamika keislaman yang menyangkut berbagai macam persoalan baik dari
segi muamalah, persaingan bisnis, kebijakan politik, ekonomi dan lain-lain.
Hal tersebut telah mendorong kualitas sumber daya manusia untuk
melakukan pengkajian yang memunculkan suatu hukum demi menunjang
ataupun mengimbangi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh
beberapa individu yang ingin berkuasa serta sewenang-wenang dalam
mencari keuntungan.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Di Indonesia, kesadaran sebagian masyarakat dalam melestarikan
lingkungan sangatlah pasif. Hal yang paling sensitif terhadap dampak era
globalisasi yang serba industri sekarang ini adalah lingkungan. Besar
kecilnya setiap kegiatan masyarakat pasti akan berdampak pada kualitas
lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat harus bisa menjaga serta
mengendalikan lingkungan agar tidak melakukan pencemaran yang bisa
mengakibatkan kerusakan lingkungan itu sendiri.
Salah satu pencemaran yang sampai saat ini masih menjadi kendala
dalam pelestarian lingkungan adalah kegiatan masyarakat yang terbiasa
membuang sampah sembarangan. Tidak sulit menemukan sampah yang
berserakan di pinggir jalan, sungai bahkan di tempat wisata dan lain-lain.
Plastik menjadi salah satu bahan yang sering digunakan oleh manusia
untuk berbagai hal salah satunya adalah untuk membawa barang belanja. Di
samping kegunaannya tersebut plastik juga sering digunakan sebagai
bungkus makanan ringan ataupun sebagai bahan campuran untuk membuat
berbagai hiasan. Di lain sisi plastik juga memiliki dampak buruk bagi
lingkungan sekitar jika sudah tak digunakan lagi.
Plastik merupakan jenis sampah yang sulit terurai oleh tanah meskipun
sudah terkubur selama berpuluhan tahun. Sifat sampah plastik yang sulit
terurai tersebut memunculkan zat kimia yang merusak pengurai tanah
sehingga dapat menurunkan kesuburan pada tanah.
Selain menyebabkan kerusakan pada tanah, sampah plastik juga
berbahaya terhadap lingkungan air. Limbah plastik yang menumpuk akibat

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

kurang kesadaran masyarakat yang membuangnya sembarangan termasuk
membuang di selokan ataupun sungai dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, banjir serta dapat menyebabkan timbulnya zat berbahaya yang
mengakibatkan hewan-hewan penghuni sungai mati.
Sampah plastik yang dibakar juga memiliki efek buruk bagi udara dan
mencemari lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan ketika plastik dibakar
dapat menimbulkan dioksin di udara. Ketika manusia menghirup dioksin
tersebut dapat menyebabkan berbagai gangguan pada sistem pernafasan serta
penyakit berbahaya lainnya seperti kanker, pembengkakan hati, dan juga
gangguan sistem saraf.
Sampah berbahan jenis plastik termasuk jenis sampah yang paling
banyak menyebabkan pencemaran, terutama di beberapa daerah-daerah yang
sudah dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan industri. Hampir setiap orang
pasti tidak akan terlepas dari yang namanya plastik dalam aktivitasnya
sehari-hari. Penggunaan plastik yang terus meningkat mengakibatkan jumlah
produksi plastik dari tahun ke tahun juga semakin meningkat.
Kantong plastik menjadi isu pembicaraan penting akhir-akhir ini di
dunia pengelolaan sampah. Harganya yang murah, gampang ditemukan, dan
mudah digunakan membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup
masyarakat. Hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan
makanan menggunakan plastik dan kantong plastik. Belum lagi plastik untuk
kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, mainan anakanak, alat olahraga, peralatan elektronik maupun medis, dan sebagainya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Indonesia menempati urutan kedua setelah Tiongkok, terkait masalah
sampah plastik. Produksi sampah plastik di Indonesia mencapai 5,4 juta ton
per tahun. Plastik merupakan bahan yang sulit terurai sehingga menimbulkan
pencemaran lingkungan yang cukup serius. “Berdasarkan data statistik
persampahan domestik Indonesia, jumlah sampah plastik tersebut merupakan
14 persen dari total produksi sampah di Indonesia,” kata Ketua Umum
“Indonesia Solid Waste Association” (InSWA), Sri Bebassari.1
Untuk menekan laju peningkatan sampah plastik tersebut, Pemerintah
Indonesia telah banyak berupaya menetapkan kebijakan demi terwujudnya
kelestarian lingkungan. Salah satu kebijakan yang baru-baru ini dikeluarkan
yakni penerapan kantong plastik berbayar.
Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional pada tanggal 21
Februari 2016 yang lalu Direktur Jendral Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Tuti Hendrawati Mintarsih mulai menerapkan atau memberlakukan surat
edaran

Nomor:

SE-06/PSLB3-PS/2015

tentang

Langkah

Antisipasi

Penerapan Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Ritel Modern.
Setelah surat edaran tersebut diberlakukan, kemudian Pemerintah
mengeluarkan ketentuan lanjutan terkait harga dan mekanisme kantong
plastik berbayar yang dicantumkan dalam Surat Edaran Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah,

1

Neraca,
“Pemerintah
Bikin
Target
Masalah
Sampah
Selesai
2019“,
http://www.neraca.co.id/article/58920/pemerintah-bikin-target-masalah-sampah-selesai-2019,
“diakses pada”, 28 Maret 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun Nomor: S.1230/PSLB3-PS/2016
tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong Plastik Berbayar.
Beberapa ketentuan dalam surat edaran tersebut antara lain:
1. Pengusaha ritel tidak lagi menyediakan kantong plastik secara cuma-cuma
kepada konsumen. Apabila konsumen masih membutuhkan kantong plastik
maka konsumen diwajibkan membeli kantong plastik dari gerai ritel.
2. Terkait harga kantong plastik, Pemerintah, BPKN, YLKI, dan APRINDO
menyepakati harga jual kantong plastik selama uji coba penerapan kantong
plastik berbayar sebesar minimal Rp 200,- per kantong sudah termasuk Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
3. Harga kantong plastik akan dievaluasi oleh Pemerintah dan Pemerintah
Daerah bersama APRINDO setelah uji coba berjalan sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan.
4. Terkait jenis kantong plastik yang disediakan oleh pengusaha ritel,
Pemerintah, BPKN, YLKI, dan APRINDO menyepakati agar spesifikasi
kantong plastik tersebut dipilih yang menimbulkan dampak lingkungan
paling minimal dan harus memenuhi standar nasional yang dikeluarkan oleh
Pemerintah atau lembaga independen yang ditugaskan untuk itu.
5. APRINDO menyepakati bahwa mereka berkomitmen mendukung
kegiatan pemberian insentif kepada konsumen, pengelolaan sampah, dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui program tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Sosial Responsibility, CSR) dengan mekanisme yang
akan diatur oleh masing-masing pengusaha ritel.
6. Ketentuan ini juga berlaku untuk usaha ritel modern yang bukan anggota
APRINDO.2
Kebijakan kantong plastik berbayar yang berlaku saat ini merupakan
hasil pemikiran terhadap dasar-dasar syariah yang dijadikan sebagai sumber
hukum Islam yakni al-quran dan hadis. Mas}lah}ah mursalah merupakan salah
satu sumber hukum yang dijadikan sebagai landasan penetapan kebijakan
pemerintah, selama kebijakan tersebut ditujukan demi kemaslahatan serta
kesejahteraan umum.

2

Hukum
Online,
“Haruskah
Membayar
Kantong
Plastik
Di
Supermarket”,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50c772772b6e0/haruskah-membayar-kantongplastik-di-supermarket, “diakses pada”, 28 Maret 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dalam membicarakan al-mas}lah}ah sebagai dalil hukum, pada
umumnya ulama lebih dahulu meninjaunya dari segi ada atau tidaknya
kesaksian syara’ (syaha>dah asy-syar’i) terhadapnya, baik kesaksian tersebut
bersifat mengakui atau melegitimasinya sebagai al-mas}lah}ah ataupun tidak.3
Sebagaimana dikutip oleh Rahmat Syafi’i, al-Ghazali menyatakan
bahwa setiap mas}lah}ah yang kembali kepada pemeliharaan maksud syara’
yang diketahui dari al-quran, as-sunnah dan ijma’ tetapi tidak dipandang dari
ketiga dasar tersebut secara khusus dan tidak juga melalui metode qiyas,
maka dipakailah al-mas}lah}ah mursalah. Jika memakai qiyas harus ada dalil
asal (maqis alaih). Cara mengetahui mas}lah}ah yang sesuai dengan tujuan itu
adalah dari beberapa dalil yang tidak terbatas, baik dari al-quran, hadis,
qarinah-qarinah maupun dari isyarat-isyarat. Oleh sebab itu, cara penggalian

mas}lah}ah seperti itu disebut al-mas}lah}ah mursalah.4
Kebijakan kantong plastik berbayar yang diberlakukan oleh pemerintah
mengandung hal positif yang berhubungan dengan mas}lah}ah. Hal ini terlihat
dari aturan yang bertujuan untuk mengurangi pencemaran sampah plastik.
Namun, kebijakan tersebut juga akan menimbulkan hal-hal negatif karena
kebijakan tersebut masih berupa himbauan yang belum diatur secara resmi
dalam peraturan menteri.

Mas}lah}ah dalam bidang muamalah menjadi acuan yang sangat penting
dalam menetapkan hukum permasalahan yang ada saat ini. Apalagi jika
menyangkut kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Teori
3
4

Abd. Rohman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah, 2011), 207.
Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), 119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

mas}lah}ah menjadi suatu solusi dalam menyelesaikan masalah-masalah yang
sebelumnya tidak diatur dalam al-quran dan hadis karena masalah selalu
mengikuti perkembangan zaman.
Hukum dan ekonomi merupakan dua hal yang tidak boleh dipisahkan,
sebab dua hal ini saling melengkapi seperti dua sisi mata uang. Hukum
ekonomi merupakan kajian tentang hukum yang berkaitan dengan ekonomi
secara interdisipliner dan multidimensional. Menurut Rachmat Soemitro,
hukum ekonomi adalah keseluruhan norma-norma yang dibuat oleh
pemerintah atau penguasa sebagai satu personifikasi dari masyarakat yang
mengatur kehidupan ekonomi di mana kepentingan individu dan masyarakat
saling berhadapan.5
Dalam norma-norma ini pemerintah mencoba memasukkan ketentuanketentuan yang lebih ditekankan kepada kepentingan masyarakat, bahkan
apabila perlu membatasi kepentingan dan hak-hak individu. Dengan
demikian letak hukum ekonomi, sebagian ada dalam hukum perdata dan
sebagian lagi ada dalam hukum publik, di mana keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat dijaga untuk mencapai kemakmuran bersama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.6
Sebenarnya, kebijakan Pemerintah dalam mengupayakan pengurangan
sampah plastik sangatlah bagus. Namun, ketika solusinya dituangkan dalam
kebijakan kantong plastik berbayar, kebijakan tersebut tidak sepenuhnya

5

Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama ,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 5.
6
Ibid., 6.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

dipandang positif dan diterima masyarakat. Bahkan, sebagian masyarakat
juga memandang negatif terhadap kebijakan tersebut, mereka yang tidak
setuju dengan kebijakan tersebut beranggapan bahwa kebijakan pemerintah
hanya menguntungkan masyarakat kalangan ekonomi menengah ke atas dan
merugikan masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah. Hal ini
menyebabkan suatu kebijakan tersebut berdampak positif juga berdampak
negatif terhadap masyarakat. Tujuan dari pemberlakuan kebijakan tersebut
juga belum sepenuhnya direalisasikan oleh pemerintah karena kejelasan
penyaluran dana hasil penjualan kantong plastik belum diwujudkan untuk
kepentingan lingkungan.
Beberapa uraian di atas menjadi latar belakang penulis untuk meneliti
apakah kebijakan kantong plastik tersebut sudah bisa dianggap memberikan

mas}lah}ah atau justru menimbulkan masalah. Maka dari itu, penulis akan
memaparkan hasil penelitian tersebut dalam sebuah skripsi yang berjudul:
“Tinjauan Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Kebijakan Kantong Plastik
Berbayar Di Minimarket Surabaya”.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pendeskripsian dari latar belakang di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat dijadikan bahan
penelitian, antara lain :
a. Ketidakjelasan mekanisme penerapan kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.
b. Faktor-faktor yang menjadi penyebab diberlakukannya kebijakan
kantong plastik berbayar oleh Pemerintah.
c. Dampak yang ditimbulkan dari penerapan kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.
d. Tinjauan mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.
2. Batasan Masalah
a. Ketidakjelasan mekanisme penerapan kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.
b. Tinjauan mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme penerapan kebijakan kantong plastik berbayar
di Minimarket Surabaya ?
2. Bagaimana tinjauan mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan kantong
plastik berbayar di Minimarket Surabaya ?

D. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan
gambaran hubungan topik yang akan dilteliti dengan penelitian sejenis yang
pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sehingga tidak terjadi suatu
pengulangan materi secara mutlak.7
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkasan tentang kajian atau
penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti
sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan diteliti bukan merupakan
pengulangan atau duplikat dari penelitian yang sudah ada.8
Sebenarnya

penelitian

tentang

Tinjauan

Mas}lah}ah Mursalah

Terhadap Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Di Minimarket Surabaya
belum pernah diteliti oleh para peneliti sebelumnya, karena kantong plastik
berbayar merupakan hal yang baru yang saat ini tenar di kalangan
masyarakat Indonesia. Namun penulis tetap akan memaparkan berbagai
tulisan atau penelitian yang berkaitan dengan mas}lah}ah mursalah dan
kebijakan pemerintah dalam ekonomi. Ada beberapa penelitian terdahulu
7
8

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1988), 135.
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, 8.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

yang berkaitan dengan pembahasan mas}lah}ah mursalah mengenai kebijakan
pemerintah serta peraturan dasar negara dalam hal ekonomi, diantaranya:
1. Analisis Mas}lah}ah mursalah Terhadap Lebel Halal Pada Produk
Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen. Skripsi
yang ditulis oleh Agung Setiono ini merupakan sebuah penelitian
yang menekankan pada

analisis

Mas}lah}ah Mursalah terhadap

pentingnya lebel halal pada setiap produk seperti; makanan,
minuman, obat-obatan, kosmetik dan lainnya. Penelitian ini
merupakan penelitian normatif (legal research). Dapat diasumsikan
bahwa adanya label halal pada produk menunjukkan adanya dampak
positif atau manfa’at terhadap semua orang muslim. Produsen juga
tidak bisa asal mencantumkan label halal walaupun udah meyakinkan
produk yang mereka produksi halal, sebelum melalui pengujian dan
pengawasan dari badan LPPOM MUI. Dengan kejelasan label ini
konsumen dapat merasakan aman ketika mengkonsumsi makanan.9
2. Tinjauan Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Pengelolaan Dana Investasi
Pada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Dalam PP. No. 87
Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Kesehatan. Skripsi
yang ditulis oleh Fathul Hidayat Fajar Yanto ini merupakan sebuah
penelitian untuk mengetahui dan memahami pengelolaan dana
investasi sesuai dengan mas}lah}ah mursalah yang diberikan kepada

9

Agung Setiono, “Analisis Mas}lah}ah mursalah Terhadap Label Halal Pada Produk Berdasarkan
UU No. 8 Tahun 1999 PERLINDUNGAN KONSUMEN”, (Skripsi--UIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

peserta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan sistem pengelolaan
dana investasi pada BPJS berbeda dengan Persero, peserta
mempercayakan dana tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya oleh
BPJS selaku wali amanat. Dengan demikian bukan untung rugi yang
dipikirkan, akan tetapi bagaimana hubungan tolong–menolong dapat
ditegakkan. Mas}lah}ah yang terkandung yaitu adanya sebuah
ketegasan hukum dalam melaksanakan pengelolaan dana investasi
secara nirlaba. Mas}lah}ah yang dikandung juga berupa penyelamatan
dan perlindungan terhadap hak-hak warga negara Indonesia terutama
dalam urusan kesejahteraan hidup.10
Dari kedua tulisan ataupun penelitian tersebut di atas, dapat
diketahui bahwa penelitian yang akan penulis teliti ini berbeda dari
keduanya. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti lebih lanjut terkait dengan
judul Tinjauan Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Kebijakan Kantong Plastik
Berbayar Di Minimarket Surabaya. Dengan harapan nantinya dapat
diperoleh perspektif baru bagi hukum Islam dalam rangka melaksanakan
tugas dan kewajibannya yakni menjawab problematika yang ada sekarang
ini.

10

Fathul Hidayat Fajar Yanto, "Tinjauan Mas}lah}ah mursalah Terhadap Pengelolaan Dana
Investasi Pada BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Dalam PP. No. 87 Tahun 2013
Tentang Pengelolaan Aset Jaminan Kesehatan", (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan
dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk mengetahui mekanisme penerapan kebijakan kantong plastik
berbayar di Minimarket Surabaya.
2. Untuk mengetahui tinjauan mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan
kantong plastik berbayar di Minimarket Surabaya.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang
paling tidak mencakup dua aspek, yaitu:
1.

Aspek Keilmuan (Teoritis)
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk
menambah wawasan pengetahuan dalam hukum Islam, khususnya
yang

berkaitan

dengan

muamalah

sehingga

tidak

menjadi

penghambat dalam pembangunan nasional.
2.

Aspek Terapan (Praktis)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan yang dapat
memberikan informasi terkait penerapan kantong plastik berbayar
yang

di

dalamnya

mencakup

kebijakan

Pemerintah

dalam

mewujudkan kemaslahatan bersama.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

G. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan tidak menimbulkan
kesalahpahaman atas judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan
beberapa maksud dari sub judul sebagai berikut:

Mas}lah}ah Mursalah

: Mas}lah}ah mursalah merupakan
kemaslahatan

yang

tidak

ditetapkan

hukumnya oleh syara’ dan tidak ada dalil
yang melarang atau mewajibkannya.11
Kebijakan Kantong Plastik Berbayar : Merupakan suatu kebijakan yang
diatur dalam Surat Edaran Direktorat
Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Bahan Berbahaya dan Beracun
KLHK Nomor: SE-06/PSLB3-PS/2015
tentang Langkah Antisipasi Penerapan
Kebijakan Kantong Plastik Berbayar Pada
Usaha Ritel Modern.

Kebijakan ini

merupakan salah satu strategi Pemerintah
Indonesia untuk menekan laju timbunan
sampah kantong plastik yang selama ini
menjadi bahan pencemar bagi lingkungan
hidup.

11

M. Asywadie Syukur, Pengantar Ilmu Fikih dan Ushul Fikih , (Surabaya: PT Bima Ilmu, 1990),
117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Minimarket Surabaya

: Toko yang menjual segala macam
barang dan makanan, yang menerapkan
sistem swalayan, di mana pembeli dapat
mengambil

sendiri

barang

yang

dibutuhkan di rak-rak minimarket dan
membayarnya di meja mesin kasir serta
tidak ada tawar menawar harga. Terkait
dengan tempat penelitian, peneliti akan
meneliti di salah satu Minimarket yang
berada

di

Surabaya

sebagai

sampel

penelitian.

H. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkahlangkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.12
1. Data yang dikumpulkan
a. Data Primer
1. Data tentang isi Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Bahan Berbahaya dan Beracun Nomor: SE-06/PSLB3-

12

Wardi Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 2001), 1.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

PS/2015 tentang Langkah Antisipasi Penerapan Kebijakan
Kantong Plastik Berbayar Pada Usaha Ritel Modern.\
2. Data tentang isi Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Bahan Berbahaya dan Beracun Nomor: S.1230/PSLB3PS/2016 tentang Harga dan Mekanisme Penerapan Kantong
Plastik Berbayar.

b. Data Sekunder
1. Data terkait jumlah Minimarket yang berada di Surabaya.
2. Data terkait legalitas Minimarket yang berada di Surabaya.
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Sumber primer adalah sumber yang langsung berkaitan dengan
obyek penelitian.13 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini antara lain:
1. Pihak Management Minimarket
2. Badan Lingkungan Hidup Surabaya
3. Dinas Perdagangan dan Perindustrian Surabaya
b. Sumber Data Sekunder

13

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
31.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Sumber data sekunder yaitu informasi yang tidak secara langsung
mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang
ada padanya.14 Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada, yang berupa dokumen-dokumen, laporanlaporan, buku-buku yang menunjang yang berkenaan tentang teori
berakad dan akad perjanjian, rukun serta syarat-syaratnya.15 Arsiparsip atau sumber-sumber berupa gambar dan sumber-sumber data
statistik. Sumber-sumber tersebut didapat dari beberapa bahan
pustaka yang berhubungan dengan masalah, seperti:
1. Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam (terjemah)
2. Jamal al-Banna, Manifesto Fiqih Baru (Memahami Paradigma

Fiqih Moderat 3)
3. Abdul Haq, Formulasi Nalar Fiqh
4. H. Ma’mun Muhammad Murai, Perspektif Hukum Islam (Sebuah

Pengantar)
5. Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam proses pengumpulan data
pada penelitian ini antara lain:

14

Muhammad Ali, Penelitian Kependidikan; Prosedur dan Strategi, (Bandung, Angkasa, 1993),
42.
15
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 5.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan penulis dengan
melakukan kunjungan ke lapangan. Dari teknik ini diharapkan
diperolehnya kebenaran yang meyakinkan, karena penulis secara
langsung mengecek kebenaran informasi.16 Dalam hal ini penulis
akan melakukan kunjungan atau riset di Badan Lingkungan H
Surabaya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Surabaya dan salah
satu minimarket Surabaya sebagai sampel penelitian.
b. Wawancara
Teknik wawancara ini dianggap penting oleh penulis untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan secara akurat dari beberapa
pihak secara langsung, baik dari pihak Management Minimarket,
Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Surabaya yang mengetahui terkait penerapan kebijakan kantong
plastik berbayar.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.17
Dokumen dalam pengertian lain merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu bukti surat perjanjian kerjasama. Dengan adanya
dokumentasi dalam suatu penelitian maka dapat meningkatkan

16

Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 222.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi , (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006),206.
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

keabsahan dan penelitian akan lebih terjamin, karenapeneliti betulbetul melakukan penelitian ke lapangan secara langsung.18
Dokumen ini berupa surat edaran Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan mengenai kebijakan kantong plastik berbayar.
4. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data terkumpul perlu adanya pengolahan data dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a.

Editing, yaitu memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh
dengan memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi
yang meliputi kesesuaian dan keselarasan satu dengan yang
lainnya,

keaslian,

kejelasan

serta

relevansinya

dengan

permasalahan.19 Teknik ini digunakan penulis untuk memeriksa
kelengkapan data-data yang sudah penulis dapatkan, dan akan
digunakan sebagai sumber-sumber studi dokumentasi.
b.

Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sumber
dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh
gambaran

yang

sesuai

dengan

rumusan

masalah,

serta

mengelompokan data yang diperoleh.20 Dengan teknik ini,
diharapkan

penulis

dapat

memperoleh

gambaran

tentang

mekanisme penerapan kantong plastik berbayar di Minimarket.

18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung, CV. Alfabeta, 2010),
240.
19
Chalid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 153.
20
Ibid., 154.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

c.

Analyzing, yaitu dengan memberikan analisis lanjutan terhadap
hasil editing dan organizing data yang telah diperoleh dari sumbersumber penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil
lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan.21

5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan atau menyusun
data yang terkumpul yang meliputi catatan lapangan dan komentar
peneliti, gambar, foto, dokumen. Dengan tujuan menemukan tema dan
hipotesis kerja yang kemudian diangkat menjadi teori substantif.22
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang tinjauan

mas}lah}ah mursalah terhadap kebijakan kantong plastik berbayar di
Minimarket Suarabaya. Mulai dari mencari tahu faktor-faktor serta
dasar hukum atau aturan yang melatar belakangi penerapan kebijakan
kantong plastik berbayar tersebut. kemudian, selanjutnya akan
dihubungkan serta di analisis dengan tinjauan mas}lah}ah mursalah.
Sehingga teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik deskriptif analisis yaitu penelitian ini bertujuan untuk
meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu
fenomena.23 Teknis analisis data yang didapat disampaikan dengan
cara menggambarkan kondisi obyektif dari obyek penelitian dan

21

Ibid., 195.
Sugiyono, Metode Penelitian..., 288.
23
Hari Wijaya, M. Jaelani, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta: Hangar Creator,
2008), 29.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat atau suatu pernyataan
berdasarkan data primer dan data sekunder.

I.

Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian
terarah sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan,
dalam penelitian ini terbagi atas lima bab, dari kelima bab tersebut terdiri
dari sub bab, di mana antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai
pembahasan yang utuh. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai
berikut :
Bab pertama, terdiri dari pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, adalah bagian dari landasan teori yang akan digunakan
dalam penelitian ini, dan nantinya akan menjadi pisau analisis dalam
pembahasan ini. Adapun teori yang digunakan dalam bab ini adalah teori
tentang Mas}lah}ah Mursalah. Mulai dari pengertian, klasifikasi, syarat-syarat,
serta peran Mas}lah}ah Mursalah dalam penetapan hukum.
Bab ketiga, adalah paparan yang mengemukakan hasil penelitian
yaitu gambaran umum terkait data yang diperoleh mengenai peraturan atau
kebijakan yang menjadi landasan penerapan kebijakan kantong plastik
berbayar beserta kejelasan aturan tersebut. Serta memaparkan mengenai

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

sistem berbayar,

dampak positif dan negatif diberlakukannya kebijakan

tersebut yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Bab keempat, memuat tentang Tinjauan Mas}lah}ah Mursalah
Terhadap Kebijakan Kantong Plastik Berbayar di Minimarket Surabaya.
Bab kelima, merupakan bagian dari penutup yang terdiri dari
kesimpulan penelitian dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

BAB II
TEORI MAS}LAH}AH MURSALAH
A. Pengertian

Mas}lah}ah mursalah terdiri dari dua kata yaitu kata mas}lah}ah dan
mursalah. Mas}lah}ah artinya baik (lawan dari buruk), manfaat atau terlepas
dari kerusakan. Adapun kata mursalah secara bahasa artinya terlepas dan
bebas. Maksudnya ialah terlepas dan bebas dari keterangan yang
menunjukkan boleh atau tidaknya sesuatu itu dilakukan.

Mas}lah}ah

mursalah

merupakan

salah

satu

metode

yang

dikembangkan ulama Us}ul Fiqh dalam mengistinbatkan hukum dari nas}
Menurut Abdul Wahhab Khallaf mas}lah}ah mursalah
dianggap

maslahat

namun

tidak

ada

ketegasan

yaitu suatu yang
hukum

untuk

merealisasikannya dan tidak pula ada dalil tertentu baik yang mendukung
maupun menolaknya, sehingga disebut mas}lah}ah mursalah (mas}lah}ah yang
lepas dari dalil secara khusus).1 Untuk menghukumi sesuatu yang tidak
dijelaskan oleh syariat perlu dipertimbangkan faktor manfaat dan
mudaratnya. Bila mudaratnya lebih banyak maka dilarang oleh agama, atau
sebaliknya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah: “berubahnya
suatu hukum menjadi haram atau halal bergantung pada mafsadah atau

mas}lah}ah-nya”.2

1
2

Satria Effendi, Us}u>l Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 149.
A. Syafi’I Karim, Us}u>l Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 84.

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

Adapun menurut istilah syara’ sebagaimana dikutip oleh Sapiuddin
Shidiq yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazaly dalam kitab musytasyfanya yaitu :

ِ
ِ
ٌ ‫اللِ ِ اُْ ْ َ ِ ََ ِ ِا ْ َ َِ ٌ ُ َل‬
ْ َ ُ َ‫َ َاْ َ ْل َ ْ ا‬
“Sesuatu yang tidak ada bukti baginya syara’ dalam bentuk nas} yang
membatalkannnya dan tidak ada pula yang menetapkannya”.3
Yang dimaksud dengan mas}lah}ah mursalah ini ialah maslahat yang
secara eksplisit tidak ada satu dalil pun baik mengakuinya maupun yang
menolaknya. Secara lebih tegas mas}lah}ah mursalah ini termasuk jenis

mas}lah}ah yang didiamkan oleh nas.
Dengan demikian mas}lah}ah mursalah ini merupakan mas}lah}ah yang
sejalan dengan tujuan syara’ yang dapat dijadikan dasar pijakan dalam
mewujudkan kebaikan yang diharapkan oleh manusia serta terhindar dari
kemudaratan. mas}lah}ah mursalah merupakan jenis mas}lah}ah yang terus
tumbuh dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat Islam
yang dipengaruhi oleh perbedaan kondisi dan tempat.4
Adapun menurut Jalaluddin Abdurrahman sebagaimana dikutip oleh
Romli SA, mendefinisikan mas}lah}ah sebagai berikut:

‫ح ح‬

‫ا ح ا فل اى ضل‬

‫الل‬

‫ ح فظ‬،
.‫ا س ش هم‬

3
4

‫ا‬

‫ض أ‬

Sapiuddin Shidiq, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 88.
Romli SA, Muqaranah Mazahib fil Ushul, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), 164-165.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

“Maslahat ialah memelihara maksud hukum syara’ terhadap berbagai
kebaikan yang telah digariskan dan ditetapkan batas-batasnya, bukan
berdasarkan keinginan dan hawa nafsu manusia belaka”.5
Sementara itu, menurut Ibnu Taimiyah sebagaimana dikutip oleh
Imam Abu Zahrah, bahwa yang dimaksud dengan maslahat ialah pandangan
mujtahid tentang perbuatan yang mengandung kebaikan yang jelas dan
bukan perbuatan yang berlawanan dengan hukum syara’.
Dari ketiga definisi di atas, baik yang dikemukakan oleh Imam alGhazaly, Jalaluddin Abdurrahman maupun Ibnu Taimiyah mengandung
maksud

yang

sama.

Artinya

maslahat

yang

dimaksudkan

adalah

kemaslahatan yang menjadi tujuan syara’ bukan kemaslahatan yang sematamata berdasarkan keinginan dan hawa nafsu manusia saja. Sebab, disadari
sepenuhnya, bahwa tujuan pensyariatan hukum tidak lain adalah untuk
merealisir kemaslahatan bagi manusia dalam segala segi dan aspek
kehidupan mereka di dunia dan terhindar dari berbagai bentuk yang bisa
membawa kepada kerusakan. Dengan kata lain, setiap ketentuan hukum
yang telah digariskan oleh syar’i adalah bertujuan untuk menciptakan
kemaslahatan bagi manusia.6
Dari tiga definisi penulis menyimpulkan bahwa:
1. Mas}lah}ah Mursalah adalah sesuatu yang tidak ada nash hukumnya
dalam al-quran maupun hadis.

5
6

Ibid., 158.
Ibid., 159.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

2. Mas}lah}ah Mursalah adalah sesuatu yang baik menurut akal.
Dengan

pertimbangan

dapat

mewujudkan

kebaikan

dan

menghindari keburukan. Sesuatu yang baik menurut akal sehat
maka pada hakikatnya tidak bertentangan dengan tujuan syara’
secara umum.
Pada intinya, dapat disimpulkan bahwa mas}lah}ah mursalah yaitu
salah satu sumber hukum yang dijadikan dasar dalam menetapkan suatu
hukum demi mewujudkan kemaslahatan umum di mana sebelumnya tidak
ada dalil syara’ atau nas} yang membolehkan maupun melarangnya.

ِ
ِ
ِ
ِ
َ ‫ َ َاْ َِلْ َاْ ٌل ََ إِ ْ َ َِ أَْ إِاْغَ ئ‬،َ َ ً ‫َاْ َ ْ َ َ ُ اْ ُ ْل َاَ ُ َ ا ِى َاْ َ ْلَل ُ ال ِ ُ ُح ْك‬
“Mas}lah}ah mursalah adalah sesuatu yang oleh syara’ (Allah), tidak diberikan
hukumnya. Dan tidak ada suatu dalil yang menetapkan atau menolaknya”.7
Dengan demikian mas}lah}ah mursalah ini merupakan maslahat yang
sejalan dengan tujuan syariat yang dapat dijadikan dasar pijakan dalam
mewujudkan kebaikan yang dibutuhkan oleh manusia serta terhindar dari
kemudaratan. Dalam kehidupan nyata kemaslahatan menjadi tolak ukur
dalam menetapkan hukum seiring tumbuh dan berkembangnya kehidupan
masyarakat Islam yang dipengaruhi oleh perbedaan kondisi dan tempat.
Berdasarkan pada pengertian tersebut pembentukan hukum itu
dimaksudkan untuk merealisir kemaslahatan umat manusia bagi mereka dan
menolak mad}aratan serta menghilangkan kesulitan dari padanya.
7

Acmad El Ghandur, Perspektif Hukum Islam alih bahasa Ma’mun Muhammad Murai,
(Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2006), 178.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

B. Syarat-Syarat Mas}lah}ah Mursalah
Dalam menentukan suatu mas}lah}ah mursalah, seluruh ulama sangat
berhati-hati dalam menentukannya. Sehingga mas}lah}ah mursalah tidak
menjadi pintu bagi pembentukan hukum syariat yang hanya menuruti
kemauan nafsu dan keinginan perorangan. Ada beberapa syarat dalam
menentukan mas}lah}ah mursalah sebagai dasar hukum, di antaranya:
1. Mas}lah}ah Mursalah berlaku hanya dalam bidang muamalah, bukan
dalam bidang akidah dan ibadah.8 Berupa maslahah yang sebenarnya,
bukan yang bersifat dugaan. Yang dimaksud dengan ini, yaitu agar
dapat direalisir pembentukan hukum suatu kejadian itu, dan dapat
mendatangkan keuntungan-keuntungan atau menolak madharat.
Adapun

dugaan

semata

bahwa

pembentukan

hukum

itu

mendatangkan keuntungan-keuntungan tanpa pertimbangan di antara

mas}lah}ah yang dapat didatangkan oleh pembentukan hukum itu,
maka ini berarti adalah didasarkan atas mas}lah}ah yang bersifat
dugaan.
2. Berupa mas}lah}ah yang umum, bukan mas}lah}ah yang bersifat
perorangan. Ditetapkan karena kepentingan yang jelas dan sangat
diperlukan masyarakat luas.

9

yang dimaksud dengan ini, yaitu agar

dapat direalisir bahwa dalam pembentukan hukum suatu kejadian
dapat mendatangkan keuntungan kepada kebanyakan umat manusia,
atau dapat menolak madharat dari mereka dan bukan mendatangkan
8
9

Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), 32.
Ibid., 32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

keuntungan kepada seseorang atau beberapa orang saja di antara
mereka. Kalau begitu, maka tidak dapat disyariatkan sebuah hukum,
karena ia hanya dapat merealisir mas}lah}ah secara khusus kepada
Amir, atau kepada kalangan elit saja, tanpa memperhatikan mayoritas
umat dan kemaslahatannya. Jadi mas}lah}ah harus menguntungkan
(manfaat) bagi mayoritas umat manusia.
3. Pembentukan hukum bagi mas}lah}ah ini tidak bertentangan dengan
hukum atau prinsip yang telah ditetapkan oleh nash atau ijma’. Jadi
tidak sah mengakui mas}lah}ah yang menuntut adanya kesamaan hak di
antara anak laki-laki dan perempuan dalam hal pembagian harta
pusaka, karena masalah ini adalah masalah yang dibatalkan. Oleh
karena itu fatwa Yahya Ibnu Yahya al-Laits al-Maliki, ulama Fikih
Andalus (Spanyol), murid Imam Ali bin Anas adalah keliru, yaitu
seorang raja Andalus berbuka secara sengaja pada siang bulan
Ramadhan, kemudian imam Yahya memberi fatwa bahwa tidak ada
denda tebusan bagi perbuatan berbuka raja itu, kecuali berpuasa
berturut-turut.

Dia

mendasarkan

fatwanya,

bahwa

mas}lah}ah

menghendaki ini karena yang dimaksud dengan kafarat ialah
melarang orang yang berbuat dosa dan menahannya sehingga tidak
kembali kepada perbuatan semisal dosanya dan tidak bisa menahan
kepada raja ini kecuali ini. Adapun keadaan memerdekakan budak,
maka hal ini mudah sekali bagi raja, namun tidak bisa menghajar
kepadanya. Fatwa ini didasarkan kepada mas}lah}ah, namun fatwa itu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

bertentangan dengan nash, karena dalam nash telah jelas bahwa
kafarat orang yang berbuka pada siang bulan Ramadhan secara
sengaja adalah memerdekakan budak, maka siapa yang tidak
mendapat budak harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Sedangkan
yang tidak mampu mengerjakan puasa dua bulan berturut-turut harus
memberi makan kepada 60 orang miskin, dengan tanpa membedakan
antara raja yang berbuka atau orang fakir yang berbuka. Jadi

mas}lah}ah yang diakui oleh Mufti karena menetapkan raja dengan
kafarat berpuasa dua bulan secara khusus adalah bukanlah mas}lah}ah
yang umum, bahkan mas}lah}ah yang dibatalkan.10
C. Dasar Hukum Mas}lah}ah Mursalah
Hasil induksi terhadap ayat dan hadis menunjukan bahwa setiap
hukum mengandung kemaslahatan bagi umat manusia. Dalam hubungan ini,
ada beberapa dasar atau landasan hukum yang digunakan sebagai acuan
dalam menetapkan mas}lah}ah mursalah, antara lain:

    
Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam”. (Q.S. Al-Anbiya’: 107)11
Redaksi ayat di atas sangat singkat, namun ayat tersebut
mengandung makna yang sangat luas. Di antara empat hal pokok, yang

10

Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam: Ilmu Ushul Fiqh, alih bahasa Noer
Iskandar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), 130-132.
11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Sygma Exagrafika, 2016), 331.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

terkandung dalam ayat ini ad