FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena1 , Fahrini Yulidasari2 , Fauzie Rahman3
FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI
DASAR LENGKAP PADA BAYI
(Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar
Tahun 2017)
Elsa Mahdalena1, Fahrini Yulidasari2, Fauzie Rahman3
1
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru
2
Departemen Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru
3
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Email: [email protected]
Abstrak
BerdasarkanvvRiskesdas (2013) menunjukkan cakupan vvimunisasivvdasarvlengkap 52,9%.
Pencapaian cakupan imunisasi dasar di Kabupaten Banjar pada tahun 2016 sebesar 81,5%. Di
Puskesmas Martapura Timur capaian imunisasi 64,7% dengan pencapaian UCI dibawah standar yaitu
55%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorvrisiko dengan perilaku kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur.
Penelitian ini menggunakan observasional vanalitik dengan rancangan CasevControl. Populasi yang
digunakan adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah mencapai umur 12 bulan di Martapura
Timur sebanyak 480 orang. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling, didapat 168
sampel dan menggunakan uji chi square dan fisher exact dengan derajat kepercayaan 95%.
Instrumen menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
faktor risiko tingkat pendidikanvibu (p-value=0,0001), dukungan petugasvkesehatan (p-value=0,0001),
dan dukunganvkeluarga (p-value=0,0001) serta tidak ada hubungan antara faktor risiko umur ibu,
status pekerjaan dan keterjangkauan ketempat pelayanan kesehatan dengan kepatuhanvibu dalam
pemberian imunisasi vdasarvlengkap (p-value= 0,088; 0,213; 0,258). Kesimpulan penelitian ini adalah
adanya faktor risiko tingkat pendidikan ibu, dukungan petugasvkesehatan, dan dukunganvkeluarga
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap.
Kata kunci : Imunisasi, TingkatvPendidikan, DukunganvPetugasvKesehatan, DukunganvKeluarga.
Abstract
Based on Riskesdas (2013) shows the complete basic immunization coverage 52.9%.
Achievements below in Banjar Regency in 2016 amounted to 81.5%. The coverage of complete basic
immunization in Public Health Center Martapura Timur District of Banjar, South Borneo are only 64,7%
with with UCI substandard achievements 82%. This study aimed to analyze the relationship risk
factors maternal compliance in the provision of basic immunization of Public Health Center Martapura
Timur work area. This study uses observational analytic with Case Control design. The population is
all of the mother who has infant in the age of 12 months in work area of Public Health Center
Martapura Timur as many as 480 people. Samples were chosen using purposive sampling technique,
obtained 168 The result by the chi-square test with 95% confidence level. The instrument of this
research is questioner. The result of the research shows the correlation between the mother's
education level risk factor (p-value = 0.0001), health support (p-value = 0.0001), and family support (pvalue = 0.0001) and no relation between factor the risk of maternal age, work status of mother and
affordability to health services with maternal compliance in the sense of complete basic immunization
(p-value = 0.088, 0.213, 0.258). Conclusions from the study were a education level risk factor, health
support, and family support with compliance in the provision of basic immunization.
Keywords: Immunization, Education vlevel, HealthvSupport, FamilyvSupport.
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen. Programvimunisasi bertujuan untuk menurunkan angkavkesakitan dan angka
kematian dari Penyakit yang DapatvDicegahvDenganvImunisasi (PD3I) untuk meningkatkan kualitas
hidup (1). Menurut WorldvHealthvOrganization (WHO) menyebutkan 1,5 juta pada anak meninggal
karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan hampir 17% kematian pada anak
atau diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun berhasil dicegah dari beberapa penyakit
diantaranya difteri, hepatitis B, campak, gondok, pertusis (batuk rejan), pneumonia, polio, diare
rotavirus, rubella dan tetanus melalui imunisasi. Menurut data WHO prevalensi imunisasi pada anak
secara global pada tahun 2015, terdapat 116 juta bayi di imunisasi, dengan persentase DPT (86%),
Polio (86%), Campak (85%), Hepatitis B (84%), dan BCG (88%) (2). Badan Pusat Statistik (2012)
menyatakan bahwa penularan PD3I telah menyebabkan AngkavKematianvBayi (AKB) secara nasional
sebesar 32 bayi per 1000 kelahiran hidup. Provinsi Kalimantan Selatan AKB di Indonesia sebesar
57/1000 kelahiran hidup yang mana 13% nya disebabkan oleh campak dan TBC (3).
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa data cakupan imunisasi dasar
lengkap di Indonesia hanya 52,9% yang mendapat imunisasi tapi tidak lengkap 32,1% dan 6,7% tidak
pernah mendapat imunisasi sama sekali, sedangkan di Kalimantan Selatan cakupan imunisasi
lengkapnya hanya 52,0% (4). Pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Banjar
pada tahun 2016 sebesar 81,5% dan berdasarkan desa UCI termasuk 3 terendah yaitu 85,5% dan
terdapat Kasus PD3I berbasis KLB pada bayi dan balita yaitu terdapat 11 kasus Pertusis, 9 kasus
Campak, dan 2 kasus AFP. Di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur cakupan imunisasi dengan
presentase sebesar 64,7% dan UCI sebesar 55% di seluruh desa/kelurahan. Hal ini menunjukkan
bahwa target yang ingin dicapai pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi berdasarkan
desa UCI (UniversalvChildvImmunization) masih belum terlaksana dengan baik dan merata (5,6)
Pencapaian target imunisasi dasar lengkap pada bayi sangat ditentukan oleh kepatuhan ibu.
Menurut teorivLawrence Green (1980), perilaku seseorang atau masyarakat tentangvkesehatan
dipengaruhi tiga faktor yang meliputi faktorvpemudah (predisposingvfactor), faktorvpendukung
(enablingvfactor), dan faktorvpendorong (reinforcingvfactor) (7). faktor predisposisi meliputi faktor
demografi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. faktorvpemungkin
adalah sarana dan prasarana fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan serta keterjangkauan
ketempat pelayanan kesehatan. Faktorvpendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, dukunganvkeluarga, tokohvmasyarakat yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat. Jika anak tidak diberikan imunisasi vdasar lengkap secara rutin,
salah satu bisa mengakibatkan gangguan pada otak anak sehingga pertumbuhannya jadi terganggu.
Sampai saat ini terdapat 7 penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan kemudian menjadi kebal (8).
Penyebab masih rendahnya cakupan vimunisasi berdasarkan keadaan di Martapura Timur
secara umum dikarenakan adanya faktor dari orang tua dalam hal ini adalah ibu yang rata-rata tidak
bekerja yaitu sekitar 54,3%. Selain itu, kebanyakan ibu pergi sendiri untuk melakukan imunisasi
sehingga kurang mendapatkan dukungan keluarga, dan menyebabkan perhatian terhadap kesehatan
anakpun berkurang. Berdasarkan data di Puskesmas Martapura Timur pada tahun 2016 terdapat
angka kesakitan pada bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit yaitu 18 kasus diare, 1 kasus TB
Paru, dan 1 kasus TBC (9).
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tentang faktor risiko dengan perilaku
kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi vdasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Martapura Timur Kabupaten Banjar.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Obseravasional dengan menggunakan desain
casevcontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah
mencapai umur 12 bulan dan bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur
Kabupaten Banjar sebanyak 480 orang. Sampel dipilih dengan cara PurposivevSampling, didapat 168
sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan uji chivsquare dengan derajatvkepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi faktor risiko dengan kepatuhan ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap kepada bayi
UmurvIbu
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Berisiko
73
43,5
Tidak berisiko
95
56,5
TingkatvPendidikan Ibu
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Rendah
101
60,1
Tinggi
67
39,9
StatusvPekerjaan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Bekerja
140
93,3
Bekerja
28
16,7
Keterjangkauan ketempatvpelayanan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
kesehatan
Tidak Terjangkau
3
1,8
Terjangkau
165
98,2
Dukungan Petugasvkesehatan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Mendukung
25
14,9
Mendukung
143
85,1
DukunganvKeluarga
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Mendukung
51
30,4
Mendukung
117
69,6
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa bahwa umur ibu dengan kategori muda sebanyak
43,5% dan umur ibu dengan kategori tua sebanyak 56,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
umur ibu dengan kategori tua. Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir ibu adalah dengan tingkat
pendidikanvrendah berjumlah sebanyak (60,1%) dan ibu dengan pendidikan tinggi berjumlah
sebanyak (39,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan rendah.
Pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (93,3%) dan ibu yang bekerja (16,7%). Sedangkan
keterjangkauan ke tempat pelayanan kesehatan diketahui yang tidak terjangkau (1,8%), dan tempat
pelayanan kesehatan yang terjangkau berjumlah (98,2%), dan Pada petugas kesehatan yang tidak
mendukung sebanyak (14,9%) dan petugas kesehatan yang mendukung (85,1%). Serta untuk
dukungan keluarga diketahui bahwa keluarga tidak mendukung terhadap kelengkapanvimunisasi
dasar sebanyak 30,4% dan keluarga yang mendukung sebanyak 69,6%.
B.
Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan masing-masing variabel bebas dilakukan analisis bivariat. Hasil
analisis bivariat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hubungan Antara faktor risiko Umur Ibu dengan Perilaku KepatuhanvIbu dalam Pemberian
ImunisasivDasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
p-value
Umur Ibu
Kasus (Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
N
%
n
%
Tua
30
53,6
43
38,4
0,088
Muda
26
46,4
69
61,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2. Hasil uji chi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,088). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
tidak adanya hubungan dikarenakan peningkatan umur ibu tidak meningkatkan kepatuhan dalam
pemberian imunisasi Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pratiwi (2015) menyatakan bahwa
umur ibu tidak berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan imunisasi dasar (10).
Tabel 3. Hubungan Antara Faktor Risiko Pendidikan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Tingkat
Kasus
OR (95% CI)
Pendidikan
p-value
Kontrol (Patuh)
(Tidak Patuh)
Ibu
N
%
n
%
Rendah
51
91,1
50
44,6
0,0001
12,64 (4,69-34,07)
Tinggi
5
8,9
62
55,4
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 3. Hasil ujivchi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,0001). Hasil OR: 12,64 yang artinya ibu pada tingkat
pendidikanrendah berpeluang 12,64 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan imunisasi
dasar kepada bayinya dibandingkan dengan ibu pada tingkat pendidikan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden yang memiliki
pendidikan tinggi lebih mengetahui informasi mengenai kesehatan (66,67%), dan lebih mudah untuk
mengerti dan menerapkan informasi yang telah diterimanya (36,9%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Mulyanti (2013) yang menyatakan bahwa adavhubungan antara pendidikan dengan
kelengkapan pemberian imunisasi vdasar (11).
Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Risiko Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Status Pekerjaan
p-value
Kasus
(Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
Ibu
N
%
N
%
Tidak Bekerja
50
89,3
90
80,4
0,213
Bekerja
6
10,7
22
19,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko statusvpekerjaaan dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,213). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
adanya hubungan dikarenakan terdapat kesamaan antara responden yang memiliki bayi dengan
status imunisasi lengkap maupun tidak lengkap yang sebagian besar tidak bekerja atau hanya
sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triana (2015) menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap (12).
Tabel 5. Hubungan Antara Faktor Risiko Keterjangkauan Ketempat Pelayanan Kesehatan dengan
Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Keterjangkauan
p-value
Ketempat Pelayanan
Kasus (Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
Kesehatan
N
%
N
%
Tidak Terjangkau
2
3,6
1
0,9
0,258
Terjangkau
54
96,4
111
99,1
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5. Hasil uji fisher exact dengan tingkat kepercayaan 95%, bahwa tidak ada
hubungan antara faktor risiko keterjangkauan ke tempat pelayanan vkesehatan dengan perilaku
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value=0,258). Berdasarkan hasil
penelitian, tidak adanya hubungan dikarenakan hampir dari seluruh responden menyatakan bahwa
lokasi tempat pelayanan kesehatan untuk pemberian imunisasi dasar mudah dijangkau. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Istriyati (2011) yang menyatakan bahwa keterjangkauan
ketempat pelayanan imunisasi tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
(13)
Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Risiko Dukungan PetugasvKesehatan dengan perilaku Kepatuhan
Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Dukungan Petugas
Kasus
OR (95% CI)
p-value
Kontrol (Patuh)
Kesehatan
(Tidak Patuh)
N
%
N
%
Tidak Mendukung
19
33,9
6
5,4
9,07
0,0001
(3,36-24,44)
Mendukung
37
66,1
106
94,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 6. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95, menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara faktor risiko dukungan petugasvkesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 9,07 yang artinya ibu yang
tidak mendapat dukungan petugasvkesehatan berpeluang 9,07 kali berisiko untuk tidak patuh dalam
memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat
dukungan petugasvkesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan dikarenakan petugasvkesehatan berperan
penting dalam memberikan dukungan kepada responden dalam membantu untuk patuh memberikan
imunisasi dasar lengkap kepada bayinya . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fundhora
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan
status imunisasi dasar lengkap (14).
Tabel 7. Hubungan Antara Faktor Risiko DukunganvKeluarga dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Dukungan
p-value
Kasus
(Tidak
OR (95% CI)
Kontrol (Lengkap)
Keluarga
Lengkap)
N
%
N
%
Tidak
43
76,8
8
7,1
Mendukung
0,0001
43 (16,63-111,153)
Mendukung
13
23,2
104
92,9
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 7. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko dukunganvkeluarga dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 43 yang artinya ibu yang
tidak mendapat dukungan keluarga berpeluang 43 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan
imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden dapat
merasakan diperhatikan, dihargai, dan dipedulikan dalam mendapatkan bantuan terdekat yaitu
keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian Senewe (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan dukungan vkeluarga dengan kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasar (15).
SIMPULAN
1. Tidak ada risiko antara umurvibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi
dasar lengkap.
2. Ada risiko antara tingkatvpendidikan ibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
3. Tidak ada risiko antara status pekerjaan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
4.
5.
6.
Tidak ada risiko antara keterjangkauan ke tempat pelayananvkesehatan dengan perilaku
kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi vdasarvlengkap.
Ada risiko antara dukungan petugas kesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
Ada risiko antara dukungan keluarga dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberianvimunisasi
dasarvlengkap.
Saran
1. Bagi ibu dengan tingkat pendidikanvrendah diharapkan agar petugasvkesehatan dapat langsung
mendatangi ke rumah-rumah ibu untuk langsung memberikan suntikan imunisasi dasar lengkap
kepada bayinya, bagi ibu dengan tingkat pendidikan menengah diharapkan agar melakukan
promosivkesehatan melalui penyuluhan secara langsung maupun dari berbagai media vmassa,
dan bagi ibu dengan tingkat pendidikanvtinggi di harapkan dapat meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan ibu melalui peningkatan kualitas keamanan vaksinvimunisasi yang terbaik,
berkualitas tinggi, dan halal menurut MUI (MajelisvUlamavIndonesia).
2. Bagi petugasvkesehatan yang tidak memberikan dukungan agar dapat meningkatkan kualitas
pelayananvkesehatan dengan melakukan optimalisasi kinerja petugasvkesehatan, serta
peningkatan peran petugas kesehatan melalui kegiatan Komunikasi vInformasivEdukasi (KIE)
untuk meningkatkan pengetahuan ibu serta diharapkan agar dapat menjalin komunikasi yang
baik tidak hanya kepada ibu yang memiliki bayi, namun juga kepada anggota keluarga yang lain.
3. Bagi keluarga yang tidak memberikan dukungan diharapkan agar dapat meningkatkan peran
serta terutama suami untuk ikut penyuluhan untuk menambah informasi terkait imunisasi agar
nantinya dapat meyakinkan ibu untuk mengimunisasi bayinya dengan lengkap sesuai jadwal di
pelayanan kesehatan, sedangkan untuk keluarga yang sudah memberikan dukungan diharapkan
agar dapat meningkatkan kepedulian dalam memotivasi ibu untuk membantu, mendampingi, dan
meyakinkan ibu dalam pemberian imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ranuh IGN, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2005.
2. World Health Organization (WHO). Global Health Observatory (GHO) data - Immunization. Global
report on Immunization coverage. Reviewed September 2016.
3. Badan Pusat Statistik Indonesia. Angka kematian bayi di Indonesia. (online), (www.bps.com,
diakses tanggal 13 desember 2014).
4. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2016.
6. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar. Martapura: Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar, 2015.
7. Green L. Health Education Planning a Diagnostik Approach. John Hopkins: Myfields Publishing
Co, 1980.
8. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
9. Puskesmas Martapura Timur. Laporan Bulanan. Martapura: Puskesmas Martapura Timur
Kabupaten Banjar, 2016.
DASAR LENGKAP PADA BAYI
(Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar
Tahun 2017)
Elsa Mahdalena1, Fahrini Yulidasari2, Fauzie Rahman3
1
Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru
2
Departemen Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru
3
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
Email: [email protected]
Abstrak
BerdasarkanvvRiskesdas (2013) menunjukkan cakupan vvimunisasivvdasarvlengkap 52,9%.
Pencapaian cakupan imunisasi dasar di Kabupaten Banjar pada tahun 2016 sebesar 81,5%. Di
Puskesmas Martapura Timur capaian imunisasi 64,7% dengan pencapaian UCI dibawah standar yaitu
55%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktorvrisiko dengan perilaku kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur.
Penelitian ini menggunakan observasional vanalitik dengan rancangan CasevControl. Populasi yang
digunakan adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah mencapai umur 12 bulan di Martapura
Timur sebanyak 480 orang. Sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling, didapat 168
sampel dan menggunakan uji chi square dan fisher exact dengan derajat kepercayaan 95%.
Instrumen menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
faktor risiko tingkat pendidikanvibu (p-value=0,0001), dukungan petugasvkesehatan (p-value=0,0001),
dan dukunganvkeluarga (p-value=0,0001) serta tidak ada hubungan antara faktor risiko umur ibu,
status pekerjaan dan keterjangkauan ketempat pelayanan kesehatan dengan kepatuhanvibu dalam
pemberian imunisasi vdasarvlengkap (p-value= 0,088; 0,213; 0,258). Kesimpulan penelitian ini adalah
adanya faktor risiko tingkat pendidikan ibu, dukungan petugasvkesehatan, dan dukunganvkeluarga
dengan kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap.
Kata kunci : Imunisasi, TingkatvPendidikan, DukunganvPetugasvKesehatan, DukunganvKeluarga.
Abstract
Based on Riskesdas (2013) shows the complete basic immunization coverage 52.9%.
Achievements below in Banjar Regency in 2016 amounted to 81.5%. The coverage of complete basic
immunization in Public Health Center Martapura Timur District of Banjar, South Borneo are only 64,7%
with with UCI substandard achievements 82%. This study aimed to analyze the relationship risk
factors maternal compliance in the provision of basic immunization of Public Health Center Martapura
Timur work area. This study uses observational analytic with Case Control design. The population is
all of the mother who has infant in the age of 12 months in work area of Public Health Center
Martapura Timur as many as 480 people. Samples were chosen using purposive sampling technique,
obtained 168 The result by the chi-square test with 95% confidence level. The instrument of this
research is questioner. The result of the research shows the correlation between the mother's
education level risk factor (p-value = 0.0001), health support (p-value = 0.0001), and family support (pvalue = 0.0001) and no relation between factor the risk of maternal age, work status of mother and
affordability to health services with maternal compliance in the sense of complete basic immunization
(p-value = 0.088, 0.213, 0.258). Conclusions from the study were a education level risk factor, health
support, and family support with compliance in the provision of basic immunization.
Keywords: Immunization, Education vlevel, HealthvSupport, FamilyvSupport.
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen. Programvimunisasi bertujuan untuk menurunkan angkavkesakitan dan angka
kematian dari Penyakit yang DapatvDicegahvDenganvImunisasi (PD3I) untuk meningkatkan kualitas
hidup (1). Menurut WorldvHealthvOrganization (WHO) menyebutkan 1,5 juta pada anak meninggal
karena penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan hampir 17% kematian pada anak
atau diperkirakan 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun berhasil dicegah dari beberapa penyakit
diantaranya difteri, hepatitis B, campak, gondok, pertusis (batuk rejan), pneumonia, polio, diare
rotavirus, rubella dan tetanus melalui imunisasi. Menurut data WHO prevalensi imunisasi pada anak
secara global pada tahun 2015, terdapat 116 juta bayi di imunisasi, dengan persentase DPT (86%),
Polio (86%), Campak (85%), Hepatitis B (84%), dan BCG (88%) (2). Badan Pusat Statistik (2012)
menyatakan bahwa penularan PD3I telah menyebabkan AngkavKematianvBayi (AKB) secara nasional
sebesar 32 bayi per 1000 kelahiran hidup. Provinsi Kalimantan Selatan AKB di Indonesia sebesar
57/1000 kelahiran hidup yang mana 13% nya disebabkan oleh campak dan TBC (3).
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa data cakupan imunisasi dasar
lengkap di Indonesia hanya 52,9% yang mendapat imunisasi tapi tidak lengkap 32,1% dan 6,7% tidak
pernah mendapat imunisasi sama sekali, sedangkan di Kalimantan Selatan cakupan imunisasi
lengkapnya hanya 52,0% (4). Pencapaian cakupan imunisasi dasar lengkap di Kabupaten Banjar
pada tahun 2016 sebesar 81,5% dan berdasarkan desa UCI termasuk 3 terendah yaitu 85,5% dan
terdapat Kasus PD3I berbasis KLB pada bayi dan balita yaitu terdapat 11 kasus Pertusis, 9 kasus
Campak, dan 2 kasus AFP. Di wilayah kerja Puskesmas Martapura Timur cakupan imunisasi dengan
presentase sebesar 64,7% dan UCI sebesar 55% di seluruh desa/kelurahan. Hal ini menunjukkan
bahwa target yang ingin dicapai pemerintah untuk meningkatkan cakupan imunisasi berdasarkan
desa UCI (UniversalvChildvImmunization) masih belum terlaksana dengan baik dan merata (5,6)
Pencapaian target imunisasi dasar lengkap pada bayi sangat ditentukan oleh kepatuhan ibu.
Menurut teorivLawrence Green (1980), perilaku seseorang atau masyarakat tentangvkesehatan
dipengaruhi tiga faktor yang meliputi faktorvpemudah (predisposingvfactor), faktorvpendukung
(enablingvfactor), dan faktorvpendorong (reinforcingvfactor) (7). faktor predisposisi meliputi faktor
demografi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. faktorvpemungkin
adalah sarana dan prasarana fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan serta keterjangkauan
ketempat pelayanan kesehatan. Faktorvpendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, dukunganvkeluarga, tokohvmasyarakat yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat. Jika anak tidak diberikan imunisasi vdasar lengkap secara rutin,
salah satu bisa mengakibatkan gangguan pada otak anak sehingga pertumbuhannya jadi terganggu.
Sampai saat ini terdapat 7 penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan kematian dan cacat,
walaupun sebagian anak dapat bertahan dan kemudian menjadi kebal (8).
Penyebab masih rendahnya cakupan vimunisasi berdasarkan keadaan di Martapura Timur
secara umum dikarenakan adanya faktor dari orang tua dalam hal ini adalah ibu yang rata-rata tidak
bekerja yaitu sekitar 54,3%. Selain itu, kebanyakan ibu pergi sendiri untuk melakukan imunisasi
sehingga kurang mendapatkan dukungan keluarga, dan menyebabkan perhatian terhadap kesehatan
anakpun berkurang. Berdasarkan data di Puskesmas Martapura Timur pada tahun 2016 terdapat
angka kesakitan pada bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit yaitu 18 kasus diare, 1 kasus TB
Paru, dan 1 kasus TBC (9).
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian tentang faktor risiko dengan perilaku
kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi vdasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Martapura Timur Kabupaten Banjar.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Obseravasional dengan menggunakan desain
casevcontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi yang telah
mencapai umur 12 bulan dan bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur
Kabupaten Banjar sebanyak 480 orang. Sampel dipilih dengan cara PurposivevSampling, didapat 168
sampel. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan uji chivsquare dengan derajatvkepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi faktor risiko dengan kepatuhan ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar
Lengkap kepada bayi
UmurvIbu
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Berisiko
73
43,5
Tidak berisiko
95
56,5
TingkatvPendidikan Ibu
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Rendah
101
60,1
Tinggi
67
39,9
StatusvPekerjaan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Bekerja
140
93,3
Bekerja
28
16,7
Keterjangkauan ketempatvpelayanan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
kesehatan
Tidak Terjangkau
3
1,8
Terjangkau
165
98,2
Dukungan Petugasvkesehatan
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Mendukung
25
14,9
Mendukung
143
85,1
DukunganvKeluarga
Frekuensi (orang)
Persentase (%)
Tidak Mendukung
51
30,4
Mendukung
117
69,6
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa bahwa umur ibu dengan kategori muda sebanyak
43,5% dan umur ibu dengan kategori tua sebanyak 56,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas
umur ibu dengan kategori tua. Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir ibu adalah dengan tingkat
pendidikanvrendah berjumlah sebanyak (60,1%) dan ibu dengan pendidikan tinggi berjumlah
sebanyak (39,9%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan rendah.
Pada ibu yang tidak bekerja sebanyak (93,3%) dan ibu yang bekerja (16,7%). Sedangkan
keterjangkauan ke tempat pelayanan kesehatan diketahui yang tidak terjangkau (1,8%), dan tempat
pelayanan kesehatan yang terjangkau berjumlah (98,2%), dan Pada petugas kesehatan yang tidak
mendukung sebanyak (14,9%) dan petugas kesehatan yang mendukung (85,1%). Serta untuk
dukungan keluarga diketahui bahwa keluarga tidak mendukung terhadap kelengkapanvimunisasi
dasar sebanyak 30,4% dan keluarga yang mendukung sebanyak 69,6%.
B.
Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan masing-masing variabel bebas dilakukan analisis bivariat. Hasil
analisis bivariat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Hubungan Antara faktor risiko Umur Ibu dengan Perilaku KepatuhanvIbu dalam Pemberian
ImunisasivDasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
p-value
Umur Ibu
Kasus (Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
N
%
n
%
Tua
30
53,6
43
38,4
0,088
Muda
26
46,4
69
61,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2. Hasil uji chi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,088). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
tidak adanya hubungan dikarenakan peningkatan umur ibu tidak meningkatkan kepatuhan dalam
pemberian imunisasi Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Pratiwi (2015) menyatakan bahwa
umur ibu tidak berhubungan dengan kepatuhan pelaksanaan imunisasi dasar (10).
Tabel 3. Hubungan Antara Faktor Risiko Pendidikan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Tingkat
Kasus
OR (95% CI)
Pendidikan
p-value
Kontrol (Patuh)
(Tidak Patuh)
Ibu
N
%
n
%
Rendah
51
91,1
50
44,6
0,0001
12,64 (4,69-34,07)
Tinggi
5
8,9
62
55,4
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 3. Hasil ujivchi-square dengan tingkatvkepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa adavhubungan antara faktor risiko tingkat pendidikan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,0001). Hasil OR: 12,64 yang artinya ibu pada tingkat
pendidikanrendah berpeluang 12,64 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan imunisasi
dasar kepada bayinya dibandingkan dengan ibu pada tingkat pendidikan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden yang memiliki
pendidikan tinggi lebih mengetahui informasi mengenai kesehatan (66,67%), dan lebih mudah untuk
mengerti dan menerapkan informasi yang telah diterimanya (36,9%). Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Mulyanti (2013) yang menyatakan bahwa adavhubungan antara pendidikan dengan
kelengkapan pemberian imunisasi vdasar (11).
Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Risiko Status Pekerjaan Ibu dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Status Pekerjaan
p-value
Kasus
(Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
Ibu
N
%
N
%
Tidak Bekerja
50
89,3
90
80,4
0,213
Bekerja
6
10,7
22
19,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko statusvpekerjaaan dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value- 0,213). Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
adanya hubungan dikarenakan terdapat kesamaan antara responden yang memiliki bayi dengan
status imunisasi lengkap maupun tidak lengkap yang sebagian besar tidak bekerja atau hanya
sebagai ibu rumah tangga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Triana (2015) menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar lengkap (12).
Tabel 5. Hubungan Antara Faktor Risiko Keterjangkauan Ketempat Pelayanan Kesehatan dengan
Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Keterjangkauan
p-value
Ketempat Pelayanan
Kasus (Tidak Patuh)
Kontrol (Patuh)
Kesehatan
N
%
N
%
Tidak Terjangkau
2
3,6
1
0,9
0,258
Terjangkau
54
96,4
111
99,1
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5. Hasil uji fisher exact dengan tingkat kepercayaan 95%, bahwa tidak ada
hubungan antara faktor risiko keterjangkauan ke tempat pelayanan vkesehatan dengan perilaku
kepatuhan ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value=0,258). Berdasarkan hasil
penelitian, tidak adanya hubungan dikarenakan hampir dari seluruh responden menyatakan bahwa
lokasi tempat pelayanan kesehatan untuk pemberian imunisasi dasar mudah dijangkau. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Istriyati (2011) yang menyatakan bahwa keterjangkauan
ketempat pelayanan imunisasi tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
(13)
Tabel 6. Hubungan Antara Faktor Risiko Dukungan PetugasvKesehatan dengan perilaku Kepatuhan
Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Dukungan Petugas
Kasus
OR (95% CI)
p-value
Kontrol (Patuh)
Kesehatan
(Tidak Patuh)
N
%
N
%
Tidak Mendukung
19
33,9
6
5,4
9,07
0,0001
(3,36-24,44)
Mendukung
37
66,1
106
94,6
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 6. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95, menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara faktor risiko dukungan petugasvkesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 9,07 yang artinya ibu yang
tidak mendapat dukungan petugasvkesehatan berpeluang 9,07 kali berisiko untuk tidak patuh dalam
memberikan imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat
dukungan petugasvkesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian adanya hubungan dikarenakan petugasvkesehatan berperan
penting dalam memberikan dukungan kepada responden dalam membantu untuk patuh memberikan
imunisasi dasar lengkap kepada bayinya . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fundhora
(2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan
status imunisasi dasar lengkap (14).
Tabel 7. Hubungan Antara Faktor Risiko DukunganvKeluarga dengan Perilaku Kepatuhan Ibu dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Kepatuhan Imunisasi Dasar Lengkap
Dukungan
p-value
Kasus
(Tidak
OR (95% CI)
Kontrol (Lengkap)
Keluarga
Lengkap)
N
%
N
%
Tidak
43
76,8
8
7,1
Mendukung
0,0001
43 (16,63-111,153)
Mendukung
13
23,2
104
92,9
Total
56
100
112
100
Sumber: Data Primer Hasil Penelitian Tahun 2017
Berdasarkan tabel 7. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor risiko dukunganvkeluarga dengan perilaku kepatuhanvibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap (p-value= 0,0001). Hasil OR: 43 yang artinya ibu yang
tidak mendapat dukungan keluarga berpeluang 43 kali berisiko untuk tidak patuh dalam memberikan
imunisasi dasar lengkap kepada anaknya dibandingkan dengan ibu yang mendapat dukungan
keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui adanya hubungan dikarenakan responden dapat
merasakan diperhatikan, dihargai, dan dipedulikan dalam mendapatkan bantuan terdekat yaitu
keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, penelitian Senewe (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan dukungan vkeluarga dengan kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasar (15).
SIMPULAN
1. Tidak ada risiko antara umurvibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi
dasar lengkap.
2. Ada risiko antara tingkatvpendidikan ibu dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
3. Tidak ada risiko antara status pekerjaan ibu dengan perilaku kepatuhan ibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
4.
5.
6.
Tidak ada risiko antara keterjangkauan ke tempat pelayananvkesehatan dengan perilaku
kepatuhanvibu dalam pemberian imunisasi vdasarvlengkap.
Ada risiko antara dukungan petugas kesehatan dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberian
imunisasivdasarvlengkap.
Ada risiko antara dukungan keluarga dengan perilaku kepatuhanvibu dalam pemberianvimunisasi
dasarvlengkap.
Saran
1. Bagi ibu dengan tingkat pendidikanvrendah diharapkan agar petugasvkesehatan dapat langsung
mendatangi ke rumah-rumah ibu untuk langsung memberikan suntikan imunisasi dasar lengkap
kepada bayinya, bagi ibu dengan tingkat pendidikan menengah diharapkan agar melakukan
promosivkesehatan melalui penyuluhan secara langsung maupun dari berbagai media vmassa,
dan bagi ibu dengan tingkat pendidikanvtinggi di harapkan dapat meningkatkan keyakinan dan
kepercayaan ibu melalui peningkatan kualitas keamanan vaksinvimunisasi yang terbaik,
berkualitas tinggi, dan halal menurut MUI (MajelisvUlamavIndonesia).
2. Bagi petugasvkesehatan yang tidak memberikan dukungan agar dapat meningkatkan kualitas
pelayananvkesehatan dengan melakukan optimalisasi kinerja petugasvkesehatan, serta
peningkatan peran petugas kesehatan melalui kegiatan Komunikasi vInformasivEdukasi (KIE)
untuk meningkatkan pengetahuan ibu serta diharapkan agar dapat menjalin komunikasi yang
baik tidak hanya kepada ibu yang memiliki bayi, namun juga kepada anggota keluarga yang lain.
3. Bagi keluarga yang tidak memberikan dukungan diharapkan agar dapat meningkatkan peran
serta terutama suami untuk ikut penyuluhan untuk menambah informasi terkait imunisasi agar
nantinya dapat meyakinkan ibu untuk mengimunisasi bayinya dengan lengkap sesuai jadwal di
pelayanan kesehatan, sedangkan untuk keluarga yang sudah memberikan dukungan diharapkan
agar dapat meningkatkan kepedulian dalam memotivasi ibu untuk membantu, mendampingi, dan
meyakinkan ibu dalam pemberian imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ranuh IGN, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Jakarta: Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia,
2005.
2. World Health Organization (WHO). Global Health Observatory (GHO) data - Immunization. Global
report on Immunization coverage. Reviewed September 2016.
3. Badan Pusat Statistik Indonesia. Angka kematian bayi di Indonesia. (online), (www.bps.com,
diakses tanggal 13 desember 2014).
4. Balitbangkes. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2013
5. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2016.
6. Dinas Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar. Martapura: Dinas Kesehatan Kabupaten
Banjar, 2015.
7. Green L. Health Education Planning a Diagnostik Approach. John Hopkins: Myfields Publishing
Co, 1980.
8. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
9. Puskesmas Martapura Timur. Laporan Bulanan. Martapura: Puskesmas Martapura Timur
Kabupaten Banjar, 2016.