PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA SKRIPSI

  

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO,

SALATIGA

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh:

Mohammad Mubarok

111 08 116

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: Mufiq, S. Ag, M. Phil.

  Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing

  Lamp. : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara : Mohammad Mubarok

  Kepada Yth. Rektor IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu‟alaikum Wr.Wb.

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : Mohammad Mubarok NIM : 111 08 116 Fakultas/Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul : PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI

DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL, SIDOREJO, SALATIGA.

  Dengan ini kami memohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi maklum.

  Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 28 Agustus 2015 Pembimbing

  Mufiq, M. Phil

  NIP. 19690617 199603 1 004

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website

  

SKRIPSI

PERAN ORGANISASI REMAJA MASJID AL-AYYUBI DALAM

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL,

  

SIDOREJO, SALATIGA

DISUSUN OLEH :

MOHAMMAD MUBAROK

NIM: 111-08-116

  

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal

29 Agustus 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar S1 Kependidikan Islam.

  

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag ____________________ Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag, M.Phil ____________________ Penguji I : Fatchurrahman, S.Ag, M.Pd ____________________ Penguji II : Drs. Juz’an, M.Hum ____________________ Salatiga, 29 Agustus 2015

  Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M. Pd. NIP. 19670121 199903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

  Jl.TentaraPelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website:

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mohammad Mubarok Nim : 111-08-116 Fakultas : Tarbiyah Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 28 Agustus 2015 Yang menyatakan,

  Mohammad Mubarok

  NIM. 111 08 116 MOTTO 1.

   Keluarkan keringatmu sebanyak mungkin

untuk cita-citamu kelak dihari esok.

  2. Salah satu hal terindah adalah ketika melihat orang tuamu tersenyum dan kamulah alasan dibaliknya.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi inipenulis persembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan bimbingan baik moral dan spiritual hingga terselesainya skripsi ini.

  2. Semua keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat.

  3. Kepala sekolah dan Guru SD N Tegalwaton 01 yang telah memberikan dorongan dan semangat.

  4. Seluruh anggota Remaja Masjid Al-Ayyubi yang telah memberikan motivasi dan membantu terselesaikannya skripsi ini.

  5. My best friend, yang telah banyak memberikan bantuannya hingga skripsi ini terselesaikan.

KATA PENGANTAR

  Syukur Alhamdulillah skripsi yang berjudul “Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

  Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyusun skripsi dengan sebaik-baiknya, namun mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini benar-benar dapat menjadi sumbangan pemikiran yang bermanfaat, terutama bagi mahasiswa berstatus kuliahsambil bekerja atau mengajar di sekolah.

  Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku pembimbing yang telah mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.

  4. Ibu Siti Rukhayati M.Ag Selaku Kajur PAI IAIN Salatiga.

  5. Segenap dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan bekal pengetahuan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  6. Rekan-rekan mahasiswa IAIN Salatiga yang telah membantu penelitian penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Akhirnya penulis berdo’a semoga amal dan jasa baik semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT yang setimpal, Amin.

  Salatiga, 28 Agustus 2015

  Mohammad Mubarak

  NIM 111 08 116

  

ABSTRAK

  Mubarok, Mohammad, 2015. Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam

  Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing: Mufiq,S.Ag,M.Phil.

  Kata Kunci: Remaja, Kenakalan Remaja, Peran Remas.

  Perkembangan pergaulan remaja di Kelurahan Kauman Kidul mulai mengkhawatirkan. Hal ini ditandai dengan adanya perkembangan kenakalan remaja yang semakin meluas baik bentuknya maupun intensitasnya. Sementara remaja masjid juga hidup dan berkembang dengan baik. Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan. Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

  b) Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. c) Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al- Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan data dilakukan dengan metode interview, observasi, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan sosiologis, dengan cara mendatangi objek penelitian atau terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.

  Temuan dalam penelitian ini adalah Remaja Masjid Al-Ayyubi yaitu memiliki visi berorientasi pada pembinaan membentuk remaja Islam dengan akidah yang benar, akhlak yang baik dan wawasan yang luas. Kemudian memiliki misi pengadaan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan remaja Islam dan memiliki nilai positif. Dengan tujuan membina Remaja Masjid Al-Ayyubi unutk menjalankan syari’at Islam yang baik dan benar sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kauman Kidul memiliki jenis kenakalan remaja terbagi menjadi kenakalan yang bersifat biasa dan khusus. Sebanyak 38 remaja berkenakalan khusus menjasi subjek penelitian ini seperti mabuk, penggelapan motor, judi bola, sabung ayam, judi Playstation, balap liar, dan lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan mereka, dan mereka terbagi menjadi 6 kategori. Faktor dari lingkungan keluarga memberikan andil besar, keadaan ekonomi dan kerohanian keluarga yang kurang menjadi faktor paling mempengaruhinya. Remas Al-Ayyubi membawa konsen kegiatannya terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan.

  

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah B.

  3 Rumusan Masalah C.

  4 Tujuan dan Manfaat Penelitian D.

  5 Metode Penelitian 1.

  5 Jenis dan Pendekatan Penelitian 2.

  6 Definisi Operasional 3.

  9 Sumber dan Jenis Data 4.

  10 Teknik Pengumpulan Data E.

  12 Teknik Analisis Data F.

  13 Sistematika Penulisan

  BAB II KAJIAN PUSTAKA G.

  15 Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid H.

  23 Teori tentang Kenakalan Remaja

  BAB III HASIL TEMUAN PENELITIAN A.

  34 Profil Masjid-masjid Kauman Kidul B.

  48 Profil Organisasi Remaja Masjid Al- C.

  58 Realitas Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul D.

  73 Realitas Hasil Wawancara tentang Kenakalan Remaja

  BAB IV ANALISIS PENELITIAN A. Analisis tentang Peranan Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakakalan Remaja

  91 B. Faktor–faktor Pendorong dan Penghambat Peranan Remaja Masjid Al-

  Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kauman Kidul .103 C.

  Menanggulangi Kenakalan Realitas Peran Remas Al-Ayyubi dalam

  Remaja 104 D.

  Tanggapan Masyarakat terhadap Peran Organisasi Remas Al-Ayyubi dalam menanggulangi Kenakalan Remaja 112 E.

  Tanggapan Remaja terhadap Kegiatan Organisasi Remas Al-Ayyubi 116

  BAB V PENUTUP A.

  123 Kesimpulan B.

  125 Saran

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi adalah suatu organisasi atau

  wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid di Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga sebagai pusat aktivitasnya.

  Organisasi Remaja Masjid merupakan salah satu alternatif yang sangat baik dalam pembinaan emosi remaja. Melalui organisasi tersebut, mereka memperoleh lingkungan yang Islami serta dapat mengembangkan kreativitasnya dalam usaha mendukung segala penyelenggaraan kegiatan bernuansa islami.

  Organisasi Remaja Masjid saat ini seharusnya menjadi salah satu wadah yang disadari keberadaannya dapat memberikan kebersamaan dalam membawa nuansa keislaman pada pribadi remaja. Organisasi ini kini sudah menyebar banyak daerah maupun kota. Meskipun keberadaannya masih terdapat hambatan, baik dari segi pola pengkaderan, program kerja maupun pengelolaan organisasi. Namun hambatan tersebut, secara umum masyarakat sudah dapat menerima atas kehadirannya.

  Untuk pola pengkaderan organisasi Remaja Masjid memang menjadi hambatan yang terjadi pada umumnya. Berbeda dengan Remaja Masjid di Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga, pola pengkaderan Remaja Masjid Al-Ayyubi termasuk bersambung pada kader berikutnya dengan baik dua tahun sekali. Istimewanya lagi, kekompakan setiap anggotanya yang terdiri dari berbeda Rukun Warga (RW) atau kumpulan dari bagian remaja 7 RW. Ditambah dukungan masyarakat baik moril dan materil cukup besar dalam setiap kegiatan islam yang akan dilaksanakan. Membuat Takmir masjid lebih berperan menjadi penasehat bagi setiap kegiatan maupun keorganisasian, karena hampir semua kegiatan keislaman penuh dijalankan oleh Remaja Masjidnya.

  Remaja Masjid menjadi aura positif bagi para remaja muslim dalam mayoritas keadaan remaja saat ini yang lebih condong pada arah kenakalan akhlak. Melalui suasana kekompakan dalam mendukung kegiatan keislaman bisa menjadi dakwah secara tidak langsung mulanya bagi anggota Remaja Masjid dan secara perlahan akan menarik remaja lainnya untuk bisa berkecimpung di dalamnya. Pada dasarnya memang kegiatan Islam yang dilakukan oleh Remaja Masjid merupakan suatu jalan atau upaya muslim untuk mengarahkan kaum remajanya menuju nuansa perhatiaan terhadap indahnya ajaran Islam.

  Pada masa sekarang, Remaja Masjid semakin terasa diperlukan terutama untuk mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki keterikatan dengan masjid. Keberadaannya organisasi Remaja Masjid dapat memberikan warna tersendiri bagi pengembangan masjid. Organisasi Remaja Masjid merupakan dinamika kegiatan keagamaan yang orientasi umumnya diarahkan kepada pengembangan dakwah. Tentunya diharapkan Remaja Masjid dapat menjadi penggerak pengembangan dakwah Islam yaitu dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.

  Diharapkan Remaja Masjid dapat membina para anggotanya agar beriman, berilmu,dan beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan remaja muslim dilakukan dengan menyusun aneka program kemudian di follow up (tindak lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi pada keislaman, kemasjidan, keremajaan, dan keilmuan (Siswanto, 2005: 48-50).

  Berkembang harapan agar Remaja Masjid bisa berdakwah atau membawa suasana religius kepada remaja-remaja di Kelurahan Kauman Kidul sebagai upaya menanggulangi kenakalan remajanya. Hal ini karena, Remaja Masjid sebagai bagian dari generasi muda mempunyai peranan yang cukup besar dan potensial dalam membina dan mengembangkan ajaran agama, khususnya terhadap kalangan remaja lainnya.

  Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut tentang bagaimana “Peran

  Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul, Sidorejo, Salatiga”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan

  Kauman Kidul Sidorejo Salatiga?

  2. Bagaimana realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga? 3. Bagaimana peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo

  Salatiga? C.

   Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

  Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a.

  Untuk mengetahui realitas organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

  b.

  Untuk mengetahui realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

  c.

  Untuk mengetahui peran organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam usaha menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga.

  2. Manfaat penelitian

  Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a.

   Secara Teoritis

  Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan dari peran Remaja Masjid dalam merangkul remaja-remaja lainnya untuk menanggulangi kenakalan remaja. Dapat bisa diangkat dan diteliti secara detail atau dijadikan bahan studi banding oleh peneliti lainnya.

b. Secara praktis

  Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat bahwa Remaja Masjid memiliki peran vital pula dalam menanggulangi kenakalan remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran penting organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja.

D. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta penjelasan dari fenomena yang terjadi.

  Pada umumnya penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian non-hipotesis/non-statistik, sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian ini memiliki ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian. Kegiatan yang dimaksud untuk menjadi penelitian ini adalah peran organisasi Remaja Masjid dalam menanggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo, Salatiga.

  Proses pelaksanaan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah: a. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan jelas kegiatan Remaja Masjid Al-Ayyubi.

  b.

  Mengidentifikasikan permasalahan Remaja Masjid dalam perannya menanggulangi kenakalan remaja.

  c.

  Menjelaskan peran pentingnya Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam menanggulangi kenakalan remaja.

  Pendekatan yang dipakai dalam penelitian adalah pendekatan sosiologis, dilakukan dalam peroleh data dengan cara mendatangi objek penelitian atau ikut terlibat langsung dalam kegiatan objek penelitian.

2. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan di bawah ini:

a. Organisasi Remaja Masjid

  Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas, 2001: 854), peran memiliki arti tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Menurut Soekanto (1990: 268) peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran.

  Organisasi adalah kesatuan yang terbentuk karena penggabungan dari beberapa orang dan sebagainya dalam suatu perkumpulan yang mempunyai tujuan tertentu (Depdiknas, 1998: 803). Menurut Etzioni (1982: 2), organisasi adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kemudian menurut Sadler (1994: 115), organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui seseorang dibawah pengarahan pemimpin untuk mengejar tujuan bersama.

  Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54). Sedangkan Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto, 2005: 48).

b. Kenakalan Remaja

  Kenakalan memiliki arti sifat nakal, perbuatan nakal (Poerwadaminta, 1998: 670). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kenakalan adalah suka berbuat kurang baik, tidak menurut, suka mengganggu (Tim Penyusun, 1998: 461). Menurut Sujanto (2008: 297), kenakalan adalah suatu perbuatan nakal, perbuatan tidak baik dan bersifat mengganggu orang lain, tingkah laku yang melanggar norma kehidupan masyarakat.

  Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa (Gunarso, 1983: 17). Mereka bukan lagi anak-anak baik bentuk jasmani, sikap, cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan juga orang dewasa yang telah matang. Masa ini mulai kira-kira pada umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun (Zakiah, 1993: 101).

  Kartono (2006: 73) menjelaskan kenakalan remaja (Juvenile Delinquency) adalah perilaku jahat atau kenakalan anak-anak muda, merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang yang luas, dari tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai penyelenggaraan status hingga tindak kriminal.

  Sudarsono (2004: 32), menyebutkan beberapa indikator kenakalan remaja sebagai berikut: 1)

  Melakukan tindakan bolos sekolah 2)

  Melakukan upaya pencurian dan pemerasan

  3) Mengakses pornografi

  4) Melakukan tindakan kekerasan dan tawuran

  5) Melakukan tindakan perjudian

6) Mengkonsumsi NAPZA.

  Dalam penelitian ini, kenalakan remaja yang dimaksud adalah sikap atau tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif sosial masyarakat.

3. Sumber dan Jenis Data

  Arikunto (1992: 102) menjelaskan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder.

  a. Data Primer

  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saefudin, 1998: 91). Pada penelitian ini sumber primernya adalah pengurus dan anggota Remaja Masjid serta ta

  ’mir Al-Ayyubi yang diperoleh melalui wawancara dan dokumentasi.

  b. Data Sekunder

  Data sekunder atau data kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia

  (Saefudin, 1998:91). Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari sumber data langsung berupa data tertulis semua kegiatan keislaman yang sudah dijalankan oleh Remaja Masjid dan rekam perjalan kepengurusan organisasi Remaja Masjid. Selain itu data sekunder bisa diperoleh dari buku-buku maupun karya tulis, media cetak dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan judul penulisan.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

  Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983: 136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala untuk kemudian dilakukan pencatatan.

  Metode ini digunakan untuk mencari data dengan cara datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya, dalam hal ini peneliti berperan dengan cara terlibat langsung dalam aktivitas Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi dalam peran mereka menanggulangi kenakalan remaja.

b. Interview

  Interview atau wawancara adalah suatu kajian yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan (Subagyo, 1991: 39). Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan lisan untuk dijawab secara lisan pula. Secara sederhana Hadari (2002: 111) mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek penelitian.

  Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan (Suharsimi, 2002: 132).

  Dan sebagai pendekatannya penulis menggunakan wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua hal yang relevan dengan penelitian ini melalui informan, yaitu orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Lexy, 2009: 132). Untuk informan dalam penelitian ini adalah pengurus, anggota Remaja Masjid, takmir masjid, dan dari pihak remaja yang masuk dalam kategori remaja berkenakalan khusus. Data yang diambil dalam wawancara tersebut adalah latar belakang pendidikan, keadaan rohani dan ekonomi keluarga.

c. Dokumentasi

  Suharsimi (2002: 206) memaparkan teknik dokumentasi adalah pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, struktur organisasi, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada pada organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi yakni visi misi, dokumen-dokumen kegiatan, foto kegiatan dan lain sebagainya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

  Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

  Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubung- hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada remaja.

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dihadirkan untuk mempermudah pemahaman dalam mencerna masalah yang akan di bahas, maka diperlukan format penulisan kerangka skripsi agar memperoleh gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara garis besarnya, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang

  berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain teori- teori tentang masjid dengan organisasi remaja masjid dan teori kenakalan remaja.

  BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri

  profil singkat Masjid-masjid di Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga, sejarah organisasi, periodesasi dan perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan Remaja Masjid.

  Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang realitas kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul. Serta hasil wawancara penulis pada remaja-remaja yang masuk kategori pergaulan remaja kenakalan khusus.

  

BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Masjid Al-Ayyubi Dalam

Menanggulangi Kenakalan Remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga Menjabarkan tentang peran Remaja Masjid Al-Ayyubi

  dalam menganggulangi kenakalan remaja Kelurahan Kauman Kidul Sidorejo Salatiga. Serta faktor

  • –faktor pendorong dan penghambat peranan remaja masjid Al-Ayyubi dalam menanggulangi kenakalan remaja kauman kidul.

  BAB V Penutup Merupakan akhir dari pembahasan skripsi yang meliputi Kesimpulan dan Saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori tentang Masjid dan Remaja Masjid 1. Pengertian Masjid Masjid berasal dari bahasa Arab sajada yang berarti tempat

  bersujud atau tempat menyembah Allah SWT. Selain itu, Masjid juga merupakan tempat orang berkumpul dan melaksanakan shalat secara berjama

  ’ah dengan tujuan meningkatkan solidaritas dan silaturrahmi di kalangan kaum muslimin, dan di Masjid pula tempat terbaik untuk melangsungkan shalat jum ’at (Ayub, 2001:1).

  Fungsi utama Masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Adapun menurut beberapa ahli yang berpendapat tentang fungsi Masjid antara lain: a.

  Drs. Moh Ayub 1)

  Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  2) Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

  3) Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

  4) Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan (Ayub, 2001:7).

  b.

  Budiman Mustofa 1)

  Masjid sebagai sentra peribadatan umat Islam terutama dalam melaksanakan shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah lainnya.

  2) Masjid sebagai sekolah, tempat berkumpul para ulama besar dalam mengajarkan ilmu, tempat menyampaikan penjelasan hokum-hukum syari’at (taujih as-syar‟i) atau arahan-arahan keagamaan kepada masyarakat (taujih Al-

  Ma‟nawi) (Depag RI, 2007: 23).

  c.

  Siswanto 1)

  Masjid sebagai tempat beribadah 2)

  Masjid sebagai tempat menuntut ilmu 3)

  Masjid sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam 4)

  Masjid sebagai pusat kaderisasi umat 5) Masjid sebagai basis kebangkitan umat Islam (2005: 60).

  2. Pengertian Organisasi Remaja Masjid           

       

  1. Demi masa.

  2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3.

   Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan

nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat

menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S: Al- „Ashr: 1-3).

  Ayat di atas seharusnya bisa dijadikan Remaja sebagai pedoman dalam membentengi keburukan pergaulan di zaman modern saat ini.

  Kemajuan zaman memang membawa kemajuan dari berbagai arah termasuk pada kebebasan pergaulan. Apalagi suasana semua serba mudah dan bisa terlaksana dengan instan dan membuat persaingan tinggi melangkah kearah modernitas individu. Sehingga kalau dilihat dari segi akhlak, kemajuan zaman saat ini membawa kemerosotan akhlak remaja pada umumnya. Dengan demikian remaja harus membentengi diri dengan keimanan dan senantiasa mengerjakan amalan yang sesuai syari’at islam.

  Remaja merupakan golongan masyarakat yang paling mudah terpengaruh dari dunia luar (Daradjat, 1975: 94). Usia remaja merupakan usia rawan, dimana secara umum mereka beragama, tetapi dalam perilakunya sering tidak menjalankan ajaran agama. Usia remaja ini yang sering menjadi korban pergaulan kuran baik di zaman modern saat ini.

  Alternatif positif disajikan oleh organisasi yang bergelut pada usaha memperjuangkan keaktifan kegiatan remaja di Masjid. Organisasi ini banyak memberikan peran dan wadah yang baik bagi remaja pada umumnya untuk bisa menghindari pergaulan di luar yang bebas sulit terkontrol.

  Kalau dilihat artinya, organisasi sendiri menurut Imam Munawir dalam Siswanto (2005:80) adalah merupakan kerja sama di antara beberapa orang untuk mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan kerja. Menjadi ikatan kerja sama dalam organisasi adalah tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Etzioni (1982:2) memberikan pengertian organisasi adalah unit sosial atau pengelompokkan manusia yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu.

  Menurut Syani (2007: 115) organisasi adalah suatu proses sosial, dimana dalam pengaturan aktivitas-aktivitasnya secara berturut-turut sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan bersama. Menurut Poerwadarminta (2006: 814) organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.

  Remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Gunarso, 1983:17). Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004:54).

  Adapun batasan umur remaja belum ada kesepakatan dari para ahli, karena hal ini tergantung dari mana remaja itu dilihat. Akan tetapi menurut Prof. Dr. Zakiah Derajat, usia remaja yang hampir disepakati oleh para ahli jiwa adalah antara umur 13 tahun sampai 21 tahun (Darajat, 1976:11).

  Kyai Sableng dalam

  

menyatakan bahwa

  remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda Masjid yang melakukan aktifitas sosial dan ibadah di lingkungan Masjid. Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atau wadah perkumpulan remaja muslim yang menggunakan Masjid sebagai pusat aktivitasnya (Siswanto, 2005:48).

  Dari definisi tersebut dapat diambil pengertian, bahwa Organisasi Remaja Masjid adalah wadah kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok Remaja Muslim yang memiliki keterkaitan dengan Masjid untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi Remaja Masjid merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja Masjid memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas tersebut.

  Sebagai wadah aktivitas kerja sama remaja muslim, maka Organisasi Remaja Masjid perlu merekrut remaja-remaja di lingkungan Kelurahan Kauman Kidul untuk menjadi anggota. Dipilih remaja muslim yang berusia antara l5 sampai 25 tahun. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan tingkat pemikiran dan kedewasaan mereka. Usia di bawah 15 tahun adalah terlalu muda, sehingga tingkat pemikiran mereka masih belum berkembang dengan baik. Sedang usia di atas 25 tahun, sepertinya sudah kurang layak lagi untuk disebut remaja. Namun, pendapat ini tidak menutup kemungkinan adanya gagasan yang berbeda.

3. Peran dan Fungsi Remaja Masjid

  Sebagaimana telah diketahui, bahwa Remaja Masjid merupakan organisasi dakwah yang menghimpun remaja muslim. Karena keterikatannya dengan Masjid, maka peran utamanya adalah memakmurkan Masjid (Siswanto, 2005: 64).

  Memakmurkan Masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama. Rasulullah SAW bersabda,

  “Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah Masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di Syurga (Mustofa, 2007: 18).

  Kemakmuran Masjid mempunyai arti yang sangat luas, yaitu penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdloh hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun ibadah muamalah hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin, 2010:16).

  Remaja Masjid dalam mengajak semua anggotanya dan remaja sekeliling untuk memakmurkan Masjid tentu diperlukan kesabaran, misalnya: a.

  Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke Masjid, b.

  Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan Masjid sebagai tempat pelaksanaannya, c.

  Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara shalat berjamaah, d.

  Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke Masjid.

  Rahmatsuadi dalam

  

menjelaskan secara rinci beberapa

  peran remaja masjid dalam era modern saat ini sebagai berikut: a.

  Pendidikan Remaja Masjid memegang peranan dalam penyebaran budaya

  Islam. Melalui remaja Masjid secara bertahap kita dapat menanamkan nilai-nilai keimanan dasar, sehingga dapat membentengi generasi Islam dalam pergaulannya. Sekarang ini seakan tiada batas pergaulan para pemuda, karena itu dengan Remaja Masjid memiliki tujuan bisa mengontrol dan mencegah pergaulan bebas yang setiap saat memintai generasi Islam kita.

  b.

  Pembentukan jati diri Dengan pembinaan Remaja Masjid kita bisa mengarahkan generasi muda Islam untuk mengenal jati diri mereka sebagai Muslim.

  Jika mereka sudah mengenal jati dirinya maka mereka tidak akan terombang ambing dalam menentukan jalan hidup mereka.

  c.

  Pengembangan potensi

  Melalui remaja Masjid kita bisa memotivasi dan membantu generasi muda Islam untuk menggali potensinya mereka serta memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk menampilkan kreatifitas mereka.

B. Teori tentang Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan Remaja

  Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan terjadi kemudian adalah berdampak negative terhadap perkembangan pribadinya. Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti contoh kecil langkah bergabung dengan organisasi pemuda yang resmi, sudah tentu berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

  Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan adalah akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang berupaya mencari identitas diri. Oleh karena itu orang tua harus mengawasi dan memperhatikan anak dalam aktifitas keseharianya, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan luar rumah.

  Bahkan kenakalan remaja merupakan hal yang tidak pernah surut dalam kehidupan bermasyarakat. Akhir-akhir ini, banyak anak dan remaja melakukan penyimpangan terhadap norma sosial maupun norma agama. Kenakalan bukan saja ada dalam masyarakat, namun juga dalam lingkungan pendidikan dan di sekolah. Seperti halnya perkelahian antar pelajar, pemerkosaan oleh pelajar, minum-minuman keras, kebocoran ujian dan sebagainya. Maka kalangan penegak hukum, pendidik dan para pemuka agama timbul rasa prihatin atas masalah tersebut (Kurniawan, 2010:20).

  Pengertian kenakalan remaja mempunyai arti yang khusus dan terbatas pada suatu masa tertentu, yaitu masa remaja sekitar umur 13-15 tahun sampai dengan sekitar umur 21 tahun. Kenakalan biasa disebut juga dengan istilah juvenile berasal dari bahasa latin juvenilis, yang artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan delinquent berasal dari bahasa latin

  

deliquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas

  artinya menjadi jahat, nakal, anti sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau peneror, dan lain sebagainya (Mulyono, 1984:20).

  Masih dalam pengertian kenakalan remaja, Prof. Dr. Fuad Hasan menjelaskan bahwa Kenakalan Remaja adalah “perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak atau remaja bilamana dilakukan oleh orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindak kejahatan” (Atmasasmita, 1983:22). Selanjutnya Sofyan S. Willis menyatakan bahwa kenakalan remaja adalah “kelalaian tingkah laku, perbuatan atau tindakan anti sosial yang melanggar norma sosial, agama, serta ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat (Sofyan, 1981:59).

  Lebih lanjut lagi para ahli seperti Paul Lapan, (dalam Atmasasmita, 1983:20), mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah seseorang yang telah divonis oleh pengadilan kepantasan hukum yang melalui hukum remaja dapat dijatuhi sanksi. Senada dengan Paul, William G. Kvaraceus, (dalam Mulyono, 1984:22), mendifinisikan bahwa kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak muda di bawah umur tertentu, dan pelanggaran tersebut merupakan sebuah pelanggaran terhadap hukum atau tatanan pemerintahan kota.

  Berbeda dengan pengertian di atas, Benyamin Fine (dalam Mulyono, 1984:21) mendefinisikan bahwa kenakalan remaja adalah sebuah teladan atau contoh tingkah laku dilakukan oleh seorag anak muda di bawah umur 18 tahun yang berlawanan dengan hukum negeri dan masih bisa diterima, dan ini merupakan anti-sosial dalam karakter.

  Hal yang sama juga dikemukakan oleh Maud A. Merril (dalam Atmasasmita, 1983:21), Seorang anak diklasifikasikan sebagai anak nakal ketika anti-sosialnya kepada seseorang cenderung terlihat serius, yang mana dia harus menjadi subyek tindakan resmi.

  Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa kenakalan remaja mempunyai sifat yang dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar, yaitu kenakalan remaja yang bersifat a-moral dan anti sosial yang dikemukakan oleh Maud A. Merril, Benyamin Fine.

  Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Sedangkan definisi menurut

  William G. Kvaraceus dan Paul Lapan Kenakalan remaja yang bersifat melanggar hukum, dan pelaku dapat dijerat oleh hukum yang berlaku.

2. Faktor-faktor Kenakalan Remaja

  Banyak permasalahan dialami oleh remaja yang bisa menjadi beberapa faktor pengaruh lahirnya sifat kenakalan pada remaja. Para ahli berusaha menentukan faktor pendukung kenakalan remaja sebagai berikut: a.

  Dalam bukunya Sarlito Wirawan Sarwono, Phillip Graham lebih mendasarkan faktor-faktor penyebab kenakalan remaja menjadi dua golongan yaitu: 1)

  Faktor Lingkungan

  a) Malnutrisi (kekurangan gizi)