Mulkan Hambali, Intra Lesmania, Adesta Midkasna

  

PENGARUH KOMPOSISI KIMIA BAHAN PENYUSUN

PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

DAN DAYA SERAP AIRNYA

Mulkan Hambali*, Intra Lesmania, Adesta Midkasna

  • Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

  

Abstrak

  Bahan baku pembuatan paving block yaitu semen, pasir dan air dengan komposisi kimia yang terkandung di dalamnya antara lain SiO , Al O , Fe O , CaO dan H O. Silikon dioksida merupakan senyawa

  2

  2

  3

  2

  3

  2

  berbentuk kristal yang tidak larut dalam air serta memiliki kekuatan tekan yang tinggi. Polietilen memiliki sifat kristalinitas yang tinggi dan gaya tarik antar molekul yang kuat sehingga kekuatan mekanik yang dimilikinya juga besar yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kuat tekan paving block yang dihasilkan. Polietilen juga memiliki struktur yang tak berpori sehingga dapat menurunkan daya serap air pada paving block. Dalam penelitian ini digunakan limbah plastik (polyethylene) yang diolah menjadi agregat kasar dengan ukuran 10

  (80%;

  • –15 mm. Variabel proses pada penelitian ini adalah kadar SiO

  2

  85%; 90%; 95%; 100%), agregat plastik polyethylene (0%; 5%; 10%; 15%; 20%) dan waktu simpan (8

  2

  hari, 16 hari, 24 hari). Paving block dengan kuat tekan paling tinggi yaitu 101.27 kgf/cm dan daya serap air paling rendah 4.60% dihasilkan dengan kadar SiO 85%, polietilen 15% pada masa simpan 24 hari.

  

2

Kata kunci : daya serap air, kuat tekan, paving block, polyethylene, silikon dioksida

Abstract

  Manufacture of paving blocks are cement, sand and water with generally chemical composed of SiO ,

  2 Al O , Fe O , CaO and H O. Silicon dioxide is a crystalline compound that is not soluble in water and has

  2

  3

  2

  3

  2

  a high compressive strength. Polyethylene has the properties of high crystallinity and intermolecular attractive forces are strong that its mechanical strength is also high, which may contribute to the increase compressive strength of paving blocks. Polyethylene also has a structure that is not porous so it can reduce the water absorption of paving blocks. In this reasearch, the waste plastic (polyethylene) which is processed into coarse aggregates with a size of 10-15 mm. Process variables were SiO content (80%,

  2

  85%, 90%, 95%, 100%), polyethylene plastic aggregate (0%, 5%, 10%, 15%, 20%) and save time (8 days

  2

  , 16 days, 24 days). Paving blocks with the highest compressive strength is 101.27 kgf/cm and the lowest water absorption 4.60% generated with SiO content 85%, 15% polyethylene at 24 days save time.

2 Keywords : compressive strength, paving block, polyethylene, silicon dioxide, water absorption 1.

  merupakan senyawa berbentuk kristal yang

   PENDAHULUAN

  tidak larut dalam air pada temperatur ruang serta

  Paving block merupakan bahan bangunan memiliki kekuatan tekan dan kekuatan tarik yang banyak digunakan untuk tempat parkir, yang tinggi.

  halaman, trotoar ataupun taman kota. Bahan Polietilen memiliki sifat kristalinitas yang baku pembuatan paving block yaitu semen, pasir tinggi dan gaya tarik antar molekul yang kuat dan air dengan komposisi kimia yang sehingga kekuatan mekanik yang dimilikinya terkandung di dalamnya antara lain SiO , Al O , juga besar. Kekuatan mekanik ini dapat

  2

  2

  3 Fe O , CaO dan H O. Silikon dioksida memberikan kontribusi pada peningkatan kuat

  2

  3

  2 Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013

  Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yang rata, bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan, tidak terdapat cacat dan retak-retak.

  Paving block harus memenuhi kualitas

  Mutu suatu paving block harus memenuhi persyaratan SNI 03-0691-1996 tentang Bata Beton untuk Lantai adalah sebagai berikut : 1.

  paving block yang sering digunakan berkisar antara 60-100 mm (Andre, 2012).

  ketebalan. Pada umumnya paving block dibuat dengan panjang antara 200-250 mm dan lebar antara 100-112 mm. Sedangkan ketebalan

  Paving block memiliki aneka bentuk dan

  paving block juga akan semakin baik (Muliyasih, 2011).

  sebagai bahan bangunan yang akan digunakan sebagai pelapis perkerasan jalan. Kekuatan tekan merupakan salah satu karakteristik kualitas yang harus dimiliki paving block. Jika memiliki kuat tekan yang tinggi maka kualitas

  untuk jalan lingkungan.

  2. Bata beton harus memiliki tebal minimum 60 mm dengan toleransi +8%.

  block) atau cone block. Pada umumnya paving block dipakai untuk tempat parkir, halaman atau

  bangunan dari semen yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan permukaan tanah. Paving block juga dikenal dengan sebutan bata beton (concrete

  • CH
  • )n dan sangat mudah dibentuk ketika panas. Plastik jenis ini merupakan resin yang keras, kuat dan tidak mudah bereaksi dengan zat kimia lain. Pada umumnya LDPE dan HDPE mempunyai tingkat resistansi kimia yang sangat baik dan tidak larut pada suhu ruang karena sifat kristalinitasnya (Anonim, 2013).

  • – 2,25%
  • –0.940 g/cm

  60

  38

  Heat deflection temperature ( C at 66 psi)

  3. Paving block untuk lantai yang diuji dengan natrium sulfat tidak boleh cacat, ataupun kehilangan berat (maksium 1%wt loss yang diperbolehkan).

  Impact strength (ft-lb/in) 716

  4. Paving block untuk lantai harus mempunyai sifat fisika seperti pada tabel berikut ini :

  Paving block menurut SNI 03-0691-1996

  )

  10 (Standar Nasional Indonesia 03-0691-1996 : Bata Beton/Paving Block

  8 D Taman kota 100 85 0.219 0.251

  6 C Pejalan kaki 150 125 0.16 0.184

  0.13 0.149

  3 B Tempat parkir mobil 200 170

  0.09 0.103

  Rata 2 Min Rata 2 Min A Perkerasan jalan 400 350

  (kg/cm 2 ) Ketahanan aus (mm/menit) Penyerapan air maks (%)

  Tabel 3. Sifat fisik paving block Mutu Kegunaan Kuat tekan

  • – 0.94 0.941
  • – 0.965
  • – 70
  • – 95

  • – 120 127
  • – 135

  • – 78.6
  • – 33.1
  • – 172 413
  • – 1034
  • – 600
  • – 130

  0.8

  55.1

  20

  Additives 2% 0,75% Sumber : Material Safety Data Sheet Polyethylene

  Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 polietilen juga memiliki struktur yang tak berpori (sukar ditembus air) sehingga dapat menurunkan daya serap air pada paving block (Mahmudi & Puspita, 2010).

  HDPE memiliki densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm

  3

  . HDPE bisa diproduksi dengan Penggunaan HDPE tergantung dari produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah botol susu yang terbuat dari HDPE dengan titik leleh yang rendah. Hasil daur ulangnya dapat digunakan sebagai kemasan produk non pangan seperti kondisioner, sampo, pipa, ember dan lain-lain.

  Low Density Polyethylene (LDPE) adalah

  plastik yang terbuat dari minyak bumi dengan rumus molekul (-CH

  2

  2

  Adapun komposisi kimiawi HDPE dan LDPE ini ditunjukkan pada tabel 1.

  Tabel 1. Komposisi Kimia LDPE dan HDPE Komponen LDPE HDPE

  (-CH 2 -CH 2 -)n 98% 97%

  Carbon black

  LDPE memiliki densitas 0.910

  Elongation at break (%) 150

  3

  dengan kekuatan antar molekul dan kekuatan tensil yang rendah. LDPE diproduksi melalui LDPE biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek seperti madu, mustard, trash bag, pertanian dan konstruksi bangunan. LDPE dapat didaur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tinggi tetapi tetap kuat.

  Sifat-sifat fisika HDPE dan LDPE ini ditunjukkan pada tabel 2.

  Tabel 2. Sifat Fisika LDPE dan HDPE Property LDPE HDPE Specific gravity 0.912

  Cristallinity (%)

  50

  80

  Melting temperature ( C)

  98

  Tensile strength (MPa)

  15.2

  17.9

  Tensile modulus (MPa)

  didefinisikan sebagai suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya,

  • – 14
  • – 49
  • – 88

  Other 0,22 Sumber: Biro Jaminan Kualitas dan Pengembangan Produk PT.Semen Padang

  berpengaruh pada proses pengikatan awal tetapi kontribusi terhadap kekuatan beton relatif kecil. Dan lemah terhadap agresi kimia dan paling berpeluang mengalami disintegrasi (perpecahan) oleh sulfat yang dikandung air tanah dan kecenderungan yang tinggi mengalami keretakan akibat perubahan volume.

  3

  2 O

  Fe

  2 O 3.

  Senyawa 4CaO.Al

  4 AF) ±8%

  d) Tetrakalsium aluminoferit (C

  3 A ini

  4 AF) dapat

  proses hidrasi dengan cepat dan disertai dengan pelepasan sejumlah panas. Senyawa C

  3 A) mengalami

  Senyawa 3CaO.Al 2 O 3 (C

  3 A) ±10%

  c) Trikalsium aluminat (C

  ketahanan terhadap agresi kimia dan penyusutan kering relatif rendah dan memberikan kontribusi terhadap awet beton.

  2 S yang banyak, maka

  (C

  merubah reaksi kimia C

  2 S ini berpengaruh pada

  2 O 3 5,46

  1,70 CaO bebas 1,40

  3

  MgO 0,78 SO

  3,43 CaO 65,07

  3

  2 O

  Fe

  21,94 Al

  2 F menjadi C

  2

  SiO

  I di PT. Semen Padang Komponen Kadar (%)

  Tabel 5. Komposisi Kimia Semen Portland Tipe

  Adapun komposisi kimiawi semen portland tipe I produksi PT. Semen Padang yang digunakan untuk pembuatan paving block pada penelitian ini ditunjukkan pada tabel 5.

  kontribusi senyawa ini terhadap sifat-sifat beton tidak ada. (Sihotang, 2009)

  4 AF, tetapi

  perkembangan kekuatan beton dari umur 14 sampai seterusnya. Semen Portland yang memiliki kandungan C

  ±20% Reaksi berlangsung sangat lambat dan disertai dengan pelepasan sejumlah energi panas. Senyawa C

  Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu paving block itu. Klasifikasi paving block adalah sebagai berikut : 1)

  Paving block dengan bentuk persegi panjang mempunyai panjang 200 mm dan lebar 100 mm. 4)

  9) Faktor koreksi untuk kuat tekan pada paving

  8) Tebal ± 3 mm

  7) Lebar ± 2 mm

  6) Panjang ± 2 mm

  5) Toleransi dimensi pada paving block yang diperbolehkan yaitu :

  paving block sebaiknya mempunyai lebar yang tidak lebih dari 7 mm.

  Tali air yang terdapat di seputar badan

  Ketebalan paving block yang sering digunakan yaitu 60 mm, 65 mm, 80 mm dan 100 mm. 3)

  Tabel 4. Faktor Koreksi Kuat Tekan Paving Block

  Paving block mempunyai ketebalan yang tidak kurang dari 60 mm. 2)

  spesifikasi untuk paving block antara lain sebagai berikut : 1)

  1993 tentang Precast Concrete Paving Blocks,

  Paving block mutu D : digunakan untuk taman dan penggunaan lain Menurut British Standart 6717 Part I

  Paving block mutu C : digunakan untuk pejalan kaki 4)

  Paving block mutu B : digunakan untuk pelataran parkir 3)

  Paving block mutu A : digunakan untuk jalan 2)

  block menurut ketebalannya sesuai dengan tabel 4.

  Faktor koreksi untuk kuat tekan paving block Ketebalan paving block (mm)

  2

  (British Standard 6717 : Part 1 : 1993 Precast Concrete Paving Blocks Part 1 Specification for Paving Blocks, 1993)

  b) Dikalsium silikat 2CaO.SiO

  Senyawa ini dapat mengeras dalam beberapa jam dan disertai dengan pelepasan sejumlah energi panas. Jumlah senyawa yang terbentuk selama proses pengikatan berlangsung mempengaruhi kekuatan beton dan umur awal pada 14 hari pertama.

  2 ±55%

  Trikalsium silikat 3CaO.SiO

  Pada dasarnya semen portland terdiri dari 4 unsur penting, yaitu : a)

  Fungsi utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu di antara butir-butir agregat.

  Semen Portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker (kalsium silikat hidrolik) dan jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan

  1.24

  Faktor koreksi Paving block datar

  1.18

  1.18 100

  1.12

  80

  1.06

  1.00

  Paving block bertali air 60 atau 65

  • –bahan lain menjadi satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras (Firdaus, 2007).

  0,096 Sumber: Iriansyah, 2011 Kandungan air di dalam pasir juga memegang peranan penting dalam pembuatan semula menempati rongga menguap bersamaan dengan terjadinya reaksi hidrasi sehingga terbentuk rongga yang dapat meningkatkan porositas paving block. Pasir yang kotor sebaiknya tidak digunakan untuk pembuatan

  2

  paving block sebab dapat mengurangi daya kuat tekannya (Muliyasih, 2011).

  Pengertian kuat tekan paving block dianologikan dengan kuat tekan beton yaitu besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu dihasilkan oleh mesin uji tekan (Universal Testing

  Machine ). Dalam teori teknologi beton

  dipaparkan bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan beton adalah faktor semen dan kepadatan, jenis semen, umur beton, jumlah semen dan sifat agregat. Untuk memperoleh kuat tekan yang besar maka diperlukan agregat yang telah diuji melalui uji agregat sehingga kuat tekannya tidak lebih rendah daripada pastanya (Tjokrodimulyo, 1992).

  Penentuan kuat tekan (compressive

  strength ) dapat dihitung dengan persamaan

  sebagai berikut :

   (1)

  Dimana : σ = kuat tekan (kgf/cm

  ) F = gaya tekan (kgf) A = luas penampang yang terkena penekanan (cm

  2

  2

  ) Persentase berat air yang mampu diserap agregat dalam air disebut serapan air, sedangkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat disebut kadar air. Struktur pori atau rongga yang terdapat pada beton sangat mempengaruhi besar kecilnya penyerapan air (Angin, 2010).

  Untuk menghitung daya serap air dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : (2)

  Dimana : Wa = water absorption (%) Mj = massa benda dalam kondisi saturasi atau jenuh (gram) Mk = massa benda kering di udara (gram) Perumusan masalah dalam penelitian ini : 1)

2 O

2 O 0,073

  Bagaimana pengaruh kadar SiO

  2

  dan

  polyethylene terhadap kuat tekan dan daya

  serap air pada paving block yang dihasilkan?

  Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 penting dalam pembuatan beton. Air diperlukan agar terjadi reaksi kimia dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas agregat agar mudah dalam pengerjaannya. SK SNI S- 04-1989-F mensyaratkan air yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan sebagai berikut: 1)

  Air harus bersih 2)

  ) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pada umumnya

  Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat secara visual. 3)

  Tidak mengandung benda-benda yang tersuspensi lebih dari 2 gr/L. 4)

  Tidak mengandung garam-garam terlarut dan bahan yang dapat merusak beton (asam- asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari 15 gr/L. 5)

  Kandungan klorida (Cl), tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa sulfat tidak lebih dari 1000 ppm sebagai SO

  3 .

  6) Bila dibandingkan dengan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air suling, maka penurunan kekuatan tekan adukan dan beton yang memakai air yang diperiksa tidak lebih dari 10%.

  7) Semua air yang mutunya meragukan harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi menurut pemakaiannya.

  8) Khusus untuk beton pratekan, kecuali syarat- syarat tersebut diatas tidak boleh mengandung klorida lebih dari 50 ppm.

  Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO

  2

  impurities tersebut terdiri atas oksida besi,

  2

  oksida magnesium, oksida kalsium, oksida alkali, zat lempung dan zat organik hasil pelapukan hasil hewan dan tumbuhan. Adapun komposisi kimia pasir kuarsa yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 6. :

  Tabel 6. Komposisi Kimia Pasir Kuarsa

  Komponen Kadar (%) SiO

  2

  99,23 Al

  3

  0,154 Fe

  2 O 3 0,186

  CaO 0,021 Na

  TiO

  0,24 ZrO Bagaimana pengaruh waktu simpan produk terhadap kuat tekan dan daya serap air 10 x 7 cm untuk setiap variasi komposisi.

  

paving block yang dihasilkan? Paving block yang telah jadi disimpan selama

kurun waktu 8 hari, 16 hari, 24 hari.

  Adapun tujuan penelitian ini, yaitu : 1) dan polyethylene 3.

2 Mengetahui pengaruh SiO HASIL DAN PEMBAHASAN

  terhadap kuat tekan dan daya serap air pada paving block yang dihasilkan.

  Pengamatan Hasil Uji Kuat Tekan dan Daya

  2)

  Serap Air Paving Block

  Mengetahui pengaruh waktu simpan produk terhadap kuat tekan dan daya serap air

  Tabel 7. Kuat Tekan Paving Block dengan paving block yang dihasilkan.

  Variasi Kadar SiO

  2 dan Polietilen

  Untuk Masa Simpan 8, 16 dan 24 Hari 2 2.

METODOLOGI PENELITIAN

  Kadar Kadar Kuat Tekan (kgf/cm ) Kode SiO 2 Polietilen Sampel

  8 hari 16 hari 24 hari (%) (%) Lokasi Penelitian

  Komposisi 1 80,00 20,00 63,06 75,44 76,42

  Penelitian di Laboratorium Penelitian Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya,

  Komposisi 2 85,00 15,00 64,12 97,77 101,27

  Indralaya. Penelitian meliputi penyiapan bahan

  Komposisi 3 90,00 10,00 58,88 73,66 95,81

  baku, pembuatan agregat plastik, pembuatan

  Komposisi 4 95,00 5,00 37,31 53,95 94,17 paving block , serta analisa kuat tekan dan daya

  Komposisi 5 100,00 0,00 14,24 86,27 96,03 serap air paving block yang dihasilkan.

  Tabel 8. Daya Serap Air Paving Block dengan Alat dan Bahan

  Variasi Kadar SiO dan Polietilen Untuk Masa Bahan baku berupa kantong plastik HDPE

  2 Simpan 8, 16 dan 24 Hari

  dan LDPE yaitu kantong plastik hitam dan bening diperoleh dari limbah pertokoan di Plaju,

  Kadar Daya Serap Air (%) Kadar Kode Sampel Polietilen Pasar Ramayana dan Pasar 16 Palembang.

  SiO 2 (%) 8 hari 16 hari 24 hari (%)

  Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian

  Komposisi 1 80,00 20,00 12,27 9,53 4,96

  meliputi semen portland, semen dan air. Dalam penelitian ini peralatan yang digunakan meliputi Komposisi 2 85,00 15,00 8,73 8,79 4,60 cetakan paving block, hotplate, kompor minyak,

  Komposisi 3 90,00 10,00 12,28 12,73 6,82

  kuali, balok kayu, sendok semen, ember, triplek,

  Komposisi 4 95,00 5,00 10,35 9,45 7,85

  neraca digital, oven, Universal Testing Machine

  Komposisi 5 100,00 0,00 12,40 12,93 8,31 (UTM) dan termometer.

  Prosedur Penelitian Pengaruh Kadar SiO dan Polietilen

  2 Dalam penelitian ini terdapat beberapa Terhadap Kuat Tekan Paving Block dengan

  tahapan, yaitu :

  Masa Simpan 8, 16 dan 24 Hari 1) Prosedur Pembuatan Agregat Kasar

  Bahan baku yang telah dikumpulkan kemudian dipilih mana yang layak digunakan, dipotong agar plastik lebih cepat meleleh pada saat proses pemanasan berlangsung. Kantong plastik yang telah dipotong, dipanaskan (T =

  o

  120-125

  C) lalu didinginkan. Lelehan plastik yang telah mengeras tersebut lalu dihancurkan atau dipotong hingga menjadi agregat kasar dengan ukuran 10

  • –15 mm.

  Gambar 1. Grafik Hubungan Antara Kadar SiO dan 2 2) Prosedur Pembuatan Paving Block

  Polietilen Terhadap Kuat Tekan Paving Block Untuk Agregat kasar dicampurkan dengan semen

  Masa Simpan 8, 16 dan 24 Hari dan pasir lalu Dilakukan pengadukan hingga Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat semen, pasir dan agregat kasar tercampur merata dan ditambahkan sejumlah air kemudian bahwa semakin bertambahnya kadar SiO dan

  2

  berkurangnya kadar polietilen, maka kuat tekan diaduk hingga homogen. Dilakukan Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013 dikarenakan jumlah SiO

  2

  2

  paving block .

  Pengaruh Kadar SiO

  2 dan Polietilen Terhadap Daya Serap Air Paving Block dengan Masa Simpan 8, 16 dan 24 Hari Gambar 2. Grafik Hubungan Antara Kadar SiO 2

  dan Polietilen Terhadap Daya Serap Air Paving Block Untuk Masa Simpan 8, 16 dan 24 Hari

  Semakin sedikit kadar SiO

  2

  berbanding lurus daya serap air pada paving block yang semakin kecil. Kandungan SiO

  2

  yang berlebihan akan berikatan dengan CaO bebas yang terkandung dalam semen dan membentuk Ca(OH)

  2

  . Kalsium hidroksida menyebabkan kepadatan paving block berkurang akibat terbentuknya rongga-rongga udara. Rongga- rongga udara ini akan terisi oleh air selama masa perendaman sampel.

  Apabila jumlah SiO

  2

  terlalu sedikit atau berlebih maka pengikatan kalsium hidroksida tidak berlangsung optimal. Oleh karena itulah, pada komposisi kurang dari 85% SiO

  , daya serap air paving block kembali meningkat. Semakin bertambahnya kadar polietilen, kepadatan paving block juga bertambah sehingga daya serap air yang dihasilkan semakin menurun. Selain itu sifat polietilen (plastik) yang tidak tembus air dan tidak terlarut dalam air pada temperatur ruang menyebabkan daya serap air pada paving block berkurang.

  2

  2

  3 S) berperan aktif dalam

  Trikalsium silikat (C

  2 S yang dapat berpengaruh pada kuat tekan paving block.

  3 S dan C

  Silikon dioksida juga merupakan oksida pembentuk C

  dapat menambah kepadatan paving block sehingga kuat tekannya meningkat.

  yang mampu diikat oleh SiO

  Pengaruh Waktu Simpan Terhadap Kuat Tekan Paving Block Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Waktu Simpan

  2

  Kandungan kalsium hidroksida akan mengurangi kepadatan karena dapat membentuk rongga udara pada paving block yang dihasilkan. Oleh karena itu, semakin banyak Ca(OH)

  2 .

  dan Ca(OH)

  2

  Terhadap Kuat Tekan Paving Block Gambar 3. menunjukkan bahwa semakin lama waktu simpan produk, maka kuat tekan yang dihasilkan semakin besar. Semakin lama waktu simpan menyebabkan bertambahnya waktu kontak antara SiO

  dalam pembuatan paving block ini ditambahkan agregat plastik (polietilen) yang memiliki ketahanan yang kuat terhadap keretakkan (stress cracking resistance). Selain itu, polietilen, khususnya HDPE memiliki gaya tarik antar molekul yang tinggi sehingga kekuatan mekaniknya juga akan semakin tinggi sehingga mampu meningkatkan kuat tekan

  Oleh karena itu, untuk mengurangi kandungan SiO

  dalam campuran tidak proporsional (berlebihan). SiO

  2

  2

  merupakan senyawa yang banyak terkandung di dalam pasir. Senyawa SiO

  2 bereaksi dengan Ca(OH)

  2

  yang merupakan bahan tak berguna (sisa) dari hasil hidrasi semen dan menghasilkan kalsium silikat hidrat (CSH).

  Kandungan Ca(OH)

  2

  yang semakin berkurang akan menambah kepadatan pada

  paving block . Sedangkan senyawa CSH hasil

  reaksi berperan memberikan kekerasan pada

  paving block sehingga memiliki kuat tekan yang

  tinggi. Menurut Brown (1999), reaksi pengikatan Ca(OH)

  2

  oleh SiO

  yang berlangsung adalah sebagai berikut : Ca(OH) 2 + xSiO 2 + nH 2 O xCaO.SiO 2 .nH 2 O

  2(3CaO.SiO 2 ) + 6H 2 O 3Ca(OH) 2 +3CaO.2SiO 2 .3H 2 O 2(2CaO.SiO 2 ) + 4H 2 O Ca(OH) 2 +3CaO.2SiO 2 .3H 2 O

  2 S yang merupakan komponen utama dalam semen.

  . Adapun reaksi yang berlangsung yaitu :

  2

  kembali membentuk senyawa Ca(OH)

  2 S bereaksi dengan air yang

  3 S dan C

  Apabila C

  3 S dan C

  dengan 0.833 ≤ x ≤ 1.7

  merupakan oksida pembentuk C

  2

  paving block menurun. Hal ini dikarenakan SiO

  dalam campuran berlebih, dapat menyebabkan kekuatan tekan

  2

  Namun jika jumlah SiO

  memberikan kuat tekan awal yang tinggi Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013

  2

  D. P., 2010. Pembuatan dan

  Semakin banyak kadar polietilen dalam

  paving block maka kuat tekannya semakin besar dan daya serap airnya semakin rendah.

  3) Semakin bertambahnya waktu simpan, maka semakin besar kuat tekan paving block yang dihasilkan.

  4) Daya serap air paving block mengalami penurunan setelah 16 hari waktu simpan.

  5) Paving block dengan kuat tekan paling tinggi dan daya serap air paling rendah dihasilkan dengan kadar SiO

  2

  85%, polietilen 15% dan masa simpan 24 hari.

  Andre., 2012. Studi Sifat Mekanik Paving Block

  Terbuat dari Campuran Limbah Adukan Beton dan Serbuk Kerang.

  http://www.lontar.ui.ac.id [Diakses

  25 Oktober 2013]. Angin,

  Karakterisasi Bata Konstruksi dengan Memanfaatkan Limbah Padat Industri Pulp (Dreg dan Grit) dari PT TPL Porsea .http://www.repository.usu.ac.id

  paving block maka kuat tekan paving block

  [Diakses 26 Oktober 2013]. Anonim., 1979. Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) Cetakan ke-7 .

  Bandung : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan

  Anonim., 1989. Standar Nasional Indonesia S-

  04-1989 F : Spesifikasi Bangunan A (Bukan Logam). Jakarta : Badan

  Standarisasi Nasional. Anonim., 1993. British Standard 6717 : Part 1 :

  1993 Precast Concrete Paving Blocks Part

  1 Specification for Paving Blocks . British Standard Institution.

  Anonim., 1996. Standar Nasional Indonesia 03- 0691-1996 : Bata Beton/Paving Block .

  Jakarta : Badan Standarisasi Nasional. Anonim, 2013. Polietilena. http://www.wikipedia.org [Diakses

  26 Oktober 2013]. Brown, P., 1999, Hydration Behaviour of

  Calcium Phosphates is Analogous to Hydration Behaviour of Calcium Silicates .

  Cement and Concrete Research, Vol. 29, hal. 1167-1171.

  semakin berkurang dan daya serap airnya bertambah. 2)

  dalam

  memberikan kuat tekan yang tinggi pada waktu simpan lebih dari satu minggu setelah sampel kering.

  2

  1) Semakin banyak kadar senyawa SiO

   KESIMPULAN

  Menurut Kasih (2012), senyawa C

  3 S dan

  C

  2 S yang bereaksi dengan air akan membentuk

  CSH (kalsium silikat hidrat) yang berfungsi menambah kepadatan paving block. Selain itu, sifat polietilen yang non biodegradable menyebabkan agregat plastik dalam paving

  block tidak terurai atau hancur sehingga mampu

  menjaga kepadatan paving block dalam jangka waktu yang lama.

  Namun setelah waktu simpan lebih dari 20 hari, kuat tekan paving block cenderung konstan. Hal ini dikarenakan kontak antara SiO

  2

  dan Ca(OH)

  2

  telah mencapai waktu optimum kesetimbangan reaksi.

DAFTAR PUSTAKA

  Terhadap Daya Serap Air Paving Block Grafik 4. menunjukkan bahwa pada waktu simpan kurang dari 16 hari, daya serap air paving block konstan. Hal ini dikarenakan waktu reaksi antara SiO

  2 dan Ca(OH) 2 belum

  tercapai. Kalsium hidroksida menyebabkan kepadatan paving block berkurang akibat terbentuknya rongga-rongga udara. Rongga- rongga udara ini akan terisi oleh air selama masa perendaman sampel. Pengikatan Ca(OH)2 oleh SiO2 akan membentuk CSH (kalsium silikat hidrat) yang berperan menambah kepadatan paving block. Semakin padat paving

  block maka semakin sukar menyerap air (ditembus air).

  Daya serap air paving block semakin menurun setelah 16 hari waktu simpan. Hal ini dikarenakan semakin lama masa simpan menyebabkan bertambahnya waktu kontak antara SiO

  2

  dan Ca(OH)

  2

  sehingga semakin banyak kalsium hidroksida yang mampu diikat oleh SiO

  2 .

  Pengaruh Waktu Simpan Terhadap Daya Serap Air Paving Block Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Waktu Simpan

  pada PT. Holcim Indonesia Tbk., Cilegon : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Iriansyah, 2011. Kajian Aplikasi Pasir Kuarsa

  Sebagai Campuran Lapis Pasir Aspal Emulsi. Bandung : Pusjatan.

  Kasih, R. Y., Zuki, Z. & Yusuf, Y., 2012.

  Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap Kuat Tekan Mortar Semen PCC dengan Perendaman dalam Asam Sulfat dan Analisis Larutan Rendaman Mortar . Jurnal Kimia Unand, Volume I, pp. 28-39.

  Mahardika, S., 2011. Analisis Kadar CaO,

  MgO, Free Lime, dan SO Serta Pengaruh

  3 yang Ditimbulkan Terhadap Semen di PT.

  Semen Padang.

  http://dhikacortese.blogspot.com. [Diakses 29 November 2013]. Mahmudi, A. & Puspita, K. D., 2010. Makalah Proses Industri Kimia. www.teknologibahanalam.blogspot.com. [Diakses 18 Desember 2013]. Muliyasih, S., 2011. Pembuatan Paving Block

  dengan menggunakan Limbah Las Karbit sebagai Bahan Aditif dengan Perekat Limbah Padat Abu Terbang Batubara (Fly Ash) Pitu Labuhan Angin Sibolga .

  http://repository.usu.ac.id [Diakses

  29 April 2013]. Sihotang, E., 2009. Pemanfaatan Abu Ampas

  Tebu pada Pembuatan Mortal. Medan:

  Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

  Tjokrodimulyo, K., 1992. Teknologi Beton.

  Yogyakarta : Buku Ajar Teknik Sipil UGM.

  Jurnal Teknik Kimia No. 4, Vol. 19, Desember 2013