IAN DENGAN NYERI DI RUANG

  

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN DAN NYAMAN DENGAN NYERI DI RUANG INAYAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Uji Komprehensif

Jenjang Pendidikan Diploma III Keperawatan

  

Pendidikan Ahli Madya Keperawatan

  Program Studi D III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2016

  1

  

2 Heni Septiningsih , Fajar Agung Nugroho , S.Kep.,Ns. MNS

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN DAN NYAMAN DI RUANG INAYAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG Nursing Diploma Study Program College of Health Sciences Muhammadiyah Gombong KTI, July 2016

  1

  

2

Heni Septiningsih , Fajar Agung Nugroho , S.Kep., Ns. MNS

ABSTRACT

NURSING CARE ON MEETING

THE NEEDS OF SAFETY AND COMFORT IN THE ROOM INAYAH

PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

KATA PENGANTAR

  Asalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul

  “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN DENGAN NYERI

DI RUANG INAYAH RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG” yang

  dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2015 sampai 18 Juni 2015. Adapun tujuan

  6. Ibu Ike Mardiati Agustin, S.Kep.Ns, M.Kep selaku dosen dewan penguji

  7. Seluruh Dosen dan Staf STIKES Muhammadiyah Gombong yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan memberikan materi selama belajar di STIKES Muhammadiyah Gombong 8. Untuk kedua orangtua terutama ibu penulis yang telah mendoakan penulis dengan tiada henti sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini 9. Aziz Dwi Nugroho penulis mengucapkan banyak terimakasih yang

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii ABSTRAK .................................................................................................... iv ABSTRACT .................................................................................................. v

  BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................. A. Asuhan Keperawatan ....................................................................... 24 B. Analisa Inovasi Tindakan Keperawatan............................................ 29 BAB V PENUTUP ....................................................................................... A. Kesimpulan ....................................................................................... 35 B. Saran ................................................................................................. 36 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37 LAMPIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batu saluran kemih merupakan keadaan patologis dimana ada

  massa seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan dapat menyebabkan nyeri, infeksi dan perdarahan. Terbentuknya batu karena air kemih jenuh dengan garam garam yang dapat membentuk batun atau

  2 disebabkan cukup banyak komplikasi yang dapat terjadi pada operasi terbuka. Di Negara barat terapi dengan minimal invasif atau endourologi sering lebih murah dibanding operasi terbuka. Sedangkan dinegara berkembang keadaan ini dapat sebaliknya.

  Suatu hal yang sangat memperhatinkan yaitu tingginya angka kambuh pasca pengobatan baru saluran kemih. Berbagai pnelitian melaporkan kambuhan tahun pertama berkisar antara 15- 27% dalam 4- 5 tahun berkisar 40- 67,5% dan terbentuknya batu saluran kemih disebabkan oleh faktor intriksik yang terdiri dari faktor genetik sebanyak 25% dan non genetik 75%. Faktor intrinsik non genetik misal umur,jenis kelamin, ras

  3 Menurut Muslihin (2008) berdasarkan data pemerintah seperti yang terangkum dalam journal of urologi di jawa tengah kasus batu ginjal pasda anak anak tercapai 57 dari 100.000 anak yang dirawat di rumah sakit sekitar pada tahun 2012 naik dari 18 per 100.000 pada 1999. Adanya obesitas resiko pada batu ginjal dan di daerah jawa tengah ada peningkatan pada kasus urulogi terutama batu pada ginjal urulogi yang sering di temukan antara lain infeksi saluran kemih, BPH namun yang terbanyak adalah ginjal

  Pada penelitian di rumah sakit karyadi semarang jawa tengah ternyata jumlah penyakit penderita batu ginjal pada tahun 2010 naik dari

  4 kemih kasus ini merupakan angka penyakit terbanyak ketiga pada penderita batu ginjal pada kasus awal biasanya diawali dengan rasa mual, nyeri pinggang dan punggung bawah seringkali juga mengalami demam karna faktor nyeri yang dirasa ( Diana, 2010).

  Batu saluran kemih sudah diderita manusia sejak zaman dahulu kala. Hal ini dibuktikan dengan diketahui adanya batu saluran kemih pada mummi mesirHippetrates yang merupakan bapak ilmu kedokteran menulis 4 abad sebelum masehi tentang penyakit batu ginjal disertai abses ginjal dan penyakit gout yang diderita pada pasien batu ginjal serangan nyeri pada pinggang merupakan efek dari penderita batu ginjal ( Diana, 2010).

  5 mempunyai pengapuran ginjal sebanyak 52% hal ini disebabkan aliran darah pada papilla ginjal bertolak 180 drajat dan aliran darah berupa dari aliran laminar menjadi aliran aliran disebut juga perkapuran ginjal yang dapat berubah menjadi batu.

  Berdasarkan data tersebut di atas penulis tertarik untuk memberikan Auhan Keperawatan pada ny. T dengan Nefrolitiasi ( Batu Ginjal ) agar dapat beradaptasi dengan nyeri pinggung dan nyeri kandung kemih dengan menggunakan sedehana mudah dan efektif mengurangi rasa nyeri dalam bentuk penyusunan.

  6 C.

   MANFAAT 1.

  Manfaat bagi pasien dan keluarga a.

  Memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang nyeri b. Memberikan informasin kepada klien dan keluarga tentang cara mengatasi nyeri secara farmakologi dan nonfarmakologi

2. Manfaat bagi rumah sakit a.

  PKU Muhammadiyah lenih meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya pada opasien batu ginjal b.

  Para perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada opasien batu ginjal sesui dengan masalah yang timbul

DAFTAR PUSTAKA

  Bare (2007) Buku saku praktikum kebutuhan dasar manusia Jakarta : EGC Depkes RI, Direktorat jendral PPN & PL.(2005). Keputusan Menkes RI No

  

1216/Menkes/SK/XI/2010 Tentang pedoman Penyakit Urologi edisi

  4 Dinkes Jateng. (2010) Hasil Kegiatan Laporan penanggulangan penyakit. Semarang:Bagian Urologi Dinkes Jateng

  DochTerman, J.M,. & Bulechek, G.M .( 2008) Nursing intervetion klasifikation (Fourth Edition). st.lowis misouri: mosby company.

  Koto (2015) Buku keperawatan konsep nyeri Bandung: Universitas padjajaran, Bandung

  Muslihin (2008) faktor faktor kejadian batu saluran kemih. Tesis Mahasiswa pasca sarjana Epidemiologi Universitas Diponegoro. Nugroho Aji (2010) Lokasi batu ginjal dan komponen pembentukan batu saluran

  kemih , Jakarta

  Ramali (2008) Kebutuhan dasar dan proses keperawatan Jakarta : EGC Potter &Perry (2006) Buku ajaran fundamental keperawatan edisi keempat

  penerbit buku kedokteran Jakarta : EGC

  Potter &Perry (2006) Buku ajaran fundamental keperawatan edisi keempat

  

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : NEFROLITIASIS

LAPORAN PENDAHULUAN NEFROLITIASIS I.

   Pengertian

  Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi. (Mansjoer

i) Takikardia j) Menggigil dan demam k) Pucat l) Nausea dan vomitus m)

  Sinkop

  n) Disuria, hematuria

  Manifestasi klinis yang sering ditemukan

  1. Kolik renal

  2. Nyeri tekan kostovertebra

  3. Nyeri pinggang IV.

   Patofisiologi nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. - Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat sehingga Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

  Batu ginjal mungkin menyebabkan : Nyeri dengan adanya inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius.

  • Adanya terjadi kekambuhan pada batu renal.
  • Batu saluran kemih

  VI. Komplikasi

  • Infeksi dan obstruksi.
  • Urotiliasis.
  • Kerusakan fungsi ginjal.
  • Gagal ginjal akut.
  • Gagal ginjal kronis.

  VII. Penatalaksanaan

  • Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sebsis dan obstruksi urinarius pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin yang keruh atau mengandung darah.

  Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak nyamanan dalam aktivitas atau yang menggangu saat ini.

  3. Riwayat Kesehatan Sekarang Di mana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di bawa ke RS.

  4. Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal.

  5. Riwayat Kesehatan Keluarga Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan dari orang tua.

  Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.

  8. Pola reproduksi sexual Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.

  9. Pola hubungan peran Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.

  10. Pola penaggulangan stress Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang

  Dalam BAK produksi urin tidak normal.

  • Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.
  • Pemeriksaan Penunjang 1.

  Urin lengkap, darah lengkap.

  2. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi yang disebabkan oleh obstruksi.

  3. Pemeriksaan IVP D).

   Diagnosa Keperawatan

  Pada kasus nefrolitiasis didapatkan diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :

  Diagnosa 2 Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan cukup. KH : - BB pasien normal

  Tanda-tanda malnutrisi ada

  • Nilai-nilai hasil laboratorium normal
  • Turgor kulit normal
  • Intervensi : 1.

  Kaji kemampuan mengunyah, menelan, reftek batuk dan cara pengeluaran sekret.

  R/ : dapat menentukan pilihan cara pemberian makanan karena pasien harus dilindungi dari bahaya aspirasi.

  F). Pelaksanaan atau Implementasi

  Tahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaan.

  G). Evaluasi

  Tahapan akhir untuk mengakhiri dalam suatu diagnosa perencanaan dan sampai pelaksanaan apakah ada hasil atau tetap.

DAFTAR PUSTAKA

  Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika, Yogyakarta, 1991. Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000.

  Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

  Sandra M. Nettina (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Buku Kedoketan EGC, Jakarta. Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”,

  

LEMBAR PENGESAHAN

  Asuhan keperawatan dengan diagnosa medis Nefrolitiasis rumah sakit Al-Irsyad Surabaya telah diperiksa dan disetujui dan disahkan sebagai laporan praktek klinik

  

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN NEFROLITIASIS DI RUANG BEDAH

RUMAH SAKIT AL

  • – IRSYAD SURABAYA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2004

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA PASIEN NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL ) DI RUANG INAYAH

RSM PKU GOMBONG

  

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

  Diagnosa keperawatan :Kurang pengetahuan pada keluarga dan pasien tentang penyakit nefrolitiasis berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dan pasien mengenal nefrolitiasis ( batu ginjal ). Pokok Bahasan : Nefrolitiasis Sub pokok Bahasaan : Mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan Gejala, pengobatan, pencegahan, dan diit pada pasien nefrolitiasis. Sasaran : Keluarga Tn. P Hari / tanggal : Sabtu, 11 juni 2016 Waktu : 1 x 25 menit Tempat : Ruang Barokah PKUM Gombong

  3. tanda dan gejala 4. pengobatan 5. pencegahan 6. diit yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan D.

   Metode a.

  Ceramah dan tanya jawab Pembelajaran dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada Keluarga Tn. P Keluarga Tn. P dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampain materi selesai.

E. Materi

  Terlampir diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan h.

  Memberi kesempatan bertanya i. Menjawab pertanyaan 5 menit Terminasi : a.

  Melakukan evaluasi b. Memberikan kesimpulan c. Menutup penkes dengan membaca tahmid d.

  Memberi salam penutup a.

  Mendengarkan b.

  Menjawab salam H.

   Evaluasi 1.

  Evaluasi structural a.

  Satuan Acara Pengajaran sudah siap sesuai dengan masalah keperawatan1 b. Media sudah disiapkan yaitu lembar balik dan Leaflet

  MATERI PEMBELAJARAN 1. Latar Belakang

  Kurang kontrolnya keluarga dan perilaku keluarga terhadap nefrolitiasis, sehingga keluarga tidak tahu apakah ia menderita penyakit perkemihan atau tidak, khususnya para keluarga. Selain itu pula, banyak keluarga keluarga dengan sosial ekonomi menengah ke bawah atau kurang pengetahuan tentang penyakit nefrolitiasis.

  Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi keluarga untuk memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai nefrolitiatis. Maka dari itu, akan diadakannya penyuluhan kesehatan bagi keluarga terutama keluarga Tn P untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit nefrolitiasis agar nefrolitiasis bisa dicegah ataupun diatasi dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur

  (Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000) 4.

  Tanda-Tanda Gejala Umum Nyeri pinggang (kemeng) pada sudut kostavertebral Nyeri kolik dari pinggang menjalar ke depan dan ke arah kemaluan, disertai nausea dan muntah.

  Hematuria : baik makroskopik maupun mikroskopik. Disuria : oleh karena infeksi. Demam disertai menggigil. Retensi urine pada batu ureter atau leher buli-buli. Dapat tanpa keluhan (“silent stone”). b) Yang tidak boleh diberikan

   Kentang  Susu, keju, kepiting, ikan asin, sardine  Bayam, daun mlinjo, daun pepaya,  Buah-buahan yang dikeringkan  minuman

DAFTAR PUSTAKA

  Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II”, FKUI, Jakarta, 2001. Henderson M.A “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Essensia Medika, Yogyakarta, 1991. Mansjoer Arif, “Kapita Selecta Kedokteran” Edisi Kedua Medika Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000.

  Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

  • Batu “struvit” campuran antara ammonia, magnesium, fosfat.
  • Kuman pemecah urea  proteus

  NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL )

Adalah massa keras seperti batu yang

  Kelainan anatomis dari saluran kencing.

  Tanda-Tanda dan Gejala

  APA ITU NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL )

  • Nyeri pinggang
  • Hematuria : baik makroskopik

  maupun mikroskopik

  • Disuria : oleh karena infeksi.
  • Demam disertai menggigil.
  • Retensi urine pada batu ureter atau leher buli-buli.
  • Dapat tanpa keluhan (“silent

  stone”) Pengobatan Minum banyak cairan akan mengingatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa baatu PENCEGAHAN

  

1. Cukup minum air putih 6-8 gelas per

hari

  

2. Kurangi makanan yang terlalu banyak

mengandung kalsium, kurangi konsumsi

protein hewani dan batasi garam

  6. Soft drink,the kental,kopi MAKANAN YANGBOLEH DIMAKAN

  1. Beras, roti