Kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

  

KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT PARA SISWA

KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Disusun Oleh: Oka Imakulata

  021114057

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

MOTTO

  Ketika aku meminta kebijaksanaan, Tuhan membiarkan masalah datang padaku. Setelah menyelesaikannya aku memperoleh kebijaksanaan.

  Ketika aku meminta kepandaian, Tuhan menyediakan buku-buku dan teman- teman yang siap mengajariku nntuk memperoleh kepandaian. Ketika aku meminta kesehatan, Tuhan mengizinkan aku sakit. Setelah mengalahkan penyakit itu aku bersyukur dan rajin memelihara kesehatanku. Ketika aku meminta persahabatan dengan seseorang, Tuhan mengizinkan konflik terjadi diantara kami. Setelah konflik itu diatasi, aku memperoleh persahabatan. Ketika aku meminta kebahagiaan, Tuhan mengizinkan dukacita meliputiku. Setelah berhasil melewati dukacita itu dan menemukan hikmah di dalamnya, aku memperoleh kebahagiaan. Ketika aku meminta cinta, Tuhan mengirimkan banyak orang kepadaku dengan pesan:”aku hadir dalam mereka ini. Cintailah mereka.”

  Ketika aku meminta kekayaan. Tuhan memberikan otak dan otot kepadaku untuk bekerja.

  Ternyata, Engkau selalu mengabulkan doaku. Syukur kepadaMu.

  Ketika engkau tak mampu menggapai matahari Jadilah pelangi yang memberi warna di dalam kehidupan

  Ketika engkau tak bisa tumbuh menjadi pohon yang rindang Jadilah rumput liar yang subur di setiap taman.

  

PERSEMBAHAN

  Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus” My Lord & My Spirit” buat Cinta dan kasihNya yang indah dan selalu bersamaku. Semua karenaMu…!! Kedua orang tuaku yang selalu mencurahkan kasih dan cintanya, tiada henti membimbing dan mendukung serta memberikan yang terbaik bagiku. Adik-adikku yang selalu memberikan kasih sayang untukku”I Love You” Sahabat, saudara dan seseorang yang pernah menemaniku, memberikan kasih dan berbagi pengalaman Almamaterku tempat aku belajar & menuju keutuhan diri.

  

ABSTRAK

KEGUNAAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT PARA SISWA

KELAS II SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

  Oka Imakulata Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2007

  Masalah-masalah penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kegunaan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? (2) Bagaimanakah kegunaan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II IPA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? (3) Bagaimanakah kegunaan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II BAHASA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai kegunaan pelayanan bimbingan dan konseling bagi para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Sampel penelitian adalah siswa kelas II jurusan IPS, jurusan IPA, dan jurusan BAHASA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 111 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling menurut siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Data dianalisis dan diuji secara statistik

  Hasil penelitian ini memberikan gambaran umum bahwa: (1) jumlah para siswa jurusan IPS yang rendah dalam kegunaan bimbingan dan konseling lebih banyak daripada jumlah siswa yang tinggi. (2) jumlah para siswa dari jurusan IPA yang rendah dalam kegunaan bimbingan dan konseling adalah sama dengan jumlah siswa yang tinggi. (3) jumlah para siswa dari jurusan BAHASA yang rendah dalam bimbingan dan konseling lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tinggi.

  ABSTRACT

THE USE OF GUIDANCE AND COUNSELING ACCORDING TO

STUDENTS OF THE SECOND GRADE

AT BOPKRI 2 HIGH SCHOOL YOGYAKARTA IN

THE ACADEMIC YEARS OF 2006 – 2007

  Oka Imakulata Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2007

  These research problems were: (1) how was the use of guidance and counseling at school according to students of the second grade in social science class (IPS) at Senior High School of BOPKRI 2 Yogyakarta in the academic years of 2006/2007? (2) How was the use of guidance and counseling at school according to students of the second grade in science class (IPA) at Senior High School of BOPKRI 2 Yogyakarta in the academic years of 2006/2007? (3) How was the use of guidance and counseling at school according to students of the second grade in language class (BAHASA) at Senior High School of BOPKRI 2 Yogyakarta in the academic years of 2006/2007? This research was aimed to obtain the view concerning the use of guidance service and counseling for students of the second grade at the school.

  This research belonged to the descriptive and the method of survey. The sample of research was 111 students from the second grade in departments of social, science and language at the school. The tool of data collecting used was the questionnaire of guidance and counseling use according to them. This questionnaire was arranged by the researcher in the assistance of the sponsor. Data was analyzed and tested statistically.

  The results of this research provided the general view that: (1) the numbers of students in social science department who got the low grade in the guiding and counseling use was more than the high one. (2) the numbers of students in science department who got the low grade in the guiding and counseling use was equal to the high one. (3) the numbers of students in language department who got the low grade in the guiding and counseling use was less than the high one.

KATA PENGANTAR

  Syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas cinta kasih dan bimbingan-NYA yang selalu ada dan menyertai, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Program Bimbingan dan Konseling.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat bantuan, dukungan, perhatian dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, secara khusus ucapan terima kasih ini diberikan kepada:

  1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.si., Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  2. Bapak Drs. Wens Tanlain, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan penuh perhatian, kesabaran mendampingi dan mengarahkan penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini.

  3. Para Dosen program Bimbingan dan Konseling yang memberikan ilmu pengetahuannya, pengalamannya, membimbing dan mengarahkan kami.

  4. Guru Pembimbing SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan ujicoba instrument

  5. Bapak Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah menerima dan mengijinkan penulis melakukan penelitian

  6. Kedua orangtuaku yang penuh kasih dan cinta merawat, menjaga, melindungi, dan mengantarkanku hingga sekarang. Terima kasih buat kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam membimbing dan selalu berusaha memberikan yang terbaik, menemaniku di dalam

  8. Eka Marida sahabat sekaligus kakak yang selalu menjadi tempat berbagi sukaduka di dalam perjalanan menuju kedewasaan diri, terima kasih untuk hadirmu di dalam hidupku.

  9. Sahabat-sahabat baikku: Emi, Nana, Uthe, dan Siskul, Nyit-nyit,

  Murtono, Br Popon, Mandus, Goris, Mbak Bety, Ola dan Ema, terima kasih buat kebersamaan, dukungaan dan canda tawanya.”ma kasih ya kalian sahabat yang baik”

  10. Teman-teman di Prodi BK Angkatan 2002, terima kasih buat kebersamaan, canda tawa selama kita berada di bangku kuliah, buat Sr Franselin, mbak Tina, Tiwi, Br Teguh, Donald, Ari, Ida, Br Toni, Vitalis, Sr Sipayung, Ina, Ima, Mega dan Bangun.

  11. Buat seseorang yang selalu ada saat aku membutuhkan, tanpa henti memberiku kasih, perhatian dan selalu hadir menghiburku.

  12. Semua pihak yang banyak membantu penulis selama menempuh kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi orang-orang yang berminat dalam dunia bimbingan.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii HALAMAN MOTTO HIDUP............................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii

  .......................................................................................................... viii

  ABSTRACT

  KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4 E. Definisi Operasional ............................................................................ 4 BAB II KAJIAN TEORITIS............................................................................. 5 A. Program Pendidikan Sekolah Menengah Atas..................................... 5

  1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas .............................................. 5

  2. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas... 6

  3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas .. 9

  5. Hasil Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling ...................... 16

  2. Sampel Penelitian........................................................................... 23

  2. Mencari Mean ................................................................................ 26

  1. Mencari Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas................ 25

  E. Analisis Data ........................................................................................ 25

  2. Penelitian........................................................................................ 24

  1. Uji Coba Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling ........... 24

  D. Pengumpulan Data ............................................................................... 24

  1. Populasi Penelitian ......................................................................... 23

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 19 A. Jenis Penelitian..................................................................................... 19 B. Alat Pengumpul Data ........................................................................... 19

  C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 23

  c. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas ........................ 22

  b. Validitas ................................................................................... 21

  a. Reliabilitas ............................................................................... 21

  3. Reliabilitas dan Validitas ............................................................... 21

  2. Skala dan Skor ............................................................................... 21

  1. Kuesioner ....................................................................................... 19

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 27 A. Hasil Penelitian .................................................................................... 27 B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 29 BAB V PENUTUP............................................................................................ 32 A. Kesimpulan .......................................................................................... 32

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Penggolongan Kegunaan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Akademik, Pribadi, Sosial, dan Karir ......... 20

  Tabel 2. Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas Kuesioner Kegiatan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa Kelas

  II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.......... 22 Tabel 3. Klasifikasi Koefisisen Korelasi.................................................... 22 Tabel 4. Rincian Populasi dan Sampel Penelitian Para Siswa Kelas

  II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.......... 23 Tabel 5. Rincian Sampel Penelitian Sampel Kelas II SMA BOPKRI 2

  Yogyakarta Tahun 2006/2007...................................................... 24 Tabel 6. Jumlah Siswa Kelas II Jurusan IPS untuk Kategori Tinggi dan

  Kategori Rendah dalam Kegunaan Bimbingan dan Konseling.... 27 Tabel 7. Jumlah Siswa Kelas II Jurusan IPA untuk Kategori Tinggi dan

  Kategori Rendah dalam Kegunaan Bimbingan dan Konseling.... 28 Tabel 8. Jumlah Siswa Kelas II Jurusan BAHASA untuk Kategori

  Tinggi dan Kategori Rendah dalam Kegunaan Bimbingan dan Konseling............................................................. 29

  Tabel 9. Skor Item Ganjil dan Item Genap Ujicoba Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling............................................................. 48-49

  Tabel 10. Skor Item Ganjil dan Item Genap Penelitian Kegunaan Bimbingan dan Konseling ............................................................................... 50-53 Tabel 11. Skor-skor Para Siswa Tiap Jurusan dalam Kategori

  Rendah-Tinggi .............................................................................. 54-56

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling ................. 36-44 Lampiran 2. Surat Ijin Ujicoba dan Penelitian dari Prodi Bimbingan dan

  Konseling dan Surat Ijin Keterangan dari Pihak Sekolah... 45-47 Lampiran 3. Skor Item Ganjil dan Item Genap Ujicoba Kuesioner Kegunaan

  Bimbingan dan Konseling .................................................. 48-49 Lampiran 4. Skor Item Ganjil dan Item Genap Penelitian Kegunaan

  Bimbingan dan Konseling ................................................. 50-53 Lampiran 5. Skor-skor Para Siswa Tiap Jurusan dalam Kategori

  Rendah-Tinggi.... .............................................................. 54-56

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini semakin banyak tenaga bimbingan dan konseling diangkat

  menjadi pegawai negeri sipil. Keadaan ini menandakan bahwa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas sangat membutuhkan pelayanan bimbingan di sekolah.

  Pelayanan pendidikan meliputi tiga hal pokok yaitu pengajaran, pelatihan, dan pembimbingan. Kegiatan bidang bimbingan membantu siswa mengatur penyesuaian diri, baik penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga, masyarakat, terhadap teman sebaya, maupun terhadap diri sendiri.

  Guru pembimbing adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada layanan bimbingan. Winkel, 1997, mengelompokkan jajaran tenaga bimbingan berdasarkan tanggung jawabnya dalam pelayanan bimbingan kedalam tiga kelompok tenaga bimbingan yaitu:

  “Tenaga bimbingan utama yaitu konselor sekolah, tenaga paraprofesional, dan guru. Konselor sekolah adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan mencurahkan seluruh waktunya pada pelayanan bimbingan. Tenaga paraprofesional adalah orang yang memperoleh pendidikan formal kurang dari konselor sekolah dan bekerja dibawah supervisi Ada 4 bidang bimbingan yang terkait dengan perkembangan diri siswa yaitu bidang pribadi, bidang sosial, bidang akademik, dan bidang karier. Pada dasarnya bidang-bidang bimbingan tersebut dilaksanakan secara terpadu dengan tujuan adanya keseimbangan dalam perkembangan diri siswa. Tetapi pada praktek kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dewasa ini ada yang hanya memperhatikan bidang bimbingan tertentu saja seperti bidang akademik dan bidang sosial.

  Ada sekolah yang hanya memperhatikan bidang bimbingan akademik melalui bimbingan kelas mengenai belajar siswa, peraturan tata tertib, dan kegiatan sekolah selama satu semester, sehingga bidang bimbingan yang lain mengenai pemahaman diri siswa mengenai bakat, minat, dan potensi siswa terkait dengan bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, dan bimbingan karier kurang berkembang..

  Siswa bersama guru pembimbing melakukan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa melaksanakan tugas-tugas hidupnya dan jika guru pembimbing ingin mengetahui manfaat kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa maka hal ini akan mendorong pengembangan program bimbingan dan konseling. Penelitian mengenai kegunaan bimbingan dan konseling yang dirasakan para siswa diharapkan memberikan hasil yang objektif dan dapat digunakan untuk kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 2006/ 2007 mengenai kegunaan pelayanan bimbingan dan konseling.

  B. Rumusan Masalah

  Masalah pokok di atas dirinci menjadi:

  1. Bagaimanakah kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/ 2007 ?

  2. Bagaimanakah kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II IPA SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/ 2007 ?

  3. Bagaimanakah kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah menurut para siswa kelas II Bahasa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/ 2007?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai kegunaan pelayanan bimbingan dan konseling bagi para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/ 2007.

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah secara terpadu agar pelayanan bidang- bidang bimbingan dan konseling menjadi seimbang demi perkembangan siswa.

  E. Definisi Operasional

  Berikut ini dijelaskan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini:

  1. Kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling adalah manfaat yang dialami siswa dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan, baik kelompok maupun perorangan oleh guru pembimbing dan siswa yang mencakup perolehan informasi, pengolahan informasi, dan pengambilan kesimpulan, baik pada bidang bimbingan dan konseling pribadi, sosial, akademik, maupun karier, yang diukur dengan Kuesioner Kegunaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling serta ditunjuk oleh skor-skor yang diperoleh siswa. Ada dua kategori yaitu kategori rendah dan kategori tinggi.

  2. Kelompok jurusan siswa adalah jurusan IPS, jurusan IPA, dan jurusan BAHASA kelas II yang ditempuh para siswa. Ada tiga kelompok jurusan

BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini memuat uraian mengenai Program Pendidikan Sekolah Menengah Atas meliputi Kurikulum Sekolah Menengah Atas, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas, Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas, Pelaksanaan Layanan Pada Setiap Jurusan di Sekolah Menengah Atas, dan Hasil Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. A. Program Pendidikan Sekolah Menengah Atas

1. Kurikulum Sekolah Menengah Atas

  Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tiga bidang pelayanan pendidikan yang saling mendukung. Tiga bidang pendidikan tersebut adalah bidang pengajaran, bidang pelatihan, dan bidang pembimbingan dan termuat dalam kurikulum sekolah. Kurikulum sekolah dalam arti sesungguhnya menunjuk pada semua pengalaman pendidikan yang dialami siswa dalam bimbingan sekolah (Winkel, 1997). Pengalaman- pengalaman pendidikan tersebut merupakan satu kesatuan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yaitu: berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan secara formal itu harus dikelola secara terencana dan sistematis. Program bimbingan dan konseling yang ada di Sekolah Menengah Atas sudah sepantasnya dilaksanakan mengingat kegiatan pembimbingan sebagai bagian dari pendidikan yang termasuk dalam kurikulum sekolah.

2. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

  Kegiatan pembimbingan perlu dimasukkan dalam program bimbingan dan konseling yang dilakukan secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu. Pembimbingan sebagai bagian dari kegiatan pendidikan berfungsi membantu siswa dalam menghadapi tugas-tugas hidupnya dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa. Khususnya kegiatan bimbingan berfungsi sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang ahli bidang bimbingan kepada siswa dalam menetapkan pilihan dan penyesuaian diri, serta di dalam memecahkan masalah-masalah (Sukardi, 1988). Proses bimbingan menurut pendapat Rachman Natawidjaja, 1997, adalah: dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti”(Winkel, 1997: 67). Proses konseling berfungsi sebagai bantuan yang diberikan oleh ahli bimbingan kepada siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dialami dengan wawancara yang dilakukan secara tatap muka. Konseling sendiri dipandang oleh banyak ahli sebagai alat pelayanan bimbingan karena sifatnya teknis dan memusatkan perhatian siswa yang bermasalah pada keadaan dirinya sendiri serta disesuaikan dengan kebutuhannya.

  Schmuller and Mortensen (1976), mengemukakan bahwa ada enam bidang layanan yang termasuk dalam program layanan bimbingan dan konseling yaitu: layanan yang berpusat pada pencatatan perkembangan individu, layanan konseling yang berpusat pada individu, layanan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan program-program latihan serta lembaga kemasyarakatan, layanan informasi yang berkaitan dengan program-program pendidikan, layanan penempatan individu, dan layanan penelitian dan tindak lanjut. Di Sekolah Menengah Atas juga diterapkan enam bidang layanan tersebut.

  a. Layanan yang berpusat pada pencatatan mengenai perkembangan siswa selama studi dengan maksud dapat membantu siswa memperlancar perkembangan tiap orang, misalnya guru pembimbing b. Layanan konseling yang berpusat pada individu maksudnya guru pembimbing membantu siswa menyelesaikan masalah dengan cara siswa mengambil pilihan dan keputusan sendiri untuk mengatasi masalahnya itu, misalnya guru pembimbing memberikan informasi mengenai perkembangan siswa dan apabila siswa mengalami masalah maka siswa datang pada guru pembimbing untuk mengatasi masalahnya tersebut.

  c. Layanan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan program- program latihan serta lembaga kemasyarakatan yang terkait, yang dapat dimasuki siswa sesudah menamatkan Sekolah Menengah Atas. Misalnya guru pembimbing memberikan informasi mengenai jenis pekerjaan dan cara-cara pelatihan yang ada di lembaga tersebut.

  d. Layanan informasi yang berkaitan dengan program-program pendidikan maksudnya pemberian informasi yang diberikan oleh guru pembimbing kepada siswa mengenai lembaga-lembaga pendidikan sesudah Sekolah Menengah Atas yang ada disekitar siswa dan bisa dimasuki siswa, misalnya pemberian informasi yang diberikan guru pembimbing mengenai suatu lembaga pendidikan perguruan tinggi beserta penjelasan jurusan yang ada dilembaga pendidikan tersebut.

  e. Layanan penempatan membantu siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan cita-cita siswa serta penempatan di dalam kelas, kelompok belajar, pengarahan jurusan, program latihan, kegiatan ekstrakurikuler.

  f. Layanan penelitian dan tindak lanjut maksudnya guru pembimbing mengadakan penelitian mengenai perkembangan siswa, berdasarkan hasil penelitian guru pembimbing mengadakan upaya tindak lanjut, misalnya dengan menyusun program-program bimbingan yang disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan siswa (Schmuller and Mortensen, 1976).

3. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

  Kegiatan bimbingan di kelas yang tercantum dalam kurikulum sekolah sama pentingnya dengan kegiatan bidang pengajaran, dan kegiatan bidang pelatihan yang perlu diberi jam khusus masuk kelas. Hal ini mengingat kegiatan pembimbingan sebagai bagian dari bidang pelayanan pendidikan yang bertujuan membantu siswa mengatasi permasalahan hidupnya. Jadwal bimbingan yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah sudah sepantasnya di laksanakan di sekolah Menengah Atas mengingat siswa banyak mengalami permasalahan didalam hidupnya baik itu masalah yang berkaitan dengan pemahaman maupun masalah siswa yang berkaitan dengan pengambilan keputusan mengenai suatu pilihan pekerjaan (karier).

  Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai bagian dari kegiatan pendidikan, di sekolah diharapkan membantu siswa agar mampu melakukan penyesuaian diri secara efektif, baik terhadap dirinya sendiri maupun dengan orang lain atau masyarakat lingkungan sekitar tempat mereka berada (Nawawi, 1982). Kegiatan bimbingan dan konseling diberikan kepada setiap siswa yang membutuhkan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling yang terdiri dari 4 bidang bimbingan dan konseling yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan akademik, dan bimbingan karier. Kegiatan layanan bimbingan di kelas dilakukan oleh guru pembimbing dan para siswa. Berpusat pada guru pembimbing memberikan (1) informasi yang berkaitan dengan bimbingan pribadi antara lain mengenai pemahaman diri siswa yang berkaitan dengan bakat, minat, dan cita-cita kemudian siswa menerima informasi tersebut, (2) informasi yang berkaitan dengan bimbingan sosial antara lain informasi mengenai pergaulan dengan teman sebaya, dan informasi tentang lingkungan masyarakat sekitar siswa dan siswa menerima informasi tersebut, (3) informasi yang berkaitan dengan yang berkaitan dengan bimbingan akademik antara lain informasi mengenai belajar siswa selama satu semester, peraturan tata tertib/norma, dan siswa menerima informasi tersebut. Kegiatan bimbingan perlu di sertai dengan kegiatan layanan konseling yang diberikan guru pembimbing terhadap siswa yang mengalami masalah dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan hidupnya. Siswa mengalami layanan bimbingan dan konseling dan memperoleh manfaatnya bagi perkembangan dirinya. Tujuan akhir pelayanan bimbingan dan konseling yaitu siswa mampu mengatur kehidupannya sendiri, mengambil sikap sendiri, mempunyai pandangannya sendiri, dan menanggung sendiri resiko dari tindakan- tindakannya (Winkel, 1987). Kegiatan yang dilakukan guru pembimbing bersama siswa di sekolah yaitu:

a. Kegiatan Bimbingan Kelas

  Guru Pembimbing bersama para siswa di sekolah melaksanakan kegiatan bimbingan kelas untuk merealisasikan suatu program yang telah direncanakan oleh guru pembimbing. Kemudian Guru pembimbing bertemu para siswa di kelas pada jam-jam tertentu yang sudah ditentukan dalam jadwal. Jadi guru informasi tersebut, mengolah informasi tersebut bersama guru pembimbing dan siswa membuat kesimpulan sendiri atas seputar permasalahan yang dialaminya. Guru pembimbing dan para siswa melaksanakan pelayanan bimbingan yang sudah ditentukan dalam jadwal akademik.

  Pertemuan guru pembimbing dan para siswa di kelas membahas hal-hal yang berkaitan dengan tugas-tugas yang akan dihadapi siswa di dalam hidupnya. Kegiatan guru pembimbing yaitu: 1) menjelaskan mengenai belajar siswa selama satu semester dan menjelaskan peraturan tata tertib terhadap siswa, kemudian para siswa menerima dan mengolah informasi tersebut supaya siswa bisa membuat kesimpulan sendiri atas hal-hal yang akan dilakukannya secara akademik di sekolah (akademik). 2) menyajikan topik bahasan mengenai pemahaman diri siswa dengan cara guru pembimbing menjelaskan mengenai ciri- ciri tubuh manusia kemudian para siswa menerima informasi dan mengolah informasi tersebut. Setelah itu siswa melihat dirinya sendiri dan membuat keputusan sendiri mengenai pemahaman diri. informasi tersebut setelah itu siswa membuat kesimpulan atas apa yang terjadi di lingkungan dan di dalam pergaulan siswa (sosial) sehingga siswa memahami cara bergaul dengan teman sebaya dan orang lain.

  4) menyajikan topik bahasan yang berkaitan dengan perencanaan masa depan dan cara guru pembimbing menjelaskan berbagai macam program studi yang ada di suatu universitas dan penjelasan yang berkaitan dengan studi lanjut. Misalnya guru pembimbing memberikan informasi mengenai jurusan-jurusan yang ada di universitas dan syarat-syarat apa saja yang perlu dimiliki siswa untuk memasuki jurusan tersebut. Kemudian para siswa menerima dan mengolah informasi tersebut setelah itu siswa membuat keputusan sendiri sesuai dengan keadaan diri siswa dengan cara melihat bakat dan minat siswa sendiri (karier).

  Setelah guru pembimbing memberikan pelayanan bimbingan kemudian guru pembimbing melihat ada perubahan atau tidak dalam diri siswa, siswa merasa senang atau tidak dengan kegiatan layanan bimbingan yang diberikan.

b. Bimbingan individual

  Guru pembimbing selain melaksanakan pelayanan bimbingan di kelas bersama para siswa, guru pembimbing juga melaksanakan bimbingan individual. Bimbingan individual dilakukan bersama satu orang siswa saja lewat wawancara tatap muka antara guru pembimbing dan siswa. Di dalam kegiatan bimbingan individual, siswa bertanya secara pribadi kepada guru pembimbing berkaitan dengan permasalahan yang dihadapinya. Kemudian guru pembimbing memberikan informasi yang berkenaan dengan masalah yang dihadapi siswa tersebut dan bersama-sama siswa mengolah informasi tersebut sehingga siswa dapat mengatasi masalahnya dan akhirnya siswa dapat mengambil keputusan sendiri atas masalah yang dihadapinya.

  Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan bimbingan di kelas mengingat siswa dengan berbagai karakteristik terkadang mempunyai perasaan malu dan takut berbicara secara terbuka dengan orang lain di kelas. Tujuan bimbingan individual adalah siswa yang dilayani berhasil mengembangkan sikap serta tingkah laku yang memuaskan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya serta berhasil mengatur kehidupannya sendiri

4. Pelaksanaan Layanan Pada Setiap Jurusan di Sekolah Menengah Atas

  Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas perlu memperhatikan alokasi waktu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang diatur dalam jadwal agar terlaksana secara efektif dan tidak mengganggu kegiatan pengajaran dan pelatihan. Alokasi waktu tersebut meliputi program tahunan (2 semester), program bulanan, dan program mingguan ataupun harian. Pertemuan kelas antara guru pembimbing dan para siswa menurut jadwal yang direncanakan untuk memberikan kegiatan bimbingan yaitu satu kali pertemuan atau satu kali tatap muka yaitu 1 x 45 menit setiap minggu untuk masing-masing kelas di setiap jurusan yang ada di sekolah.

  Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara bergantung pada sifat permasalahan, jumlah siswa, kesiapan tenaga bimbingan dan tersedia waktu serta tempat pelaksanaan. Berdasarkan hal-hal tersebut cara-cara yang ditempuh dalam melaksanakan pelayanan bimbingan antara lain: a. dengan cara klasikal: yaitu untuk melayani peserta didik yang memiliki kebutuhan yang sama b. dengan cara individual: yaitu pelayanan yang ditujukan kepada masing-masing pribadi sesuai dengan kebutuhannya. seperti dokter, psikolog, guru mata pelajaran, dan tokoh agama (Depdikbud, 1994).

  Cara-cara tersebut dilaksanakan dengan menggunakan teknik- teknik tertentu sesuai dengan kebutuhan yang ada. Beberapa tehnik yang digunakan misalnya wawancara, diskusi kelompok, simulasi, permainan, bermain peran, kunjungan rumah, kegiatan individual atau kelompok, ceramah, demonstrasi, karya wisata atau memanggil nara sumber. Syarat atau ketentuan umum jurusan: a Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34 minggu dan jam sekolah efektif perminggu minimal 30 jam (1800 menit) b alokasi waktu yang disediakan adalah 36 jam pelajaran perminggu c satu jam pelajaran tatap muka dilaksanakan selama 45 menit.

5. Hasil Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

  Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bagi para siswa menimbulkan berbagai respon atau tanggapan dari kalangan siswa sendiri. ada yang merasa senang dan puas dengan pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan dan ada yang merasa kurang senang dan merasa tidak puas dengan pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan.

  Paling tidak ada lima hal yang perlu dicapai siswa dalam proses layanan bimbingan dan konseling di sekolah yaitu: Pertama, siswa mengenal diri sendiri dan lingkungannya. Siswa mengenal segala kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan mengenal lingkungan tempat siswa berada seperti keluarga, sekolah, pekerjaan, lingkungan masyarakat dan sebagainya.

  Kedua, siswa menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis. Siswa menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri mereka secara apa adanya.

  Ketiga, siswa berani mengambil keputusan sendiri mengenai berbagai hal. Siswa berani menentukan dan memutuskan sendiri sesuatu yang akan mereka lakukan sesuai dengan keadaan yang ada pada diri mereka dan lingkungan tempat mereka berada.

  Keempat, siswa mengarahkan diri mereka sendiri berdasarkan keputusan yang mereka ambil sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan mereka.

  Kelima, perwujudan diri siswa maksudnya setelah siswa mengenal diri, lingkungan, dan berani mengambil keputusan sendiri dan mengarahkan dirinya, siswa diharapkan merealisasikan dirinya dan merencanakan masa depannya sendiri (Ahmad Riska dan Syahril, 1986).

  Menurut Sukardi, 1983, setelah para siswa menerima layanan bimbingan di sekolah akan memperoleh tujuan khusus yang dicapai siswa di antaranya:

  a. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri b. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan di dalam memahami lingkungannya, termasuk lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyarakat yang lebih luas.

  c. Siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya.

  d. Siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menyalurkan potensi-potensi yang dimilikinya dalam pendidikan dan dalam lapangan kerja secara nyata. (Sukardi, 1983: 173)

  Para siswa yang melakukan kegiatan bimbingan dan konseling mengalami kelancaran dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan dalam hidupnya. karena itu layanan bimbingan dan konseling sangat penting bagi siswa. Jadi, para siswa diharapkan memperoleh manfaat dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan guru pembimbing mencakup empat bidang bimbingan dan konseling yaitu pribadi, sosial, akademik, dan karier.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas beberapa hal yang berhubungan dengan

  metodologi penelitian yaitu Jenis Penelitian, Alat Pengumpulan Data, Populasi dan Sampel Penelitian, Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

  A. Jenis Penelitian

  Penelitian ini di bidang pendidikan, khususnya bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.

  Menurut Furchan (1982) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mencoba mengungkap keadaan gejala apa adanya. Penelitian ini di maksudkan untuk memperolah gambaran mengenai kegunaan kegiatan bimbingan dan konseling menurut siswa kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Metode yang digunakan adalah metode survei. “Tujuan survei adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu” (Furchan, 1982: 418).

  B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner

  Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang disusun layanan bimbingan dan kegiatan layanan konseling selama di sekolah. Kuesioner yang digunakan peneliti yaitu kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih alternatif yang ada (Arikunto, 2002). Item kuesioner berjumlah 80 buah yang terdiri dari 40 buah item mengenai variabel kegiatan layanan bimbingan siswa dan 40 buah item mengenai variabel kegiatan layanan konseling siswa. Secara rinci pada tabel berikut ini: Tabel 1. Penggolongan Kegiatan Bimbingan dan Konseling berdasarkan bidang Akademik, Pribadi, Sosial, Karier.

  Kegiatan Bimbingan Kegiatan Konseling Bidang Bimbingan dan Konseling

  2. Informasi tentang lingkungan masyarakat sekitar

  Total 40

  71, 72, 73, 78,dan 80 74, 75, 76, 77,dan 79

  2. Perencanaan masa depan 31, 32, 37, 38, dan 39 33, 34, 35, 36, dan 40

  Informasi tentang program studi

  Karier 1.

  61, 62, 63, 64, dan 65 66, 67, 68, 69,dan 70

  21, 22, 23, 24, dan 25 26, 27, 28, 29, dan 30

  Pergaulan dengan teman sebaya

  Item Item Akademik

  Sosial 1.

  51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59,dan 60

  1. Pemahaman diri 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20

  Pribadi

  41, 42, 43, 44, dan 45 46, 47, 48, 49, dan 50

  1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 8, 9, dan 10

  1. Informasi tentang belajar siswa selama satu semester 2. Peraturan tata tertib

  40

  2. Skala dan Skor

  Skala item adalah Selalu, Banyak Kali, Kadang-Kadang, dan Tidak Pernah dan skor untuk jawaban Selalu = 4, Banyak Kali = 3, Kadang- Kadang = 2, dan Tidak Pernah = 1.

  3. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

  a. Reliabilitas

  Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila menunjukkan ketepatan, ketelitian dan keterpercayaan hasil dalam berbagai ukuran (Azwar, 1997: 4). Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegan alat tersebut dapat mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982: 295)

  b. Validitas

  Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut

c. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas

  Koefisien reliabilitas dan validitas uji coba dan penelitian kuesioner Kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas

  II SMA disajikan sebagai berikut: Tabel 2. Koefisien reliabilitas dan koefisien validitas kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Uji Coba Penelitian tt

  r

  0,98 0,97 oo t

  r

  0,99 0,99 Penafsiran terhadap koefisien reliabilitas dan validitas dengan menggunakan klasifikasi berikut. Garrett, (1967) mengemukakan suatu deskripsi tentang penafsiran koefisien korelasi. Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi

  Koefisien korelasi Klasifikasi ± 0,70 - ± 1,00 Tinggi – Sangat Tinggi ± 0,40 - ± 0,70 Cukup ± 0,20 - ± 0,40 Rendah 0,00 - ± 0,20 Tidak ada atau – Sangat rendah

  Berdasarkan klasifikasi ini disimpulkan bahwa reliabilitas dan validitas Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling menurut para siswa kelas II SMA termasuk sangat tinggi dan konsisten

C. Populasi dan Sampel Penelitian

  1. Populasi Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Sekolah Menegah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/ 2007. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Berdasarkan data yang diperoleh jumlah siswa kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 secara keseluruhan adalah 242 siswa. Perincian jumlah siswa kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta disajikan pada tabel 4.

  Tabel 4. Rincian Populasi dan Sampel Penelitian Para Siswa Kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

  

Kelas II Jumlah populasi

  IPS 1

  40 IPS 2

  40 IPS 3

  40 IPS 4

  40 IPA 1

  28 IPA 2

  28 BAHASA 26 Total 242

  2. Sampel Penelitian

  Sampel penelitian merupakan kelompok kecil yang diamati atau dengan kata lain sampel merupakan sebagian dari populasi” (Furchan, 1982). Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang terdiri dari 4 kelas.

  Tabel 5. Rincian Sampel Penelitian Para Siswa Kelas II Sekolah Menengah Atas BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007.

  Kelas II Jumlah Sampel

  IPS 2

  34 IPS 3

  37 IPA 1

  16 BAHASA 24 Total 111

D. Pengumpulan Data

  1. Uji Coba Kuesioner Kegunaan Bimbingan dan Konseling Kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling diuji cobakan terlebih dahulu.

  Hasil uji coba diolah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas kuesioner kegunaan bimbingan dan konseling. Uji coba ini dilakukan pada siswa kelas

  II jurusan IPS, IPA, dan BAHASA SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 yang berjumlah 48 orang siswa pada tanggal 30 April s/d 2 Mei 2007.

  2. Penelitian

  Pengumpulan data penelitian dilakukan pada siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 yang berjumlah 111 orang siswa.

E. Analisis Data.

1. Mencari Koefisien Reliabilitas dan Koefisien Validitas

  Metode yang digunakan untuk mengukur koefisien reliabilitas alat ukur adalah metode belah dua, karena hanya memerlukan satu kali pengukuran saja terhadap kelompok siswa.

  Langkah yang dilakukan peneliti dalam menghitung taraf reliabilitas kuesioner yang menggunakan metode belah dua yaitu: a). Mengelompokan skor untuk setiap item-item belahan pertama untuk item yang ganjil dan belahan kedua untuk item yang genap.

  b). Mencari korelasi antara skor-skor belahan pertama (X) dengan belahan kedua (Y) yang dimiliki oleh setiap individu dengan korelasi Pearson.

  N

  XY

  • r = xy
  • 2 2 2 2 N X

      X Y

      ( )( ) ∑ ∑ ∑

      X N YY ( ) ( )

      

    { } { }

    ∑ ∑ ∑ ∑

      Keterangan Rumus: : Koefisien ganjil genap

      r xy

      N : Jumlah subjek X : Skor Belahan Ganjil Y : Skor Belahan Genap

      Mencari Koefisien Reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown yaitu:

      Keterangan rumus :

      r = koefisien reliabilitas tt r = koefisien korelasi skor-skor ganjil genap xy

      Mencari Koefisien Validitas dengan menggunakan rumus:

      r = r t tt oo

      Keterangan Rumus:

      : r Koefisien Validitas t oo

      : r Koefisien reliabilitas tt

    2. Mencari Mean

      Perhitungan Mean skor total menggunakan:

      X

      M = N

      Keterangan Rumus: M: Mean (skor rata-rata)

      X : Jumlah Skor kegunaan bimbingan dan konseling ∑

      N : Jumlah Siswa

      Mean digunakan sebagai batas kategori tinggi dan rendah. Skor ≥

      Mean termasuk dalam kategori tinggi dan skor < Mean termasuk dalam kategori rendah.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian tentang kegunaan

      bimbingan dan konseling menurut para siswa kelas II SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 dan pembahasannya.

    A. Hasil Penelitian

      1. Manfaat kegiatan bimbingan dan konseling menurut kelompok siswa kelas II Jurusan IPS.