HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA PERSONEL TNI – AL JOGJAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
STRES KERJA PADA PERSONEL TNI – AL JOGJAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Darmono P. Harianja
NIM: 989114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
JOGJAKARTA
2007
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
STRES KERJA PADA PERSONEL TNI – AL JOGJAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Darmono P. Harianja
NIM: 989114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
JOGJAKARTA
2007
Setiap jengkalnya untuk Bapa & Ibu yang sudah berpulang duluan.
Nahuhaholongi,
kedua TantekuSejenak perjalanan membuat aku sadar bahwa ki ta hanya sementara tetapi gari s kenangannya telah membawa aku pada perjalanan yang sedari dulu bel um r ampung my big family; kakakku dan abangku terimakasih untuk setiap penantian yang rasanya tidak berujung
“ tangiang muna do pabalgahon sasudena ngolukku,
mauliate ma sude di hamu.Horas!!! Memor y of Ben et h &
Laet y ci a iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Jogjakarta, 16 Desember 2006 Penulis Darmono P. Harianja v
ABSTRAK
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Stres Kerja
pada Personel TNI – AL Jogjakarta
Darmono Paulinus Harianja
Universitas Sanata Dharma
Jogjakarta
2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan
sosial dengan stres kerja pada personel TNI-AL Jogjakarta. Hipotesis penelitian
ini adalah: ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada personel
TNI-AL. Dengan adanya asumsi, yaitu semakin tinggi dukungan sosial pada
personel TNI-AL maka akan semakin rendah tingkat stres kerja. Begitu juga
sebaliknya semakin kecil dukungan sosial maka akan semakin tinggi stres kerja
personel TNI-AL.Subjek penelitian ini adalah 30 personel TNI-AL Detasemen Jogjakarta
dengan masa kerja kurang atau sama dengan 30 tahun. Analisis yang digunakan
adalah teknik korelasi product moment Pearson dan menghasilkan koefisien
korelasi sebesar -0.701 pada taraf signifikansi sebesar 0.01 (p<0.01). Ini berarti
apabila terjadi peningkatan pada salah satu variabel maka akan diikuti penurunan
pada variabel lain. Pada penelitian ini, apabila terjadi peningkatan variabel
dukungan sosial maka diikuti penurunan variabel stres kerja, yaitu semakin tinggi
dukungan sosial maka akan semakin rendah stres kerja pada personel.
ABSTRACT
A Relation between The Social Supports with Work Stress
for The Navy’s Staffs Jogjakarta
Darmono Paulinus Harianja
Sanata Dharma University
Jogjakarta
2006
The research was aimed to find out the relation between the social
supports with work stress for the Navy’s staffs at TNI AL Jogjakarta. The
hypothesis of this research was: there is a relation between the social supports
with work stress for the navy’s staffs at TNI-AL Jogjakarta. With the assumption,
that the higher social supports the navy’s staffs get the lowest work stress will
happen. On the contrary, the lower social supports the navy’s staffs get the highest
work stress will happen.The subjects of this research were 30 staffs of navy at detachment
Jogjakarta with 30 years experiences. The analysis that had been used in this
research was the correlation technical product moment’s Pearson. The result of
the analysis was the coefficient correlation in the amount of -0.701 with the
degree of significance 0.01 (p<0.01) points. It means that, if there is an increasing
in the social supports variable so there will be a decreasing in the work stress
variable. In this research, we found out that if there was an increasing in the social
supports variable so there would be a decreasing in the work stress for the navy’s
staffs at TNI-AL Jogjakarta.KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih ajaib akan kusampaikan padaMu, Tuhan atas rencana
yang Engkau anugerahkan padaku. Hanya syukur pujian yang dapat kuselipkan
diantara doa dan kidung untukMu. Kadang marah, malas, dan semua kebohongan
menjadi bagian hid up atas jalur hidupku, tetapi penyertaanMu telah mengantarkan
saya untuk menyelesaikan karya kecil ini. Penulisan ini sebagai salah satu prasyarat
akademik untuk meraih gelar kesarjanaan pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma, Jogjakarta.Sadar bahwa proses penulisan skripsi ini tidak pernah lepas dari dukungan
dan bantuan, baik berupa spirit, doa maupun materi dari semua kalangan yang
mengenal penulis. Dengan demikian, di penghujung tahun ini, izinkan penulis
mengungkapkan isi hati dan sebaris kata terimakasih yang paling dalam kepada:1. Tri Tunggal Maha Kudus, selalu kuselipkan mohon dan doa yang tiada henti.
2. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., sebagai Rektor Universitas Sanata Dharma, Jogjakarta.
3. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., sebagai Dekan Dekan Fakultas Psikologi.
4. Drs. H. Wahyudi, M. Si., sebagai pembimbing yang telah berkenan dan sabar dalam proses penulisan skripsi ini.
5. Civitas Akademika Fakultas Psikologi atas ilmu, wawasan dan perilaku yang
telah penulis dapatkan selama proses penggemblengan di Fakultas Psikologi.
viii
6. Pimpinan Detasemen TNI-AL Jogjakarta dan Kapten Laut Minarti Yusuf, serta personel TNI-AL Jogjakarta. Terimakasih atas kesempatan melihat lebih dekat. “Jalesveva Jayamahe” 7. Ayah, B. Harianja (1978) dan Ibu tercinta, M Br. Manurung (20’07’2005).
Saya mengerti bahwa kalian membesarkan kami dengan airmata sampai pada saatnya ayah-ibu pergi satu-satu meninggalkan kami selamanya. Semangat dan cinta ayah- ibu tetap terukir di hati kami.
8. Namboru Mestara Br. Harianja dan Tante Samella Br. Manurung, Kalian bagaikan palito yang selalu bersinar dalam kegelapan. Mauliate ma namboru, tante di siala holong dohot gok ni roha muna mangajar-ajari hami.
9. Ito-itoku yang tercinta; Kel. Ito Riolo & A. Manurung, Kel. Ito Sarida & Mas Heri, Kel. Ito Udurlan & A’a Nugroho. Entah bagaimana saya harus mengucapkan rasa terimakasihku yang paling dalam untuk kalian. Damai Tuhan menyertai setiap detik nafas kalian. “Maaf yah...atas waktu yang sia-sia”.
10. Special Thanks ‘n deep apologize for Ito Masnur Br. Harianja. Rencanamu begitu besar untuk aku ito. Semoga sayapmu tetap kuat untuk mengepak lebih tinggi.
11. Abangku yang begitu kukagumi; Alfonsus H. Harianja. Engkau selalu ada dan hadir saat semua kami membutuhkanmu. “Thanks bro!”
12. Semua keluarga yang berada nun jauh di desaku, Onan Runggu-Pulau Samosir.
13. Semua keponakan; A’an, Niel, Nancy, Toni, Ando, Boni, Nano, Delon (who
next???) Semoga kalian pembawa semangat baru untuk keluarga besar kita.ix
x
14. Benedicta, my soulmate. Entah bagaimana caramu mencinta, tapi suka, duka, lelah dan penatnya hati telah mewarnai perjalanananku. Maaf...karena aku tidak akan pernah bisa sempurna seperti yang kaupinta. Laetycia, hasta la vasta! 15.Bapatua B. Gultom & Inang tua Maguwoharjo, ehm...makasih atas nasehat dan ledekan untuk segera meninggalkan Jogja. Akhirnya lulus juga kan?
16. Lae B. Purba & L Br. Harianja (Wendry), Wah...Mauliate godang lae, ito.
Kesempatan bekerja di Lesehan membuat aku tegar untuk melihat hidup. ‘Makasih atas sesuap nasi untuk mengisi perutku dan dukungan yang selalu penuh. Aku bangga akan lae, ito. Terimakasih!
17. Keluarga Besar “Raja Sonang” Jogjakarta, khususnya Naposo yang sudah alumni, jomblo maupun yang masih aktif. Mauliate sude kawan!
18. Rekan-rekan “Sada Pardomuan”, Kumpulan mahasiswa Batak di Sanata Dharma. Thanks, dan jangan pernah lupa untuk terus berkembang.
19. Ada juga; Soson (kateter), Andi (galib), Eko (jolodong), Wahyu (cimot). Kalian terlalu cepat pergi. Angkatan ’98, sudah habis belum ya? Thank ’s ya.
20. Angel’ Biyik, Thank’s for u’r support. Anton cantol, maturnuwun bos selalu memberi info di saat-saat genting. Selamat jadi pengusaha sukses. Sungguh!
21. Geng Concat lapa-lapa; Lae Plus, Han’s, Lesty, Delpy coklat, Conrad si ahli komputer, Mimin crott, Ramsexs toncet, Inoky Joegoel, Risma mace, Lita busuk, Sihar zakheus, Donal baling, Barmen Parbengkel.
Terimakasih atas semua persahabatan yang ada.
22. My heart...Ah engkau memang kadang sangat malas, loser, tapi pada akhirnya engkau berhasil lolos untuk tahap ini. Tegarlah selalu untuk sebuah penderitaan dan berkembanglah terus walau harus terseok-seok.
Mer r y Chr i st mas 20 0 6 & Happy New Year 20 0 7.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak akan pernah dapat
dikategorikan sebagai tulisan, penelitian dan karya ilmiah yang sempurna. Dengan
demikian tulisan ini masih sangat terbuka untuk saran, kritik, opini tambahan demi
perbaikan yang lebih baik. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkannya.Jogjakarta, 16 Desember 2006 Darmono P. Harianja Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................. v ABSTRAK .............................................................................................................. viABSTRACT............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR............................................................................................. viii
DAFTAR ISI........................................................................................................... xiDAFTAR TABEL................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 10
A. Stres Kerja .................................................................................................. 10 1. Pengertian stres kerja ........................................................................... 10 2. Faktor-faktor yang menimbulkan stres kerja ....................................... 12 B. Pengertian Stres Kerja ................................................................................ 14 1. Faktor-faktor sumber stres kerja ........................................................... 15 2. Pengaruh stres kerja terhadap individu ................................................ 22C. Dukungan Sosial ........................................................................................ 24
1. Pengertian dukungan sosial .................................................................. 24
xii
xiii
2. Jenis-jenis dukungan sosial .................................................................. 25 3.2. Penyusunan Alat .................................................................................... 48
1. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 51
D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 51
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 50
2. Skala Stres Kerja ................................................................................... 50
1. Skala Dukungan Sosial .......................................................................... 49
B. Analisis Item ............................................................................................... 48
1. Orientasi kancah .................................................................................... 43
Manfaat dukungan sosial ...................................................................... 26
BAB IV. LAPORAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 43
A. Orientasi Kancah dan Persiapan ................................................................. 432. Uji hipotesis ............................................................................................ 42
1. Uji asumsi ............................................................................................... 41
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 32
A. Identifikasi Variabel ................................................................................... 32 B. Definisi Operasional ................................................................................... 32 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 33 D. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 35 E. Metode Pengambilan Data ......................................................................... 35 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 39 1. Validitas ............................................................................................... 39 2. Seleksi item .......................................................................................... 40 3. Reliabilitas ............................................................................................ 40 G. Uji Asumsi dan Uji Hipotesis ...................................................................... 41Hipotesis ..................................................................................................... 31
4. Sumber dukungan sosial ....................................................................... 28 D. Hubungan Stres Kerja dengan Dukungan Sosial ....................................... 29 E.
2. Deskripsi Kategorisasi Skala ................................................................. 51
xiv
3. Uji Asumsi ............................................................................................. 54
4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 56
E. Pembahasan ................................................................................................ 57
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 61
A. Kesimpulan ........................................................................................... 61 B. Saran ..................................................................................................... 62DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65
LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. 1. Blue Print Skala Ukur Dukungan Sosial ...................................... 37Tabel 1. 2. Blue Print Skala Ukur Stres Kerja ................................................ 38 Tabel 1. 3. Skor Penilaian Skala Ukur Stres Kerja ......................................... 39 Tabel 1. 4. Sebaran Item yang Valid Skala Ukur Dukungan Sosial ............... 49 Tabel 1. 5. Sebaran Item yang Valid Skala Ukur Stres Kerja ......................... 50 Tabel 1. 6. Deskripsi Data Penelitian............................................................... 51 Tabel 1. 7. Kategorisasi Skor Subyek pada Skala Dukungan Sosial ............... 52 Tabel 1. 8. Kategorisasi Skor Subyek pada Skala Stres Kerja ........................ 53 Tabel 1. 9. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ....................................... 55 Tabel 2. 0. Uji Linearitas ................................................................................. 56 Tabel 2. 1. Uji Korelasi ................................................................................... 56
LAMPIRAN
Halaman Lampiran 01. Skala Dukungan Sosial & Skala Stres Kerja ............................. 70Lampiran 02. Data Skor Skala Dukungan Sosial & Skala Stres Kerja ........... 78 Lampiran 03. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial-Atasan ............................. 90 Lampiran 04. Reliabilitas Skala Dukungan Sosia l- Teman ............................. 91 Lampiran 05. Reliabilitas Skala Dukungan Sosial-Keluarga .......................... 92 Lampiran 06. Reliabilitas Skala Stres Kerja ................................................... 93 Lampiran 07. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 95 Lampiran 08. Kategorisasi Skor Subyek pada Skala Dukungan Sosial........... 96 Lampiran 09. Kategorisasi Skor Subyek pada Skala Stres Kerja ................... 96 Lampiran 10. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... 97 Lampiran 11. Uji Linearitas ............................................................................ 98 Lampiran 12. Uji Korelasi ............................................................................... 99
Lampiran 13. Struktur Organisasi TNI-AL Indonesia .................................... 100
Lampiran 14. Surat Keterangan Penelitian dari Fak. Psikologi ...................... 101
Lampiran 15. Surat Keterangan telah Penelitian di Denal Jogjakarta ............. 102
Lampiran 16. Kartu Bimbingan Tugas Akhir ................................................. 103
Lampiran 17. Surat Keterangan Pendaftaran Ujian dari Pembimbing ............ 104
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
“Kalau layar sudah terbentang//kalau kemudi sudah terpasang//dalam
mengarungi samudera//mereka diserang badai dan taufan//biarkan kemudi itu
patah//biarkan layar itu robek//lebih baik tenggelam//berpantang membalik
haluan. Dari zaman bahari sudah diketahui bahwa manusia telah mempergunakan
lautan ini bagi perkembangan umat manusia dan membawa peradaban, agama dan
hukum dari suatu benua ke benua yang lain dan dengan demikian peranan laut
sejak masa silam itu telah merupakan alat komunikasi yang sangat vital dalam
hubungan antar manusia. Bahkan hingga dewasa ini, dalam frekuensi yang lebih
tinggi dengan didampingi oleh ilmu pengetahuan modern dan teknologi yang
bertaraf tinggi serta kapital yang cukup besar, memungkinkan adanya eksploitasi-
eksploitasi baru bagi keadaan maritim ini untuk mendapatkan cara-cara baru bagi
pertumbuhan kemakmuran, mempertahankan martabatnya, meningkatkan ilmu
pengetahuan, menarik kegairahan petualangan dan paling akhir merebut dan
mempertahankan kekuasaan (Mangemba, 1956)Pembangunan bidang pertahanan keamanan seperti diungkapkan dalam
Garis-Garis Besar Haluan Negara ditujukan untuk membangun kemampuan
bangsa dalam rangka menghadapi segala ancaman dan gangguan, baik dari luar
maupun dari dalam negeri. Disamping itu, pembangunan bidang pertahanan
2
keamanan juga ditujukan untuk membangun bangsa dalam rangka mendukung
pelaksanaan, mengamankan hasil- hasil serta menjamin kelanjutan pembangunan
nasional (UUD 1945 dan GBHN, TAP No: II/MPR/1993)Pembangunan TNI Angkatan Laut adalah salah satu bagian integral dari
pembangunan pertahanan dan keamanan merupakan rangkaian yang tidak
terpisahkan pula dari pembangunan nasional senantiasa terus ditingkatkan demi
tegaknya kedaulatan dan hukum di laut. Pembangunan ini selaras dengan dengan
Undang-Undang No. 20 tahun 1982, khususnya pasal 30 ayat (2), TNI Angkatan
Laut bertugas selaku penegak kedaulatan negara di laut mempertahankan
keutuhan seluruh perairan dalam yurisdiksi nasional serta melindungi kepentingan
nasional di, dan, atau lewat laut bersama-sama dengan segenap komponen
kekuatan pertahanan kemanan negara lainnya, mengembangkan potensi nasional
menjadi pertahanan keamanan negara di bidang maritim, dan menjamin kemanan
segala usaha dan kegiatan dalam rangka hal yang sebagaimana yang dimaksud di
atas (Dispenal TNI – AL, 1986). Bertolak dari hal tersebut dan dengan meninjau
dari hasil- hasil yang telah dicapai dan diwujudkan TNI Angkatan Laut
sebelumnya, KASAL menyimpulkan bahwa TNI Angkatan Laut telah
memperoleh kemajuan-kemajuan dimana TNI Angkatan Laut semakin
meningkatkan prosedur pembinaan dan penggunaan kekuatan sehingga mobilitas
dan daya pukul TNI dapat diandalkan untuk menghadapi ancaman darimanapun
datangnya (cakrawala, 359 Thn 1998)Seperti diketahui, kehidupan militer adalah kehidupan yang penuh dengan
kedisplinan oleh para anggotanya, baik terhadap peraturan yang berlaku ataupun
3
terhadap tugas-tugasnya sebagai abdi negara. Bagi mereka berlaku hukum militer
yang tertulis dalam KUHDT/KUHPT (Kitab Undang-Undang Hukum Displin
Tentara/Kitab Undang-Undang Hukum Peraturan Tentara). Kedua hukum ini
berlaku mengikat pada personel-personel militer, baik yang aktif maupun yang
menjadi sedang menjalani pendidikan. Selain itu di lingkungan militer, banyak
tuntutan yang harus dipenuhi, misalnya tuntutan untuk selalu bersikap tanggap
terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka serta tuntutan untuk selalu bergerak
cepat, dalam arti suatu tugas harus diselesaikan secepat mungkin dan tanpa
kesalahan. (Dinas Sejarah TNI – AL, 1973)Tugas atau perintah harus dilaksanakan meskipun sangat berat. Setiap
militer yang mendapatkan tugas atau perintah jika telah selesai melaksanakan
tugas harus melaporkan hasilnya kepada atasan yang bersangkutan. Jika tugas atau
perintah tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik, tidak jarang mereka
mendapat teguran-teguran atau bahkan hukuman fisik. Dengan kondisi yang
demikian ini, tidak jarang personel-personel militer tersebut merasa tertekan.
(Cakrawala, No 369 Tahun 2001) Pada jajaran TNI Angkatan Laut, hal serupa dapat terjadi pada personel
yang mendapat tugas berlayar. Selama beberapa minggu atau bahkan sampai
berbulan-bulan mereka hanya menjumpai laut serta keadaan yang hanya terbatas
di kapal saja, sedangkan pada sisi lain mereka selalu dituntut untuk selalu siap
dalam mengamankan wilayah perairan yang menjadi tanggungjawabnya. Selain
itu kebutuhan-kebutuhan yang biasanya diperoleh sewaktu mereka berada di
daratan jelas tidak akan terpenuhi selama mereka berlayar. Keadaan seperti inilah
4
yang seringkali membuat personel-personel tersebut merasa tertekan sehingga
mudah mengalami stres. (Cakrawala, No 373 Tahun 2002) Kerentanan akan stres pada Angkatan Laut sering juga diakibatkan olehkejadian-kejadian yang kurang menguntungkan semata- mata karena adanya
pelaksanaan pekerjaan yang asal jadi, atau kurang dipikirkan secara mendalam,
misalnya dalam penyusunan perangkat lunak dalam jenis, bentuk dan stratifikasi
apapun cenderung diatur dengan ketergesa-gesaan dan selalu dibatasi target
waktu tertentu yang umumnya dalam jangka waktu yang terbatas. Demikian pula
halnya dengan mekanisme pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam
hirarki Angkatan Laut cenderung ke gaya pengambilan keputusan medan tempur;
tembak atau tidak tembak. Padahal ada standarisasi prosedur pengambilan
keputusan, yaitu studi kasus mulai dari perkiraan keadaan dengan kalkulasi
tempur sampai perbandingan rencana tindakan, pengambilan keputusan dan
terakhir rencana operasi. Walaupun dalam pelaksanaan operasi personel dituntut
harus mampu untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, apalagi kalau
situasinya telah didalami selama proses perencanaan; itu mutlak. Namun
pengambilan keputusan selama masa pembinaan mental personel tidak dapat serta
merta diterapkan dengan gaya medan tempur, karena hal itu dapat mengakibatkan
stress. (Cakrawala, No 369 Tahun 2001)Dalam Kamus Psikologi, Dr. Kartini Kartono (1987) mengungkapkan
bahwa stres merupakan ketegangan, tekanan batin ataupun konflik. Penjelasan
lebih lanjut mengenai stres dijabarkan dalam beberapa jenis:5 a.
Satu stimulus yang menegangkan kapasitas-kapasitas daya psikologis atau
fisiologis dari suatu organisme.b.
Sejenis frustrasi, dimana aktivitas yang terarah pada pencapaian tujuan telah
diganggu atau dipersukar tetapi tidak terhalang- halangi; peristiwa ini biasanya disertai oleh perasaan waswas, khawatir dalam proses pencapain tujuan.c.
Kekuatan yang diharapkan pada suatu system; tekanan-tekanan fisik dan
psikologis yang dikenakan pada tubuh dan pada pribadi.d.
Suatu kondisi ketegangan fisik atau psikologis disebabkan oleh adanya
persepsi ketakutan dan kecemasan.Sedangkan stress menurut Selye adalah respon yang tidak spesifik dari
tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya (Sehnert, 1981). Lebih jauh
dikatakan bahwa orang yang mengalami stres, keadaan psikisnya akan terganggu
yang pada akhirnya akan mempengaruhi ekspresi emosi. Menurut Sumamur
(1988) kesehatan jiwa merupakan syarat mutlak bagi pencapaian produktivitas
yang tinggi. Ketidaksesuaian dan ketidakmantapan psikologis dan jasmani
seseorang dapat menghambat daya manusia dalam aktualisasi kemampuannya.
Hal ini bisa menjadi salah satu sumber rendahnya prestasi atau bahkan kegagalan
seseorang dalam bekerja. Sedangkan sumber stres dalam hubungannya dengan
pekerjaan dapat dibagi menjadi dua; stres dari luar pekerjaan (life stress) dan stres
yang berasal dari dalam pekerjaan itu sendiri (job stress).French (Dalam Shinn et al, 1984) mempelajari sumber-sumber stres kerja
termasuk di dalamnya beban pekerjaan, konflik peran, hubungan antara pengawas
dan bawahan yang kurang baik, dan ketidaksesuaian antara individu dengan
6
lingkungannya. Mereka menemukan bahwa hal- hal tersebut menyebabkan
ketidakpuasan kerja; simptom psikologis seperti depresi.Howard & Gilham (1981) mengemukakan faktor- faktor yang dapat
menimbulkan stres kerja, yaitu lingkungan fisik seperti ventilasi, penerangan dan
kebisingan, karakteristik tugas, misalnya tugas yang mempunyai target dan beban
yang besar serta tugas yang sifatnya represif. Lingkungan psikososial dalam
organisasi seperti promosi dan kesempatan untuk mengembangkan inisiatif yang
terbatas.Demikian juga halnya dengan lingkungan sosial TNI-AL. Situasi lapangan
yang berbahaya dan berada dalam lingkungan yang terisolir kerap menimbulkan
stres pada individu sehingga pada saat-saat tertentu mereka membutuhkan adanya
dukungan dari luar kesatuan atau orang lain. Organisasi JALASENASTRI salah
satu organisasi Ikatan para istri Angkatan Laut selalu berupaya untuk ikut
berpartisipasi aktif memberi dukungan, utamanya dalam berbagai kesulitan yang
dialami oleh warga TNI-AL. Hal ini diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang
diwarnai sentuhan sosial kemanusiaan, pemberian beasiswa kepada putra-putri
anggota yang kurang mampu (Cakrawala No, 366 tahun 2000).Demikian juga dengan para petinggi yang ada dijajaran struktural TNI-AL
selalu memberi dukungan. Seperti yang diungkapkan oleh mantan KASAL
Laksamana TNI Indroko Satrowiryono (2002) bahwa dukungan itu sangat penting
sebagai: a.
Landasan kehidupan dan moralitas yang tinggi agar dapat menciptakan
persatuan dan kesatuan yang pada akhirnya membentuk citra baik pada7 masyarakat. Dasar hidup seperti ini dapat didapatkan dalam lingkungan keluarga yang mendukung, lingkungan kerja dan penampilan kerja dalam organisasi.
b.
Landasan untuk meningkatkan profesionalisme dan disiplin agar dapat
meningkatkan kinerja organisasi.c.
Landasan untuk meningkatkan harmonisasi lingkungan kerja agar tercipta
hubungan baik antara pimpinan dan bawahan.(Cakrawala, No 373 Tahun 2002) Seperti yang diungkapkan oleh Caplan (1974) bahwa masih banyak
pengertian yang tidak dapat dibatasi mengenai dukungan sosial. Pengertian
dukungan sosial akhirnya cenderung mengacu pada mengenai mekanisme
hubungan interpersonal yang dapat diasumsikan melindungi individu dari efek
gangguan stres. Sedangkan Kessler menyatakan bahwa penelitian mengenai
dukungan sosial dapat melindungi seseorang dari gangguan mental, termasuk
stress. Bagaimanapun penelitian itu telah memberi gambaran tentang mekanisme
untuk mengurangi stress. Secara umum, sebagian besar penelitian tentang
dukungan sosial terfokus pada berbagai jenis dukungan, yaitu dukungan moral,
peralatan kerja, semangat untuk menjalani hidup, solusi terhadap permasalahan
dan sebagainya. Semua dukungan ini membutuhkan berbagai informasi penting
mengenai karakterisitik dari si penerima, pemberi, dan latarbelakang lingkungan
yang menentukan efektivitas dukungan itu terjadi. Keterampilan menerima
dukungan sosial juga sangat mempengaruhi efektivitas, misalnya, kemampuan
sosialnya, asertivitas, pemecahan masalah- masalah sosial yang dapat berpengaruh
8
langsung terhadap perolehan dukungan. Pada akhirnya, adanya dukungan sosial
terhadap seseorang maupun dalam suatu kelompok akan mempengaruhi kualitas
jaringan kerja dalam individu maupun kualitas kelompok tersebut (Kessler, 1985).
Meltzer & Nord (1981) mengatakan bahwa salah satu cara untuk
mencegah atau mengurangi stres, yaitu dengan adanya dukungan sosial yang
dirasakan bermanfaat bagi penerimanya. Dukungan sosial mempunyai peranan
penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang melindungi phisik dan
kesehatan psikologis (Bradley, 2002). Biasanya dukungan sosial ini dapat
digambarkan sebagai hubungan atau interaksi sosial itu yang menyediakan
bantuan nyata atau suatu perasaan empati terhadap seseorang atau kelompok yang
dapat digolongkan sebagai bentuk kepedulian atau kasih sayang.Semakin sedikit dukungan sosial yang diperoleh (atasan, rekan kerja,
keluarga) maka semakin besar stres yang dirasakan ketika menghadapi situasi
yang potensial membahayakan. Demikian pula sebaliknya, semakin besar
dukungan sosial yang diperoleh yang diperoleh maka semakin kecil stres yang
dirasakan ketika menghadapi situasi yang mengancam (Sue dkk., 1986).B. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas, perumusan masalah yang dikemukakan adalah:
Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada personel
TNI Angkatan Laut.9 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada personel TNI Angkatan
Laut.D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat teoritis penelitian ini adalah untuk memperkaya bahan kajian psikologi, khususnya yang berhubungan dengan dukungan sosial dan stres kerja, khususnya di lingkungan TNI-AL.
2. Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai kontribusi ide, gagasan pemikiran dalam mengurangi stres kerja pada Tentara Nasional Indonesia, khususnya TNI Angkatan Laut. Sebaliknya, personel diharapkan akan semakin dapat meningkatkan etos kerja dalam melaksanakan tugas dengan adanya faktor dukungan sosial dari lingkungannya, yaitu atasan, keluarga dan rekan kerja itu sendiri. Sedangkan manfaat untuk subyek penelitian adalah diharapkan para personel semakin mengerti dalam menerima dukungan-dukungan sebagai bentuk dukungan sosial dari atasan, keluarga, rekan kerja dalam melaksanakan tugas.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres Kerja 1. Pengertian stres Perkembangan teknologi yang semakin canggih seperti yang terjadi
sekarang ini sangat menuntut manusia untuk selalu beradaptasi sampai batas- batas maksimal. Hal ini sangat berbeda dengan masa lalu, dimana kehidupan tersebut belum sekompleks sekarang ini. Laju perkembangan yang cepat dan canggih itu ternyata seringkali membuat manusia kurang dapat beradaptasi sepenuhnya. Baskorowati (1987) menyebutkan bahwa perkembangan yang cepat seringkali membuat manusia kurang beradaptasi sepenuhnya terhadap perubahan tersebut, sehingga menjadi tekanan atau yang biasa disebut dengan stres.
Pengertian stres sampai sekarang ini belum ada kesepakatan antara para ahli. Mambu (1985) menyatakan bahwa stres adalah respon pada ancaman atau bahaya. Mambu juga menambahkan bahwa stres merupakan suatu tekanan yang menekan seseorang yang dalam usahanya untuk mengatasi kekuatan tersebut telah berusaha keras atau membuat dirinya sangat lelah atau risau.
Miller mengatakan bahwa stres adalah sebagai segala bentuk stimulus atau rangsangan yang terlalu keras dan berbahaya sehingga menimbulkan perubahan-perubahan perilaku. Definisi lain dikemukakan oleh Rummel dan
11 Rander (1978) yang menyebutkan bahwa stres merupakan hal- hal yang
mengganggu keseimbangan psikis atau biologis yang tak hanya merupakan
kondisi kejiwaan saja, tetapi pengaruhnya menyangkut pula seluruh mental,
spiritual dan sosial.Korchin (1976) berpendapat bahwa stres timbul bila tuntutan yang luar
biasa dan terlalu banyak me ngancam kesejahteraan atau integritas individu.
Sementara itu, Chaplin (1979) menggambarkan stres sebagai suatu keadaan
tegang, baik fisik maupun psikologis. Jadi, ketika seseorang merasa kepanasan
dan kemudian ia menjadi resah tidak menentu, maka dapat dikatakan bahwa stres
adalah ketegangan fisik dan maupun psikologis yang biasanya berlangsung
selama periode waktu tertentu, serta mengancam kemampuan seseorang untuk
tetap bertahan dalam menghadapi situasi tersebut.Hans Seyle mengartikan istilah stres sebagai respon tidak spesifik dari
tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya (dikutip dari Crider dkk.,
1983). Tyrer (1984) mengatakan bahwa stres adalah reaksi jiwa dan raga
terhadap perubahan. Ketika perubahan terjadi pada diri seseorang dan kemudian
timbul reaksi-reaksi fisik dan psikologis karena ketidaksiapannya menghadapi
perubahan tersebut, pada situasi itulah terjadi stres.Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa stres
adalah suatu keadaan yang mengganggu diri individu, baik secara fisik maupun
secara psikis sebagai akibat dari reaksi jiwa dan raga terhadap kekuatan yang
12 menekan sehingga menimbulkan perubahan-perubahan perilaku yang menyulitkan dirinya untuk beradaptasi.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan stres
Telah disebutkan bahwa stres merupakan keadaan yang mengganggu baik kondisi fisik maupun kondisi psikologis. Faktor-faktor dapat berasal dari dalam diri individu maupun luar individu. Lazarus (1985) mengatakan bahwa kebanyakan elemen stres berisi ancaman serta konflik dan frustrasi. Semakin
tidak berdaya seseorang maka akan semakin terancam jika mengalami stres.
Mambu (1985) mengatakan bahwa stres dapat muncul karena ketidakseimbangan antara persepsi individu terhadap permintaan, baik yang datangnya dari luar maupun dari dalam individu, dengan persepsi individu terhadap kemampuannya untuk memenuhi permintaan tersebut. Cox (1978) mengatakan bahwa situasi yang dapat menimbulkan stres yaitu jika ada stimulus yang berlebihan. Stimulus-stimulus yang berlebihan ini dapat terjadi karena situasi atau keadaan yang baru dan asing. Situasi-situasi asing yang mengandung konflik dan stimulus yang berlebihan merupakan faktor- faktor yang sering menimbulkan stres.
Hal-hal yang menyebabkan stres disebut juga dengan istilah stresor. Istilah stresor ini dikemukakan oleh Selye (dalam Sheridan dan Radmacher, 1992) untuk membedakan antara penyebab (stresor) dan akibat (stres). Stresor
13
dapat berbentuk apapun, mulai dari hal kecil ketinggalan kunci motor sampai hal
yang sangat besar seperti kematian salah satu anggota keluarga yang dicintai.Menurut Kisker (1981) stresor merupakan peristiwa-peristiwa fisik dan
psikososial yang mengakibatkan tegangan dan tekanan (tension & pressure).
Pada beberapa kasus, stresor bersifat spesifik dan mudah dikenali. Namun yang
lebih sering terjadi adalah bahwa stres merupakan akibat dari berbagai gabungan
berbagai stresor yang kurang jelas.Robbins (1986) berpendapat bahwa ada dua kondisi utama yang
mendorong potensi stres menjadi nyata, yaitu ketidakpastian hasil dan arti
penting hasil. Hasil yang sudah pasti dan dinilai tidak penting bagi individu
bukanlah ancaman yang dapat mengganggu kesejahteraannya, tetapi suatu hasil
yang nilainya sangat berarti dan belum tentu dapat dicapai oleh individu maka
akan menimbulkan stres. Suatu stimulus yang dianggap sebagai stres oleh
individu belum tentu merupakan stresor bagi individu lain. Begitu pula reaksi
individu terhadap stresor yang sama akan berbeda satu sama lain (Darmojo,
1985).