Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007 - USD Repository

  

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAN

TERHADAP KUALITAS LABA

  Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

  

Oleh :

Veronica Sari Wijaya

Oleh :

Caecilia Dhitya Septi Nugrahaeni

  

NIM : 052114159

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2010

  

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan skripsiku ini kepada

Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai langkahku

Papa dan Mama sebagai teladan dan baktiku

  

Kakakku Dhanie dan Totok yang kusayangi

Keponakanku Amadea Stella Ariani yang kucintai

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan penyertaanNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Terhadap Kualitas Laba”.

  Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Univeritas

Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak dorongan, bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono, S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Yusef Widya Karsana, M.SI., AKT selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya Program Studi Akuntansi atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  

5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

  

6. Papa dan Mama tersayang, Papa dan Mama sungguh hebat. Terima kasih telah

memberikan Dhitya segalanya yang tidak dapat diukur oleh apapun, untuk support, cinta, sayang, kesabaran, bantuan, dukungan, motivasi dan ketulusan doa yang tidak pernah ada habisnya.

  

7. Kakaku Dhanel dan Mas Totok, terima kasih atas segala cinta, sayang, dorongan,

motivasi dan ketulusan doa.

  

8. Keponakanku Amadea atas keceriaannya sehingga membuatku menjadi lebih

semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  

9. Nenek tercinta buat semangat, cinta, doa serta kasih sayang buat Dhitya selama

ini.

  

10. Oliphku tersayang, atas segala cinta, perhatian, kesetiaan, kebersamaan dan

kesabaran dalam menghadapi emosionalku.

  

11. Sahabat-sahabatku: Nova, Lily, Elen dan Teta, terima kasih atas segala

keceriaan, kebersamaan, kekompakan serta kegilaannya. Senyum, sedih, tawa dan tangis selalu ada di setiap kebersamaan kita.

DAFTAR ISI.

  

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii

PERSEMBAHAN …………………………………………………………… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ……………………………. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………. vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. DAFTAR ISI ………………………………………………………………… DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. ABSTRAK ……………………………………………………………………. ABSTRACT ………………………………………………………………….. vii x xiii xiv xv

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………

  1 A. Latar Belakang …………………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah ……………………………………….

  4 C. Manfaat Penelitian ………………………………………

  4 D. Sistematika Penulisan ……………………………………

  5 BAB II. LANDASAN TEORI …………………………………………..

  6 A. Kualitas …………………………………………………..

  6 B. Laba ………………………………………………………

  6 C. Kualitas Laba …………………………………………….

  7 D. Manajemen Laba …………………………………………

  12 E. Karakteristik Perusahaan …………………………………

  14

F. Laporan Keuangan ………………………………………

  35 A. Analisis Hasil Penelitian …………………………………

  59 LAMPIRAN.

  58 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

  58 C. Saran…………………………………………………….

  57 B. Keterbatasan Penelitian …………………………………

  57 A. Kesimpulan………………………………………… .….

  51 BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN……………………………………………………….

  35 B. Pembahasan ………………………………………………

  19 G. Pengembangan Hipotesis ……………………………….

  22 BAB III. METODE PENELITIAN ………………………………………

  28 H. Teknik Analisa Data …………………………………….

  27 G. Variabel Penelitian ………………………………………

  27 F. Jenis Data ………………………………………………..

  27 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………

  27 D. Subjek dan Objek Penelitian …………………………….

  26 C. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………

  26 B. Populasi Sampel ………………………………………….

  26 A. Jenis Penelitian …………………………………………...

  31 BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian …………………………. 41

Tabel 4.2: Analisis Deskriptif Variabel Kualitas Laba …………………………….. 43

Tabel 4.3: Hasil Normalitas Data ………………………………………………….. 44

Tabel 4.4: Rangkuman Hasil Uji t (Univariat) …………………………………….. 46

Tabel 4.5: RAngkuman Hasil Regresi Logistik …………………………………….47

  

ABSTRAK

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN

TERHADAP KUALITAS LABA

CAECILIA DHITYA SEPTI NUGRAHENI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

  Kualitas laba merupakan hubungan antara laba usaha dan arus kas dari aktivitas

operasi. Semakin tinggi korelasi antara laba usaha dan arus kas maka semakin baik

kualitas labanya. Karakteristik perusahaan yang diwakili oleh piutang dagang, hutang

dagang, biaya operasi, laba kotor, dan rasio total akrual merupakan faktor yang dapat

menentukan kualitas laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

karakteristik perusahaan yang terdiri dari piutang dagang, hutang dagang, biaya operasi,

laba kotor, dan rasio total akrual berpengaruh terhadap kualitas laba Jenis penelitian ini adalah studi empiris dengan menggunakan data dari 59

perusahaan manufaktur dengan periode penelitian dari tahun 2004 sampai tahun 2007.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan multivariate dengan

menggunakan regresi logistik yang digunakan untuk menjawab permasalahan.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa piutang dagang, hutang dagang, biaya operasi, laba kotor, dan rasio total akrual tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.

  

ABSTRACT

THE EFFECT OF FIRM CHARACTERISTICS ON EARNINGS QUALITY

CAECILIA DHITYA SEPTI NUGRAHENI

SANATA DHARMA UNIVERSITY

2009

  Earning quality is relationship between earning and cash flow from operating

activities. The higher correlation between earning and cash flow from operating

activities is the better is earning quality. The firm’s characteristics represented by

account receivable, account payable, operating expense, gross profit and total accrual

ratio are the factors determining earning. The aim of this research was to know the effect

of firm’s characteristics consisting of account receivable, account payable, operating

expense, gross profit and total accrual ratio on earning quality.

  This research was an empirical study using the data from 59 manufacturing

companies. The period of this research was from 2004 until 2007. The data were

analyzed using univariate and multivariate test with logistic regression to answer the

research question.

  The research result showed that account receivable, account payable, operating expense, gross profit and total accrual ratio had no influence on earning quality.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang dibuat oleh

  sebuah perusahaan sebagai suatu sarana dalam proses penilaian prestasi manajer dan perusahaan (Rosiyana, 2005). Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengambil keputusan seperti keputusan kredit, investasi, membeli produk atau keputusan pajak. Hal ini sejalan dengan tujuan laporan keuangan menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Mengingat pentingnya laporan keuangan ini, maka sebagian besar perusahaan berusaha agar dapat menyajikan laporan keuangan yang baik dengan tujuan untuk memberikan informasi yang berguna bagi para pengguna laporan keuangan.

  Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

  Laporan laba rugi adalah komponen dari laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai laba atau rugi suatu perusahaan. Laba merupakan kenaikan pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula (Suwardjono, 2008). Laba dianggap sebagai positif signal yang mengindikasikan kinerja perusahaan sehingga sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain yaitu sebagai pengukur efisiensi oleh investor dalam bentuk kembalian atas investasi (Return on Investment atau ROI). Selain itu laba yang mengindikasikan kinerja perusahaan dapat membantu para investor dan kreditor dalam mengambil keputusan ekonomi. Investor dan kreditor cenderung akan tertarik untuk melakukan aktivitas pendanaan pada perusahaan yang melaporkan laba. Mengingat pentingnya informasi akan laba yang nantinya dapat digunakan sebagai alat untuk merepresentasikan kinerja perusahaan secara keseluruhan, maka laba yang disajikan harus berkualitas dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

  Kualitas laba sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomik yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Wolk et al. (2001) dalam Triyono (2007) menyatakan bahwa kualitas laba berkaitan dengan tingginya hubungan antara laba dan arus kas operasi. Hal ini disebabkan korelasi yang tinggi antara laba dan arus kas operasi mengindikasikan bahwa laba yang dilaporkan merefleksikan kinerja ekonomik yang mendasari perusahaan. Perusahaan yang melaporkan laba yang tidak diimbangi dengan arus kas operasi dapat dikatakan memiliki laba yang berkualitas rendah. Kualitas laba menggambarkan hubungan antara laba usaha (laba akuntansi) dan arus kas dari aktivitas operasi. Semakin

  Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri yang melekat dalam perusahaan dan digunakan sebagai faktor pembeda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Karakteristik perusahaan salah satunya tercermin dari sumber daya atau asset yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan dilaporkan dalam angka-angka akuntansi. Angka- angka akuntansi yang merupakan komponen pembentuk laba usaha dan arus kas operasi, berpengaruh dalam menentukan besarnya korelasi antara laba operasi dan arus kas operasi sehingga dapat dikatakan mempengaruhi kualitas laba.

  Dengan demikian identifikasi karakteristik perusahaan yang berhubungan dengan kualitas laba menjadi sangat penting.

  Karakteristik perusahaan yang diwakili oleh Piutang Dagang, Hutang Dagang, Biaya Operasi, Laba Kotor, dan Rasio Total Akrual merupakan faktor yang dapat menentukan apakah korelasi antara laba operasi dan arus kas operasi semakin besar sehingga dapat mempengaruhi kualitas laba. Penelitian ini mengukur pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi Piutang Dagang, Hutang Dagang, Biaya Operasi, Laba Kotor, dan Rasio Total Akrual terhadap kualitas laba.

  Berdasarkan argumentasi di atas, maka penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh karakteristik perusahaan yang meliputi Piutang Dagang, Hutang Dagang, Biaya Operasi, Laba Kotor, dan Rasio Total Akrual terhadap kualitas laba, sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Karakteristik

  Perusahaan Terhadap Kualitas Laba”

  B. Rumusan Masalah

  Apakah karakteristik perusahaan yang terdiri dari Piutang Dagang, Hutang Dagang, Biaya Operasi, Laba Kotor, dan Rasio Total Akrual berpengaruh terhadap kualitas laba?

  C. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini bermanfaat untuk:

  1. Bagi Universitas

  Hasil penelitian ini dapat menambah koleksi perpustakaan dan juga dapat digunakan sebagai tambahan acuan untuk penelitian lain dalam bidang yang sama

  2. Bagi Pembaca

  Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca, terutama wawasan mengenai karakteristik perusahaan sebagai penentu kualitas laba.

  3. Bagi Penulis

  Penelitian ini merupakan sarana bagi penulis untuk menerapkan teori-teori yang dipelajari dibangku kuliah maupun yang didapat dari buku.

D. Sistematika Penulisan

  BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan

  masalah, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II : Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori pendukung penelitian, pengembangan hipotesis serta perumusan hipotesis penelitian. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, populasi dan

  sampel, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data, variabel penelitian dan teknik analisis data.

  BAB IV : Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini dijelaskan tentang deskripsi data, analisis data dan pembahasan. BAB V : Penutup Dalam bab ini, penulis mengemukakan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Kualitas Definisi umum tentang kualitas yang erat kaitannya dengan dunia usaha

  menyatakan bahwa kualitas adalah tingkat kelebihan yang dimiliki oleh suatu benda atau barang, superioritas, posisi dan kapasitas yang baik serta posisi sosial yang tinggi. Dengan kata lain kualitas mengisyaratkan suatu keunggulan atau suatu kedudukan yang lebih tinggi dari yang lain (Gadriwati, 2003)

B. Laba

  Laba adalah kenaikan asset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusi kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula (Suwardjono, 2008)

  Tujuan Pelaporan Laba

  1. Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of return on

  invested capital)

  2. Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen

  3. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4. Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.

  7. Dasar kompensasi dan pembagian bonus.

  8. Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.

  9. Dasar pembagian deviden.

  Karakteristik Laba

  Menurut (Suwardjono, 2008), karakteristik laba antara lain:

  1. Kenaikan kemakmuran (wealth atau well-offness) yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas. Entitas dapat berupa perorangan/individual, kelompok individual, institusi, badan, lembaga, atau perusahaan.

  2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu (perioda) sehingga harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran akhir.

  3. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.

C. Kualitas Laba

1. Pengertian Kualitas Laba

  Kualitas laba (Quality of income) menggambarkan hubungan antara laba usaha (accounting income) dan arus kas dari aktivitas operasi (Cash

  flow from operating activities) . Semakin tinggi korelasi antara laba usaha

  dan arus kas, semakin baik kualitas laba (Djatmiko, 1999 dalam Rosiyana, 2005) hal ini dikarenakan korelasi yang tinggi antara laba dan arus kas operasi mengindikasikan bahwa laba yang dilaporkan merefleksikan kinerja ekonomik yang mendasari perusahaan. Laba dikatakan berkualitas jika tidak prinsip yang berlaku sehingga keputusan yang diambil oleh penggunanya tidak menimbulkan bias (Abdullah, 1999 dalam Rosiyana, 2005) Kualitas laba sangat dipengaruhi oleh perilaku manajemen dalam menyiapkan angka-angka dalam laporan keuangan. Manajemen laba akan membuat laba tidak sesuai dengan realitas ekonomi yang ada, karena yang mereka laporkan tidak lagi mencerminkan keadaan yang sesungguhnya dan lebih cenderung untuk menutupi realitas yang ada. Pergeseran laba secara semu antar periode mencerminkan kualitas laba yang rendah (Surjanto, 2003).

2. Konsep Kualitas Laba

  Penilaian kualitas laba dapat dilakukan dengan cara:

  a. Mengukur dengan menggunakan skala baik atau tinggi dan buruk atau rendah, dimana perlu diingat bahwa seberapa baik atau buruk adalah hal yang sulit ditentukan dengan pasti.

  b. Perubahan kualitas laba dari waktu ke waktu lebih baik atau lebih buruk dimana hal ini juga sulit ditentukan dengan pasti Hawkins (1998) dalam Triyono (2007).

  c. Korelasi antara laba dan arus kas operasi Djatmiko, (1999) dalam Dewi Rosiyana, (2005)

  Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi investor terhadap kualitas laba menurut Ayres (1994) dalam Triyono (2007) adalah:

  a. Pengaruh Manajemen (Impression Management) Impression Management adalah proses pada saat seorang manajer

  berusaha untuk mengontrol persepsi orang lain (investor) terhadap manajer tersebut dengan tujuan agar manajer tersebut mendapatkan nilai positif dari para investor sehingga para investor tidak ragu untuk menanamkan modal pada perusahaan tersebut.

  b. Perataan Laba (Income Smoothing)

  Perataan laba adalah suatu sarana yang dapat digunakan manajemen untuk mengurangi fluktuasi pelaporan penghasilan dan memanipulasi variabel-variabel (akuntansi) semu atau dengan melakukan transaksi- transaksi riil. Tindakan perataan laba ini menyebabkan pengungkapan informasi mengenai penghasilan bersih/laba menjadi menyesatkan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, khususnya pihak eksternal. Perataan laba menjadi suatu hal yang merugikan investor, karena investor tidak akan memperoleh informasi yang akurat mengenai laba untuk mengevaluasi tingkat pengembalian dari portofolionya. Tindakan perataan laba mengakibatkan pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai.

  c. Perekayasaan Laba (Earning Management)

  Perekayasaan laba merupakan intervensi manajemen dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal sehingga dapat menaikkan atau menurunkan laba akuntansi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

  Tiga syarat agar laba dapat dikategorikan sebagai laba yang berkualitas dengan menggunakan metode time series dari laba, menurut Rosiyana(2005):

  a. Persistensi

  Mengacu pada kemampuan laba untuk konsisten atau mampu bertahan pada laba yang telah diperolehnya. Laba yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara drastis bukan merupakan tipe dari laba yang persisten

  b. Prediktabilitas

  Menunjukkan bahwa laba yang dilaporkan harus dapat memprediksikan laba di masa yang akan datang yang sesuai dengan tujuan yang diprediksikan.

  c. Variabilitas

  Salah satu pendekatan untuk dapat menaksir kualitas laba dengan variabilitas adalah dengan cara melihat rasio antara pendapatan dan aliran kas dari aktivitas operasi.

3. Kendala dalam Mencapai Laporan yang Berkualitas

  Menurut Rosiyana(2005), kendala-kendala dalam mencapai laporan keuangan yang berkualitas antara lain:

  a. Masalah penyajian laporan yang tepat waktu

  Penundaan dalam laporan akan menghasilkan informasi yang tidak relevan, namun untuk dapat menyajikan informasi yang tepat waktu seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh transaksi atau peristiwa lain diketahui sehingga dapat mengurangi keandalan informasi.

  Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin dapat sangat andal, namun kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.

  b. Keseimbangan antara biaya dan manfaat

  Uji biaya dan manfaat pada kasus tertentu dapat sulit untuk diaplikasikan. Perusahaan akan mempertimbangkan untuk memberikan informasi yang disajikan tidak hanya oleh pengguna laporan keuangan saja. Evaluasi biaya dan manfaat merupakan pertimbangan substansial, akibatnya tidak seluruh informasi akan diungkapkan oleh perusahaan dan mengakibatkan masalah baru yaitu masalah asimetri informasi atau ketidak seimbangan informasi yang diperoleh.

  c. Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif

  Akibat dari kendala tersebut, maka akan terjadi konflik antara manajer sendiri. Dari sisi investor, mereka menginginkan informasi laporan keuangan yang relevan dan andal sehingga dapat dipercaya untuk membantu menaksir expected return saham dan resiko investasi. Sebaliknya dari sisi manajer, mereka berusaha untuk memanipulasi informasi yang dilaporkan untuk meningkatkan kinerja mereka.

D. Manajemen Laba

  1. Konsep Manajemen Laba

  Manajemen laba merupakan konsekuensi langsung dari para manajer dan pembuat laporan keuangan lainnya untuk melakukan manajemen atas informasi akuntansi khususnya laba. Scoot, (2003) dalam Rosiyana (2005) mendefinisikan manajemen laba sebagai tindakan manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dari suatu standar tertentu dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraannya dan atau nilai pasar perusahaan.

  2. Bentuk Manajemen Laba

  Bentuk-bentuk manajemen laba menurut Rosiyana (2005) adalah sebagai berikut: a. Taking a bath , digunakan selama periode reorganisasi, dimana jika manajer harus melaporkan kerugian maka ia akan melaporkan dalam jumlah yang besar sehingga segala kerugian dan kesalahan perusahaan ditujukan pada manajer lama. dahulu untuk menanggulangi menurunnya laba di periode yang akan datang c. Income maximization , dilakukan manajer terutama untuk tujuan memperoleh bonus.

  d. , dilakukan manajer untuk menarik investor karena

  Income smoothing

  laba relative stabil

3. Motivasi Manajemen Melakukan Manajemen Laba

  Motivasi manajemen melakukan manajemen laba menurut Rosiyana (2005) adalah sebagai berikut:

  a. Bonus

  Bonus merupakan salah satu faktor pendorong manajemen laba, dimana manajer akan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan bonus.

  b. Contractual

  Pada motivasi contractual, agency theory menjelaskan timbulnya kontrak antara principal dan agen, dimana masing-masing pihak bertindak sendiri-sendiri untuk memaksimalkan kepentinganyya sehingga menimbulkan konflik. Oleh karena itu kedua pihak masuk kedalam kontrak yang bertujuan untuk memuaskan kepentingan berbagai pihak, karena mereka menyadari bahwa kepentingan mereka akan terpenuhi jika tujuan bersama terpenuhi.

c. Political Motivation

  Political motivation umumnya berada pada perusahaan besar dan

  industri yang melibatkan hidup orang banyak. Perusahaan akan berusaha mengurangi visibilitasnya yaitu pada saat tingkat kemakmurannya tinggi.

E. Karakteristik Perusahaan

1. Piutang

  a) Pengertian Piutang

  Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi penjualan secara kredit. Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang ini umumnya berjangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Piutang ini berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama (Yusup, 1994).

  b) Klasifikasi Piutang

  Sesuai dengan jenis terjadinya transaksi, piutang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Piutang Dagang atau Piutang Usaha (Account Receivable)

  Piutang dagang atau piutang usaha adalah jenis piutang yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit,

  2) Piutang Wesel

  Piutang wesel adalah piutang yang didasari atas kesanggupan tertulis dari si penerima kredit untuk membayar sejumlah uang tertentu atas permintaan pada suatu tanggal yang telah ditetapkan.

  3) Piutang Lain-lain

  Piutang lain-lain adalah piutang yang tidak termasuk dalam piutang dagang dan piutang wesel yang timbul bukan karena penjualan barang atau jasa secara kredit atau bukan karena kesanggupan formal dari penerima kredit untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Termasuk jenis piutang ini antara lain:

  1. Tuntutan atau klaim terhadap pihak lain akibat adanya peristiwa tertentu (klaim asuransi, klaim akibat hilangnya barang, klaim akibat pegawai atas kesalahannya)

  2. Piutang pendapatan (deviden, bunga, sewa)

  3. Piutang kepada pegawai akibat perusahaan meminjamkan uang kepada pegawai.

2. Hutang

  Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yang akan datang. Hutang ini diharapkan akan dibayar lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang lain. Hutang dagang merupakan kewajiban perusahaan yang timbul dari transaksi yang berkaitan erat dengan operasi perusahaan (Yusup, 2001).

  3. Biaya Operasi

  Biaya operasi adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan operasional perusahaan selama periode akuntansi

  4. Laba Kotor

  Laba kotor adalah selisih lebih dari hasil penjualan bersih di atas harga pokok penjualan.

  5. Rasio Total Akrual

  Rasio total akrual merupakan perbandingan antara selisih laba dan arus kas yang berasal dari aktivitas operasi.

  Rasio Total Akrual (RTA) diperoleh melalui rumus:

  Laba Akuntansi

  Laba akuntansi didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi dan transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut (Majuroh Siti, 2004)

  Arus Kas Operasi

  Merupakan arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari

  Total Aktiva

  Total aktiva didefinisikan sebagai total seluruh asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan.

  Akuntansi mengenal 2 (dua) dasar yaitu dasar akrual dan dasar

kas. Dalam dasar akrual, akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada

saat transaksi tersebut terjadi. Apabila terjadi transaksi pemberian jasa,

penjualan barang, atau pengeluaran biaya maka transaksi-transaksi

tersebut akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau biaya,

tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.

  

Sebaliknya, apabila digunakan dasar kas maka dalam akuntansi hanya

akan dilakukan pencatatan apabila terjadi penerimaan atau pengeluaran

kas. Ikatan Akuntansi Indonesia (2007) dalam Kerangka Dasar

Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menghendaki agar

perusahaan menggunakan dasar akrual dalam menyusun laporan

keuangan. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui

pada saat kejadiaan (dan bukan pada saat kas atau setara diterima atau

dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam

laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa

pendapatan harus diakui pada saat pendapatan diperoleh dan biaya diakui

pada saat biaya tersebut terjadi tanpa memandang apakah kas dari

transaksi tersebut telah diterima atau telah dibayar. Dasar akrual

menghasilkan informasi yang lebih lengkap daripada informasi yang

dihasilkan oleh dasar kas. Semakin lengkap data yang disajikan maka

  

menilai kesehatan keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan

datang (Jusup, 2001).

  Menurut Suwardjono asas akrual adalah: Asas dalam pengakuan pendapatan dan biaya yang menyatakan bahwa pendapatan diakui pada saat hak kesatuan usaha timbul lantaran penyerahan barang atau jasa ke pihak luar dan biaya diakui pada saat kewajiban timbul lantaran penggunaan sumber ekonomik yang melekat pada barang atau jasa yang diserahkan tersebut.

  Yang termasuk dalam komponen akrual adalah:

  1. Piutang Dagang Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari penjual kepada pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi penjualan secara kredit. Piutang dagang adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pembeli kepada perusahaan. Piutang ini umumnya berjangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Piutang ini berkaitan erat dengan operasi perusahaan yang utama (Jusup, 2001). Wild, Subramanyam dan Halsey (2005) menggolongkan piutang dagang sebagai bagian dari aktiva lancar (current asset).

  2. Utang Dagang Utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yang akan datang. Utang ini diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan (tergantung mana yang lebih panjang) dengan menggunakan aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan kewajiban lancar yang transaksi yang berkaitan erat dengan operasi perusahaan (Jusup, 2001). Wild, Subramanyam dan Halsey (2005) menggolongkan utang dagang sebagai bagian dari kewajiban lancar (current liabilities).

  3. Persediaan Persediaan adalah barang-barang milik perusahaan yang akan dijual kepada konsumen (Jusup, 2001). Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan bagian dari aktiva suatu perusahaan.

  4. Biaya Depresiasi Depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara rasional dan sistematis (Jusup, 2001). Sedangkan menurut Suwardjono (2007) depresiasi adalah biaya nyata bukan hipotesis. Depresiasi untuk suatu perioda harus diperhitungkan dan diakui sebagai biaya karena jasa yang diberikan oleh aset tetap tidak terjadi sekaligus pada saat pemerolehan atau pemberhentian aset tersebut

F. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

  Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2007): Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

  Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

  Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dan proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahan tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan terhadap kondisi keuangan maupun hasil operasi perusahaan adalah: para pemilik perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor, dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta pihak- pihak lainnya (Munawir, 1983).

  2. Tujuan Laporan Keuangan

  Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

  Laba yang berkualitas merupakan penunjang untuk mencapai kualitas informasi pada laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan dilihat dari sejauh mana laporan keuangan tersebut menjadi informasi yang berguna bagi pemakai sebagai alat pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Rosiyana (2005) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok dalam pelaporan keuangan:

  a. Relevan

  Informasi dalam laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut mampu dan berguna dalam mempengaruhi keputusan para penggunanya. Agar informasi dapat dikatakan relevan, maka informasi tersebut harus dapat membantu dalam meramalkan nilai masa yang akan datang (predictive value), menguatkan atau mengkoreksi pengharapan masa lalu (feedback value) serta disampaikan tepat waktu.

  b. Andal

  Disamping relevan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut juga harus andal (reliable). Keandalan menyangkut kualitas yang menyebabkan pemakai data bergantung pada kepercayaannya atas kejadian dan pada data yang disajikannya, sehingga informasi tersebut harus jujur dan bebas dari pengertian yang menyesatkan.

  c. Dapat Diperbandingkan

  Informasi yang terdapat pada laporan keuangan akan bertambah tingkat kebermanfaatannya apabila dapat dibandingkan dengan informasi serupa tentang badan usaha yang sama untuk suatu perioda yang lain atau suatu saat yang lain. Jadi dengan kata lain informasi akan semakin bermanfaat apabila informasi tersebut dapat dibandingkan dengan suatu patok duga (benchmark) (Suwardjono, 2008)

d. Konsisten

  Informasi yang disajikan pada laporan keuangan harus konsisten dengan kenyataan yang ada sehingga tidak menimbulkan bias bagi para pengguna informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.

G. Pengembangan Hipotesis

1. Pengembangan Hipotesis I

  Dechow (1994) dalam Triyono (2007) berargumen bahwa perputaran operasi perusahaan merupakan indikator ketidakpastian. Perputaran operasi perusahaan adalah aktivitas sehari-hari perusahaan untuk memperoleh laba selama periode akuntansi. Perputaran operasi perusahaan yang panjang akan menyebabkan variabilitas akrual menjadi lebih besar sehingga berpengaruh terhadap kualitas laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan perputaran operasi panjang berarti memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi yang dapat mempengaruhi kualitas dari akrual. Ketika perputaran operasi perusahaan panjang, penerimaan piutang tersebut bisa lebih dari satu tahun dan tidak menutup kemungkinan bahwa piutang tersebut menjadi tidak tertagih. Hal ini menunjukkan informasi piutang dagang menjadi tidak relevan.

  Perputaran operasi perusahaan diproksi dengan indeks piutang dagang sehingga perusahaan yang memiliki indeks piutang yang tinggi mengindikasikan kualitas laba menjadi rendah, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

  2. Pengembangan Hipotesis II

  Gu et al., (2002) dalam Triyono (2007) berargumen bahwa tingkat hutang akan berpengaruh pada volatilitas akrual yang selanjutnya juga akan berpengaruh terhadap kualitas laba. Peningkatan hutang mengakibatkan manajemen memiliki kecenderungan melakukan penyesuaian pada angka- angka akuntansi dikarenakan hutang yang terlalu tinggi dianggap mempunyai tingkat resiko yang tinggi bagi perusahaan sehingga memberikan signal negatif bagi investor. Penelitian ini dalam mengukur tingkat hutang didasarkan pada indeks hutang, yaitu rasio total hutang perioda t dibagi rasio total hutang periode t-1. Jika indeks hutang lebih besar dari 1 berarti terjadi peningkatan hutang, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

  H2: Hutang Dagang berpengaruh negatif terhadap kualitas laba

  3. Pengembangan Hipotesis III

  Menurut Triyono (2007) biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan operasi perusahaan. Biaya operasi ini meliputi biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Tingginya biaya operasi, dapat memotivasi manajemen melakukan perekayasaan laba, (dengan asumsi apabila biaya operasi meningkat dan peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan penjualan) agar tidak terjadi volatilitas laba yang dikarenakan tingginya biaya operasi. Hal ini mengakibatkan kualitas laba dengan kualitas laba. Penggunaan biaya operasi dapat menginterpretasikan ketidaksebandingan peningkatan dalam penjualan dengan laba sebagai suatu signal negatif tentang prospek masa depan perusahaan. Biaya operasi diukur melalui indeks biaya operasi. Indeks biaya operasi dihitung berdasarkan rasio biaya operasi periode t dibandingkan rasio biaya operasi periode t-1, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

  H3: Biaya Operasi berpengaruh negatif terhadap kualitas laba

  4. Pengembangan Hipotesis IV

  Laba kotor merupakan pengurangan antara penjualan dengan harga pokok penjualan. Perusahaan yang laba kotornya menurun memiliki kecenderungan melakukan perekayasaan laba untuk mengurangi volatilitas laba sehingga mengakibatkan kualitas laba menjadi rendah. Pada penelitian ini laba kotor diproksi dengan indeks laba kotor. Indeks laba kotor yang meningkat berarti laba kotor periode sekarang lebih rendah dibanding dengan laba kotor periode sebelumnya sehingga terdapat penurunan laba kotor (laba kotor memburuk). Indeks laba kotor dihitung dengan cara membandingkan antara rasio laba kotor periode t-1 dengan rasio laba kotor perioda t, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

  H4: Laba Kotor berpengaruh negatif terhadap kualitas laba

  5. Pengembangan Hipotesis V

  Menurut Triyono (2007), perusahaan dengan kualitas akrual rendah realisasi arus kas sehingga mempunyai persistensi laba yang rendah. Penelitian ini menggunakan rasio total akrual sebagai proksi untuk melihat seberapa besar kas mendasari pelaporan laba. Rasio total akrual diukur dengan perbandingan rasio laba akuntansi terhadap arus kas operasi dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio total akrual maka akan berpengaruh negatif terhadap kualitas laba, maka rumusan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

  

H5: Rasio Total Akrual berpengaruh negatif terhadap kualitas

laba

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). B. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 1992). Dalam

  penelitian ini yang menjadi populasi adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1992). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling, dimana sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Merupakan perusahaan manufaktur yang telah melaporkan laporan keuangan dari tahun 2004 sampai dengan 2007 dan terdaftar di BEI.

Dokumen yang terkait

Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap voluntary disclosure perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 44 114

Pengaruh aktivitas komite audit terhadap kualitas audit : studi empiris pada emiten yang terdaftar di BEI periode 2005-2007

0 3 64

Determinan non finansial terhadap kinerja perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017) - UWKS - Library

0 0 15

Pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham : studi pustaka pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ - USD Repository

0 2 130

Pengaruh perubahan laba akuntansi perusahaan terhadap perubahan harga saham : studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 tahun 2001-tahun 2005 - USD Repository

0 0 117

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2004 - USD Repository

0 0 77

Pengaruh struktur modal, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela laporan tahunan : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006 - USD Repository

0 0 129

Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2007 - USD Repository

0 0 109

Hubungan arus kas dengan harga saham : studi empiris pada perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007 - USD Repository

0 0 114

Pengaruh penilaian kinerja keuangan menggunakan analisis rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI : studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 - USD Repository

0 0 161