UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK BIJI SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN.) TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER MANUSIA SECARA IN VITRO

  

SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK

BIJI SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN.)

TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER

  

MANUSIA SECARA IN VITRO

LULUS MEGAWATI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA

2014

  

SKRIPSI

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK

BIJI SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN.)

TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER

MANUSIA SECARA IN VITRO

  

Oleh :

LULUS MEGAWATI

051011256

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

  

DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA

  ii

  

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

  Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul:

  

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK BIJI SIRSAK

(ANNONA MURICATA LINN.) TERHADAP BEBERAPA SEL

KANKER MANUSIA SECARA IN VITRO

  untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Airlangga untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.

  Demikian pernyataan persetujuan publikasi skripsi/karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

  Surabaya, Agustus 2014 \

  Lulus Megawati NIM: 051011256 iii

LEMBAR PERNYATAAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Lulus Megawati NIM : 051011256 Fakultas : Farmasi Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil tugas akhir yang saya tulis dengan judul:

  

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK DAUN SIRSAK

(ANNONA MURICATA LINN.) TERHADAP BEBERAPA SEL

KANKER MANUSIA SECARA IN VITRO

  Adalah benar merupakan hasil karya sendiri. Apabila di kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan kelulusan dan atau pencabutan gelar yang saya peroleh. Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  Surabaya, Agustus 2014 Lulus Megawati NIM: 051011256 iv

  Lembar Pengesahan UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK BIJI SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN.) TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER MANUSIA SECARA IN VITRO SKRIPSI Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi Pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga 2014 Oleh : LULUS MEGAWATI NIM : 051011256 Skripsi ini telah disetujui oleh : Pembimbing Utama Pembimbing Serta Drs. Herra Studiawan, Apt., MS Lusiana Arifianti, S. Farm, M. Farm NIP. 19570310 198601 1 001 NIP. 19810116 200604 2 002

  v

KATA PENGANTAR

  Assalamu’alaikum Wr. Wb Bismillahirahmanirrahim. Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

  Dengan selesainya skripsi yang berjudul

  “ UJI AKTIVITAS

ANTIKANKER EKSTRAK BIJI SIRSAK (ANNONA MURICATA

LINN) TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER MANUSIA

SECARA IN VITROini, perkenankan saya mengucapkan terima

  kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Fasich, Apt, yang telah memberikan fasilitas selama mengikuti kuliah dan melakukan penelitian ini.

  2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Dr. Umi Athijah, Apt., MS., yang telah memberikan fasilitas selama mengikuti kuliah dan melakukan penelitian ini.

  3. Kepala Departemen Fitokimia dan Farmakognosi Prof. Dr.

  Sukardiman, Apt., MS., yang telah mengijinkan penggunaan fasilitas laboratorium selama melakukan penelitian ini.

  4. Drs. Herra Studiawan, Apt., MS., dan Lusiana Arifianti S.

  Farm., M. Farm., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran untuk membimbing serta memberi dorongan baik moril maupun materiil kepada sya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. vi

  5. Prof. Dr. Sukardiman, Apt., MS., dan Dra. Rakhmawati, M.

  Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan skripsi ini.

  6. Papa, mama, Mas Maja, Mbak Indah dan Mas Aji yang telah memberikan doa, motivasi, semangat serta dukungan yang tak henti-hentinya diberikan selama ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  7. Kamilia, Hani, Safira, Anis, Qowi, Ayek, dan Alfin yang selalu memberikan motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

  8. Teman-teman skripsi Sirsak dan Srikaya (Mili, Chiki, Mas Gede) atas suka duka dan kebersamaan kita selama ini.

  9. Para dosen yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan sampai akhirnya saya dapat menyelesaikan pendidikan sarjana ini.

  10. Laboran di Departemen Fitokimia dan Farmakognosi yang telah membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini.

  11. Teman-teman angkatan 2010 kelas D, yang telah bersama- sama menyelesaikan pendidikan di farmasi dan saling mendukung untuk menyelesaikan skripsi.

  12. Dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. vii

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pembaca pada umumnya demi kemajuan di bidang farmasi. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Surabaya, Agustus 2014 Penulis viii

  

RINGKASAN

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK BIJI SIRSAK

(Annona muricata Linn.) TERHADAP BEBERAPA SEL KANKER

MANUSIA SECARA IN VITRO

  Lulus Megawati Pengobatan antikanker dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Pengobatan kemoterapi memiliki banyak efek samping yang dapat mengurangi kualitas hidup penderita kanker yang kemudian akan mengarah pada komplikasi penyakit. Hal tersebut dikarenakan obat kemoterapi bersifat tidak spesifik terhadap sel. Sirsak (Annona muricata Linn.) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan. Senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman sirsak Annonaceous acetogenins telah lama diteliti dan terbukti bersifat antikanker. Annonaceous acetogenins adalah turunan dari rantai panjang (C35 atau C37) asam lemak yang berasal dari jalur poliketida, yang bersifat selektif terhadap sel-sel kanker dengan menghambat komplek I mitokondria yang terlibat dalam sintetis ATP. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antikanker pada ekstrak etanol biji sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap beberapa sel kanker manusia secara in vitro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensi antikanker dari ekstrak etanol biji sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap beberapa sel kanker manusia secara in vitro.

  Penelitian diawali dengan melakukan skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa dalam ekstrak etanol biji sirsak. Didapatkan hasil positif untuk senyawa golongan alkaloid, glikosida saponin, flavonoid dan polifenol. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung

  IC dari ekstrak biji sirsak pada sel T47D, HeLa, WiDr, dan Raji dengan

  50

  ix metode MTT. Ekstrak biji sirsak dibuat tujuh seri konsentrasi dengan tiga kali replikasi. Dari data absorbansi diperoleh persentase sel hidup dengan perhitungan di Microsoft Excel. Dengan data konsentrasi dan persentase sel hidup didapatkan nilai IC menggunakan analisis probit dengan program

50 SPSS. Diperoleh IC ekstrak biji sirsak pada sel T47D = 20,357 ± 1,584

  50

  µg/ml, sel HeLa = 8,906 ± 4,497 µg/ml, sel WiDr = 40,056 ± 3,122 µg/ml, dan sel Raji = 11,242 ± 4,528 µg/ml.

  Berdasarkan hasil di atas, ekstrak biji sirsak dapat dikatakan memiliki aktifitas sitotoksik karena nilai IC kurang dari 1000 µg/mL

  50

  setelah 24 jam kontak dengan sel kanker. Dari hasil IC yang diperoleh

  50

  ekstrak biji sirsak sebagai antikanker memiliki efektifitas kuat terhadap kultur sel HeLa (kanker serviks). Sehingga sangat prospektif dikembangkan lebih lanjut sebagai sediaan fitofarmaka obat sebagai antikanker serviks. Untuk lebih lanjut dapat dilakukan penelitian dengan uji in vivo. x

  

ABSTRACT

  

IN VITRO POTENTIAL ANTICANCER ACTIVITY FROM

EXTRACT OF ANNONA MURICATA SEEDS AGAINST SOME OF

HUMAN CANCER CELLS

  Lulus Megawati Cancer is the process of body cells proliferation that are not controlled.

  Treatment of cancer such as surgery, radiotherapy and chemotherapy have side effects, so natural anticancer is needed. The soursoup (Annona

  

muricata L.) is a traditional medicinal plant which is empirically by the

  people of Indonesia are used for anti-inflammatory and anti-tumor.The purpose of this study was to determine the cytotoxic effect of extract of soursoup (Annona muricata L.) seeds againsts T47D, HeLa, WiDr, and Raji Cancer cells. Cytotoxic test performed by the method of MTT assay. The parameters obtained from the cytotoxic test was IC values. IC is a value

  50

  50

  that produce inhibitory concentrations of cancer cells by 50%. The results showed that the extract of soursoup seeds has a cytotoxic activity with IC

  50

  values of 20.357 ± 1.584 μg/ml for T47D cell, 40.056 ± 3.122 μg/ml for WiDr cell, 8.906 ± 4.497 μg/ml for HeLa cell, and 11.242 ± 4.528 μg/ml for Raji cell.

  

Kerwords: Annona muricata L, cytotoxic, MTT method, T47D cell, WiDr

  cell, HeLa cell, Raji cell, In vitro xi

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iv LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................. vi RINGKASAN ............................................................................................. vii ABSTRAK................................................................................................... xi DAFTAR ISI .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii DAFTAR TABEL ................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xix DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xx

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

  1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 5

  1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

  1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 xii

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7

  2.1 Tinjauan Tentang Annona muricata Linn ......................................... 7

  2.1.1 Klasifikasi Ilmiah ..................................................................... 7

  2.1.2 Sinonim .................................................................................... 7

  2.1.3 Nama Daerah ............................................................................ 8

  2.1.4 Deskripsi Tanaman ................................................................... 8

  2.1.5 Tempat Tumbuh dan Penyebaran ........................................... 10

  2.1.6 Kandungan Tanaman .............................................................. 11

  2.1.7 Kegunaan Tanaman ................................................................ 11

  2.2 Tinjauan Tentang Annonaceous acetogenin ................................... 11

  2.3 Tinjauan Tentang Simplisia dan Ekstrak......................................... 14

  2.3.1 Definisi Simplisia ................................................................... 14

  2.3.2 Definisi Ekstrak ...................................................................... 14

  2.3.3 Definisi Ekstraksi ................................................................... 14

  2.3.4 Metode Ekstraksi .................................................................... 15

  2.3.4.1 Maserasi ......................................................................... 15

  2.3.4.2 Perkolasi ........................................................................ 15

  2.3.4.3 Destilasi Uap .................................................................. 16

  2.3.4.4 Soxhletasi ....................................................................... 16

  2.4 Tinjauan Tentang Skrining Fitokimia ............................................. 17

  2.5 Tinjauan Tentang Kanker ................................................................ 17 xiii

  2.5.1 Definisi Kanker ...................................................................... 17

  2.5.2 Epidemiologi, Etiologi dan Patofisiologi................................ 18

  2.5.2.1 Kanker Payudara ............................................................ 18

  2.5.2.2 Kanker Kolon ................................................................. 19

  2.5.2.3 Kanker Serviks ............................................................... 19

  2.5.2.4 Kanker Nasofaring ......................................................... 20

  2.5.3 Macam-Macam Sel Kanker yang Digunakan ......................... 21

  2.5.3.1 Sel Kanker Payudara (T47D) ......................................... 21

  2.5.3.2 Sel Kanker Kolon (WiDr) .............................................. 21

  2.5.3.3 Sel Kanker Serviks (HeLa) ............................................ 22

  2.5.3.4 Sel Kanker Nasofaring (RaJi) ........................................ 22

  2.6 Tinjauan Tentang Uji Sitotoksisitas Secara In Vitro ...................... 23

  BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................... 25

  3.1 Alur Kerangka Konseptual Penelitian ............................................. 25

  3.2 Uraian Kerangka Konseptual .......................................................... 26

  3.3 Hipotesis ......................................................................................... 28

  BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 29

  4.1 Bahan, Alat dan Kultur Sel ............................................................ 29

  4.1.1 Bahan Tanaman ...................................................................... 29

  4.1.2 Bahan Kimia dan Bahan Lain ................................................. 29

  4.1.3 Kultur Sel Kanker ................................................................... 29 xiv

  4.1.4 Alat ......................................................................................... 30

  4.2 Rancangan Penelitian ...................................................................... 30

  4.2.1 Pembuatan Simplisia Biji Sirsak ............................................ 30

  4.2.2 Pembuatan Ekstrak Biji Sirsak ............................................... 30

  4.2.3 Pengujian Skrining Fitokimia ................................................. 31

  4.2.3.1 Golongan Alkaloid ......................................................... 31

  4.2.3.2 Golongan Glikosida Saponin ......................................... 32

  4.2.3.3 Golongan Flavonoid ...................................................... 33

  4.2.3.4 Golongan Tanin dan Polifenol ....................................... 35

  4.2.3.5 Golongan Antrakuinon................................................... 35

  4.2.4 Pengujian Sitotoksisitas Secara In Vitro ................................. 36

  4.2.4.1 Pembuatan Media Kultur Lengkap ................................ 36

  4.2.4.2 Penumbuhan Sel ............................................................ 37

  4.2.4.3 Penggantian Media Sel .................................................. 37

  4.2.4.4 Panen Sel ....................................................................... 38

  4.2.4.5 Perhitungan Sel .............................................................. 39

  4.2.4.6 Preparasi Sampel ............................................................ 40

  4.2.4.7 Tahapan Pengujian ......................................................... 40

  4.3 Analisis Data ................................................................................... 42

  4.4 Kerangka Operasional ..................................................................... 43 xv

  xvi

  BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 44

  5.1 Hasil Ekstraksi Biji Sirsak .............................................................. 44

  5.2 Hasil Skrining Fitokimia ................................................................. 44

  5.2.1 Pemeriksaan Alkaloid ............................................................. 34

  5.2.2 Pemeriksaan Glikosida Saponin ............................................. 35

  5.2.3 Pemeriksaan Flavonoid........................................................... 37

  5.2.4 Pemeriksaan Tanin Polifenol .................................................. 38

  5.2.5 Pemeriksaan Antrakinon......................................................... 38

  5.3 Hasil Pengujian Potensi Sitotoksisitas Ekstrak Biji Sirsak Secara In

  Vitro dengan Metode MTT ........................................................... 50

  BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 54 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 62

  7.1 Kesimpulan ..................................................................................... 62

  7.2 Saran ............................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 63

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Annona muricata Linn .............................................................. 7Gambar 2.2 Struktur Annonaceous acetogenin........................................... 12Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual .................................................. 25Gambar 4.1 Skema Kerangka Operasional ................................................. 43Gambar 5.1 Hasil uji KLT senyawa golongan alkaloid pada ekstrak biji sirsak ........................................................................................................... 45Gambar 5.2 (a) Hasil uji KLT senyawa terpen / steroid bebas dan (b) senyawa sapogenin ekstrak etanol biji sirsak .............................................. 46Gambar 5.3 Hasil uji KLT senyawa golongan flavonoid pada ekstrak biji sirsak ........................................................................................................... 47Gambar 5.4 Kurva % sel hidup dan konsentrasi ekstrak biji sirsak terhadap sel T47D ..................................................................................................... 51Gambar 5.5 Kurva % sel hidup dan konsentrasi ekstrak biji sirsak terhadap sel WiDr ...................................................................................................... 52Gambar 5.6 Kurva % sel hidup dan konsentrasi ekstrak biji sirsak terhadap sel HeLa ...................................................................................................... 52Gambar 5.7 Kurva % sel hidup dan konsentrasi ekstrak biji sirsak terhadap sel Raji ........................................................................................................ 53Gambar 5.8 Kurva % sel hidup dan konsentrasi ekstrak biji sirsak terhadap sel T47D, HeLa, WiDr, dan Raji ................................................................ 53

  xvii

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel IV.1 Desain Plate .............................................................................. 42 Tabel V.1 Hasil skrining fitokimia ekstrak biji sirsak dengan reaksi warna dan pengendapan ........................................................................................ 48 Tabel V.2 Nilai IC ekstrak biji sirsak pada sel T47D, sel WiDr, sel HeLa,

  50

  dan sel Raji ................................................................................................. 51 xviii

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1

   Contoh Perhitungan Persentase Sel Hidup Pada Sel T47D ..... 69

  Lampiran 2 Contoh Analisis Probit Ekstrak Biji Sirsak (Annona muricata Linn.) Pada Sel T47D Menggunakan Program SPSS 20.0 ......................... 71 Lampiran 3 Foto Sel Uji Sitotoksisitas ....................................................... 74 xix

DAFTAR SINGKATAN

  xx

  ATP : Adenosine Triphosphate DMSO : Dimethyl Sulfoxide EBV : Epstein Barr Virus ELISA : Enzyme Linked Immunosorbent Assay FBS : Fetal Bovine Serum HPV : Human Papiloma Virus LAF : Laminar Air Flow MTT : 3-(4,5-dimetiltiazol-2-il) Difenil Tetrazolium Bromida PBS : Phosphat Buffer Saline RPMI : Rosewell Park Memorial Institute SDS : Sodium Duodecyl Sulphate THF : Tetrahydrofuran THP : Tetrahydropyran WHO : Word Health Organization

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Kanker merupakan masalah kesehatan dari banyak negara di dunia dan termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya (Sajuthi, 2001). Data WHO tahun 2010 menunjukkan bahwa kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, kanker menempati urutan keenam penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan kanker payudara 30% dan kanker leher rahim atau kanker serviks 24% mendominasi (Anonim, 2012)

  Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan mekanisme tidak normal dan tidak terkontrol yang mengatur kelangsungan hidup, proliferasi dan diferensiasi sel. Jika penyebaran dari kanker tidak terkontrol maka dapat menyebabkan kematian (Blecher, 2008). Unsur-unsur penyebab penyakit kanker dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu energi radiasi (sinar ultraviolet, sinar-x dan sinar-

  ϒ ), senyawa kimia dan virus. Diperkirakan 80% dari penyakit kanker pada manusia disebabkan oleh faktor lingkungan, khususnya zat kimia. Kontak dengan zat kimia dapat terjadi akibat pekerjaan seseorang (misalnya, benzena, asbes); makanan (misalnya, Aflatoksin B yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus

  1

flavus yang kadang-kadang ditemukan sebagai kontaminan dalam kacang

  tanah serta bahan pangan lainnya); gaya hidup (misalnya, merokok); atau dengan cara lain (misalnya preparat terapeutik tertentu dapat bersifat karsinogenik) (Murray, 2003).

  1 Pengobatan kanker secara medis memerlukan biaya yang sangat tinggi (Djajanegara, 2008). Dalam beberapa dekade terakhir, praktisi medis setidaknya telah memiliki tiga metode pengobatan kanker, yakni tindakan bedah, radiasi dan kemoterapi. Sebanyak 1/3 penderita kanker diperkirakan dapat disembuhkan melalui modalitas terapi yang bersifat lokal (tindakan bedah dan radiasi), namun bagi 2/3 lainnya terutama yang penyakit kankernya telah mengalami mikrometastasis ke organ tubuh lain, diperlukan modalitas terapi yang bersifat sistemik (kemoterapi) (Halim et al., 2010).

  Kemoterapi adalah tindakan atau terapi pemberian senyawa kimia (obat kanker) untuk mengurangi, menghilangkan atau menghambat pertumbuhan parasit atau mikroba di tubuh pasien (hospes). Tujuan kemoterapi adalah untuk mengobati atau memperlambat pertumbuhan tumor atau mengurangi gejalanya (Lesnussa, 2010). Akan tetapi penggunaan kemoterapi pada penderita kanker tidak bersifat spesifik sehingga banyak menimbulkan efek samping mulai efek samping ringan (seperti mual, muntah, diare) sampai efek samping berat (myelosupresi, toksisitas ginjal, dll). Semua efek samping yang ditimbulkan ini dapat mengurangi kualitas hidup yang kemudian akan mengarah kepada komplikasi penyakit. Oleh karena itu, fakta-fakta ini menarik perhatian untuk mencari alternatif obat antikanker yang bersifat lebih poten dan selektif serta sedikitnya sifat toksisitas pada jaringan yang sehat. (Ibrahim dan Wahid, 2010; Castroa et al, 2010).

  Tumbuhan, telah lama kita ketahui merupakan sumber yang sangat penting dalam upaya mempertahankan kesehatan masyarakat. Catatan dari badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan hidup sehat pada penggunaan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dan 25% dari obat-obat modern yang beredar di dunia berasal dari bahan aktif yang diisolasi dan dikembangkan dari tumbuhan sampai saat ini. Dan adanya gerakan back to nature atau gerakan hidup sehat dengan kembali ke alam sangat mendorong ke arah penggunaan tanaman sebagai bahan obat, kosmetik, pestisida, ataupun kebutuhan keluarga lainnya (Kardinan, 2003). Indonesia merupakan daerah beriklim tropis sehingga banyak tanaman yang tumbuh di negara ini. Kekayaan alam tumbuhan obat Indonesia terdiri atas 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 jenis tumbuhan di dunia, dimana 940 jenis diantaranya merupakan tumbuhan berkhasiat obat, diantaranya bahkan dapat mengobati kanker, salah satunya adalah sirsak.

  Sirsak telah diteliti sejak tahun 1940an, semua bagian dari tanaman sirsak ini dapat digunakan untuk pengobatan. Biji dan daun sirsak secara empiris telah banyak digunakan sebagai antikanker (Evira, 2013). Kandungan fitokimia yang telah diteliti dari tanaman ini adalah

  

acetogenins, alkaloid, quinolines, isoquinolines, tanin, methanolic,

coumarin, procyanidins, flavonoid, Acetaldehyde, Amyl-caproate (Taylor,

  2002). Senyawa bioaktif yang berasal dari tanaman sirsak Annonaceous

  

acetogenins telah lama diteliti dan terbukti bersifat antikanker, selain itu

  juga bersifat antiparasit, insektisida, anticacing, antibakteri, dan antivirus (Taylor, 2002).

  Berdasarkan Nasional Cancer Institute dan atau Nasional Institute of

  

Health (NIH), annonaceous acetogenins dapat secara selektif menghambat

  pertumbuhan sel kanker dan juga menghambat pertumbuhan sel tumor yang resisten terhadap kemoterapi contohnya adriamycin (Taylor, 2002).

  

Annonaceous acetogenins adalah turunan dari rantai panjang (C35 atau

  C37) asam lemak yang berasal dari jalur poliketida, yang bersifat selektif terhadap sel-sel kanker. Annonaceous acetogenins menginduksi sitotoksisitas dengan menghambat komplek I mitokondria yang terlibat dalam sintetis ATP. Sel-sel kanker memiliki kebutuhan energi (ATP) yang lebih tinggi daripada sel normal, oleh karena itu inhibitor komplek I mitokondria memiliki potensi dalam terapi kanker. (Torres, 2012). Selain itu, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh Oberlies et al (1997) dan Liaw et al (2002), menyebutkan bahwa acetogenins sangat ampuh menghambat pertumbuhan sel kanker dan membunuh sel-sel kanker yang tahan terhadap obat multi drug resistant secara selektif. Acetogenins mampu menutup pompa antar-sel sehingga dapat membunuh tumor yang tahan terhadap obat.

  Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas antikanker pada ekstrak etanol biji sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap sel kanker payudara (T47D), kolon (WiDr), serviks (HeLa) dan nasofaring (Raji) secara in vitro. Pemilihan ekstrak etanol dalam penelitian bertujuan bahwa pelarut etanol diharapkan dapat menarik zat-zat berkhasiat yang terdapat dalam simplisia. Dalam penelitian sebelumnya, diketahui kandungan dalam ekstrak etanol daun sirsak terdiri dari kandungan bioaktif acetogenin, flavonoid, saponin, dan tannin (Alfrits et al, 2012). Acetogenin utama yaitu, asimicin, bullatacin, trilobacin, dan bullatalicin (McLaughlin et al, 1996).

  Berdasarkan data penelitian diharapkan akan diperoleh informasi mengenai aktivitas antikanker biji sirsak yang efektif dengan efek samping yang minimal, serta outcome yang positif untuk dikembangkan menjadi obat antikanker yang potensial dan selektif.

  1.2. Rumusan Masalah

  Penelitian ini menentukan potensi ekstrak etanol biji sirsak terhadap beberapa sel kanker manusia secara in vitro dengan beberapa rumusan permasalahan, antara lain :

  1. Apakah ekstrak etanol biji sirsak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker payudara (T47D) ?

  2. Apakah ekstrak etanol biji sirsak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker kolon (WiDr) ?

  3. Apakah ekstrak etanol biji sirsak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker serviks (HeLa) ?

  4. Apakah ekstrak etanol biji sirsak memiliki aktivitas antikanker terhadap sel kanker nasofaring (Raji) ?

  1.3. Tujuan Penelitian

  Menentukan potensi antikanker dari ekstrak etanol biji sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap beberapa sel kanker manusia secara in vitro.

1.3.1. Tujuan Khusus

  1. Menentukan IC dari ekstrak etanol biji sirsak terhadap sel

  50 kanker payudara (T47D).

  2. Menentukan IC dari ekstrak etanol biji sirsak terhadap sel

  50 kanker kolon (WiDr).

  3. Menentukan IC dari ekstrak etanol biji sirsak terhadap sel

  50 kanker serviks (HeLa).

  4. Menentukan IC dari ekstrak etanol biji sirsak terhadap sel

  50 kanker nasofaring (Raji).

1.4. Manfaat penelitian

  Mendukung penelitian dan pengembangan obat Indonesia melalui informasi ilmiah tentang aktivitas antikanker dari ekstrak etanol biji sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap sel kanker payudara (T47D), kolon (WiDr), serviks (HeLa), nasofaring (Raji) secara in vitro. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan lebih lanjut menjadi produk fitofarmaka.

  TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan tentang Annona muricata Linn.

  2.1.1. Klasifikasi ilmiah

Gambar 2.1. Annona muricata Linn. (Haryoto, 1998)

  Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyldonae Ordo : Ranunculales Famili : Annonaceae Genus : Annona Spesies : Annona muricata Linn. (Haryoto, 1998)

  2.1.2. Sinonim Annona bonplandiana H.B.K., Annona caeraensis Barb.Rodr.,

Annona macrocarpa auct., Annona macrocarpa Werckle, Annona muricata

var.borinquensis Morales, Annona sericea Dunal, Guanabanus muricatus

Gomez de la Maza (Wikipedia, 2011).

7 BAB II

  2.1.3. Nama Daerah

  Sumatera : Deureuyan belanda (Aceh); tarutung olanda (Batak); durio ulondra (Nias); durian belanda, nangka belanda, nangka walanda (Melayu); durian batawi, duian batawi (Minangkabau); jambu landa (Lampung). Jawa: Nangkawalanda (Sunda); angka londa, nangkamanila, nangka sabrang, mulwa londa, surikaya welonda, srikaya welandi (Jawa); nangka buris, nangka englan, nangka moris (Madura). Bali : Srikaya jawa. Nusatenggara : Naka, nakat, annona (Flores). Sulawesi : Atis, mangka walanda (Sulawesi Utara); lange lo walanda (Gorontalo); sirikaya balanda (Makasar); sirikaya balanda (Bugis). Maluku : Anad walanda, tafena warata (Seram) ; anal wakano (Nusa laut); naka loanda (Buru); durian, naka wolada (Halmahera); naka walanda (Ternate); naka lada (Tidore). (Depkes RI, 2010)

  2.1.4. Deskripsi Tanaman

  Pohon : Pohon sirsak memiliki model Troll, ketinggian mencapai 8-10 meter, dan diameter batang 10-30 cm (Radi, 1998). Tanaman sirsak (Annona muricata Linn.) termasuk tanaman tahunan. Daun : Daun sirsak berwarna hijau muda sampai hijau tua memiliki panjang 6 -18 cm, lebar 3-7 cm, bertekstur kasar, berbentuk bulat telur, ujungnya lancip pendek, daun bagian atas mengkilap hijau dan gundul pucat kusam di bagian bawah daun, berbentuk lateral saraf. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun pendek sekitar 3-10 mm.

  (Radi, 1998). Daun yang berkualitas adalah daun sirsak dengan kandungan antioksidan yang tinggi terdapat pada daun yang tumbuh pada urutan ke-3 sampai urutan ke-5 dari pangkal batang daun dan dipetik pukul 5-6 pagi (Zuhud, 2011). Bunga : Bunga pada tanaman sirsak berbentuk tunggal

  (flos simplex) yaitu satu bunga terdapat banyak putik sehingga dinamakan bunga berpistil majemuk. Bagian bunga tersusun secara hemicylis, yaitu sebagian terdapat dalam lingkaran yang lain spiral atau terpencar. Mahkota bunga berjumlah 6 sepalum yang terdiri atas 2 lingkaran, bentuknya hampir segi tiga, tebal dan kaku, berwarna kuning keputih- putihan, dan setelah tua mekar, kemudian lepas dari dasar bunganya. Putik dan benang sari lebar dengan banyak karpel (bakal buah). Bunga keluar dari ketiak daun, cabang, ranting, atau pohon. bunga umumnya sempurna, tetapi terkadang hanya bunga jantan dan bunga betina saja dalam satu pohon. Bunga melakukan5 penyerbukan silang, karena umumnya tepung sari matang lebih dahulu sebelum putiknya (Radi, 1998). Buah : Buah sirsak memiliki bentuk sejati berganda

  (agregat fruit) yaitu buah yang berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah tetapi membentuk satu buah. Buah memiliki duri sisik halus. Apabila sudah tua daging buah berwarna putih, lembek, dan berserat dengan banyak biji berwarna coklat kehitaman (Radi, 1998). Biji : Biji buah sirsak berwarna coklat agak kehitaman dan keras, berujung tumpul, permukaan halus mengkilat dengan ukuran panjang kira-kira 16,8 mm dan lebar 9,6 mm. jumlah biji dalam satu buah bervariasi, berkisar antara 20-70 butir biji normal, sedangkan yang tidak normal berwarna putih kecoklatan dan tidak berisi (Radi, 1998).

2.1.5. Tempat Tumbuh dan Penyebaran

  Tanaman sirsak dapat tumbuh di sembarang tempat, paling baik ditanam di daerah yang cukup berair. Di Indonesia sirsak dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 1000 m dari permukaan laut. Tanaman sirsak berasal dari amerika selatan, yaitu meksiko. Tanaman tersebut masuk Indonesia diduga dibawa oleh orang Belanda semasa zaman penjajahan. Bila dugaan ini benar, wajar nama sirsak lebih dikenal dengan istilah nangka belanda. Nama sirsak sendiri berasal dari bahasa Belanda Zuurzak, kurang lebih yang berarti kantung yang asam. Di Indonesia, penyebaran tanaman sirsak dapat dijumpai di daerah Jawa Barat, terutama Rajamendala dan Bandung Selatan, serta di Jawa Tengah, terutama Karang Anyar (Hendro. S, 2005).

  2.1.6. Kandungan Tanaman

  Tanaman sirsak mengandung saponin, flavonoid, tanin, kalsium, fosfor vitamin (A, B, C), Fitosterol, ca-oksalat, dan alkaloid murisine (Mangan, 2009).

  Daun, batang, kulit batang dan biji sirsak mengandung senyawa- senyawa asetogenin, antara lain anokatalin, anoheksoin, anomonisin, dan anomontasin yang memiliki kerja antitumor dan toksisitas selektif sel-sel kanker (Latief, 2012).

  2.1.7. Kegunaan Tanaman

  Kegunaan daun sirsak diketahui dapat menyembuhkan penyakit kanker, caranya dengan merebus 10 lembar daun sirsak yang berwarna hijau tua kedalam 3 gelas air dan direbus hingga airnya tinggal 1 gelas saja. Air rebusan diminumkan kepada penderitanya 2 kali sehari. Setelah diminum, badan pasien terasa panas, mirip dengan efek kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena rebusan daun sirsak hanya membunuh sel-sel yang tumbuh abnormal dan membiarkan sel-sel yang tumbuh normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek membunuh juga sebagian sel-sel yang normal. Selain itu, tanaman sirsak juga dimanfaatkan untuk pengobatan demam, diare, anti kejang, anti jamur, anti parasit, anti mikroba, sakit pinggang, asam urat, gatal-gatal, bisul, flu, dan lain-lain (Mardiana, 2011).

2.2. Tijauan Tentang Annonaceous acetogenin

  Annonaceous acetogenin hanya ditemukan pada keluarga

  Annonaceae. Annonaceous acetogenins telah diketahui memiliki khasiat antitumor, antiparasit, pestisidal, antiprotozoal, antihelmintic, dan antimicrobial. Annonaceous acetogenin merupakan suatu kelompok fitokimia yang mengandung poliketida. Kebanyakan acetogenin adalah derivat rantai panjang asam lemak (C32 atau C34) dan asam terminal carboxylic yang dikombinasi dengan 2 unit propanolol pada posisi C2 untuk membentuk methylsubstituted α,β-unsaturated-γ-25 lactone (Kojima, 2009). Salah satu struktur yang menarik adalah tetrahydrofuran (THF) atau tetrahydropyran (THP).

Gambar 2.2. Struktur Annonaceous acetogenin

  Dikutip dari : American Chemical Society and American Society of Pharmacognosy

  Annonaceous acetogenin terdiri dari, annocatalin, annohexocin,

  

annomonicin, annomontacin, annomuricatin A & B, annomuricin A thru E,

annomutacin, annonacin, (multiple iso, cis, one, etc.), annonacinone,

annopentocin A thru C, cis-annonacin, cis-corossolone, cohibin A thru D,

corepoxylone, coronin, corossolin, corossolone, donhexocin, epomuricenin

A & B, gigantetrocin, gigantetrocin A & B, gigantetrocinone,

gigantetronenin, goniothalamicin, isoannonacin, javoricin, montanacin,

montecristin, muracin A thru G, muricapentocin, muricatalicin,

muricatalin, muri-catenol, muricatetrocin A & B muricatin D, muricatocin

A thru C muricin H, muricin I, muricoreacin, murihexocin 3, murihexocin A

thru C, murihexol, murisolin, robustocin, rolliniastatin 1 & 2, saba-delin,

solamin, uvariamicin I & IV, xylomaticin (Mclaughin et al, 1999)

  Efek sitotoksik dan anti kanker dari acetogenins memiliki beberapa mekanisme yaitu, 1). Menghambat oksidase dari NADH di membran plasma pada sel kanker. Enzim ini hanya di ekspresi pada sel normal yang sehat. Dengan menghambat enzim ini ATP selular akan menurun. 2). Menghambat komplek I (NADH : ubiquimone oxidoreduktase) dalam sistem transport elektron di mitokondria, menghambat fosforilasi oksidasi dan menghasilkan kadar ATP yang rendah, sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker. 3). Menghambat sel kanker yang multidrug

  

resistant. Meningkatkan ekspresi dari pompa plasma membran, P-

glycoprotein, adalah kontributor terhadap multidrug resistant. Pompa

  meningkatkan eliminasi dari kandungan anti kanker sebelum kandungan tersebut dapat berefek terhadap sel kanker. Dua tempat ATP berikatan pada intraselular ditemukan pada P-glycoprotein, dan aktivitas pompa membutuhkan ATP. Acetogenin, lewat penurunan ATP, dapat menurunkan aktivitas atau mematikan pompa P-glycoprotein. 4).sel kanker pada fase S dari siklus selnya lebih rentan terhadap acetogenin annonacin. Annonacin mampu mengistirahatkan siklus sel pada fase G1 dan menghambat progresi fase S. Sebagai tambahan p53 dan p21 ditingkatkan oleh annonacin (Raintree Nutrition, 2004). Pada studi in vitro telah diketahui bahwa acetogenin yang di isolasi dari daun sirsak berguna melawan berbagai sel, yaitu human hepatoma hep G, prostate adenocarcinoma PC-3, pancreatic

  

carcinoma PACA-2, murine leukemia L1210 dan P388 leukemia, human

breast adenocarcinoma MDA-MB231 dan carcinoma MCF-7, human lung

carcinoma A-549, dan human colon cancer HT-29.

2.3. Tinjauan Tentang Simplisia dan Ekstrak

  2.3.1. Definisi Simplisia

  Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia berupa tumbuhan utuh, bagian tanaman atau eksudat tumbuhan (Depkes RI, 2000).

  2.3.2. Definisi Ekstrak

  Esktrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan.

  Ekstrak cair adalah sediaan dari simplisia nabati yang mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Jika tidak dinyatakan lain pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak mengandung senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat (Depkes RI, 2000).

  2.3.3. Definisi Ekstraksi

  Ekstraksi merupakan proses pemisahan dua zat atau lebih dengan menggunakan pelarut yang tidak saling campur. Berdasarkan fase yang terlibat, terdapat dua jenis ekstraksi, yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Pemindahan komponen dari padatan ke pelarut pada ekstraksi padat-cair melalui tiga tahapan, yaitu difusi pelarut ke pori-pori padatan atau ke dinding sel, di dalam dinding sel terjadi pelarutan padatan oleh pelarut, dan tahapan terakhir adalah pemindahan larutan dari pori-pori menjadi larutan ekstrak. Ekstraksi padat-cair dipengaruhi oleh waktu ekstraksi, suhu yang digunakan, pengadukan, dan banyaknya pelarut yang digunakan (Harborne, 1987).

2.3.4. Metode Ekstraksi

  2.3.4.1. Maserasi

Dokumen yang terkait

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU ALUKAT (Dendrohtoe sp. Grew on Persea americana) TERHADAP SEL KANKER KOLON WiDr DENGAN METODE MTT SECARA IN VITRO

2 13 32

AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL DAUN BENALU KEMIRI (Dendrophthoe sp. grew on Aleurites moluccana)TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA(T47D) DENGAN METODE MTT SECARA IN VITRO

0 9 31

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER HERBA PACAR AIR (Impatients balsamina Linn.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D SECARA IN VITRO DENGAN METODE MTT (Ekstrak n-heksana dan Ekstrak Metanol)

0 11 24

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DENGAN METODE MTT ASSAY SECARA IN VITRO

1 8 25

UJI AKTIVITAS ANTIKANKER HERBA PACAR AIR (Impatients balsamina Linn.) TERHADAP SEL KANKER SERVIKS (Sel HeLa) SECARA IN VITRO DENGAN METODE MTT (Ekstrak n-Heksana dan Ekstrak Metanol)

0 21 30

AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA BRUSEIN-A YANG DIKAPSULASI LIPOSOM TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (T47D) SECARA IN-VITRO

0 12 49

UJI EFEK EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) TERHADAP BAKTERI Salmonella pullorum SECARA IN VITRO

0 0 8

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 50°/o UMBI KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME (LOOD) Bl) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 IN VITRO

0 0 6

UJI ANTIKANKER KOMBINASI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN POGUNTANO (Picria fel-terrae Lour.) DENGAN DOKSORUBISIN TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA SECARA IN VITRO

0 1 22

TESIS UJI AKTIVITAS ANTIKANKER PAYUDARA KOMBINASI EKSTRAK n-HEKSANA DAN ETILASETAT BUAH ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) DENGAN DOKSORUBISIN TERHADAP SEL KANKER T47D SECARA IN VITRO

0 1 18