DOCRPIJM 1502176167BAB 7 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR rev

  aporan L Akhir

  Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang

mencakup empat sektor yaitu pengembangan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan,

pengembangan air minum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang terdiri

dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor

dimulai dari pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai

baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi. Tahapan

berikutnya adalah analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan

mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian dilanjutkan dengan

merumuskan usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

  Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,

permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu

satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang

kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

  Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan

perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh,

sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan

permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

7.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

  Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025.

  Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat, sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya. 7-1

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir 2.

   Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh (butir f).

Pasal 5 ayat (1) mengamanatkan Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh pemerintah.

  3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

  Pasal 3 huruf c mengamanatkan bahwa pembangunan Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan tanggung jawab pemerintah 4.

   Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) 2015 - 2019.

  Pertumbuhan berkualitas itu dicapai secara bersamaan dengan meraih keseimbangan antarsektor ekonomi dan antarwilayah, dan mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

  5. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.

  Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan penanggulangan kawasan kumuh.

  6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 2/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas Permumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh.

  Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2019

  7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019 Peraturan ini menetapkan target rencana strategis kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2015

  • – 2019.

  8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman kumuh di kawasan perkotaan sebesar 0% pada tahun 2019

7.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan a. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Berdasarkan survey kondisi eksisiting dan dokumen Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) Kota Semarang tahun 2008, SPPIP Tahun 2010, RPKPP 2011, isu strategis pengembangan permukiman Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut.

  7-2 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

Tabel 7.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Kota Semarang NO

ISU STRATEGIS KETERANGAN

  1. Aspek Fisik

  a. Kepadatan Bangunan yang Permasalahan permukiman di Kota Semarang adalah Tinggi permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi. Jarak bangunan antara rumah yang satu dengan yang lain sangat berdekatan, kurang dari 5 meter, bahkan beberapa diantaranya berhimpitan. Orientasi bangunan, depan, samping dan belakang tidak jelas. Dengan ketinggian rumah yang terdiri atas 1-2 lantai, kawasan permukiman ini terkesan sangat padat. Lingkungan permukiman menjadi kurang sehat, karena sirkulasi udara dan pencahayaan yang masuk ke dalam rumah kurang.

  b. Struktur Bangunan yang Tidak Kawasan permukiman ini memiliki permasalahan kualitas fisik memenuhi Standar Teknis rumah yang mengalami penurunan, atau dapat dikatakan, rumah tidak layak sebagai hunian. Permasalahan pada bangunan rumah dapat dilihat dari struktur bangunan dan permanensi bangunan, seperti bangunan rumah dengan dinding kayu, lantai masih berupa tanah, dan struktur bangunan yang tidak kokoh.

  

2. Aspek Kesesuaian Lokasi dengan Fungsi Kawasan Pada Rencana Tata Ruang Kota Semarang

  a. Permukiman Pada Kawasan Daerah rawan bencana seharusnya menjadi daerah lindung Rawan Bencana yang tidak boleh digunakan untuk tempat bermukiman, apalagi dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akan tetapi, di lapangan ternyata masih banyak daerah-daerah rawan bencana yang ditempati penduduk sebagai tempat hunian.

  Masalah yang mempengaruhi ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kawasan-kawasan lindung yang terlarang untuk permukiman. Selain itu, akibat dari kurang tegasnya pengendalian pembangunan dari aparat Pemerintah Daerah Kota Semarang. Kawasan rawan bencana banjir adalah tempat-tempat yang secara rutin setiap musim hujan mengalami genangan lebih dari 6 jam saat hujan turun dalam keadaan musim hujan normal. Di wilayah Semarang yang berpotensi rawan bencana banjir meliputi Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Tengah, Semarang Utara dan Genuk. Sedangkan di wilayah yang mempunyai kerentanan terhadap gerakan tanah yang menimbulkan longsor, terdapat di wilayah Kecamatan Gunungpati dan Banyumanik.

  b. Permukiman pada kawasan Kawasan resapan air adalah kawasan lindung yang Resapan Air mempunyai fungsi utama sebagai daerah tangkapan air hujan karena mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuifer) yang berguna untuk sumber air. Dengan demikian kawasan resapan air mempunyai fungsi yang cukup penting dalam menjaga kelangsungan tata air secara keseluruhan. Kawasan resapan mata air dijumpai di Kecamatan Mijen, Gunungpati, Tembalang, dan Ngaliyan. 7-3

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

  NO

ISU STRATEGIS KETERANGAN

  c Permukiman pada Bantaran Bantaran sungai atau sempadan sungai, yaitu kawasan Sungai sepanjang kiri kanan sungai dengan jarak 100 meter untuk sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman, sementara itu untuk sungai dikawasan permukiman berupa sempadan sungai yang

  • – diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 m. Sempadan sungai di dalam kawasan perkotaan meliputi : Sungai Banjir Kanal Timur, Sungai Garang, Sungai Kripik, Sungai Kreo, Sungai Banjir Kanal Barat, Sungai Semarang, Sungai Banger, Sungai Bringin, Sungai Blorong, Sungai Tenggang dan Sungai Babon.

  d Permukiman di Bantaran Rel Terjadinya penyerobotan tanah milik PT.KAI oleh penduduk Kereta Api setempat karena jalur kereta api di Kota Semarang, ada pada ruas tertentu sudah tidak difungsikan lagi. Jenis permukiman liar diatas bantaran rel kereta api dapat pula disamakan kasusnya sebagai permukiman liar diatas tanah negara. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur Rel Kereta Api di Kecamatan Semarang Utara (Kelurahan Purwosari, Dadapsari, Tanjungmas), Semarang Timur (Kelurahan Kemijen), Semarang Utara, Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo). e Permukiman Berada Di Lahan Kawasan ini merupakan permukiman yang didirikan diatas

  Milik Orang Lain lahan milik orang lain. Dampak dari permasalahan kawasan permukiman ini dapat menimbulkan sengketa tanah di kemudian hari, apabila tidak dikelola dengan baik dan status kepemilikan lahan tidak jelas.

  f. Permukiman di bawah Jalur Jalur tegangan tinggi mempunyai pengaruh negatif terhadap Tegangan Tinggi kesehatan manusia, disamping dari segi keamanan. Lokasi permukiman yang dilalui oleh jalur listrik tegangan tinggi di

  Kecamatan Banyumanik (Kelurahan Ngesrep), Kecamatan Genuk (Kelurahan Trimulyo, Banjardowo, Sambungharjo, Bangetayu Wetan), Kecamatan Gayamsari (Kelurahan Tambakrejo), Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Tlogomulyo, Penggaron Lor, Penggaron Kidul, Plamongansari).

  g. Permukiman Berada Pada Sempadan pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai Sempadan Pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Sempadan pantai lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan. Kawasan sempadan pantai pada Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk, kecuali pada daerah khusus yang ditentukan sebagaimana penggunaan yang ditentukan, yaitu daerah wilayah kerja pelabuhan.

  h. Permukiman di Kawasan Perusahaan industri selayaknya menyediakan rumah untuk Industri pekerja indusri, akan tetapi, kurang tersedianya penyediaan rumah bagi para pekerja industri, hingga tumbuh permukiman baru rawan di kawasan tersebut. Kawasan permukiman ini rawan terhadap: bencana kebakaran, penyakit akibat buruknya kondisi lingkungan, sanitasi lingkungan yang kurang 7-4

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

  NO

  ISU STRATEGIS KETERANGAN baik dan tidak dikelola.

  i. Permukiman di Kawasan Kawasan permukiman yang terjadi akibat pemanfaatan tanah Pesisir Semarang timbul yang berada di sepanjang pantai, yang terbentuk dari proses sedimentasi atau pengendapan lumpur yang terus menerus terjadi sehingga membentuk suatu daratan. Terbentuknya tanah timbul ini mendorong masyarakat terutama yang berada di daerah pesisir untuk memanfaatkannya sebagai lahan permukiman dengan anggapan tanah tidak bertuan karena tidak jelas kepemilikannya. Pada kawasan pesisir Semarang bagian Utara, di sepanjang pantai Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara dan Genuk.

3. Aspek Penyediaan Infrastruktur Permukiman

  a Kurangnya ketersediaan Permasalahan yang ada adalah kawasan permukiman yang infrastruktur yang memadai di diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan infrastruktur kawasan Kumuh. (Rumah permukiman yang memadai. Permasalahan pada kawasan Tidak Layak Huni (RTLH), disebabkan oleh ketidaktersediaan infrastruktur permukiman jalan, drainase, persampahan, yang memadai, atau terdapat permasalahan infrastruktur air limbah, air bersih) pada kawasan, sehingga mempengaruhi kondisi kawasan baik dari aspek fisik, ekonomi dan lingkungan.

  Sumber : Analisis, 2016 b.

   Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian suatu kota/kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur, peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman. Adapun peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah dan Perda Kota Semarang yang menjadi payung pelaksanaan pengembangan permukiman dirinci pada Tabel 7.2.

Tabel 7.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur terkait Pengembangan Permukiman Perda/ Pergub/ Perwal/Peraturan lainnya No Jenis Produk

  Amanat Kebijakan Daerah No./ Tahun Perihal Pengaturan

  1 Peraturan Daerah Kota 6/2010 Rencana Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Semarang Jangka Panjang Daerah Kota Kota Semarang Tahun 2005 - 2025

  Semarang Tahun 2005 - 2025

  1 Rancangan RPJMD Tahap Rencana Pembangunan penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah 2016-2021 Pembahasan Jangka Menengah Daerah ke dalam strategi

  DPRD 2016 Kota Semarang Tahun 2016 pembangunan daerah, kebijakan umum,

  • 2021 program prioritas Kepala Daerah, dan arah kebijakan keuangan daerah dengan memperhatikan RPJM Nasional, RPJMD Provinsi Jawa Tengah dan RTRW Kota Semarang;

  2 Peraturan Daerah Kota 14/ 2011 Rencana Tata Ruang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 7-5

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020

  L aporan

  1.36 Miroto

  3 Semarang Barat Tambakharjo

  2.67 Ngemplaksimongan

  1.32 Krobokan

  16.16

  4 Semarang Tengah Brumbungan

  2.68 Bangunharjo

  4.00 Kembangsari

  5.00 Jagalan

  7.00 Kauman

  0.62 Trimulyo

  2.00 Pekunden

  5.00 Sekayu

  2.32

  5 Semarang Timur Bugangan

  8.34 Rejosari

  1.30 Mlatiharjo

  11.52 Mlatibaru

  3.93 Rejomulyo

  8.43 Kemijen

  6.00

  3.38 Terboyo Kulon

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-6

  5 Peraturan Daerah Kota Semarang

  Semarang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011-2031

  Tahun 2011-2031

  3 Peraturan Walikota Semarang

  31/ 2009 Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman

  Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman

  4 Peraturan Daerah Kota Semarang

  07/ 2010 Penataan Ruang Terbuka Hijau

  Penataan Ruang Terbuka Hijau

  04/ 2008 Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang

  6.19 Banjardowo

  6 Surat Keputusan Walikota

  50/801/2014 Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh menetapkan 62 Kelurahan dari 15 Kecamatan dengan total luasan 415,83 Ha.

  Sumber : Bagian Hukum Kota Semarang, 2013

Tabel 7.3 Data Kawasan Kumuh Kota Semarang Tahun 2016 No. Lokasi LUAS (Ha) Kecamatan Kelurahan

  1 Tugu Mangunharjo

  1.56 Mangkangwetan

  3.79 Mangkang Kulon

  13.59

  2 Genuk Genuksari

  15.86

  L aporan

  0.59 Padangsari

  11 Gayamsari Sawahbesar

  6.14 Kaligawe

  7.35 Tambakrejo

  5.23 Gayamsari

  1.57

  12 Mijen Purwosari

  3.45 Jatibarang

  0.86

  13 Banyumanik Ngesrep

  0.49 Jabungan

  7.07 Meteseh

  11.68 Tinjomoyo

  5.53 Srondol Kulon

  3.67 Gedawang

  5.54

  14 Gunungpati Patemon

  0.14 Sekaran

  3.19 Sadeng

  2.47 Sukorejo

  2.6 Nongkosawit

  10.42

  4.36 Rowosari

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-7 No.

  1.67

  Lokasi LUAS (Ha) Kecamatan Kelurahan

  6 Semarang Utara Tanjungmas

  37.63 Bandarharjo

  33.44 Panggungkidul

  26 Kuningan

  23.09 Dadapsari

  27.24

  7 Candisari Jomblang

  1.1 Karanganyargunung

  8 Pedurungan Gemah

  3.12 Sendangguwo

  5.50 Muktiharjo Kidul

  13.76 Penggaron Kidul

  2.19

  9 Semarang Selatan Lamper Lor

  4.71 Lamper Kidul

  1.53 Peterongan

  1.33 Lamper Tengah

  7.39

  10 Tembalang Tandang

  3.77

  L aporan

  Lt

  Pedurungan Rumah Susun

  UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Lt I : Rp. 80.000 Lt II : Rp.60.000

  208 Perlu pemeliharaan

  Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  2 Kaligawe Tipe 24 Kel. Kaligawe Kec. Gayamsari

  Rusunawa UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  II : Rp.110.000 Lt

  

Pengelola SEWA/BULAN

KAPASITAS HUNIAN (UNIT) Kondisi Prasarana CK yang Ada

  III: Rp.100.000 Lt IV: Rp. 90.000 Lt V : Rp. 70.000

  384 Perlu pemeliharaan

  Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  3 Kaligawe Tipe 21 Kel. Kaligawe Kec. Gayamsari

  Rusunawa UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang Lt.

  II: Rp.100.000 Lt III: Rp. 90.000 Lt.IV: Rp.

  65.000 192

  Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  1 Plamongansari Kel. Plamongsari Kec.

Tabel 7.5 Data Kondisi Rusunawa di Kota Semarang NO NAMA RUSUN / LOKASI KATEGORI / Tahun Pembangunan

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-8 No.

  2 Asrama Polri Gedawang 100 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang

  Lokasi LUAS (Ha) Kecamatan Kelurahan

  15 Ngaliyan Wonosari

  3.12 Kalipancur

  1.32 Purwoyoso

  1.65 Total 415.83

  Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang

Tabel 7.4 Data Kondisi RSH di Kota Semarang No Lokasi RSH Jumlah Penghuni Kondisi Prasarana CK yang Ada

  1 Gunungpati 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang

  3 Bintang Regency Pudakpayung 300 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang

  Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang

  4 Perum Korpri Pudakpayung 200 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang

  5 Beringin Lestari Ngaliyan 200 Jalan akses baik, drainase baik, air kurang

  6 Puri Dinas Mas 500 Jalan akses buruk, drainase byryk, air kurang

  7 Bukit Kencana Jaya 400 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang

  8 Perum IKIP Semarang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang

  9 RSH TNI 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang

  10 Perum Korpri Tembalang 100 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang

  11 Perumahan Trangkil Sejahtera 100 Jalan akses buruk, drainase baik, air kurang

  12 Perum Buruh Sango 200 Jalan akses buruk, drainase buruk, air kurang

  IPAL

  Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan Kota Semarang, 2016

  Jalan lingkungan, drainase,

  Rp. 65.000

  20 Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  9 Karangroto A & B Kel. Karangroto Kec. Genuk

  Rumah Deret UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Rp. 60.000

  50 Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  10 Pondok Boro Kel. Trimulyo Kec. Genuk

  Rumah Susun UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Rp. 2.000/hari Baru : 84

  Lama : 12 Perlu pemeliharaan

  IPAL

  Pedurungan Rumah Deret

  11 Karangroto Kel. Karangroto Kec. Genuk

  Rusunawa UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Rp. 70.000

  384 Perlu pemeliharaan

  Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  12 Kudu Kel. Kudu Kec. Genuk

  Rusunawa UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Rp. 70.000

  384 Perlu pemeliharaan

  Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL 1.971

  UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  8 Gasemsari Kel. Tlomulyo Kec.

  L aporan

  Lt III: Rp. 70.000 Lt IV: Rp. 60.000

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-9

  NO NAMA RUSUN / LOKASI KATEGORI / Tahun Pembangunan

Pengelola SEWA/BULAN

KAPASITAS

  HUNIAN (UNIT) Kondisi Prasarana CK yang Ada

  4 Karangroto Blok C Kel.

  Karangroto Kec. Genuk

  Rumah Susun UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Lt I : Rp. 70.000 Lt II: Rp. 60.000

  104 Perlu pemeliharaan

  Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  5 Pekunden Kel. Pekunden Kec. Semarang Tengah

  Rumah Susun UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  10

  IPAL

  28 Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  6 Bandarharjo Kel. Bandarharjo Kec. Semarang Utara

  Rumah Susun UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Lt II: Rp. 75.000 Lt III:Rp. 65.000 Lt IV:Rp. 55.000

  60

  58

  59 Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  IPAL

  7 Bandarharjo Lama Kel. Bandarharjo Kec. Semarang Utara

  Rumah Susun UPTD Rumah Susun DTKP Kota Semarang

  Lt II : Rp.75.000 Lt III: Rp. 65.000 Lt IV: Rp. 55.000

  30 Perlu pemeliharaan Jalan lingkungan, drainase,

  • – 110.000
  • – 110.000

  L aporan

  c. Kondisi bangunan semi permanen tidak memenuhi syarat keamanan

  c. Stimulan program perbaikan rumah

  b. Penegakan aturan perijinan dalam pembangunan rumah dan bangunan gedung

  a. Peningkatan kualitas perumahan dan infrastruktur kawasan kumuh dan pencegahan kumuh dalam 3 tahun pertama

  Kebutuhan penyediaan perumahan cukup besar g. Penataan infrastruktur terkendala status kepemilikan lahan.

  d. Lokasi yang tidak sesuai diarahkan secara bertahap e. Pemenuhan kebutuhan infrastruktur pada kawasan yang sesuai tata ruang f.

  c. Bantuan perbaikan rumah

  b. Penegakan aturan kepadatan bangunan

  a. Gerakan menuju kota tanpa kumuh 2020

  g. Keterbatasan lahan untuk penyediaan infrastruktur permukiman yang memadai

  f. Keterbatasan ketersediaan lahan untuk pengembangan permukiman baru dengan sistem pembiayaan sesuai kemampuan masyarakat

  d. Lokasi tidak sesuai kesesuaian fungsi ataupun legalitasnya e. Infrastruktur minimal, sanitasi buruk, drainase tidak ada, air minum tidak ada

  b. Bangunan padat dengan jalan lingkungan sempit, menyulitkan akses

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-10 c.Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

  a. Terdapat kawasan perumahan dan permukiman kumuh

  1 ASPEK TEKNIS

Tabel 7.6 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kota Semarang No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

  3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelola ditingkat masyarakat

  2. Peningkatan perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang pengembangan kawasan permukiman

  1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat

  5. Tingginya kepadatan bangunan dan penduduk yang bertempat tinggal di lahan yang mengalami land subsidence dan rob Tantangan pengembangan permukiman diantaranya:

  4. Terdapat wilayah padat kumuh yang menempati lahan yang tidak sesuai legalitas dan peruntukannya

  3. Kepadatan bangunan yang tinggi

  2. Pelayanan infrastruktur yang masih terbatas pada kawasan kumuh dan pesisir

  1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan degradasi lingkungan

  Permasalahan dan tantangan pengembangan kawasan permukiman di Kota Semarang antara lain : Permasalahan pengembangan kawasan permukiman diantaranya:

  d. Sosialisasi RTRW untuk lokasi dengan peruntukan perumahan dan permukiman e. Dukungan untuk biaya pembebasan lahan aporan L Akhir

  Permasalahan Pengembangan No Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Permukiman

  2 ASPEK KELEMBAGAAN kapasitas a. Kurangnya a. Perlunya pengembangan

  a. Banyak bangunan gedung pengelola bangunan gedung kapasitas kelembagaan dan permukiman di kota

  (pelatihan, bimbingan kelembagaan b. Kurangnya

  Semarang teknis, dan pembinaan) pengelola bangunan di tingkat serta perangkat organisasi masyarakat bangunan b. Tersedianya penyelenggara dalam gedung yang sesuai standar

  c. Kurangnya koordinasi antar memenuhi standar teknis dan terkelola dengan

  SKPD baik secara vertikal pelayanan minimal di baik mapun horizontal dalam bidang pembangunan pembangunan perumahan perumahan dan bangunan c. Tersedianya permukiman dan kelengkapan permukiman di Kota gedung dan lingkungan infrastruktur pendukungnya.

  Semarang. disekitarnya yang nyaman

  b. Perlunya koordinasi antar dan layak huni SKPD Kota terkait dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU.

  3 ASPEK PEMBIAYAAN Perlunya eningkatan a. pengembangan sumber- peningkatan program a. Perlunya

  a. Terdapat sumber pembiayaan dalam potensi pola kerjasama dengan pihak kegiatan rehabilitasi dan pembiayaan perbankan untuk pembangunan rumah baik pembangunan penyediaan infrastruktur dari pihak pemerintah, perumahan oleh pihak swasta dan masyarakat. masyarakat

  b. Kebutuhan pemerintah, swasta dan yang tinggi untuk masyarakat.

  Perlunya penyediaan b. perumahan peningkatan perumahan RSH dengan b. Perlunya potensi pembiayaan harga jual yang bisa beli masyarakat

  c. Daya program pembangunan dijangkau oleh masyarakat meningkat perumahan yang berpenghasilan rendah. ditangani oleh alternatif

  c. Peningkatan pemerintah pusat atau sumber-sumber provinsi. pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.

  4 ASPEK PERAN SERTA kepada pihak

  a. Promosi

  MASYARAKAT / SWASTA

  swasta dan pihak lain

  a. Adanya potensi pembangunan adanya penduduk terkait program-program a. Masih perumahan yang dengan tingkat pra sejahtera, yang akan dilakukan dalam diselenggarakan oleh pihak sehingga berpengaruh penyediaan dan pemerintah, swasta dan terhadap kemampuan dan pengembangan masyarakat. peran serta masyarakat perumahan dan permintaan b. Tingginya untuk memperbaiki rumah permukiman. kebutuhan tempat tinggal. dan kualitas bangunan penyediaan

  b. Perlunya peran serta c. Adanya tempat tinggal mereka. perumahan RSH mengingat 7-11

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

  Permasalahan Pengembangan No Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi Permukiman

  masyarakat dalam proses pemahaman tingginya permintaan

  b. Peningkatan pembangunan rumah dalam kepada pemerintah daerah kebutuhan tempat tinggal, pelaksanaan program Bedah bahwa pembangunan khususnya rumah dengan Rumah infrastruktur permukiman harga jual yang bisa saat ini menjadi tugas dijangkau oleh masyarakat pemerintah daerah provinsi berpenghasilan rendah. dan Kota. bentuk-

  c. Pengembangan bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut. peningkatan

  d. Perlunya peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, monitoring, evaluasi pemeliharaan program pengembangan permukiman di Kota Semarang.

  5 ASPEK LINGKUNGAN pencapaian

   Pentingnya

  PERMUKIMAN

  penyediaan rumah layak pencapaian  Pentingnya huni yang didukung dengan penyediaan rumah layak huni

   Pada kawasan hunia lama, sulit PSU (Prasarana, Sarana dan untuk mendapatkan lahan yang didukung dengan PSU Utilitas Umum) dengan untuk pengembangan (Prasarana, Sarana dan tetap mempertimbangkan penyediaan infrastruktur. Utilitas Umum) dengan tetap aspek pembangunan lokasi-lokasi potensi mempertimbangkan aspek

   pada berkelanjutan. pengembangan perumahan dan pembangunan berkelanjutan.

   Perlunya penyelenggaraan kawasan permukiman baru,  Perlunya penyelenggaraan penyediaan prasarana, adanya embrio penyediaan penyediaan prasarana, sarana sarana dan utilitas umum sarana dan utilitas umum (PSU) dan utilitas umum (PSU) (PSU) permukiman secara permukiman permukiman secara sinergis sinergis sesuai dengan

   Tidak semua kawasan memiliki sesuai dengan rencana induk rencana induk sistem PSU di potensi lahan untuk sistem PSU di lingkungan lingkungan permukiman pengembangan sarana dan permukiman dalam dalam mendukung prasarana serta RTH di mendukung terwujudnya terwujudnya lingkungan lingkungan permukiman lingkungan permukiman yang permukiman yang layak layak huni dan nyaman. huni dan nyaman. Perlunya pembangunan RSH

  Perlunya pembangunan dan prasarana sarana dasar di RSH dan prasarana sarana lingkungan permukiman, dasar di lingkungan khususnya pada daerah permukiman, khususnya tertinggal/ terpencil, dan pada daerah tertinggal/ kawasan perbatasan di Kota terpencil, dan kawasan Semarang. perbatasan di Kota Semarang.

  Sumber : Analisis, 2016 7-12 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

7.1.3 Analisis Kebutuhan Program dan Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota Semarang a. Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

  Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Kota/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan yang hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

  

Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut.

Tabel 7.7 Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 No. URAIAN Unit

  Total

  2016 2017 2018 2019 2020

  1 Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah Pesisir NSPK

  1

  1

  2 Penyusunan Dokumen RP2KPKP Laporan

  1

  1

  3 Jumlah Penataan Kawasan Kumuh Kelurahan

  2

  15

  21

  24

  62

  4 Luasan Penataan Kawasan Kumuh Ha 61,23 187,42 113,78 53,4 415,83 Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  5 Ha 45,15 45,15

  Berbasis Masyarakat : Purwodinatan Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  6 Ha 18,6 18,6

  Berbasis Masyarakat: Kaligawe Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  7 Ha 5,23 5,23 Berbasis Masyarakat: Tambakrejo Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  8 Ha 8,43 8,43 Berbasis Masyarakat: Rejomulyo

  9 Kebutuhan Rusunawa TB

  2

  3

  5

  10 Penataan Permukiman Nelayan Tambaklorok Ha 12,37 12,37

  Sumber : Analisis, 2016 7-13 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir b.

   Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Tabel 7.8 Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi

  2016 2017 2018 2019 2020 Penyusunan Perda

  Penyusunan

  1 Pengelolaan Wilayah

  1 NSPK Perda

  Pesisir Penyusunan Dokumen

  Penyusunan

  2

  1 Laporan RP2KPKP

  Dokumen DED dan

  Peningkatan Penataan Kawasan 61,23

  3 Bandarharjo, Kuningan kualitas Kumuh (17 Kelurahan) Ha permukiman kumuh

  Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan,

  Peningkatan Mlatiharjo, Tanjungmas, Penyusunan

  Penataan Kawasan 187,42 kualitas

  4 Dadapsari, Muktiharjo Kidul, Rencana Kumuh (17 Kelurahan) Ha permukiman

  Meteseh, Rowosari, Teknis (DED) kumuh Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang Banjardowo, Krobokan, Tambakrejo,Brumbungan, Bangunharjo, Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Peningkatan

  Penyusunan Penataan Kawasan 113,78 Panggung Kidul, Gemah, Laper kualitas

  5 Rencana Teknis Kumuh (21 Kelurahan) Ha Tengah, Peterongan, Tandang, permukiman

  (DED) Sawah Besar, Purwosari, kumuh

  Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso

  7-14 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

  Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi

  2016 2017 2018 2019 2020 Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu,

  Peningkatan Mlatibaru, Jomblang,

  Penyusunan Penataan Kawasan kualitas 6 53,4 Ha Karanganyar Gunung, Penggaron Rencana

  Kumuh (24 Kelurahan) permukiman

  Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Teknis (DED) kumuh Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur

  Penataan Lingkungan Permukiman

  Penyusunan 45,15

  Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  7 Perkotaan Berbasis Kel. Purwodinatan Rencana Teknis Ha

  Berbasis Masyarakat Masyarakat :

  (DED) Purwodinatan Penataan Lingkungan

  Penyusunan Penataan Lingkungan Permukiman 8 18,6 Ha Kel. Kaligawe Rencana Teknis Permukiman Perkotaan Berbasis Perkotaan Berbasis

  (DED) Masyarakat Masyarakat: Kaligawe

  Penataan Penataan Lingkungan

  Lingkungan Permukiman

  Penyusunan Permukiman

  9 Perkotaan Berbasis 5,23 Ha Kel. Tambakrejo Rencana Teknis Perkotaan

  Masyarakat: (DED)

  Berbasis Tambakrejo

  Masyarakat Penataan Lingkungan Permukiman

  Penyusunan Penataan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  10 Perkotaan Berbasis 8,43 Ha Kel. Rejomulyo Rencana Teknis Berbasis Masyarakat

  Masyarakat: (DED)

  Rejomulyo

  7-15 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 L aporan

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-16

  Rusun Rejomulyo

  a Penyusunan Kebijakan, Strategi dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman

  2 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Permukiman

  1 NSPK APBD 2

  Kota Semarang

  a Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman i Penyusunan Perda Pengelolaan Wilayah Pesisir

  1 Peraturan Pengembangan Permukiman

  2016 2017 2018 2019 2020

  VOL. SATUAN Pembiayaan

Tabel 7.9 Matriks Usulan Pembiayaan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman No OUTPUT LOKASI

  Sumber : Analisis, 2016 Kegiatan pengembangan permukiman di Kota Semarang terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan. Sesuai dengan arahan nomenklatur yang diberikan dari Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Provinsi Jawa Tengah, program-program Pengembangan Kawasan Permukiman di Kota Semarang 2016-2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

  Tambaklorok

  Penataan Permukiman

  12,37 Ha Perencanaan Teknis (DED)

  12 Penataan Permukiman Nelayan Tambaklorok

  1 Twin Blok Rusun Kaligawe dan 2 Twin Blok

  No. URAIAN Volume Satuan /Lokasi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5

  Pembangunan

  Purwodinatan dan 1 Twin Blok Rusun Kaligawe

  1 Twin Blok Rusun

  Pembangunan

  Rejomulyo2 TB)

  1 TB, Kaligawe2 TB dan

  Rusun (Purwodinatan

  Perencanaan Teknis 5 TB

  Rejomulyo) Penyiapan lahan dan

  (Purwodinatan, Kaligawe dan

  TB dan Rejomulyo 2 TB Penyiapan lahan 3 Rusun

  5 TB Purwodinatan 1 TB, Kaligawe 2

  11 Kebutuhan Rusunawa

  2016 2017 2018 2019 2020

INDIKATOR OUTPUT RINCIAN

  aporan L Akhir

  OUTPUT Pembiayaan No

  LOKASI

VOL. SATUAN

  2016 2017 2018 2019 2020

  i Penyusunan RP2KPKP Kota Semarang

  1 Laporan APBD 2

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

3 Permukiman Perkotaan

  a Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Kemijen, Bugangan, Mlatiharjo, Tanjungmas,

  Perencanaan Teknis Peningkatan Kualitas i Dadapsari, Muktiharjo Kidul,

  17 Kelurahan APBD 2 Permukiman Kumuh

  Meteseh, Rowosari, Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang Banjardowo, Krobokan, Tambakrejo,Brumbungan, Bangunharjo, Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper

  21 Kelurahan APBD 2 Tengah, Peterongan, Tandang, Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang, Karanganyar Gunung, Penggaron

  24 Kelurahan APBD 2 Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur 7-17

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 aporan L Akhir

  OUTPUT Pembiayaan No

  LOKASI

VOL. SATUAN

  2016 2017 2018 2019 2020

  Mangkang Wetan, Genuksari, Trimulyo, Bugangan, Mlatiharjo,

  Pelaksanaan Fisik Peningkatan Kualitas ii Muktiharjo Kidul, Meteseh,

  14 Kelurahan APBD 2 Permukiman Kumuh

  Rowosari, Tambakrejo,Kaligawe, Jabungan, Gedawang Kemijen

  1 APBD 1 Tanjungmas, Dadapsari

  2 APBN Banjardowo, Tambakrejo, Brumbungan, Bangunharjo, Kembangsari,Rejosari,Rejomulyo, Panggung Kidul, Gemah, Laper Tengah, Peterongan, Tandang,

  20 APBD 2 Sawah Besar, Purwosari, Tinjomoyo, Sukorejo, Nongkosawit, Wonosari, Purwoyoso Krobokan

  1 APBD 1 Mangunharjo, Mangkang Kulon, Terboyo Kulon, Ngemplak Simongan, Jagalan, Miroto, Kauman, Pekunden, Sekayu, Mlatibaru, Jomblang, Karanganyar Gunung, Penggaron

  24 APBD 2 Kidul, Lamper Lor, Laper Kidul, Gayamsari, Jatibarang, Ngesrep, Padangsari, Srondol Kulon, Patemon, Sekarang, Sadeng, Kalipancur Kota Semarang

  1 Paket APBD 2 Kota Semarang

  1 Paket APBN Kota Semarang

  1 Paket APBN Kota Semarang

  1 Paket APBN 7-18

  Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020

INDIKATOR OUTPUT RINCIAN

  1 TB APBN

  3 Lokasi APBD 2 APBD iii Pembangunan Rumah Susun Rusun Purwodinatan, 1 TB

  i Pembangunan Kawasan Tambak Lorok Tanjungmas

  Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Nelayan

  1 Paket APBN c

  2 TB APBN iv Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kota Semarang

  Rusun Rejomulyo, 2 TB

  1 Paket APBN

  1 TB APBN Rusun Kaligawe, 1 TB

  1 TB APBN Rusun Kaligawe, 1 TB

  i Perencanaan Teknis Rusun Purwodinatan, Kaligawe, Rejomulyo

  3 Laporan APBD 2 ii Penyiapan Lahan dan Perijinan Rusun Purwodinatan, Kaligawe, Rejomulyo

  Tanjungmas

  Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan

  1 Paket APBN b

  Kota Semarang

  2016 2017 2018 2019 2020

  VOL. SATUAN Pembiayaan

  No OUTPUT LOKASI

  Akhir Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kota Semarang Tahun 2016-2020 7-19

  L aporan

  1 Paket APBN ii Supervisi Pembangunan Kawasan Tambak Lorok

4 Infrastruktur Berbasis Masyarakat

  a Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman i Administrasi Kegiatan Kota Semarang

  5 Paket APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 ii Perencanaan Teknis

  • Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan Purwodinatan Purwodinatan

  1 Laporan APBD 2

  • Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan Kaligawe Kaligawe

  1 Laporan APBD 2

  • Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan Tambakrejo Tambakrejo

  1 Laporan APBD 2 aporan L Akhir

  OUTPUT Pembiayaan No

  LOKASI

VOL. SATUAN

  2016 2017 2018 2019 2020

  Perencanaan Teknis Penataan Kelurahan Rejomulyo

  • 1 Laporan APBD 2

  Rejomulyo iii Pembangunan Pelaksanaan Penataan Kelurahan

  Purwodinatan - 1 Kawasan APBN APBN APBN Purwodinatan Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

  • Kaligawe

  1 Kawasan APBN APBN Kaligawe Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

  Tambakrejo - 1 Kawasan APBN Tambakrejo Pelaksanaan Teknis Penataan Kelurahan

  Rejomulyo - 1 Kawasan APBN APBN APBN

  Rejomulyo

5 Layanan Perkantoran Kota Semarang 12 bulan APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2 APBD 2

7.1.4 Usulan Program dan Kegiatan