BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori - Lili Suhaeli BAB II

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

  1. Kegiatan Ekstrakurikuler Karawitan

  a. Pengertian Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilakukan di luar jam pembelajaran yang didampingi oleh guru ataupun pelatih.

  Notoatmodjo (2012:149) menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Suryosubroto (2009:286) menjelaskan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olahraga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran biasa.

  Definisi operasional terkait ekstrakurikuler dijelaskan dalam peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan no 81 A tahun 2013, sebagai berikut:

  a. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh siswa di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan

  8 kemampuan siswa yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.

  b. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh siswa, terkecuali bagi siswa dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.

  c. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program pilihan ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh siswa sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing.

  Kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan ialah kegiatan di luar jam sekolah untuk membantu perkembangan siswa baik secara fisik maupun sikap. Ekstrakurikuler bukan hanya untuk menyalurkan bakat dan minat bagi siswa, melainkan dapat melatih kepribadian disiplin, percaya diri, dan lain-lain sesuai dengan ektakurikuler yang diikuti oleh siswa. Pembelajaran juga bisa dimasukan ke dalam ekstrakurikuler seperti pada bidang olahraga, kesenian, dan kepramukaan.

  b. Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler bermacam-macam sesuai dengan minat dan bakat siswa. Siswa dapat memilih sendiri ekstrakurikuler yang akan diikutinya seperti bola voli, sepak bola camping, kesenian dan lain lain. Suryosubroto (2009:290) menjelaskan ada dua jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

  a) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan, yaitu jenis kegiatan yang dilaksanakan secara terus- menerus selama satu periode tertentu. Untuk menyelesaikan suatu program kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya diperlukan waktu yang lama. b) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat, yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan waktu-waktu tertentu. Kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan kutipan diatas dibagi menjadi dua yaitu ekstrakurikuler berkelanjutan dan ekstrakurikuler yang sesaat. Kegiatan ekstrakurikuler berkelanjutan contohnya kegiatan ekstrakurikuler seperti latihan bola voly, latihan sepak bola, kesenian dan lain sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat sesaat contohnya kegiatan ekstrakurikuler seperti lintas alam, kemping, pertandingan olahraga, dan lain sebagainya. Karawitan termasuk ke dalam ekstrakurikuler kesenian yang diajarkan di Sekolah Dasar. Ekstrakurikuler karawitan termasuk jenis ekstrakurikuler yang bersifat berkelanjutan.

  Karawitan dilakukan secara terus menerus dalam kegiatannya, sesuai dengan latihan untuk menyelesaikan program yang telah ditentukan.

  2. Seni Karawitan

  a. Penegertian Karawitan Musik karawitan yang elemen pokoknya ialah gamelan dan nada yang berasal dari Indonesia. Seni karawitan, musik tradisional yang berada di Jawa dan Bali , karawitan menurut KBBI (2010:625) ialah

  “seni gamelan dan seni suara yang bertangga nada Slendro dan Pelog

  ”. Seni musik karawitan dikenal di jawa tengah, yogyakarta, jawa timur, dan jawa barat. Karawitan dalam Sumarsam (2003:348) ialah “seni musik gamelan dan seni suara jawa, gamelan tersebut ialah alat yang digunakan dalam pertunjukan seni karawitan ”.

  Seni karawitan erat hubungannya dengan gamelan, maka istilah musik gamelan lebih populer di Indonesia. Safrina (2002:25) menjelaskan karawitan secara umum ialah kesenian yang meliputi segala cabang seni yang mengandung unsur-unsur keindahan, harus serta rumit atau ngrawit. Karawitan dijelaskan oleh Siswandi (2007:146) seni musik ini menggunakan instrumen perkusi yang dinamakan gamelan, sistem nanda gamelan memiliki dua sistem laras, yaitu laras slendro dan laras pelog.

  Pendapat di atas dapat disimpulkan, karawitan ialah seni musik yang dikenal di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat yang menggunakan instrumen gamelan yang memiliki dua laras yaitu laras Slendro dan laras Pelog. Karawitan merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Melestarikan karawitan bisa diajarkan di sekolah dasar dengan mengajarkannya melalui ekstrakurikuler.

  Pembuatan alat musik gamelan dibagi menjadi dua kelompok pertama alat-alat yang terbuat dari bahan logani seperti saron, gender, ketuk, kempul, kenong, gong dan kempyang. Kelompuk kedua alat-alat yang terbuat dari bahan kayu diantarnya ketipung, suling sinter, kendang, dan rebab. Safrina (27:2002) Gamelan yang lengkap biasanya mempunyai beberapa jenis instrumen antara lain bonang, gender, gambang, rebab, saron, celempung, suling, kethuk, kenong, kempul, dan gong.

  Karawitan memiliki bermamam-macam jenisnya, ada jenis karawitan vokal, karawitan instrumen, karawitan sekar gending.

  Sulistiyo ( 2003:8) jenis-jenis karawitan ada tiga yaitu:

  a) Karawitan vokal (sekar) Sesuai dengan namanya penyajian dalam karawitan sekar lebih mengutamakan unsur vokal atau suara. Sekar adalah pengolahan vokal yang khusus dilakukan untuk menimbulkan rasa seni yang erat berhubungan dengan indra indra pendengaran.

  b) Karawitan gending (instrumen) Berbeda dengan karawitan sekar, karawitan gending mengutamakan instrumen atau alat musik dalam penyajiannya. Macam-macam alat musik dalam karawitan cukup banyak di antaranya kendang, bonang, saron, kenong, gong dll

  c) Karawitan sekar gendingan Karawitan sekar gendingan merupakan salah satu bentuk kesenian gabungan antara karawitan sekar dan gending.

  Dalam penyajiannya karawitan ini tidak hanya menampilkan salah satu di antara keduanya, tetapi juga karawitan ini ditampilkan secara bersama-sama agar menghasilkan karawitan yang bagus.

  Seni karawitan juga memiliki beberapa nilai-nilai yang diambil pada pelaksanaannya Fitriani (2014: 175) menjelaskan beberapa nilai-nilai yang dapat diambil dalam kegiatan seni karawitan ialah nilai kepemimpinan, tanggung jawab, kesopanan, cinta budaya, keagamaan, kehalusan, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, konsentrasi, toleransi, kegembiraan, dan pendidikan.

  Sulistiyo ( 2003:43) nilai budi pekerti dalam kesenian karawitan yaitu nilai kebersamaan nilai kepemimpinan, nilai persatuan, nilai patriotisme, nilai cinta tanah air.

  Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa seni karawitan memiliki beberapa nilai yang dapat diambil dari kegiatannya, seperti niali- nilai tentang budi pekerti, cinta budaya, kegembiraan, dan pendidikan. Siswa dapat memiliki nilai karakter tersebut dengan mengikuti ekstrakurikuler karawitan. Seni karawitan merupakan salah satu kebudayaan daerah yang perlu dilestarikan dan dipertahankan karena merupakan ciri khas atau identitas dari suatu bangsa. Karawitan terdiri dari tembang (lagu ) dan irama, lagu dalam Karawitan ialah susunan nada-nada yang diatur dan apabila dibunyikan sudah terdengar enak Karawitan harus diajarkan kepada siswa karena mengandung nilai-nilai karakter. .

  b. Seni Karawitan sebagai Budaya Indonesia Karawitan dapat diartikan sebagi budaya bangsa Indonesia karena karawitan diciptakan sejak zaman nenek moyang bangsa

  Indonesia. Budaya itu sendiri dapat diartikan Kemendiknas (2010:3) sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat.

  Sistem berpikir, nilai dan moral, norma, keyakinan, dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Sedangkan budaya menurut Koentjaraningrat dalam Sujarw a (2014:28)” budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa”. Adanya budaya karena terjadinya kontak dari manusia itu sendiri ataupun kelompok dan kemudian dipelajari, baik secara moral, keyakinan, dan sistem berpikir yang nantinya akan menjadikannya sebagai identitas kelompoknya.

  Budaya dapat diikuti secara menyeluruh oleh warga masyarakat atau hanya oleh suatu kelompok secara khusus.

  Pewaris dari budaya dapat berlangsung melalui suatu proses belajar-mengajar. Kebudayaan berkembang dari budaya yang ada di masyarakat, kebudayaan menurut Badudu zain dalam buku Sujarwa (2014:28) “segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran akal dan budinya, peradaban sebagai hasil akal budi masyarakat,ilmu pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberi manfaat padanya”.

  Kebudayan terdapat pada masyarakat atau daerah tertentu yang telah menjadi kebiasaan. Selo Soermandjan dan Soelaeman Soemardi dalam Setiadi (2010:28) menemukkan pendapat tentang kebudayaan adalah “semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat”. Tumanggor (2008: 141) menjelaskan tentang kebudayaan adalah konsep, keyakinan, nilai, dan norma yang dianut masyarakat yang mempengaruhi prilaku mereka dalam upaya menjawab tantangan kehidupan yang berasal dari alam sekelilingnya.

  Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan yaitu mengakui adanya ciptaan manusia, meliputi hasil kelakuan manusia, yang diatur oleh tata kelakuan dan diperoleh dengan belajar yang semua tersusun dalam kehidupan masyarakat. Budaya dapat diajarkan secara turun-temurun, baik berupa seni, dan prilaku. Sedangkan kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil buah budi dan daya manusia yang bertujuan untuk mencapai kesempurnaan. Karawitan termasuk kedalam seni, berupa seni musik yang diciptakan oleh suatu masyarakat baik secara akal pikiran, ilmu pengetahuan manusia.

  c. Metode intruksi langsung (dirck intruction) Metode ini sering digunakan di dalam pembelajaran tentang seni musik. Miftahul Huda (2013:135) menjelaskan bahwa intruksi langsung memainkan peran yang terbatas namun penting dalam program pendidikan yang kofehensif. Adapun langkah-langkah dalam metode intruksi langsung sebagai berikut:

  a) Sintak Tahap 1: orientasi 1) Guru menentukan materi pembelajaran

  Pada tahap ini guru menentukan materi yang akan dipelajari pada saat pembelajaran. Guru juga mengenalkan gambaran tentang materi yang akan di pelajari.

  2) Guru meninjau pembelajaran sebelumnya Guru mengingatkan kembali pembelajaran yang telah di sampaikan pada saat pertemuan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali siswa dengan materi yang telah dipelajari dan tidak melupakannya.

  3) Guru menentukan tujuan pembelajaran Guru dalam proses pembelajaran menentukan tujuan pembelajaran dan memberitaukan kepada siswa tujuan pembelajaran tersebut. 4) Guru menentukan prosedur pembelajaran

  Guru harus mempunyai teknik dan prosedur agar tujuanyang ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

  Tahap 2: presentasi 1) Guru menerangkan konsep atau keterampilan baru Guru selalu memberikan inovasi pada setiap pembelajaran.

  2) Guru mrnyajikan representasi visual atau tugas yang diberikan 3) Guru memastikan pemahaman

  Setelah siswa mendapatkan materi, saatnya guru untuk mengecek apa yang telah dipelajari. Siswa tersebut paham atau tidak dengan materi yang di sampaikan. Tahap 3: praktik yang tersetruktur

  1) Guru menentukan kelompok siswa dengan beberapa langkah 2) Siswa merespon pertanyaan

  3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan Tahap 4: praktik dibawah bimbingan guru

  1) Siswa berpraktik secara semi independen 2) Guru menggilir siswa untuk praktik dan mengamati praktik 3) Guru memberikan tanggapan baik berupa pujian

  Tahap 5: praktik mandiri 1) Siswa melakukan praktik mandiri di rumah atau di kelas 2) Guru menunda respon balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik 3) Praktk mandiri dilakukan beberapa kali dengan preode waktu yang lama.

  b) Sistem sosial, dalam model ini intruksi langsung benar-benar tersetruktur.

  c) Peran atau tugas guru Metode ini tugas guru adalah menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil, membantu siswa mengendalikan diri sendiri, dan memberikan re-inforcement.

  d) Sitem dukungan Lingkungan intruksi langsung adalah tempatdimana pembelajaran menjadi fokusutama dan tempat dimana siswa terlihat dalam tugas-tugas akademikdalam waktu tertentu.

  e) Pengaruh Metode ini membuat siswa untuk mendeteksi materi akademik secra sistematis. d. Perubahan Sosial Kebudayaan cenderung dinamis mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungannya. Malinowski dalam Astrid (1985:122) menjelaskan kebudayaan tidak terlepas dari kehidupan berkelompok, karena kebudayaan merupakan unsur perorganisasian antar individu dan membentuknya menjadi satu kelompok. Masyarakat menjadi faktor penting dalam kebudayaan, karena dapat mempengaruhi budaya itu sendiri.

  Masyarakat juga dapat berubah sesuai dengan perubahan zaman ataupun yang lainnya. Umumnya perubahan mengikuti adanya suatu modifikasi baik dalam lingkungan sosial budaya maupun lingkungan fisik. Joyomantono (1991:31) ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan di masyarakat yaitu pertumbuhan penduduk, lingkungan geografis, kontak dengan bangsa-bangsa lain, penemuan baru.

  a) Pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk mempengaruhi kehidupan masyarakat baik dalam sosial dan kebudayaannya.

  Pertumbuhan penduduk dalam sosial masyarakat dapat membuat antar manusia membutuhkan tempat tinggal yang cukup. Manusia yang terus bertambah banyak akan membuat kepadatan penduduk. Dalam budaya penduduk yang bertambah banyak akan melupakan kebiasaan yang lama tentang adat istiadat. b) Lingkungan geografis Lingkungan geografis juga mempengaruhi perubahan sosial di masyarakat. Seprti masyarakat di perkotaan lebih moderen dari pada di pedesaan. Kebiasaannya pun berbeda, lebih mementingkan diri sendiri. Jika dipedesaan masyarakat masih sering berkumpul bersama dan tidak melupakan adat istiadat atau budaya yang ada di sekitarnya.

  c) Penemuan baru Peralatan yang ditemukan oleh manusia akan mengubah masyarakatnya, dari pilakunya maupun dari cara berkomunikasinya. Teknologi seperti handphone yang ada pada saat ini dapat mengubah masyarakat. Masyarakat cenderung sibuk dengan handphonenya masing-masing dan tidak memperdulikan hal lain.

  d) Kontak dengan bangsa lain Interaksi dengan masyarakat lain atau bangsa lain akan menimbulkan perubahan dalam masyarakat. Budaya dari bangsa lain akan terbawa oleh masyarakat itu sendiri. Dengan begitu kebudayaan dari masyarakat, akan tercampur dengan budaya asing dan jika terus menerus budaya lama yang ada di masyarakat akan terlupakan.

  e. Fungsi dan tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Budaya juga memiliki fungsi dan tujuan, sesuai dengan kelompok atau bangsa tertentu. Kemendiknas (2010:7) menjelaskan fungsi dan tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa: fungsi pendidikan ada tiga yaitu pengembangan, perbaikan, penyaring sedangkan tujuannya:

  1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai- nilai budaya dan karakter bangsa. 2) Mengembangkan kebiasaan dan prilaku siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius

  3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tangung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa 4) Mengembangkan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan 5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

  Fungsi pendidikan budaya dan karakter dalam kutipan di atas ada tiga macam. Fungsi yang pertama pengembangan, dapat diartikan bahwa pengembangan ialah peserta yang telah memiliki prilaku dan sikap baik untuk mencerminkan cinta budaya dan karakter bangsa. Fungsi yang kedua perbaikan, dapat diartikan perbaikan ialah memperbaiki pendidikan nasional supaya potensi siswa bermanfaat. Fungsi yang ketiga penyaring, penyaring dapat diartikan menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai- nilai budaya dan karakter.

  3. Cinta Tanah Air Cinta tanah air termasuk ke dalam18 nilai karakter, Cinta tanah air merupakan suatu sikap positif dalam membangun bangsa dan negara. Cinta tanah air menurut Yaumi (2004;104) adalah

  “cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

  ” Kemendiknas (2010:10) cinta tanah air adalah cara berpikir dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

  Elfindri, dkk (2012:148) menjelaskan “rasa cinta tanah air perlu dididik dari dini paling tidak pendidikan dasar

  ”.

Artinya, “Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya,”

  Definisi ini maka dapat dipahami bahwa tanah air bukan sekadar tempat kelahiran tetapi juga termasuk di dalamnya adalah tempat di mana kita menetap. Dapat dipahami pula bahwa mencintai tanah air adalah berarti mencintai tanah kelahiran dan tempat di mana kita tinggal.

  Berdasarkan kutipan di atas menjelaskan bahwa cinta tanah air adalah suatu sikap yang mementingkan kebangsaan di atas segalanya baik berupa sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Seseorang yang memiliki sikap tanah air yang tinggi akan lebih memahami dan menghargai nilai-nilai kebangsaan dan memiliki semangat kebangsaan yang tinggi. Pembentukan cinta tanah air kepada siswa di sekolah dasar mengenai warga negara yang baik, yang terjadi di dalam kelas maupun di luar pembelajaran. Rasa cinta tanah air yang dilaksanakan di sekolah dasar tersebut lebih ditonjolkan bahwa tanah air kita banyak sumber daya alamnya dan banyak orang untuk mengelolanya, yang dapat dilatih melalui permainan bersama penuh disiplin dan kebersamaan. Siswa harus mempelajari sikap cinta tanah air sejak dini, agar setelah dewasa bisa menjungjung tinggi nilai kebangsaan.

  Cinta tanah air juga mempunyai indikator dalam pencapaianya. Indikator Cinta tanah air ada dua jenis, sesuai yang dijelaskan oleh Hasan dalam Fitri (2012:39) Pertama, indikator sekolah dan kelas.

  Kedua, indikator untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi sekolah sebagai lembaga pelaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa. indikator ini berkaitan juga dengan kegiatan sekolah yang diperogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Ada 18 nilai karakter yang harus dikembangkan sekolah, salah satunya ialah cinta tanah air. Adapun indikator yang dikembangkan dalam cinta tanah air yaitu:

  a) Menanamkan nasionalisme dan rasa persatuan dan kesatuan bangsa b) Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

  c) Memajang bendera Indonesia, pancasila, gambar presiden, serta simbol-simbol negara lainnya.

  d) Bangga dengan karya bangsa e) Melestarikan seni dan budaya Indonesia. Indikator ketercapaian Cinta Tanah Air juga dijelaskan oleh Wibowo (2015:157) indikator ketercapaian nilai-nilai cinta tanah air diantaranya menggunakan produk buatan dalam negeri, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. Kemendiknas (2010:26) juga menjelaskan “dua indikator yaitu di kelas dan di sekolahan

  ”. Indikator di kelas: memajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat. Sedangkan di sekolahan yaitu menggunakan produk buatan dalam negeri, menggunakan bahasa yang baik dan benar, melestarikan budaya atau kesenian.

  Siswa bisa memiliki rasa cinta tanah air kepada negara dengan mengikuti langkah-langkah sesuai yang dijelaskan Yaumi (2014: ): a) Menggali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjadi modal dasar dalam pembangunan manusia seutuhnya.

  b) Menunjukan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia.

  c) Memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada perjuangan para pendahlu (pendiri) bangsa dengan menghargai dan mengamalkan hasil karya dan jerih payah yang ditinggalkan.

  d) Memiliki kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi, kebersihan lingkungan, dan pemeliharaan terhadap flora dan fauna.

  e) Berpartisipasi aktif untuk memberikan suara dan memilih pemimpin bangsa yang mampu membawa kemajuan bagi bangsa dan negara Indonesia.

  Berdasarkan kutipan di atas bahwa cinta tanah air harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Beberapa indikator seperti menggunakan produk dalam negeri, melestarikan kesenian, menggunakan bahasa Indonesia yang baik, dan memasang bendera Indonesia. Terdapat juga langkah-langkah dalam kegiatan menumbuhkan cinta tanah air, seperti menunjukan rasa cinta kepada budaya, suku, agama, dan bahasa Indonesia yang bisa diajarkan di sekolah dasar.

B. Penelitian yang Relevan

  1. Fitriani, isnaini dan uswantun (2014) The Implementation of character

  Education In Seni Karawitan (sekar) Extracuriculer Activities In Sd

  Menjelaskan tentang implementasinya yaitu melalui sikap Kauman. dan tingkah laku baik yang harus dilakukan oleh siswa ketika bermain gamelan dan menyanyikan tembang Jawa. Seni karawitan memiliki nilai-nilai di antaranya: kebersamaan (kerjasama), kepemimpinan, kesabaran, tanggung jawab, kesopanan, cinta budaya, keagamaan (religius), kehalusan, kejujuran, kedisiplinan, keteladanan, konsentrasi, toleransi, kegembiraan, dan pendidikan yang dapatmenumbuhkan jiwa berkarakter yang baik. Implementasi karakter dari seni karawitan, yaitu melalui sikap dan tingkah laku baik yang harus dilakukan oleh siswa ketika bermain gamelan dan menyanyikan tembang Jawa.

  2. Bagus (2016) dengan judul Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas

  jurnal ini berisi tentang Bangsa. Kearifan lokal yang dimiliki daerah- daerah dalam lingkup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sangat banyak dan yang menunjukkan keberagaman jenisnya. Secara selektif banyak di antaranya yang dapat diangkat sebagai asset kekayaan kebudayaan bangsa dan dapat dijadikan sebagai perekat sekaligus sebagai modal dasar untuk memperkokoh identitas/jati diri bangsa. Kearifan lokal merupakan elmen budaya yang harus digali, dikaji, dan direvitalisasikan karena esensinya begitu penting dalam penguatan fondasi jatidiri bangsa dalam menghadapi tantangan globalisasi.

  3. Prawidya dan Sukanti (2016) yang berjudul Membangun Karakter

  

Siswa Melalui Kegiatan Intrakurikuler Ektrakurukuler dan Hidden

Curiculum . Hasil dari penelitian ini menjelskan bahwa kepala sekolah,

  dan orang tua berperan penting dalam pendidikan karakter memalui ekstrakurikuler. Pembelajaran pendidikan biasa diajarkan melalui ekstrakurikuler seperti melalui kesenian, olahraga, sedangkan dalam intrakurikuler melalui penyusunan rpp, pelaksanaan pembelajaran, menejemen kelas, dan perkembangan kurikulum. Hiden curriculum harus berada dalam kedua kegiatan ekstrakurikuler maupun intrakurikuler.

  4. Anton Killin (2015) yang berjudul Croos-Cultural Practice in Creative

  

Perspektive New Zealand Composition for Central Javanese Gamelan

Instrumen. Hasil penelitian ini meneliti tentang instrumen gamelan berkontribusi pada fenomena yang berkembang, membangun gamelan dari dalam dan luar tradisional Indonesia. Gamelan dapat menjadi ciri khas budaya yang ada di Indonesia. Komposer memeran penting dalam konsep keaslian dan kreativitas dalam bermain gamelan. Komposer seni klasik barat, folk, atau rock juga terinspirasi dari gamelan yang dengarkan baik suara, memukul, dan kreativitas.

C. Kerangka pikir

  Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah dasar merupakan kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran yang berguna untuk mengembangkan kebutuhan, potensi, dan minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk karakter siswa seperti cinta tanah air.

  Semakin banyaknya budaya luar yang masuk ke Indonesia, mengakibatkan siswa terkadang lupa akan budaya yang ada di daerahnya. Budaya dapat diajarkan di sekolah dasar dalam pembelajaran ataupun ektrskurikuler seni musik atau seni tari. Adapun alur dari kerangka berpikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

  Kegiatan ektrakurikuler karawitan di Sekolah Dasar Pelaksanaan kegiatan ektrakurikuler:

  Sarana prasarana/Gamelan Peserta didik

  Peran pelatih Peran kepala sekolah

  Peran guru Memiliki karakter cinta tanah air

  Menjadikan peserta didik melestarikan budaya Indonesia