Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Kebakkramat

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT SKRIPSI

Oleh: Dienda Mahendrawati NIM K 7408202

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama

: Dienda Mahendrawati

NIM

: K7408202

Jurusan/Prog.Studi : P.IPS / Pendidikan Ekonomi BKK PAP

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT “ ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012 Yang membuat pernyataan,

Dienda Mahendrawati

IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I KEBAKKRAMAT

Oleh: Dienda Mahendrawati NIM K 7408202 SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran

Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012

Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA

SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI I

KEBAKKRAMAT, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. (2) untuk mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat. (3) untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri I Kebakkramat.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan tunggal terpancang. Sumber data yang divdapatkan dari penelitian ini berasal dari informan, tempat dan peristiwa serta dokumen dan arsip. Teknik sampling yang digunakan adalah pursosive sampling dan teknik snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi serta dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan metode. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif dimana reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah untuk melaksanakan Permendiknas No. 13 Tahun 2007. (a) Tujuan supervisi akademik kepala sekolah untuk membantu guru dalam mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum pendidikan, mengembangkan kelompok kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas, sebagai perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. (b) Fungsi supervisi akademik adalah sebagai sumber informasi bagi pengembangan profesionalisme guru, meningkatkan kemampuan mengajar guru, meningkatkan keterampilan mengajar serta mendorong guru ke arah perbaikan profesi guru. (c) Teknik yang biasa digunakan oleh kepala sekolah adalah teknik individual atau kelompok dengan cara langsung maupun tak langsung. (d) Prinsip yang digunakan adalah praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruksif, kooperatif, demokratis, berkesinambungan, terpadu dan komprehensif. (2) Kendala yang dihadapi adalah kompleksitas tugas manajerial kepala sekolah, kurangnya persiapan guru yang disupervisi, pelaksanaan supervisi akademik yang tidak sesuai jadwal. (3) Usaha untuk mengatasi kendala adalah dilakukan koordinasi dengan guru senior, pemberian motivasi kepada guru yang disupervisi mengenai pentingnya supervisi pendidikan, dan penjadwalan ulang kegiatan supervisi.

Kata kunci: implementasi, supervisi akademik, kepala sekolah

Dienda Mahendrawati, IMPLEMENTATION OF SCHOOL PRINCIPAL ACADEMIC SUPERVISION IN STATE JUNIOR HIGH SCHOOL 1

KEBAKKRAMAT, Script, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University of Surakarta, July 2012.

The purpose of this study are: (1) to determine the implementation of academic supervision by the principal at State Junior High School I of Kebakkramat. (2) to investigate the factors that impede the academic supervision of the principal activities in the State Junior High School I of Kebakkramat. (3) to find out any effort commited to solving factors that impede the academic supervision of the principal activities in State Junior High School I of Kebakkramat.

This study uses qualitative methods. The type of research used is descriptive with a single approach stuck. Data sources of this research came from informants, places and events as well as documents and archives. Sampling technique used was pursosive sampling and snowball sampling techniques. Data collection techniques used were interviews, observation and documentation. The validity of the data used is triangulation of sources and methods. While the analysis of the data used is interactive analysis technique in which data reduction, data presentation, and drawing conclusions related to each other.

The results showed that: (1) The school principals of State Junior High School I Kebakkramat have doing the academic supervision according of the Decree No. 13 of 2007. The implementation of that supervision are: (a) Academic supervision of the principal purpose to assist teachers in developing their competence, develop education curriculum, developing a working group of teachers, guide the classroom action research, as the improvement and development of teaching and learning process in total. (b) academic supervision function is as a source of information for the professional development of teachers, improve teaching skills of teachers, improve teaching skills and to encourage teachers to the improvement of the teaching profession. (c) technique commonly used by the school principal is individual or group technique with direct and indirect ways . (d) The principle used is a practical, systematic, objective, realistic, anticipatory, konstruksif, cooperative, democratic, sustainable, integrated and comprehensive. (2) The constraints faced is the principal managerial task complexity, the preparation lack of teachers who supervised, implementation of academic supervision that is not on schedule. (3) The attempt to overcome the constraints is coordination with senior teachers, providing motivation to the teachers who supervised about the importance of educational supervision, and rescheduling supervision program.

Keywords: implementation, supervision, academic, school principals

Pengetahuan tidaklah cukup hanya kita miliki, maka kita harus mengamalkannya Niat tidaklah cukup, maka kita harus melakukannya. (Johann Wolfgang Von Goeth)

Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan. Mereka yang memiliki tekad yang kuat, dia bisa menciptakan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin. (Adri Wongso)

Sesungguhnya, sesudah kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah: 6)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan sebagai wujud rasa syukur, sayang, dan cinta kasih kepada:

 Bapak dan Ibuku tercinta

yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan pengorbanan yang tiada

hentinya

 Kakakku tersayang (Mahendra) yang selalu memotivasiku dan menjadi inspirasiku

 Keluarga besarku

yang selalu mencurahkan kasih dan sayangnya untukku

 The Special One “(A_N)”

Karna bersamamu semua terasa sempurna. Thanks for everything...

 Sahabatku Tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, Lista)

Yang telah memberikan warna disetiap hari – hariku. Terima kasih untuk setiap

kebersamaan yang penuh dengan kenangan

 Keluarga Besar PAP FKIP UNS

Almamater tercinta tempatku menimba ilmu

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul: IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK

KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

NEGERI I KEBAKKRAMAT sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menemui banyak hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bantuannya peneliti ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Ign Wagimin, M.Si selaku Ketua BKK dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Djoko Santoso, Th, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

6. Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyusun skripsi.

Kebakkramat yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mencari data dalam rangka penyusunan skripsi.

8. Bapak Drs. Harry Pramudjoko selaku guru supervisor yang telah banyak memberikan bantuan dan informasi dalam mencari data.

9. Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri I Kebakkramat yang telah memberikan keterangan dan informasi sehingga peneliti dapat memperoleh dataa yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi.

10. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti hingga peneliti dapat meraih gelar Sarjana Pendidikan.

11. Bapak, ibuku dan kakakku yang selalu mendoakan dan telah memberikan motivasi yang tiada henti – hentinya.

12. Teman – temanku tersayang (Arum, Nana, Iin, Puji, , Lista, Dewi RS, Yuna) yang telah mengajarkan arti persahabatan kepadaku.

13. Keluarga besar A2 Pendidikan Ekonomi 2008 dan PAP. A yang tidak bisa disebutkan satu persatu, bersama kalian kuliahku terasa menyenangkan.

14. Serta semua pihak yang peneliti tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga amal kebaikan dari semua pihak mendapatkan imbalan dari Alloh SWT.

Peneliti menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmupengetahuan dan juga bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 94 LAMPIRAN .................................................................................................... 96

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir .............................................................. 33 Gambar 2. Skema Komponen Analisis Data.................................................... 43 Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ............................................................. 45

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan kebudayaan dengan generasi selanjutnya, tetapi pendidikan diharapkan juga mampu mengubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa menuju arah yang lebih baik. Keberhasilan program pendidikan adalah harapan semua pihak, oleh karena itu bidang pendidikan masih perlu terus mendapat perhatian dan penanganan yang serius, baik oleh pemerintah, masyarakat, dan pengelola pendidikan pada khususnya. Selain itu, dunia pendidikan merupakan proses yang penting untuk meningkatkan kecerdasan, ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebersamaan dan pendidikan berperaan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Oleh karena itu, pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kondisi pendidikan bangsa Indonesia saat ini masih tertinggal apabila ditinjau dari kualitas sumber daya manusianya dibandingkan dengan bangsa lain terutama di kawasan Asia. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang bahwa ± 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dan dari ± 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP). (Sumber:melanikasim.wordpress.com)

Mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah dimana untuk meningkatkan mutu Mengingat akan pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas maka pemerintah telah berusaha keras untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pendidikan nasional erat kaitannya dengan pendidikan di sekolah dimana untuk meningkatkan mutu

Kepala sekolah adalah personel sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan – kegiatan sekolah. Ia mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi semua kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dengan kondisi dan situasinya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisatif dan kreatif mengarahkan adalah merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah. Mengingat akan pentingnya peranan kepala sekolah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan dan kecakapan sebagai seorang kepala sekolah yang profesional. Untuk menciptakan hal ini, diperlukan sosok kepala sekolah yang berkualitas pula. la harus memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan sebagai bekal, pola atau strategi dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya, termasuk pembinaan terhadap guru- gurunya agar tetap menjaga kelestarian lingkungan sekolah, memperbaiki yang kurang serta meningkatkan dan mengembangkan pendidikan ke arah yang lebih baik menuju pada tujuan institusional yang telah ditetapkan.

Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar dalam mengembangkan semangat kerja dan kerjasama yang harmonis, minat terhadap perkembangan dunia pendidikan, perkembangan

secara umum banyak ditentukan oleh kualitas pemimpin sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yang harus dikuasai sebagai seorang pemimpin. Berkaitan dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh kepala sekolah, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang standar sebagai kepala sekolah / madrasah telah menetapkan bahwa ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah, yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Salah satu kompetensi yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pendidik adalah kompetensi supervisi. Akan tetapi, pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih banyak ditemui fakta – fakta yang menunjukkan bahwa kompetensi di bidang supervisi ini masih rendah pelaksanaannya oleh kepala sekolah.

Kementerian Pendidikan Nasional memperkirakan 70 persen dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia tidak kompeten. Berdasarkan ketentuan setiap kepala sekolah harus memenuhi lima aspek kompetensi, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Namun, hampir semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal menurut Surya Dharma (www.tempointeraktif.com, 12 Oktober 2008) dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik. Kesimpulan tersebut merupakan temuan Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan Nasional setelah melakukan uji kompetensi terhadap lebih dari 400 kepala sekolah dari lima provinsi.

Kegiatan kepala sekolah dalam supervisi akademik adalah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik kepada guru – guru sangat penting dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, kegiatan Kegiatan kepala sekolah dalam supervisi akademik adalah mempersiapkan, mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran, memberikan umpan balik, melakukan kegiatan sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi. Tujuan dari supervisi akademik adalah membantu guru untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan supervisi akademik kepada guru – guru sangat penting dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, kegiatan

Perilaku supervisi akademik secara langsung berhubungan dan berpengaruh terhadap perilaku guru. Ini berarti melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola belajar mengajar. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik akan mempengaruhi perilaku belajar peserta didik. Dengan demikian bahwa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dapat meningkatkan proses pembelajaran jika hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip – prinsip supervisi yang berlaku. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai supervisor dituntut harus berkompeten sebagai orang yang memberikan bimbingan kepada guru – guru dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMP Negeri 1 Kebakkramat, peneliti menemukan beberapa hal yang berkaitan dengan supervisi antara lain : pelaksanaan kegiatan supervisi kepala sekolah yang dinilai kurang intensif dilakukan oleh kepala sekolah yang menyebabkan evaluasi pada proses pembelajaran juga tersendat dan lama, guru belum menyelesaikan kelengkapan pembelajaran katika supervisi akademik akan dilakukan. Persoalan juga ditambah lagi dengan sikap guru yang kurang memahami dan kurang mengerti akan pentingnya kegiatan supervisi akademik terhadap pengembangan kompetensi guru serta profesionalisme kerjanya tersebut dalam memajukan kemajuan pendidikan sekolah. Tentu kondisi tersebut sangat potensial memunculkan berbagai masalah yang menyangkut pendidikan di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kebakkramat.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti akan mengkaji lebih dalam mengenai:

B. PERUMUSAN MASALAH

Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya” (hlm. 312). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat?

2. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat?

3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat?

C. TUJUAN PENELITIAN

Menurut Jujun S. Suriasumantri (2005) “Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan”(hlm. 313). Jadi tujuan merupakan standar/patokan yang akan dituju peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat.

2. Untuk mengetahui faktor yang menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat.

menghambat kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di SMP Negeri 1 Kebakkramat.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi baru yang rinci dan dapat memberikan manfaat dalam menjawab masalah yang ada dalam penelitian. Selain itu juga mempunyai manfaat teoritis untuk meningkatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kegunaan praktis yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang akurat.

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis:

a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berhubungan

dengan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah.

b. Untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang aktivitas supervisi akademik bagi kepala sekolah.

2. Manfaat praktis.

a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi pendidikan untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di SMP Negeri I Kebakkramat.

b. Memberikan sumbangan pemikiran tentang supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah.

c. Sebagai bahan pertimbangan kepala sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai seorang supervisor .

d. Sebagai bahan penelitian lebih lanjut atau referensi yang ada hubungannya dengan masalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Tinjauan Tentang Supervisi Pendidikan

a. Pengertian dan Lingkup Supervisi Pendidikan

Untuk memahami pengertian supervisi, maka perlu ditinjau dari segi istilah. Supervisi berasal dari kata supervision (Bahasa Inggris) dari segi morfologi berasal dari kata super yang berarti atas, dan visi yang berarti lihat. Jadi kata supervisi secara morfologis berarti melihat dari atas. Artinya personel yang melaksanakan supervisi (Supervisor) mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada orang yang disupervisi (Supervised). Maksudnya supervisor mempunyai jabatan, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang melebihi dari pada orang yang disupervisi.

Pelaksanaan supervisi atau pengawasan di setiap organisasi memiliki peran yang cukup penting dalam memberikan arahan serta penilaian. Seperti yang dikemukakan oleh Mc. Nerny bahwa “Supervisi adalah prosedur memberi arahan serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.” (Daryanto, 2008: 170). Supervisi dilakukan di setiap organisasi, termasuk organisasi di dalam ranah pendidikan, salah satunya adalah sekolah.

Daryanto (2008) menyebutkan bahwa, unsur – unsur pokok yang terdapat dalam supervisi dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Tujuan.

2. Situasi belajar mengajar.

3. Supervisor (hlm.171)

Dalam konteks pendidikan, supervisi mengacu pada kegiatan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini berkaitan dengan kegiatan – kegiatan yang lain,seperti meningkatkan kepribadian guru, meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi, dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Semua kegiatan tersebut Dalam konteks pendidikan, supervisi mengacu pada kegiatan memperbaiki proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini berkaitan dengan kegiatan – kegiatan yang lain,seperti meningkatkan kepribadian guru, meningkatkan profesinya, kemampuan berkomunikasi, dan membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Semua kegiatan tersebut

Sedangkan menurut Good’s Dictionary of Education (1959), dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut : Segala usaha dari petugas – petugas sekolah dalam memimpin

guru – guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru – guru menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan – bahan pengajaran dan metode mengajar dan penilaian pengajaran. (Daryanto, 2008: 170)

Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1998) yang mengemukakan mengenai pengertian supervisi: Segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju pada

perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Supervisi ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam pendidik dan pengajaran, pemilihan alat – alat pengajaran dan metode mengajar yang lebih baik, cara pemilihan yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya. Singkatnya, supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. (Herabudin, 2009: 195)

Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas terkadang tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang telah ditargetkan, pasti ada saja kekurangan ataupun kelemahan yang ditemui dalam proses pembelajaran, maka untuk memperbaiki kondisi yang demikian, peran dari supervisi pendidikan sangat diperlukan untuk dilaksanakan.

Supervisi

dilaksanakan

untuk mengembangkan situasi pembelajaran di sekolah yang baik melalui kegiatan pembinaan, pengawasan dan peningkatan kualitas mengajar guru. Supervisi yang untuk mengembangkan situasi pembelajaran di sekolah yang baik melalui kegiatan pembinaan, pengawasan dan peningkatan kualitas mengajar guru. Supervisi yang

1. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum dengan segala sarana dan prasarananya, 2. Membantu serta membina guru / kepala sekolah dengan cara memberikan petunjuk, penerangan dan pelatihan agar mereka dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan mengajarnya, 3. Membantu kepala sekolah / guru untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah. (Herabudin, 2009: 234)

Ngalim Purwanto (2010) mengungkapkan bahwa “supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.”(hlm. 76). Supervisi merupakan segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru – guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan – tujuan pendidikan. Hal itu berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru – guru, seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan – pembaharuan dalam pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat – alat pelajaran dan metode – metode mengajar yang lebih baik, cara – cara penilaian yang sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan adalah kegiatan pembimbingan dan pemberian bantuan atau layanan dari supervisor kepada supervesse (tenaga kependidikan) baik secara individu atau kelompok dalam mewujudkan proses pengajaran menjadi lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan.

b. Fungsi Supervisi Pendidikan

Kegiatan supervisi pendidikan memiliki berbagai fungsi. Fungsi supervisi antara lain untuk memelihara program pengajaran dengan sebaik – baiknya. Fungsi supervisi dalam pendidikan bukan hanya sekedar kontrol untuk melihat apakah segala kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan

Supervisi pendidikan akan dapat terlaksana dengan baik apabila fungsi- fungsinya mampu diterapkan dengan baik pula.

Sebagaimana yang diungkapkan Made Pidarta (2009) bahwa “Fungsi supervisi adalah membantu sekolah menciptakan lulusan yang baik dalam kuantitas dan kualitas, serta mebantu para guru agar bisa dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kondisi masyarakat tempat sekolah itu berada” (hlm.3)

Sedangkan menurut Daryanto (2008), secara singkat dapat disimpulkan bahwa fungsi dari supervisi adalah sebagai berikut:

1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.

2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah.

3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan – hambatan. Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan kepada perbaikan dan pengajaran. (hlm.179)

Sehubungan dengan hal tersebut, maka Swearingen (1961) memberikan 8 fungsi supervisi sebagai berikut: 1). Mengkoordinasi semua usaha sekolah;

2). Melengkapi kepemimpinan sekolah; 3). Memperluas pengalaman guru-guru; 4). Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif; 5). Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus; 6). Menganalisis situasi belajar dan mengajar; 7). Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf; 8).Mengintegrasi tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan

kemampuan guru-guru dalam mengajar. (Daryanto, 2008: 179)

Pendapat lain dikemukakan oleh Herabudin (2009) yang menyebutkan fungsi dari kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:

1) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan, sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang.

2) Menentukan syarat – syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi pendidikan di sekolah.

3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan – hambatan. (hlm.224) 3) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan hambatan – hambatan. (hlm.224)

Situasi belajar mengajar disekolah dapat diperbaiki bila supervisor pendidikan mempunyai lima ketrampilan dasar yaitu keterampilan dalam hubungan – hubungan kemanusiaan, keterampilan dalam proses kelompok, keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, keterampilan dan mengatur personalia sekolah, dan keterampilan dalam evaluasi.

Fungsi – fungsi supervisi pendidikan yang sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, Ngalim Purwanto (2010) menyebutkan fungsi supervisi sebagai berikut:

1) Dalam bidang kepemimpinan

a) Menyusun rencana dan policy bersama.

b) Mengikutsertakan anggota – anggota kelompok (guru – guru,

pegawai) dalam berbagai kegiatan.

c) Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi

dan memecahkan persoalan – persoalan.

d) Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok, atau memupuk

moral yang tinggi kepada anggota kelompok.

e) Mengikutsertakan semua anggota dalam menetapkan putusan –

putusan.

f) Membagi – bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok, sesuai dengan fungsi – fungsi dan kecakapan masing – masing.

g) Mempertinggi daya kreatif pada anggota kelompok.

h) Menghilangkan rasa malu dan rasa rendah diri pada anggota kelompok sehingga mereka berani mengemukakan pendapat demi kepentingan bersama.

2) Dalam hubungan kemanusiaan

a) Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan – kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya, bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya.

b) Membantu mengatasi kakurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri, acuh tak acuh, pesimistis, dsb.

demokratis.

d) Memupuk rasa saling menghormati diantara semua anggota kelompok

dan sesama manusia.

e) Menghilangkan rasa curiga – mencurigai antara anggota kelompok.

3) Dalam pembinaan proses kelompok

a) Mengenal masing – masing pribadi anggota kelompok, baik

kelemahan maupun kemampuan masing – masing.

b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya – mempercayai antara

sesama anggota maupun anggota dan pimpinan.

c) Memupuk sikap dan kesediaan tolong – menolong.

d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota kelompok.

e) Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau

perselisihan pendapat di antara anggota kelompok.

f) Menguasai teknik – teknik memimpin rapat dan pertemuan –

pertemuan lainnya.

4) Dalam bidang administrasi personel

a) Memilih personel yang memiliki syarat – syarat dan kecakapan yang

diperlukan untuk suatu pekerjaan.

b) Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan

kecakapan dan kemampuan masing – masing.

c) Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan masing –

masing daya kerja serta hasil maksimal.

5) Dalam bidang evaluasi

a) Manguasai dan memahami tujuan – tujuan pendidikan secara khusus

dan terinci.

b) Menguasai dan memiliki norma – norma atau ukuran – ukuran yang

akan digunakan sebagai kriteria penilaian.

c) Menguasai teknik – teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat diolah menurut norma – norma yang ada.

d) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil – hasil penilaian sehingga mendapat gambaran tentang kemungkinan – kemungkinan untuk mengadakan perbaikan – perbaikan. (hlm.86)

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi supervisi pendidikan adalah untuk mengkoordinir semua usaha sekolah dalam mengembangkan program untuk mencapai tujuan, membarikan layanan kepada guru untuk menumbuhkan proses belajar mengajar yang berkualitas.

c. Tujuan Supervisi Pendidikan

Kegiatan supervisi pendidikan mempunyai beberapa tujuan tertentu. Tujuan supervisi untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang baik.

akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi secara maksimal.

Merujuk dari pendapat Made Pidarta (2009) yang mengatakan bahwa : “Ada sejumlah tujuan supervisi pendidikan seperti membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya, sosialnya, membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi mesyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas lulusan.”(hlm.3)

Seperti yang telah dijelaskan bahwa inti dari kegiatan supervisi adalah memberikan layanan. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sahertian (2000) bahwa “tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas”(hlm.19).

Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Tidak hanya memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Oliva (1984) bahwa sasaran (domain) supervisi pendidikan ialah:

1) Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah.

2) Meningkatkan proses belajar – mengajar di sekolah.

3) Mengembangkan seluruh staf di sekolah (Sahertian,2000: 19)

Adapun tujuan supervisi menurut pendapat Yusak Burhanuddin (2005) adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran;

2) Mengendalikan penyelenggaraan bidang teknis edukatif di sekolah sesuai dengan ketentuan – ketentuan dan kebijakan yang telah diterapkan;

3) Menjamin agar kegiatan sekolah berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku,sehingga berjalan lancar dan memperoleh hasil optimal;

4) Menilai keberhasilan sekolah dalam pelaksanaan tugasnya;

5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekola, sehingga dapat menghindari kesalahan yang lebih jauh. (Herabudin, 2009: 225) 5) Memberikan bimbingan langsung untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kekhilafan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapi sekola, sehingga dapat menghindari kesalahan yang lebih jauh. (Herabudin, 2009: 225)

Dalam kaitannya dengan tujuan supervisi di atas, guru akan memiliki pengetahuan psikologis siswa sebagai anak didiknya, sehingga ia memiliki kemampuan menelusuri minat dan bakat siswa yang berguna untuk menyalurkan idealisme siswa sesuai dengan potensinya. Seperti yang pendapat yang dikemukakan oleh Herabudin (2009) bahwa “Tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.” (hlm.230)

Sedangkan menurut Yusak Burhanuddin (2005) menjelaskan bahwa tujuan inti dari supervisi adalah sebagai berikut:

1) Memahami karakteristik dan kemampuan siswa – siswi secara individual dalam proses belajar;

2) Menciptakan suasana yang mendorong siswa aktif belajar sendiri, serta berusaha mencoba menemukan sendiri jawaban permasalahan serta memberi makna kepada mereka terhadap pengalaman belajar;

3) Menjadikan kegiatan belajar di sekolah bersifat dinamis dan kreatif, serta mempunyai ati untuk kehidupan manusia. (Herabudin, 2009: 226)

Dari berbagai tujuan supervisi yang telah diungkapakan oleh beberapa tokoh, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. Hal ini berarti bahwa tujuan dari supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas termasuk di dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar – mengajar peningkatan mutu pengetahuan dan ketrampilan guru – guru, pemberian bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurukulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat – alat pelajaran prosedur dan teknik evaluasi pengajaran, dan sebagainya.

d. Prinsip Supervisi Pendidikan

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan serta dilaksanakan oleh para supervisor pendidikan atau kepala sekolah dalam melaksanakan kegiatan supervisi agar benar-benar efektif dalam usaha mencapai tujuannya. Prinsip supervisi pendidikan menurut Sagala (2004) antara lain adalah “ilmiah yang berarti sistematis dilaksanakan secara tersusun, kontinu, teratur, objektif, demokratis, kooperatif, menggunakan alat, konstruktif, dan kreatif.” (hlm. 95)

Selain prinsip-prinsip tersebut, Sergiovanni dan Starratt (1983) juga menemukakan prinsip pelaksanaan supervisi yaitu:

1) Administrasi biasanya berkenaan dengan pemberian fasilitas material dan pelaksanaannya.

2) Supervisi pendidikan biasanya berkenaan dengan perbaikan pembelajaran.

3) Secara fungsonal, administrasi dan supervisi tidak terpisahkan satu sama lain, keduanya dalam sistem pendidikan saling berkoordinasi, saling melengkapi, saling berhubungan, dan mempertemukan fungsi – fungsinya dalam operasional pendidikan.

4) Supervisi yang baik didasarkan pada filsafat, demokrasi, dan ilmu pengetahuan.

5) Supervisi yang baik akan mengembangkan metode dan sikap ilmiah sejauh hal itu dapat diaplikasikan ke dalam proses sosial pendidikan yang dinamis, menggunakan ilmu pengetahuan dalam proses belajar pembelajaran.

6) Supervisi yang baik akan mengembangkan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam mempelajari, memperbaiki, dan mengevaluasi proses dan produknya.

7) Supervisi yang baik adalah yang kreatif, tidak perspektif, dilaksanakan dengan tertib, direncanakan secara kooperatif, dan dilakukan dalam rangkaian aktivitas.

8) Supervisi yang baik dilakukan secara profesional, dan melakukan penilaian berdasarkan hasil yang terjamin. (Sagala, 2004: 96)

Prinsip tersebut sesuai dengan pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) yang menyatakan bahwa: Supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku

pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan. Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai harkat dan pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan. Jika dicermati prinsip – prinsip supervisi pendidikan dan pengajaran tersebut memberi makna bahwa supervisi dilaksanakan secara demokratis yang berarti menghargai harkat dan

supervisi sebagai berikut:

1) Prinsip ilmiah (scientific)

2) Prinsip demokratis

3) Prinsip kerja sama

4) Prinsip konstruktif dan kreatif. (hlm.19) Keempat prinsip supervisi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Prinsip ilmiah (scientific) Prinsip ilmiah mengandung ciri – ciri sebagai berikut:

a) Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar – mengajar.

b) Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti

angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.

c) Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan

kontinu.

2) Prinsip demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru – guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.

3) Prinsip kerja sama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberi support mendorong, menstumulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4) Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara – cara menakutkan.

Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa jenis kegiatan supervisi yang sering digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ngalim Purwanto (2010) membedakan supervisi menjadi beberapa jenis yaitu:

1) Supervisi umum dan pengajaran

2) Supervisi klinis (hlm.89) Untuk memahami perbedaan dari jenis supervisi tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Supervisi umum dan pengajaran Yang dimaksud dengan supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan – kegiatan atau pekerjaan yang sacara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya.

Sedangkan yang dimaksud dengan supervisi pengajaran ialah kegiatan – kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi – kondisi baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar – mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan atau sering disebut dengan supervisi akademik.

Menurut Glickman (1981) mendefinisikan “Supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya” (Sagala,2005: 91).

2) Supervisi klinis Supervisi klinis merupakan bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab – sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses mengajar, dan kemudian secara langssung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

John J. Bolla (1985) mendefinisikan supervisi klinis sebagai berikut: John J. Bolla (1985) mendefinisikan supervisi klinis sebagai berikut:

Selain itu, Made Pidarta (2009) mendefinisikan pengertian supervisi klinis. “Supervisi klinis adalah supervisi yang khas, yang pelaksanaannya sangat mendalam, detail, dan intensif, dapat diragukan akan keberhasilannya.” (hlm.128)

Synder dan Anderson (1986) menyatakan bahwa “supervisi klinis adalah suatu teknologi perbaikan pengajaran, tujuan yang dicapai, dan memadukan kebutuhan sekolah dan pertumbuhan personal.” (Sagala, 2004: 194)

a) Ciri – ciri supervisi klinis

Agar lebih jelas bagaimana pelaksanaan supervisi klinis tersebut, harus memahami ciri – ciri supervisi klinis. La Sulo (1983) mengemukakan ciri – ciri supervisi klinis ditinjau dari segi pelaksanaannya adalah sebagai berikut: (1) Bimbingan supervisor kepada guru/ calon guru bersifat bantuan,

bukan perintah atau instruksi. (2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan ssupervisor.

(3) Meskipun guru atau calon guru mempergunakan berbagai keterampilan mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada beberapa keterampilan tertentu saja.

(4) Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama antara

supervisor dan guru berdasarkan kontrak. (5) Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif (sesuai dengan

data yang direkam oleh instrumen observasi) (6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data yang direkam oleh instrumen observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.

(7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada

memerintah atau mengarahkan. (8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka.

observasi dan diskusi/pertemuan balikan. (10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan ketrampilan mengajar, di pihak lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun dalam jabatan. (Ngalim Purwanto, 2010: 91)

b) Prinsip – prinsip supervisi klinis

Seorang supervisor dalam melakukan kegiatan supervisi harus menguasai prinsip – prinsip supervisi. Sahertian (2000) mengemukakan beberapa prinsip supervisi sebagai berikut: (1) Supervisi klinis yang dilaksanakan harus berdasarkan inisiatif dari

para guru dari para guru lebih dahulu. (2) Ciptakan hubungan manusiawi yang bersifat interaktif dan rasa

kesejawatan. (3) Ciptakan suasana bebas dimana setiap orang bebas mengemukakan

apa yang dialaminya. (4) Objek kajian adalah kebutuhan profesional guru yang riil yang

mereka sungguh alami. (5) Perhatian dipusatkan pada unsur – unsur yang spesifik yang harus

diangkat untuk diperbaiki. (hlm.39)

Sedangkan menurut pandangan John Lovell dan Robert Alfonso (1975) menyatakan bahwa “supervisi itu pada prinsipnya adalah suatu sistem perilaku pengajaran yang berinteraksi dengan konseling sekolah, pengajaran, administrasi, dan sistem perilaku siswa dengan ciri kesederhanaan dan kesahajaan.” (Sagala,2004: 96)

f. Teknik Supervisi Pendidikan

Dalam kegiatan supervisi,teradapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai alat atau teknik supervisi. Untuk mengetahui berbagai teknik supervisi yang tepat maka akan ditinjau berbagai teknik supervisi menurut beberapa pakar yakni menurut Menurut Sagala (2009) teknik supervisi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Teknik supervisi yang bersifat kelompok

a) Pertemuan orientasi

b) Rapat guru latih b) Rapat guru latih

e) Tukar menukar pengalaman

f) Lokakarya

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN TYPE JIGSAW SDN 19 BENGKAYANG Jimi Kristiawan, Suryani, Syamsiati. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Email: sdn19melabogmail.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS SI

0 0 12

Sufiah, Suryani, Hery Kresnadi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : sufiahrachmadyahoo.com Abstract - PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN METODE TIM KUIS S

0 0 9

Janni, Siti Halidjah, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Dasar FKIP Untan Pontianak Email : jannijee21gmail.com Abstract - KORELASI ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DENGAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA ANAK DI KELAS VA SEKO

0 0 8

PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN KELAS IV Ivan Ramadhan, Sri Utami, Rosnita Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: Irvan.ramadhaaangmail.com Abstract - PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENI

0 0 12

PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASILBELAJAR PKN KELAS IV Ivan Ramadhan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: Irvan.ramadhaaangmail.com Abstract - PENGGUNAAN MODEL WORDSQUARE DALAM MENINGKATKAN HASILBELAJAR

0 1 12

Neti, Marzuki, Martono Program Studi Magister pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura Pontianak Email : Elisabeth_Tarigasgmail.com Abstract - STRATEGI PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN, KER

0 0 11

Vera Estika, Siti Halidjah, Sugiyono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email :veraestika96gmail.com Abstract - PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI DI KELAS III SEKOLAH DASAR

0 0 9

Pendidikan Karakter di Sekolah Islam (Studi Kasus SMA Muhammadiyah I dan MA Muallimin Yogyakarta)

0 0 245

Iklim Komunikasi Organisasi, Reward Dan Kinerja Karyawan Di PT. PLN (Persero) Area Surakarta

0 1 163

Dampak Implementasi TQM terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Pada Industri Menengah dan Industri Besar di Surakarta)

0 0 82