1.1. Latar Belakang - DOCRPIJM c63f123b93 BAB IBAB I Pendahuluan
Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pembangunan
infrastruktur, maka
diperlukan dokumen perencanaan terpadu yang baik dengan mengacu pada arahan
kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Dokumen
Rencana
Program
Investasi
Jangka
Menengah
(RPIJM)
Kab/Kota
Bidang
KeCiptaKaryaan merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam pembangunan
Bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusunan program dan anggaran
serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang
lebih ideal, efektif dan efisien.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang KeCiptaKaryaan
telah diinisiasi oleh penyusunan RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka
Menengah) Bidang KeCiptaKaryaan. Sampai saat ini, hampir seluruh Kabupaten/Kota
di Indonesia telah menyusun RPIJM Bidang KeCiptaKaryaan. Jumlah dokumen RPIJM
ini harus diiringi dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu Bidang KeCiptaKaryaan yang
baik dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi
serta masalah di daerah. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang KeCiptaKaryaan perlu disusun oleh setiap Kabupaten/Kota dengan mengacu
RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan
DOKUMEN REVI EW RENCANA PROGRAM I NVESTASI JANGKA MENENGAH ( RPI JM)
BI DANG KECI PTAKARYAAN
KABUPATEN BANTAENG TAHUN 20 17- 202 1
1.1.
kabupaten/kota.
Penyusunan Dokumen Review RPIJM Bidang KeCiptaKaryaan ini dimaksudkan
untuk memperbarui dan
menyempurnakan penyusunan RPIJM terdahulu melalui
I-1
I-1
pelaksanaan
fasilitasi
penyusunan/revisi
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan
kabupaten/kota di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bantaeng dengan
mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah
daerah dan dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus
berkembang di daerah, yang dikelompokkan ke dalam desain program Bidang Cipta
Karya berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan,
serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan, diharapkan
infrastruktur
Bidang
Cipta
Karya
sesuai
dengan
arahan
Kawasan
Strategis
Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW Kabupaten/Kota.
Dalam proses pelaksanaan fasilitasi Penyusunan Dokumen Review
RPIJM
Bidang KeCiptaKaryaan kabupaten/kota di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi
Selatan
kedalam
bentuk
dokumen
RPIJM,
perlu
mengacu
pada
Rencana
Pembangunan Daerah, Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan
Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/CK, dan Amanat Internasional. Acuan
Amanat Penataan Ruang tercermin pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, yaitu RTRW Nasional/KSN, RTR Pulau Sulawesi, RTRW Provinsi Sulawesi
Selatan. Acuan Amanat Pembangunan nasional tercermin pada RPJPN 2005-2025,
RPJMN 2010 – 2014, UU/PP (UU 32/2004, PP 38/2007,dll) MP3KI, KEK, Direktif
presiden. Acuan amanat pembangunan bidang PU/CK tercermin pada UU No 1 /2011
tentang perumahan dan kawasan permukiman, UU 20/2011 tentang rumah susun, UU
28/2002 tentang bangunan gedung, UU 18/2008 tentang pengelolaan persampahan,
UU 7/2004 tentang SDA, PP 16/2005 tentang pengembangan SPAM, PP 81/2012
tentang pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis, PP 36/2005 tentang peraturan
pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR. Amanat internasional tercermin pada
Agenda Habitat I dan II, RIO +20, MDGs dan SDGs.
Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada penerapan
pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan berkelanjutan
I-2
(sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan
entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek ke depan
dengan membaca perkembangan global (Agenda Sustainable Cities and Human
Settlements),
serta
pembangunan
diwujudkan
secara
inklusif,
mewujudkan
kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraaan internasional. Satker Randal
sebagai Koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab
yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitas terhadap Kab/Kota dalam
mengawal kebijakan tersebut. Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan
pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :
Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019.
Pengelompokan penanganan Bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional
berdasarkan kategori Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,
memiliki perda RTRW, dan Perda BG sebagai Kab/Kota klutser A yang terdiri dari 94
Kab/Kota. Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,
dan hanya memiliki perda RTRW sebagai Kab/Kota Klutser B yang terdiri dari 80
Kab/Kota.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
I-3
Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten / Kota, yang diselenggarakan
bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur
Bidang
Cipta
Karya.
Dengan
kerjasama
berbagai
stakeholders
pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Berkenaan
hal tersebut,
maka diperlukan
kegiatan
Rencana
Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bantaeng yang diharapkan dapat
mengakomodasikan dan merumuskan
kebutuhan pembangunan
Bantaeng, secara spesifik sesuai dengan karakteristik
Kabupaten
dan potensi individual
Kabupaten Bantaeng.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan kewenangan
yang lebih besar kepada pemerintah
daerah untuk melaksanakan dan mengelola
pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang
dimiliki diharapkan
pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan public kepada masyarakatnya.
Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi sendiri
oleh pemerintah daerah, sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah pusat,
pemerintah daerah sekitarnya atau swasta dan masyarakat.
Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4) tahapan yakni
: (1)
penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan
rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan diselenggarakan
secara
berkelanjutan
sehingga
secara
I-4
keseluruhan
membentuk
satu
siklus
perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran pembangunan yang
tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama
pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk mendorong Pemerintah Daerah agar dapat melaksanakan pembangunan
prasarana dan sarananya khususnya bidang
keciptakaryaan melalui proses yang
terpadu/terintegrasi, partisipatif, dan terkendali sangat diperlukan adanya kerjasama
pusat dan daerah.Pembangunan prasarana dan sarana tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara sepotong-sepotong, baik secara fisik maupun pendanaannya.
Pemerintah Pusat
dalam
hal ini sangat berkepentingan melakukan fasilitasi dan
peningkatan kapasitas manajemen pembangunan daerah melalui pemberdayaan
perencanaan program investasi infrastruktur yang terstruktur dan terprogram bersama
dengan kemitraan
antara Pemerintan Pusat,Propinsi,dan Pemerintah Daerah
Kota/Kabupaten,serta kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dan fasilitasi
pengendalian implementasi perencanaan investasi pembangunan Bidang Cipta Karya
baik yang dibiayai melalui APBN, APBD, Swasta atau pun masyarakat
serta
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan Bidang Cipta Karya yang teralokasi di
tahun berjalan.
Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten Bantaeng
dokumen
akan
ditajamkan
sesuai
pengaturan terkait Bidang Cipta
dengan
kebijakan
yang baru, substansi
baru
dan perubahan
Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM
perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak
pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial
setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang baru,
diharapkan
Kabupaten Bantaeng dapat menggerakkan semua sumber daya
dalam
memenuhi
kebutuhan
Pemerintah
secara
optimal
pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus
mendukung upaya percepatan pencapaian sasaran nasional pembangunan Bidang
CiptaKarya.
I-5
1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud
disusunnya
Dokumen
Review
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan
Kabupaten Bantaeng adalah untuk mewujudkan kemandirian lokal Kabupaten
Bantaeng dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik
diperkotaan maupun perdesaan.
Adapun
tujuan
dari
disusunnya
Dokumen
Review
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan Kabupaten Bantaeng adalah sebagai dokumen acuan dalam
perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima
tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.
1.3
Kedudukan RPIJM
Rencana
Program
KeCiptaKaryaan
Investasi
merupakan
Jangka
dokumen
Menengah
perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
(RPIJM)
dan
Bidang
pemrograman
yang disusun oleh Pemerintan
Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan
dunia usaha dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang dan kebijakan skala
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten
kota,
untuk
mewujudkan
Keterpaduan
Pembangunan Permukiman yang layak Huni dan Berkelanjutan.
RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis
operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen
rencana yang ada,dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan
dan kapasitas daerah.
Gambar 1.2 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
I-6
Sumber : Direktorat Bina Program, 2016
Gambar 1.2
Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
1.4
Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng
Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng
terdiri 8 (delapan) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
Kedudukan RPIJM, serta Muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Bab 2 Profil Kabupaten Bantaeng
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai profil umum Kabupaten Bantaeng
seperti Wilayah Administrasi, Potensi Wilayah Kabupaten Bantaeng, Demografi
dan Urbanisasi, dan Isu Stratergis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan
RPJMD dan RTRW Kabupaten Bantaeng
I-7
Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan penjelasan mengenai Arahan Kebijakan Pembangunan
Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang serta Rencana Strategis
Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pada bagian ini berisikan mengenai Analisis Sosial, Analisis Ekonomi dan
Analisis Lingkungan
Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai Potensi Pendanaan APBD, Potensi
Pendanaan APBN, Alternatif Sumber Pendanaan dan Strategis Peningkatan
Investasi Bidang Cipta Karya
Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
Pada bab ini
berisikan penjelasan mengenai Kerangka Kelembagaan dan
Kerangka.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Bagian ini menjelaskan tentang Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman,
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sektor Pengembangan SPAM dan
Sektor Pengembangan PLP.
Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan
matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota.
I-8
Latar Belakang
Dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pembangunan
infrastruktur, maka
diperlukan dokumen perencanaan terpadu yang baik dengan mengacu pada arahan
kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah di daerah. Dokumen
Rencana
Program
Investasi
Jangka
Menengah
(RPIJM)
Kab/Kota
Bidang
KeCiptaKaryaan merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam pembangunan
Bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusunan program dan anggaran
serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang
lebih ideal, efektif dan efisien.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang KeCiptaKaryaan
telah diinisiasi oleh penyusunan RPIJM (Rencana Program Investasi Jangka
Menengah) Bidang KeCiptaKaryaan. Sampai saat ini, hampir seluruh Kabupaten/Kota
di Indonesia telah menyusun RPIJM Bidang KeCiptaKaryaan. Jumlah dokumen RPIJM
ini harus diiringi dengan peningkatan kualitas yang lebih baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya, maka diperlukan dokumen perencanaan terpadu Bidang KeCiptaKaryaan yang
baik dengan mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi
serta masalah di daerah. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Bidang KeCiptaKaryaan perlu disusun oleh setiap Kabupaten/Kota dengan mengacu
RPIJM Bidang PU serta rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan
DOKUMEN REVI EW RENCANA PROGRAM I NVESTASI JANGKA MENENGAH ( RPI JM)
BI DANG KECI PTAKARYAAN
KABUPATEN BANTAENG TAHUN 20 17- 202 1
1.1.
kabupaten/kota.
Penyusunan Dokumen Review RPIJM Bidang KeCiptaKaryaan ini dimaksudkan
untuk memperbarui dan
menyempurnakan penyusunan RPIJM terdahulu melalui
I-1
I-1
pelaksanaan
fasilitasi
penyusunan/revisi
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan
kabupaten/kota di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan.
RPIJM yang diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan dan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bantaeng dengan
mengacu pada arahan kebijakan nasional dan memperhatikan potensi serta masalah
daerah dan dengan pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus
berkembang di daerah, yang dikelompokkan ke dalam desain program Bidang Cipta
Karya berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota, kawasan,
serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan dan lingkungan, diharapkan
infrastruktur
Bidang
Cipta
Karya
sesuai
dengan
arahan
Kawasan
Strategis
Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW Kabupaten/Kota.
Dalam proses pelaksanaan fasilitasi Penyusunan Dokumen Review
RPIJM
Bidang KeCiptaKaryaan kabupaten/kota di Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi
Selatan
kedalam
bentuk
dokumen
RPIJM,
perlu
mengacu
pada
Rencana
Pembangunan Daerah, Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan
Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/CK, dan Amanat Internasional. Acuan
Amanat Penataan Ruang tercermin pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, yaitu RTRW Nasional/KSN, RTR Pulau Sulawesi, RTRW Provinsi Sulawesi
Selatan. Acuan Amanat Pembangunan nasional tercermin pada RPJPN 2005-2025,
RPJMN 2010 – 2014, UU/PP (UU 32/2004, PP 38/2007,dll) MP3KI, KEK, Direktif
presiden. Acuan amanat pembangunan bidang PU/CK tercermin pada UU No 1 /2011
tentang perumahan dan kawasan permukiman, UU 20/2011 tentang rumah susun, UU
28/2002 tentang bangunan gedung, UU 18/2008 tentang pengelolaan persampahan,
UU 7/2004 tentang SDA, PP 16/2005 tentang pengembangan SPAM, PP 81/2012
tentang pengelolaan sampah RT dan sampah sejenis, PP 36/2005 tentang peraturan
pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR. Amanat internasional tercermin pada
Agenda Habitat I dan II, RIO +20, MDGs dan SDGs.
Arahan kebijakan Ditjen Cipta Karya tahun 2014 menekankan kepada penerapan
pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (leaveable) dan berkelanjutan
I-2
(sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan
entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek ke depan
dengan membaca perkembangan global (Agenda Sustainable Cities and Human
Settlements),
serta
pembangunan
diwujudkan
secara
inklusif,
mewujudkan
kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraaan internasional. Satker Randal
sebagai Koordinator pelaksanaan Keciptakaryaan di daerah memiliki tanggung jawab
yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitas terhadap Kab/Kota dalam
mengawal kebijakan tersebut. Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan
pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu :
Gambar 1.1 Diagram Program Bidang Cipta Karya Tahun 2015-2019.
Pengelompokan penanganan Bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional
berdasarkan kategori Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,
memiliki perda RTRW, dan Perda BG sebagai Kab/Kota klutser A yang terdiri dari 94
Kab/Kota. Sedangkan Kab/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI,
dan hanya memiliki perda RTRW sebagai Kab/Kota Klutser B yang terdiri dari 80
Kab/Kota.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
I-3
Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
dan
Pemerintahan
Daerah
Kabupaten/Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten / Kota, yang diselenggarakan
bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah Pusat berperan dalam
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur
Bidang
Cipta
Karya.
Dengan
kerjasama
berbagai
stakeholders
pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga) strategic goals Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat tercapai, yaitu (i) meningkatkan
pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Berkenaan
hal tersebut,
maka diperlukan
kegiatan
Rencana
Program
Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Bantaeng yang diharapkan dapat
mengakomodasikan dan merumuskan
kebutuhan pembangunan
Bantaeng, secara spesifik sesuai dengan karakteristik
Kabupaten
dan potensi individual
Kabupaten Bantaeng.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan kewenangan
yang lebih besar kepada pemerintah
daerah untuk melaksanakan dan mengelola
pembangunan di daerahnya. Dengan kewenangan yang
dimiliki diharapkan
pemerintah daerah mampu meningkatkan pelayanan public kepada masyarakatnya.
Namun tidak jarang permasalahan yang dihadapi tersebut tidak dapat diatasi sendiri
oleh pemerintah daerah, sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah pusat,
pemerintah daerah sekitarnya atau swasta dan masyarakat.
Perencanaan pembangunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional terdiri dari empat (4) tahapan yakni
: (1)
penyusunan rencana; (2) penetapan rencana; (3) pengendalian pelaksanaan
rencana; dan (4) evaluasi pelaksanaan rencana. Keempat tahapan diselenggarakan
secara
berkelanjutan
sehingga
secara
I-4
keseluruhan
membentuk
satu
siklus
perencanaan yang utuh. Sedangkan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan
sasaran pembangunan yang
tertuang dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi dan penyesuaian selama
pelaksanaan rencana tersebut.
Untuk mendorong Pemerintah Daerah agar dapat melaksanakan pembangunan
prasarana dan sarananya khususnya bidang
keciptakaryaan melalui proses yang
terpadu/terintegrasi, partisipatif, dan terkendali sangat diperlukan adanya kerjasama
pusat dan daerah.Pembangunan prasarana dan sarana tersebut tidak dapat
dilaksanakan secara sepotong-sepotong, baik secara fisik maupun pendanaannya.
Pemerintah Pusat
dalam
hal ini sangat berkepentingan melakukan fasilitasi dan
peningkatan kapasitas manajemen pembangunan daerah melalui pemberdayaan
perencanaan program investasi infrastruktur yang terstruktur dan terprogram bersama
dengan kemitraan
antara Pemerintan Pusat,Propinsi,dan Pemerintah Daerah
Kota/Kabupaten,serta kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dan fasilitasi
pengendalian implementasi perencanaan investasi pembangunan Bidang Cipta Karya
baik yang dibiayai melalui APBN, APBD, Swasta atau pun masyarakat
serta
pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan Bidang Cipta Karya yang teralokasi di
tahun berjalan.
Dalam penyusunan RPIJM Kabupaten Bantaeng
dokumen
akan
ditajamkan
sesuai
pengaturan terkait Bidang Cipta
dengan
kebijakan
yang baru, substansi
baru
dan perubahan
Karya. Selain itu, penyusunan dokumen RPIJM
perlu mempertimbangkan kemampuan keuangan, kelembagaan daerah, serta dampak
pembangunan infrastruktur permukiman terhadap lingkungan dan kondisi sosial
setempat. Dengan adanya Pedoman RPIJM yang baru,
diharapkan
Kabupaten Bantaeng dapat menggerakkan semua sumber daya
dalam
memenuhi
kebutuhan
Pemerintah
secara
optimal
pembangunan infrastruktur permukiman, sekaligus
mendukung upaya percepatan pencapaian sasaran nasional pembangunan Bidang
CiptaKarya.
I-5
1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud
disusunnya
Dokumen
Review
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan
Kabupaten Bantaeng adalah untuk mewujudkan kemandirian lokal Kabupaten
Bantaeng dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik
diperkotaan maupun perdesaan.
Adapun
tujuan
dari
disusunnya
Dokumen
Review
RPIJM
Bidang
KeCiptaKaryaan Kabupaten Bantaeng adalah sebagai dokumen acuan dalam
perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima
tahun yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.
1.3
Kedudukan RPIJM
Rencana
Program
KeCiptaKaryaan
Investasi
merupakan
Jangka
dokumen
Menengah
perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
(RPIJM)
dan
Bidang
pemrograman
yang disusun oleh Pemerintan
Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan
dunia usaha dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang dan kebijakan skala
nasional,
provinsi,
dan
kabupaten
kota,
untuk
mewujudkan
Keterpaduan
Pembangunan Permukiman yang layak Huni dan Berkelanjutan.
RPIJM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi,
hingga kabupaten/kota. RPIJM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis
operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen
rencana yang ada,dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan
dan kapasitas daerah.
Gambar 1.2 memaparkan kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem
perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
I-6
Sumber : Direktorat Bina Program, 2016
Gambar 1.2
Kedudukan RPIJM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
1.4
Muatan Dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng
Secara substansi muatan RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Bantaeng
terdiri 8 (delapan) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan,
Kedudukan RPIJM, serta Muatan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Bab 2 Profil Kabupaten Bantaeng
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai profil umum Kabupaten Bantaeng
seperti Wilayah Administrasi, Potensi Wilayah Kabupaten Bantaeng, Demografi
dan Urbanisasi, dan Isu Stratergis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan
RPJMD dan RTRW Kabupaten Bantaeng
I-7
Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan penjelasan mengenai Arahan Kebijakan Pembangunan
Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang serta Rencana Strategis
Infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Bab 4 Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pada bagian ini berisikan mengenai Analisis Sosial, Analisis Ekonomi dan
Analisis Lingkungan
Bab 5 Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai Potensi Pendanaan APBD, Potensi
Pendanaan APBN, Alternatif Sumber Pendanaan dan Strategis Peningkatan
Investasi Bidang Cipta Karya
Bab 6 Kerangka Kelembagaan dan Regulasi Kabupaten/Kota
Pada bab ini
berisikan penjelasan mengenai Kerangka Kelembagaan dan
Kerangka.
Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya
Bagian ini menjelaskan tentang Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman,
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sektor Pengembangan SPAM dan
Sektor Pengembangan PLP.
Bab 8 Memorandum Program Jangka Menengah Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan
matriks keterpaduan program investasi RPIJM Kabupaten/Kota.
I-8