1.1. Hakikat Manusia - 3.Manusia dan Masyarakat

  

Manusia Dan Masyarakat

(Materi 2 & 3)

  

(Deskripsi Materi Perkualiahan Agama Katolik di Politeknik Kesehatan Negeri, Jurusan Analis Kesehatan)

Oleh: Lastiko Runtuwene, S.Ag, M.Pd

1. Manusia

1.1. Hakikat Manusia

  Hidup atau kehidupan adalah anugerah terbesar dari Tuhan bagi setiap insan manusia. Setiap anugerah selalu mengandung suatu tugas, yaitu memelihara dan mengembangkan sebaik-baiknya apa yang sudah diterima itu. Apalagi jika anugerah itu sangat berharga, seperti kehidupan. Manusia hidup untuk berkembang sebaik- baiknya merupakan bagian dari hakikat yang harus dijaga. Maka dari itu, rasa syukur dan tanggung jawab kita terhadap Sang Pencipta diamalkan dan diwujudkan dengan memelihara ciptaan-Nya dengan bijaksana dan hormat. Manusia adalah

  

imago dei atau God’s image, arinya manusia sebagai citra Allah, manusia

  diciptakan menurut gambar Allah. Manusia sebagai citra Allah berbeda dengan mahkluk lainnya, karena manusia memiliki tiga kemampuan dasariah, yakni memiliki akal budi, punya hati nurani dan kehendak bebas. Sadar akan eksistensi/hakikat manusia sebagai Citra Allah, kita harus merenung secara mendalam, membangun kesadaran yang jernih dan berkemauan yang baik dan kuat untuk mengemban tugas ini; kagum dan hormat terhadap kehidupan, khususnya kehidupan manusia. Manusia sebagai citra Allah yang dipanggil untuk bersama Dia memelihara dan mengembangkan kehidupan di dunia dan kelak menikmati kebahagiaan abadi dengan-Nya di surga. Kita berkeyakinan bahwa Allah menciptakan dan mencintai tiap-tiap orang secara pribadi, karena itu, setiap manusia haruslah saling menghormati, mencintai dan melindungi hidup sesamanya tanpa mengenal status sosial atau kedudukan apa pun. Kita harus sadar bahwa setiap orang memiliki hak asasi untuk hidup. Hak hidup manusia harus dilindungi sejak dari awal (dalam kandungan). Hormat akan hidup kiranya menjadi inti dari segala ajaran Yesus yang dapat ditemukan dalam Kitab Perjanjian Baru. Yesus tidak hanya melarang pembunuhan, tetapi ingin membangun sikap hormat dan kasih akan hidup.

  1.2. Martabat Manusia

  Pandangan masyarakat tentang seksualitas sering tidak terlalu tepat dan baik, oleh sebab itu, seksualitas sering disalahgunakan. Seksualitas merupakan salah satu daya terbesar dalam diri setiap makhluk hidup di bumi ini, termasuk manusia. Orang tak dapat melepaskan diri dari pengaruhnya. Fakta bahwa kita ini pria dan wanita sangat menentukan keberadaan diri kita, mewarnai segala sikap kita, memberi pengalaman dasar yang khas bagi hidup kita di tengah masyarakat. Seksualitas memang merasuki seluruh pribadi manusia secara fundamental. Seksualitas tidak hanya sekadar mempengaruhi modus essendi (pola berada) manusia, tetapi sering kali dilihat sebagai modus essendi itu sendiri. Maka seorang pria seharusnya hidup sebagai seorang pria dan wanita hidup sebagai seorang wanita. Selanjutnya harus disadari pula bahwa organ dan daya seksual manusia merupakan pula daya cipta Allah yang selalu aktual dalam diri manusia dan melaluinya pula Allah menyapa dan memanggil manusia untuk menjadi rekan sekerja-Nya dalam kehidupan ini. Jadi seksualitas hendaknya dipahami secara luas, tidak terbatas pada perkelaminan saja. Seksualitas adalah keseluruhan daya tarik antara pria dan wanita untuk bersatu, dan dalam persatuan/keterpaduan itu mereka mendapat kepenuhan dan kebahagiaannya. Hubungan antara pria dan wanita sebagai makhluk seksual harus diwarnai oleh prinsip-prinsip cinta kasih, personal, sosial dan terarah kepada keibuan dan kebapakan.

  1.3. Tanggung Jawab Manusia

  Tanggung jawab manusia yang pokok adalah keluarga. Keluarga menjadi perwujudan pertama dan utama dari martabatnya sebagai manusia. Keluarga menjadi awal pengembangan martabat manusia sebagai manusia sekaligus pengembangan citra diri sebagai manusia. Citra diri manusia adalah sebagai citra Allah. Manusia mengembangkan citra diri itu pertama-tama di keluarga. Keluarga dalam arti sempit (keluarga inti) mencakup suami-istri dengan anak-anaknya.

  Dalam arti luas, keluarga juga mencakup seluruh sanak-saudara (famili). Keluarga merupakan kesatuan sosial berdasarkan hubungan biologis, ekonomis, emosional dan rohani yang bertujuan mendidik dan mendewasakan anak-anak sebagai anggota aneka masyarakat luas dan terbatas. Dasarnya adalah ikatan perkawinan ayah-ibu. Hidup keluarga itu merupakan suatu karier pokok dan suatu panggilan. Suami-istri dan anak-anak hendaknya tahu akan tugas dan kewajibannya dalam keluarga walaupun hendaknya senantiasa berlandaskan kasih. Komunikasi yang baik dalam keluarga akan menambahkan suasana kasih dan mengelakkan setiap bencana yang dapat muncul karena prasangka dan salah pengertian.

  Pertanyaan pendalaman:

  1. Terangkanlah hakekat hidup dan kehidupan manusia!

  2. Jelaskanlah makna manusia sebagai imago Dei atau God’s image!

  3. Terangkanlah tentang seksualitas manusia!

  4. Jelaskanlah bahwa tanggung-jawab manusia yang paling dasariah adalah hidup berkeluarga!

  5. Kemukakanlah beberapa contoh masalah-masalah kemanusiaan (yang merendahkan martabat manusia) dewasa ini, dan bagaimana pandangan anda cara mengatasinya!

2. Masyarakat

2.1. Masyarakat Beradab dan Sejahtera

  Masyarakat beradab dan sejahtera ditandai baik oleh yang bersifat batiniah maupun lahiriah. Batiniah berarti manusia perlu meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan mengembangkan iman Katolik seturut ajaran Gereja Katolik. Lahiriah merupakan kesatuan dengan yang batiniah. Perwujudan batiniah yang sejati seyogianya nampak dalam hidup yang lahirnya. Demikian sebaliknya, orang tidak bisa memisahkan secara tegas begitu saja antarkeduanya. Demikian menjadi anggota Gereja Katolik juga tidak berarti lepas menjadi anggota masyarakat. Mereka tetap warga masyarakat, warga bangsa yang juga dipanggil untuk membangun kesejahteraan bersama. Gereja itu tidak diperdirikan oleh Yesus, tetapi ia berdasarkan pada “peristiwa Yesus”. Gereja bertitik tolak dari pewartaan dan perbuatan Yesus, terlebih kematian dan kebangkitan-Nya, perlahan-lahan terbentuk oleh karya Roh, terdiri dari mereka yang menjadi pengikut-pengikut-Nya yang kemudian dengan gigih mewartakan kematian dan kebangkitan-Nya. Kelompok pengikut-Nya ini akhirnya menjadi suatu persekutuan iman yang hidup dalam kasih persaudaraan menjadi Gereja. Gereja tumbuh dan berkembang di masyarakat Yahudi Palestina, terlebih sesudah peristiwa Pentakosta (peristiwa turunnya Roh Kudus) kepada para rasul. Peristiwa Pentaskosta merupakan saat kelahiran Gereja. Sehingga dalam gereja Katolik peringatan Hari Kelahiran Gereja pada setiap Hari Raya Pentakosta.Gereja perdana adalah orang-orang itu yang tinggal di masyarakat pada waktu itu. Inilah yang disebut dengan Gereja Perdana (Gereja Purba). Dalam perjalanan sejarah Gereja selanjutnya kelompok ini selalu menyesuaikan diri dengan situasi zaman. Mereka menjadi pembaharu di dalam dan di luar dirinya demi terwujudnya suatu masyarakat yang beradab dan sejahtera baik lahir maupun batin. Kelemahan dan kekurangan manusiawi turut melekat seiring dengan menyejarahnya orang Katolik. Kelemahan dan kekurangan manusiawi itu ternyata Roh Allah tetap berkarya di dalam-Nya, Gereja merupakan suatu misteri.

  

2.2. Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan

Sejahtera

  Pengalaman membuktikan bahwa manusia mengabadikan saat-saat penting dalam hidupnya dengan suatu perayaan atau bentuk lain yang berarti. Apabila seorang lahir dan menjadi dewasa, kawin atau mati, saat-saat semacam itu dirayakan, diperingati yang kiranya kontras berbeda dengan hidup rutin setiap hari. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah hal biasa yang terjadi di dalam masyarakat. Setiap peristiwa dalam masyarakat mempunyai makna dan kisahnya.

  Makna dan kisah inilah yang sering kali dirayakan, diingat dan dibuat suatu acara- acara tertentu. Orang Katolik dalam masyarakat itu memaknainya dengan khas dalam bentuk berbagai Liturgi-peribadatan. Liturgi adalah perayaan iman dan keselamatan. Gereja Katolik mengenal penggolongan Liturgi Resmi Gereja, yakni Perayaan Ekaristi dan semua Perayaan Sakramen, Perayaan Sabda Hari Minggu, dan Perayaan Ibadat Harian (yang dikenal dengan Ibadat Ofisi, yang biasa dilaksanakan di biara-biara). Sakramen-sakramen dalam Gereja merupakan cara mengungkapkan, melambangkan dan merayakan saat-saat penting di dalam hidup beriman itu. Sakramen berasal dari bahasa Yunani: sakramentum, yang berarti tanda kelihatan dari suatu yang tidak kelihatan (misteri). Misteri berasal dari kata: misteryon, yang berarti yang tidak kelihatan. Dalam Gereja Katolik dikenal 7 sakramen. Sakramen Inisiasi (Sakramen Baptis, Ekaristi, Krisma). Sakramen untuk status hidup khusus (Sakramen perkawinan dan Imamat). Sakramen untuk pembaharuan hidup (Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan). Dalam Gereja Katolik dikenal juga sakramentali, yakni peribadatan yang mirip sakramen yang mendatangkan kekudusan, tetapi bukan sakramen. Misalnya semua ibadat-ibadat lingkungan dan ibadat dalam kelompok-kelompok, semua pemberkatan-pemberkatan. Dikenal juga pelbagai hidup devosi kerakyatan, di antaranya devosi kepada Yesus Kristus dan kepada orang kudus (terutama kepada Bunda Maria). Inti dan pusat dalam liturgi ialah manusia ditebus dan diselamatkan lalu memperoleh hidup baru dalam Tuhan. Proses inti pokok itu dirayakan dalam sakramen-sakramen, masing-masing melambangkan dan mengerjakan salah satu segi kehidupan iman itu, Inilah peran anggota Gereja dalam turut membangun manusia dalam masyarakat agar menjadi orang yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan konteksnya.

2.3. Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

  Pendahulu-pendahulu kita telah membuat sejarah, baik itu sebagai umat beriman membuat “sejarah Gereja” maupun sebagai warga masyarakat membuat “sejarah bangsa dan negara”. Iman mereka telah dihayati secara konkret dalam kedua seginya yang tak terpisahkan, yaitu dalam tuntutan hidup sebagai jemaat umat beriman dan sebagai warga masyarakatnya. Mereka telah mengalami perkembangan Gereja dengan segala suka-dukanya. Mereka telah mengalami Gereja yang tumbuh dan mekar bersamaan dengan tumbuh dan mekarnya kita dalam proses menjadi bangsa dan negara yang merdeka. Gereja terlibat dalam pengembangan dan penegakan hak-hak asasi dan demokrasi sesuai dengan kadar dan kemampuannya. Hak azasi sebagai hak dasar manusia, misalnya hak hidup, hak untuk beragama dan berkeyakinan, hak mengemukakan pendapat dan pikiran. Hak asasi adalah hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan ciptaan Tuhan. Hak ini tidak diberikan kepada seseorang karena kedudukan, pangkat atau situasi. Hak ini dimiliki setiap orang sejak lahir karena dia seorang manusia, Hak ini bersifat asasi bagi manusia karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup sebagai manusia lagi, Hak asasi manusia merupakan tolok ukur dan pedoman yang tidak dapat diganggu gugat dan harus ditempatkan di atas segala aturan hukum. Kita sekarang sedang melanjutkan sejarah yang telah dibuat pendahulu-pendahulu kita tadi. Kita pun dipanggil dan ditantang untuk menghayati iman kita dalam kedua segi kehidupan kita, yaitu segi kehidupan sebagai Umat Allah, warga paroki dan Keuskupan, maupun segi kehidupan sebagai Umat Allah yang menjadi warga masyarakat. Kita berharap bahwa iman kita makin mantap dan semakin dapat merasuki seluruh realitas kehidupan kita. Situasi kita sekarang memang lain, tetapi dengan pengenalan akan apa yang telah dijumpai para pendahulu kita dalam menghayati iman dalam situasi zamannya, dapat pula menjadi pelajaran ataupun peringatan bagi kita. Paling tidak pengenalan tersebut dapat menjadi bahan refleksi yang dapat ditimba manfaatnya bagi kita sendiri, yang hidup dalam zaman ini.

  Pertanyaan Pendalaman:

  1. Terangkanlah tentang situasi dan kondisi manusia yang beradab dan sejahtera!

  2. Terangkanlah bahwa Gereja Kristen (Katolik) merupakan Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus!

  3. Terangkanlah bahwa Gereja merupakan bagian dari masyarakat dunia!

  4. Tulislah identitas Masyarakat & Gerejamu:

  A. Identitas Gerejamu

  • Nama anda :
  • Wilayah Rohani/Stasi :
  • Paroki/Keuskupan :
  • Jumlah Kepala Keluarga Wilayah Rohani/Stasi :
  • Jumlah Jiwa dalam Wilayah Rohani/Stasi:
  • Kelompok kategorial yang kamu ikuti:

  B. Identitas Kemasyarkatan

  • Dusun/lingkungan :
  • Desa/Kelurahan :
  • Kecamatan :
  • Kabupaten/propinsi :
  • Kegiatan-kegiatan kemsyarakatan yang kamu ikuti:

  5. Terangkanlah peran anda (sebagai orang Katolik) dalam meuwujudkan masyarakat beradab dan sejahtera!

  6. Sebutkan tiga pembagian Liturgi Resmi Gereja Katolik!

  7. Sebutkanlah tiga penggolongan Sakramen-sakramen dalam Gereja Katolik!

  8. Apa yang dimaksud dengan sakramentali dan berikan contoh!

  9. Apa yang dimaksud dengan hak azasi manusia dan berikan contoh!

  10.Kemukakanlah beberapa contoh masalah kemasyarakatan dewasa ini, dan bagaimana pendapatmu cara mengatasinya!