OPTIMALISASI PERAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA PEMBANGUNAN DAERAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

OPTIMALISASI PERAN PROGRAM TANGGUNGJAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN DALAM UPAYA
PEMBANGUNAN DAERAH
Studi pada Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat

TESIS

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan oleh
Marselina Evy
142222113

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………………
LEMBAR PERSETUJUAN TIM PENGUJI TESIS…………………………
PERNYATAAN ORIGINALITAS……………………………………………
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH……...
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI……………………………………………………………………
DAFTAR TABEL………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………
ABSTRAK ……………………………………………………………………...
ABSTRACT……………………………………………………………………..
BAB 1. PENDAHULUAN……………………………………………………
1.1. Latar Belakang………………………………………………...
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………
1.4. Manfaat Penelitian…………………………………………….
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian……………………….
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………...
2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)…………………………..
Sejarah dan Praktik Corporate Social Responsibility
2.1.1.
(CSR)………………………………………………………..
2.1.2. CSR dalam Strategi Bisnis…………………………….
2.2. Pembangunan Daerah………………………………………….
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi

2.2.1.
Daerah……..………………………………………….
Rencana Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten
2.2.2.
Sintang………………………………………………..
BAB 3. METODE PENELITIAN……………………………………………
3.1. Teknik Penelitian………………………………………………
3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian………………………………….
3.3. Metode Pengumpulan Data……………………………………
3.4. Metode Analisis Data………………………………………….
3.5. Pengecekan Keabsahan Data…………………………………..

viii

i
ii
iii
iv
v
vi

viii
x
xi
xii
xiii
xiv
1
1
3
3
4
4
6
6
6
7
10
10
12
14

14
15
17
18
21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 4. PEMBAHASAN……………………………………………………
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………..
4.1.1. Letak Geografis…………………………………….....
4.1.2. Demografis…………………………………………….
4.1.3. Sosial Budaya…………………………………………
4.1.4. Ekonomi………………………………………………
4.1.5. Pemerintahan………………………………………….
4.2. Temuan dalam Penelitian……………………………………..
4.2.1. Langkah-Langkah Koordinasi Program CSR oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang ………………
4.2.2. Implementasi Program CSR oleh PerusahaanPerusahaan yang Beroperasi di Kabupaten
Sintang………………………………………………..

4.3. Pembahasan …………………………………………………...
4.3.1. Lambatnya Implementasi Kebijakan Daerah………….
Perbedaan Pemahaman CSR antara Pemerintah
4.3.2.
Daerah dan Perusahaan………………………………..
4.3.3. Praktik CSR oleh Perusahaan…………………………
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………
5.1. Kesimpulan…………………………………………………….
5.2. Saran…………………………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
LAMPIRAN…………………………………………………………………….

ix

23
23
23
24
25
25

26
29
29

31
41
41
50
53
63
63
64
66
68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel

2.1.
4.1.

Tabel

4.2.

Tabel

4.3

Tabel

4.4

Dimentions of Sustainable Business Development (SBD)………
Kelompok Perusahaan yang Beroperasi di Kabupaten Sintang...
Ringkasan Implementasi Kegiatan CSR Perusahaan-Perusahaan

yang Beroperasi di Kabupaten Sintang…………………………
Laporan Jumlah Kegiatan CSR di Kabupaten Sintang pada
tahun 2014-2017…………………………..…………………….
Laporan Jumlah Dana CSR yang Dikucurkan di Kabupaten
Sintang pada tahun 2014-2017………………………………….

x

8
32
34
56
57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1.


Komponen-Komponen Analisis Data ………………………...

xi

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.

Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 Tahun 2016 tentang
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan……………………………
Foto dan Rilis Berita Kegiatan CSR Perusahaan-Perusahaan
yang Beroperasi di Kabupaten Sintang………………………...
Transkrip Wawancara………………………………………….


xii

63
89
95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tentang
optimalisasi peran tanggung jawab sosial perusahaan dalam upaya pembangunan
daerah. Penelitian ini dikaji dalam dua sub bagian yaitu, mengenai implementasi
kebijakan daerah berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan dan praktik
tanggung jawab sosial oleh perusahaan di Kabupaten Sintang. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Data berupa hasil wawancara dan
dokumen milik pemerintah yang berkaitan dengan informasi tentang tanggung
jawab sosial perusahaan.Penelitian ini menggunakan Narasumber dari unsur
pimpinan daerah Kabupaten Sintang. Metode analisis data menggunakan model
analisis interaktif: Miles dan Huberman. Penelitian ini menghasilkan temuan,
yaitu: pelaksanaan koordinasi program CSR oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sintang belum optimal dan praktik CSR perusahaan belum sesuai dengan
peraturan yang ada. Dari sisi waktu, terlihat gerak implementasi kebijakan daerah
ini berjalan dengan lambat. Langkah sinkronisasi yang telah dilakukan pun belum
efektif. Proses implementasi kebijakan daerah yang telah ditempuh belum
membawa pemerintah dan perusahaan pada kesamaan pemahaman mengenai
CSR, dalam hal ini belum sesuai dengan Peraturan Bupati Sintang nomor 54
tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan dan prime mover
pembangunan Kabupaten Sintang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
kesenjangan jumlah yang cukup tinggi antara beberapa bidang yang diamanatkan
dalam kebijakan daerah dengan yang dilakukan oleh perusahaan. Pada tahun
2017, perusahaan terlihat mulai meningkatkan kembali perhatiannya pada
program CSR. Dari sisi sifat kegiatan, praktik CSR perusahaan belum berfokus
pada upaya pemberdayaan masyarakat.
Kata kunci: Peran Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Implementasi
Kebijakan Daerah, Praktik CSR.

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The aim of this research is to identify and to analyze about program of
corporate social responsibility in a regional development efforts. This research
was examined in two subsections: regarding the implementation of a regional
policies relating to corporate social responsibility and corporate social
responsibility practice at Sintang Regency. This research used a qualitative
method. The data obtained from interviews and CSR document. The researcher
interviews with the Sintang Regency government. This research used interactive
analysis by Miles and Hubberman. The result of research shows that,
implementation of coordination of CSR by regency government is not optimal and
the CSR practice is not in accordance with existing regulation. By the time,
implementation of regional policies is slowly. The synchronization step that has
been done has not been effective. The government and the corporate was
misunderstanding about CSR especially about the implementation process, in that
mean is the CSR practice is not accordance with Sintang regent regulation
number 54, 2016 about Corporate Social Responsibility and the prime mover
development of Sintang Regency. The other result of this research is a fairy high
gap between some field that mandated to regent policies with the practice. In
2017, corporate seems to increase its attention to the CSR programme. The CSR
practice has not focused on community empowerment efforts.
Keywords: The role of Corporate Social Responsibility, Implementation of
regional policies, CSR practice.

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kajian tentang Corporate Social Responsibility (CSR) telah
berkembang sejak tahun 1950-an. Sejak saat itu, banyak peneliti telah
menjabarkan berbagai teori konsep CSR. CSR tidak hanya sekedar kewajiban
perusahaan sesaat, hanya pada kurun waktu tertentu, tetapi tanggung jawab
yang berdampak jangka panjang. Tanggung jawab ini diharapkan dapat
menjadi jaminan untuk kelestarian, keberadaan yang berkelanjutan bagi umat
manusia, bumi dan perusahaan itu sendiri.
Praktik CSR wajib dilakukan oleh perusahaan-perusahaan perseroan
terbatas di Indonesia. Hal tersebut diatur melalui Undang-Undang nomor 25
tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang nomor 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Kebijakan pemerintah ini kemudian
diterjemahkan hingga ketingkat pemerintahan daerah. Tujuannya untuk
menjabarkan secara teknis pengaturan pelaksanaan CSR agar lebih sesuai
dengan situasi dan kondisi di daerah tersebut. Bentuk kebijakan yang muncul
di daerah-daerah setingkat kabupaten/kota berupa, Peraturan Daerah (Perda)
atau Peraturan Bupati (Perbup).
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menerbitkan Peraturan Bupati
Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peraturan ini merupakan bentuk koordinasi antara Pemerintah Daerah
Kabupaten Sintang dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
wilayahnya. Dalam Peraturan Bupati ini, CSR dimaksudkan sebagai sebuah
bentuk komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan. Koordinasi yang Pemerintah Daerah
lakukan bertujuan untuk menata dan mengarahkan program CSR yang terjadi
di wilayahnya agar sesuai dengan kebutuhan pembangunan di daerah
tersebut.
Penulis juga mengulas mengenai implementasi pelaksanaan program
CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
Kabupaten Sintang. Deskripsi dan analisis mengenai hal ini akan memberikan
gambaran pelaksanaan program CSR yang telah terjadi di Kabupaten Sintang
dalam beberapa tahun terakhir. Hasil pembahasannya akan menjadi pijakan
untuk mengusulkan program-program CSR yang dapat dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan di masa mendatang.
Pengaturan mengenai praktik CSR dalam bentuk Undang-Undang
hingga Peraturan Bupati merupakan bentuk koordinasi Pemerintah dalam
proses pembangunan daerah. Di sisi lain praktik tata kelola CSR oleh
perusahaan merupakan bentuk rancangan dan impementasi tanggungjawab
sosial perusahaan kepada masyarakat. Kedua hal tersebut diharapkan berjalan
dengan selaras. Pemerintah mengharapkan dana dan kegiatan yang dilakukan
perusahaan atau investor dalam bentuk CSR dapat diarahkan untuk
membangun daerah pada berbagai bidang secara optimal dan merata.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengkaji lebih mendalam
masalah yang berkaitan dengan proses: Optimalisasi Peran Program
Tanggungjawab Sosial Perusahaan dalam Upaya Pembangunan Daerah
dengan Studi pada Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.

1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, dapat penulis
merumuskan

suatu

masalah

pokok

atau

fokus

penelitian

yakni

“Bagaimanakah upaya optimalisasi peran program Tanggungjawab Sosial
Perusahaan dalam upaya pembangunan daerah?”.
Agar

penelitian

ini

lebih

terarah

dan

memudahkan

dalam

penganalisaan terhadap hasil penelitian, maka masalah pokok tersebut
dijabarkan dalam sub-sub masalah sebagai berikut:
1.2.1. Bagaimanakah

Pemerintah

Daerah

Kabupaten

Sintang

mengkoordinasi program TSP dari perusahaan-perusahaan yang
beroperasi di wilayahnya?
1.2.2. Bagaimanakah perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten
Sintang mengimplementasikan program TSPnya?

1.3. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggali dan
mengungkapkan proses pembangunan di daerah yang dapat dilakukan melalui
program CSR pada Kapubaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat.

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
menganalisis tentang:
1.3.1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sintang dalam mengkoordinasi program TSP dari perusahaanperusahaan yang beroperasi di wilayahnya.
1.3.2. Kegiatan-kegiatan TSP yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang beroperasi di Kabupaten Sintang.

1.4. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat memberi konstribusi
sebagai tambahan dalam khazanah riset-riset mengenai CSR di Program Studi
Magister Manajemen Universitas Sanata Dharma, dalam lingkup yang lebih
besar di Indonesia. Penulis juga berharap hasil penelitian ini dapat menjadi
rekomendasi bagi proses pendalaman literasi dan praktik CSR bagi pihakpihak yang tertarik pada riset CSR. Selain itu, penulis berharap hasil
penelitian ini dapat menjadi salah satu dokumentasi kajian ilmiah sebagai
masukan dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Sintang.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian:
1.5.1. CSR sebagai sebuah kewajiban dan pencitraan positif bagi
perusahaan.

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.5.2. Kegiatan-kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang beroperasi di Kabupaten Sintang.
1.5.3. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang pada praktik CSR
perusahaan yang beroperasi di wilayah Sintang melalui kebijakan
publik yaitu Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang
Tanggungjawab Sosial Perusahaan.
1.5.4. Alasan dan harapan Pemda Sintang atas keberadaan Peraturan Bupati
Sintang nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggungjawab Sosial
Perusahaan.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Corporate Social Responsibility (CSR)
2.1.1. Sejarah dan Praktik Corporate Social Responsibility (CSR)
Perkembangan CSR dalam tinjauan sejarah, dapat ditemukan
dalam Idowu (2011) disebutkan mengenai beberapa tahun yang
memiliki momen penting dalam perkembangan CSR. Sejarah CSR
dapat dilihat pula dari sudut pandang pengaruh media, Frank (2007)
mengungkapkan tentang perkembangan CSR melalui sudut pandang
Financial Times. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa topik mengenai
CSR sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 2003 mengalami
perkembangan yang sangat pesat terutama pada rentang tahun 1999
sampai dengan tahun 2003. Frank (2007) juga menunjukkan jumlah
artikel mengenai CSR yang dimuat dalam The Financial Times, dari
jumlah artikel yang kurang dari 20 hingga mencapai lebih dari 100
artikel dalam setahun. Riset tersebut mengungkapkan pula bahwa
CSR melalui peran media telah menjadi trend dalam dunia bisnis.
Sumodiningrat (dalam Untung, 2014), dalam kata sambutannya
menyebutkan bahwa:
John Elkington menuangkan konsep CSR dalam “canibals
with Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business
1998”, dalam buku tersebut, Elkington menjelaskan bahwa
CSR yang baik harus berpijak pada tiga prinsip: profit

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(keuntungan), people (masyarakat) dan Planet (lingkungan).
Dengan adanya CSR, diharapkan perusahaan tidak hanya
memiliki fokus untuk menciptakan profit menciptakan profit
yang sebesar-besarnya tapi juga berperan aktif dalam
pembangunan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
Dari berbagai ulasan di atas, penulis meyimpulkan bahwa
praktik corporate social responsibility (CSR) merupakan sesuatu yang
dipraktikkan dalam jangka waktu panjang. Sebuah tanggung jawab
yang berkelanjutan dari entitas bisnis.

2.1.2. CSR dalam Strategi Bisnis
Galbreath (2009) dan Idowu (2011) mengusulkan agar
perusahaan menggunakan CSR sebagai bagian dalam strategi bisnis.
Mereka menyebut pengintegrasian dengan istilah pertumbuhan lestari
dalam bisnis (sustainable development in business). Strategi ini
menggunakan

konsep

CSR

sebagai

dasar

penyusunannya.

Pertumbuhan bisnis lestari (Sustainable business development-SBD)
memiliki tiga dimensi yaitu: pertumbuhan ekonomi (economic
growth), integritas lingkungan (environmental integrity) dan social
responsiveness.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 2.1
Dimensions of sustainable business development (SBD)
Dimensions of
SBD
Economic growth

Representative
stakeholder
Shareholders
Investor

Core aspect

Key examples

Creating value in
a way that
enables a
company to
remain
economically
viable for an
indefinite time

Sufficient cash-flow
to ensure liquidity;
persistent returns to
capital providers; R
& D Investment; an
assets base that the
market evaluates as
having future valuecreation potential
Environmental
Natural
Limiting impact Various emission
integrity
environment and of firm activities reduction actions in
ecosystems
on the natural
company facilities
Customers
environment
and processes;
Communities
while
energy efficiency in
Suppliers
minimising the
operation; riskuse of natural
assessment of
capital
impacts on natural
environment;
reduced
environmental
impact of
products/services
Social
Employees
Continually
Job evaluating
responsiveness
Customers
contributing to
systems; fair trade;
communities
the social wellwork-life balance;
being of society human rights; gender
and individuals
mainstreamings;
codes of ethics;
employee training;
health and safety
precautions; product
safety; sponsorships
and donations
Sumber: Samuel Idowu dan Celine Louche (2011: 98)
Mardikanto (2014) menyebutkan ada 4 bentuk strategi yang
menggunakan CSR sebagai basis, yaitu: strategi pemegang saham,
strategi alturistik, strategi timbal balik dan strategi kewarganegaraan.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada strategi pemegang saham, perusahaan bertanggung jawab
kepada masyarakat hanya sebatas tanggung jawab ekonomi. Strategi
alturistik lebih menekankan ‘memberi kembali’ kepada masyarakat
dalam bentuk sumbangan kepada kelompok-kelompok masyarakat.
Pada strategi timbal balik, perusahaan menawarkan beragam manfaat
lain

selain

bidang

keuangan.

Strategi

keempat,

strategi

kewarganegaraan lebih menargetkan bentuk-bentuk tanggung jawab
yang berorientasi pada peningkatan penciptaan nilai jangka panjang
bagi para stakeholder serta mempertimbangkan posisi keuangan dan
reputasi perusahaan.
Manajemen perusahaan mengaitkan prinsip-prinsip CSR dalam
strategi bisnisnya sehingga CSR jadi kewajiban bagi perusahaan dan
diadopsi

menjadi

mengharapkan

kegiatan

proses

ini

rutin
akan

perusahaan.

membawa

Perusahaan

kelestarian

bagi

keberadaannya.
Mardikanto (2014:212), menyampaikan hal berikut ini:
Strategi tanggungjawab perusahaan kemudian adalah
bagaiamana
sebuah
organisasi/perusahaan
mencapai
sustainability sedemikian rupa sehingga aktivitas CSR menjadi
bagian dari cara perusahaan melakukan praktik bisnisnya.

Idowu (2011) juga mengulas mengenai aspek manajemen
perusahaan dalam konteks CSR di bagian awal bukunya. Idowu
(2011) menunjukkan bahwa perusahaan melakukan CSR untuk
mengungkapkan dan menghantarkan nilai mereka kepada publik.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis menyimpulkan bahwa CSR menjadi sesuatu yang
penting bagi perusahaan karena melalui program-program tersebut
perusahaan dapat menunjukkan nilai ‘kemanusiaan’ perusahaan.
‘Manusia’ yang bertanggungjawab dan berintegritas. Perusahaan
bukan hanya merupakan alat bisnis untuk tujuan profit semata atau
hanya menghasilkan suatu produk.

2.2. Pembangunan Daerah
Di Indonesia, sistem administrasi pemerintah daerah yang digunakan
ialah sistem desentralisasi atau yang lebih dikenal dengan istilah otonomi
daerah. Pemerintahan kabupaten dan kota dikepalai oleh Bupati dan atau
Walikota. Selain itu, ada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang
melakukan fungsi kontrol selaku badan legislatif daerah. Adanya kebijakan
desentralisasi ini bertujuan agar pemerintah lebih dekat dengan rakyatnya
sehingga pelayanan publik dapat dilakukan dengan lebih efisien, cepat dan
efektif.
2.2.1. Peran pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
Kuncoro (2014:171) menyebutkan bahwa pemerintah memiliki
beberapa peran dalam proses pembangunan Ekonomi Daerah.
Peryataannya berbunyi sebagai berikut:
Dalam pembangunan ekonomi daerah peran pemerintah dapat
mencakup peran-peran wirausaha (entrepreneur), koordinator,
fasilitator, dan simulator.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis memaparkan sekilas penjelasan dari masing-masing
peran tersebut sebagai berikut:
2.2.1.1. Wirausaha, pemerintah dapat memanfaatkan potensi tanah
dan bangunan untuk tujuan bisnis atau tujuan-tujuan yang
bersifat ekonomi dan konservasi. Pemerintah menjalankan
peran

ini

harus

dengan

jeli

dan

pro-aktif

dalam

memanfaatkan aset Pemda, mendorong pertumbuhan bisnis
daerah dan memberdayakan masyarakat marginal.
2.2.1.2. Koordinator, selaku koordinator pemerintah mengusulkan
strategi-strategi bagi pembangunan di daerahnya dan
menetapkan kebijakan. Dalam peran ini, pemerintah dapat
melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, juga dapat
bekerja sama dengan lembaga pemerintah, badan usaha untuk
menyusun tujuan, perencanaan dan strategi ekonomi.
2.2.1.3. Fasilitator, pada peran ini, pemerintah melakukan perbaikanperbaikan dalam mempercepat pelaksanaan pembangunan di
daerahnya. Pemerintah dapat melakukan beberapa hal, yaitu:
mengefisienkan proses pembangunan, perbaikan prosedur,
perencanaan dan penetapan peraturan.
2.2.1.4. Stimulator, melalui peran ini, pemerintah melakukan
stimulasi penciptaan dan pengembangan usaha
tindakan-tindakan

khusus

yang

akan

melalui

mempengaruhi

perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menjaga agar perusahaan-perusahaan tetap berada di
daerah tersebut dengan menyediakan berbagai macam
fasilitas pendukung.

2.2.2. Rencana Strategis Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang
Kuncoro (2014) menyebutkan bahwa rencana strategis suatu
daerah diproses melalui tahapan yang bersifat teknis dan politis.
Kuncoro (2014:115) mengatakan:
Proses teknis berkenaan dengan pemakaian secara keilmuan data
dan informasi yang tersedia, sedangkan proses politik berkenaan
dengan keterlibatan para stakeholders secara bebas tanpa
tekanan.
Tahapan-tahapan tersebut mencakup 9 (Sembilan) langkah,
mulai dari melakukan kesepakatan awal, perumusan mandat hingga
pada merumuskan prinsip implementasi. Tahapan-tahapan itu
meliputi, ada proses perumusan visi dan misi, identifikasi isu-isu
strategis, analisis kondisi internal dan eksternal juga termasuk langkah
merumuskan strategi, kebijakan, dan program-program strategis.
Sejak bulan Februari tahun 2016, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH
memimpin Kabupaten Sintang sebagai bupati dan Drs. Askiman, MM
sebagai wakil bupati. Kedua pemimpin tersebut mencetuskan visi
pembangunan untuk tahun 2016-2021, sebagai berikut: ‘terwujudnya
masyarakat Kabupaten Sintang yang cerdas, sehat, maju, religius,
dan sejahtera yang didukung penerapan tata kelola pemerintahan
yang baik dan bersih pada tahun 2021’.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menuangkan visi
tersebut dalam sejumlah poin misi sebagai berikut:
2.2.2.1. Mulai

dari

melaksanakan

pembangunan

pendidikan

berkualitas yang berakar pada budaya lokal.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2.2.2. Melaksanakan pembangunan kesehatan yang menyeluruh,
adil, dan terjangkau bagi masyarakat.
2.2.2.3. Mengoptimalkan penyediaan insfrastruktur dasar guna
pengembangan potensi ekonomi dan sumber daya daerah.
2.2.2.4. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.2.2.5. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
agama dalam kehidupan sosial.
2.2.2.6. Mengembangkan manajemen pemerintah daerah yang sesuai
dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang menjabarkan kembali
visi dan misi itu dalam 6 (enam) gerakan pembangunan yang disebut
dengan Prime Mover Pembangunan Daerah Kabupaten Sintang.
Keenam gerakan tersebut meliputi:
2.2.2.7. Membangun Kabupaten Sintang dari pinggiran, fokusnya
pada pembangunan di desa-desa dan membangun koneksi
antar desa.
2.2.2.8. Melakukan penataan dan pemekaran wilayah.
2.2.2.9. Melakukan hilirisasi produk.
2.2.2.10. Aksesibilitas terhadap sumber daya listrik.
2.2.2.11. Kegawatdaruratan insfrastruktur.
2.2.2.12.Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Teknik Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif pada penelitian ini.
Penulis memilih pendekatan ini karna menganggap metode kualitatif cukup
relevan dengan permasalahan yang hendak diteliti, yaitu fenomena kehidupan
sosial masyarakat. Creswell (1998) juga mengemukakan hal serupa, bahwa
pendekatan kualitatif cukup berguna dalam menjawab persoalan fenomena
sosial.
Creswell (1998), mengungkapkan demikian:
Qualitative research is a inquiry process of understanding based
on distinct methodological tradition of inquiry that explore a social
or human problem. The researcher builds a complex, holistic picture,
analyses words, reports detailed views of informants, and conducts
the study in a natural setting.
Kutipan di atas dapat menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah
proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian
tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Pada
prosesnya, penulis akan membuat deskripsi mengenai objek penelitian,
melaporkan pandangan-pandangan para narasumber secara rinci, dan
melakukan penelitian dalam situasi alamiah.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pendekatan kualitatif, menggunakan si peneliti sebagai instrumen
utama (key instrument) dalam pengumpulan data, demikian pula pada
penelitian ini. Moleong (2013) juga mengemukakan hal serupa.
Moleong (2013:9) menyebutkan:
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama. Hanya manusia sebagai
alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek
lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan
kenyataan-kenyataan di lapangan.

3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian
Nasution

(1992)

mengemukakan

bahwa

lokasi

penelitian

menggambarkan pada kondisi sosial yang ditandai oleh adanya tiga unsur,
yakni tempat, pelaku dan kegiatan. Pelaksanaan penelitian ini berlokasi di
Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Penulis memilih lokasi
tersebut atas dasar pertimbangan bahwa selain lokasi tersebut relevan dengan
masalah yang diteliti, lokasi tersebut juga cukup strategis letaknya, tidak
terlalu jauh dari tempat tinggal penulis dan data-data yang mudah didapat.
Sehingga, penulis dapat mengadakan penelitian mendalam mengenai
permasalahan yang dimaksudkan di atas.
Dalam penelitian kualitatif, sumber data dapat diperoleh dari
informasi lisan maupun tulisan. Data primer yang dikumpulkan dari persepsi
dan pemahaman personal narasumber serta deskripsi lainnya yang
diberikan oleh narasumber berkaitan dengan fokus penelitian. Data sekunder

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan data yang diperoleh bukan dari sumber asli atau data yang didapat
dari sumber kedua.
Berdasarkan bentuk-bentuk data yang dikumpulkan dalam penelitian,
maka sumber-sumber data penelitian ini meliputi manusia, benda, dan
peristiwa. Manusia dalam penelitian kualitatif merupakan sumber data,
berstatus sebagai informan mengenai fenomena atau masalah sesuai fokus
penelitian. Benda merupakan bukti fisik yang berhubungan dengan
fokus penelitian. Peristiwa merupakan informasi yang menunjukkan kondisi
implementasi kegiatan CSR di Kabupaten Sintang.
Data primer pada penelitian ini bersumber dari pejabat-pejabat di
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang, terdiri dari: Bupati
Sintang, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Sintang, dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Sintang.
Penulis mengambil sumber data sekunder berupa data laporan
kegiatan CSR milik perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Kabupaten
Sintang dan dokumen tentang kebijakan penyelenggaraan CSR di Kabupaten
Sintang, yaitu dokumen Peraturan Bupati Sintang nomor 54 tahun 2016
tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan. Data tersebut terkumpul di
Bagian Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Sintang.

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penulis

juga

menggunakan

data

sekunder

berupa

peristiwa.

Dokumentasi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan program CSR yang
terjadi di Kabupaten Sintang. Penulis memakai dokumen foto dan rilis berita
yang dimiliki Subbagian Peliputan dan Pemberitaan Bagian Humas dan
Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang.
Akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan didapatkannya datadata dari sumber selain yang telah ditetapkan di atas, penulis akan
menggunakannya pula selama data tersebut dapat menunjang keberhasilan
penyelidikan dalam penelitian ini.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini menggunakan
berbagai cara dan teknik yang berasal dari berbagai sumber baik manusia
maupun bukan manusia. Sugiyono (2008) mengemukakan bahwa bila dilihat
dari segi cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi

(pengamatan),

dokumentasi

dan

interview

gabungan

(wawancara),

keempatnya.

kuesioner

Penulis

memakai

(angket),
teknik

pengumpulan data dan informasi yang meliputi studi wawancara mendalam
dan studi dokumentasi.
Moleong (2013) menyebutkan bahwa wawancara merupakan suatu
percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Beberapa tujuan yang
ingin dicapai melalui proses wawancara ialah memverifikasi, memperluas dan
memperdalam informasi. Penulis menggunakan wawancara semi terstruktur

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pada penelitian ini. Beberapa pertanyaan wawancara dibuat sebelum
melakukan wawancara. Kemudian, penulis menambahkan pertanyaanpertanyaan baru yang disesuaikan jawaban dari narasumber untuk mendalami
topik pembicaraan yang menjadi fokus penelitian.
Penulis menggunakan studi dokumentasi untuk menggali, mengkaji,
dan mempelajari sumber-sumber tertulis baik dalam bentuk laporan kegiatan,
klipping rilis berita, dan dokumen negara (pemerintah). Pemilihan metode ini
dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam sumber-sumber tertulis tersebut dapat
diperoleh ungkapan gagasan, persepsi, pemikiran, serta sikap para praktisi
CSR yang ada di Kabupaten Sintang.
3.4. Metode Analisis Data
penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang terdiri atas tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yakni reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Analisis data milik Milles dan
Huberman, (2007) ini merupakan proses berulang dan terus menerus dan
merupakan rangkaian kegiatan analisis yang saling susul-menyusul atas
kegiatan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:
Pengumpulan data
Penyajian data

Reduksi data
Kesimpulan:
Penarikan/verifikasi
Bagan 3.1 Komponen-komponen Analisis Data
(sumber: Miles dan Huberman, 2007: 20)

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis kegiatan
utama dan analisis data merupakan proses siklus yang interaktif. Dalam
praktiknya, penulis harus bergerak diantara empat ”sumbu” kumparan itu.
Selama penulis mengumpulkan data, berlangsung juga proses siklus interaktif
diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Pada penelitian ini, data-data berbentuk transkrip wawancara,
dokumen laporan kegiatan CSR yang pernah dilakukan di Kabupaten Sintang,
dokumen rilis berita yang berkaitan dengan CSR, dokumen Peraturan Bupati
nomor 54 tahun 2016 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan serta
dokumen lain yang terkait.
Moleong (2013:277) menyebutkan:
Penulisan dilakukan dengan mula-mula mengumpulkan catatancatatan dari setiap kategori. Pelajarilah catatan-catatan tersebut,
kemudian lakukan penulisan.

Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan-tahapan proses analisis data
dapat dilihat pada penjelasan berikut:
3.4.1. Reduksi Data
Langkah pertama yang akan dilakukan penulis ialah
melakukan reduksi data atas segala bahan yang diperoleh dari proses
pengumpulan data. Reduksi Data (data reduction) merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan,
dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan. Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

banyak, sehingga memerlukan pencatatan secara teliti dan rinci. Datadata itu perlu dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok dan penting.
Reduksi data ini dilakukan dengan cara mengelompokkan
data sesuai dengan aspek-aspek permasalahan dalam penelitian.
Pengelompokan tersebut dipakai untuk menentukan unit-unit analisis
data penelitian.
3.4.2. Display Data
Data hasil reduksi kemudian disajikan atau ditampilkan
(display) dalam bentuk deskripsi sesuai dengan aspek-aspek
penelitian. Penyajian data ini dimaksudkan untuk memudahkan
penulis menafsirkan data serta menarik kesimpulan. Data atau
informasi yang diperoleh dari lapangan mengenai kegiatan-kegiatan
CSR yang dilakukan oleh perusahaan yang beroperasi di Kabupaten
Sintang dan peran Pemerintah Daerah pada kegiatan-kegiatan tersebut
disajikan untuk kemudian di gunakan untuk menarik kesimpulan,
untuk diverifikasi dan direduksi kembali bilamana diperlukan.
3.4.3. Kesimpulan dan Verifikasi
Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi
berdasarkan

pemahaman

terhadap

data

yang

telah

berhasil

dikumpulkan. Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap.
Pertama, penulis melakukan penarikan kesimpulan sementara atau
tentatif. Seiring dengan bertambahnya data maka penulis melakukan
proses verifikasi data, dengan cara mempelajari kembali data yang
20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah ada. Kemudian, verifikasi data juga dilakukan dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dari sumber tertentu dengan
sumber-sumber lain. Pada akhirnya, penulis menarik kesimpulan akhir
untuk mengungkapkan temuan-temuan penelitian ini.
Laporan penelitian ini akan berbentuk narasi terstuktur,
dengan menggunakan apa yang disebut disebut oleh John W. Creswell
(1998) sebagai interpretasi yang dibangun dari natural daya yang ada.

3.5. Pengecekan Keabsahan data
Secara umum, pemeriksaan keabsahaan data dalam penelitian
kualitatif dapat menggunakan beberapa teknik. Keabsahan data ditetapkan
dari

sejumlah

pemeriksaan

dengan

menggunakan

beberapa

teknik

pemeriksaan yang didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Moleong (2013:320) menyebutkan:
Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya merupakan unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.
Dengan kata lain, apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap
keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang ada, maka
jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar-benar dapat dipertanggung jawabkan dari segala segi.
Pada penelitian ini, penulis mengunakan dua teknik pemeriksaan
keabsahan data. Penulis memilih untuk melakukan teknik pemeriksaan
triangulasi guna memenuhi derajat kepercayaan (credibility) atas hasil
penelitian ini. Selain itu, penulis juga berusaha untuk memenuhi kriteria
kepastian (confirmability) dengan menyajikan uraian data secara rinci.

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran data yang dikumpulkan
dari suatu sumber berdasarkan kebenarannya dari sumber-sumber lain. Selain
itu, triangulasi juga dilakukan untuk pengecekan kebenaran informasi atau
data penelitian dari berbagai sumber dan atau teknik pengumpulan data.
Misalnya, informasi atau data yang diperoleh melalui teknik wawancara dicek
kebenarannya melalui teknik literasi.
Uraian rinci (thick description) merupakan laporan hasil penelitian
yang diuraikan dengan secermat mungkin dalam mendekripsikan konteks
penelitian. Hasil penelitian kualitiatif sangat bergantung pada kesamaan
konteks. Penulis harus melakukan uraian data yang cukup banyak segala
sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar temuan-temuan yang diperoleh
dapat mudah dipahami.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan rencana penelitian pada bab-bab sebelumnya, penulis
menyajikan data dan hasil analisis data pada Bab IV ini. Penulis melakukan
berbagai proses pada Bab ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada
rumusan masalah.

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penulis mengambil gambaran umum tentang Kabupaten Sintang ini
dari Paparan Gambaran Umum Kabupaten Sintang yang disampaikan oleh
Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM pada tanggal 3 Agustus 2017.
Ketika itu, Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM membuka acara
silahturahmi antar umat beragama Forum Komunikasi Umat Beragama
(FKUB) Kota Surakarta dan FKUB Kabupaten Sintang di Balai Praja
Kompleks Kantor Bupati Sintang.

4.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Sintang terletak di bagian timur Provinsi Kalimantan
Barat. Tepatnya berada diantara 1⁰ 05’ Lintang Utara dan 0⁰ 46’
Lintang Selatan. Serta diantara 110⁰ 50’ Bujur Timur dan 113⁰ 20’
Bujur Timur.
Kabupaten Sintang memiliki luas 21.635 km2. Luas ini
menjadikan Kabupaten Sintang sebagai daerah ketiga terluas di
Kalimantan Barat. Bupati Sintang, dr. Jarot Winarno, M.Med.PH
sering mengungkapkan bahwa luasan ini hampir setara dengan luas
Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Sintang termasuk salah satu kabupaten yang
berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak Malaysia.
Berdasarkan arah mata angin, batas administratif kabupaten ini pada

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Kapuas Hulu dan
Malaysia Timur (Serawak). Kabupaten Sintang di sebelah selatan
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Melawi
dan Kabupaten Ketapang. Kabupaten ini pada sisi sebelah timur
berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kabupaten
Melawi dan di sisi barat berbatasan dengan Kabupaten Sanggau,
Kabupaten Melawi serta Kabupaten Sekadau.
Lebih dari 50 persen bentang alam, Kabupaten Sintang
merupakan bentangan hutan hujan tropis. Kabupaten ini juga memiliki
sejumlah bukit, danau dan sungai. salah satu bukit yang terkenal di
Sintang, Bukit Kelam yang merupakan batuan monolite tunggal
terbesar di dunia. Kabupaten ini dilewati oleh jalur aliran Sungai
Kapuas.

4.1.2. Demografis
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang tahun 2015, mencatat
ada 396.392 jiwa yang mendiami kabupaten ini. Jumlah penduduk
tersebut meliputi 204.105 jiwa laki-laki dan 192.287 jiwa berjenis
kelamin perempuan, dengan rata-rata jumlah anggota per keluarga
sebanyak 4 orang. Berdasarkan usia, jumlah penduduk Kabupaten
Sintang didominasi oleh angkatan non produktif, dengan rentang usia
0 -19 tahun dan diatas usia 50 tahun, mencapai 211.659 jiwa.
Sedangkan penduduk usia produktif hanya 184.733 jiwa.
Kabupaten Sintang memiliki tingkat kepadatan penduduk
kurang lebih lebih 18 jiwa per km persegi. Kecamatan Sintang
merupakan kecamatan terpadat dengan jumlah penduduk hingga 276
jiwa per km persegi. Kecamatan ini sekaligus merupakan ibukota
Kabupaten

Sintang.

Kabupaten

ini

memiliki

nilai

Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 70, berada pada peringkat 7 di
Kalimantan Barat.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.3. Sosial Budaya
Masyarakat Kabupaten Sintang merupakan masyarakat yang
majemuk. Masyarakatnya terdiri dari beragam agama, suku dan
budaya.
Berdasarkan agama, penduduk Kabupaten Sintang paling
banyak menganut agama Katolik, secara persentase umat Katolik
mencapai 39%. Penduduk Kabupaten Sintang yang beragama Islam
sebanyak 37% dari jumlah total masyarakat. Penduduk Kabupaten
Sintang yang beragama Protestan sebanyak 24%. Ada juga penduduk
yang beragama Budha sebanyak 0,7%, Kong Hu Chu sebanyak 0,2%
dan masyarakat yang memeluk kepercayaan Kaharingan sebanyak
0,1%.
Berdasarkan suku bangsa, penduduk Kabupaten Sintang terdiri
dari berbagai suku dan budaya. Suku dayak mendominasi, mencapai
42% dari total jumlah penduduk. Kemudian, masyarakat suku Melayu
yang mencapai jumlah hingga 19%, masyarakat suku Tiong Hoa
sebesar 12%, masyarakat suku Jawa sebanyak 7%, masyarakat suku
Batak sebanyak 6%, masyarakat suku Padang sebanyak 5%,
masyarakat suku Bugis sebanyak 5% dan masyarakat suku Sunda 4%.

4.1.4. Ekonomi
Pada sisi ekonomi, Kabupaten Sintang memiliki jumlah
penduduk miskin mencapai 11% dari total jumlah penduduk.
Kabupaten Sintang mempunyai sektor unggulan pada bidang
pertanian, perkebunan, jasa dan perdagangan. Kabupaten Sintang
memiliki produk unggulan berupa karet dan kelapa sawit. Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Sintang (2016) menyebutkan bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Sintang tahun 2015 didominasi
oleh tiga kategori, pertanian, perdagangan dan konstruksi. Kategori
pertanian memberikan kontribusi sebesar 24,41%. Sektor perdagangan

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyumbang 17,77%. Sedangkan sektor konstruksi berkontribusi
sebesar 113,09%.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sintang (2016)
menyebutkan bahwa produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Sintang memasuki tahun 2015 atas dasar harga berlaku
mencapai 10,12 triliun rupiah. Hal ini berarti terjadi peningkatan nilai
PDRB atas dasar harga konstan tahun 2010, dengan jumlah naik
sebesar 4,65 % (persen) atau sebanyak 7,84 triliun rupiah. Apabila
ditinjau dari PDRB per kapita maka masyarakat selama tahun 2015,
satu orang penduduk Kabupaten Sintang memiliki pendapatan ratarata sebesar 25,7 juta setahun atau sebanyak 2,14 juta per bulan. Nilai
PDRB juga dapat dilihat dari sisi penggunaannya. Pada tahun 2015,
komponen konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar
terhadap PDRB Kabupaten Sintang, yaitu sebesar 56,48%.

4.1.5. Pemerintahan
Sejak bulan Februari tahun 2016, Kabupaten Sintang dipimpin
oleh dr. Jarot Winarno, M.Med.PH sebagai bupati dan Drs. Askiman,
MM sebagai wakil bupati. Kedua pemimpin tersebut mencetuskan
rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun
2016-2021 sebagaimana telah penulis paparkan dalam poin 2.2.2. di
Bab 2.
Tata

kelola

pemerintahan

Kabupaten

Sintang

membagi

wilayahnya secara administratif meliputi 14 kecamatan, 391 desa dan
16 kelurahan. Kecamatan terluas, Kecamatan Ambalau dengan
luasannya mencapai hampir 30%, tepatnya 29,52% dari luas wilayah
Kabupaten Sintang. Sedangkan, kecamatan terkecil, yakni Kecamatan
Sintang yang luasnya hanya sebesar 1,28% dari luas Kabupaten
Sintang. Kabupaten Sintang memiliki kecamatan lainnya, yaitu:
Kecamatan Serawai, Kecamatan Kayan Hulu, Kecamatan Kayan Hilir,
Kecamatan Dedai, Kecamatan Kelam Permai, Kecamatan Binjai,

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kecamatan Ketungau Hilir, Kecamatan Ketungau Tengah, Kecamatan
Ketungau Hulu, Kecamatan Sungai Tebelian, Kecamatan Tempunak,
dan Kecamatan Sepauk.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang juga memiliki RPJMD.
Kartiyus, SH, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah

(BAPEDA)

Kabupaten

Sintang

memaparkan

tentang

implementasi perencanaan pembangunan Kabupaten Sintang pada
acara sosialisasi Peraturan Bupati nomor 54 tahun 2016 di Gedung
Pancasila Sintang, Senin (2/10/2017).

Kartiyus mengatakan:
Ada 6 (enam) bidang pembangunan pada RPJMD Sintang yang
menjadi sasaran TSP, yaitu insfrastruktur, lingkungan,
pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, olahraga, serta
keagamaan, sosial seni dan budaya.
Kartiyus lalu menjabarkan program-program prioritas pada
RPJMD

Kabupaten

Sintang

tahun

2016-2021

yang

dapat

diintegrasikan dengan bidang pembangunan yang berbasis tanggung
jawab sosial perusahaan.
Pengintegrasian itu dapat terjadi pada bidang pendidikan, ada
program Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), wajib belajar

pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan menengah, pendidikan
non formal, manajemen pelayanan pendidikan dan program
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kartiyus
memberikan contoh implementasi pembangunan bidang pendidikan
sebagaimana berikut:
Kartiyus mengatakan:
Salah satu contohnya, pembangunan SD kelas jauh, di Desa
Margahayu Kecamatan Ketungau Tengah oleh PT PALJ
Pada bidang kesehatan terdapat program pelayanan kesehatan
masyarakat miskin, pencegahan dan penanggulangan penyakit
menular, program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan
27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

prasarana puskesmas pembantu dan jaringannya. Program-program
lainnya meliputi program peningkatan keselamatan ibu dan anak,
peningkatan kesehatan anak balita, standarisasi pelayanan kesehatan
dan upaya kesehatan masyarakat, program pengadaan, serta upaya
peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit.
Pada bidang insfrastruktur terdapat program pembangunan
jalan dan jembatan, ada rehabilitasi dan pemeliharaan jalan jembatan,
program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan
jaringan pengairan lainnya; ada pembangunan insfrastruktur pedesaan,
rehabilitasi dan pemeliharaan talud; ada pembangunan saran
aprasarana serta gasilitas umum perumahan. Program lainnya meliputi
program penyediaan dan pengelolaan air baku; ada progam legalitas
tata ruang dan perencanaan tata ruang; ada program pembangunan
prasarana dan fasilitas perhubungan; ada program pengendalian dan
pengamanan lalu lintas; ada program peningkatan pelayanan angkutan
serta program pengembangan komunikasi, informasi, media massa
dan pemanfaatan teknologi informasi.
Kartiyus mengatakan:
Salah satu contoh pembangunan insfrastruktur yang
menggunakan dana CSR, itu, pembangunan jembatan girder di
Sungai Temuduk yanga ada di Kecamatan Ketungau Hulu.
Bentangan jembatan sekitar 20 meter.
Pada

bidang

ekonomi

kerakyatan

terdiri

dari

program

peningkatan ketahanan pangan, peningkatan produksi pertanian,
pengembangan budidaya perikanan, pengingkatan produksi hasil
peternakan, pembangunan perkebunan, dan penciptaan iklim usaha
yang kondusif pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada
bidang ini terdapat pula program pengembangan industri kecil dan
menengah.
Pada bidang lingkungan, meliputi program pengendalian
pencemaran

dan

perusakan

lingkungan

hidup,

ada

program

peningkatan kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan
28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lingkungan hidup. Pada bidang ini juga terdapat program kinerja
pengelolaan sampah, pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH), dan
peningkatan kesiagaan pencegahan bahaya kebakaran.
Terakhir
pengembangan

pada

bidang

destinasi

sosial

wisata,

budaya

terdapat

program

penataan

kawasan

budaya,

pengelolaan kekayaan budaya dan pengembangan nilai budaya dan
program peningkatan saran dan prasarana olahraga. Pada bidang ini
terdapat pula program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga. Ada
program peningkatan peran serta kepemudaan, pelayanan dan
rehabilitasi kesejahteraan sosial serta ada program pemberdayaan fakir
miskin, komunitas adat terpencil (KAT), dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya.

4.2. Temuan dalam Penelitian
Pada subbab ini, penulis menidentifikasi

upaya koordinasi yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang pada program CSR
yang terjadi di wilayahnya. Penulis juga ingin menganalisis bentuk-bentuk
implementasi kegiatan CSR milik perusahaan-perusahaan yang beroperasi
di wilayah Kabupaten Sintang.

4.2.1. Langkah-langkah Koordinasi Program CSR oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Sintang
Penulis menemukan ada 3 (tiga) langkah yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang untuk mengkoordinasi
program CSR yang terjadi di wilayahnya.
Sebagai langkah pertama, Pemerintah Daerah Kabupaten
Sintang menerbitkan sebuah kebijakan hukum berupa, peraturan

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bupati. Kebijakan ini merupakan turunan dari produk hukum di
atasnya yaitu Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
Peraturan Bupati Sintang Nomor 54 tahun 2016 tentang
Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP/CSR) juga merupakan
pedoman dan arahan untuk melaksanakan program-program CSR di
Kabupaten Sintang. Peraturan Bupati tersebut, terdiri dari 19 bab dan
29 pasal serta Bagian lampiran terdiri dari 7 (tujuh) berkas
adminsitrasi yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Kemudian, Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang mengenalkan
Peraturan

Bupati

Sintang

Nomor

54

tahun

2