Erlyna Evasari Elsa Nurmala

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

Jurnal Obstretika Scientia

ISSN 2337-6120
Vol. 4 No 2.

Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu dengan
Kejadian BBLR
Erlyna Evasari*
Elsa Nurmala*
*AKBID La Tansa Mashiro, Rangkasbitung

Article Info
Keywords:

Abstract
The study uses case control and

Age, Parity, Nutritional Status, incorporates retrospective approach. The
Low-Birth-Weight

New-borns
population of the study consists of all the 632
(BBLR).
new-borns, taken by the ratio of 1: 1 of all the
population. The sample of the study consists
of 52 babies with control sample of 52
babies, chosen by using simple random
sampling. The total sample of the study is
104 babies. The result of the study shows that
the frequency distribution of BBLR case is
(50%), with age ranging from < 20 and >
35 (38,5%), parity of 1 and > 3 (62.5%),
malnutrition (29.8%). From the chi square
result we can conclude that there is a
significant relationship between the age of the
mother with the case of Low-Birth-Weight
new-borns (BBLR) (with P Value = 0.002),
there is also a significant relationship
between the parity of the mother with the
case of low-birth-weight new-born (BBLR)

(with P

Value

= 0.000) and there is a

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

significant

relationship

between

the

nutritional status of the mother and the case
of BBLR (P Value = 0.000).
Jenis


Corresponding Author:

penelitian

yang

digunakan

tedafagas@yahoo.com

adalah penelitian case control study dengan

nurmalaelsa@gmail.com

mengunakan

pendekatan

retrospektif.


Populasi dalam penelitian ini yaitu semua
bayi yang dilahirkan berjumlah 632 bayi,
yang akan diambil dengan perbandingan 1 :
1 populasi. Sampel kasus berjumlah 52 bayi
dan sampel kontrol berjumlah 52 bayi, yang
diambil secara simple random sampling. Jadi
keseluruhan sampel yang diambil adalah 104
bayi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
distribusi

frekuensi

kejadian

BBLR

sebanyak (50%), umur < 20 dan > 35
(38,5%), paritas 1 dan > 3 (62,5%), status
gizi


kurang (29,8%). Dari hasil uji chi

square diperoleh hasil terdapat hubungan
yang bermakna antara umur ibu dengan
kejadian BBLR

(P

Value

=

0,002),

terdapat hubungan yang bermakna antara
paritas ibu dengan kejadian BBLR (P Value
= 0,000) dan terdapat hubungan yang
bermakna antara status gizi ibu dengan
kejadian BBLR (P Value = 0,000).
©2016 JOS.All right reserved.

kurang dari 2.500 gram. Definisi

Pendahuluan
Berat badan

lahir rendah

ini berdasarkan pada hasil observasi

(BBLR) di definisikan sebagai bayi

epidemiologi

yang

membuktikan

yang lahir dengan berat badan

bahwa bayi lahir dengan berat


Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

kurang

dari

mempunyai
kesehatan

gram

pada tahun 2000, Angka Kematian

terhadap

Bayi (AKB) di dunia 54 per 1000

(WHO,


kelahiran hidup kemudian tahun

2.500

konstribusi
yang

buruk.

2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran

2010).
Berat

badan

merupakan

hidup. (Wijaya, 2010).
Data AKB menurut World


salah satu indikator kesehatan bayi
badan

Health Organization (WHO) ialah

normal (usia gestasi 37 s.d 41

sebesar 35 per 1.000 kelahiran

minggu)

gram.

hidup untuk tahun 2012, dari data

Secara umum, bayi berat lahir

tersebut, AKB dunia menduduki


rendah

kriteria sedang. Kedua data AKB

baru lahir.

Rerata

adalah

berat

3.200

(BBLR)

lebih

besar


tersebut

dapat

masalah atau komplikasi pada saat

dengan

targetan

lahir. (Dematik, 2010).

AKB, yakni 23 per 1.000 kelahiran

resikonya untuk

mengalami

Angka Kematian bayi di
Indonesia

masih

tinggi

kita

bandingkan

MDGs

untuk

hidup pada tahun 2015. Indonesia
masih harus bekerja keras untuk

dibandingkan

dengan

negara

mewujudkan

berkembang

lainnya.

Angka

Begitu juga dengan dunia, yang

adalah

dengan perbedaan yang semakin

Kematian

Bayi

(AKB)

targetan

jumlah kematian bayi dalam usia 28

beragam

hari pertama kehidupan per 1000

kebijakan dan pelayanan kesehatan

kelahiran

hidup.

ini

serta kultur sosial dan ekonomi,

merupakan

salah

indikator

juga harus berjuang bersama guna

derajat kesehatan bangsa. Tingginya

mewujudkan target MDGs untuk

angka Kematian bayi ini dapat

menurunkan AKB menjadi 23 per

menjadi petunjuk bahwa pelayanan

1.000 kelahiran hidup pada tahun

maternal dan noenatal kurang baik,

2015.

Angka
satu

untuk itu dibutuhkan upaya untuk

terutama

MDGs.

Angka

dalam

hal

kematian neonatal

menurunkan angka kematian

(situasi kesehatan bayi baru lahir)

bayi tersebut. (Saragih, 2011).

merupakan

Menurut

laporan

WHO

penyumbang terbesar

angka kematian bayi. Berdasarkan

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

data Demografi
Indonesia
angka

dan

(SDKI)

Kesehatan

tahun

2012,

kematian neonatus (bayi

dan

dapat

beberapa

dipengaruhi
faktor

mempunyai

oleh

seperti

ibu

penyakit

yang

berhubungan

dengan

baru lahir) mencapai 60 persen.

langsung

Penyebab kematian terbesar adalah

kehamilan, dan usia ibu (Sartika,

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

2012).

utama

Ada beberapa faktor resiko

mortalitas,

yang mempengaruhi BBLR ditinjau

mordibitas, dan disabilitas neonatus,

dari faktor ibu, kehamilan, dan

bayi, dan anak serta memberikan

faktor janin.Faktor ibu meliputi gizi

dampak jangka panjang terhadap

saat hamil kurang, umur ibu (35

tahun),

Kelahiran BBLR terus meningkat

kehamilan

terlalu

pertahunnya di negara maju seperti

penyakit

menahun.

Amerika

kehamilan seperti hidramnion dan

Serikat,

sedangkan

di

dan
Faktor

Indonesia kelahiran BBLR justru

kehamilan

diikuti

yang mempengaruhi BBLR seperti

oleh

kematian

bayi.

ganda.

dekat,

jarak

Faktor

janin

cacat bawaan dan infeksi dalam

(Puspitasari, 2011).
Prevalensi BBLR menurut

rahim. Faktor-faktor resiko lainnya

WHO (2010) diperkirakan 15%

yang

dari seluruh kelahiran di dunia

BBLR antara lain paritas, status

dengan batasan

ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan

3,3%-3,8% dan

lebih sering terjadi di negara-negara

mempengaruhi

kejadian

ibu (Sistriani, 2008).
Ibu dengan paritas tinggi

berkembang atau sosial ekonomi
statistik

berisiko (50%) melahirkan bayi

menunjukkan 90% kejadian BBLR

dengan berat lahir yang rendah.

didapatkan di negara berkembang

BBLR

dan angka kematiannya 35 kali

kesehatan yang cukup menonjol di

lebih tinggi dibanding pada bayi

Indonesia,

dengan berat badan lahir lebih dari

BBLR mempunyai angka mortalitas

2500 gram. Hal ini dapat terjadi

dan

rendah.

Secara

merupakan

karena

morbiditas

masalah

pada

yang

bayi

tinggi.

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

kelahiran hidup.

(Joeharno, 2008).
Di

negara

Berdasarkan

berkembang

data

Dinas

termasuk indonesia, masalah gizi

Kesehatan Kabupaten Lebak 2014

masih merupakan masala kesehatan

ditemukan kejadian bayi berat lahir

yang

gizi

rendah sebanyak 136 kasus dan 63

merupakan penyebab kematian ibu

diantaranya meninggal dunia. Dari

dan anak secara tidak langsung

hasil

yang

dapat

Puskesmas Cipanas diperoleh data

dicegah. Rendahnya status gizi ibu

tahun 2013 sebanyak 26 dari 1002

selama

dapat

kelahiran hidup dan 4 diantaranya

mengakibatkan berbagai dampak

meninggal dunia. Sedangkan tahun

tidak baik bagi ibu dan bayi.

2015 naik menjadi 52 dari 632

Diantaranya

kelahiran hidup.

utama,

masalah

sebenarnya

masih

kehamilan

dengan

adalah

berat

bayi

badan

lahir
rendah

studi

pendahuluan

di

Metodelogi Penelitian
Berdasarkan penelitian dan

(BBLR).
mempunyai

tujuan yang hendak dicapai jenis

peluang meninggal 10-20 kali lebih

penelitian yang hendak digunakan

besar dari pada bayi yang lahir

adalah penelitian kuantitatif dengan

dengan berat badan lahir cukup,

menggunakan

oleh karena itu perlu ada deteksi

control, yaitu penelitian (survey)

dini dalam kehamilan yang dapat

analitik

mencerminkan pertumbuhan janin

bagaimana faktor risiko dipelajari

melalui penilaian status gizi ibu

dengan

hamil. (Chairunita, 2006).

retrospective. Dengan kata lain efek

Bayi

Di

BBLR

indonesia

BBLR

pendekatan

yang

mengunakan

pada

penyebab Kematian neonatal yang

kemudian

faktor

tinggi.

diidentifikasi

prematur

Berdasarkan

merupakan

data

dari

menyangkut

pendekatan

(penyakit atau status kesehatan)
diidentifikasi

bersama

case

saat

ini
risiko

ada atau terjadinya

DINKES Provinsi Banten angka

pada waktu yang lalu (Notoatmojo,

kematian bayi di Provinsi Banten

2010).

pada tahun 2011 adalah 29.5 / 1000

Variabel penelitian adalah

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

segala sesuatu yang berbentuk apa

kemudian

saja yang ditetapkan oleh peneliti

(Notoatmojo, 2010).
Variabel

untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi

tantang

kemudian ditarik

ditarik

kesimpulannya

independent

ini

tersebut,

merupakan variabel yang menjadi

kesimpulannya.

sebab perubahan atau timbulnya

hal

Secara teoritis menurut Hatch dan

variabel

Farhaday (1981) variabel dapat

Variabel ini juga dikenal dengan

didefinisikan

nama variabel bebas artinya bebas

sebagai

seseorang,

atau

mempunyai

variasi

atribut

objek

yang

antara

satu

dependen

mempengaruhi
variabel

ini

(terikat).

variabel
punya

lain,

nama

lain

orang dengan yang lain atau satu

seperti variabel prediktor risiko,

obyek dengan obyek lain. Variabel

atau kausa. (Hidayat, 2012).
Variabel bebas (independent

juga dapat merupakan atribut dari
bidang

keilmuan

atau

kegiatan

adalah

variabel

yang

mempengaruhi atau yang menjadi

tertentu (Sugiyono, 2009).
Variabel

variabel)

adalah

konsep

sebab perubahannya atau timbulnya

yang mempunyai bermacam-macam

variabel

nilai. Dengan demikian, variabel

(Sugiyono, 2009).Variabel bebas

adalah

yang

dalam penelitian ini adalah umur,

berbentuk apa saja yang ditentukan

paritas, dan status gizi ibu. Variabel

oleh peneliti dengan tujuan untuk

dipendent merupakan variabel yang

memperoleh informasi agar bisa

dipengaruhi atau menjadi akibat

ditarik

karena variabel bebas. Variabel ini

merupakan

suatu

objek

kesimpulan.

Berdasarkan

pengertian

maka

dirumuskan

dapat

diatas,
disini

suatu atribut atau sifat atau nilai

outcome,

dari orang, obyek atau

2012).

disebut variabel efek, hasil,
atau

Variabel

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

variabel)

dipelajari

dipengaruhi

oleh

peneliti

dan

bebas

terhadap perubahan. Variabel ini
juga

yang mempunyai variasi tertentu

(terikat)

tergantung pada variabel

bahwa variabel penelitian adalah

kegiatan

dipendent

event.

(Hidayat,

terikat (dipendent

adalah
atau

variabel
yang

yang

menjadi

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

akibat karena adanya variabel bebas

tahun 2015 yang berjumlah 52 bayi

(Sugiyono, 2009).Variabel terikat

Sedangkan sampel kontrol dalam

dalam penelitian ini adalah kejadian

penelitian ini adalah semua bayi

BBLR.

yang lahir tidak BBLR di Wilayah
Populasi adalah sekelompok

Kerja

Puskesms

Cipanas mulai

dengan

Januari sampai Desember 2015.

karakteristik tertentu (Sastroasmoro,

Kelompok kontrol yang di ambil

2008). Populasi adalah keseluruhan

berjumlah 52 bayi yang diambil

subjek

penelitian

secara

2007).

Populasi

subyek atau

generalisasi
objek/subjek

data

(Mahchfoedz,
adalah

yang

wilaya

terdiri

yang

atas

mempunyai

simple random sampling.

Jadi jumlah keseluruhan sempel
adalah

104

bayi.

pengumpulan

data

Tehnik

yang

akan

kuantitas dan karakteristik tertentu

digunakan

yang ditetapkan oleh peneliti untuk

adalah dengan pendekatan

dipelajari dan kemudian ditarik

dokumentasi dengan menggunakan

kesipulannya. (Sugiyono. 2010).

data sekunder, data yang di teliti

Populasi pada penelitian ini

berupa

dalam

rekam

penelitian ini

buku

studi

registrasi

adalah seluruh ibu yang melahirkan

semua jumlah bayi yang lahir pada

bayi dengan BBLR maupun yang

tahun

tidak BBLR yang tercatat dibuku

Puskesmas Cipanas. Analisis data

register di Puskesmas Cipanas

dilakukan untuk mengolah data

tahun 2015 sebanyak 632 bayi.

dalam bentuk yang lebih

Sampel merupakan bagian

2015

di

Wilayah Kerja

mudah

dibaca dan diinterpretasikan serta

populasi yang akan diteliti atau

untuk

sebagian jumlah dari karakteristik

kebenaran

yang dimiliki oleh populasi tersebut

ditetapkan. Analisis yang dilakukan

(Sugiyono, 2009).

dengan tahapan analisis univariat

Sempel

kasus

dalam

dan

menguji

secara

hipotesis

bivariat.

statistik

yang

Analisis

telah

univariat

penelitian ini adalah semua bayi

adalah analisis untuk satu variabel

dengan berat lahir rendah di Wilyah

penelitian,

pada

Kerja Puskesmas Cipanas

analisis

digunakan

pada

penelitian

ini

dengan

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

mengumpulkan
BBLR,

data

umur

dan

tentang

(notoatmojo,

2010).

dan

Tehnik analisis yang dipergunakan

status gizi. Setelah data tersebut

iniadalah analisis bivariabel yaitu

terkumpul,

untuk

ditabulasi

dipersentasikan,
dengan

paritas

berkolerasi

dan

ditampilkan

distribusi

melihat hubungan antara

masing-masing

frekuensi

independent

variabel
(umur, paritas

dan

(Sabarguna, 2008). Analisis yang

status gizi ibu) dengan variabel

dilakukan terhadap

dependent

yang

diduga

dua variabel

berhubungan

(BBLR).

atau

Hasil Penelitian
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian
BBLR di Puskesmas Cipanas Tahun 2015
BBLR
Frekuensi
Persentasi
Ya
52
8,20 %
Tidak
580
91,8 %
Total
632
100%
Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa kasus bayi lahir di Puskesmas
Cipanas Kab. Lebak dari 632 bayi yang mengalami BBLR sebanyak 52 bayi
(8.2%) dan tidak mengalami BBLR sebanyak 580 bayi (91,8).
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di Puskesmas Cipanas Tahun 2015
Umur
Frekuensi
Presentasi
35 th
40
38,5%
20-35 th
64
61,5%
Total
104
100.0%
Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian kecil (38,5 %) bayi lahir di
Puskesmas Cipanas dengan umur ibu berusia < 20 tahun atau >35 tahun (beresiko
tinggi).

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas
di Puskesmas Cipanas Tahun 2015
Paritas
Frekuensi
Presentasi
1 dan >3
65
62,5%
2-3
39
37,5%
Total
104
100.0%
Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar (62,5 %) bayi lahir
di Puskesmas Cipanas dari kelompok ibu dengan Paritas 1 dan > 3.
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu
di Puskesmas Cipanas Tahun 2015
Status Gizi Ibu
Frekuensi
Presentasi
Kurang
31
29,8%
Baik
73
70,2%
Total
104
100.0%
Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa masih banyak (29,8 %) bayi lahir
di Puskesmas Cipanas dari kelompok ibu dengan status gizi yang kurang.
Tabel 5
Hubungan Umur Ibu dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Cipanas
Tahun 2015
BBLR
Umur Ibu
Beresiko
35 th
Tidak Beresiko
20-35 th
Total

atas

Iya

Total

P

Nilai OR

Value

Tidak

Berdasarkan

28
12
40
(53,8 %)
(23,1%) (38,5%)
3,889
24
40
64
(1,671(46,2%)
(76,9%) (61,5%) 0.002
9,050)
52
52
104
(100%)
(100%)
(100%)
tabel 5 di
BBLR, dibandingkan dengan yang

menunjukan

bahwa

pada

kelompok ibu bersalin umur 35 tahun memiliki proporsi lebih

Hasil uji statistik dengan

besar (53,8 %) melahirkan bayi

menggunakan Chi Square pada α

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

= 0,05 didapatkan nilai P Value

Adapun nilai Odds Ratio

sebesar 0,002 (P≤0,05) sehinga H0

(OR) = 3,889 (1,671-9,050), berarti

di tolak yang berarti bahwa secara

usia ibu bayi 35 tahun

statistik terdapat hubungan

yang

beresiko hampir 4 kali lebih besar

bermakna antara umur ibu dengan

untuk melahirkan bayi BBLR bila

kejadian BBLR di Puskesmas tahun

dibandingkan dengan ibu bayi yang

2015.

berusia 20-30 tahun.
Tabel 6
Hubungan Paritas dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Cipanas
Tahun 2015
BBLR
Paritas

Iya

Total
Tidak

P

Nilai OR

Value

Beresiko
1 dan > 3
Tidak Beresiko
2-3
Total

42
23
65
(80,8 %)
(44,2%) (12,5%)
5,296
10
29
39
(2,196(19,2%)
(37,5%) 0.000
(55,8%)
12,772)
52
52
104
(100%)
(100%)
(100%)
Berdasarkan tabel 6 di atas
kejadian BBLR di Puskesmas tahun

menunjukan bahwa pada kelompok

2015.

ibu bersalin dengan paritas 1 dan >

Adapun nilai Odds Ratio

3 memiliki proporsi lebih besar

(OR)=5,296 (2,196-12,772), berarti

(80,8%) melahirkan bayi BBLR,

paritas 1 dan > 3 beresiko 5 kali

dibandingkan dengan yang tidak

lebih besar untuk melahirkan bayi

mengalami BBLR (44,2%).

BBLR bila dibandingkan dengan

Hasil uji statistik dengan
menggunakan Chi Square pada α =
0,05 didapatkan nilai P Value
sebesar 0,000 (P≤0,05) sehinga H0
di tolak yang berarti bahwa secara
statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara paritas ibu dengan

ibu bayi yang mempunyai paritas
2-3.

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

Tabel 7
Hubungan Status Gizi Ibu dengan Kejadian BBLR di Puskesmas Cipanas
Tahun 2015
BBLR
Status Gizi Ibu

Iya

Total

P

Nilai OR

Value

Tidak

Kurang

28
3
31
19,056
(53,8%)
(5,8%)
(28,9%) 0.000
(5,262Baik
24
49
73
69,011),
(46,2%)
(94,2%) (70,2%)
Total
52
52
104
(100%)
(100%)
(100%)
dibandingkan status gizi ibu yang
Berdasarkan tabel 7 di atas
menunjukan bahwa pada kelompok

baik.

ibu bersalin dengan status gizi ibu

Pembahasan

yang kurang memiliki proporsi lebih

1. Hubungan Antara Umur Ibu

besar

Dengan

(53,8%)

melahirkan

bayi

BBLR, dibandingkan dengan yang
tidak

mengalami

BBLR

hanya

(5,8%).

Kejadian

BBLR

di

Puskesmas Cipanas tahun 2015
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa pada kelompok

Hasil uji statistik dengan

ibu bersalin umur beresiko memiliki

menggunakan Chi Square pada α =

proporsi

0,05

melahirkan

didapatkan

nilai

P

Value

lebih

besar
bayi

(53,8%)
BBLR,

sebesar 0,000 (P≤0,05) sehinga H0

dibandingkan dengan yang tidak

di tolak yang berarti bahwa secara

mengalami BBLR hanya (23,1%).

statistik

terdapat hubungan yang

Hasil uji statistik dengan

bermakna antara status gizi ibu

menggunakan Chi Square pada α

dengan

= 0,05 didapatkan nilai P sebesar

kejadian

BBLR

di

0,002 (P≤0,05) sehinga H0 di tolak

Puskesmas tahun 2015.
Adapun nilai Odds Ratio

yang berarti bahwa secara statistik

=

(5,262-69,011),

terdapat hubungan yang bermakna

berarti status gizi ibu yang kurang

antara umur ibu dengan kejadian

beresiko 19 kali lebih besar untuk

BBLR di Puskesmas tahun 2015.

(OR)

melahirkan

19,056

bayi

BBLR

bila

Adapun nilai Odds Ratio

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

Resiko

(OR) = 3,889 (1,671-9,050), berarti

terbesar

usia ibu bayi 35 tahun

adalah

beresiko hampir 4 kali lebih besar

melahirkan pada usia remaja/kurang

untuk melahirkan bayi BBLR bila

dari 20 tahun dan pada usia lebih

dibandingkan dengan ibu bayi yang

35

berusia 20-30 tahun.

melahirkan bayi

Hasil
dilakukan,

umur

tahun

wanita

yang

kemungkinan

dapat

dengan BBLR

yg

yaitu berat lahir bayi kurang dari

terlalu

2500 gr atau lahir prematur (bayi

penelitian
bahwa

pada

BBLR

muda atau terlalu tua merupakan

lahir

kurang

dari

salah satu faktor terjadinya bayi

kehamilan).

BBLR, dimana kurun waktu yang

Canada

sehat dan aman untuk kehamilan

resiko ini sebesar 40% untuk BBLR

dan melahirkan adalah umur 20-35

dan 20% lahir prematur (Suara

tahun.

Merdeka, 2003).

Pada

tahun

37

minggu

penelitian

2002

di

ditemukan

Menurut Anwar (2003) usia

Resiko kehamilan pada Ibu

Ibu 35 tahun

usia > 35 disebabkan pada usia

termasuk

tersebut menurunnya kemampuan

dalam

rawan

hamil

dengan kehamilan beresiko tinggi.

organ

Usia Ibu hamil di bawah 20 tahun

mengakibatkan

beresiko melahirkan bayi dengan

proses persalinan dan preeklamsi.

BBLR. Disebabkan karena organ

Pengaruh usia terhadap penurunan

reproduksi di usia tersebut seperti

tingkat

rahim belum cukup matang untuk

hubungan misalnya berkurangnya

menganggung beban kehamilan dan

frekuensi ovulasi atau mengarah ke

kemungkinan

masalah seperti adanya penyakit

komplikasi

seperti

reproduksi

sehingga

bisa

perdarahan

pada

kesuburan memang

ada

terjadinya keracunan kehamilan atau

endometriosis yang

preeklamsi dan plasenta previa yang

uterus untuk mengangkat sel telur

dapat

melalui

menyebabkan

perdarahan

tuba

selama persalinan selain itu pada

berpengaruh

usia ini biasanya karena belum siap

konsepsi.

ibu secara psikis maupun fisik.

Dari

menghambat

fallopii

yang

terhadap

proses

kesimpulan

tersebut

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

kepada

0,05 didapatkan nilai P sebesar

pihak Puskesmas Cipanas untuk

0,000 (P≤0,05) sehinga H0 di tolak

dapat memberikan pelayanan yang

yang berarti bahwa secara statistik

optimal pada ibu yang memiliki

terdapat hubungan yang bermakna

faktor resiko BBLR. Selain itu,

antara paritas ibu dengan kejadian

untuk meminimalkan resiko ibu

BBLR di Puskesmas tahun 2015.

maka

dapat

disarankan

melahirkan BBLR dianjurkan agar

Adapun nilai Odds Ratio

bidan untuk lebih memantapkan

(OR)=5,296 (2,196-12,772), berarti

komunikasi interpersonal pada ibu

paritas 1 dan > 3 beresiko 5 kali

hamil

kebutuhan

lebih besar untuk melahirkan bayi

pemeriksaan

BBLR bila dibandingkan dengan

tentang

pertumbuhan

janin,

kehamilan

(Antenatal

Care)

ibu bayi yang mempunyai paritas 2-

sekurang-kurangnya 4 kali yaitu :

3. Hasil penelitian yg

satu kali pada kehamilan triwulan I,

bahwa paritas 1 dan > 3 beresiko

satu kali pada kehamilan triwulan

melahirkan bayi BBLR, dimana

II, dan dua kalipada kehamilan

paritas yang aman untuk kehamilan

triwulan III serta menjelaskan cara

dan melahirkan adalah paritas 2-3.

mencegah dini kelahiran BBLR

Ibu dengan paritas 1 dan > 3

dengan memprioritaskan kelahiran

beresiko melahirkan BBLR, pada

yang aman.

primipara terkait dengan belum

2. Hubungan

Antara

Paritas

Ibu Dengan Kejadian BBLR

siapnya

fungsi

dilakukan,

organ

dalam

menjaga kehamilan dan menerima

Berdasarkan hasil penelitian

kehadiran janin, keterampilan ibu

menunjukan bahwa pada kelompok

untuk melaksanakan perawatan diri

ibu bersalin dengan paritas 1 dan >

dan bayinya serta faktor psikologis

3 memiliki proporsi lebih besar

ibu

(80,8%) melahirkan bayi BBLR,

(Rochyati, 2006).

dibandingkan dengan yang tidak
mengalami BBLR (44,2).

yang

masih

belum

stabil

Sedangkan ibu yang pernah
melahirkan anak 4 kali atau lebih

Hasil uji statistik dengan

karena paritas yang terlalu tinggi

menggunakan Chi Square pada α =

akan mengakibatkan terganggunya

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

uterus terutama dalam hal fungsi

bersalin di tenaga kesehatan serta

pembluh darah. Kehamilan yang

mengikuti progran KB.

berulang-ulang akan menyebabkan

3. Hubungan Antara Status Gizi

kerusakan pada dinding pembuluh

Ibu Dengan Kejadian BBLR

akan

Berdasarkan hasil penelitian

mempengaruhi nutrisi ke janin pada

menunjukan bahwa pada kelompok

kehamilan

sehingga

ibu bersalin dengan status gizi ibu

gangguan

yang kurang memiliki proporsi lebih

darah

uterus,

dapat

hal

ini

selanjutnya

menyebabkan

pertumbuhan

yang

selanjutnya

besar (53,8%) melahirkan

bayi

akan melahirkan bayi dengan BBLR

BBLR, dibandingkan dengan yang

(Wiknjosastro, 2008).

tidak

Paritas

yang

beresiko

mengalami

BBLR

hanya

(5,8%).

melahirkan BBLR adalah paritas 0

Hasil uji statistik dengan

yaitu bila ibu pertama kali hamil

menggunakan Chi Square pada α =

dan

kondisi

0,05 didapatkan nilai P sebesar

yang

0,000 (P≤0,05) sehinga H0 di tolak

dikandungnya, dan paritas lebih

yang berarti bahwa secara statistik

dari 4 dapat berpengaruh pada

terdapat hubungan yang bermakna

kehamilan berikutnya kondisi ibu

antara

belum pulih jika hamil kembali.

kejadian BBLR di Puskesmas tahun

Paritas yang aman ditinjau dari

2015 Adapun nilai Odds Ratio

sudur kematian maternal adalah

(OR)=19,056(5,262-69,011), berarti

paritas 1-4 (Sistriani, 2008).

status

mempengaruhi

kejiwaan

serta

janin

Seharusnya hal yang wajib

status

gizi

gizi

ibu

ibu

yang

dengan

kurang

beresiko 19 kali lebih besar untuk

dilakukan sebagai tenaga kesehatan

melahirkan

bayi

BBLR

untuk selalu memberikan informasi

dibandingkan dengan status gizi

kepada masyarakat khususnya ibu

ibu yang baik.

hamil agar selalu memeriksakan

Meurut

penelitian

bila

yang

keamilannya secara rutin sehingga

dilakukan oleh peneliti, terdapat

kehamilannya terkontrol

dengan

hubungan antara status gizi ibu

baik, mengatur jarak kehamilan dan

dengan kejadian BBLR, karena

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

selama hamil janin memperoleh

pertama kehamilan, plasenta yang

nutrisi dari ibunya. oleh sebab itu,

tidak sehat akan menyebabkan janin

status gizi ibu sebelum dan selama

untuk tumbuh baik dan berkembang

hamil merupakan faktor penting

(Sibagariang, 2010).
Gizi yang baik diperlukan

yang mempengaruhi berat bayi pada

seorang ibu hamil agar pertumbuhan

saat dilahirkan.
yang

janin tidak mengalami hambatan,

dilakukan, bahwa Ibu hamil yang

dan selanjutnya akan melahirkan

menderita KEK mempunyai resiko

bayi dengan berat normal. Ibu

kesakitan yang lebih besar terutama

dengan kondisi kurang gizi kronis

pada trimester III dibandingkan

pada masa hamil sering melahirkan

dengan

normal.

bayi BBLR, vitalitas yang rendah

mempunyai

dan kematian yang tinggi, terlebih

yang lebih besar untuk

lagi bila ibu menderita anemia.

melahirkan bayi dengan BBLR.

Pertama yang perlu diperhatikan,

Seorang calon ibu

berniat

dampak dari gizi kurang dan gizi

hamil sudah harus mempersiapkan

salah (malnutrisi) adalah bayi berat

pola

lahir rendah/ BBLR. (Agria, 2012).

Hasil

ibu

Akibatnya
resiko

penelitian

hamil

mereka

makan

yang

yang

baik

sejak

Hendaknya

sebelum hamil dan berada dalam

bagi

tenaga

status gizi yang optimal. Karena,

kesehatan diharapkan dapat lebih

begitu

tanggap dalam mendeteksi masalah

terjadi

kehamilan

yaitu

mulai dari pembuahan, saat itu

yang

juga janin yang disebut embrio

BBLR, meningkatkan

akan

dari

tumbuh

dan

berkembang

menjadi

ibu

pemicu

tentang

kejadian
kesadaran
pentingnya

dengan sangat cepat. Oleh karena

pelaksanaan

itu, apa yang terjadi pada janin

kehamilan,

tergantung dari suplay gizi yang

tentang kecukupan gizi yang baik

baik

untuk ibu hamil, meningkatkan

dari

ibu.

Uterus

pun

pemeriksaan
memberikan informasi

memerlukan persiapkan yang baik

pengetahuan

demi

terbentuknya

hidup sehat pada ibu khususnya

plasenta yang sehat pada bulan

pada masa kehamilan dengan pola

mendukung

tentang

pentingnya

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

makan

teratur

dan

ibu dengan kejadian BBLR di

seimbang,

Puskesmas Cipanas

memanfaatkan lahan kosong untuk
di tanami dengan bahan pangan

Saran

serta

Bagi tenaga kesehatan agar

menganjurkan ibu untuk melakukan

angka kejadian BBLR dapat di

pemeriksaan berat badan dan LILA

cegah

secara rutin.

perlu dilakukan upaya pendidikan

Simpulan

kesehatan

yang

1.

mudah

Kasus

bayi

Puskesmas

2.

3.

4.

dijangkau,

lahir

Cipanas

di
Kab.

diminimalisir

masyarakat

ibu

hamil

maka

terutama

untuk

memeriksakan

selalu

kehamilannya

Lebak dari 104 sempel yang

secara rutin (minimal 4 kali) agar

diambil

yang

mengalami

kehamilannya

BBLR

sebanyak

(50%)

baik, mengatur jarak kehamilan,

di

terkontrol

pemenuhan

mengalami

kehamilan, dan bersalin di tenaga

BBLR

sebanyak

gizi

dengan

jadikan kasus, dan yang tidak

selama

masa

(50%) sebagai kontrol.

kesehatan serta mengikuti program

Sebagian kecil (38,5 %) bayi

KB.

lahir di Puskesmas Cipanas

Diharapkan hasil penelitian

dengan umur ibu berusia 35 tahun (beresiko

bacaan dan bahan kajian bagi

tinggi).

mahasiswa dan dosen bahwa kajian

Sebagian besar (62,5 %) bayi

BBLR di masyarakat berhubungan

lahir di Puskesmas Cipanas

dengan

dari

sehingga

faktor resiko

Paritas 1 dan > 3.

menjadi

perhatian

Masih banyak (29,8 %) bayi

dilakukan

lahir di Puskesmas Cipanas

dengan kondisi dan perkembangan

dari

di masyarakat. Dapat meningkatkan

kelompok

kelompok

ibu

ibu

dengan

dengan

Terdapat

hubungan

faktor-faktor

pengetahuan

status gizi kurang.
5.

pada

atau

antara

umur, paritas dan status gizi

wawasan

resiko
tersebut

yang

pengkajian

dan
kesehatan

perlu
sesuai

menambah
khususnya

masalah BBLR. Bagi penelit

lain

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

perlunya penelitian

lebih

lanjut

dengan variabel atau faktor-faktor
lain yang dapat

memepengaruhi

dalam Merawat Bayi. Jakarta :
Erlangga.
Arinnita,

Ika.

Hubungan

kejadian BBLR. Diharapkan peneliti

Pendidikan dan Paritas Ibu

dapat

dengan

memberikan

kesehatan

informasi

kepada

masyarakat

melalui

penyuluhan

kesehatan,

terutama

mengenai

tanda

dan

Kejadian BBLR di

Rumah Sakit

Umum Pusat

Dr. Mohammad

Hoesin

Palembang

Tahun

bahaya dari BBLR.

2011.http://bidan-

Daftar Pustaka

aktif.blogspot.co.id/2013/04/h

Agria,

Sari,

Dkk.

Reproduksi.

2012.

Gizi

Yogyakarta

:

Fitramaya.
Almatsier.

paritas-ibu.html.
Selasa

2002.

Prinsip

dasar

ilmu gizi. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama.

18

Kehidupan.

Bayi

Puskesmas

Berat Lahir

Rendah

(BBLR) di Rumah Sakit Ibu
Banda

Aceh

Tahun 2013. Diakses Tanggal
29 Agustus 2015, Pukul 10:29
WIB.
Amalia,

Faktor

Jakarta:EGC.

Ruang

Bersalin

Cipanas

Tahun

2014
Data Dinas Kesehatan Kabupaten
Lebak Tahun 2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten.
Profil

Lia.

2013.

Pukul 22:02 WIB.

Data

Anak

April

Diakses 25 September 2015,

yang Berhubungan Dengan

Dan

Diunggah

Arisman. 2004. Gizi dalam Daur

Alya, Dian. 2014. Faktor-Faktor

Kesehatan

Provinsi

Resiko

Banten Tahun 2012. Diakses

Kejadian BBLR di RSU MM

Tanggal 19 Agustus Tahun

Dunda

2015, Pukul 11:03 WIB.

Limboto Kabupaten

Gorontalo. Diakses Tanggal
29

Agustus

Tahun

2015,

Pukul 16:00 WIB.
Arini.

ubungan-pendidikan-dan-

2012.

Pengetahuan

Dini kasdu. 2008. Info
Kehamilan dan

Lengkap
Persalinan.

Jakarta : Publisher
Ibu

Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

Erlyna Evasari dan Elsa Nurmala/ Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi Ibu ..../453-471

Profil

Kesehatan

Provinsi

Banten Tahun 2013. Diakses
Tanggal 19 Agustus Tahun

untuk Profesi Bidan. Jakarta:
EGC.
Muryani.

2013.

Asuhan

Bayi

2015, Pukul 11:19 WIB.

Dengan Berat Badan Lahir

Hanifah, Lilik. Hubungan Antara

Rendah. Jakarta: Trans Info

Status Gizi Ibu Hamil dengan
Berat

Badan

Bayi

Lahir

(Studi Kasus di RB Pokasi).
Diakses

Media.

Tanggal

16

Notoatmojo.

2010.

Metode

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

September 2015, Pukul 19:37

Rineka

Cipta.

WIB.

2008.

Pengetahuan

Sikap

Merawat

Hidayat. 2012 Metode Penelitian
Kebidanan

Teknik

Data.

Analisis

Jakarta:Salemba

Medika.

Berat

Bayi.

dan
Bayi.

Jakarta : Salemba medika
Pamungkas, Argadireja,

Sakinah.

Hubungan Umur Ibu Dan

Karima, Achadi. Status Gizi Ibu
dan

Nursalam.

Badan

Lahir

Paritas Dengan
BBLR

Kejadian

di Wilayah Kerja

Diakses Tanggal 13

Puskesmas

Plered,

September, Pukul 15:23 WIB.

Kecamatan

Plered

Kementrian Kesehatan

Indonesia.

Kabupaten Purwakarta Tahun

Profil Kesehatan

Indonesia

2014. Diakses Tanggal 14

2013. Diakses Tanggal 18

September Tahun 2015, Pukul

Agustus Tahun 2015, Pukul

19:58 WIB.

20:09 WIB.

Pantiawati.

Manuaba, Ida Bagus Gde dkk.
2012.

Pengantar

Kuliah

Obstetri. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Ayu

2010.

BBLR.

Bayi

dengan

Yogyakarta:Nuha

Medika.
Pramono,

Muzakkiroh.

Pola

Candradinata

Kejadian Bayi Berat Lahir

dkk. 2013. Gawat Darurat

Rendah Dan Faktor Yang

Obstetri Ginekologi

Mempengaruhinya

Obstetri

Ginekologi

dan
Sosial

Indonesia

Tahun

di
2010.

Jurnal Obstretika Scientia Vol. 4 No. 2 (2016-2017)

Diakses Tanggal 20 Agustus

Sibagariang.2010.Gizi

Dalam

Tahun 2015, Pukul 13:47

Kesehatan

WIB.

Jakarta: Trans Info Media.

Reproduksi.

Ilmu

Sigalingging,

kebidanan. Jakarta : Yayasan

Tingkat

Bina Pustaka.

Hamil Tentang Gizi pada Ibu

Prawirohardjo.

2009.

Ganda.

Pengaruh

Pengetahuan

Ibu

Hamil di Klinik Bersalin SAM
Primadona. Hubungan Antara Usia

Medan. Diakses Tanggal 16

Ibu Hamil Dengan Kejadian

September 2015, Pukul 14:00

Berat Bayi Lahir

Rendah

WIB.

(BBLR)

Amanda

di

RB

Sugiyono.2009. Metode Penelitian

Lembang Bandung. Diakses

Kuantitatif

Tanggal 15 September 2015,

R&D. Bandung : Alfabeta.
Surasmi, Handayani,

Pukul 14:22 WIB.
Puspitasari,

Kualitatif

Anasari,

Fajarsari.

2003.

Dan

Kusuma.

Perawatan

Bayi

Hubungan Antara Kenaikan

Resiko

Berat

Penerbit Buku Kedokteran.

Badan

Kehamilan

Selama

dengan

Berat

Tinggi. Jakarta :

Survey Demografi Dan Kesehatan

Bayi Baru Lahir di Wilayah

Indonesia

Kerja

Puskesmas

Tanggal 19 Agustus 2015,

Kabupaten

Pukul 09:34 WIB.

Rawalo
Banyumas

Tahun 2009-

2012.

Diakses

Varney. 2007. Buku Ajar Asuhan

2010. Diakses Tanggal 30

Kebidanan

Volume

Agustus, Pukul 12:09 WIB.

Jakarta:EGC.

Wiknjosastro.

Saefudin,

Malik.

Penelitian

2011.

Metode

Kesehatan

Masyarakat. Jakarta : Trans
Info Media.
Sastroasmoro.2008.

Dasar-Dasar

Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Sagung Seto.

2008.

Ilmu

Jakarta

:

Pustaka.

I.

kandungan.

Yayasan

Bina