Implementasi program bimbingan dan konseling di SMA Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang

(1)

disusun oleh:

AHMAD DEDE APRIANTO

NIM :

105018200706

PROGRAM STUDI STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UI N SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

NIM

:

105018200706

Program studi

: Manajemen Pendidikan

Jurusan

: Kependidikan Islam

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1.

Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk memperoleh gelar Srata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2010

Penulis


(3)

sehingga dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah (skripsi) ini. Shalawat serta

salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad

SAW sebagai pembawa risalah islam melalui kitab-Nya.

Karya ilmiah (skripsi) yang saya buat ini berjudul “Peran Guru BK dalam

Mengimplementasikan Program Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA

Muhammadiyah 25 Pamulang” ini merupakan salah satu persyaratan akademik

dalam penyelesaian studi strata satu (S.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Akan tetapi

penulis menyadari bahwa hasil penelitian

skripsi ini belum maksimal, karena

penelitian ini hanyalah torehan tipis dalam lembaran sejarah penelitian mengenai

Bimbingan dan Konseling dan kaitannya dengan program Bimbingan dan

Konseling.

Selanjutnya penulis juga menyadari bahwa torehan tipis ini tidak telepas

dari bantuan, kritik dan saran baik berupa do’a, bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak yang membuat penulis pantang menyerah. Untuk ini perkenankan

penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang mungkin

tidak akan dapat digantikan dengan apapun atas jasanya, adapun pihak-pihak yang

sangat berarti antara lain :

1.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uinversitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta dan segenap jajaran staf

2.

Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan ketua Prodi Manajemen

Pendidikan berserta staf jurusan

3.

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

rela meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, petunjuk,

bimbingan dan selalu sabar mendengarkan keluh kesah penulis.


(4)

5.

Kedua orang tua sangat penulis sayangi, ayahanda tercinta, dan almh.

Ibunda tercinta, yang telah memberikan cinta kasihnya hingga akhir

hayatnya.”Mah, skripsi ini aku dedikasikan untuk mamah” kakak-kakak

dan adik tercinta yang ada di Tangerang

6.

Serta seluruh keluarga besar Alm. abah KH.Sholeh Ali dan Alm.abah

KH.Abdul Gani yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namun tak

mengurangi sedikitpun rasa cinta kasih dan hormat penulis kepada kalian

semua

7.

Bugen Vinallia, wanita yang senantiasa memberikan cinta kasihnya

kepada penulis serta mau bersabar dan mau mengerti penulis dalam

penyelesaian karya ilmiah ini.

8.

Teman-teman

bungur foundation

yang telah banyak membantu doa dan

semangatnya,

keep fight for idealism buddy

9.

Teman-teman jurusan KI-Manajemen Pendidikan angkatan 2005, tetap

jaga kebersamaan kita kawan!

10.

Teman-teman pengurus BEM-J KI-Manajemen Pendidikan yang telah

berjuang bersama dalam membantu mengembangkan dan membangun

jurusan tercinta. “Tangan terkepal dan maju ke muka!”

Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan. Penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan motivasinya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang banyak. Amin

Jakarta , Juni 2010

Penulis

ii 


(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 3

C.

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ... 3

1. Pembatasan Masalah ... 3

2. Perumusan Masalah ... 4

D.

Manfaat Penelitian ... 4

BAB II

KERANGKA TEORITIS

A.

Bimbingan dan Konseling ... 5

1.

Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 5

2.

Prinsip dan asas bimbingan dan konseling ... 8

B.

Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 14

1.

Tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah ... 15

E.

Teknik Pengumpulan Data ... 29

F.

eknik Pengolahan Data ... 30

ik Analisa Data ... 30

... 31

2.

Fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah ... 17

3.

Metode / Pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling ... 18

4.

Pelayanan - pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 21

5.

Persyaratan Pokok Bimbingan dan Konseling di Sekolah ... 25

6.

Tugas dan peran guru bimbingan dan konseling ... 26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Lokasi dan waktu Penelitian ... 28

B.

Tujuan Penelitian ... 28

C.

Metode Penelitian ... 28

D.

Populasi dan sampel ... 29

T

G.

Tekn

H.

Interpretasi data ...

iii 


(6)

iv 

 

D.

D

eskripsi Data Hasil Penelitian ... 34

BAB V

PENUTUP

A.

Kesimpulan ... 61

B.

Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(7)

MUHAMMADIYAH 25 SETIA BUDI PAMULANG

ABSTRAK

Konsep bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang

diberikan kepada siswa secara terus menerus dalam mengatasi kesulitan – kesulitan

dalam kehidupannya agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, sehingga

siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan

sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan adanya bimbingan dan konseling

khususnya, program layanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat memberikan

solusi bagi peserta didik di sekolah. Agar peserta didik menjadi lebih baik dari segi

perilakunya, karena memang Tujuan bimbingan ialah membantu siswa untuk tumbuh

dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi dirinya sendiri.

Dalam observasi pendahuluan menemukan bahwa beberapa siswa di sekolah SMA

Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang bahwa program layanan bimbingan dan

konseling di sekolah tersebut kurang maksimal dalam pelaksanaannya

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program

bimbingan dan konseling yang ada di SMA Muhammadiyah 25 yang telah

dirumuskan atau disusun oleh guru BK disekolah tersebut.

Metodologi yang dipakai dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan

metode Deskriptif, Sampel penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 25

Pamulang yang berjumlah 378/10 % =37,8. dibulatkan menjadi 38 siswa. Adapun

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara 1). Teknik Komunikasi

(Wawancara), 2). Angket. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif, setelah

menyebarkan angket tentang layanan bimbingan dan konseling. .

Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini, implementasi program layanan

Bimbingan dan Konseling di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang cukup baik hal ini

dapat dilihat dari hasil interpretasi data,yaitu sebanyak 60,79 %

Saran dari peneliti,

agar guru bimbingan dan konseling dapat saling mendukung dan bekerja sama untuk lebih meningkatkan implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah.Para siswa, untuk dapat lebih kooperatif dengan guru BK, sehingga program bimbingan dan konseling dapat diimplementasikan dengan baik.


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses yang didalamnya tidak hanya bagaimana

mengarahkan, membimbing dan menjadikan peserta didik pintar, jauh dari itu semua

akan tetapi pendidikan merupakan proses untuk membantu siswa untuk dapat

menyelesaikan problematika yang dihadapinya baik itu yang datang akibat dari dalam

dirinya ataupun dari lingkungan peserta didik tinggal, bisa yang berasal dari keluarga

atau juga perkembangan lingkungan yang dinamis yang menjadikan peserta didik

tidak dapat menghadapinya sendiri

Perkembangan jaman dewasa ini banyak menimbulkan perubahan-perubahan

dan kemajuan-kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat.

Keadaan demikian akan menantang setiap individu dalam hal ini khususnya peserta

didik untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan-kemajuan itu.

Kemajuan yang bersifat dinamis tersebut yang kemudian berdampak pada

meningkatnya problematika sosial yang harus segera ditangani sebelum bertambah

dan berdampak pada kehidupannya kelak. Dalam proses penanganan permasalahan

tersebut tentu tidak semuanya dapat diselesaikan sendiri, pada saat atau kondisi inilah

peserta didik tersebut memerlukan kehadiran orang kedua dalam mengatasi

masalahnya baik itu seseorang yang dapat memberikan arahan atau seseorang yang


(9)

dapat membantu memacahkan permasalahannya (

problems solving

)

,

sehingga

permasalahannya dapat terpecahkan dalam hal ini yaitu sekolah tempat mereka

mempelajari banyak hal.

Sekolah dalam hal ini sangat dibutuhkan perannya sebagai lembaga atau

wadah untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas, baik secara pengetahuan,

sikap maupun kemampuan / keterampilan. Oleh karena itu maka pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting dan diperlukan untuk membantu

para siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehingga

kemudian berdampak pada keberhasilan belajar para siswa. Karena bimbingan dan

konseling di sekolah merupakan suatu media yang dapat membantu para siswa

mengatasi persoalan-persoalan atau kesulitan-kesulitan sehingga mereka pun mampu

untuk merencanakan masa depannya.

Bimbingan dan konseling adalah salah satu kunci bagi siswa untuk dapat

menyelesaikan permasalahannya. Konsep BK itu sendiri dalam

“Jear book of

education”

1995 yang dikutip oleh Djumhur dan Moh. Surya, dalam bukunya

bimbingan dan penyuluhan di sekolah mengungkapkan bahwa “ bimbingan adalah

suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

kemanfaatan sosial ”.

1

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan, pemberian bantuan

tersebut dilakukan melalui beberapa program yang disusun dan dilaksanakan oleh

guru bimbingan dan konseling mulai dari program tahunan, semester sampai harian .

beberapa layanan bimbingan dan konseling yaitu layanan orientasi, layanan

informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan

konten/pembelajaran, layanan konseling perorangan, layanan bimbingan kelompok,

layanan konseling kelompok, layanan konsultasi dan layanan mediasi.

Program-program inilah yang telah dibuatkan oleh para guru BK di SMA Muhammadiyah 25

1

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h. 25


(10)

Pamulang.. Hal ini dilakukan oleh para guru BK agar permasalahan yang dihadapi

siswa dapat tersolusikan. Baik itu permasalahan sosial, pribadi dan khususnya

permasalahan kesulitan belajar yang dihadapi para siswa. Disinilah peran guru BK

melalui program-program yang dirumuskan sangat diperlukan sebagai satu kesatuan

dengan elemen yang lainnya yang ada disekolah.

Akan tetapi masih banyak siswa yang merasakan bahwa beberapa program yang

telah dibuat oleh guru BK di sekolah tersebut penerapannya masih kurang, khususnya

yang dirasakan oleh siswa yang sedang menghadapi masalah.

Bertitik tolak dari pernyataan di atas, penulis merasa terdorong untuk melakukan

penelitian terhadap permasalahan yang ada tersebut dengan judul

“IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA

MUHAMMADIYAH 25 SETIA BUDI PAMULANG ”

B.

Identifikasi masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat di

identifikasikan masalah sebagai berikut:

a.

Beberapa program bimbingan dan konseling yang diimplementasikan guru

BK berjalan kurang maksimal

b.

Beberapa Program bimbingan dan konseling belum sepenuhnya dirasakan

oleh seluruh siswa

c.

Tidak semua siswa mengetahui Program bimbingan dan konseling yang

diimplementasikan

C.

Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1.

Pembatasan Masalah

Penulis memberikan batasan sesuai dengan judul yang ada sebagai

berikut:

a.

Implementasi program bimbingan dan konseling di sekolah

Muhammadiyah 25 Pamulang


(11)

b.

Masalah-masalah yang dihadapi dalam implementasi program

bimbingan dan konseling

c.

Program bimbingan dan konseling disekolah Muhammadiyah 25

Pamulang

2.

Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah disesuaikan dengan pembatasan masalah

diatas, kemudian penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

a.

Program apa saja yang diimplementasikan oleh guru BK di SMA

Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang?

b.

Bagaimana implementasi program bimbingan dan konseling di SMA

Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang ?

c.

Kesulitan apa saja yang dialami guru BK dalam mengimplentasikan program

bimbingan dan konseling di SMA Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang?

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah:

- Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri. - Manfaat praktis, bagi pihak sekolah untuk dapat lebih meningkatkan

pelaksanaan program dan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan diimplementasikan


(12)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A.

Bimbingan Konseling

1.

Pengertian Bimbingan dan Konseling

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata

"guidance'

berasal dari kata kerja

"to guide"

yang mempunyai arti

menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu.

1

Sesuai dengan

istilahnya, maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan

atau tuntunan. Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bantuan atau

tuntunan adalah bimbingan.

Beberapa para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai bimbingan,

diantaranya:

Dalam buku Dewa Ketut Sukardi yang berjudul,

Bimbingan Dan

Konseling,

dikatakan bahwa, Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada

individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis

dan nalar.

2

1

Hallen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. 1 h. 3

2

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988), hal 1


(13)

Menurut H.M Arifin kata

guidance

berasal dari kata kerja

to guide

artinya

"menunjukan ".

3

Menurut Stoops yang dikutip ke dalam bukunya Syahril dan Riska

mendefinisikan bimbingan sebagai berikut :

“Bimbingan adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus

dalam hal membantu individu dalam perkembangannya untuk mencapai

kemampuan secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi masyarakat”

4

.

Begitu juga menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan

Konseling (Studi & karier) mendefinisikan bimbingan sebagai berikut :

“Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekelompok individu dalam atau mengatasi kesulitan-kesulitan

di dalam kehidupannya agar individu atau sekelompok individu itu dapat

mencapai kesejahteraan hidupnya ”.

5

Sama halnya dengan pendapat Arthur J. Jones, seperti yang dikutip

oleh DR. Tohari Musnamar kemudian di kutip kembali oleh mendefinisikan

bimbingan ” sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang

lain dalam hal membuat pilihan-pilihan penyesuaian diri dan pemecahan

problem-problem. Tujuan bimbingan ialah membantu orang tersebut untuk

tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi

dirinya sendiri”

6

.

Dan Menurut Shertzer dan Stone (1971:40) yang dikutip Syamsu

Yusuf dan A Juntika dalam bukunya Landasan Bimbingan dan Konseling

3

M. Arifin. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta : Golden Terayon Press, 1995) Cet. 1 hal 1

4

Syahril dan Riska Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Padang ,Angkasa Raya : 1986) hal. 41

5

Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir) (Yogyakarta , Andi :2005). Hal : 5-6

6


(14)

“,,,,,

process of helping an individual to understand himself and his world,

yang artinya proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu

memahami diri dan lingkungannya”

7

Dari beberapa definisi yang di kutip diatas dapat dipahami bahwa

bimbingan adalah sebagai berikut:

1.

Bimbingan adalah suatu proses yang berkelanjutan, oleh karena itu

bantuan diberikan secara sistematis, terencana, terus menerus, dan

terarah kepada tujuan tertentu.

2.

Bimbingan merupakan proses membantu individu. Dengan

menggunakan kata membantu berarti dalam kegiatan bimbingan tidak

terdapat paksaan. Dalam kegiatan bimbingan pembimbing tidak

memaksa klien ke arah tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing.

dengan demikian dalam kegiatan bimbingan dibutuhkan kerja sama

tanpa ada paksaan oleh pembimbing atas kliennya.

3.

Bahwa bantuan yang diberikan melalui pelayanan bimbingan bertujuan

agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai

dengan potensi yang dimilikinya.

Kemudian pengertian konseling Secara etimologi yaitu

counseling

mempunyai arti “penyuluhan” Sedangkan secara istilah “penyuluhan”

mengandung arti menerangi, menasehati, atau memberi kejelasan kepada orang

lain agar memahami atau mengerti tentang hal yang sedang dialaminya

8

.

Istilah konseling diadopsi dari bahasa inggris

“counseling

” di dalam

kamus artinya dikaitkan dengan kata “

counsel”

yang artinya nasihat atau

memberi nasihat, anjuran, dan pembicaraan dengan bertukar pikiran

9

7

Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling.,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal, 6

8

M. Arifin. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, . . . ,hal, 1

9

Tohirin,. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta : PT Grafindo Persada), hal. 21-22


(15)

Menurut pendapat Blum dan Balisky yang dikutip oleh Bimo

Walgito, berpendapat bahwa istilah bimbingan dan konseling keduanya

cendrung sama

10

, artinya tidak terdapat perbedaan yang mendasar antara

bimbingan dan konseling. Bimbingan dan penyuluhan konseling merupakan

salah satu teknik dari bimbingan. Sehingga dengan pandangan ini, maka

pengertian bimbingan lebih luas bila dibandingkan konseling.

Dari uraian di atas, jelas bahwa konseling merupakan salah satu teknik

dalam pelayanan bimbingan,

Artinya bimbingan dan konseling merupakan

kegiatan yang integral, keduanya tidak dapat di pisahkan. Layanan konseling

merupakan bagian yang penting dalam bimbingan, karena layanan konseling

merupakan inti dari usaha bimbingan secara keseluruhan

2.Prinsip dan asas bimbingan konseling

1). Prinsip Bimbingan Konseling

Prinsip berasal dari akar kata prinsip, yang artinya “sebagai permulaan

yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya

tergantung dari pemula itu” (M.I Soelaiman : 1989:15) yang dikutip oleh

Hallen.

Prinsip disini adalah hal-hal yang dapat menjadi pegangan di dalam

proses bimbingan dan konseling. Seperti halnya dalam memberikan definisi

mengenai bimbingan konseling, maka dalam mengemukakan prinsip-prinsip

bimbingan konseling, masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri -

sendiri.

Menurut Haditono (1967 ) yang dikutip oleh Bimo Walgito menyatakan

ada dua belas prinsip yaitu :

a. Bimbingan dan penyuluhan dimaksudkan untuk anak-anak, orang

dewasa dan orang-orang yang sudah tua.

10


(16)

b. Tiap aspek daripada kepribadian seseorang menentukan tingkah laku

orang itu. Sehingga usaha bimbingan yang bertujuan untuk memajukan

penyesuaian individu harus berusaha pula mewujudkan individu itu dalam

semua aspek.

c. Usaha-usaha bimbingan menyeluruh kepada semua orang,

d. Semua guru disekolah seharusnya menjadi seorang pembimbing,

karena semua murid memerlukan bimbingan.

e. alat-alat dan teknik-teknik mengajar sebaiknya mengandung suatu

dasar pandangan bimbingan.

f. Memperhatikan perbedaan setiap individu atau klien.

g. Pengertian yang mendalam mengenai orang yang dibimbing.

h. kerja sama pembimbing dengan badan-badan atau yayasan di

masyarakat yang mempunyai hubungan dengan bimbingan

i. Kerja sama yang baik dengan para orang tua .

j. Fungsi dari bimbingan adalah menolong orang supaya berani dan

dapat memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi

kesukaran-kesukarannya, sehingga hasilnya dapat berupa kemajuan dari pada orang yang

bersangkutan.

k. Usaha bimbingan harus bersifat lincah (flexibel) sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan masyarakat, serta kebutuhan individuil.

l. Berhasil atau tidaknya suatu bimbingan sebagian besar tergantung

kepada orang yang minta tolong itu sendiri.

Sedangkan dalam buku Syamsu Yusuf, L.N dan A. Juntika Nurihsan

terdapat 6 prinsip dasar yang ,menjadi fondasi bagi terselengaranya bimbingan

dan konseling :

1.

Bimbingan diperuntukan bagi semua individu (guidance is all for

individuals), prinsip ini merupakan bahwa bimbingan konseling

diperuntukkan bagi semua murid atau peserta didik, baik yang tidak

bermasalah maupun bermasalah.


(17)

2.

Bimbingan bersifat individualis, setiap individu bersifat unik (berbeda satu

dengan lainnnya), dan melalui bimbingan konseling dibantu untuk

memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

3.

Bimbingan bersifat hal yang positif, bimbingan merupakan cara untuk

membangun pandangan yang positiif terhadap diri sendiri, memeberikan

dorongan, dan peluang untuk berkembang.

4.

Bimbingan merupakan usaha bersama, bimbingan bukan hanya tugas

seorang konselor tetapi juga tugas para guru, kepala sekolah karena mereka

merupakan teamwork yang terlibat dalam proses bimbingan..

5.

Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan,

bimbingan diarahkan untuk memfasilitasi individu untuk untuk

mempertimbangkan , menyesuaikan diri dan meyempurnakan tujuan melalui

pengambilan keputusan yang tepat.

6.

Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting kehidupan, yaitu pemberian

pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan diberbagai lingkungan,

seperti perusahaan/industry , lembaga-lembaga pemerintah/swasta dan

masyarakat pada umumnya. Karena bimbingan konseling bersifat multi

aspek, seperti pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Menurut pendapat Nana Syaodih Sukmadinata yang dikutip oleh

Badriah dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan layanan bimbingan dan

konseling dengan kesehatan mental siswa MAN 12 Duri Kosambi cengkareng

jakarta barat” adapun prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yaitu:

a.

Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik

yang pandai, cukup, ataupun kurang.

b.

Sebelum memberi bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha

memahami kesulitan yang dihadapi siswa.

c.

Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan

masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya.


(18)

d.

Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.

e.

Dalam memberikan bimbingan belajar hendaknya guru berkerja sama

dengan staf sekolah yang lain

Dalam buku W.S. Winkel Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan, ada 6 prinsip-prinsip pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah, yaitu :

1.

Bimbingan yang pertama dan terutama menaruh perhatian pada

keseluruhan perkembangan siswa dan mahasiswa sebagai individu yang

mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang dalam semua aspek

kepribadiannya

2.

Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing klien atau

peserta didik

3.

Bimbingan mengarah pada suasana dan situasi bekerja sama antara

pembimbingan dan peserta didik sebagai yang dibimbing

4.

Bimbingan berdasarkan pengakuan akan martabat dan keseluruhan

individu yang dibimbing sebagai manusia yang berdaulat dan

berkehendak bebas.

5.

Bimbingan yang diberikan, mengintegrasikan beberapa bidang ilmu

pengetahuan, seperti ilmu psikologi,sosiologi, antropologi, Komunikasi,

Kebudayaan, Ekonomi, Biologi dan Kedokteran.

6.

Bimbingan dapat dimanfaatkan oleh semua peserta didik.

Beberapa prinsip yang telah diungkapkan oleh para ahli , kesemuanya

menekankan pada bagaimana bimbingan dan konseling yang akan yang

diberikan atau dilaksanakan didasarkan atas kepentingan dan kebutuhan seluruh

siswa tanpa terkecuali, mulai dari yang memiliki masalah maupun tidak sama

sekali, sehingga tidak ada anggapan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling

tersebut diberikan tidak kepada sebagian siswa atau klien saja.


(19)

2). Asas bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan

yang berkelanjutan, dan karena bimbingan tersebut berkelanjutan oleh karena

itu bantuan tersebut diberikan dan dilaksanakan secara sistematis, dengan

perencanaan yang matang dan tentunya terarah. Untuk terciptanya itu semua

maka diperlukanlah asas atau landasan didalamnya, adapun asas atau yang

disebut juga dengan kaidah-kaidah bimbingan dan konseling adalah sebagai

berikut:

a.

Asas kerahasiaan, yaitu seorang konselor menjaga data yang yang dimiliki

oleh klien atau siswa dengan baik, karena hubungan menolong dengan

bimbingan dan konseling hanya dapat berlangsung jika data dan informasi

yang dipercayakan kepada konselor atau guru BK dapat dijamin

kerahasiaannya.

b.

Asas Kesukarelaan, yaitu merupakan proses membantu klien yang dilakukan

oleh seorang konselor dengan tanpa paksaan, oleh karena itu kerjasama

harus terjalin bilamana seorang klien dengan sukarela menceritakan serta

menjelaskan masalah yang dialaminya

c.

Asas keterbukaan, yaitu terbukanya klien atau peserta didik dalam proses

konseling khususnya dalam memberikan keterangan tentang tentang dirinya

dan tentang apa yang dialaminya dan dalam hal ini guru pembimbing harus

mengembangakan keterbukaan peserta didik

d.

Asas kegiatan, yaitu menghendaki klien/peserta didik ikut aktif berpartisipasi

dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling. Dan dalam hal

ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam setiap

layanan yang diberikan kepadanya.

e.

Asas kedinamisan, yaitu layanan yang diberikan terus berkembang dari

waktu ke waktu, berkelanjutan, tidak monoton dan sesuai dengan yang

dikendaki dari setiap klien


(20)

f.

Asas keterpaduan, yaitu layanan bimbingan dan konseling baik yang

dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,

harmonis, dan terpadu. Oleh karena itu kerjasama guru pembimbing dengan

pihak yang berperan dalam penyelenggaraan bimbingna dan konseling perlu

terus dikembangkan

g.

Asas kekinian, yaitu layanan konseling yang diberikan ialah permasalahan

yang dihadapinya sekarang dan adapun masa lampau dan akan datang

merupakan dampak dari apa yang dilakukan atau dihadapi sekarang

h.

Asas kemandirian, yaitu diharapkan peserta didik / klien dapat menjadi

individu-indivdu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri

sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan

serta mewujudkan diri sendiri.

i.

Asas kenormatifan, yaitu bimbingan dan konseling yang dilakukan tidak

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat

dan lingkungan sekitar. Jadi antara layanan bimbingan konseling dan norma

di lingkungan masayarakat tetap harmonis.

j.

Asas keahlian, yaitu layanan yang diberikan itu dilakasanakan atas dasar

kaidah-kaidah profesional atau dengan kata lain layanan diberikan oleh

orang-orang / pembimbing yang profesional dan yang telah menjalani

pendidikan atau latihan tentang bimbingan dan konseling.

k.

Asas alih tangan, merupakan kegiatan memindahkan permasalahan peserta

didik yang tidak tidak mampu diselesaikan oleh pembimbing kepada yang

lebih ahli

l.

Asas Tut wuri handayani, yaitu bimbingan dan konseling secara keseluruhan

dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa

aman),mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan

serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.

Serangkaian asas diatas merupakan hal yang mendasar dalam

pelaksanaan bimbingan dan konseling, karena dengan beberapa asas diatas


(21)

menjadi acuan bagi konselor dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam

memberikan layanan bimbingan dan konseling khususnya dalam menangani

permasalahan para siswa atau kliennya. Dan kemudian apabila landasan atau

asas-asas itu terlaksana dengan dengan baik, maka pencapaian tujuan dari

bimbingan dan konseling itu sendiri akan tercapai sesuai dengan apa yang

diharapkan.

B.

Penerapan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Bimbingan dan konseling adalah kegiatan yang bersumber pada kehidupan

manusia, karena pada kenyataanya problematika yang dihadapi oleh manusia

datang dari kehidupannya sendiri, dan memang hal itu merupakan hal yang

tidak dapat dihindari dari kehidupan kita.

Bimbingan dan konseling dalam hal ini khusunya di lembaga pendidikan

berusaha untuk memusatkan pelayanannya pada peserta didik atau klien, yang

merupakan seseorang yang harus mampu mengembangkan pribadinya oleh

karena itulah golongan masyarakat yang mendapat perhatian utama dari

kegiatan bimbingan adalah generasi muda. Dan memang generasi mudalah

yang menghadapi tugas mengembangkan diri di semua aspek kehidupannya.

Ada beberapa pendapat mengenai bimbingan di sekolah, yaitu:

Peraturan pemerintah berkaitan dengan UUSPN 1989, yang secara ekplisit

menyebutkan pelayanan bimbingan di sekolah dan memberikan kedudukan

sebagai tenaga pendidik kepada petugas bimbingan. Misalnya dalam petunjuk

pelaksanaan bimbingan dan konseling, kurikulum sekolah menengah umum,

1994 dikatakan, berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah nomor 29, 1992,

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka


(22)

upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungannya dan merencanakan masa

depan.

11

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta

didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, bimbingan dalam

rangka mengenal lingkungannya dimaksudkan agar peserta didik mengenal

secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan fisik, sedangkan

bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta

didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa

depan dirinya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, karir, maupun

keluarga, dan masyarakat.

Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan, bahwa

semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang

berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan,

kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka. Pelayanan

bimbingan konseling di sekolah menyentuh segala aspek kehidupaan para

peserta didik, dalam artian ruang lingkupnya sangat luas.

Kemudian pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah itu sendiri

menempatkan Sasarannya pada tujuan hidup, tata nilai kehidupan, cita-cita

kenyataan hidup dalam diri sendiri dan dalam lingkungan klien atau para siswa.

1.

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah

Menurut Slameto ada lima hal yang akan dicapai dalam usaha bimbingan

dan konseling di sekolah yaitu :

1)

Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan.

2)

Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan

dinamis.

3)

Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal.

11

W. S. Winkel. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta : Grasindo.1997),. h. 78


(23)

4)

Untuk dapat mengarahkan diri sendiri.

5)

Perwujudan diri sendiri.

12

Dari paparan Slameto diatas dapat dipahami dari kelima tujuan diatas

sebagai berikut :

-

Dengan bantuan dari bimbingan dan konseling, menjadikan para

siswa untuk dapat mengenal dan memahami lebih dalam seperti

apa kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada dirinya serta

mengenal lingkungan dimana ia berada, baik itu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan bahkan

masyarakat sekalipun.

-

Kemudian yang kedua dengan mengenal seperti apa dirinya,

mereka (siswa) menerima kondisi baik itu dalam dirinya maupun

lingkungannya.

-

Maksud dari tujuan yang ketiga adalah, sesudah mencapai tujuan

yang sebelumnya, siswa diharapakan dapat mengambil keputusan

mengenai apa yang perlu dilakukan yang disesuaikan dengan

keadaan yang ada pada diri mereka

-

Para siswa diharapkan dengan bakat, minat, kemampuan yang

mereka miliki. Siswa dapat mengarahkan diri mereka sendiri yang

tentu didasarkan atas apa yang telah menjadi keputusan mereka,

karena pada dasarnya tujuan dari bimbingan dan konseling adalah

membantu mengarahkan para siswa atau kliennya.

-

Setelah keempat langkah tersebut telah dilakukan di harapkan

siswa agar dapat mewujudkan dirinya sendiri.

Dalam buku Koestoer Partowisastro, adanya tujuan bimbingan dan

konseling dalam sekolah adalah sebagai berikut :

1.

Membantu siswa untuk mengenal sekolahnya

12


(24)

Membuat siswa sehingga merasakan lingkungan sekolah sebagai

suasana sekolah seperti rumahnya, dapat memilih program-program

yang sesuai dan bermanfaat.

2.

Menyadarkan siswa akan pentingnya perencanaan suatu karir dimasa

yang akan datang, seperti ketika akan memasuki dunia kerja

3.

Membantu siswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang

dapat mempengaruhi masa depannya

4.

Membantu dan memberi semangat para siswa dalam memilih tujuan

hidup

5.

Mendiskusikan dengan para siswa dan orang tua tentang rencana karir

para siswa

6.

Membantu siswa dalam menentukkan, mengukur dan memahami

kapasitas dalam dirinya.

7.

Membantu siswa dalam memilih program pendidikan sesuai dengan

kemampuannya

8.

Menyadarkan para siswa akan pentingnya pelajaran tambahan dalam

lembaga-lembaga diluar sekolah

9.

Mengarahkan siswa dalam menggunakan waktu luang secara bijaksana

serta membantu dalam mengmbangkan bakat yang dimiliki siswa.

10.

Membantu siswa dalam memilih cara belajar yang efektif .

13

2.

Fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah

Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas mengenai konsep bimbingan

dan konseling, yang memprioritaskan kepentingan siswa dalam hal pengentasan

permasalahan yang dihadapinya dengan cara memberikan bantuan kepada siswa

atau klien secara berkelanjutan, yang disusun secara sistematis, terencana dan

terarah. Kemudian setelah dipaparkan mengenai tujuan dari bimbingan dan

13

Koestoer Partowisastro, Bimbingan & Penyuluhan di sekolah-sekolah, (Jakarta, Erlangga : 1985), Hal, 65-67


(25)

konseling, dibawah ini beberapa poin tentang fungsi dari bimbingan dan

konseling, adapun fungsinya sebagai berikut :

a.

Fungsi pemahaman

b.

Fungsi Pencegahan (Preventif)

c.

Koordinasi

14

d.

Fungsi Pengentasan

e.

Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

15

f.

Fungsi advokasi.

16

g.

Fungsi penyaluran

h.

Adaptasi

i.

Penyesuaian

17

Dengan Bimbingan dan konseling diharapkan akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya. Melalui beberapa fungsi pula ini mulai dari Fungsi

pemahaman hingga fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling

akan menghasilkan layanan yang baik dan efektif sehingga terentaskannya atau

teratasinya berbagai permasalahan yang di alami oleh peserta didik Sehingga

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam

rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.

3.

Metode / pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling

Ada dua bentuk teknik bimbingan dan konseling yaitu:

1.

Bimbingan kelompok

18

14

Syamsu Yusuf L.N, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (SLTP dan SLTA), (Bandung. Pustaka bani Quraisy: 2006),h al .57-58

15

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk memperoleh angka kredit. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008). hal.8

16

Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, . . . , h. 62

17


(26)

Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa teknik didalamnya,

adapun teknik sebagai berikut:

a)

Program Home room

b)

Karyawisata

(field trip)

c)

Diskusi kelompok.

d)

Kegiatan kelompok

e)

Organisasi murid/siswa

f)

Sosiodrama

g)

Psikodrama

h)

Pengajaran Remedial/

Remedial teaching

19

.

Beberapa teknik diatas seperti pada Teknik home room program

merupakan suatu teknik yang diarahkan untuk dapat mengetahui dan mengenal

para siswanya lebih dalam, sehingga kemudian para guru dalam hal ini konselor

dapat membantu permasalahan siswa secara efisien. Bentuk kegiatan ini

kegiatan ini dilakukan atau diterapkan baik dalam kelas maupun diluar jam-jam

sekolah, kemudian ada teknik karyawisata yang diarahkan untuk dapat

menjadikan setiap objek didalam karyawisata ini dipelajari sesuai dengan materi

sekolah ada pula diskusi kelompok untuk dapat membahas masalah para siswa,

baik yang kaitannya dengan orang tua maupun masalah-masalah

pribadi.,memberikan bimbingan kelompok agar satu sama lain dapat

berpatisipasi dalam kegiatan tersebut.,dan ada pula pembentukkan organisasi

siswa, agar para siswa mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang

efektif antar satu dengan lainnya serta bagaimana menjadi pemimpin. Serta ada

teknik sosiodrama, teknik psikodrama dan remedial teaching, kesemuanya ini

ditujukan untuk kepentingan para siswa guna memberikan bimbingan yang baik

2. Konseling Individual

18

Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung : CV. Ilmu, 1975), h.106&110

19

Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integras),(Jakarta : PT Grafindo Persada,2007) , hal.289-295


(27)

Pada umumnya ada tiga teknik yang dikenal dalam konseling

individual yaitu:

a)

Non directive

Metode ini pertama kali di kemukakan oleh Carl Rogers. Metode

pendekatan ini menekankan pada kemampuan manusia untuk menentukan

tujuan hidupnya sendiri dan mampu untuk dapat mengembangkan diri

sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.

Konseling

non-direktif

sering pula disebut ”

client-centered counseling

”,

yang memberikan gambaran bahwa proses konseling yang menjadi

pusatnya adalah klien

20

Ciri-ciri hubungan non-direktif:

- Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.

- Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.21

b)

Directive counseling

Teknik ini di pelopori oleh Edmond G Williamson. Dengan teknik ini

dalam proses konseling, konselor lebih banyak mengambil inisiatif,

sehingga klien tinggal menerima apa yang di kemukakan oleh konselor

c)

Eclectife Counseling

Ecelectife Counseling maksudnya menggabungkan kedua teknik diatas

dengan mengambil intisari dari penggunaan dari keduanya.

22

20

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di sekolah.(Jakarta :Rineka Cipta,2008), h. 121

21

Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori Konseling(Suatu Ringkasan).(Jakarta :Ghalia , Indonesia, 1985), h. 60-61

22


(28)

4.

Pelayanan-Pelayanan Dalam Bimbingan Dan Konseling

Dalam proses bimbingan dan konseling terdapat kegiatan pelayanan yang

diberikan kepada siswa atau kliennya adapun beberapa layanan dalam

bimbingan dan konseling sebagai berikut

:

a.

Layanan orientasi

23

Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru

atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya

b.

Layanan informasi

Memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang

berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan,

atau untuk menentukkan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki

c.

Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan ini diberikan kepada siswa atau klien agar memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan

penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, atau jurusan / program studi

, ekstra kulikuler yang sesuai dengan potensi dan mengembangkan dirinya

sesuai dengan minat dan bakatnya).

Menurut Attia Mahmud Hana

,

setiap hal yang berkaitan dengan prestasi

disesuaikan dengan bakat serta kemampuannya.

24

d.

Layanan konseling perorangan

25

Layanan yang diberikan secara tatap muka antara konselor dengan klien

atau siswa dalam hubungan ini masalah klien atau siswa dicermati dan dan

diupayakan pengentasannya, dan sedapat-dapatnya dengan

kemampuannya sendiri

23

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk memperoleh angka kredit, . . . ,hal, 10

24

Attia Mahmud Hana, Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan (Jakarta : Bulan Bintang,tt -tanpa tahun-) hal . 16

25


(29)

e.

Layanan penguasaan konten

26

Merupakan layanan yang diberikan kepada siswa atau seseorang dalam

proses pemahaman dan pencapaian pembelajaran, layanan ini diberikan

bukan hanya karena rendahnya tingkat intelligensi seseorang atau siswa

tetapi juga karena mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang

memadai

f.

Layanan bimbingan kelompok

Layanan yang diberikan kepada sejumlah orang atau secara kelompok

dengan satu kali kegiatan dan interaksi antarindividu dalam kelompok

menjadi ciri khasnya

g.

Layanan konseling kelompok

Merupakan layanan konseling perorangan yang yang dilaksanakan di

dalam suasana kelompok dengan konselor lebih dari seorang

h.

Layanan konsultasi

Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor kepada

klien atau siswa untuk memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara

yang perlu dilakukan untuk menangani kondisi klien atau siswa

i.

Layanan mediasi

Layanan yang diberikan terhadap dua pihak yang sedang bermusuhan atau

bermasalah satu sama lain.

Layanan dalam bimbingan dan konseling merupakan, suatu hal yang tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan konseling karena pelayanan

merupakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan atau diberikan oleh

konselor terhadap klien atau siswa atas apa yang menjadi kebutuhan ataupun

masalah yang dihadapi para siswa. Oleh karena itu disusunlah beberapa layanan

tersebut dalam bimbingan dan konseling.

26

Tohirin,. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, . . . , hal.158,179, 187 & 195


(30)

Pelaksanaan layanan ini merupakan barometer dari keberadaan bimbingan

dan konseling dalam suatu lembaga pendidikan, karena dari pelaksanaan

layanan-layanan inilah para siswa dapat merasakan sejauh mana peran

bimbingan dan konseling itu dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam

membantu permasalahan para siswa

Selain serangkaian layanan yang dijelaskan diatas terdapat juga kegiatan

yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pelayanan Bimbingan dan konseling

tersebut. Adapun kegiatan pendukungnya sebagai berikut :

1.

Aplikasi Instrumentasi

27

, yaitu kegiatan yang berupaya untuk mendapatkan

data dan informasi mengenai peserta didik, mulai dari informasi mengenai

bagaimana lingkungan tempat peserta didik tinggal ataupun data lainnya yang

berkaitan dengan peserta didik atau klien. Kegoiatan ini biasanya menggunakan

instrument tertentu dan atau kegiatan ini juga bisa diartikan sebagai kegiatan

bimbingan dan konseling dengan menggunakan alat atau instrument untuk

mengungkapkan suatu keadaan tertentu dari siswa/ klien

2.

Alih tangan kasus, yaitu merupakan kegiatan pendukung layanan

lainnya, sebagai upaya yang dilakukan guru BK atau konselor agar

siswa atau klien mendapatkan penangan yang lebih baik dan dapat lebih

tuntas permasalah atau kasus yang dihadapi siswa dengan cara

mengalihkan atau memindahkan penangan kasus kepada pihak lainnya

yang lebih ahli dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah atau

kasus – kasus yang dialami siswa, seperti contohnya siswa yang

mengkonsumsi zat psikotropika yang sudah kronis, diserahkan kepada

pusat rehabilitasi pencandu zat psikotropika, dan kasus-kasus lainnya.

27

Dewa Ketut Sukardi & Desak P.E. Nila kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk Memperoleh Angka Kredit, . . . , hal. 79& 91


(31)

3.

Himpunan data

28

,

suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengumpulkan data, kemudian setelah data terkumpul dilakukan

klasifikasi atau penggolongan data ke dalam bentuk tertentu hal ini

dilakukan sebagai upaya untuk mendapat data atau informasi tentang

siswa atau klien.

4.

Konferensi kasus, merupakan salah dari kegiatan pendukung layanan

lainnya, yang sengaja dibuat dalam bentuk forum yang hanya dihadiri

oleh beberapa orang tertentu yang dilakukan oleh pembimbing atau

konselor untuk membahas dan mengurai permasalahan atau kasus serta

bagaimana pemecahannya.

5.

Kunjungan rumah, ini adalah kegiatan pendukung layanan yang yang

bertujuan upaya mengidentifikasi keadaan keluarga yang berhubungan

dengan permasalahan atau kasus yang dihadapi siswa atau klien yang

berada dibawah tanggung jawab pembimbing atau konselor

Kegiatan pendukung ini dilakukan oleh seorang konselor dalam

menjalankan kegiatannya ketika penerapan layanan bimbingan dan konseling

tersebut tidak berjalan dengan baik, maka dari itu dilaksanakan beberapa

kegiatan pendukung tersebut guna mendapatkan data yang lebih akurat atau

permasalahan para siswa/klien dapat terpecahkan dengan baik.

Dari serangkain penjelasan diatas mengenai apa itu bimbingan dan apa itu

konseling, siapa yang saja yang dapat menjadi seorang konselor dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalamnya, kemudian bagaimana pelayanan

bimbingan dan konseling diterapkan dalam sebuah lembaga pendidikan, apa

saja prinsip yang digunakan dalam bimbingan dan konseling, tujuannya apa

dengan diadakan bimbingan dan konseling, apa yang menjadi landasan ketika

bimbingan itu dilaksanakan, itu semua yang kemudian menjadi indikator

28

Zikri Neni Iska Bimbingan dan Konseling Pengantar Pengembangan Diri & Pemecahan Masalah Peserta Didik/ klien. (Jakarta . Kizi Brother’s 2008). Hal. 59-64


(32)

adanya layanan bimbingan dan konseling dalam sebuah lembaga pendidikan

khususnya. tidak hanya sampai disitu sebuah layanan bimbingan dan konseling

dapat dikatakan baik, akan tetapi bagaimana kemudian layanan-layanan

bimbingan dan konseling itu diimplentasikan dan dirasakan oleh seluruh siswa

tanpa terkecuali.

5.

Persyaratan pokok program bimbingan dan konseling disekolah

Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada

beberapa persyaratan pokok yang perlu diperhatikan :

(1) Personil

Untuk tahap permulaan pelaksanaaan program bimbingan diperlukan dua

macam tenaga, yaitu tenaga professional yang meliputi konselor senior,

konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga SMA. Untuk

tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan dan koseling dan sarjana

psikologi dengan praktek bimbingan konseling untuk tenaga muda setidaknya

diploma 3 (D III).

Dalam buku Penataan Pendidikan Professional Konselor dan Layanan

Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (terbitan Depdiknas).

seorang konselor dalam menyelengarakan pelayanan bimbingan dan konseling

harus mampu :

- Merancang kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Mengimplementasikan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Menilai proses dan hasil kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling

- Mengembangkan profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan

(2) Fasilitas fisik

a. Ruang untuk konseling : Ruang konselor, ruang pertemuan, ruang

bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, dan lain-lain

b. Alat perlengkapan : Meja, kursi, papan tulis dan lain-lain

(3) Fasilitas Teknis


(33)

Adalah alat-alat ayang dipergunakan untuk mengumpulkan berbagai data

seperti tes, angket, daftar cek, skala penilaian, dan sebagainya.

(4) Anggaran dana

Untuk kelancaran dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di sekolah perlu adan yang memadai, baik untuk

personil, pengadaan dan pengembangan alat, dan sebagainya

6.

Tugas dan Peran guru BK di sekolah

Dalam keseluruhan proses kegiatan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh konselor, tentu perlu diketahui tentang berbagai peran yang perlu

dijalankan seorang konselor, adapun beberapa tugas dan perannya sebagai

berikut:

-

Sebagai pembimbing

-

Sebagai korektor

-

Sebagai evaluator

-

Sebagai inspirator

-

Sebagai informator

-

Sebagai organisator

-

Sebagai motivator

-

Sebagai fasilitator

-

Sebagai demonstrator

-

Sebagai mediator

-

Sebagai supervisor

-

Sebagai evaluator

29

Dengan Bimbingan dan konseling diharapkan akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

29


(34)

perkembangannya. Oleh karena itu dengan menjalankan serangkaian peran yang

dipaparkan di atas dengan baik, akan menghasilkan layanan yang baik dan

efektif sehingga terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami oleh peserta didik sehingga berdampak pula pada perkembangan

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik secara terarah, mantap, dan

berkelanjutan.


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Lokasi

 

dan

 

Waktu

 

penelitian

  

Waktu penelitian dilaksanakan terhitung sejak pertengahan bulan

Februari 2010 sampai dengan selesai dan sebagai tempat penelitiannya adalah

“SMA Muhammadiyah 25 Setia budi Pamulang”

B.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui implementasi program layanan bimbingan dan

konseling di SMA Muhammadiyah 25 Pamulang

C.

Metode

 

Penelitian

 

Dan untuk memperoleh data yang lengkap, akurat, dan obyektif, maka

penulis dalam menyusun penelitian ini melakukan metode peneltian sebagai

berkut :

Penelitian Deskriptif (deskriptif research), ”Penelitian yang ditujukan untuk

menjelaskan/menggambarkan fenomena-fenomena yang ada”

1

karena memang

penulis bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis,

aktual dan akurat mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Sehingga

penulis sendiri dapat lebih mudah dalam mengetahui gambaran dari objek

penelitian

1

Nana Syaodih.,Metode Penelitain Pendidikan (Bandung ,PT. Remaja rosdakarya:2005).,Hal :54


(36)

Populasi penelitian ini meliputi seluruh siswa SMA

Muhammadiyah 25 Setia Budi Pamulang yang berjumlah 378.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang

menjadi objek penelitian. Dan adapun sampel dalam penelitian ini 10 %

dari seluruh siswa

Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto: Apabila

subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehinnga

penelitiannya merupkan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah

subyeknya besar, dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25% atau

lebih.

2

.

E.

Teknik

 

Pengumpulan

 

Data

 

1.

Teknik Komunikasi (interview / wawancara), yaitu cara

mengumpulkan data melalui kontak atau hubungan pribadi antara

pengumpul data dengan sumber data secara langsung,mengunakan

interviu

3

2.

Angket, yaitu daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan

kepada responden,baik langsung ataupun tidak langsung, dengan

menggunakan alternatif jawaban

Matrik Kisi-kisi dan angket Penelitian

Variabel Indikator Butir

- Implementasi Program

bimbingan dan konseling

1. Layanan orientasi 2. Layanan informasi

3. Layanan penempatan dan

1,2, & 29 3,4 5,6 & 7

2

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineke Cipta, 2006), Cet. V, h. 112

3

S. Margono “Metodologi Penelitian Pendidikan”(Rineka Cipta, Jakarta, 2005) hal. 165


(37)

4. Layanan penguasaan konten/pembelajaran

5. Layanan konseling perorangan

6. Layanan bimbingan kelompok

7. Layanan konseling kelompok 8. Layanan konsultasi

9. Layanan mediasi

8,9,10 & 11

12,13,14, 15 & 30

16,17, & 18

19 & 20 21,22 & 23 24, 25, 26, 27 & 28

F.

Teknik

 

Pengolahan

 

Data

 

 

 

Dalam menganalisa data penulis akan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut:

1.

Editing;

memeriksa angket yang telah diisi tentang kebenaran dan

kelengkapannya, kemudian di kelompokan sesuai dengan isinya.

2.

Tabulating;

membuat tabel - tabel untuk memasukan jawaban - jawaban

responden yang kemudian dicari prosentasinya untuk dianalisis.

3.

Analiting

dan

interpretating

; membunyikan data-data kualitatif dalam

bentuk verbal agar angka-angka persennya bermakna.

4.

Concluding;

memberikan kesimpulan dari hasil analisis dan interpretasi

data.

G.

Teknik Analisa Data

Teknik analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, agar data yang terkumpul itu

dapat dianalisa kemudian diambil kesimpulan.

Kemudian untuk menganalisis data menggunakan bentuk presentase dalam mencari skor

dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut :


(38)

N

Ket :

P :

Prosentase

F

: Frekuensi jawaban

N

: Jumlah responden

H.

Interpretasi data hasil penelitian

Untuk

memberikan

interpretasi

atau nilai rata-rata yang diproleh

digunakan pedoman interpretasi sebagaimana yang dikemukakan suharsimi

Arikunto adalah sebagai berikut

5

:

Baik, jika nilai yang diiperoleh berada pada interval 76-100 %

Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75 %

Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55 %

Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40 %

Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana

dengan langkah—langkah sebagai berikut :

1.

Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan

mengembalikan nilai item pertanyaan dengaan skor tertinggi

2.

Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian

3.

Menemukan kategorinya dengan mengemukakan rumus

P = NS X 100%

NH

4

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : PT. Rajawali Pers, 1987), h. 40

5

Hamroh, Kinerja Kepala Sekolah dan Pengembangan guru di MTs. Al-Jauharotun Naqiyah, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), h. 41


(39)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A.

Gambaran umum SMA Muhammadiyah 25 Setia budi Pamulang

SMA Muhammadiyah 25 berdiri 16 tahun yang lalu, tepatnya pada

tahun 1991. Lembaga sering disebut SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi

Pamulang. Sebutan ini karena letaknya dekat dengan Jl.DR. Setiabudi di

Pamulang Barat, melainkan karena SMA Muhammadiyah 25 didirikan dan

menjadi amal usaha Pimpiinan Cabang Muhammadiyah Setiabudi Karet di

Jakarta Selatan.

Pada tahun pelajaran 1992/1993 dikeluarkan izin pendirian sekolah

oleh Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat dan pada tahun 1993 status

SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang menjadi “DIAKUI”. Lima

tahun kemudian tepatnya tahun 1998 diadakan akreditasi ulang dengan

status “DISAMAKAN”.

B.

Visi dan misi

-

Visi

Unggul dalam iman, ilmu, amal dan anggun dalam Akhlak

-

Misi

ƒ

Memiliki pemahaman Ke-Islaman dan Ke- Muhammadiyahan

yang benar

ƒ

Memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah Air

ƒ

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

ƒ

Mengusai bahasa asing


(40)

C.

Profil guru bimbingan dan konseling di SMA Muhammadiyah 25

Setia Budi Pamulang

1.

Latar Belakang pendidikan guru BK

-

Rina Kartika, S.Pd. dengan latar belakang pendidikan bimbingan

dan konseling di Universitas Negeri Jakarta

-

Musanif, S.Sos.I. dengan latar pendidikan bimbingan penyuluhan

agama di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

-

Misbakhul Munir, S.Pd. dengan latar belakang pendidikan

bimbingan dan konseling Universitas Indramayu

2.

Jabatan dalam struktur BK

-

Rina Kartika, S.Pd. Koordinator BK dan penyusun program

-

Musanif, S.Sos.I, staf guru BK

-

Misbakhul Munir, staf guru BK

3.

Pembagian masing-masing kelas

-

Rina Kartika, S.Pd.kelas X dengan jumlah 101

-

Musanif, S.Sos.I. kelas XII dengan jumlah 152

-

Misbakhul Munir, S.Pd. XI dengan jumlah 125

4.

Program BK

-

Program Harian

-

Program Semesteran

-

Program Tahunan

5.

Bidang bimbingan

-

Pribadi

-

Sosial

-

Karir

-

Belajar


(41)

Data yang akan dianalisis adalah skor-skor dari penyebaran

angket siswa yang di temukan di lapangan, kemudian data tersebut

diolah dalam persentase yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Deskripsi untuk aspek layanan orientasi dari tabel 4, 5 sampai 6

Tabel 4

(Layanan orientasi)

Adaptasi lingkungan sekolah

Alternatif jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 26,4

Sering 3 2 5,2

Kadang-kadang 2 21 55,3

Tidak pernah 1 5 13,1

Jumlah 10 38 100

Salah satu tugas guru BK yaitu membantu siswa untuk

beradaptasi dengan lingkungan sekolah, dari jawaban responden diatas

guru BK kadang – kadang membantu siswa beradaptasi dengan

lingkungan sekolah. hal ini dapat dilihat dari 38 jumlah responden, 26,4

% responden menjawab selalu, 5,2 % responden menjawab sering , 55,3

% menjawab kadang-kadang dan 13,1 % responden menjawab tidak

pernah guru BK membantu siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan

sekolah.

Tabel 5

Orientasi kelas

Alternatif jawaban

Skor Frekuensi %


(42)

Kadang-kadang 2 8 21,1

Tidak pernah 1 3 7,8

Jumlah 10 38 100

Dari data tabel diatas mengenai Guru BK selalu memberikan

keterangan tentang lingkungan dan peraturan-peraturan yang berlaku

disekolah diawal tahun pelajaran baru. Hal ini dapat dilihat dari 38

delapan responden di dapati 26,4 % responden menjawab selalu, 44,7 %

responden menjawab sering, 21,1 % responden menjawab

kadang-kadang dan 7,8 % menjawab tidak pernah guru BK memberikan

keterangan tentang lingkungan dan peraturan-peraturan yang berlaku

disekolah diawal tahun pelajaran baru

Tabel 6

Penjelasan Peraturan-peraturan

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 26,4

Sering 3 9 23,6

Kadang-kadang 2 14 36,8

Tidak pernah 1 5 13,1

Jumlah 10 38 100

Berkaitan dengan butir pertanyaan tentang guru BK memberikan

angket tentang riwayat pendidikan, sosial dan pribadi. ternyata guru BK

masih kadang – kadang dalam memberikan angket tentang riwayat

pendidikan, sosial dan pribadi. Artinya pelaksanan program layanan ini

berjalan berjalan baik.Hal ini dapat dilihat dari 38 delapan responden di

dapati 26,4 % responden menjawab selalu, 23,6 % responden menjawab

sering, 36,8 % responden menjawab kadang-kadang dan 13,1 %


(43)

pendidikan, sosial dan pribadi.

Deskripsi untuk aspek layanan informasi dari tabel 7 sampai 9

Tabel 7

(Layanan informasi)

Informasi jenjang pendidikan perguruan tinggi

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 36,8

Sering 3 19 50,2

Kadang-kadang 2 3 7,8

Tidak pernah 1 2 5,2

Jumlah 10 38 100

Dari data diatas berkaitan dengan Guru BK selalu memberikan

informasi tentang jenjang pendidikan perguruan tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari 38 delapan responden di dapati 36,8 % responden menjawab

selalu, 50,2 % responden menjawab sering, 7,8 % responden menjawab

kadang-kadang dan 5,2 % menjawab tidak pernah Guru BK

memberikan informasi tentang jenjang pendidikan perguruan tinggi

Tabel

9

Informasi dunia pekerjaan

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 8 21,1

Sering 3 11 28,9

Kadang-kadang 2 12 31,6


(44)

Dari data di atas menerangkan tentang guru BK memberikan layanan informasi tentang dunia pekerjaan. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kadang - kadang guru BK dalam memberikan layanan informasi tentang dunia pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab selalu 21 %, 29 % responden menjawab sering, 32 % responden menjawab kadang - kadang, 18 % responden menjawab tidak pernah guru BK memberikan layanan informasi tentang dunia pekerjaan.

Deskripsi untuk aspek layanan penempatan dan penyaluran dari

tabel 10,11 sampai 12

Tabel 10

(layanan penempatan dan penyaluran)

membantu potensi-potensi siswa

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 11 28,9

Sering 3 10 26,4

Kadang-kadang 2 12 31,6

Tidak pernah 1 5 13,1

Jumlah 10 38 100

tabel diatas mendeskripsikan jawaban siswa tentang Guru BK

membantu siswa menemukan potensi-potensi siswa bahwa ternyata guru

BK masih kurang maksimal membantu siswa menemukan

potensi-potensi siswa, hal ini diketahui dari hasil jawaban responden diatas, 28,9

% dari responden menjawab selalu, 26,9 % responden menjawab

sering, 31,6 % responden menjawab kadang-kadang dan 13,1 %


(45)

menemukan potensi-potensi siswa

Tabel 11

Pemilihan jurusan

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 13 34,2

Sering 3 14 36,8

Kadang-kadang 2 10 26,4

Tidak pernah 1 1 2,6

Jumlah 10 38 100

Dapat diketahui Dari tabel di atas mengenai program layanan

pemilihan jurusan, bahwa guru BK sering membantu siswa dalam

memilih jurusan. hal ini dapat dilihat dari tabel diatas, 34,2 % responden

menjawab selalu, 36,8 % responden menjawab sering, 26,4 % responden

menjawab kadang – kadang, 2,6 % responden menjawab tidak pernah

guru BK membantu siswa dalam memilih jurusan.

Tabel

12

Pemilihan program ekstrakurikuler

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 11 28,9

Sering 3 11 28,9

Kadang-kadang 2 15 39,6

Tidak pernah 1 1 2,6


(46)

membantu siswa dalam memilih program ekstrakulikuler sesuai bakat

dan minat hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban responden, 28,9 %

responden menjawab selalu, 28,9 % responden menjawab sering, 39,6 %

responden menjawab kadang-kadang, 2,6 % responden menjawab tidak

pernah guru BK membantu siswa dalam memilih program

ektrakulikuler sesuai minat dan bakat

Deskripsi untuk aspek layanan pengusaan konten dari tabel

13,14,15, sampai 16

Tabel 13

(Layanan penguasaan konten)

Motivasi prestasi belajar

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 15 39,6

Sering 3 12 31,6

Kadang-kadang 2 9 23,6

Tidak pernah 1 2 5,2

Jumlah 10 38 100

Hasil dari Matrik diatas tentang Guru BK selalu memotivasi

siswa agar meningkatkan prestasi belajar, hal ini dilihat dari hasil

jawaban 38 responden ada yang menjawab selalu 39,6% , responden

yang menjawab sering 31,6 % , responden yang menjawab

kadang-kadang 23,6 % dan responden yang menjawab 5,2 % tidak pernah guru

BK memotivasi siswa agar meningkatkan prestasi belajar


(47)

Guru BK membantu siswa dalam memahami pelajaran

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 6 15,8

Sering 3 8 21,1

Kadang-kadang 2 18 47,3

Tidak pernah 1 6 15.8

Jumlah 10 38 100

Dari deskripsi di atas dapat diketahui bahwa guru BK kadang-kadang membantu siwa dalam memahami pelajaran sekolah. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 15,8 % responden menjawab selalu, 21,1 % responden menjawab sering, 47,3 % responden menjawab kadang-kadang, 15,8 % responden menjawab tidak pernah guru BK membantu siswa memahami pelajaran sekolah.

Tabel 15

Guru BK bekerja sama dengan guru bidang study

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 5 13,1

Sering 3 7 18,4

Kadang-kadang 2 15 39,6

Tidak pernah 1 11 28,9

Jumlah 10 38 100

Dari data di atas dapat diketahui bahwa

Guru BK kadang – kadang

bekerja sama dengan guru bidang study untuk mengadakan pengajaran

remedial

. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 13,1 % responden menjawab selalu, 18,4 % responden menjawab sering,


(48)

tidak pernah

guru BK bekerja sama dengan guru bidang study untuk

mengadakan pengajaran remedial

Tabel 16

Membimbing siswa disaat siswa mendapat kesulitan belajar

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 8 21,1

Sering 3 7 18,4

Kadang-kadang 2 17 44,7

Tidak pernah 1 6 15,8

Jumlah 10 38 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa

guru BK kadang - kadang

membimbing siswa disaat siswa mendapat kesulitan belajar

. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 21,1 % responden menjawab selalu, 18,4 % responden menjawab sering, 44,7 % responden menjawab kadang-kadang, 15,8 % responden menjawab tidak pernah

guru BK membimbing siswa disaat siswa mendapat kesulitan

belajar

Deskripsi untuk aspek layanan konseling perorangan dari tabel

17,18,19,20 sampai 21

Tabel 17

(layanan konseling perorangan/individual)

Penyelesaian masalah siswa secara individu

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 14 36,8


(49)

Tidak pernah 1 4 10,6

Jumlah 10 38 100

Dari keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa

Guru BK

selalu membantu menyelesaikan masalah siswa secara individu

. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 36,8 % responden menjawab selalu, 34,2 % responden menjawab sering, 18,4 % responden menjawab kadang-kadang, 10,6 % responden menjawab tidak pernah

Guru BK membantu menyelesaikan masalah siswa secara

individu

Tabel 18

Pemanggilan siswa ke ruang BK

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 6 15,8

Sering 3 10 26,4

Kadang-kadang 2 15 39,6

Tidak pernah 1 7 18,4

Jumlah 10 38 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa

Guru BK kadang-kadang

memanggil siswa secara individu ke ruang BK

. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 15,8 % responden menjawab selalu, 26,4 % responden menjawab sering, 39,6 % responden menjawab kadang-kadang, 18,4 % responden menjawab tidak pernah

Guru BK

memanggil siswa secara individu ke ruang BK


(50)

Tabel 19

Guru BK memberi nasehat kesalahan

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 20 52,6

Sering 3 15 39,6

Kadang-kadang 2 2 5,2

Tidak pernah 1 1 2,6

Jumlah 10 38 100

Dari deskripsi matrik di atas dapat diketahui bahwa

guru BK selalu

menasehati siswa ketika melakukan kesalahan

. Hal ini didapat dilihat dari hasil diatas dari 38 jumlah responden, 52,6 % responden menjawab selalu, 39,6 % responden menjawab sering, 5,2 % responden menjawab kadang-kadang, 2,6 % responden menjawab tidak pernah

guru BK menasehati

siswa ketika melakukan kesalahan

Tabel 20

Siswa mendengarkan dan menjalankan nasihat

dari guru BK

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 4 10,6

Sering 3 6 15,8

Kadang-kadang 2 26 68,4

Tidak pernah 1 2 5,2

Jumlah 10 38 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Siswa kadang-kadang

mendengarkan dan menjalankan nasihat dari guru BK.

Hal ini didapat


(51)

menjawab selalu, 15,8 % responden menjawab sering, 68,4 % responden menjawab kadang-kadang, 5,2 % responden menjawab tidak pernah siswa mendengarkan dan menjalankan nasihat dari guru BK

Tabel 21

Pemberian bantuan dalam mengatasi halangan dan

rintangan perkembangan pribadi siswa

Alternative jawaban

Skor Frekuensi %

Selalu 4 10 26,4

Sering 3 5 13,1

Kadang-kadang 2 16 42,1

Tidak pernah 1 7 18,4

Jumlah 10 38 100

Berdasarkan data diatas berkaitan dengan Guru BK membantu

siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi

perkembangan pribadi siswa. Layanan ini juga masih belum berjalan

baik.Hal ini dapat dilihat dari 38 delapan responden di dapati 26,4 %

responden menjawab selalu, 13,1 % responden menjawab sering, 42,1

% responden menjawab kadang-kadang dan 18,4 % menjawab tidak

pernah guru BK memberikan angket tentang riwayat pendidikan, _ocial

dan pribadi.

Deskripsi untuk aspek layanan bimbingan kelompok dari tabel

22,23 sampai 24

Tabel 22

(Layanan bimbingan kelompok)


(1)

c. Sering d. Tidak pernah

30. Guru BK membantu siswa dalam mengatasi halangan dan rintangan yang menghalangi perkembangan pribadi siswa?

a. Selalu b. Kadang-kadang


(2)

Wawancara Koordinator BK

1. Berapa jumlah guru BK disekolah ini? Jawab :

Adapun guru BK di sekolah ini keseluruhannya berjumlah tiga orang, saya (Ibu Rina), pak Mushanif, dan Pak munir.

2. Apa latar belakang pendidikan dari setiap guru BK disekolah ini? Jawab:

Berkaitan dengan latar belakang pendidikan guru BK di sekolah ini - Saya (ibu Rina), UNJ jurusan Bimbingan dan Konseling

- Bapak Mushanif, UIN Jakarta jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam - Bapak Misbakhul Munir UNINDRA Jurusan Bimbingan dan Konseling 3. Setiap guru BK membawahi/mengkontrol berapa orang siswa?

Jawab:

Karena jumlah kami bertiga maka masing-masing dari kami membawahi setiap angkatan belajar, yaitu :

- Untuk kelas X dengan jumlah 101 dibawahi saya (ibu Rina) - Untuk kelas XI dengan jumlah 152 dibawahi pak Munir - Untuk kelas XII dengan jumlah 125 dibawahi pak Mushanif

4. Apakah disekolah ini guru BK mempunyai ruang tersendiri dalam melaksanakan tugasnya?ruang apa saja!

Jawab :

Ya Alhamdulillah, untuk menunjang kegiatan BK, terdapat ruangan sendiri untuk menjalankan kegaiatan BK. Seperti :

- Ruang konseling - Ruang administrasi - Dan ruang tamu


(3)

a. Angket b. Tes

c. Daftar dan cek Jawab :

Ya ada : Kami mempunyai alat pengumpul data seperti : - AUM (Alat Ungkap masalah)

- Angket siswa - Angket orang tua - Sosiometri - Quisioner - Inventori - Psikotest

6. Apakah terdapat dikotomi anggaran dana antara kegiatan BK dengan kegiatan sekolah?

Jawab:

Tidak ada perbedaan anggaran untuk menunjang kegiatan BK, semua anggaran dijadikan satu dengan anggaran operasional sekolah

7. Program layanan apa saja yang dirancang oleh guru BK disekolah ini? Adapun Program layanan yang saya dan rekan guru BK susun yaitu : - Layanan orientasi

- Layanan informasi

- Layanan penempatan dan penyaluran - Layanan konseling perorangan - Layanan konseling kelompok - Layanan bimbingan kelompok - Layanan mediasi

- Layanan konsultasi

- Layanan pembelajaran/ penguasaan konten 8. Apakah ada program seperti :


(4)

a. Program Harian b. Program Semesteran c. Program tahunan

Jawab :

Iya, saya dan para staf BK menyusun program-program tersebut, sebagai acuan dalam membantu menyelesaikan permasalahan siswa

9. Apakah dalam setiap penyusunan program melibatkan kepala sekolah?atau hanya pada program tertentu yang melibatkan kepala sekolah?

Jawab :

Tentu, saya dan para rekan guru BK dalam setiap penyusunan program Bimbingan dan Konseling melibat kepala sekolah karena ini juga merupakan kepentingan keberhasilan sekolah dalam menciptakan proses belajar mengajar yang efektif

10. Sejauhmana peran kepala sekolah dalam membantu merumuskan program BK?

Jawab :

Kepala sekolah sangat berperan sekali dalam penyusunan program bimbingan dan konseling, juga sebagai pemantau berjalannya program dan kegiatan BK, dan seperti yang saya utarakan tadi, karena hal ini berkaitan dengan kepentingan keberhasilan sekolah dalam menciptakan proses belajar mengajar yang efektif

11. Apakah program bimbingan dan konseling disusun secara musyawarah dengan dewan guru di sekolah?

Jawab :

Untuk penyusunan program BK hanya staf BK dan kepala sekolah, tidak melibatkan para dewan guru di sekolah

12. Apakah program BK yang dirumuskan atau disusun disesuaikan dengan konteks permasalahan yang dihadapi?


(5)

Iya tentu, karena setiap siswa satu dengan yang lainnya tentu memiliki masalah yang berbeda-beda dan tingkat komplek permsalahannya pun pasti berbeda, oleh karena itu harus di sesuaikan.

13. Apakah guru BK sering mendatangkan narasumber dari luar dalam memberikan penyuluhan?

Jawab :

Dalam menunjang kegiatan kami, kami mendatangkan narasumber dari luar, seperti pihak kepolisian berkaitan tentang bahaya narkotika dan psikotropika, agar informasi yang didapatkan siswa dapat lebih akurat

14. Apa saja yang menjadi faktor a. Pendukung

b. dan Penghambat dalam pelaksanaan program bimbingan konseling? Jawab :

a. Faktor pendukung b. Faktor penghambat - Dukungan pihak sekolah - Dana

- Dukungan orang tua - Siswa yang tidak kooperatif

- Klien yang kooperatif - Beda pendapat dengan personil sekolah - Ruang yang kondusif

- Kerja sama yang baik dengan seluruh personil sekolah

15. Apakah dalam perumusan program, terdapat pengembangan dan inovasi setiap tahunnya?jelaskan!

Ya, di sesuaikan dengan kondisi yang ada, misalnya 3 tahun terakhir sekolah kita sudah menjadi sekolah RPBKL dengan keunggulan local TIK, maka program BK menyesuaikan dengan hal tersebut

16. Adakah tindak lanjut dari program tersebut? Jawab :

Ada, misalnya - Alih tangan kasus - Konferensi kasus


(6)

17. Sejauhmana pelaksanaan program tersebut berjalan dengan baik? Sejauh ini 80 % program tersebut berjalan dengan baik

18. Dari beberapa program yang telah dirumuskan, adakah yang tidak terlaksana?mengapa demikian?jelaskan!

Ya, ada program yang telah kami rumuskan yang tidak terlaksana dan berjalan, hal ini dikarenakan masih kurangnya dukungan atau keterlibatan pihak sekolah dengan kami selaku guru BK di sekolah ini

19. Adakah evaluasi Program yang telah dilaksanakan?

Saya dan rekan guru BK melakukan evaluasi pada setiap program BK yang telah dibuat agar di kemudian hari dapat di lakukan perbaikan

20. Bagaimana partisipasi para siswa dalam pelaksanaan program bimbingan konseling?

Jawab :

Ya, Siswa ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program Bimbingan dan konseling

21. Masalah apa saja yang sering terjadi pada siswa disekolah ini? Dan bagaimana pemecahan masalah tersebut?

Jawab :

Masalah yang dihadapi para siswa bervariasi, mulai dari Masalah dengan teman, masalah belajar, masalah dengan orang tua sampai masalah dengan guru.

Interviewe interviewer