ALIH TEKNOLOGI PRE TEST POST TEST

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

“(Tema: 8 Pengabdian Kepada Masyarakat)”

PENERAPAN IPTEKS TANAMAN MAWAR BAGI MASYARAKAT
DESA BANTERAN KECAMATAN SUMBANG
Oleh
Elly Proklamasiningsih1*, Iman Budisantoso, MP1, Kamsinah, MP1,
Murni Dwiati, 1, Ardhini Rin Maharning1
1
Dosen Fakultas Biologi Unsoed; Jl. Suparno Karangwangkal Purwokerto
*
e-mail: elly.proklamasi@gmail.com
ABSTRAK
Sentra mawar di Banyumas adalah Desa Banteran Kecamatan Sumbang, namun kondisi
produksi bunga mawar sekarang sangat menurun, bahkan luasan perkebunan sangat berkurang,
sampai saat ini pemilik perkebunan mawar tinggal 6 orang dengan luas lahan seluruhnya 872 m 2.

Menurunnya produktivitas bunga mawar disebabkan karena kurangnya pemeliharaan. Upaya yang
perlu dilakukan adalah pendampingan yang intensif dalam teknik budidaya tanaman untuk
mendapatkan bibit berkualitas, sehingga produksi meningkat. Kegiatan PKM (Pengabdian Kepada
Masyarakat) ini yang bekerja sama dengan PKH (Program Keluarga Harapan) Desa Banteran.
Hasil kegiatan PKM menunjukkan bahwa kegiatan PKM telah menambah ilmu pengetahuan dan
ketrampilan cara budidaya tanaman Mawar. Peserta juga mempunyai keinginan untuk budidaya
mawar apabila diberikan bimbingan dalam hal penanganan pasca panen.
Kata kunci : mawar; PKH; Desa Banteran; Kecamatan Sumbang.

ABSTRACT
The center of roses in Banyumas is Banteran Village, Kecamatan Sumbang. However, the
condition of the production of roses was greatly reduced, even the extent of plantations was greatly
reduced, recently the owner of rose plantation lived 6 people with a total land area of 872 m 2. The
reduced productivity of roses was due to lack of maintenance. Efforts that need to be done
intensive assistance in cultivation techniques to get quality seeds, so that the production increases.
PKM activity was in collaboration with PKH (Program Keluarga Harapan) in Banteran Village.
The results of PKM activities show that PKM activities have added knowledge and skills to the
cultivation of Rose plants. Participants also have a desire to cultivate roses if given guidance in
terms of post-harvest handling.
Keywords: roses; PKH; Banteran Village; Kecamatan Sumbang.


PENDAHULUAN
Mawar sebagai bunga potongmempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dalam
kegiatan perdagangan dan memberikan peringkat pertama yang terjual setiap harinya (Effendie,
1994). Bunga mawar dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok bunga potong atau pot,
dimanfaatkan sebagai bunga hias atau dimanfaatkan sebagai bunga pot, bunga tabur, dimanfaatkan
sebagai bunga tabur untuk makam. Mawar potong dipanen masih dalam bentuk bunga yang

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

mempunyai tangkai sehingga akan mengutamakan keindahakan bunga. Sedangkan mawar tabur
biasanya dipanen tidak sebagai bunga mawar utuh namun antara kelopak dan mahkota bunga sudah
di lepas dari tangkai dasar bunga (Anonim, 2016). Permintan terhadap bunga mawar potong
meningkat terutama menjelang hari- haribesarseperti Idul Fitri maupun pesta pernikahan,
sedangkan bunga mawar tabur permintaan terjadi setiap hari Kamis sore atau hari Jum’at yang
digunakan sebagai bunga tabur pada kuburan/makam.

Guna meningkatan kualitas dan kwantitas bunga mawar yang sesuai dengan permintaan
konsumen maka perlu upayaperbaikan teknologi budidaya tanaman mawar.Beberapa teknologi
yang telah banyak dilaporkan antara lain: pengaturan jarak tanam, pemberian ZPT (zat pengatur
tumbuh)triakontanol, penggunaan benomil untuk pengendalian penyakit, penggunaan pupuk
organik dari kotoran sapi (Wuryaningsihetal., 1995; Wuryaningsihdan Kusumo, 1997; Djadnika
dan Nuryani, 1993; Sanjaya et.al., 1994). Penggunaan pupuk organikbokasi dengan dosis7,5– 10,5
ton/ha dapat meningkatkan produksi bunga sebesar17-50% (Purbiatietal., 2000).
Pemupukan pada tanaman perlu dilakukan karena melalui pemupukan akan meningkat
ketersediaan hara pada media. Pemupukan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pupuk
organik (Wuryaningsihetal., 1995). Kebutuhan hara pada awal pertumbuhan tanaman, unsur
nitrogen lebih besar selanjutnnya pada akhir pertumbuhan vegetatif, tanaman menjelang berbunga
kebutuhan hara pospor lebih di tingkatkan (Djadnika dan Nuryani, 1993). Untuk memacu atau
meningkatkan jumlah kuntum bunga dapat dilakukan dengan pemberian zat pengatur tumbuh
tanaman (ZPT). Zpt yang digunakan biasanya Giberelin, paklobutrazol.
Desa Banteran merupakan salah satu desa di Kab. Banyumas yang menerima bantuan dari
Kementerian Sosial bagi rumah tangga sangat miskin berupa Program PKH (Program Keluarga
Harapan). PKH merupakan program dibawah Kementerian Sosial yang merupakan program
perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin
(RTSM) dan bagi anggota keluarga RTS diwajibkan melaksanakan persyaratan dan ketentuan yang
telah ditetapkan. Program ini, dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban RTSM dan dalam

jangka panjang diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga
generasi berikutnya dapat keluar dari perangkap kemiskinan. Pelaksanaan PKH juga mendukung
upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium. Lima Komponen Tujuan MDG’s yang akan
terbantu oleh PKH yaitu: Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan; Pendidikan Dasar;
Kesetaraan Gender; Pengurangan angka kematian bayi dan balita; dan Pengurangan kematian ibu
melahirkan Diharapkan dalam jangka panjang PKH dapat memutus rantai kemiskinan antar
generasi. Guna meningkatkan pendidikan keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan
usaha keluarga sehingga kegiatan PKH akan lebih berhasil maka anggota PKH perlu dilakukan
pelatihan tentang proses aklimatisasi dan perawatan seedling anggrek bulan. Masyarakat Desa

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

Banteran Kecamatan Sumbang merupakan salah satu masyarakat penyangga kawasan wisata
Baturraden, yang mempunyai PKH dengan jumlah anggota 400 KK.
Melalui kegiatan PPM Ipteks yang bekerjasama dengan PKH Desa Banteran diharapkan
terjadi peningkatan budidaya tanaman mawar sehingga produksi bunga mawar meningkat, bahkan

di Desa Banteran bukan hanya dikenal dengan produksi mawar tabur namun dikenal dengan mawar
pot atau mawar potong.

METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pemberian materi secara
teoritis dan praktek. Materi yang diberikan meliputi pemilihan bahan setek, pemberian zpt untuk
memacu perakaran setek, pembuatan media tanam, penanaman bibit pada polibag, penanaman bibit
di lahan. Sedangkan praktek yaitu setek, pembuatan media tanam, pemupukan dan penyemprotan
zpt, hama dan penyakit.
Guna mewujudkan kegiatan ini maka dilakukan pendekatan melalui transfer ilmu
pengetahuan dan alih teknologi budidaya tanaman mawar

METODE PELAKSANAAN

TRANSFER ILMU PENGETAHUAN

POST TEST

PRE TEST


PELATIHAN

1. Syarat setek batang tanaman mawar.
2. Penggunaan ZPT untuk perakaran
setek dan pembungaan tanaman.
3. Media tanam untuk pembibitan,
penanaman bibit di lahan.
4. Perawatan, pemberian insektisida,
fungisida dan bakterisida

HASIL DAN PEMBAHASAN

ALIH TEKNOLOGI

1. Cara penyetekan batang tanaman
mawar
2. Cara pembuatan media
3. Cara penanaman dan perawatan
4. Teknik penanaman


Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa pengetahuan peserta tentang manfaat mawar
sangat kurang. Manfaat mawar yang mereka ketahui hanyalah sebagai bunga tabur di pekuburan.
Oleh karena itu, beberapa pengetahuan yang ditransfer adalah:pembuatan bibit dari setek, budidaya
di lahan dan manfaat bunga setelah panen. Mawar merupakan sumber antioksidan dan mengandung
vitamin E, D, C, B3 dan A serta asam sitrat. Kuntum bunga mawar dapat dapat dimanfaatkan
sebagai minuman yang menyegarkan atau sebagai penyegar kulit. Sebagai minuman dapat dibuat
sirup atau teh bunga mawar.
Kegiatan-kegiatan Program Penerapan IPTEK yang telah dilaksanakan adalah:
1. Menentukan pertanaman yang akan dijadikan sebagai bibit setek (Gambar 2) yaitu kebun
milik salah satu peserta kegiatan ini.
2. Pembuatan media setek untuk petak percobaan (Gambar 3) dan pembuatan setek batang
(gambar 4)
3. Pembibitan setek sebagai petak percobaan (Gambar 5)
Kendalayang dihadapi dalam kegiatan ini adalah mendapatkan air, karena musim kemarau


Gambar 2. Kebun yang akan dijadikan sebagai sumber setek

Gambar 3. Persiapan media tanam

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

Gambar 4. Pembuatan setek batang

Gambar 5. Pembibitan setek sebagai petak percobaan

Gambar 6. Kegiatan pada saat melalukan penyuluhan
Mengingat bunga mawar mempunyai nilai ekonomi penting maka kepada penduduk
Banteran perlu pembimbingan pascapanen. Sehingga Desa Banteran yang pernah menjadi sentra
mawar tidak hanya tinggal kenangan. Pada saat ini komoditas mawar di desa tersebut hanya tersisa
sebagian saja. Pada saat dilakukan kegiatan penyuluhan (Gambar 6), ada peserta yang menyatakan

ketertarikan untuk budidaya mawar, namun perlu bimbingan dalam hal pascapanen dan pemasaran

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

produk. Hal tersebut menjadi tantangan bagi tim kami dalam kegiatan lebih lanjut apabila
mendapat kesempatan memperoleh dana besar.

KESIMPULAN
Peserta mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan cara budidaya tanaman
Mawar. Peserta juga mempunyai keinginan untuk budidaya mawar apabila diberikan bimbingan
dalam hal penanganan pasca panen.

SARAN
Perlu pembimbingan yang lebih intensif dan pengelolaan lahan secara serius untuk
menghasilkan mawar berkualitas. Diperlukan supplier bibit berkualitas serta bimbingan pasca
panen.


UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini diucapkan terimakasihkepada LPPM Unsoed yang telah
memberikan fasilitas dana untuk kegiatan ini melalui Program Penerapan Ipteks

DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2016. http://tanamanhiasan.com/teknik-budidaya-tanaman-hias-mawar/ didownload
pada tanggal 6 Desember 2016 pukul 10.00.
Anonim b. 2016. http://www.bestbudidayatanaman.com/2014/09/budidaya-tanaman-hias-caramenanam-bunga-mawar.html. Didownload pada tanggal 6 Desember 2016 pukul 10.00.
Djadnikadan Nuryani W.1993. Pengendalian penyakit embun tepung pada mawardengan
fungisida dan minyak bawang putih. Bull. Penel. Tan. Hias. 1(1):93-98.
Effendie K., 1994. Tataniaga dan perilaku konsumen bunga potong.Bull.Penel.TanHias. 2(2):1-17.
Kartapradja, R. 1993. Botani dan ekologi mawar. hlm.1-5. Dalam Monograf Mawar Vol. 1.
Balai Penelitian Tanaman Hias, Jakarta.
Paimin, F.R. dan S. Angkasa. 2001. Bungakan mawar di daerah panas.Trubus59(459):94.
Purbiati T., Wahyunindyowati, Suhariyono, Otto Endarto dan Hadi Mulyanto. 2000. Pengkajian
budidaya bunga mawar ekoregion dataran tinggi.Pros. Seminar Hasil
penelitian/Pengkajian teknologi perta- nian mendukung ketahanan pangan berwawasan
agri- bisnis.Sutjipto etal.,(Ed).p: 534-546.
Sanjaya L., Samijan danT. Sutarter. 1994. Pengaruh kapur dan pupuk kandang terhadap

pertumbuhan dan produksi bunga mawar. Bull. Penel. Tan. Hias.2(1):73-82.
Wuryaningsih1995. Pengaruh jarak tanam dan dosis pemupukan Nitrogenterhadappertumbuhan
dan produksi bunga mawar kultivar Cherry Brandy.J. Hort 5(2):100-106.

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers

”Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI” 24-25
November 2016
Purwokerto

Wuryaningsih dan Kusumo. 1997. Pemberian triankotanol untuk perbaikan hasil dan kualitas
bunga mawar. J. Hort. 7(2): 673-677.