ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN NYERI DADA DI RUANG OBSERVASI JANTUNG RSUD BANGIL

  ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS PENYAKIT JANTUNG KORONER DENGAN NYERI DADA DI RUANG OBSERVASI JANTUNG RSUD BANGIL

  

Ika Hanum Wahyunigrum

1312010013

  Subject: Asuhan keperawatan, Penyakit Jantung Koroner, Nyeri

  

Description

  Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri (aterosklerosis). Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang sering mengalami kekambuhan, faktor penyebab kekambuhan PJK adalah tidak mematuhi diet, kecukupan aktivitas, tidak patuh pada terapi, kurang dukungan keluarga. Tujuan studi kasus ini adalah melakukan asuhan keperawatan pada kasus penyakit jantung koroner dengan nyeri dada dan modifikasi pemberian HE (Health Education).

  Desain penelitian ini adalah studi kasus. Jumlah responden yang diambil yaitu 1 (satu) klien yang di diagnosa penyakit jantung koroner. Metode pengumpulan data yang digunakan format asuhan keperawatan kegawat daruratan meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

  Pengkajian pada klien didapatkan data, klien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung. Pengkajian nyeri, P : Nyeri timbul setelah beraktivitas, Q : Nyeri seperti tertekan, tertusuk dan terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, S : Skala nyeri 7, T : Nyeri timbul sejak ±10 hari yang lalu, sekali nyeri durasi 5 menit, nyeri hilang timbul, keadaan umum : lemah, hasil EKG : menunjukkan V3 dan V4 mengalami Q patologis. Pada klien dilakukan intervensi dan implementasi dengan pengkajian nyeri komprehensif PQRST, mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam, dan pemberian HE. Hasil evaluasi tindakan masalah keperawatan nyeri akut teratasi sebagian. Hal ini diharapkan klien dapat memahami cara mengontrol nyeri dengan teknik distraksi dan relaksasi nafas dalam.

  Pemberian HE tentang pola makan, olahraga teratur dan ketertiban pengobatan bertujuan agar klien tidak mengalami kekambuhan. Sifat dari Penyakit jantung koroner adalah sering mengalami kekambuhan.

  

Abstract

Coronary heart disease occurs when the coronary artery is blocked or

narrowed due to fatty deposits, which gradually accumulate in the artery wall

  

(atherosclerosis). Coronary Heart Disease (CHD) is a disease that often suffers

from recurrence, the factor causing the recurrence of CHD is not adhere to diet,

activity adequacy, non-adherence to therapy, lack of family support. The purpose

  

of this case study was to conduct nursing care in cases of coronary heart disease

with chest pain and modification of HE (Health Education).

  The design of this study was a case study. The number of respondents

taken was 1 (one) client who diagnosed with coronary heart disease. Data

collection methods used in emergency nursing care formats include assesment,

nursing diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.

  Assessment on the client obtained data, the client complained of left

chest pain to the back. Assessment of pain, P: Pain after activity, Q: Pain like

depressed, punctured and burned R: Left chest pain spreadsed to back, S: Pain

scale 7, Q Pain feltsined ± 10 days ago, once pain last of for 5 Minutes, pain

appered and disappearsed, general condition: weak, ECG result: showed V3 and

V4 were pathological of Q. In the client intervention and implementation with a

comprehensive PQRST pain assessment, teaching relaxation techniques and deep

breath distraction, and gave HE. The results of the action evaluation of acute pain

nursing problems were partially resolved. It is expected the client can understand

more in how to control the pain by the technique of distraction and deep

breathing relaxation technique.

  Giving HE about diet, regular exercise and reguler treatment aims to

prevent clients from recurrence of coronary heart disease. The nature of coronary

heart disease is often recurrent.

  Keywords : Nursing Care, Coronary Heart Disease, Pain.

  Contributor : Dwiharini Puspitaningsih, S. Kep.Ns., M. Kep

  UmulFatkhiyah, S.Kep. Ns

  Date : 21 Juli 2017 Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : - Right : Open Document Summary : Latar belakang

  Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan pasokan oksigen karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Menurut (Umar, 2011). Penyakit jantung merupakan penyebab kematian secara tiba-tiba nomor satu di dunia. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang sering mengalami kekambuhan, faktor penyebab kekambuhan PJK adalah tidak mematuhi diet, kecukupan aktivitas, tidak patuh pada terapi, kurang dukungan keluarga (Anggraeini, 2016).

  PJK adalah penyebab tunggal terbesar kematian dinegara maju dan dinegara berkembang. Menurut statistik dunia ada 9,4 juta kematian setiap tahun yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan 45% kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner (Kundasamy, 2014).

  Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Bangil pada bulan Januari-Mei tahun 2017 jumlah klien penyakit jantung koroner yang dirawat diruang observasi jantung berjumlah 65 orang. Pada bulan januari 10 kasus, Februari 10 kasus, Maret 12 kasus, April 18 kasus, dan pada bulan Mei terdapat 15 kasus.

  Menurut penelitian dari (Munir, 2016), penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk didinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, Kurangnya suplai darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktifitas fisik.

  Penatalaksanaan penanganan nyeri berupa terapi farmakologi yaitu pemberian Morfin Sulfat yang biasanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, memperlebar pembuluh vena dan mengurangi beban jantung, yang keduapemberian oksigen dimulai saat terjadi nyeri, dan diberikan juga penatalaksanaan nonfarmakologi yaitu pembatasan aktivitas fisik. Pada saat terjadi nyeri ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan tehnik distraksi. (Muttaqin, 2009), pada penyakit jantung koroner sering mengalami kekambuhan untuk itu perlu diberikan HE (Health Education) sebagai upaya mencegah terjadinya kekambuhan (Anggraeini, 2016).

  Metodologi

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan penyakit jantung koroner dengan nyeri dada di ruang Observasi Jantung RSUD Bangil.

  Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancaradengancara mengajukan pertanyaan yang sistematis, observasidengan mengkaji TTV, pemeriksaan fisik B1-B6 tetapi fokus pada system kardiovaskular. Selain dari observasi langsung, observasi yang lain yaitu diperoleh dari data medis (pemeriksaan penunjang), dan dokumentasiuntukmencatat hasil wawancara dan observsi pada partisipan yang sesuai dengan format asuhan keperawatan kegawat daruratan.

  Uji keabsahan data menggunakan 4 data utama yaitu klien, perawat, keluarga klien, dan status medis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Analisa data yang digunakan yaitu dari analisa data hasil pengkajian, dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan. Kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi. Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

Hasil dan pembahasan 1. Pengkajian

  Berdasarkan pengkajian pada tanggal 07 Juni 2017 jam 09.00 WIB dengan keluhan utama yang dirasakan klien adalah nyeri dada sebelah kiri selain nyeri dada pasien mengeluh badannya lemas, sakit perut dan mual. Klien datang di IGD pada tanggal 05 Juni 2017 jam 14.00 WIB dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung setelah beraktivitas, nyeri dirasakan sejak ±10 hari yang lalu sebelum masuk RSUD Bangil. Selain itu dada terasa seperti tertekan, tertusuk, terbakar, dan badan terasa lemas.

  Diagnosa medis pasien NSTEMI. Saat di IGD klien mendapatkan terapi infuse Ns, injeksi pumpisel 40mg, injeksi furosemid 20mg, injeksi ondansetron 2×4mg, injeksi antrain 1mg dan pasien dipasang kateter karena pasien dianjurkan untuk bedrest. Pada jam 23.00 WIB Ny.U pindah ruangan di CVCU untuk mendapatkan perawatan intensive, saat di CVCU mendapatkan terapi Infus Ns 500 cc/24 jam, Injeksi Furosemid, Pumpisel,

  

lovenox , obat oral ASA, CPG, amplodipine, ISDN, simvastin, alprazolame,

allopurinol, aminoral,laxadin . Dilakukan pemeriksaan penunjang

  Laboratorium menunjukkan natrium menurun 132,00 mmol/L, kalsium ion menurun 1,090 mmol/L, dan kolesterol total meningkat 215 mg/dL, foto thorax didapatkan pembesaran jantung, EKG didapatkan Q patologis yang artinya terjadi seragan old miokard akut yang berarti seragan berulang atau sudah lama terjadi. Sebelumnya klien pernah dirawat inap 1x ±4 bulan yang lalu dengan diagnosa Anemia, memiliki riwayat Kolesterol tinggi dan hipertensi.

  2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan iskemia otot jantung.

  Mekanismes patofisiologi terjadinya keluhan nyeri dada diakibatkan karena adanya aterosklerosis, yang mengakibatkan perfusi O2 ke miokard menjadi terganggu dan berkurang (Muttaqin, 2009).

  Pada data klien didapatkan keluhan nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, didapatkan pada hasil EKG yaitu Q patologis dan didapatkan pula hasil laboratorium kolesterol meningkat, data subyektif dan obyektif ini dapat memunculkan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan iskemia otot jantung.

  3. Intervensi Pada tujuan intervensi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang/hilang. Kriteria hasil pada partisipan yaitu tingkat nyeri pasien berkurang/hilang, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil laboratorium normal, pola makan terkontrol.

  Intervensipertama kendalikan koping faktor lingkungan, kedua berikan periode istirahat dalam melakukan aktivitas keperawatan, ketiga anjurkan tehnik distraksi dan relaksasinafasdalam, keempat observasi tanda-tanda vital, kelima kolaborasi dengan TIM gizi, keenam anjurkan memberitahu bila terjadi nyeri, ketujuh kaji komprehensif nyeri menggunakan PQRST, kedelapan kolaborasi pemberian terapi, kesembilan pemberian Health

  Education (HE).

  Pada tujuan intervensi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang/hilang. Kriteria hasil pada partisipan yaitu tingkat nyeri pasien berkurang/hilang, tanda-tanda vital dalam batas normal, hasil laboratorium normal, pola makan terkontrol.

  4. Implementasi Pelaksanaan keperawatan dilakukan pada tanggal 07 Juni 2017, hasilobservasi tanda-tanda vital TD 180/90 mmHg, N : 82 ×/menit, S :

  36,5ºC, RR : 20 ×/menit, kolaborasiTIM gizi tentang diit jantung, bubur, lauk pauk, sayur, pengkajian nyeri P : Nyeri timbul setelah beraktivitas, Q : Nyeri seperti tertekan, tertusuk dan terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, S : Skala nyeri 7, T : Nyeri timbul sejak kurang lebih 10 hari yang lalu, sekali nyeri durasi 5 menit, nyeri hilang timbul.

  Tanggal 08 Juni 2017, hasilobservasi tanda-tanda vital TD 160/90 mmHg, N : 88 ×/menit, S : 36ºC, RR : 20 ×/menit, kolaborasi dengan TIM gizi tentang diit jantung, bubur, lauk pauk, sayur, pengkajian nyeri P : Nyeri tiba-tiba, Q : Nyeri seperti terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung, S : Skala nyeri 3, T : nyeri berdurasi 5 menit nyeri hilang timbul. Memberikan HE (Health Education) tentang masalah pola makan, olahraga rutin.

  Tanggal 09 Juni 2017, hasilobservasi tanda-tanda vital TD 150/90 mmHg, N : 80 ×/menit, S : 36ºC, RR : 20 ×/menit, kolaborasi dengan TIM gizi tentang diit jantung, bubur, lauk pauk, sayur,pengkajian nyeri P : Nyeri tiba-tiba, Q : Nyeri seperti terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung, S : Skala nyeri 3, T : nyeri berdurasi 5 menit nyeri hilang timbul. Memberikan HE (Healht Education)tentang masalah ketertiban pengobatan.

  Evaluasi adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan sebagai alat untuk menilai keberhasilan dari asuhan keperawatan. Dalam penelitian evaluasi dilakukan 3×24 jam namun tidak efektif, evaluasi tanggal

  07 Juni 2017 Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung dengan keadaan umum : lemah, kesadaran : Composmentis, TD 180/90 mmHg, N : 82 ×/menit, S : 36,5ºC, RR : 20 ×/menit, Pengkajian nyeri : P : Nyeri timbul setelah beraktivitas, Q : Nyeri seperti tertekan, tertusuk dan terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, S : Skala nyeri 7, T : Nyeri timbul sejak kurang lebih 10 hari yang lalu, sekali nyeri durasi 5 menit, nyeri hilang timbul. Masalah keperawatan nyeri belum teratasi.Intervensi dilanjutkan no 1-8.

  Tanggal 08 Juni 2017 klien mengatakan nyeri berkurang dengan keadaan umum : cukup, kesadaran : Composmentis, TD 160/90 mmHg, N : 88 ×/menit, S : 36ºC, RR : 20 ×/menit, Pengkajian nyeri : P : Nyeri tiba-tiba, Q : Nyeri seperti terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar ke punggung, S : Skala nyeri 3, T : nyeri berdurasi 5 menit nyeri hilang timbul. Masalah keperawatan teratasi sebagian.Intervensi dimodifikasi ditambah dengan pemberian Healt Education (HE) tentang masalah pola makandan olahraga rutin.

  Tanggal 09 Juni 2017 klien mengatakan tidak ada keluhan, keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, TD 150/90 mmHg, N : 80 ×/menit, S : 36ºC, RR : 20 ×/menit, tidak ada keluhan nyeri, masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan.

  Simpulan 1.

  Pengkajian keperawatan Hasil pengkajian tanda dan gejala penyakit jantung koroner klien mengalami nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, perut terasa mual, pengkajian nyeri P : Nyeri dada setelah beraktivitas, Q : Nyeri seperti tertekan, tertusuk, terbakar, R : Nyeri dada sebelah kiri menjalar kepunggung, S : Skala nyeri 7, T : Nyeri timbul sejak ±10 hari yang lalu, durasi 5 menit, nyeri hilang timbul. Hasil radiologi klien mengalami pembesaran jantung, hasil laboratorium Natrium dan Kalsium Ion menurun, Kolesterol meningkat, hasil EKG terdapat Q patologis.

  2. Diagnosis keperawatan Pada klien dengan penyakit jantung koroner memiliki masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan iskemia otot jantung ditandai dengan adanya pembesaran jantung, natrium dan kalsium ion menurun, kolesterol meningkat, ditemukan Q patologis, ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan curah jantung menurun ditandai dengan klien tampak pucat, akral dingin, mukosa bibir anemis, kuku putih pucat, konjungtiva anemis, hemoglobin menurun, dan kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine ditandai dengan terjadi edema di kedua kaki, BUN, kreatinin dan uric-acid meningkat.

  3. Perencanaan keperawatan Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien. Terdapat modifikasi intervensi dengan memberikan HE (Health Education) tentang pola makan, olahraga rutin dan ketertiban pengobatan.

  4. Tindakan keperawatan Tindakan hari pertama pada klien sesuai dengan rencana tindakan. Namun pada hari kedua ada modifikasi tindakan pada klien dengan memberikan pemberian HE (Health Education) tentang pola makan, olahraga rutin dan ketertiban pengobatan.

  5. Evaluasi keperawatan Evaluasi tindakan didasarkan pada hasil kriteria yang didapatkan pada klien. Pada diagnosa tersebut masalah teratasi sebagian, intervensi dilanjutkan untuk memantau keadaan pasien.

  Rekomendasi

  Di harapkan kepada klien mampu mempertahankan dan menerapkan pola makan, olahraga rutin dan ketertiban pengobatan. Pada pasien yang mengalami penyakit jantung koroner, diharapkan tidak mengalami kekambuhan untuk itu mencari informasi lebih lanjut agar lebih efektif untuk perawatan pada klien dengan penyakit jantung koroner.

  Daftar Pustaka

  Anggraeini, D. A. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat ulang pasien penyakit jantung koroner diruang jantung RSU dr. H. ABDUL MOELOEK provinsi lampung, Volume VII, No.3. Jurnal Kesehatan . Kundasamy. (2014). Karakteristik hipertensi pada pasien penyakit jantung koroner yang dirawat inap di RSUP haji adam malik dari september hingga november 2014, Volume 4, No.2 . e-journal Keperawatan (e-Kp) . Munir, H. M. (2016). Asuhan Keperawatan Tn. A Dengan Nyeri Akut Pada Kasus Penyakit Jantung Koroner (Laporan Kasus Di Paviliun Kemuning RSUD Jombang)Volume 11 No. 1.

  Muttaqin, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika. Umar, H. (2011). Metode penelitian untuk skripsi dan tesis. Jakarta: Rajawali pers.

  Alamat corespondensi

  Email : ikahanumwn@gmail.com

  Alamat : DesaWaungKecamatanKrembungKabupatenSidoarjo No. Hp : 087703357477