INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC)

INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC) KERJASAMA SERTIFIKASI KEHUTANAN INDONESIA (KSK)

Copyright notice

© IFCC 2012 This document is copyright-protected by IFCC. The document is freely and publicly available

from the IFCC website or upon request. No part of the document covered by the copyright may be changed or amended; reproduced

or copied in any form or by any means for commercial purposes without the permission of IFCC.

Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC)

Plaza Amsterdam Blok D 56, Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tel: (62-21) 87961780 Fax: (62-21) 87961780 E-mail: [email protected] , [email protected] Website: www.ifcc-ksk.org

Hak Cipta

© IFCC 2012 Dokumen ini adalah hak cipta IFCC. Dokumen ini dapat diakses secara bebas dan terbuka

pada website IFCC atau atas permintaan. Tidak ada bagian dari dokumen ini yang dapat berubah atau diubah; diperbanyak atau disalin

dalam bentuk apapun atau dengan cara apapun untuk tujuan komersial tanpa ijin dari IFCC.

Perkumpulan Kerjasama Sertifikasi Kehutanan Indonesia (KSK)

Plaza Amsterdam Blok D 56, Sentul City, Bogor, Jawa Barat, Indonesia Tel: (62-21) 87961780 Fax: (62-21) 87961780 E-mail: [email protected] , [email protected] Website: www.ifcc-ksk.org

Document name/ Nama Dokumen:

Standard setting procedures / Prosedur penyusunan standar

Reference number/ Nomor Referensi:

IFCC PD 1001:2012, issue/terbitan ke-2

Approved by/ Disetujui oleh:

IFCC Board of Director/Badan Pengurus IFCC

Date/tanggal:

2014-04-17

Issue date/ Tanggal diterbitkan:

2014-04-17

Application date/ Tanggal berlaku:

2014-04-17

Contents

Daftar Isi

Page / Hal.

4 Introduction

Foreword

Kata Pengantar

Pendahuluan

1 Scope

1 Ruang Lingkup

2 Normative references

2 Referensi Normatif

5 Note: Consensus need not imply

3 Definitions

3 Pengertian

Keterangan: Konsensus tidak harus unanimity (ISO/IEC Guide 2)

menyiratkan kebulatan suara (Pedoman ISO/IEC 2)

7 Responsibilities for Standard Setting

4 Organisational Structure and

4 Struktur organisasidan tanggung jawab

penyusunan standar

4.1 IFCC General Assembly

4.1 Rapat Umum Anggota (RUA) IFCC

4.2 IFCC Board of Directors

4.2 Badan Pengurus IFCC

4.3 IFCC Secretariat

4.3 Sekretariat IFCC

4.4 Project leader

4.4 Koordinator kegiatan

4.5 Standardisation Committee

4.5 Komite Standardisasi

4.6 Task Force

4.6 Satuan tugas

5 Standard setting process

5 Proses penyusunan standar

5.1 The project approach

5.1 Pendekatan

5.2 Proposal stage

5.2 Tahap rancangan kegiatan

5.3 Preparatory stage

5.3 Tahap persiapan

5.3.1 Public announcement

5.3.1 Pengumuman publik

13 Standardisation Committee

5.3.2 Establishment of the

5.3.2 Pendirian Komite Standardisasi

5.3.3 Working draft

5.3.3 Draf kerja

5.4 Standardisation Committee stage

5.4 Tahap Komite Standardisasi

5.4.1 Consideration of comments

5.4.1 Pertimbangan komentar

5.4.2 Consensus building

5.4.2 Membangun konsensus

5.5 Enquiry stage

5.5 Tahap pertanyaan/penyelidikan

5.5.1 IFCC members consultation

5.5.1 Konsultasi anggota IFCC

5.5.2 Public consultation

5.5.2 Konsultasi publik

5.5.3 Pilot testing

5.5.3 Uji coba

5.6 Approval stage

5.6 Tahap penyetujuan

5.6.1 Standard setting report

5.6.1 Laporan penyusunan standar

19 Directors

5.6.2 Formal approval by the Board of

5.6.2 Penyetujuan formal oleh BoD

19 Assembly

5.6.3 Formal approval by the General

5.6.3 Penyetujuan formal oleh Rapat

Umum Anggota (RUA)

5.7 Publication stage

5.7 Tahap publikasi

20 amendments

6 Technical corrigenda and

6 Teknis daftar kesalahan dalam tulisan

dan amandemen

6.2 Technical corrigenda

6.2 Teknis daftar kesalahan dalam tulisan

7 Revision of the IFCC documentation

7 Revisi dokumentasi IFCC

22

8 Appeals and complaints

8 Banding dan keluhan

22

9 Records on the development process

9 Arsip proses pengembangan

23 Annex 1: Structure of the IFCC technical

10 Bibliography

10 Daftar pustaka

24 documentation

Lampiran 1: Struktur dokumen teknis

IFCC

Annex 2: Observation, comments and Lampiran2: Form observasi, komentar-

25 suggestion form

komentar dan dukungan

Foreword

Kata Pengantar

IFCC (Indonesian

Forestry

Certification IFCC

(Indonesian

Forestry Certification

Cooperation) is an Indonesian organisation Cooperation) adalah organisasi di Indonesia promoting sustainable forest management yang mempromosikan pengelolaan hutan through forest certification and labelling of lestari melalui sertifikasi hutan dan pelabelan forest based products originating in certified atas produk-produk hutan yang berasal dari forests. IFCC is the standardising and hutan bersertifikat. IFCC adalah lembaga governing body for the Indonesian Forest standardisasi untuk skema sertifikasi hutan di Certification Scheme and develops standards Indonesia yang mengembangkan standar and requirements for forest certification in serta persyaratan-persyaratan untuk sertifikasi consensus

based multi-stakeholder hutanyang berbasispada proses konsensus processes.

para stakeholder.

Introduction

Pendahuluan

Forest certification according to the Indonesian Sertifikasi hutan menurut skema sertifikasi forest certification scheme is based on hutan

di

Indonesia

didasarkan atas

requirements defined in IFCC standards for persyaratan yang ditetapkan dalam standar sustainable forest management. Sustainable IFCC untuk pengelolaan hutan lestari. forest management is a holistic approach that Pengelolaan hutan lestari adalah pendekatan takes into account ecological, social and menyeluruh yang mempertimbangkan faktor economic consideration. Open, transparent ekologi, sosial dan ekonomi. Elemen penting and consensus-based participation of local and dalam pengembangan skema sertifikasi hutan national stakeholders who are affected by dan pengelolaan hutan lestari adalah terbuka, forest management is an essential element in transparan dan berdasarkan hasil konsensus the development of the forest certification stakeholder

dan nasional yang scheme and the definition of sustainable forest berpengaruh terhadap manajemen hutan. management.

lokal

IFCC is committed to work with a broad range IFCC berkomitmen untuk bekerja dengan of stakeholders and to provide them with open berbagai stakeholder dan secara terbuka serta and transparent opportunity for participation in transparanmenyediakan kesempatan bagi the standard setting process which delivers mereka untuk berpartisipasi dalam proses consensus

participating penyusunan standar dengan membangun stakeholders.

amongst

the

konsensus di antara para stakeholder tersebut.

This document is based on ISO/IEC Guide 59. Dokumen ini didasarkan pada pedoman59 In addition, the ISEAL Code of Good Practice ISO/IEC. Selain itu, kode ISEAL untuk praktek for

Environmental pengaturan standar sosial dan lingkungan Standards was taken into consideration.

Setting Social

and

jugamenjadi pertimbangan.

1 Scope

1 Ruang Lingkup

1.1 This document covers procedures for 1.1. Dokumen ini menjelaskan prosedur

the development of the IFCC standards for penyusunan standar IFCC untuk pengelolaan sustainable forest management and for hutan lestari dan kebutuhan Lembaga respective requirements for certification bodies Sertifikasi (LS),untuk memastikan objektivitas, in order to ensure objectivity, efficiency, efisiensi, transparansi dan konsensus yang transparency and consensus built amongst the dibangun

diantara stakeholder participating interested stakeholders.

yangberpartisipasi.

The document’s requirements are applicable Persyaratan dokumen berlaku untuk: to:

a) pengembangan standar baru IFCC atau their parts,

a) development of new IFCC standards or

bagian-bagiannya,

b) revision of the IFCC standards,

b) revisi standar IFCC,

c) memelihara standar IFCC, termasuk including its technical corrigenda and

c) maintenance of the IFCC standards,

daftar kesalahan dalam tulisan secara amendments; and their formal

teknis dan amandemen,serta interpretasi interpretations.

The structure of the IFCC documentation is given in Struktur dokumen IFCC ditampilkan dalam Lampiran 1 Annex 1

1.2 This document shall be regularly 1.2. Dokumen ini harus secara teratur

reviewed and revised every five years or dikaji ulang dan direvisi setiap lima tahun atau before each revision of the IFCC standards sebelum setiap revisi atas beberapa standar taking into account comments from interested IFCC dengan mempertimbangkan komentar parties. The document is publicly available.

dari pihak yang berkepentingan. Dokumen ini tersedia untuk umum.

2 Normative references

2 Referensi Normatif

2.1 The following referenced documents 2.1. Dokumen

acuan berikut sangat

are indispensable for the application of this diperlukan untuk penerapan dokumen ini. document. For both dated and undated Untuk referensi yang memiliki tanggal maupun references, the latest edition of the referenced tidak, edisi terbaru dari dokumen yang document (including any amendment) applies. direferensikan (termasuk setiap amandemen)

berlaku.

IFCC Statutes Akta/Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) IFCC

IFCC PD 1002:2013, IFCC procedures for IFCC PD 1002:2013, prosedur IFCC untuk investigation and resolution of complaints and

penyelidikan dan resolusi keluhan serta appeals

banding

ISO/IEC Guide 2:1996, Standardization and Pedoman 2:1996ISO / IEC, Standardisasi dan related activities - General vocabulary

kegiatan terkait - Kosa kata umum

3 Definitions

3 Definisi

3.1. Consensus

3.1. Konsensus

General agreement characterised by the Kesepakatan umum ditandai dengan tidak absence of sustained opposition to substantial adanya oposisi berkelanjutan terhadap isu-isu issues by any important part of the concerned substansial oleh setiap bagian penting dari interest and by a process that involves seeking kepentingan yang bersangkutan dan dari to take into account the views of all parties setiap proses yang melibatkan pandangan concerned and to reconcile any conflicting semua pihak, dan untuk mendamaikan arguments.

argumen yang saling bertentangan. Note: Consensus need not imply unanimity (ISO/IEC

Catatan: Konsensus tidak harus menyiratkan kebulatan Guide 2)

suara (Pedoman 2ISO / IEC)

3.2. Disadvantaged stakeholder

3.2. Disadvantaged stakeholder

A stakeholder who might be financially or Stakeholder yang secara finansial atau otherwise disadvantaged in participating in the dengan cara lain kurang beruntung untuk standard-setting work. berpartisipasi dalam pengerjaan penyusunan standar.

3.3. Enquiry draft

3.3. Draf Penyelidikan/Pertanyaan

Proposed document that is available for public Dokumen usulan yang disediakan untuk consultation.

konsultasi publik.

3.4. Final draft

3.4. Draf Akhir

A proposed document that is available for Sebuah dokumen yang diusulkan untuk formal approval.

persetujuan formal.

3.5. Key stakeholder

3.5. Stakeholder Kunci/Utama

A stakeholder whose participation is critical Stakeholder yang partisipasinya sangat to the results of the standard-setting work.

penting untuk hasil pengerjaan penetapan standar.

3.6. Revision

3.6. Revisi

Introduction of all necessary changes to the Pendahuluan dari semua perubahan yang substance and presentation of a normative

diperlukan untuk substansi dan presentasi document.

dokumen normatif.

Note: The results of the revision are presented by issuing Catatan: Hasil revisi disajikan dengan mengeluarkan a new edition of the normative document (ISO/IEC Guide

dokumen normatif baru (Pedoman 2ISO / IEC). 2).

3.7. Review

3.7. Tinjauan

Activity of checking a normative document to Kegiatan memeriksa dokumen normatif untuk determine whether it is to be reaffirmed,

menentukan apakah harus ditegaskan changed or withdrawn.

kembali, diubah atau ditarik.

3.8. Stakeholder

3.8. Stakeholder

A person, group or organisation with an Seseorang, kelompok atau organisasi yang interest in the subject of the standardisation.

berkepentingan dengan subjek standardisasi. Note: The nine major groups that have been defined by

Catatan: sembilan kelompok utama yang sudah Agenda 21 of the United Nations Conference on

ditetapkan dalam Agenda 21 dari Konferensi PBB tentang Environment and Development (UNCED) in Rio de

Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) di Rio de Janeiro in 1992 provides an example of stakeholders

Janeiro pada tahun 1992 memberikan contoh stakeholder involved in/concerned by sustainable forest management:

yang terlibat/prihatin dalam pengelolaan hutan lestari: (i) (i) business and industry, (ii) children and youth, (iii) forest

usaha dan industri, (ii) anak dan remaja, (iii) pemilik owners, (iv) indigenous people, (v) local authorities, (vi)

hutan, (iv) masyarakat adat, (v) pemerintah daerah, (vi) NGOs, (vii) scientific and technological community, (viii)

LSM, (vii) komunitas ilmiah dan teknologi, (viii) women, and (ix) workers and trade unions.

perempuan, dan (ix) pekerja dan serikat pekerja.

3.9. Standard

3.9. Standar

A document, established by consensus and Sebuah

dokumen

yang dibentukdari

approved by a recognised body that provides, konsensus dan disetujui oleh badan yang for common and repeated use, rules, diakui untuk menyediakan, untuk penggunaan approved by a recognised body that provides, konsensus dan disetujui oleh badan yang for common and repeated use, rules, diakui untuk menyediakan, untuk penggunaan

atau hasil, yang bertujuan untuk mencapai tingkat optimal dalam konteks tertentu.

Note: Standards should be based on the consolidated Catatan: Standar harus didasarkan pada hasil konsolidasi results of science, technology and experience, and aimed

ilmu pengetahuan, teknologi dan pengalaman, dan at the promotion of optimum benefits (ISO/IEC Guide 2).

ditujukan untuk mempromosikan manfaat yang optimal (Pedoman 2ISO / IEC).

3.10. Standardisation Committee draft

3.10. Draf Komite Standardisasi

Proposed document that is available generally Dokumen usulan yang umumnya tersedia for comments or voting within the

untuk komentar atau suara pemilihan dalam Standardisation Committee.

Komite Standardisasi.

4 Organisational Structure and

4 Struktur Organisasi dan Responsibilities for Standard

Tanggung Jawab Penetapan Setting

Standar

4.1 IFCC General Assembly

4.1 Rapat Umum Anggota (RUA) IFCC

4.1.1. The IFCC General Assembly shall be

4.1.1. RUA IFCC bertanggung jawab atas

responsible for the formal approval of the IFCC persetujuan formal untuk standar IFCC. standards. The composition and decision Susunan dan pengambilan keputusan RUA making of the General Assembly shall be harus ditetapkan dalam Akta/AD/ART IFCC. defined in the IFCC Statutes.

4.2 IFCC Board of Directors

4.2 Badan Pengurus IFCC

4.2.1. Tanggung jawab Badan Pengurus responsibilities within the standard setting

4.2.1. The Board of Directors’

dalam proses penetapan standar adalah: process shall be:

a) Approval of the project proposal;

a) Persetujuan atas rancangan kegiatan;

b) Establishment and dissolution of the

b) Pembentukan dan pembubaran Komite Standardisation Committee;

Standardisasi;

c) Approval of the IFCC documentation;

c) Persetujuan dokumen IFCC;

d) Rekomendasi draf final standar untuk standards for formal approval by the

d) Recommendation of the Final draft

persetujuan formal oleh RUA General Assembly.

Note:

Catatan:

The various types of the IFCC technical documentation Berbagai jenis dokumenteknis IFCC secara resmi are formally approved by the Board of Directors or

disetujui oleh Badan Pengurus atau RUA. Struktur General Assembly. The structure of the IFCC technical

dokumen teknis IFCC ditampilkan dalam Lampiran 1. documentation is given in Annex 1.

4.2.2. Komposisi dan mekanisme mechanisms of the Board of Directors shall be pengambilan keputusan Badan Pengurus defined in the IFCC Statutes.

4.2.2. The composition and decision making

harus ditetapkan dalam Akta/AD/ART IFCC.

4.3 IFCC Secretariat

4.3 Sekretariat IFCC

4.3.1. The Secretariat shall be responsible,

4.3.1. Sekretariat bertanggung jawab antara

inter alia, for the implementation of the lain untuk pelaksanaan prosedur penyusunan standard setting procedures. For this purpose, standar. Untuk tujuan ini, Sekretariat mengatur the Secretariat arranges all contacts between semua kontak antara Komite Standardisasi, the Standardisation Committee, Task Forces, satuan tugas, koordinator kegiatan, dan the project leader, and the Board of Directors. Badan Pengurus. Secara khusus, Sekretariat In particular, the Secretariat shall be bertanggung jawab untuk: responsible for:

a) Preparation of the standard setting and

a) Persiapan penyusunan standar dan project proposal;

rancangan kegiatan;

b) Providing secretarial and administration

b) Memberikan dukungan kesekretariatan support to the Standardisation

dan administrasi kepada Komite Committee and Task Forces (if not

Standardisasi dan satuan tugas (jika tidak carried out by the Standardisation

dilakukan sendiri oleh Komite Committee and Task Forces

Standardisasi dan satuan tugas); themselves);

c) Announcing the start of the standard

c) Mengumumkan awal proses penyusunan setting process;

standar;

d) Administration of the public and

d) Administrasi untuk konsultasi publik dan members consultations;

anggota;

e) Publication of the approved

e) Mempublikasikan dokumen yang documentation.

disetujui.

4.4 Project leader

4.4 Koordinator kegiatan

4.4.1. The project leader is a person

4.4.1. Koordinator kegiatan adalah orang

nominated by the Board of Directors to lead the yang dinominasikan oleh Badan Pengurus development work and, in cooperation with the untuk memimpin pekerjaan pengembangan. Secretariat, the Standardisation Committee Bekerja sama dengan Sekretariat, Komite and the Task Force to ensure realisation of the Standardisasi dan satuan tugas untuk standard setting project.

memastikan realisasi kegiatan penyusunan standar.

4.4.2. Koordinator kegiatan bertanggung for:

4.4.2. The project leader shall be responsible

jawab untuk:

a) Preparation of the working draft and

Penyusunan rancangan kegiatan dan consequent drafts of documents;

a)

dokumen draf konsekuen; b)

Preparation of agenda (or a part of the

Penyusunan agenda (atau bagian dari agenda) of the Standardisation

b)

agenda) Komite Standardisasi dan Committee and Task Forces;

satuan tugas;

c) Records keeping.

c)

Menjaga arsip.

4.5 Standardisation Committee

4.5 Komite Standardisasi

4.5.1. A Standardisation Committee shall be

4.5.1. Suatu

Komite Standardisasi

established and dissolved by the Board of ditetapkan dan dibubarkan oleh Badan Directors. The Standardisation Committee Pengurus.

Standardisasi harus shall report to the Board of Directors.

Komite

melapor kepada Badan Pengurus.

Komite Standardisasi composition

4.5.2. The Standardisation

balanced memberikan representasi yang seimbang

representation of stakeholders with the aim of untuk stakeholder dengan tujuan membangun building consensus amongst participating konsensus di antara stakeholder yang representation of stakeholders with the aim of untuk stakeholder dengan tujuan membangun building consensus amongst participating konsensus di antara stakeholder yang

The dibiarkan mendominasi atau didominasi dalam standardisation

nor to

be dominated.

committee

shall

include proses. Komite Standardisasi harus terdiri dari

stakeholders with expertise relevant to the para stakeholder dengan bidang keahlian yang subject matter of the standard, those that are relevan dengan materi standar, mereka yang materially affected by the standard, and those secara materi dipengaruhi oleh standar, dan that can influence the implementation of the mereka yang dapat mempengaruhi penerapan standard. The materially affected stakeholders standar. Stakeholder yang secara materi shall represent a meaningful segment of the terpengaruh harus mewakili pelaku dari suatu participants. The Standardisation Committee segmen yang berarti. Komite Standardisasi shall represent the following stakeholder harus mewakili kategori stakeholder dan harus categories

and shall

have

sufficient memiliki perwakilan geografis yang memadai

geographical representation relevant to the terkait dengan ruang lingkup standar yang scope of the developed/revised standard:

dikembangkan/direvisi :

a) Business and industry relating to forest

a) Bisnis dan industri yang berkaitan dengan based products;

hasil berbasis hutan;

b) Women, children and youth;

b) Perempuan, Anak-anak dan kaum muda

c) Forest owners / managers;

c) Pemilik / manajer hutan;

d) Indigenous people and local populations;

d) Masyarakat adat dan masyarakat setempat;

e) Non-governmental organisation, in particular environmental organisations;

e) Organisasi Non-Pemerintah, khususnya organisasi lingkungan;

f) Scientific and technological community;

f) Masyarakat ilmiah dan teknologi

g) Workers and trade unions;

g) Pekerja dan serikat buruh;

h) Governmental authorities, including national, regional and local authorities.

h) Pemerintah berwenang, termasuk otoritas nasional, regional dan lokal.

Note:

Catatan:

The stakeholders categories defined in chapter 4.5.2 are Kategori stakeholder didefinisikan dalam bab 4.5.2 consistent with the nine major groups relevant to the

konsisten dengan sembilan kelompok utama yang sustainable forest management that have been defined

relevan dengan pengelolaan hutan lestari yang sudah by Agenda 21 of the United Nations Conference on

ditetapkan dalam Agenda 21 dari Konferensi PBB tentang Environment and Development (UNCED) in Rio de

Lingkungan dan Pembangunan (UNCED) di Rio de Janeiro in 1992: (i) business and industry, (ii) children and

Janeiro pada tahun 1992: (i) bisnis dan industri, (ii) anak youth, (iii) forest owners, (iv) indigenous people, (v) local

dan remaja, (iii) pemilik hutan, (iv) masyarakat adat, (v) authorities, (vi) NGOs, (vii) scientific and technological

pemerintah daerah, (vi) LSM, (vii) komunitas ilmiah dan community, (viii) women, and (ix) workers and trade

teknologi, (viii) perempuan, dan (ix ) pekerja dan serikat unions.

pekerja.

4.5.3. A Secretariat representative and the

4.5.3. Seorang

wakil

Sekretariat dan

project leader shall participate in the koordinator kegiatan harus berpartisipasi Standardisation Committee work without rights dalam pekerjaan Komite Standardisasi tanpa in the decision making.

hak dalam pengambilan keputusan.

4.5.4. The membership

dalam Komite

Standardisation Committee shall be renewed Standardisasi wajib diperbaharui setiap lima every five years. The development of a new tahun. Pengembangan standar baru atau revisi standard or revision of already existing standar yang telah ada harus selalu terhubung standards shall always be connected with the dengan pembaruan dari anggota Komite renewal of the Standardisation Committee Standardisasi. membership.

4.5.5. The Standardisation Committee elects

4.5.5. Komite Standardisasi memilih seorang

a Chair amongst its members. Ketua di antara anggotanya.

4.5.6. The Standardisation

Committee

4.5.6. Komite Standardisasi memutuskan

decides by a simple majority of members dengan mayoritas dari anggota yang hadir decides by a simple majority of members dengan mayoritas dari anggota yang hadir

sebuah draf consultation and recommendation on the pertanyaan/penyelidikan

pengajuan

konsultasi formal approval of the Final draft.

untuk

publik dan rekomendasi atas persetujuan formal dari draf akhir.

4.5.7. Komite Standardisasi memutuskan decides by a positive vote of 70 % of all dengan suara positif 70% dari semua anggota members of the Standardisation Committee Komite Standardisasi, sementara suara negatif while any negative vote shall be resolved by harus diselesaikan dengan prosedur yang procedures described in chapter 5.4.2.3.

4.5.7. The Standardisation

Committee

dijelaskan dalam bab 5.4.2.3.

4.6 Task Force

4.6 Satuan Tugas

Standardisasi dapat establish Task Forces for specific tasks. A membentuk Satuan Tugas untuk tugas-tugas Task Force shall report to the Standardisation tertentu. Sebuah Satuan Tugas wajib melapor Committee.

4.6.1. The Standardization Committee may

4.6.1. Komite

kepada Komite Standardisasi.

4.6.2. Sebuah Satuan Tugas akan terdiri dari restricted number of experts individually para ahli dalam jumlah yang dibatasi yang appointed by the Standardisation Committee ditunjuk oleh Komite Standardisasi, dicalonkan nominated by members of the Standardisation oleh anggota Komite Standardisasi atau Committee or the Secretariat. The Project Sekretariat.

4.6.2. A Task Force shall comprise a

kegiatan akan Leader shall be a member of the Task Force.

Koordinator

menjadi anggota Satuan Tugas.

5 Standard setting process

5 Proses Penyusunan Standar

5.1 The approach

5.1 Pendekatan

teknisIFCC akan shall be developed on the basis of an approach dikembangkan berdasarkan pendekatan yang defined in tables 1, 2 and 3.

5.1.1. The IFCC Technical Documentation

5.1.1. Dokumen

didefinisikan dalam tabel 1, 2 dan 3.

Table 1: Stages and the associated documents Tabel 1: Tahapan dandokumen-dokumen yang for each stage

terkait pada setiap tahapan

Stages

Associated Documents

Tahapan

Dokumen yang Bersangkutan

Proposal stage Project proposal

PP

Tahap Rancangan

Preparatory stage Working draft

WD

WD Committee stage

Tahap Persiapan

Draf Kerja

CD

Committee draft

CD Approval stage

Enquiry stage Enquiry draft

ED Tahap Komite

Draf komite

draf pertanyaan ED Publication stage

Final draft

FD Tahap Pertanyaan

FD

IFCC Standard 1)

IFCC ST 1)

Tahap Persetujuan

draf akhir

Standar IFCC 1) IFCC ST 1)

Tahap Publikasi

Note 1) : The structure and identification of the PEFC technical Catatan 1) : Struktur dan identifikasi dari dokumen teknis PEFC documentation is included in Annex 1.

terlihat dalam Lampiran 1.

Table 2: Development process stages and Tabel 2: Tahap proses pengembangan dan associated responsibilities

penanggung jawab terkait

Project stages

Responsibility

Tahapan

Penanggung Jawab

Proposal Project development

Project approval

Board of

Rancangan

Badan Pengurus Stakeholders mapping

Directors (BoD)

kegiatan

Penyetujuan

Pemetaan Stakeholder Sekretariat Public announcement

Secretariat

Pengumuman Publik Sekretariat Invitation to PEFC

Secretariat

Secretariat

Undangan kepada

Preparatory members and interested stakeholders

anggota PEFC dan

Committee Badan Pengurus establishment

BoD

Pendirian Komite

standardisasi Pengembangan draf

Development of a

Koordinator kegiatan working draft

Project Leader Standardisation

kerja

Komite Standardis

Standardisasi (KS)/ ation

Consideration of

Koordinator kegiatan

(SC)/ Project

Committee

KS/ Koordinator stage

kegiatan Consensus building

consensus

SC/ Project Leader

Konsultasi Anggota Sekretariat/ KS/ Koordinator kegiatan

Members consultation

Secretariat /SC/ Project Leader

Sekretariat/ KS/ Enquiry

Tahap Pertanyaan

Koordinator kegiatan stage

Konsultasi Publik

Public consultation

Secretariat /SC/ Project Leader

Uji Coba

Sekretariat/ KS/ Koordinator kegiatan

Pilot testing

Secretariat /SC/ Project Leader

Koordinator kegiatan Development report

Laporan Perkembangan

Project Leader

Approval Board of Directors

Tahap

Persetujuan Badan Pengurus

Badan Pengurus

stage approval

BoD

persetujuan

Persetujuan Rapat

Badan Pengurus/

Rapat Umum General Assembly

Umum Anggota

Anggota (RUA) approval

BoD / General

Sekretariat Publication stage

Assembly

Tahap Publikasi

Secretariat

Table 3: IFCC technical documentation and associated development stages 1 / Dokumen teknis IFCC dan tahapan pengembangan 1

Project stages/ Tahapan kegiatan

IFCC Standard IFCC

IFCC Procedural

/ Standar IFCC Guidance/

documents/

Pedoman

Dokumen IFCC Prosedur IFCC

Proposal stage Project development/Pengembangan Rancangan kegiatan

/ Tahap Rancangan

Project approval/ Penyetujuan kegiatan

Rancangan kegiatan

Stakeholders mapping/ Pemetaan Stakeholder

Public announcement / Pengumuman Publik

Invitation to PEFC members and Preparatory

interested stakeholders/ Undangan stage/ Tahap

kepada anggota PEFC dan

Persiapan stakeholder Standardisation Committee

establishment/ Pendirian Komite

standardisasi Development of a working draft/

x Standardisation

Pengembangan draf kerja

Consideration of comments/ Committee

Pertimbangan komentar

stage/ Tahap Komite

Consensus building/ Membangun

Standardisasi Konsensus Members consultation/ Konsultasi

x Enquiry stage/

Anggota

Tahap Pertanyaan

Public consultation/ Konsultasi Publik

Pilot testing/ Uji Coba

Development report/ Laporan Perkembangan

x Approval stage/

Board of Directors approval/ Tahap Persetujuan Badan Pengurus

x Persetujuan General Assembly approval/ Persetujuan Rapat Umum Anggota

x 2 Publication stage/ Tahap Publikasi

Note 1:Table 3 contains the minimum required stages, but Keterangan 1:Tabel 3 berisi tahap persyaratan minimum, additional stages can be added as appropriate.

namun diperbolehkan adanya penambahan tahapan bila diperlukan.

Note 2:The General Assembly approves the IFCC standards based on recommendation of the Board of

Keterangan 2: RUA menyetujui standard IFCC Directors.

berdasarkan rekomendasi dari Badan Pengurus

5.2 Proposal stage

5.2 Tahap Rancangan Kegiatan

5.2.1. The Secretariat shall, based on a

5.2.1. Sekretariat

wajib membuat

request from the IFCC members, the rancangan kegiatan untuk penyusunan Standardisation Committee or as the standar

berdasarkan

permintaan dari

Secretariat’s own initiative, a project proposal anggota IFCC, Komite Standardisasi atau for the standard setting. The project proposal atas inisiatif Sekretariat. Rancangan

shall be approved by the Board of Directors.

kegiatan

harus disetujui oleh Badan

Pengurus.

5.2.2. The project proposal shall cover the following issues:

5.2.2. Rancangan kegiatan meliputi isu-isu

berikut:

a) Tujuan dan ruang lingkup penyusunan setting (development of a new document

a) Objectives and scope of the standard

standar (pengembangan dokumen baru or a new part or revision of an existing

atau bagian baru atau revisi dari document);

dokumen yang sudah ada);

b) Proposal for a project leader;

b) Rancangan kegiatan untuk koordinator kegiatan;

c) Penjelasan tahap-tahap penyusunan stages and expected timetable;

c) Description of the standard setting

standar dan jadwal yang diharapkan;

d) Sumberdaya yang dibutuhkan untuk setting and their sources.

d) Resources required for the standard

penyusunan standar dan sumbernya.

5.3 Preparatory stage

5.3 Tahap persiapan

5.3.1 Public announcement

5.3.1 Pengumuman Publik

5.3.1.1. The Secretariat shall make a public

5.3.1.1. Sekretariat

wajib membuat

announcement of the start of the standard pengumuman publik dari awal proses setting process in a timely manner on its penyusunan standar, pada waktu yang tepat website and in suitable media as appropriate di website dan media yang cocok dan sesuai to afford stakeholders an opportunity for agar dapat memberikan kesempatan bagi meaningful participation. The announcement stakeholder

berpartisipasi. shall include:

untuk

Pengumuman ini meliputi:

a) The project proposal (see 5.2.1);

a) Rancangan kegiatan (lihat 5.2.1);

b) Information about opportunities for

b) Informasi tentang peluang bagi para stakeholders to participate in the

stakeholder untuk berpartisipasi dalam process;

proses;

c) An invitation to comment on the scope

c) Undangan untuk mengomentari lingkup and the standard-setting process; and

dan proses penyusunan standar, dan d)

Reference to publicly available

d) Referensi kepada publik untuk prosedur standard-setting procedures.

penyusunan standar.

5.3.2 Pendirian Komite Standardisasi Standardisation Committee

5.3.2 Establishment of the

The procedures for the establishment of the Prosedur untuk pembentukan Komite Standardisation Committee applies to:

Standardisasi berlaku untuk: a)

First time establishment of the

a) Pertama kalinya pembentukan Komite Standardisation Committee,

Standardisasi,

b) Periodic renewal of the Standardisation

b) Pembaharuan berkala Komite Committee;

Standardisasi; Standardisasi;

c) Pembaharuan Komite Standardisasi connected with the development of a

terhubung dengan pengembangan new standard or revision of already

standar baru atau revisi standar yang existing standards;

telah ada;

d) Appointment of new members.

e) Pengangkatan anggota baru.

5.3.2.1. The Secretariat shall carry out a

5.3.2.1. Sekretariat harus melaksanakan

stakeholder mapping with the aim of pemetaan stakeholder dengan tujuan untuk identification of stakeholders relevant to the mengidentifikasi stakeholder yang relevan standard setting, their needs as well as dengan penyusunan standar, kebutuhan constraints of their participation.

serta kendala partisipasi mereka.

5.3.2.2. The stakeholder mapping shall

5.3.2.2. Pemetaan

stakeholder harus

identify disadvantaged and key stakeholders mengidentifikasi stakeholder kunci dan and actions addressing the constraints of stakeholder yang kurang beruntung serta their participation.

tindakan mengatasi kendala partisipasi mereka.

Note: The constraints relating to the standard setting Catatan: kendala yang berkaitan dengan pengaturan may include language barriers, resources limitations,

hambatan bahasa, transportation, etc.

keterbatasan sumber daya, transportasi, dll

wajib membuat invitation of stakeholders to nominate their undangan

5.3.2.3. The Secretariat shall make a public

5.3.2.3. Sekretariat

kepada

stakeholder untuk

representative(s) to the Standardisation mencalonkan wakil mereka dalam Komite Committee in timely manner on its website Standardisasi secara tepat waktu di website and in a suitable media. The invitation to dan di media yang cocok. Undangan kepada disadvantaged and key stakeholders shall be stakeholder kunci dan stakeholder kurang made in a manner that ensures that the beruntung harus dilakukan dengan cara yang information reaches intended recipients and memastikan bahwa informasi mencapai in a format that is understandable to them.

penerima yang dimaksud dan dalam format yang dapat dimengerti.

5.3.2.4. The invitation should be made as a

5.3.2.4. Undangan harus dibuat sebagai

part of the public announcement of the start bagian dari pengumuman awal proses of the standard setting process (see chapter penyusunan standar (lihat bab 5.3.1) dalam

5.3.1) in case of the development of a new hal pengembangan suatu standar baru atau standard or revision of existing standard(s).

revisi standar yang ada.

5.3.2.5. The Board of Directors shall decide on the acceptance of the nominations for

5.3.2.5. Badan Pengurus wajib menentukan membership

Standardisation penerimaan nominasi untuk keanggotaan Committee following chapter 4.5.2.

of

the

Komite Standardisasi mengikuti bab 4.5.2.

5.3.3 Working draft

5.3.3 Draf Kerja

kegiatan akan working draft of the relevant document which mempersiapkan

5.3.3.1. The Project Leader shall prepare a

5.3.3.1. Koordinator

rancangan kerja dari

will be supplied to the Standardisation dokumen yang relevan yang akan diberikan Committee.

kepada Komite Standardisasi.

5.4 Standardisation Committee stage

5.4 Tahap Komite Standarisasi

5.4.1 Consideration of comments

5.4.1 Pertimbangan Komentar

5.4.1.1. The Standardisation

Committee

5.4.1.1. Tahap Komite Standardisasi akan

stage shall be the principal stage at which menjadi panggung utama di mana komentar comments from interested stakeholders are dari stakeholder dipertimbangkan, dengan stage shall be the principal stage at which menjadi panggung utama di mana komentar comments from interested stakeholders are dari stakeholder dipertimbangkan, dengan

5.4.1.2. The Standardisation

Committee

5.4.1.2. Draf Komite Standardisasi harus

drafts shall be available to all members of the tersedia bagi semua anggota Komite Standardisation Committee in advance of its Standardisasi sebelum rapat. meetings.

5.4.1.3. Komentar seluruh anggota Komite

5.4.1.3. All comments of the Standardisation Committee members submitted in between Standardisasi disampaikan secara tertulis

dalam pertemuan, dan sebaiknya dengan the meetings shall be provided in written,

preferably using the form in Annex 2. menggunakan formulir dalam Lampiran 2.

5.4.1.4. Komentar dan pandangan yang any

5.4.1.4. Comments and views presented by

member of

the

Standardisation diberikan oleh anggota Komite Standardisasi

Committee shall be considered in an open harus dipertimbangkan dengan cara yang and transparent way and their resolution and terbuka dan transparan serta resolusi, dan proposed changes to the Standardisation perubahan yang diajukan oleh mereka atas Committee drafts shall be recorded.

draf

Komite

Standardisasi harus

direkam/diarsipkan.

5.4.2 Consensus building

5.4.2 Membangun Konsensus

5.4.2.1. Keputusan Komite Standardisasi Committee to circulate the Standardisation untuk

5.4.2.1. The decision of the Standardisation

mengedarkan

draf Komite

Committee draft as an Enquiry draft (see 5.5) Standardisasi sebagai draf pertanyaan (lihat or to recommend a Final draft for formal

5.5) atau merekomendasikan draf final untuk

approval (see 5.6) shall be taken on the basis persetujuan formal (lihat 5.6) harus diambil of the consensus principle and in compliance atas dasar prinsip konsensus dan sesuai with chapter 4.5.5.

dengan bab 4.5.5.

5.4.2.2. In order to reach consensus the

5.4.2.2. Untuk mencapai konsensus, Komite

Standardisation Committee can utilise the Standardisasi dapat memanfaatkan proses following alternative processes to establish alternatif berikut untuk menentukan apakah whether there is opposition to the Enquiry ada penentangan terhadap draf pertanyaan draft or to the Final draft:

atau pada draf Final:

a)

a) Pertemuan konferensi secara tatap meeting, or combinations of thereof,

A face-to face or telephone conference

muka atau telepon, atau kombinasinya, where there is a verbal yes/no vote;

dimana ada pengambilan suara ya /tidak;

b)

b) Pertemuan tatap muka di mana ada show of hands for a yes/no vote;

A face-to face meeting where there is a

interupsi untuk ya / tidak; c)

c) Pertemuan tatap muka dimana “secret ballot” of members on a yes/no

A face-to face meeting where there is a

diadakan pemungutan suara secara vote;

rahasia dalam pengambilan suara ya/tidak;

d)

d) Pernyataan tentang konsensus dari Chair at a face-to face meeting where

A statement on consensus from the

Ketua pada pertemuan tatap muka di there are no dissenting voices or hands

mana tidak ada suara yang berbeda; (votes);

e) An e-mail meeting where a request for

e) E-mail di mana permintaan untuk agreement is provided to members and

sebuah persetujuan disediakan untuk the members providing a written

anggota, dan anggota memberikan response (a proxy for a vote); or

tanggapan tertulis, atau tanggapan tertulis, atau

f) Proses pemungutan suara secara are collated for the collective

A formal balloting process where votes

formal dimana suara dikumpulkan untuk consensus decision.

keputusan konsensus yang kolektif.

5.4.2.3. In any case of a negative vote which

5.4.2.3. Dalam setiap kasus suara negatif

represents sustained opposition of any yang merupakan perlawanan berkelanjutan important part of the concerned interests to a dari bagian penting sebuah isu substantif, substantive issue, the issue shall be resolved masalah ini harus diselesaikan dengan using the following mechanism:

mekanisme berikut:

a) Discussion and negotiation on the

a) Diskusi dan negosiasi pada isu yang disputed issue within the

disengketakan dalam Komite Standardisation Committee in order to

Standardisasi untuk menemukan find a compromise;

kompromi;

b) Direct negotiation between the

b) Negosiasi langsung antara stakeholder(s) submitting the objection

stakeholderyang mengajukan keberatan and stakeholders with different view on

dan stakeholder dengan pandangan the disputed issue in order to find a

berbeda pada masalah yang compromise;

diselisihkan untuk menemukan kompromi;

c) Dispute resolution process.

c) Proses penyelesaian masalah Note 2:The dispute resolution process shall be

Catatan 2: Proses penyelesaian perselisihan akan governed by IFCC PD 1002

diatur oleh IFCC PD 1002

5.5 Enquiry stage

5.5 Tahap Pertanyaan

5.5.1 IFCC members consultation

5.5.1 Konsultasi anggota IFCC

5.5.1.1. Rancangan Enquiry akan diedarkan to the IFCC members for a 4 week kepada

5.5.1.1. The Enquiry draft shall be circulated

IFCC untuk jangka consultation period.

anggota

konsultasi 4 minggu.

5.5.1.2. Saat konsultasi anggota IFCC dan public

5.5.1.2. Where both IFCC members and

the konsultasi

publik

diperlukan, periode

consultation period and methods defined for konsultasi dan metode yang ditetapkan untuk the public consultation (5.5.2) shall also apply konsultasi publik (5.5.2) berlaku juga untuk to the members’ consultation.

konsultasi anggota.

5.5.1.3. Received comments and views shall

5.5.1.3. Menerima komentar dan pandangan

be considered in an open and transparent harus dipertimbangkan dengan cara yang way and these comments as well as changes terbuka dan transparan, dan komentar- resulting from the IFCC consultation shall be komentar serta perubahan yang dihasilkan communicated in a timely manner to the dari konsultasi IFCC harus disampaikan IFCC

E-mail secara tepat waktu kepada anggota IFCC communication or other appropriate means.

members

through

melalui e-mail atau cara lain yang sesuai. Note:Annex 2 provides basis for submitting comments.

Catatan:Lampiran 2 menjelaskan dasar untuk mengirimkan komentar.

5.5.2 Public consultation

5.5.2 Konsultasi Publik

5.5.2.1. Rancangan Enquiry harus tersedia available through the IFCC website and upon melalui

5.5.2.1. The Enquiry draft shall be made

website

IFCC dan atas

request by other appropriate means to permintaan,untuk stakeholder dan publik interested stakeholders and the public for a dibuat konsultasi publik selama 60 hari.

60 day public consultation.

5.5.2.2. The invitation

5.5.2.2. Undangan untuk konsultasi publik,

consultation, including its start and end, shall termasuk awal dan akhir harus dilakukan

be made in timely matter through its dengan tepat waktu melalui pengumuman di announcement on the IFCC website, by E- website IFCC, e-mail dan media yang cocok. mail distribution and in suitable media.

Note: Results of the stakeholders mapping provides Catatan: Hasil pemetaan stakeholder menyediakan useful basis for the E-mail distribution

dasar yang berguna untuk distribusi e-mail

5.5.2.3. The invitation of disadvantaged and

5.5.2.3. Undangan untuk stakeholder yang

key stakeholders shall be made by means kurang beruntung dan stakeholder kunci that ensure that the information reaches its akan

dilakukan

dengan cara yang

recipient and is understandable. The memastikan bahwa informasi mencapai Secretariat should provide disadvantaged penerima dan dapat dimengerti. Sekretariat and key stakeholders with necessary harus memberikan stakeholder yang kurang assistance addressing their constraints for beruntung dan stakeholder kunci dengan participation in the public consultation.

bantuan yang diperlukan untuk mengatasi kendala mereka untuk berpartisipasi dalam konsultasi publik.

5.5.2.4. The public consultation shall be

5.5.2.4. Konsultasi publik harus didukung

supported and promoted by actions and dan dipromosikan oleh tindakan dan keiatan events aimed at introducing the Enquiry draft yang bertujuan untuk memperkenalkan draf and

of pertanyaan dan mendorong pengajuan comments.

Note:Seminars, conferences, web based seminars, Catatan: Seminar, konferensi, seminar berbasis web, meetings or articles in suitable media are considered

pertemuan atau artikel di media yang cocok dianggap as appropriate actions supporting the public

sebagai tindakan yang tepat mendukung konsultasi consultation.

publik.

5.5.2.5. The received comments and views

5.5.2.5. Komentar dan pandangan yang

shall be considered by the standardisation diterima harus dipertimbangkan oleh Komite committee in an open and transparent way Standardisasi dengan cara yang terbuka dan and these comments as well as results of transparan, dan komentar-komentar serta their consideration shall be made publicly hasil pertimbangan mereka harus dibuat available in a timely manner through the tersedia untuk umum secara tepat waktu IFCC website or upon request.

melalui website IFCC atau atas permintaan. Note: Annex 2 provides basis for submitting and

2 memberikan dasar untuk consideration of received comments.

Catatan:Lampiran

mengirimkan dan pertimbangan komentar yang diterima.

5.5.3 Pilot testing

5.5.3 Uji Coba

5.5.3.1. The enquiry draft of a new standard

5.5.3.1. Draf pertanyaan untuk standar baru akan

shall be tested through a pilot project and the diuji melalui proyek percontohan dan hasil results of the pilot testing shall be considered pengujian akan dipertimbangkan oleh Komite by the Standardisation Committee.

standardisasi.

Note: Pilot testing is not required in case of revision Catatan: Uji Coba tidak diperlukan dalam kasus dimana of a standard where experience from its usage can

revisi sebuah standar yang berdasarkan pengalaman substitute for pilot testing.

penggunaannya dapat menggantikan uji coba.

5.6 Approval stage

5.6 Tahap Persetujuan

5.6.1 Standard setting report

5.6.1 Laporan Penyusunan Standar

5.6.1.1. The Final draft shall be presented for

5.6.1.1. Rancangan akhir diajukan untuk

the formal approval stage together with a tahap persetujuan formal bersama-sama development report which provides the dengan

perkembangan yang menyediakan bukti-bukti berikut ini pada

laporan laporan

process proses pemenuhan prosedur dokumen- compliance with this document’s procedures: dokumen ini:

on

the

a) Timetable of the development process;

a)

Jadwal proses pengembangan standar;

b) Information on the announcement of

Informasi tentang pengumuman the start of the development process

b)

awal dari proses pengembangan and invitation to stakeholders

standar dan undangan kepada supported by a list of invited and

stakeholders didukung oleh daftar participating interested stakeholders

stakeholder yang diundang dan and/or IFCC members;

berpartisipasi dan / atau anggota IFCC;

c) Information on public and/or IFCC

Informasi tentang konsultasi publik members consultation(s) and summary

c)

dan/atau anggota IFCC dan of comments and views, and result of

ringkasan komentar dan their consideration;

pandangan, dan hasil dari pertimbangan mereka;

d) Evidence on the consensus, including a

Bukti-bukti konsensus, termasuk summary of presented oppositions and

d)

ringkasan oposisi/perlawanan yang their resolution.

ada dan resolusi mereka.

5.6.1.2. Laporan penyusunan standar harus made publicly available at the IFCC website. dipublikasikan pada website IFCC

5.6.1.2. The standard setting report shall be

5.6.2 Persetujuan resmi oleh Badan Directors

5.6.2 Formal approval by the Board of

Pengurus

5.6.2.1. The formal approval of the Final draft

5.6.2.1. Persetujuan formal draf final oleh

by the Board of Directors shall be governed Badan Pengurus diatur oleh Akta/AD/ART by the IFCC Statutes based on the evidence IFCC berdasarkan bukti konsensus yang of

the dicapai oleh Komite Standardisasi. Standardisation Committee.

5.6.2.2. Where the Final draft has not

5.6.2.2. Apabila draf final belum menerima

received a sufficient number of votes to be jumlah suara yang diperlukan untuk secara formally approved, the Board of Directors resmi disetujui, Badan Pengurus dapat shall decide to:

memutuskan untuk:

a) Return the document to the Preparatory

Mengembalikan dokumen ke tahap or Working Group stage; or

a)

Persiapan atau tahap kelompok kerja; atau

b) Cancel the project.

Membatalkan kegiatan. Note:The documents within the IFCC documentation

b)

Catatan:Dokumen-dokumen dalam struktur structure which are formally approved by the

dokumentasi IFCC yang secara resmi Board of Directors are indicated in Annex 1. See

disetujui oleh Badan Pengurus ditunjukkan also Table 3.

dalam Lampiran 1. Lihat juga Tabel 3.

5.6.3 Persetujuan Resmi oleh Rapat Assembly

5.6.3 Formal approval by the General

Umum Anggota (RUA)

5.6.3.1. The Final draft shall be submitted to

5.6.3.1. Rancangan akhir diajukan dalam