4.8 UNSUR-UNSUR KEKUATAN DALAM ISLAM 04/28/19 - Bab 4 Dasar Perjuangan-4
4.8 UNSUR-UNSUR KEKUATAN
4.8 UNSUR-UNSUR KEKUATAN DALAM ISLAM DALAM ISLAM A.
Allah SWT. Menciptakan dunia sebagai “ DARUL
ASBAB”, yaitu sebagai tempat dimana segala
sesuatunya berjalan dengan hukum sebab akibat.
sebagai “MEDANUL JUHUD”, yaitu sebagai
tempat di mana untuk mencapai sesuatu diperlukan usaha dan perjuangan.Dunia : “Darul Asbab”
Dunia : “Darul Asbab”
Pengelompokan Asbab: 1.
Asbab Dhohir (Sebab-sebab lahiriyah) : Berhubungan dengan hal- hal kebendaan yang bisa diserap panca indra kemudian diolah oleh akal berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya atau yang dikenal dengan teori empiris, sifatnya cenderung menolak hal-hal yang ghoibiyah.
hal yang diluar jangkauan akal dan panca indra ; yang diberikan
(disampaikan) oleh para Nabi-Nabi berdasarkan ilmu lahiriyah,
yaitu jalan iman dan amal sholeh, tapi menolak kebenaran (eksistensi) asbab dhohir, tetapi menempuh jalan tengah yaitu menyeimbangkan dengan mendudukan pada proporsisinyamasing-masing. Contoh: QS Ath-Thalaq, 65:2-5; QS Muhammad,
47:7 dll.
Dunia : “Medanul Juhud”
Dunia : “Medanul Juhud”
1. “JUHUD” (Usaha dan Perjuangan) ada 2 macam: a.
Perjuangan atas hak-hak kebendaan (Duniawi) atau disebut jalan kebendaan. b.
Perjuangan atas iman dan amal sholeh atau disebut jalan iman dan amal sholeh.
a) Pengorbanan harta dan diri (Amwal Wa Anfus) . b) Ikut cara (tertib) yang benar.
Proses yang terjadi dalam juhud
Proses yang terjadi dalam juhud
Perjuangan atas kebendaan/duniawi akan
menghasilkan terbukanya rahasia yang terkandung dalam
kebendaan/duniawi, dengan itu manusia mengambil manfaatnya akhirnya makin merasuk ke dalam hatinya, keyakinan akan nilai-nilai duniawi itu. Perjuangan dengan iman dan amal sholeh akan menghasilkan terbukanya kebesaran nilai iman dan kekuatan yang terkandung dalam amal sholeh (Amal Rasul), kemudian manusia akan mampu mengambil manfaat (ber-istifadah) dari kekuasaan kodrat dan khazanah Allah SWT, dgn itu akan naik iman dan amal shalihnya.
Buah dan sifat masing-masing bentuk perjuangan
Buah dan sifat masing-masing bentuk perjuangan
a)
Perjuangan atas hal-hal duniawi hasilnya bersifat nisbi (relatif), sementara (temporer), dan terbatas (limited).
b)
Perjuangan atas iman dan Amal sholeh buahnya bersifat pasti (absolute), berkesinambungan (continue) sejak di dunia hingga di alam kubur, Mahsyar shiroth, Surga dan tak terbatas.
Orang-orang yang telah menempuh jalan-jalan di atas
Orang-orang yang telah menempuh jalan-jalan di atas
1) Jalan Kebendaan (Dhohir) : Fir’aun, Qarun, dan orang-orang kafir.
2) Jalan Iman dan Amal Sholeh : Para Nabi, Sahabat Nabi, dan orang-orang beriman.
4.9 KARAKTERISTIK HAQ DAN BATHIL
4.9 KARAKTERISTIK HAQ DAN BATHIL
Misi setiap Nabi dan Rasul utusan Allah SWT
adalah sama yaitu menegakkan agama dengan
cara dakwah. QS Yusuf, 12 : 108
“Inilah jalan-ku, yaitu aku berdakwah kepada
Allah atas bashiroh. (jalan ini) untuk-ku dan orang-orang yang mengikuti ku, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” Jalannya muslimin adalah seperti jalannya Rasul SAW yaitu dakwah ilallah.
BASHIROH
BASHIROH
Bashiroh mempunyai 2 maksud :
1)
ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan karena berasal dari Dzat Yang Al-Aliim (Maha Berilmu).
2)
Established, bukan experiment (coba-coba/raba- raba).
> Fir’aun tumbang oleh dakwah Nabi Musa.
Contoh : > Namrud tumbang oleh dakwah Nabi Ibrahim.
> Kaum ‘Aad tumbang oleh dakwah Nabi Hud
Karakteristik Jalan Haq
Karakteristik Jalan Haq
Hidupnya dalam kebersamaan (ijtima’iyat) yang
diwarnai “maa ana alaihi wa ashabii” (apa-apa yang aku/
nabi SAW dan para sahabatku ada padanya). Manhajnya dengan sistem Nubuwah ( QS. 42:13 dan 46:9)
Mengikuti bergulirnya zaman yang telah disabdakan Nabi:
(i) Zaman Nubuwah (ii) Zaman Khalifah Rosyidah (iii) Zaman Mulkan (iv) Zaman Jabbabiratun/kebebasan (v) Zaman Khalifah Minhajin Nubuwah
Jalan Haq mempunyai asas sunnah terbesarnya Nabi yaitu risau dan fikir terhadap keselamatan umat manusia dengan dakwah sebagai tulang punggung / ujung tombaknya (QS. 42:13 dan 9:128)
Sifat misinya universal untuk seluruh manusia diseluruh alam.
Asbab dhohir merupakan sarana penting, dan
dituntut memerlukan pengorbanan tetapi bukan
asas. Nabi Muhammad SAW memberi petunjuk kepada kita ke jalan yang lurus, yaitu jalan Allah SWT.
Apabila kita mengikuti jalan yang bukan jalan
orang-orang mukmin,Allah akan membiarkan
kita leluasa terhadap kesesatan dan kita akan dimasukkan ke dalam Jahannam. Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.
Kita dilarang mengikut banyak jalan,karena banyak jalan itu menjadikan bercerai-berai.
Allah akan memberi hidayah kepada orang-orang yang bermujahadah.
Mujahadah mengandung unsur pengorbanan amwal(harta)dan anfus(pengendalian kehendak diri).
Orang kaya mujahadahnya meluangkan waktu. Orang miskin mujahadahnya mengeluarkan harta.
Dakwah sebagai satu-satunya way of life (jalan hidup).
Dakwah sebagai jalan hidup untuk misi tegaknya agama demi meraih visi mendapatkan ridho Allah SWT.
Bermacam-macamnya potensi manusia dari para sahabat dengan segala macam perbedaan tetapi semuanya mau berjalan di dalam satu jalan Rasulullah,yaitu jalan dakwah.
Betapa besar dan luar biasa kekuatan yang dihasilkan dari segala segi kehidupan.
4. 10 Kemenangan Umat Islam
4. 10 Kemenangan Umat Islam
Umat islam akan menang, jaya dan terselesaikan maslah-masalahnya dengan sesama umat muslim maupun non-muslim kuncinya terletak pada ada tidaknya nushrotullah (pertolongan Allah.
Kaum muslim dalam suatu peperangan meskipun musuh-musuhnya mempunyai apapun azbab dhohir (tekhnologi, senjata, pasukan) jika mendapat pertolongan dari allah maka akan bisa menang.
Allah akan menurunkan nushrotullah kepada orang-orang yang pantas dibersamai Allah (orang-orang yang mempunyai sifat-0sifat imaniat) yaitu sabar, taqwa, ikhsan, tawakal, dll.
Tidak ada dalil dalam al-Qur’an bahwa Allah bersama orang-orang kaya, pandai akalnya, orang-orang yang sholat dan orang-orang yang ahli puasa. Dalam perang badar Nabi dan kaum muslimin
- difitnah Abu Sofyan sehingga diserang orang- orang kafir Qurais, nabi dan kaum muslimin menang padahal tanpa persiapan. Bagaimana Nabi dan kaum muslimin bisa menang,
Allah ungkapkan rahasianya dalam QS Ali-Imron
ayat: 123-125.Kaum muslimin tidak siap asbab dhahiriyah tapi
mereka mempunyai asbab hakiki yaitu sifat sabar
dan taqwa.
Menjalankan asbab dhahir itu sunah nabi tetapi menjadikan asbab dhahir sebagai sandaran,
andalan merupakan kemusrikan (dijelaskan dalam
QS Al-Anfal ayat: 60). Kaum muslimin sekali-kali jangan yakin bahwa kemenangan mengandalkan asbab kebendaan (jumlah pengikut, canggihnya senjata, dll) seperti di jelaskan pada QS At-Taubah ayat:25.
Asbab dhahir sebanyak-banyaknya boleh dikerahkan asalkan jangan menjadi keyakinan, sandaran, kebanggaan dan andalan di dalam hati.
Kalau kita melihat bisa apa-apa karena di bisakan oleh Allah. Inilah diantara maksud kalimat Laahaula walaa Quwwata illa billahi.
Oleh karena itu kekuatan yang ada pada asbab dhahir harus dikembalikan kepada aslinya pemilik dan pemberi kekuatan yaitu Allah dijelaskan pada QS Al-imron ayat: 152.
ﷲ mengutus Rasulullah sebagai :
١. Pembawa berita gembira. (QS. Saba’, 34/28) ٢ . Pemberi peringatan. (QS. Saba’, 34/28) ٣ . Untuk (menjadi) rahmat bagi alam semesta. (QS. Al Anbiya, 21/107)
Jadi, sunnah terbesar Nabi adalah dakwah agar agama tegak, dan ummatnya selamat.
Dakwah ini juga menjadi jalan hidup Rasulullah yang diwariskan kepada seluruh ummat Islam. (QS. Yusuf, 12/108)
ﷲ
memerintahkan agar mengikuti satu jalan tersebut (jalan dakwah yang diterangkan dalam QS. Yusuf, 12/108) agar menjadi yang bertaqwa.
ﷲ
juga melarang untuk mengikuti jalan-jalan selainnya karena jalan-jalan tersebut menjadikan pecah-belah (tafarruq/firqoh) dan tidak akan sampai ke derajad taqwa.
21
Faktor penting penyebab menang kalahnya muslimin terletak pada kondisi muslimin, bukan semata-mata pada kondisi kekuatan musuh.
Faktor penting lainnya adalah pembentukan unsur dalam hati, yaitu mendapatkan iman yang benar yang dimulai dari usaha ma’rifatullah (mengenal ﷲ)
Muslimin akan menang jika bersandar, bergantung hanya kepada ﷲ . Hal ini terlihat ketika musuh mempunyai apa saja, namun apabila sandarannya bukan ﷲ, maka hal itu diumpamakan seperti sarang laba-laba. (QS. Al Ankabut, 29/41). Hal inilah yang harus diusahakan oleh muslimin saat ini.