Yun Fitrahyati Laturrakhmi M.Kom
Sistem Komunikasi
Interpersonal
Yun Fitrahyati Laturrakhmi M.Kom
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri Hariana Oktaviani M.Commun
Chapter Outline
Persepsi Interpersonal
Konsep diri dan Komunikasi
Interpersonal
Atraksi Interpersonal
Hubungan Interpersonal
Persepsi
Interpersonal
Impersonal Communication
Short term
exchange
Ex : sales and buyer
in the market
Interpersonal Communication
Deeper and
meaningful
Ex : romantic
relationship,
friendship, family
(part of a group)
Dyadic
Number of
participant
Direct
Interpesonal
communicatio
n
Mediated
Group
Public
Function or
Family
communicatio
Organizational
n setting
Dyadic
Number of
Group
participant
Public
Function or
Family
communicatio
Organizational
n setting
Persepsi
Interpersonal
Persepsi merupakan
pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan
menyimpulkan
informasi dan
menafsirkan pesan
(Rakhmat, 2005)
Persepsi
Objek
Persepsi
Interperso
nal
Aspek
Pembed
a
Persepsi
Objek
Persepsi Interpersonal
Penerimaa • Stimuli ditangkap
n stimuli
alat indera melalui
benda-benda
fsik
• Stimuli ditangkap alat indera
melalui benda-benda fsik
• Maupun menggunakan pihak
ketiga sebagai mediator
stimuli (lambang
verbal/grafs)
Tanggapan • Hanya pada sifatterhadap
sifat luar objek
stimuli
tersebut
• Melihat perilaku
• Melihat pula mengapa
individu berperilaku
demikian kompleks
Reaksi
yang
diberikan
• Objek tidak
• Individu bereaksi
• Faktor personal pengamat,
bereaksi pada
pengamat
karakteristik individu yang
• Pengamat tidak
diamati, hubungan keduanya
memberikan reaksi • Impression management
emosional pada
objek
Maka, bagaimana kita bisa memahami orang lain
walaupun terdapat kerumitan dalam mempersepsi
orang lain (interpersonal) ???
Kita menduga karakteristik orang lain dari
external cues yang dapat diamati (verbal
maupun nonverbal) – faktor situasional yang
mempengaruhi persepsi interpersonal
Pentingnya Pemahaman tentang
Persepsi Interpersonal
Kecermatan persepsi
interpersonal
Meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal
Hubungan interpersonal
yang dibangun
(Rakhmat, 2005)
Pengaruh terhadap Persepsi
Interpersonal
Faktor
Situasional
Petunjuk-
Faktor
Personal
Faktor
Situasional
petunjuk
eksternal
yang dapat
diamati
Faktor
Personal
Melekat
dalam diri
orang yang
memperseps
Faktor Situasional
Deskripsi Verbal
•
•
Isi dari apa yang dikomunikasikan : pilihan kata,
organisasi pesan
Apa yang disampaikan seseorang tentang orang
lain mempengaruhi persepsi kita terhadap
orang
Petunjuk
Proksemik
•
Persepsi terhadap seseorang dipengaruhi oleh
jarak yang dibuat orang tsb dengan kita
ataupun dengan orang lain, termasuk
pengaturan ruang
Petunjuk Kinesik
•
Gesture maupun facial expression Memberikan
petunjuk tertentu yang kemudian berpengaruh
pada persepsi kita
Petunjuk
Paralinguistik
•
Dapat menyediakan informasi tentang
kepribadian seseorang yang sering dikaitkan
dengan stereotype
Petunjuk
Artifaktual
•
Persepsi thd seseorang dipengaruhi pula oleh
penampilan, seringkali melibatkan stereotype
tertentu
Artifaktual – penanda identitas (Ting-Toomey dan
•
Chung, 2012)
Faktor Personal
Pengalaman
Pengalaman (baik melalui
belajar formal maupun
rangkaian peristiwa yang
dialami) mempengaruhi
kecematan persepsi
Contoh: ibu lebih ‘peka’
terhadap petunjuk kinesik
anak
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Motive vs motivation
Motive
Motif: dorongan dari dalam
(internal diri seseorang) untuk
melakukan suatu tindakan
(Calhoun dan Accocela, 1998)
motif (drives) adalah
kebutuhan yang cukup
mendesak untuk
mengarahkan seseorang
mencari kepuasan
kebutuhan itu.
Ex : rasa lapar, rasa ingin
menjadi no 1, ingin menjadi
anak berbakti
Motivation
motivasi didefnisikan sebagai
proses dimana perilaku diberikan
energi dan diarahkan (Kenneth N
Wexley, Garry A Y. alih bahasa
Shobarudin (1992:98)
motivasi adalah usaha untuk
mempengaruhi perilaku seseorang
agar mengarah pada tercapainya
tujuan organisasi (Kenneth N Wexley,
Garry A Y. alih bahasa Shobarudin
(1992:98))
Ex :; harus makan sekarang karena
sebentar lagi masuk kelas. IPK
terbaik mendapat jaminan kerja ,
orang tua sudah tua dan mengharap
anaknya sukses.
MOTIF ADALAH TRIGGER MOTIVASI
Motif dan Motivasi
Motif perceptual defense
(perasaan terancam karena
individu yang kita persepsi)
keinginan melihat apa yang
ingin kita lihat dan mendengar
apa yang ingin kita dengar
(perceptual accentuation)
Kebutuhan untuk mempercayai
dunia yang adil (need to
believe in a just world) . Misal:
orang sukses kita tanggapi
sebagai orang yang baik,
orang gagal ditanggapi
sebagai orang banyak dosa
sering mendistorsi kita
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Kepribadian
Orang yang cenderung banyak
melakukan proyeksi, tidak
cermat menanggapi individu
objek persepsi
Proyeksi: mengeksternalisasikan
pengalaman subjektif secara tidak
sadar (mengenakan sifat2 dalam diri
yang tidak disenangi kepada orang
lain)
Kepribadian otoriter cenderung
menilai orang lain dalam
kategori2 sempit (hitam-putih) –
sebab banyak memproyeksikan
kelemahannya pada orang lain
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Proses Persepsi Interpersonal
Proses persepsi interpersonal dapat
diamati dari proses pembentukan
kesan (impression formation) –
berbeda dengan impression
management
Impression formation dapat diamati
melalui :
Stereotyping
Implicit Personality Theory
Atribusi
Stereotyping
Implicit
Personality
Theory
Atribusi
• Pengalaman2 baru
akan dimasukkan
ke dalam laci
kategori dalam
memori
berdasarkan
kesamaanya
dengan
pengalaman masa
lalu
• Konsepsi yang
dimiliki individu
tentang sifat2 apa
yang berkaitan
dengan sifat2 apa
digunakan untuk
membentuk kesan
tentang orang lain
• Proses
menyimpulkan
motif, maksud,
karakteristik orang
lain dengan melihat
perilakunya yang
tampak
• Fritz Heider
Harold Kelley
• Berkaitan dengan
primacy efect
atau recency
efect
• Bisa terjadi Halo
Efect ataupun
Reverse Halo
Efect
• Atribusi Kausalitas
• Atribusi Kejujuran
Stereotyping
Generalisasi sifat tanpa berdasar penelitian yang jelas,
kemudian mengatribusikan sifat-sifat kelompok kepada
individu. Dilakukan untuk mempermudah pengenalan
informasi baru.
Contoh: orang Batak ? orang Jawa? orang Madura? Orang
Cina? Orang India? anak berkacamata tebal?
Primacy efect : kesan pertama penting karena
menentukan kategori
Recency efect : kesan akhir yang muncul setelah itneraksi
terjadi
Halo efect: mengenakan sifat-sifat individu kepada
kelompok.
Implicit Personality
Theory
Memberikan
kategori konsep
pada sifat-sifat
persona stimuli.
Rajin sembahyang :
jujur, baik, alim
Berjilbab: alim,
baik, pandai
mengaji, dll.
Atribusi Kausalitas
Konsensus
Apakah orang lain bertindak
sama dengan individu yang
kita persepsikan?
Apakah individu objek
persepsi kita bertindak
yang sama pada situasi
lain?
Kekhasan (distinctiveness)
Sejauh mana pernyataan
individu menyimpang
dari pendapat populer?
Konsistensi
Atribusi Kejujuran
Makin besar jarak
pendapatnya, semakin
kita percaya
Sejauh mana individu
memperoleh
keuntungan dari kita
dengan pernyataannya
tsb?
(Rakhmat, 2005)
Pengaruh Persepsi Interpersonal
pada Komunikasi Interpersonal
Persepsi interpersonal yang tidak tepat membawa
pada communication breakdown
Perlu pemahaman bahwa persepsi kita subjektif dan
cenderung keliru
Persepsi yang tidak cermat membawa pada distorsi
pesan (=penafsiran yang keliru)
Terjadi karena persepsi kita terhadap orang lain
cenderung stabil, sedangkan orang lain terus berubah –
kesenjangan antara persepsi dan realitas, memunculkan
selective attention
Persepsi yang tidak tepat mempengaruhi komunikan
kita melalui proses self-fulfling prophecy
Konsep Diri dan
Komunikasi Interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun
Konsep Diri dan
Komunikasi
Interpersonal
Konsep diri merupakan
seperangkat persepsi yang
relatif stabil dan dipercaya
orang mengenai
dirinya sendiri
(West dan Turner, 2008)
Other’s
image
Social
Comparis
ons
2 komponen dalam konsep
diri (Pearson, dkk, 2006) :
Self-image sebagai
komponen kognitif
(gambaran atas diri
kita, termasuk
bagaimana orang
melihat kita)
Self-esteem sebagai
komponen afektif
(ukuran seberapa
berharganya kita)
Sumber berkembangnya
konsep diri (DeVito, 2013) :
SelfCultural
evaluatio
teaching
n
Pengaruh Konsep Diri pada
Komunikasi Interpersonal
Self-fulflling
Prophecy
Keterbukaan
Diri
Kepercayaan
Diri
Selektivitas
Pengaruh Konsep Diri pada
Komunikasi Interpersonal
Self-fulflling prophecy
Adanya kecenderungan
individu untuk hidup dan
berperilaku sesuai dengan
label yang dilekatkannya
pada dirinya
Konsep diri yang positif
membawa pada pola
perilaku komunikasi
interpersonal yang positif
(persepsi lebih cermat,
mengungkapkan petunjuk2 kita
dengan lebih cermat)
(Rakhmat, 2005)
Keterbukaan Diri
Johari Window
Self-awareness
Individu dengan konsep diri
yang positif akan cenderung
lebih mudah membuka diri
pada orang lain (open self
semakin luas), sehingga
semakin akrab hubungannya
dengan orang lain
Komunikasi interpersonal
menjadi lebih efektif
Open
Self
Blind
Self
Hidden
Self
Unkno
wn Self
Kepercayaan Diri
Konsep diri yang negatif
membawa pada kurangnya
kepercayaan diri
Kurang percaya diri akan
membawa pada
penghindaran situasi
komunikasi –
communication
apprehension
(Rakhmat, 2005)
Selektivitas
Konsep diri menyebabkan selective
exposure, selective perception dan
selective attention
Terpaan selektif: orang2 dengan konsep
diri tertentu akan mengonsumsi jenis
media tertentu
Persepsi selektif: orang dengan konsep
diri yang negatif, cenderung
mempersepsi hanya reaksi2 negatif yang
diterimanya
(Rakhmat, 2005)
Ingatan selektif: perbedaan konsep diri
Atraksi
interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun
Atraksi
Interpersona
l
Atraksi interpersonal
merupakan kesukaan pada
orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang
(Rakhmat, 2005)
Semakin tertarik
kita pada
seseorang, semakin
besar
kecenderungan kita
untuk
berkomunikasi
dengan orang
tersebut (Barlund
dalam Rakhmat, 2005)
2 faktor yang
mempengaruhi
atraksi
interpersonal
Faktor situasional
Atraksi Interpersonal itu?
Kesukaan kita pada
orang lain, sikap dan
daya tarik seseorang.
Makin tertarik kita
pada seseorang, makin
besar kecenderungan
kita berkomunikasi
dengannya.
Faktor-faktor personal yang
memengaruhi atraksi
interpersonal
Kesamaan
karakteristi
k personal
Tekanan
emosional
(stress)
Harga diri
(yang
rendah)
Isolasi
sosial
Kesamaan Karakteristik
Personal
Nilai, sikap, keyakinan, tingkat
sosioekonomis, agama, ideologis, etc.
Teori terkait
kesamaan karateristik
personal
Teori Cognitive
Consistency (Fritz
Heider)
Teori Peneguhan dan
Behaviourisme
(Bryne, 1971)
Kesamaan Karakteristik
Personal
Teori Cognitive Consistency (Fritz
Heider)
• Manusia selalu berusaha mencapai
konsistensi dalam sikap dan perilaku.
• Kita ingin memiliki sikap yang sama dengan
orang yang kita sukai supaya kognitif kita
konsisten.
Kesamaan Karakteristik
Personal
Teori Peneguhan dan Behaviourisme
(Bryne, 1971)
• Terdapat hubungan linear antara kesamaan dan
atraksi.
• Persepsi tentang adanya kesamaan akan
mendatangkan rewards, dan perbedaan tidak
mengenakkan.
• Kesamaan sikap orang lain dengan kita memperteguh
kemampuan kita dalam menafsirkan realitas.
Tekanan Emosional
(stress)
Orang dalam keadaan
tertekan memerlukan
kehadiran orang lain
Penelitian Schachter
(1959)
Anxiety producing situations
meningkatkan kebutuhan
akan kasih sayang.
Kelompok solidaritas,
Perkumpulan Pelajar di
Luar negeri (PPIA), dsb.
Harga diri (yang
Rendah)
How we value our selves thougts, freelings,
opinions about our selves
Penelitian Elaine Walster mengenai test kepribadian
dan hubungannya dengan penerimaan akan afliasi
(bergabung dengan orang lain)
Mereka yang memiliki harga diri yang lebih rendah,
cenderung lebih mudah menerima afliasi (baik
berupa kasih sayang, perhatian, dsb) akan
bertambah.
Isolasi Sosial
Manusia adalah mahluk
sosial, ketika dia sedang
terisolasi, maka
kecenderungannya untuk
menyenangi orang lain
akan bertambah.
Gain-Loss Theory (Elliot
Aronson, 1972):
pertambahan perilaku
yang menyenangkan dari
orang lain akan
berdampak positif pada
diri kita.
Faktor-faktor Situasional yang
mempengaruhi atraksi
interpersonal
Daya tarik
fsik
Reward
(ganjaran)
Proximity
(kedekatan)
Familiarity
Competenc
e
(kemampua
n)
Physicall Atrractiveness (Daya
tarik fsik)
Penampilan yang
menarik akan
cenderung
mengundang
simpati orang
Penelitian
menunjukkan
bahwa orang yang
menarik dianggap
lebih memiliki
kemampuan yang
baik.
reward
Familiarity
Penelitian menunjukkan, semakin sering
seseorang melihat/merasa familiar dengan
wajah tertentu, kita akan memiliki
kecenderungan untuk lebih menyukainya.
Tak kenal maka tak sayang
Witing trisno jalaran soko kulino
Proximity
(kedekatan)
Orang yang secara jarak
lebih dekat, maka akan
cenderung lebih saling
menyukai- lebih mudah
tertarik atau memilih
orang yg dikenal
daripada orang yang
tidak dikenal (tentunya
bila tidak ada faktor lain)
Misalnya: persahabatan
yang muncul dari tempat
duduk yang berdekatan
ketika di kelas
competence
Pengaruh Atraksi Interpersonal
pada Komunikasi Interpersonal
Penafsiran pesan dan penilaian
• Pendapat dan penilaian kita terhadap
orang lain tidak hanya atas
pertimbangan rasional, tetapi juga atas
pertimbangan emosional.
Efektivitas komunikasi
• Komunikasi interpersonal dikatakan
efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan
bagi komunikan.
Hubungan
Interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun.,
Dimensi Komunikasi:
Content : isi pesan
Dimensi Komunikasi
Relationship:
metakomunikasi, bagaimana
komunikasi digunakan untuk
membina hubungan.
Misalnya:
phatic communication : Selamat pagi, apa kabar?
sopan santun : maaf, bisa minta tolong perhatikan
sebentar?
(Watzlawick, Beavinn,
Jackson; 1967)
Teori Hubungan Interpersonal
Model
pertukaran
sosial
(social exchange
model)
Model peranan
(role model)
Model
permainan
(games people
play model)
Model
Interaksional
Social Exchange Model
Kita menghitung untung rugi dalam berhubungan dengan orang
lain.
Social Exchange
Model
Memandang
hubungan
interpersonal sebagai
suatu transaksi
pertukaran.
Asumsi: manusia
hanya akan mau
tinggal dalam sebuah
hubungan selama
hubungan tersebut
menguntungkan
(Thibault dan Kelley)
Konsep:
Rewards (ganjaran)
Cost (biaya)
Proft (laba)
Tingkat
perbandingan
Social Exchange
Model
Rewards/ ganjaran: akibat yang dinilai positif
yang diperoleh dari suatu hubungan. Mis.
uang, penerimaan sosial. Nilainya bisa
berubah dari waktu ke waktu dan satu sama
lain.
Cost/biaya: akibat yang dinilai negatif pada
suatu hubungan. Misalnya: waktu, usaha,
konfik, kecemasan, dll. Nilainya bisa berubah
dari waktu ke waktu dan satu sama lain.
Social Exchange
Model
Hasil/laba: ganjaran dikurangi biaya. Manusia
akan menilai seberapa menguntungkannya
hubungan yang dibinanya. Bila sudah tidak
dipandang menguntungkan, maka ia akan
pergi.
Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran
standar yang dipakai dalam menilai
hubungan individu. Ukuran baku bisa berupa
pengalaman pada masa lalu, atau alternatif
hubungan lain yang ada.
Role model
Hidup = panggung sandiwara
Role model
Model ini memandang hubungan seperti sebuah
panggung sandiwara.
Manusia akan memainkan peranannya sesuai dengan
skenario yang ditentukan dalam masyarakat.
Konsep:
Role Expectation (ekspektasi peran)
Role demand (tuntutan peran)
Keterampilan peran (role skills)
Menghindari konfik dan kerancuan peran.
Role model
Expektasi peran: bagaimana ekspektasi
orang lain terhadap tugas, peranan, dan hal
yang berkaitan dengan posisi kita di
kelompok.
Tuntutan peran: desakan sosial yang
memaksa individu untuk memenuhi
peranannya. E.g. Sanksi sosial diterapkan bila
tidak memenuhi tuntutan peran.
Role model
Keterampilan peranan: kemampuan
memerankan peranan tertentu, disebut juga
kompetensi sosial.
Terdapat dua macam keterampilan:
keterampilan kognitif (kemampuan individu
untuk mempersepsi harapan orang lain
kepadanya),
keterampilan tindakan (kemampuan
melaksanakan perannya sesuai dengan
ekspektasi orang lain)
Role model
Konfik peranan
terjadi bila individu
tidak sanggup
mempertemukan
berbagai tuntutan
peran yang
kontradiktif.
Diskusikan konfik
pernanan yang mungkin
terjadi pada masyarakat!
Games people play
Analisis transaksional + = 3 MACAM KEPRIBADIAN
Games people play
Dikenal juga dengan analisis transaksional (Erie
Berne, 1972)
Orang-orang berhubungan dalam berbagai macam
pemainan yang didasari oleh tiga kepribadian:
1. Orang tua (parent): diambil dari asumsi dan
perilaku orang tua (atau dianggap tua)
2. Orang dewasa (adult): bagian kepribadian yang
mengelola informasi secara rasional
3. Anak (child): bagian kepribadian yang diambil dari
pengalaman masa anak-anaknya.
Six advantage of
game people play
Internal psychological advantage – maintain stability of my
set of script beliefs.
– External psychological advantage – Avoid situations that
would challenge my frame of reference.
– Internal social advantage –Games ofer a framework for
pseudo intimate socializing indoors or in privacy.
– External social advantage – Gaming gives us a theme for
gossiping in our wider social circle.
– Biological advantage – It satisfy structure and stroke
hunger.
– Existential advantage – This is the function of the game in
confrming life positionI
Model Interaksional
menggabungkan social exchange model, role model, dan games
people play.
Model Interaksional
Memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang
saling berhubungan.
Untuk menganalisa hubungan, kita harus
melihat sifat-sifat individu yang terlibat, sifatsifat kelompok dimana ia menjadi bagiannya,
dan sifat-sifat lingkungan.
Model ini mencoba menggabungkan social
exchange model, role model, dan games
people play.
Tahap-tahap
Hubungan
Interpersonal
Pembentukan
hubungan
interpersonal
Peneguhan
hubungan
interpersonal
Pemutusan
hubungan
interpersonal
Pembentukan Hubungan
Interpersonal
Oleh Newcomb disebut sebagai reciprocal scanning
(saling menyelidiki)
Menurut Berger (1972) informasi pada tahap
perkenalkan dikelompokkan menjadi (7): (1)demografs,
(2) sikap dan pendapat tentang sesuatu, (3) rencana
yang akan datang, (4) kepribadian, (5) perilaku di masa
lalu, (6) orang lain, dan (7) hobi & minat.
Informasi juga kita kita peroleh dari non verbal clues:
proxemic, kinesic, paralinguistic, artifactual
Peneguhan Hubungan
Interpersonal
Karena sifatnya yang dinamis, hubungan
interpersonal perlu dipelihara agar seimbang.
Empat faktor yang harus diperhatikan:
Keakraban
Kontrol
Respons yang tepat
Nada emosional yang tepat
Faktor peneguhan hubungan
interpersonal:
Keakraban: pemenuhan kebutuhan kasih
sayang. Kedua pihak harus sepakat.
Kontrol: siapa yang mengontrol siapa.
Menurut Watzlawik et. al (1967), hubungan
komunikasi interpersonal memiliki symetrical
atau complementary relationship.
Perhatikan Pembicaraan antara suami
istri Ruth dan Noel:
Ruth : Jangan lupa pulang nanti mampir sebentar ke mini market untuk
membeli kopi ya.
Noel : OK. Ada yang lain?.
Ruth : Nggak. Sudah cukup untuk persiapan arisan keluarga nanti.
Pastikan sudah sampai rumah jam 6. 00 ya, jadi acaranya bisa mulai
jam 7
Noel : oke sayang
Ruth : Oh, dan jangan lupa besok mobilku dibawa ke bengkel. Aku sudah
bilang kalau kamu yang akan membawanya kesana pagi-pagi..
Noel : Iya. Aku nggak akan lupa.
Ruth : Oke jangan telat ya…
(diadopsi dari McKenna, 2010, p. 12)
Faktor peneguhan hubungan
interpersonal:
Respons yang tepat:
Konfrmasi: any behaviour that causes
another person to value himself more
Diskonfrmasi: behaviour that cause a person
to value himself less
Pemutusan Hubungan
Interpersonal
Merupakan topik yang jarang sekali diteliti.
Menurut Nye, 1973 ada beberapa sumber
konfik yang bisa menyebabkan hal ini
terjadi:
- kompetisi
- dominasi
- kegagalan
- provokasi
Faktor-faktor yang
menumbuhkan hubungan
interpersonal
Trust (kepercayaan)
Sikap suportif
Sikap terbuka (open mindedness)
Hindari dogmatisme untuk membina hubungan
interpersonal yang lebih baik
Interpersonal
Yun Fitrahyati Laturrakhmi M.Kom
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri Hariana Oktaviani M.Commun
Chapter Outline
Persepsi Interpersonal
Konsep diri dan Komunikasi
Interpersonal
Atraksi Interpersonal
Hubungan Interpersonal
Persepsi
Interpersonal
Impersonal Communication
Short term
exchange
Ex : sales and buyer
in the market
Interpersonal Communication
Deeper and
meaningful
Ex : romantic
relationship,
friendship, family
(part of a group)
Dyadic
Number of
participant
Direct
Interpesonal
communicatio
n
Mediated
Group
Public
Function or
Family
communicatio
Organizational
n setting
Dyadic
Number of
Group
participant
Public
Function or
Family
communicatio
Organizational
n setting
Persepsi
Interpersonal
Persepsi merupakan
pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan
menyimpulkan
informasi dan
menafsirkan pesan
(Rakhmat, 2005)
Persepsi
Objek
Persepsi
Interperso
nal
Aspek
Pembed
a
Persepsi
Objek
Persepsi Interpersonal
Penerimaa • Stimuli ditangkap
n stimuli
alat indera melalui
benda-benda
fsik
• Stimuli ditangkap alat indera
melalui benda-benda fsik
• Maupun menggunakan pihak
ketiga sebagai mediator
stimuli (lambang
verbal/grafs)
Tanggapan • Hanya pada sifatterhadap
sifat luar objek
stimuli
tersebut
• Melihat perilaku
• Melihat pula mengapa
individu berperilaku
demikian kompleks
Reaksi
yang
diberikan
• Objek tidak
• Individu bereaksi
• Faktor personal pengamat,
bereaksi pada
pengamat
karakteristik individu yang
• Pengamat tidak
diamati, hubungan keduanya
memberikan reaksi • Impression management
emosional pada
objek
Maka, bagaimana kita bisa memahami orang lain
walaupun terdapat kerumitan dalam mempersepsi
orang lain (interpersonal) ???
Kita menduga karakteristik orang lain dari
external cues yang dapat diamati (verbal
maupun nonverbal) – faktor situasional yang
mempengaruhi persepsi interpersonal
Pentingnya Pemahaman tentang
Persepsi Interpersonal
Kecermatan persepsi
interpersonal
Meningkatkan kualitas
komunikasi interpersonal
Hubungan interpersonal
yang dibangun
(Rakhmat, 2005)
Pengaruh terhadap Persepsi
Interpersonal
Faktor
Situasional
Petunjuk-
Faktor
Personal
Faktor
Situasional
petunjuk
eksternal
yang dapat
diamati
Faktor
Personal
Melekat
dalam diri
orang yang
memperseps
Faktor Situasional
Deskripsi Verbal
•
•
Isi dari apa yang dikomunikasikan : pilihan kata,
organisasi pesan
Apa yang disampaikan seseorang tentang orang
lain mempengaruhi persepsi kita terhadap
orang
Petunjuk
Proksemik
•
Persepsi terhadap seseorang dipengaruhi oleh
jarak yang dibuat orang tsb dengan kita
ataupun dengan orang lain, termasuk
pengaturan ruang
Petunjuk Kinesik
•
Gesture maupun facial expression Memberikan
petunjuk tertentu yang kemudian berpengaruh
pada persepsi kita
Petunjuk
Paralinguistik
•
Dapat menyediakan informasi tentang
kepribadian seseorang yang sering dikaitkan
dengan stereotype
Petunjuk
Artifaktual
•
Persepsi thd seseorang dipengaruhi pula oleh
penampilan, seringkali melibatkan stereotype
tertentu
Artifaktual – penanda identitas (Ting-Toomey dan
•
Chung, 2012)
Faktor Personal
Pengalaman
Pengalaman (baik melalui
belajar formal maupun
rangkaian peristiwa yang
dialami) mempengaruhi
kecematan persepsi
Contoh: ibu lebih ‘peka’
terhadap petunjuk kinesik
anak
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Motive vs motivation
Motive
Motif: dorongan dari dalam
(internal diri seseorang) untuk
melakukan suatu tindakan
(Calhoun dan Accocela, 1998)
motif (drives) adalah
kebutuhan yang cukup
mendesak untuk
mengarahkan seseorang
mencari kepuasan
kebutuhan itu.
Ex : rasa lapar, rasa ingin
menjadi no 1, ingin menjadi
anak berbakti
Motivation
motivasi didefnisikan sebagai
proses dimana perilaku diberikan
energi dan diarahkan (Kenneth N
Wexley, Garry A Y. alih bahasa
Shobarudin (1992:98)
motivasi adalah usaha untuk
mempengaruhi perilaku seseorang
agar mengarah pada tercapainya
tujuan organisasi (Kenneth N Wexley,
Garry A Y. alih bahasa Shobarudin
(1992:98))
Ex :; harus makan sekarang karena
sebentar lagi masuk kelas. IPK
terbaik mendapat jaminan kerja ,
orang tua sudah tua dan mengharap
anaknya sukses.
MOTIF ADALAH TRIGGER MOTIVASI
Motif dan Motivasi
Motif perceptual defense
(perasaan terancam karena
individu yang kita persepsi)
keinginan melihat apa yang
ingin kita lihat dan mendengar
apa yang ingin kita dengar
(perceptual accentuation)
Kebutuhan untuk mempercayai
dunia yang adil (need to
believe in a just world) . Misal:
orang sukses kita tanggapi
sebagai orang yang baik,
orang gagal ditanggapi
sebagai orang banyak dosa
sering mendistorsi kita
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Kepribadian
Orang yang cenderung banyak
melakukan proyeksi, tidak
cermat menanggapi individu
objek persepsi
Proyeksi: mengeksternalisasikan
pengalaman subjektif secara tidak
sadar (mengenakan sifat2 dalam diri
yang tidak disenangi kepada orang
lain)
Kepribadian otoriter cenderung
menilai orang lain dalam
kategori2 sempit (hitam-putih) –
sebab banyak memproyeksikan
kelemahannya pada orang lain
Pengalam
an
Motivasi
Kepribadi
an
Proses Persepsi Interpersonal
Proses persepsi interpersonal dapat
diamati dari proses pembentukan
kesan (impression formation) –
berbeda dengan impression
management
Impression formation dapat diamati
melalui :
Stereotyping
Implicit Personality Theory
Atribusi
Stereotyping
Implicit
Personality
Theory
Atribusi
• Pengalaman2 baru
akan dimasukkan
ke dalam laci
kategori dalam
memori
berdasarkan
kesamaanya
dengan
pengalaman masa
lalu
• Konsepsi yang
dimiliki individu
tentang sifat2 apa
yang berkaitan
dengan sifat2 apa
digunakan untuk
membentuk kesan
tentang orang lain
• Proses
menyimpulkan
motif, maksud,
karakteristik orang
lain dengan melihat
perilakunya yang
tampak
• Fritz Heider
Harold Kelley
• Berkaitan dengan
primacy efect
atau recency
efect
• Bisa terjadi Halo
Efect ataupun
Reverse Halo
Efect
• Atribusi Kausalitas
• Atribusi Kejujuran
Stereotyping
Generalisasi sifat tanpa berdasar penelitian yang jelas,
kemudian mengatribusikan sifat-sifat kelompok kepada
individu. Dilakukan untuk mempermudah pengenalan
informasi baru.
Contoh: orang Batak ? orang Jawa? orang Madura? Orang
Cina? Orang India? anak berkacamata tebal?
Primacy efect : kesan pertama penting karena
menentukan kategori
Recency efect : kesan akhir yang muncul setelah itneraksi
terjadi
Halo efect: mengenakan sifat-sifat individu kepada
kelompok.
Implicit Personality
Theory
Memberikan
kategori konsep
pada sifat-sifat
persona stimuli.
Rajin sembahyang :
jujur, baik, alim
Berjilbab: alim,
baik, pandai
mengaji, dll.
Atribusi Kausalitas
Konsensus
Apakah orang lain bertindak
sama dengan individu yang
kita persepsikan?
Apakah individu objek
persepsi kita bertindak
yang sama pada situasi
lain?
Kekhasan (distinctiveness)
Sejauh mana pernyataan
individu menyimpang
dari pendapat populer?
Konsistensi
Atribusi Kejujuran
Makin besar jarak
pendapatnya, semakin
kita percaya
Sejauh mana individu
memperoleh
keuntungan dari kita
dengan pernyataannya
tsb?
(Rakhmat, 2005)
Pengaruh Persepsi Interpersonal
pada Komunikasi Interpersonal
Persepsi interpersonal yang tidak tepat membawa
pada communication breakdown
Perlu pemahaman bahwa persepsi kita subjektif dan
cenderung keliru
Persepsi yang tidak cermat membawa pada distorsi
pesan (=penafsiran yang keliru)
Terjadi karena persepsi kita terhadap orang lain
cenderung stabil, sedangkan orang lain terus berubah –
kesenjangan antara persepsi dan realitas, memunculkan
selective attention
Persepsi yang tidak tepat mempengaruhi komunikan
kita melalui proses self-fulfling prophecy
Konsep Diri dan
Komunikasi Interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun
Konsep Diri dan
Komunikasi
Interpersonal
Konsep diri merupakan
seperangkat persepsi yang
relatif stabil dan dipercaya
orang mengenai
dirinya sendiri
(West dan Turner, 2008)
Other’s
image
Social
Comparis
ons
2 komponen dalam konsep
diri (Pearson, dkk, 2006) :
Self-image sebagai
komponen kognitif
(gambaran atas diri
kita, termasuk
bagaimana orang
melihat kita)
Self-esteem sebagai
komponen afektif
(ukuran seberapa
berharganya kita)
Sumber berkembangnya
konsep diri (DeVito, 2013) :
SelfCultural
evaluatio
teaching
n
Pengaruh Konsep Diri pada
Komunikasi Interpersonal
Self-fulflling
Prophecy
Keterbukaan
Diri
Kepercayaan
Diri
Selektivitas
Pengaruh Konsep Diri pada
Komunikasi Interpersonal
Self-fulflling prophecy
Adanya kecenderungan
individu untuk hidup dan
berperilaku sesuai dengan
label yang dilekatkannya
pada dirinya
Konsep diri yang positif
membawa pada pola
perilaku komunikasi
interpersonal yang positif
(persepsi lebih cermat,
mengungkapkan petunjuk2 kita
dengan lebih cermat)
(Rakhmat, 2005)
Keterbukaan Diri
Johari Window
Self-awareness
Individu dengan konsep diri
yang positif akan cenderung
lebih mudah membuka diri
pada orang lain (open self
semakin luas), sehingga
semakin akrab hubungannya
dengan orang lain
Komunikasi interpersonal
menjadi lebih efektif
Open
Self
Blind
Self
Hidden
Self
Unkno
wn Self
Kepercayaan Diri
Konsep diri yang negatif
membawa pada kurangnya
kepercayaan diri
Kurang percaya diri akan
membawa pada
penghindaran situasi
komunikasi –
communication
apprehension
(Rakhmat, 2005)
Selektivitas
Konsep diri menyebabkan selective
exposure, selective perception dan
selective attention
Terpaan selektif: orang2 dengan konsep
diri tertentu akan mengonsumsi jenis
media tertentu
Persepsi selektif: orang dengan konsep
diri yang negatif, cenderung
mempersepsi hanya reaksi2 negatif yang
diterimanya
(Rakhmat, 2005)
Ingatan selektif: perbedaan konsep diri
Atraksi
interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun
Atraksi
Interpersona
l
Atraksi interpersonal
merupakan kesukaan pada
orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang
(Rakhmat, 2005)
Semakin tertarik
kita pada
seseorang, semakin
besar
kecenderungan kita
untuk
berkomunikasi
dengan orang
tersebut (Barlund
dalam Rakhmat, 2005)
2 faktor yang
mempengaruhi
atraksi
interpersonal
Faktor situasional
Atraksi Interpersonal itu?
Kesukaan kita pada
orang lain, sikap dan
daya tarik seseorang.
Makin tertarik kita
pada seseorang, makin
besar kecenderungan
kita berkomunikasi
dengannya.
Faktor-faktor personal yang
memengaruhi atraksi
interpersonal
Kesamaan
karakteristi
k personal
Tekanan
emosional
(stress)
Harga diri
(yang
rendah)
Isolasi
sosial
Kesamaan Karakteristik
Personal
Nilai, sikap, keyakinan, tingkat
sosioekonomis, agama, ideologis, etc.
Teori terkait
kesamaan karateristik
personal
Teori Cognitive
Consistency (Fritz
Heider)
Teori Peneguhan dan
Behaviourisme
(Bryne, 1971)
Kesamaan Karakteristik
Personal
Teori Cognitive Consistency (Fritz
Heider)
• Manusia selalu berusaha mencapai
konsistensi dalam sikap dan perilaku.
• Kita ingin memiliki sikap yang sama dengan
orang yang kita sukai supaya kognitif kita
konsisten.
Kesamaan Karakteristik
Personal
Teori Peneguhan dan Behaviourisme
(Bryne, 1971)
• Terdapat hubungan linear antara kesamaan dan
atraksi.
• Persepsi tentang adanya kesamaan akan
mendatangkan rewards, dan perbedaan tidak
mengenakkan.
• Kesamaan sikap orang lain dengan kita memperteguh
kemampuan kita dalam menafsirkan realitas.
Tekanan Emosional
(stress)
Orang dalam keadaan
tertekan memerlukan
kehadiran orang lain
Penelitian Schachter
(1959)
Anxiety producing situations
meningkatkan kebutuhan
akan kasih sayang.
Kelompok solidaritas,
Perkumpulan Pelajar di
Luar negeri (PPIA), dsb.
Harga diri (yang
Rendah)
How we value our selves thougts, freelings,
opinions about our selves
Penelitian Elaine Walster mengenai test kepribadian
dan hubungannya dengan penerimaan akan afliasi
(bergabung dengan orang lain)
Mereka yang memiliki harga diri yang lebih rendah,
cenderung lebih mudah menerima afliasi (baik
berupa kasih sayang, perhatian, dsb) akan
bertambah.
Isolasi Sosial
Manusia adalah mahluk
sosial, ketika dia sedang
terisolasi, maka
kecenderungannya untuk
menyenangi orang lain
akan bertambah.
Gain-Loss Theory (Elliot
Aronson, 1972):
pertambahan perilaku
yang menyenangkan dari
orang lain akan
berdampak positif pada
diri kita.
Faktor-faktor Situasional yang
mempengaruhi atraksi
interpersonal
Daya tarik
fsik
Reward
(ganjaran)
Proximity
(kedekatan)
Familiarity
Competenc
e
(kemampua
n)
Physicall Atrractiveness (Daya
tarik fsik)
Penampilan yang
menarik akan
cenderung
mengundang
simpati orang
Penelitian
menunjukkan
bahwa orang yang
menarik dianggap
lebih memiliki
kemampuan yang
baik.
reward
Familiarity
Penelitian menunjukkan, semakin sering
seseorang melihat/merasa familiar dengan
wajah tertentu, kita akan memiliki
kecenderungan untuk lebih menyukainya.
Tak kenal maka tak sayang
Witing trisno jalaran soko kulino
Proximity
(kedekatan)
Orang yang secara jarak
lebih dekat, maka akan
cenderung lebih saling
menyukai- lebih mudah
tertarik atau memilih
orang yg dikenal
daripada orang yang
tidak dikenal (tentunya
bila tidak ada faktor lain)
Misalnya: persahabatan
yang muncul dari tempat
duduk yang berdekatan
ketika di kelas
competence
Pengaruh Atraksi Interpersonal
pada Komunikasi Interpersonal
Penafsiran pesan dan penilaian
• Pendapat dan penilaian kita terhadap
orang lain tidak hanya atas
pertimbangan rasional, tetapi juga atas
pertimbangan emosional.
Efektivitas komunikasi
• Komunikasi interpersonal dikatakan
efektif bila pertemuan komunikasi
merupakan hal yang menyenangkan
bagi komunikan.
Hubungan
Interpersonal
Diyah Ayu Amalia Avina M.Si
Fitri H Oktaviani M.Commun.,
Dimensi Komunikasi:
Content : isi pesan
Dimensi Komunikasi
Relationship:
metakomunikasi, bagaimana
komunikasi digunakan untuk
membina hubungan.
Misalnya:
phatic communication : Selamat pagi, apa kabar?
sopan santun : maaf, bisa minta tolong perhatikan
sebentar?
(Watzlawick, Beavinn,
Jackson; 1967)
Teori Hubungan Interpersonal
Model
pertukaran
sosial
(social exchange
model)
Model peranan
(role model)
Model
permainan
(games people
play model)
Model
Interaksional
Social Exchange Model
Kita menghitung untung rugi dalam berhubungan dengan orang
lain.
Social Exchange
Model
Memandang
hubungan
interpersonal sebagai
suatu transaksi
pertukaran.
Asumsi: manusia
hanya akan mau
tinggal dalam sebuah
hubungan selama
hubungan tersebut
menguntungkan
(Thibault dan Kelley)
Konsep:
Rewards (ganjaran)
Cost (biaya)
Proft (laba)
Tingkat
perbandingan
Social Exchange
Model
Rewards/ ganjaran: akibat yang dinilai positif
yang diperoleh dari suatu hubungan. Mis.
uang, penerimaan sosial. Nilainya bisa
berubah dari waktu ke waktu dan satu sama
lain.
Cost/biaya: akibat yang dinilai negatif pada
suatu hubungan. Misalnya: waktu, usaha,
konfik, kecemasan, dll. Nilainya bisa berubah
dari waktu ke waktu dan satu sama lain.
Social Exchange
Model
Hasil/laba: ganjaran dikurangi biaya. Manusia
akan menilai seberapa menguntungkannya
hubungan yang dibinanya. Bila sudah tidak
dipandang menguntungkan, maka ia akan
pergi.
Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran
standar yang dipakai dalam menilai
hubungan individu. Ukuran baku bisa berupa
pengalaman pada masa lalu, atau alternatif
hubungan lain yang ada.
Role model
Hidup = panggung sandiwara
Role model
Model ini memandang hubungan seperti sebuah
panggung sandiwara.
Manusia akan memainkan peranannya sesuai dengan
skenario yang ditentukan dalam masyarakat.
Konsep:
Role Expectation (ekspektasi peran)
Role demand (tuntutan peran)
Keterampilan peran (role skills)
Menghindari konfik dan kerancuan peran.
Role model
Expektasi peran: bagaimana ekspektasi
orang lain terhadap tugas, peranan, dan hal
yang berkaitan dengan posisi kita di
kelompok.
Tuntutan peran: desakan sosial yang
memaksa individu untuk memenuhi
peranannya. E.g. Sanksi sosial diterapkan bila
tidak memenuhi tuntutan peran.
Role model
Keterampilan peranan: kemampuan
memerankan peranan tertentu, disebut juga
kompetensi sosial.
Terdapat dua macam keterampilan:
keterampilan kognitif (kemampuan individu
untuk mempersepsi harapan orang lain
kepadanya),
keterampilan tindakan (kemampuan
melaksanakan perannya sesuai dengan
ekspektasi orang lain)
Role model
Konfik peranan
terjadi bila individu
tidak sanggup
mempertemukan
berbagai tuntutan
peran yang
kontradiktif.
Diskusikan konfik
pernanan yang mungkin
terjadi pada masyarakat!
Games people play
Analisis transaksional + = 3 MACAM KEPRIBADIAN
Games people play
Dikenal juga dengan analisis transaksional (Erie
Berne, 1972)
Orang-orang berhubungan dalam berbagai macam
pemainan yang didasari oleh tiga kepribadian:
1. Orang tua (parent): diambil dari asumsi dan
perilaku orang tua (atau dianggap tua)
2. Orang dewasa (adult): bagian kepribadian yang
mengelola informasi secara rasional
3. Anak (child): bagian kepribadian yang diambil dari
pengalaman masa anak-anaknya.
Six advantage of
game people play
Internal psychological advantage – maintain stability of my
set of script beliefs.
– External psychological advantage – Avoid situations that
would challenge my frame of reference.
– Internal social advantage –Games ofer a framework for
pseudo intimate socializing indoors or in privacy.
– External social advantage – Gaming gives us a theme for
gossiping in our wider social circle.
– Biological advantage – It satisfy structure and stroke
hunger.
– Existential advantage – This is the function of the game in
confrming life positionI
Model Interaksional
menggabungkan social exchange model, role model, dan games
people play.
Model Interaksional
Memandang hubungan interpersonal sebagai
suatu sistem yang terdiri dari subsistem yang
saling berhubungan.
Untuk menganalisa hubungan, kita harus
melihat sifat-sifat individu yang terlibat, sifatsifat kelompok dimana ia menjadi bagiannya,
dan sifat-sifat lingkungan.
Model ini mencoba menggabungkan social
exchange model, role model, dan games
people play.
Tahap-tahap
Hubungan
Interpersonal
Pembentukan
hubungan
interpersonal
Peneguhan
hubungan
interpersonal
Pemutusan
hubungan
interpersonal
Pembentukan Hubungan
Interpersonal
Oleh Newcomb disebut sebagai reciprocal scanning
(saling menyelidiki)
Menurut Berger (1972) informasi pada tahap
perkenalkan dikelompokkan menjadi (7): (1)demografs,
(2) sikap dan pendapat tentang sesuatu, (3) rencana
yang akan datang, (4) kepribadian, (5) perilaku di masa
lalu, (6) orang lain, dan (7) hobi & minat.
Informasi juga kita kita peroleh dari non verbal clues:
proxemic, kinesic, paralinguistic, artifactual
Peneguhan Hubungan
Interpersonal
Karena sifatnya yang dinamis, hubungan
interpersonal perlu dipelihara agar seimbang.
Empat faktor yang harus diperhatikan:
Keakraban
Kontrol
Respons yang tepat
Nada emosional yang tepat
Faktor peneguhan hubungan
interpersonal:
Keakraban: pemenuhan kebutuhan kasih
sayang. Kedua pihak harus sepakat.
Kontrol: siapa yang mengontrol siapa.
Menurut Watzlawik et. al (1967), hubungan
komunikasi interpersonal memiliki symetrical
atau complementary relationship.
Perhatikan Pembicaraan antara suami
istri Ruth dan Noel:
Ruth : Jangan lupa pulang nanti mampir sebentar ke mini market untuk
membeli kopi ya.
Noel : OK. Ada yang lain?.
Ruth : Nggak. Sudah cukup untuk persiapan arisan keluarga nanti.
Pastikan sudah sampai rumah jam 6. 00 ya, jadi acaranya bisa mulai
jam 7
Noel : oke sayang
Ruth : Oh, dan jangan lupa besok mobilku dibawa ke bengkel. Aku sudah
bilang kalau kamu yang akan membawanya kesana pagi-pagi..
Noel : Iya. Aku nggak akan lupa.
Ruth : Oke jangan telat ya…
(diadopsi dari McKenna, 2010, p. 12)
Faktor peneguhan hubungan
interpersonal:
Respons yang tepat:
Konfrmasi: any behaviour that causes
another person to value himself more
Diskonfrmasi: behaviour that cause a person
to value himself less
Pemutusan Hubungan
Interpersonal
Merupakan topik yang jarang sekali diteliti.
Menurut Nye, 1973 ada beberapa sumber
konfik yang bisa menyebabkan hal ini
terjadi:
- kompetisi
- dominasi
- kegagalan
- provokasi
Faktor-faktor yang
menumbuhkan hubungan
interpersonal
Trust (kepercayaan)
Sikap suportif
Sikap terbuka (open mindedness)
Hindari dogmatisme untuk membina hubungan
interpersonal yang lebih baik