Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. - Test Repository

  

IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

DI SMPN 06 SALATIGA TAHUN AJARAN 2016-2017

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:

M. AZKA ARIFIAN

  

111-12-232

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

  

MOTTO

                 

                  

        

  “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka, Barangsiapa bertaqwa kepada Allah maka Allah jadikan urusanya menjadi mudah, Barangsiapa bertaqwa kepada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapatkan pahala yang agung” (QS. Athalaq: 2-5)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Ku persembahkan sebuah karya kecil ini untuk ayahanda (Triyono) dan ibundaku (Eni Hidayati) tercinta yang tiada pernah berhenti memberiku semangat, do’a, nasihat dan kasih sayang yang tak pernah tergantikan. Terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku dalam belajar. Semoga diri ini bisa menjadi seorang yang berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama.Ya Allah berikanlah balasan setimpal Syurga firdaus_Mu untuk kedua orang tuaku, Amin.

  2. Kepada kedua adikku (Farhan Navis dan Umada Habibatil Mutia), yang aku sayangi, Raihlah cita-cita kalian setinggi mungkin, mas Pian harap kalian bisa menggapai hal yang sama dan bahkan lebih baik dari ini. Semoga mas Pian ini bisa menjadi teladan yang baik buat kalian.

  3. Segenap keluargaku, terimakasih atas semua do’a, dukungan, nasihat yang diberikan kepadaku. Semoga diri ini bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa. Membanggakan kelurga, dan bermanfaat ilmunya.

4. Teruntuk teman-teman seperjuangan PAI G dan PAI Angkatan 2012, sukses selalu untuk kalian.

KATA PENGANTAR

  Asslamu’alaikum Wr.Wb

  Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, syukur dan terimakasih senantiasa penulis haturkan kepada Allah swt yang telah memberi nikmat sehat, iman, islam dan memberi kesempatan serta ridha-NYA sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyajikan hasilnya dalam bentuk skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 06 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017” ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi strata 1 dan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan IAIN Salatiga.

  Bantuan dan dukungan baik materil maupun immateriil dari berbagai pihak telah memberikan kontribusi positif dalam penyusunan skripsi ini. Dan atas kontribusi tersebut penulis menyampaikan terimakasih dan do’a semoga Allah swt berkenan membalas kebaikan kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Imam Mas Arum, M. pd selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas mencurahkan fikiran waktu dan tenaganya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Ibu Maryatin, M. Pd. Selaku dosen pembimbing akademik, terimakasih atas waktu yang telah diberikan selama 5 tahun ini, telah membimbing dengan sabar dan ikhlas.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

  7. Ibu Mudjiati selaku kepala sekolah di SMPN 06 Salatiga yang telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

  8. Siswa-siswi SMPN 06 Salatiga yang telah menyambut dengan hangat dan senyum manis atas kehadiran penulis dan kerja sama selama penelitian.

  Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan penulis sadar bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran, kritik yang membangun dan koreksi semua pihak penulis terima dengan tangan terbuka.

  Wasslamu’alaikum Wr.Wb

  Salatiga, September 2017 Penulis M. AZKA ARIFIAN NIM: 111-12-232

  

ABSTRAK

  Arifian, Muhammad Azka, 2017. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.

  Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Imam Mas Arum M. Pd.

  Kata Kunci : Gerakan Literasi, Sekolah

  Konteks gerakan literasi sekolah yaitu mencakup memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui upaya menyeluruh agar menjadikan warga sekolah menjadi pembelajaran literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui bagaimanakah implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga? 2) untuk mengetahui faktor-faktor apa saja pendukung dan penghambat implementasi implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga? 3) solusi seperti apakah yang dilakukan oleh guru dan kepala sekolah dalam implementasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga?.

  Penelitian ini adalah jenis penilian kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dari sumber data. Pihak yang di wawancarai antara lain: guru SMPN 06 Salatiga, kepala sekolah SMPN 06 Salatiga, siswa-siswi SMPN 06 Salatiga. Analisis data dimulai saat penulis mengumpulkan data, dengan cara pengorganisasian, pemecahan, sintesis, menentukan pola, memilah data yang penting dan tidak dengan mengacu pada kontribusi pada upaya menjawab fokus penelitian gerakan literasi sekolah.

  Hasil dari penelitian yang penulis lakukan mengarah kepada kesimpulan yaitu: 1) Implementasi gerakan literasi sekolah tahap pembiasaan yaitu 15 menit membaca buku non-pelajaran, tahap pengembangan yaitu meningkatkan kemampuan membaca dengan menganalisis buku yang sudah dibaca, tahap pembelajaran yaitu dilanjutkan dengan menganalisis serta pemberian tagihan akademik 2) Faktor pendukung kegiatan literasi di SMPN 06 Salatiga: sarana prasarana yang memadai, ketersediaan buku yang lengkap, tim book lovers, progam sumbangan buku dari orang tua, guru dan alumni 3) Solusi memotivasi siswa agar mengikuti kegiatan dengan baik, memberikan arahan atau teguran, menghimbau kepada seluruh warga sekolah baik guru ataupun siswa untuk gemar membaca dan menullis agar menjadi pribadi yang literat.

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR BERLOGO ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ............................................ v

MOTTO ..................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ....................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

ABSTRAK .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian ..............................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

  7 E. Penengasan Istilah .................................................................................

  8 F. Metode Penelitian .................................................................................. 10

  G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 17

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Literasi ................................................................................ 18

  B. Tahap-Tahap Gerakan Literasi Sekolah ............................................... 20

  C. Jenis Kegiatan Literasi .......................................................................... 21

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 06 Salatiga

  1. Sejarah dan Profil SMPN 06 Salatiga ..................................................... 34

  2. Visi, Misi, Tujuan SMPN 06 Salatiga ...................................................... 35

  3. Daftar Guru .............................................................................................. 36

  4. Sarana dan Prasarana................................................................................ 40

  B. Hasil Penelitian

  1. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah .................................................. 42

  2. Faktor Pendukung dan Penghambat Gerakan Literasi Sekolah ............... 48

  I3 Solusi Gerakan Literasi Sekolah .............................................................. 50

  BAB IV PEMBAHASAN A. Implementasi Gerakan Literasi Sekolah SMPN 06 Salatiga ................... 51 B. Faktor Pendukung dan Penghambat Gerakan Literasi Sekolah

  1. Faktor Pendukung ............................................................................ 59

  2. Faktor Penghambat ......................................................................... 60

  C. Solusi Gerakan Literasi Sekolah ............................................................. 61

  BAB V PENUTUP A.Kesimpulan .............................................................................................. 63 B. Saran ........................................................................................................ 64 C. Penutup .................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................66

  DAFTAR TABEL

  Tabel I Membaca dalam hati (Tahap pembiasaan) ................................... 21 Tabel II Contoh jurnal membaca ................................................................ 23 Tabel III Membaca nyaring .......................................................................... 24 Tabel IV Pedoman Meringkas dan membaca buku .................................... 28 Tabel V Indikator pencapaian tahap pembelajaran ........................................30 Tabel VI Daftar Guru .................................................................................. 36

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  DOKUMENTASI 2. SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN 3. SURAT KETERANGAN RISET 4. DAFTAR RIWAYAT HIDUP 5. LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI 6. NOTA PEMBIMBING SKRIPSI 7. KETERANGAN SKK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah jendela dunia, berbagai pengetahuan dapat diketahui dan

  dipelajari. Buku juga sebuah nutrisi bagi jiwa yang sehat, ibarat sebuah makanan yang selalu mensuplai energi bagi raga. Begitu penting peran buku dalam kehidupan manusia, namun ironinya pada era global ini banyak para siswa yang masih enggan membaca buku. Membaca menjadi pekerjaan yang sangat berat bagi siswa, dan buku pun dipandang sebelah mata karena kalah menarik dibanding game online dan permainan modern lainnya. Tidak mengherankan jika menurut hasil kajian Program for International student

  assessment (PISA) pada tahun 2009 Indonesia menempati urutan ke 57 dari

  65 negara di dunia dalam kemampuan membaca. Sebuah hasil yang perlu menjadi renungan bersama (Muhsin&Mursyid, 2015: 17).

  Inilah fenomena yang terjadi di era digital ini, keberadaan buku bukan menjadi sesuatu hal yang menarik lagi keberadaannya telah tergeserkan dan terlupakan oleh game online, gadget, dan permainan modern lainnya. Melihat hal tersebut maka bukan hanya merenung saja akan tetapi perlu adanya tindakan yang nyata dari berbagai pihak untuk menjadikan buku sebagai sesuatu yang berarti yaitu buku sebagai sumber ilmu.

  Meskipun di era modern ini sudah ada e-book yaitu sebuah aplikasi yang menawarkan berbagai macam bahkan ribuan judul buku yang bisa dengan mudah didownload oleh pembaca, akan tetapi perlu kita ketahui bahwa aplikasi tersebut masih memiliki berbagai kekurangan salah satunya di lihat dari segi efisiensi yaitu para pengguna e-book harus melalui jaringan internet untuk mendapatkanya. Hal tersebut berbeda dengan buku yang memiliki nilai efesiensi lebih banyak yaitu buku bisa dibawa kemana-mana dan untuk membacanya tidak perlu menggunakan laptop ataupun gadget serta tidak harus terhubung ke jaringan internet. Itulah beberapa gambaran dan tantangan menumbuhkan minat baca dalam era budaya digital saat ini.

  Minat baca pada setiap individu dapat dibangun sendiri melalui kebiasaanya, karena membaca bukanlah bawaan dari lahir, kebiasaan membaca di bangun melalui proses dari kemampuan membaca kemudian menjadi kebiasaan membaca. Membaca merupakan proses kegiatan yang dilakukan serta digunakan/dimanfaatkan oleh seseorang yang membaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan melalui media bahasa tulis. Dalam membaca sangatlah dibutuhkan niat demi memperoleh hasil pengetahuan, wawasan serta keilmuan, kebiasaan membaca juga diperoleh dari pengalaman sehari-hari, diciptakan dari kebiasaan-kebiasaan yang ditanamkan oleh keluarga, dan juga sekolah. Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk memupuk kebiasaan membaca bagi peserta didiknya (Bonifacia, Emi dkk, 2015: 77-78).

  Berlangsungnya proses pembelajaran siswa yaitu berada di sekolah, dilingkungan inilah tugas seorang guru untuk menumbuh kembangkan minat baca siswa. Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 tahun 2003 pasal 4 ayat 5 menjelaskan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Untuk mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, kementerian pendidikan dan kebudayaan mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS). GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai ekosistem pendidikan.

  GLS dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi kemendikbud khususnya nawacita nomor

  

lima yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat indonesia,

enam yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

  internasional sehingga bangsa indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa lainya, delapan yaitu melakukan revolusi karakter bangsa dan

  

sembilan memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia.

  Empat butir nawacita tersebut erat kaitanya dengan komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter serta nasionalis. Untuk dapat mengembangkan nawacita, diperlukan pengembangan strategi pelaksanaan di sekolah yang berdampak menyeluruh dan sistematik. Dalam hal ini, pertama sekolah sebaiknya tumbuh sebagai sebuah organisasi yang mengembangkan warganya sebagai individu pembelajar, kedua perlu memiliki struktur kepemimpinan yang juga terkait dengan lembaga lain di atasnya, serta sumber daya yang meliputi sumber daya manusia, keuangan, serta sarana dan ketiga memberikan layanan pendidikan dalam bentuk pembelajaran di dalam kelas dan berbagai kegiatan lain di luar kelas yang menunjang pembelajaran dan tujuan pendidikan (Kemendikbud, 2016: 2-3).

  Dengan memperhatikan karakteristik sekolah sebagai sebuah organisasi akan mempermudah pelaksana program untuk mengidentifikasi sasaran agar perlakuan atau solusi dapat diberikan secara menyeluruh. Namun pada kenyataanya meskipun secara teori GLS sudah menjabarkan secara detail bagaimana langkah yang harus dilakukan, akan tetapi dalam pelaksanaanya hal tersebut tidak mudah dilakukan karena adanya beberapa faktor penghambat yang menjadi sebuah kendala. Adapun salah satu kendala itu berasal dari guru, Penting bagi guru memberi contoh nyata kepada siswa untuk membaca, karena selama ini masih banyak para guru yang tidak suka membaca yang ada hanya memerintahkan siswa untuk membaca. Tindakan semacam itu bukanlah tindakan yang baik. Karena bagaimanapun seorang guru adalah panutan bagi siswanya. Budaya membaca dan menulis memang harus ditanamkan sedini mungkin, tidak terkecuali oleh guru. Seorang guru harus bisa memberi motivasi kepada siswa untuk gemar membaca dan menulis. Pastinya bukan sekedar seruan belaka dan tanpa contoh nyata.

  Sebagai umat Islam berbicara literasi ternyata juga ada kaitanya dengan kitab suci al-Q ur’an yang berasal dari kata qara’a yang artinya membaca, atau bacaan, sehingga al-Qur ’an adalah kalam Allah swt yang diturunkan, dengan kewajiban membaca bagi hamba-hamba Nya.

  Dan ini dikuatkan dengan perintah Allah swt dalam surat al-Alaq ayat1- 5:

                 

  

          

  

Artinya: (1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang

Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5)

  Merujuk bunyi ayat ke satu iqra (bacalah) yaitu seruan untuk membaca kepada Nabi yang berarti menjadi seruan bagi umatnya, diikuti ayat ke 4 yang mengajar manusia dengan perantara qalam (pena, tulisan) hal tersebut sangatlah jelas bahwa Islam menyeru umatnya agar selalu membaca dan menulis. Begitulah Islam memaknai kegiatan membaca dan menulis sebagai media yang urgen bagi manusia.

  Dari intisari ayat di atas juga memberi insipirasi dan motivasi, namun tradisi baca-tulis belum banyak dipraktikan orang-orang dizaman baginda Nabi Muhammad, baginda sendiri juga tidak pernah mempelajari ilmu baca tulis, meskipun beberapa keluarganya dan sahabat dapat menulis, sampai akhirnya wahyu pertama turun dan nabi memerintahkan beberapa sahabat untuk menulis ayat-demi ayat yang turun secara continue (Romdhoni Ali, 2013: 36).

  Adapun lembaga pendidikan sekolah menengah pertama yang ada di Salatiga salah satunya yaitu SMPN 06 Salatiga, sekolah tersebut telah melaksanakan gerakan literasi seperti sekolah lain pada umumnya, penulis juga mengetahui bahwa sekolah tersebut memiliki perpustakaan yang pernah masuk nominasi tingkat provinsi periode 2015-2016, informasi tersebut penulis dapatkan saat mengikuti sebuah seminar mengenai gerakan literasi yang berada di perpustakaan daerah Salatiga pada tanggal 28 oktober 2016 pukul 08:00- 12:00 yang diikuti oleh seluruh pustakawan dari tingkat SD/MI-SMA/MAN sekota Salatiga. Dari situlah penulis merasa tertarik untuk megkaji dan mengetahui bagaimana pelaksanaan gerakan literasi yang ada di sekolah tersebut. Bertitik tolak dari uraian diatas kiranya penulis perlu untuk melakukan penelitian mengenai

  ’’Implementasi Gerakan Literasi Sekolah di SMPN 06 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana Implementasi gerakan literasi Sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?

  2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017?

  3. Apakah solusi yang dilakukan oleh pihak guru dan sekolah dalam mengatasi hambatan implementasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017? C.

   Tujuan Penelitian

  Sebagai Konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui Implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

  2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat Implementasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

  3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan oleh pihak guru dan sekolah dalam mengatasi hambatan Implementasi gerakan literasi Sekolah di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian tersebut yaitu:

1. Secara Teoretis

  Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran memperkaya wawasan konsep serta praktek gerakan literasi yang berada di sekolah.

2. Secara Praktis a.

  Sekolah: Dapat menjadi sumbangan alternatif pemikiran atau acuan mengenai proses gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga atau lingkup yang lebih luas.

  b.

  Siswa: Memberikan motivasi bagi siswa sekolah menengah pertama untuk gemar membaca guna menambah wawasan baik akademik maupun non akademik.

  c.

  Guru: Dapat mengetahui solusi yang dilakukan guru pada proses melaksanakan gerakan literasi di sekolah menengah pertama SMPN 06 Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Sebagai langkah untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam memahami judul yang penulis bahas, dan memberikan pengertian dalam ruang lingkup penelitian, adapun penegasan istilah dalam penelitian ini sebagai berikut: a.

  Implementasi Implementasi merupakan usaha untuk mengubah pengetahuan, tindakan, dan sikap individu serta interaksi proses antara mereka yang menciptakan program dan mereka yang melaksanakanya (Abdul majid, 2014: 70).

  Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme atau sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Usman, 2002: 70).

  b.

  Gerakan literasi sekolah Gerakan literasi sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Kegiatan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru bacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran (disertai tagihan berdasarkan kurikulum 2013). Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan ketrampilan reseptif maupun produktif (Kemendikbud, 2016: 7-8).

  c.

  Faktor pendukung

  hal

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata faktor yaitu (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu, sedangkan arti dukung, pendukung yaitu 1) orang yang mendukung, 2) penyokong, pembantu, penunjang.

  d.

  Faktor penghambat

  hal

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian faktor yaitu (keadaan, peristiwa) yang ikut menyebabkan (mempengaruhi) terjadinya sesuatu, sedangakan pengertian hambatan (2002: 385) adalah halangan atau rintangan. Hambatan memiliki arti yang sangat penting dalam setiap melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana apabila ada suatu hambatan yang mengganggu pekerjaan tersebut. Hambatan merupakan keadaan yang dapat menyebabkan pelaksanaan terganggu dan tidak terlaksana dengan baik. Setiap manusia selalu mempunyai hambatan dalam kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar manusia.

  e.

  Solusi Pengertian solusi adalah jalan keluar atau jawaban dari suatu masalah dan solusi juga diartikan jalan yang digunakan untuk memecahkan menyelesaikan masalah tanpa adanya tekanan objektivitas dalam menentukan pemecahan masalah dimana orang yang mencari solusi tidak memaksakan pendapat pribadinya dan berpedoman pada kaidah atau aturan yang ada (Munif Chatib: 2011).

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Untuk memperoleh pemahaman yang subtansi dan komprehensif tentang permasalahan yang dikaji, penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif. Badgan Taylor (1975: 5) mendefinisikan: Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Lexy J. Moleong, 2002: 3). Data deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan mejadi kunci terhadap yang diteliti.

  Pada bagian ini peneliti mengumpulkan data yang telah didapat di lapangan yaitu dari guru, siswa, dan kepala sekolah SMPN 06 Salatiga dan ditelaah satu demi satu dengan menggunakan metode ilmiah sehingga memungkinkan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

  2. Kehadiran Penelitian Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian sampai memperoleh data yang valid dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi pelajar, yaitu belajar dari orang dari orang yang diwawancara yang menjadi sumber data di Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Salatiga.

  3. Sumber Data Menurut Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanta dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik (Moleong, 2011: 157).

  Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu: a.

  Sumber data primer Yaitu sumber data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi, Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian.

  Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu: guru, pegawai perpus, siswa SMPN 06 dan kepala sekolah.

  b.

  Sumber data sekunder Sumber data sekunder yaitu data yang dimaksudkan untuk melengkapi data primer dari kegiatan peneliti. Data sekunder berasal dari dokumen-dokumen berupa catatan. Moleong juga menjelaskan tentang sumber data penting lainya adalah berbagai sumber tertulis seperti buku disertasi, buku riwayat hidup, jurnal, dokumen-dokumen, arsip-arsip, evaluasi buku harian dan lain-lain. Selain foto data statistik juga termasuk data tambahan (Moleong, 2011: 113).

4. Prosedur Pengumpulan Data

  Dalam rangka untuk memperoleh data serta membantu mempermudah jalan penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data. Pengumpulan data penelitian dilakukandengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  a.

  Metode Observasi Observasi adalah pencatatan secara sistematik terencana fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 1995: 227).

  Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses berjalanya literasi di SMPN 06 Salatiga. Observasi dilakukan terhadap dua hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan cara mengadakan pengamatan, pencatatan dan mendengarkan secara cermat.

  Hal-hal yang diobservasikan adalah implementasi gerakan literasi, selain itu juga meliputi letak geografis dan fasilitas. Kegiatan observasi dilaksanakan dengan cara formal ataupun informal untuk mengamati berbagai keadaan sebagai peristiwa atau fenomena dan kegiatan yang terjadi. Observasi juga dimaksudkan untuk mengetahui adanya faktor yang mendukung dan menghambat implemetasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga. Sehingga diperoleh data yang konkret tentang implemetasi gerakan literasi sekolah di SMPN 06 Salatiga.

  b.

  Metode Wawancara Pengertian wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

  (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

  (interviewer ) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2011: 186).

  Metode wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 2006: 64). Pelaksanaan wawancara dengan cara bebas terpimpin, akan memberi kebebasan pada pihak yang akan diteliti dalam memberikan jawaban, sehingga akan memperoleh data yang lebih mendalam dan lebih jelas.

  Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi ataupun data tentang implementasi gerakan literasi, faktor yang mendukung, faktor yang menghambat serta solusi implementasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 67).

  Dalam penelitian ini, metode dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar ataupun data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan implementasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga. Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang sekolah menengah pertama secara historis, letak geografis, struktur organisasi dan daftar nama siswa SMPN 06 Salatiga.

5. Metode Analisis Data

  Analisis data kualitatif (Bodgan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memisahkannya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2011: 248).

  Dari rumusan tersebut dapat ditarik garis bawah atau dapat disimpulkan, bahwa analisis data bermaksud mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan, arsip Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Salatiga.

6. Keabsahan Data

  Untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan triangulasi. Yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011: 330).

  Patton (1987: 331) menjelaskan teknik triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif, diantaranya: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2011: 330-331).

  Trianggulasi dalam penelitian ini yaitu berupa hasil yang diperoleh dari wawancara sumber data yang ada di SMPN 06 Salatiga yaitu guru, siswa dan kepala sekolah dengan apa yang telah penulis lihat melalui prakteknya. Dari langkah tersebut dapat kita ketahui bersama derajat keabsahan datanya. Melalui berbagai perspektif ataupun pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran dalam melakukan penelitian.

  Karena itu, trianggulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenaranya.

  Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa hasil wawancara, teks atau naskah/trasnskip film dan sejenisnya, trianggulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian trianggulasi aspek lain tetap dilakukan.

7. Tahap Penelitian a.

  Kegiatan yang meliputi, izin observasi dari IAIN Salatiga kepada Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 06 Salatiga.

  b.

  Kegiatan lapangan yaitu penulis melakukan penelitian secara langsung di lokasi penelitian dengan mewawancarai responden dan melihat secara seksama lebih detail berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

  c.

  Verifikasi data untuk membuat kesimpulan-kesimpulan sebagai deskriptif penemuan dalam penelitian dan menyusun laporan akhir.

G. Sistematika Penulisan 1.

  Bagian Awal

  Bagian awal ini, meliputi: sampul, gambar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

  Untuk mempermudah pembahasan skripsi, maka dalam menyusun skripsi ini dibatasi melalui penyusunan sistematika skripsi sebagai berikut: BAB I :PENDAHULUAN dalam bab ini berisi tentang beberapa hal yaitu: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II :KAJIAN PUSTAKA dalam bab ini dikemukakan kajian pustaka yaitu gerakan literasi. BAB III :LAPORAN HASIL PENELITIAN meliputi gambaran umum SMPN 06 Salatiga, dan implmentasi gerakan literasi. BAB IV PEMBAHASAN dalam bab ini penulis membahas tentang implementasi gerakan literasi di SMPN 06 Salatiga tahun ajaran 2016/2017.

  BAB V PENUTUP dalam bab ini penulis menyajikan tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup. BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.

   Pengertian Literasi

  Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GSL) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan atau berbicara. Adapun Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Kemendikbud, 2016: 2).

  Dari sini pulalah kemudian dikenal istilah pendidikan sepanjang hayat (long-lifeeduction). Proses pendidikan sepanjang hayat dapat dilakukan melalui lingkungan salahsatunya lingkungan sekolah yang di dalamnya terapat perpustakaan di sekolah dan taman baca masyarakat (TBM) yang merupakan sarana sekaligus pusat informasi bagi masyarakat atas perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam wadah buku maupun bacaan lainya. Proses pembelajaran sepanjang hayat ini berjalan jika setiap orang mempunyai budaya baca dan budaya menulis atau yang akrab dikenal literasi (Muhsin, 2015: iii).

  Adapun tujuan gerakan literasi ada dua yaitu: 1. Tujuan umum:

  Menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah (GSL) agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

2. Tujuan khusus: a.

  Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.

  b.

  Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.

  c.

  Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.

  d.

  Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.

  Panduan GLS di SMP ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi di SMP yang terbagi menjadi tiga tahap, yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran yang berisi ruang lingkup meliputi: a. Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi).

  b. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi SMP dan, c.

  Lingkungan akademik adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah (Kemendikbud, 2016: 12-13).

B. Tahap-Tahap Gerakan Literasi Sekolah

  Terdapat tiga tahapan gerakan literasi sekolah yang ada di SMP yaitu: a. Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud No. 23 Tahun 2015) yang disebut dengan tahap pembiasaan.

  b. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, yang disebut tahap pengembangan.

  c. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran, yang di sebut tahap pembelajaran.

  Kegiatan pada ketiga tahap GLS di SMP antara lain sebagai beikut:

  a. Pembiasaan: 15 menit membaca, jurnal membaca harian, penataan sarana literasi, menciptakan lingkungan kaya teks, memilih buku bacaan.

  b. Pengembangan: 15 menit membaca, jam membaca mandiri untuk kegiatan kurikuler/ko-kurikuler (bila memungkinkan), menanggapi bacaan secara lisan dan tulisan, penilaian non-akademik, pemanfaatan berbagai graphic

  organizers untuk portofolio membaca, pengembangan lingkungan fisik, sosial dan afektif.

  c. Pembelajaran: 15 menit membaca Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran lintas disiplin, Pemanfaatan berbagai organizers untuk pemahaman dan produksi berbagai jenis teks, Penilaian akademik, Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik.

C. Jenis KegiatanLiterasi 1. Membaca

  Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), 1996: membaca diartikan melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (lisan maupun dalam hati).

  a.

  Membaca dalam hati (tahap pembiasaan) Tabel.I

  Tahap Membaca Kegiatan

  Sebelum membaca 1) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas. 2) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih buku sesuai dengan minat dan kesenangannya. 3) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun waktu tertentu, bergantung ketebalan buku.

  4) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku dianggap kurang menarik atau terlalu sulit.

  5) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya untuk membaca.

  Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit. 1) Peserta didik mencatat judul dan

  Setelah Membaca pengarang buku, serta jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca harian 2) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya.

  3) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca Kelas.

  4) Guru melanjutkan kembali pelajaran di hari itu.

  5) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik tentang membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan, secara berkala guru dapat bercerita singkat tentang isi buku yang telah dibaca guru dan menyampaikan mengapa suka dengan buku itu.

  6) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, sesekali guru dapat bertanya kepada mereka tentang buku yang dibaca.

  Berikut adalah contoh jurnal membaca harian untuk tahap pembiasaan: Tabel.II

  

Hari/Tanggal Judul/Pengarang Halaman Hari

keberapa

  Senin Laskar 1-5

  10 Pelangi/Andrea 4/2/2017

  Hirata Selasa Laskar 6-13

  11 Pelangi/Andrea 5/2/2017

  Hirata ...... ...... ..... ......

  b.

  Membacakan nyaring (tahap pembiasaan)

  Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan guru pada saat melaksanakan kegiatan membacakan nyaring dalam tahap pembiasaan.

  Tabel.III Tahap Membaca Kegiatan

  Sebelum membaca 1) Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk Tahap sebelum dibacakan karena kandungan nilai membaca penting moral, sastra, keindahan, relevansi dilakukan untuk dengan kondisi anak, dll. mengenal teks

  2) Apabila buku yang akan dibaca cukup yang akan dibaca, tebal, guru dapat mengalokasikan membangun makna, beberapa pertemuan untuk menggali informasi membacakan buku tersebut sampai tersirat, dan untuk selesai. Alternatif lain, guru dapat menebak isi. memilih bagian dari sebuah buku untuk dibacakan.

  3) Guru sudah membaca buku yang akan dibacakan sebelumnya agar dapat mengidentifikasi proses dan strategi yang akan digunakan dalam membacakan nyaring. Guru perlu menandai bagian yang perlu diberi penekanan dan ilustrasi, tempat jeda untuk bertanya, dll. 4) Guru membuka percakapan tentang bahan bacaan yang akan dibaca dengan menyebut kanpenulis dan judul buku (serta ilustrator, bila ada).

  5) Guru menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan cerita yang akan dibaca melalui tanyajawab singkat tentang pengarang, menerka isibuku dengan memperhatikan sampul dan judul

  Saat Membaca 1) Guru membaca teks dengan pengucapan dan intonasi yang jelas, dan tidak terlalu cepat. 2) Guru mengajukan pertanyaan di antara kalimatuntuk menggugah tanggapan peserta didik. Setelah membaca Guru melakukan kegiatan bincang buku dengan bertanya kepada peserta didik tentang tanggapan mereka terhadap buku yang baru selesai dibaca (Kemendikbud, 2016: 8-11) 2.

   Menulis

  Menulis adalah kegiatan mengekspresikan pikiran kedalam media kertas yang nantinya pikiran itu akan di baca oleh orang lain. Pengertian menulis berikutnya adalah memindahkan

  “tacit knowledge” menjadi “explicit knowledge” dimana diharapkan terjadi perpindahan pengetahuan

  dari pemilik

  “tacit knowledge” kepada orang lain melalui “explicit knowledge melalui “tacit knowledge”tersebut.

  Kegiatan menulis, tanpa disadari ternyata menjadi criteria kemajuan sebuah bangsa. Banyak kemajuan bangsa yang telah punah dan tidak dikenali hingga saat ini, karena tidak ada literatur yang ditemukan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sendiri tidak lepas dari kegiatan menulis. Maka kegiatan penghimpunan ide dengan menulis akan melahirkan karya yang akan terus dihimpun, dibaca, diaplikasikan serta dikoreksi oleh penerusnya.