CONTOH LAPORAN KULIAH PENGABDIAN MASYARA

“HUBUNGAN KEBUDAYAAN SEDEKAH BUMI DALAM
MEMBANGKITKAN UKHUWAH ISLAMIAH MASYARAKAT DESA
KAMPUNG BARU”
LAPORAN PENELITIAN
DIBUAT UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN SYARAT- SYARAT
DALAM MENGIKUTI KPM STAIN CURUP
ANGKATAN XXX TAHUN 2015

OLEH

KELOMPOK
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA

DESA
KECAMATAN
KABUPATEN
DPL

: 52 (LIMA PULUH DUA)

: FAJAR HAJARU
: ELVIYASA GABERIA S
:
1. JULIANTO
2. ADITYA DWI SEPTIADI
3. RATI RAHAYU
4. OKTAVIA NOVITA SARI
5. YESI TRI PURNAMA
6. UNZUL WAHYUNI
7. DIANITAMI
8. RETNO AGUSINA

(12551118)
(12551127)
(12551091)
(12521035)
(12531209)
(12551075)
(12531121)
(12601002)

(12591155)
(2612213 )

: KAMPUNG BARU
: SELUPU REJANG
: REJANG LEBONG
: SYAMSUL RIZAL, M.Pd

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
TAHUN 2015

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan ras. Baik suku bangsa dan ras tersebut telah hidup berdampingan satu sama

lain sejak dahulu. Adanya revolusi perdagangan ditinjau menjadi penyebab utama adanya
perpindahan penduduk suatu daerah ke daerah lainnya. Ketika terjadi penggabungan suku
budaya yang tinggal berdampingan dalam sebuah daerah tak ayal mensinergi sebuah budaya
yang bisa jadi merupakan budaya satu suku kemudian akibat mayoritas penduduk
mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat maka kebudayaan tersebut menjadi
budaya universal yang dianut bukan hanya oleh sebagian suku saja yang merasa memilki
kebudayaan atau tradisi tersebut namun berubah menjadi bentuk kebudayaan bersama yang
dijalankan bersama-sama. Salah satu kebudayaan yang merupakan budaya suatu suku
kemudian berasimilasi menjadi bentuk kebudayaan bersama yang dijalankan secara bersamasama pula dalam prosesinya yakni budaya sedekah bumi atau sedekah ruwah. Sebuah budaya
turunan masyarakat Jawa yang kemudian di adaptasikan dan menyebar luas di wilayah
Sumatera khususnya provinsi Bengkulu.
Umumnya Sedekah bumi masih sering dijumpai di setiap daerah, acara sedekah bumi
adalah sebuah acara yang sangat di tunggu-tunggu oleh masyarakat suatu daerah yang masih
menjalankan budaya atau tradisi tersebut. Sedekah bumi memiliki sebutan yang berbeda-beda
pada masing-masing daerah. Bagi masyarakat pesisir, budaya atau tradisi sedekah bumi yang
dilangsungkan di lautan luas disebut sebagai sedekah laut atau larung. Budaya sedekah bumi
sebagai bagian dari tradisi masyarakat Jawa ini diselenggarakan setiap bulan Muharram.
Dalam kasus sedekah bumi yang dilakukan masyarakat desa Kampung Baru
Kecamatan Selupu Rejang prosesinya hampir sama dengan sedekah bumi yang dilaksanakan
2


di berbagai daerah lain. Pada bulan Muharram masyarakat desa mempersiapkan segala
keperluan untuk acara sedekah bumi, yaitu makanan hasil bumi berupa tumpeng nasi,
pangung kesenian, tokoh masarakat, dan masih banyak lagi. Menurut tokoh masyarakat desa,
acara sedekah bumi telah terjadi sejak zaman dahulu semenjak bangsa Belanda telah
menjajah bumi Sumatera. Walaupun penduduk desa saat itu merasakan tekanan batin dan
derita yang tak berkesudahan akibat penjajahan yang dilakukan oleh bangsa asing akan tetapi
hasil panen saat itu tetap melimpah ruah, sehingga penduduk desa Kampung Baru yang saat
itu banyak berasal dari suku Jawa berinisiatif untuk mengadaptasi kebudayaan suku mereka
kepulau Sumatera daerah tempat mereka tinggal khususnya desa Kampung Baru.
Kebudayaan tersebut adalah acara sedekah bumi. Acara sedekah bumi yang dilangsungkan
bukan untuk memberi sesembahan kepada bumi atas melimpah ruahnya hasil panen atau
sebagai bentuk seserahan untuk jin penunggu desa supaya senantiasa diberi keselamatan
panen, namun sebaliknya acara tersebut digelar sebagai wujud syukur kepada Gusti Allah,
Tuhan pencipta alam semesta, atas segala nikmat yang telah diberikan kepada penduduk desa
berupa kesuburan tanah, air yang melimpah, serta cuaca yang baik walau saat itu daerah
Kampung Baru sedang dijajah oleh bangsa asing.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1. Bagaimana asal usul acara sedekah bumi ?
2. Apakah manfaat sedekah bumi bagi masyarakat desa ?
3. Bagaiman pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung Baru?
4. Apakah itu Ukhwah Islamiyyah?

3

5. Bagaiman hubungan antara sedekah bumi yang dilaksanakan di Kampung Baru dengan
ukhwah islamiyyah?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka tujuan
diadakannya penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui asal usul acara sedekah bumi.
2. Mengetahui manfaat sedekah bumi bagi masyarakat desa.
3. Mengetahui pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung Baru.
4. Mengetahui apa itu ukhwah islamiyyah.
5. Mengetahui hubungan antara sedekah bumi yang dilaksanakan di Kampung Baru
dengan Ukhwah Islamiyyah.


D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis yaitu
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi banyak
orang tentang satu dari beberapa tradisi turun-temurun masyarakat Desa Kampung
Baru yang masih bertahan hingga saat ini,dan juga penelitian ini diharapkan dapat
menunjang usaha untuk memperkaya kepustakaan budaya.
2. Secara praktis seluruh informasi hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
masyarakat atau golongan, pemerintah, ataupun individu mengenai tradisi masyarakat
Desa Kampung Baru. Selain itu pula semoga penelitian ini dapat menjadi informasi
bagi kajian-kajian yang sejenis dengan cara memahami bentuk-bentuk yang
menyimpan makna bagi kehidupan orang banyak dan bermanfaat untuk memahami
tradisi-tradisi lain yang sejenis yang ada pada masyarakat Desa Kampung Baru.

4

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kebudayaan

Koentjaraningkrat menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekerti.
Kebudayaan dapat juga diartikan sebagai pola dari perilaku. Dari definisi-definisi tersebut
dapat dinyatakan bahwa pengertian kebudayan mengandung beberapa ciri pokok , yaitu
sebagia berikut:
1. Kebudayaan itu beraneka ragam
2. Kebudayaan itu diteruskan melalui proses belajar.
3. Kebudayaaan itu terjabarkan dari komponen Biologi , Psikologi, Sosiologi,dan
Eksentensi manusia.
4. Kebudayaan itu berstruktur.
5. Kebudayaan itu terbagi dalam aspek – aspek.
6. Kebudayaan itu dinamis.
Dapat disimpulkan bahwasanya yang disebut dengan kebudayaan adalah segala usaha
manusia yang mana bentuknya beraneka ragam, dipelajari melalui proses belajar bukan
semata-mata melangsungkan tanpa mengetahui prosesi dari awal hingga akhir secara benar.
Kebudayaan memiliki dasar-dasar yang lengkap bukan hanya dapat dilihat dari satu aspek
saja namun beragam, kebudayaan juga memiliki struktur artinya antara budaya satu dengan
yang lain memiliki runtutan yang yang berhubungan satu sama lain. Kemudian yang terakhir
kebudayaan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah sesuai perkembangan zaman sesuai
kesepakatan masyarakat yang menjadi bagian penganut atau pengikut dari kebudayaan

tersebut.
5

B. Sedekah Bumi
Kata sedekah berasal dari kata dalam bahasa Arab yakni shadaqoh artinya suatu
pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang
diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala
semata. Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat.
Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terangterangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan
hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu
kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah
seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan
tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut. Sedekah
lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan
kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betulbetul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama
disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang
yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya.
Sedangkan sedekah bumi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah acara yang di
lakukan setelah acara panen padi, tetapi menurut tokoh masarakat desa sedekah bumi adalah

acara yang ditujukan untuk mengucapakan syukur melimpahnya hasil panen di desa dan
untuk meminta perlindungan kepada tuhan Yang Maha Esa, serta meminta kesuburan tanah
garapan para petani. Selain itu acara sedekah bumi juga ditujukan untuk keselamatan bumi
atau tanah karena semua yang ada di dunia ini berpijak pada bumi atau tanah, sehinga warga
dengan senang hati melakukan acara sedekah bumi untuk menyelamati bumi karena telah
memberikan kesuburan tanam kepada para warga. Acara sedekah bumi yang dilaksanaakan

6

rutin setiap tahun diharapkan dapat menjaga kelestarian budaya kepada para cucu warga desa.
Acara sedekah bumi banyak melibatkan peran serta baik orang dewasa ataupun anak-anak,
bagi para pemuda-pemudi desa kegiatan ini dapat membantu menanamkan rasa cinta
terhadap alam sehingga dapat senantiasa menjaganya dari kerusakan.

C. Desa
Menurut William Ogburn dan MF Nimkoff, Desa adalah kesatuan organisasi kehidupan
sosial di dalam daerah terbatas. Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan
memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Pembentukan
desa dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau
pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa

yang telah ada.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut
bahwa, Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Teori Hubungan Masyarakat dan Kebudayaan
Antara Masyarakat dan kebudayaan dimana pun selalu

berubah-ubah, sekalipun

masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolusi jauh dari jalur perhubungan dengan
masyarakat yang lainya. Perubahan yang terjadi ini disebabkan oleh beberapa hal.

1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

7


2. Sebab-sebab perubahaan lingkungan alam dan fisik tempat tinggal. Masyarakat yang
hidupnya terbuka yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat serta
kebudayaan lain, maka dikarenakan sebab-sebab inilah perubahan cenderung
terbentuk secara lebih cepat.

8

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekataan kualitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Pada pendekatan ini,
peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami 1.
Bogdan dan Taylor mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan sumber
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif berupa kata-kata tertulis maupun lisan
dari orang -orang dan perilaku yang di amati. 2 Penelitian kualitatif di lakukan dalam kondisi
dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti bertindak sebagai instrumen
kunci. Oleh karena itu, penetian harus memilki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga
mampu bertanya, menganalisis, dan mengkontruksi obyek yang diteliti sehingga menjadi
lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif
digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk
memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori untuk memastikan kebenaran data
dan meneliti sejarah perkembangannya.3
Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental tergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa, peristilahan dan peristiwa. Menurut
Kerlinger penelitian yang di lakukan bersifat secara rasional, sistematis, terkontrol, empiris,
dan kritis terhadap objek sasaran dalam bidang yang di teliti untuk memperoleh pengetahuan

1
2
3

Bagaimanakah penelitian yang terencana?, creswell, 1998, hal. 15
Ibid,.
Penelitian kualitatif dan kuantitatif, Moleong, 2007, hal. 3

9

baru.4 Fenomena sosial yang menjadi dasar penelitian kami ialah adanya budaya atau tradisi
sedekah bumi atau sedekah ruwah yang secara turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang
suku Jawa yang bermukim di desa Kampung Baru terdahulu. Budaya atau tradisi sedekah
ruwah telah menjadi ritual sakral tahunan yang wajib digelar oleh seluruh masyarakat Desa
Kampung Baru setiap memasuki bulan Muharram pada tanggalan Islam. Adanya budaya
sedekah bumi yang dalam pelaksanaanya melibatkan banyak pihak disinyalir dapat
menguatkan tali persaudaraan dan silaturahmi antar penduduk desa Kampung Baru walaupun
mereka terdiri dari berbagai golongan suku yang berbeda-beda.

B. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian Etnografi atau budaya yang mana merupakan metode
penelitian yang banyak di lakukan dalam bidang antropologi terutama yang berhubungan
dengan setting budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang budaya
masyarakat primitif dalam bentuk cara berpikir, cara hidup, adat, berprilaku, dan bersosial.
Kerangka kerja penelitian antropologi ini merupakan konsep budaya, usaha untuk
mensdeskripsikan budaya atau aspek-aspeknya yang disebut etnografi budaya yakni
kerangka teoritik untuk memformulasikan kerangka kerja mereka. Budaya yang dikaji dalam
penelitian ini yaitu sedekah ruwah atau sedekah bumi yang dilakukan oleh masyarakat desa
Kampung Baru kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong.

C. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian bertempat di Desa Kampung Baru, Kecamatan Selupu Rejang,
Kabupaten Rejang Lebong. Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu dilakukan kurang
lebih selama satu bulan tepatnya dimulai pada 18 Juli s/d 13 Agustus 2015.
D. Subyek Penelitian
4

Ibid.,

10

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan
pada tujuan dan masalah penelitian yang di kaji. Adapun pemilihan subjek yang tepat dalam
penelitian kualitatif adalah berdasarkan tujuan (purposive sampling). Penentuan subjek
berdasarkan tujuan di lakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari
subjek yang kecil. Peneliti memilih subjek yang mempunyai pengetahuan dan informasi
tentang fenomena yang sedang diteliti. Walau bagaimanapun, penelitian kualitatif tetap
dihadapkan pada orang-orang yang dapat mengungkapkan informasi dan orang tersebut dapat
sedikit atau justru banyak, sifat dan karakteristiknya dapat homogen dapat juga berbeda.
Oleh karena itu, penelitian kualitatif tetap dihadapkan pada pilihan untulk menentukan
orang yang akan dijadikan informan. Informan yang di tetapkan adalah informan yang sesuai
dengan kategori penelitian, tipe yang digunakan adalah puposive sampling .5 Yang menjadi
subyek dalam penelitian ini adalah seluruh warga desa Kampung Baru yang pernah
mengikuti acara Sedekah Ruwah yang dilangsungkan pada setiap bulan Muharram.

E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan metode
observasi lebih tepatnya observasi partisipasi, wawancara yakni berbentuk wawancara
terstruktur, dan dokumentasi. Keberhasilan pengumpulan data di dalam sebuah kegiatan
penelitian sangat bergantung pada teknik yang di gunakan peneliti di dalam pengumpulanya.
Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan pengumpulan data tersebut, teknik
pengumpulan data yang di gunakan penelitian ini terdiri dari:

1. Observasi
Obsevasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai
“fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan”.
5

Macam-macam penelitian, Djam’an Santori, 2009, hal. 25

11

Observasi atau kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam penelitan ini meliputi pengamatan
berbagai kegiatan yang berkaitan dengan acara sedekah bumi. Dalam penelitian ini
diharapkan peneliti mendapatkan sejumlah data yang dianalisis. Pada observasi pertama yaitu
pada tanggal 15 Juli 2015, peneliti mendatangi daerah dimana terdapat tradisi sedekah bumi,
yaitu di desa Kampung Baru, kecamatan Selupu Rejang kabupaten Rejang Lebong untuk
mencari informasi tentang sedekah bumi. Observasi awal

meliputi pendataan tempat

berlangsungnya ritual sedekah bumi yaitu balai desa Kampung Baru.

2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh
dua pihak, yaitu “pewancara” (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan ”informan”
(interviewee) yang memberikan jawaban atau sumber data dari hasil kegiatan mengajukan
pertanyaan. Kegiatan wawancara dilakukan untuk melengkapi data-data yang tidak dapat
digali melalui kegiatan observasi yang dilakukan peneliti. Wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah salah satu tokoh desa yang telah dan sering kali mengikuti acara atau
tradisi sedekah bumi. Dalam wawancara yang kami lakukan dengan salah satu tokoh desa
didapat banyak sekali informasi mengenai waktu pelaksanaan, tata cara, dan kebutuhan
dalam ritual pelaksanaan acara sedekah bumi di desa Kampung Baru. Wawancara
dilaksanakan di kediaman Wage Ahmad Suprapto di Kampung Baru, salah seorang tokoh
desa yang dipercaya banyak mengetahui prosesi keberlangsungan acara sedekah bumi.
Wawancara dilakukan pada hari Jum’at 31 Juli 2015 pada pkl 14.30 s/d 15.00 wib.
.

3. Dokumentasi

12

Dokumentasi adalah cara memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leangger, agenda, dan
sebagainya. Teknik ini diperlukan dalam melakukan penelitian supaya mendapatkan bukti
berupa dokumen-dokumen penting dalam bentuk audio dan visual serta deskripsi tertulis,
khususnya mengenai acara sdekah bumi. Dokumen-dokumen tersebut merupakan media
informasi sebagai data faktual yang sangat penting untuk dikaji, selain sebagai dokumen data
tambahan yang sangat bermanfaat dalam memecahkan masalah terdapat dalam penelitian ini,
semua data yang terhimpun akan didokumentasikan melalui perekaman audio dan audio
visual yang dimaksudkan untuk melengkapi data otentik di lapangan agar dalam
pengumpulan data-data penlitiannya menjadi valid dan maksimal.

F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul dan dihimpun, selanjutnya di lakukan analisis data.
Teknik analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh secara
sistematis melalui kegiatan pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, data yang
terkumpul di analisis setiap waktu secara induktif, selama penelitian berlangsung dengan
mengolah bahan empirik (synthesizing), supaya dapat disederhanakan ke dalam bentuk yang
lebih mudah. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu data
yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik.
Tahap penganalisaan dilakukan setelah data-data yang terkumpul dari hasil penelitian
sudah disederhanakan dalam artian telah dipilah sesuai yang diperlukan saja dalam penelitian
ini. Kemudian data tersebut disesuaikan dengan buku-buku atau literatur serta hasil
dokumentasi yang menunjang. Sehingga dapat menghasilkan kesimpulan dari pokok
permasalahan peneliti yang sedang diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian peneliti
melakukan pengklarifikasian kesimpulan analisis data. Dalam penelitian kualitatif, data

13

diperoleh sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah dilapangan.
Kemudian data yang diperoleh disesuaikan dengan pola data dari hasil penelitian ini.
Kegiatan verifikasi data dilakukan untuk menentukan data akhir dari tahapan analisis
yang dilakukan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan penelitian sesuai
dengan kategori-kategori data. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
1.

Reduksi data
Kegiatan reduksi data merupakan langkah awal dari kegiatan menganalisis data dari

suatu kegiatan penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam
memahami data yang telah terkumpul dari kegiatan penelitian di lapangan. Kegiatan reduksi
data merupakan kegiatan merangkum data dari berbagai aspek permasalahan yang diteliti
setalah data yang diperoleh terangkum selanjutnya peneliti mefokuskan aspek permasalahan
terhadap subyak penelitian yaitu sedekah bumi.

2.

Display atau Penyajian Data
Langkah selanjutnya yang kami lakukan adalah menyajikan data dari hasil kegiatan

mereduksi data dari seluruh data-data yang terkumpul secara jelas dan singkat dengan
mengacu pada judul dan rumusan masalah mengenai prosesi acara sedekah bumi.

G. Pengambilan Kesimpulan dan Verikasi Data
Kegiatan menganalisis data untuk menarik satu kesimpulan merupakan kegiatan inti
dari pengolahan data-data hasil penelitian untuk memberikan gambaran secara pasti
mengenai masalah yang diteliti setelah menarik kesimpulan kegiatan berikutnya adalah
memverivikasi data, yaitu suatu upaya mempelajari dan memahami kembali data-data yeng
telah terkumpul dengan meminta kembali pertimbangan atau pendapat dari berbagai pihak

14

yang relevan terhadap penelitian yang sedang diteliti agar mendapatkan validitass yang
tinggi.

H. Teknik Keabsahan Data
Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian tentang acara sedekah bumi di desa
Kampung Baru.
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, langkah pertama yang kami lakukan adalah membuat
sebuah rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah bagian penting dari penelitian,
rancangan ini mengarah pada pemilihan fokus permasalahan dan subjek yang akan diteliti
sesuai dengan masalah penelitian. Untuk dapat memperoleh pengalaman langsung terhadap
objek penelitian yang disesuaikan pada rumusan masalah,maka peneliti melakukan suatu
kegiatan pendekatan awal dimana mencoba langsung praktik-praktik dasar terhadap objek
penelititan.
Agar proses penelitian dapat lebih terarah maka pada perencanaan ini, kami
mempelajari serta menetukan sumber data, informasi yang sudah ada sebelumnya dan
berhubungan dengan rumusan masalah penelitian yang diajukan. Pada tahap selanjutnya
kami menyusun rancangan penelitian, membentuk aspek-aspek penting dalam penelitian.
Aspek-aspek tersebut yaitu merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih
pendekatan, menentukan sumber data dengan menentukan alat bantu penelitian. Setelah
menemukan fokus dan subjek penelitian yang sesuai rancangan penelitian, maka selanjutnya
kami memberikan penilaian terhadap hubungan antara keadaan, situasi, dan variable-variabel
dasar yang melatar belakangi penelitian tentang pelaksanaan sedekah bumi di desa Kampung
Baru Kec. Selupu Rejang tersebut.

15

2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kami sudah mulai mengumpulkan data dan segala informasi yang
berhubungan dengan penelitian yang kami laksanakan. Setelah sedikit mendapat gambaran
tentang arah penelitian ini, maka berbagai sumber data yang terhimpun akan dianalisis sesuai
dengan cara; penyusunan pedoman wawancara dan observasi, pengumpulan, dan pengolahan
data yang diperoleh dari analisis documenter. Dokumentasi ini berfungsi untuk membantu
peneliti agar dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan penelitian, kareana peneliti
memiliki berbagai keterbatasan dalam menangani penelitian. Dokumentasi kami kumpulkan
berdasarkan lokasi pelaksanaan serta dokumentasi tambahan berupa gambar pelaksanaan
tradisi sedekah bumi dari tahun ke tahun.

16

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Asal usul Sedekah Bumi
Kebudayaan atau tradisi sedekah bumi di desa Kampung Baru telah ada sejak zaman
dahulu kala semenjak jaman penjajahan yang dilakukan oleh tentara Belanda. Tidak ada yang
dapat memperkirakan pada tahun berapa tradisi sedekah bumi di desa Kampung Baru
pertama kali dilaksanakan, akan tetapi seiring berjalannya waktu tradisi ini telah menjadi
sebuah tata cara, adat istiadat yang melekat pada setiap penduduk desa.
Sedekah bumi, sesuai dengan makna katanya berarti bersedekah atau memberikan
sesembahan kepada Gusti Allah atas segala nikmat dan berkah yang telah Beliau limpahkan
kepada penduduk desa Kampung Baru yang mana 75 % penduduknya berprofesi sebagai
petani. Nikmat dan berkah tersebut berupa hasil bumi yang melimpah, kontur tanah yang
subur, cuaca yang bersahabat. Semua itu menjadi faktor utama diadakannya kegiatan atau
acara sedekah bumi di desa Kampung Baru.
Sedekah bumi yang terdapat di Desa Kampung Baru diperingati setiap sekali dalam
setahun tepatnya pada bulan Muharram tanggalan Islam. Tradisi tersebut hakikatnya
merupakan tradisi suku Jawa yang berasimilasi di Desa Kampung Baru. Mayoritas penduduk
Desa Kampung Baru berasal dari suku Jawa dengan demikianlah tradisi ini terbentuk berkat
bawaan budaya Jawa mayoritas penduduk desa Kampung Baru. Sedangkan sebagian
penduduk lain yang bukan berasal dari suku Jawa, mereka biasanya akan mengikuti saja
tradisi tersebut sebagai sebuah tradisi bersama warga desa Kampung Baru yang harus terus
dilestarikan. Seluruh pihak terlibat dalam pelaksanaan sedekah bumi di Desa Kampung Baru
baik perangkat desa, tokoh agama, warga desa, maupun anak-anak semua turut ambil bagian
dalam kegiatan sedekah bumi tersebut.

17

Terdapat berbagai jenis makanan yang dipersembahkan dalam acara sedekah bumi,
yakni nasi gudangan yaitu makanan tradisional suku Jawa yang terdiri dari nasi putih yang
dicampur dengan urab, telur rebus, ikan asin goreng, kerupuk merah, peyek, serta ayam
panggang. Setiap makanan yang dipersembahkan pada acara sedekah bumi memiliki makna
masing-masing atau dengan kata lain memilimki maksud tersendiri mengapa makanan
tersebut dipersembahkan pada acara sedekah bumi. Misalnya makanan tradisional suku Jawa
yaitu gudangan yang merupakan perpaduan antara sayur-sayuran dan terdiri atas daun
singkong muda, kacang panjang muda, daun kemangi muda melambangkan bahwa sayursayuran muda tersebut diibaratkan kaum muda-mudi desa yang memiliki semangat juang
tinnggi sehingga baik tenaga maupun pemikirannya benar-benar sangat dibutuhkan guna
menyambung kehidupan yang makmur didunia. Sedangkan makna simbolis yang terkandung
dibalik ayam panggang yaitu menggambarkan salah satu makanan lezat, kaya akan gizi,
merupakan makanan yang harus dihidangkan didapur-dapur warga sebagai bukti ucapan
syukur atas kaunia rahmat Tuhan pencipta alam semesta yang telah memberikan kesuburan
bumi dan limpahan hasil sawah maupun kebun.
Sebelum acara sedekah bumi berlangsung, setiap warga desa dikumpulkan di balai desa
dengan membawa ambengan atau encek yang terbuat dari gedebok pisang yang dijalin
sedemikian rupa membentuk sebuah wadah seperti baskom. Nantinya ambengan atau encek
ini digunakan sebagai wadah makanan yang akan digunakan dalam acara sedekah bumi.
Setiap kepala keluarga diwajibkan membawa satu ambengan makanan yang kemudian akan
dikumpulkan bersamaan diatas alas tikar. Selanjutnya seluruh warga desa akan berkumpul,
duduk bersama tanpa memandang pangkat, gelar, ataupun kekayaan yang dimilikinya.
Penduduk desa Kampung Baru dahulu menurut asal muasal tradisi sedekah bumi mereka
biasa menggunakan kemenyan yang berfungsi sebagai wewangian khas Jawa, namun seiring

18

berjalan waktu tradisi bakar kemenyan dalam acara sedekah bumi lambat laun terkikis dan
tidak lagi dilakukan.
A. Rangkaian Pelaksanaan Sedekah Bumi di Desa Kampung Baru
1. Acara pembukaan
Acara pembukaan berisikan ucapan salam dan sapaan dari tokoh adat yang
memimpin acara sedekah bumi atau sedekah ruwah yang sedang dilangsungkan.
2. Prosesi Pengumpulan Ambengan Atau Encek Di Atas Tikar
Ambengan atau encek berisi makanan tersebut dibawa oleh setiap kepala keluarga
yang mengikuti acara sedekah bumi atau sedekah ruwah. Selanjutnya ambengan
atau encek tersebut dikumpulkan diatas tikar dan seluruh masyarakat duduk
bersama mengelilinginya tanpa ada perbedaan antara satu warga dengan lainnya.
Semua masyarakat desa baik perangkat desa, tokoh agama, atau warga biasa duduk
berdampingan mengelilingi ambengan atau encek berisi makanan tersebut.
3. Istighasah
Istighasah berarti memuja dan memuji Allah swt yang telah memberikan
kenikmatan berupa panen melimpah kepada masyarakat desa Kampung Baru.
Kegiatan istighasah dipimpin oleh tokoh agama yang mampu dibidang ilmu agama.
4. Sambutan Oleh Kepala Desa Dan Tokoh Adat
5. Berikrar
Prosesi terakhir yakni berikrar atau berdoa mengucap syukur atas berkah dan
nikmat dari yang maha kuasa pemilik jagat raya dan seluruh isinya.

Tradisi sedekah bumi yang terdapat didesa Kampung Baru setidaknya telah mengalami
beberapa kali pergantian tata cara. Menurut keterangan seorang tokoh desa acara sedekah
bumi di desa Kampung Baru sempat beberapa tahun vakum kemudian pada tahun 2004 acara

19

tersebut digelar kembali dengan mereduksi beberapa tata cara yang dirasa sudah dapat
digantikan dengan yang lebih mudah dijumpai misalnya ambengan atau encek yang terbuat
dari gedebok pisang yang dijalin sedemikian rupa sebagai wadah makanan sesembahan dalam
acara sedekah bumi maka pada tahun 2004 pelaksanaannya telah diganti dengan
menggunakan baskom. Selanjutnya yaitu penggunaan kemenyan yang berfungsi sebagai
wewangian dalam acara sedekah bumi telah direduksi dan tidak digunakan lagi. Selain
pereduksian tata cara sedekah bumi yang diadaptasi ulang oleh masyarakat desa. Pereduksian
yang terakhir yaitu adanya panggung kesenian wayang yang dahulu diselenggarakan oleh
masyarakat desa dalam kegiatan sedekah bumi, namun pada awal 2004 kegiatan tersebut
ditiadakan. Ritual sedekah bumi atau sedekah ruwah yang berlangsung di Desa Kampung
Baru pada tahun 2004 terdapat penambahan yaitu kegiatan istighasah yang artinya memuja
dan memuji Allah Swt pencipta alam semesta sebagai salah satu bentuk wujud syukur atas
nikmat yang telah diberikanNya. Pelaksanaan acara sedekah bumi yang berlangsung di desa
Kampung Baru biasanya dilakukan di balai desa tepatnya pada hari Rabu bulan Muharram.
Pemilihan hari Rabu disebabkan adanya pasar pekan atau mingguan yang hanya ada di setiap
hari Rabu di desa Kampung Baru. Adanya aktifitas pasar Rabu didesa Kampung Baru
menyebabkan suasana desa menjadi ramai pada hari tersebut sehingga diharapkan acara
sedekah bumi dapat berlangsung meriah diikuti berbagai kalangan warga desa baik yang
secara sengaja mengikuti kegiatan tersebut atau pun masyarakat desa lain yang kebetulan
tengah berbelanja di pasar Rabu yang terdapat di desa Kampung Baru.

B. Manfaat Sedekah Bumi Atau Sedekah Ruwah Bagi Masyarakat Desa
Secara garis besar manfaat sedekah bumi atau sedekah ruwah adalah meruwat bumi
yang telah memberikan kesuburan bagi tanah para petani dan air yang melimpah sehinga
desa menjadi makmur tidak ada yang kelaparan dan dengan acara sedekah bumi alam akan

20

baik kepada masyrakat. Sedekah bumi mengajarkan warga desa supaya mencintai alam
sehingga mereka merasa terpanggil untuk menjaga alam seperti menjga diri kita sendiri dan
apabila sebaliknya kita merusak alam, alam pun akan murka kepada kita dengan
mendatangakana bencana alam, dan membuat tanama pada mati. Itulah yang ditanamkan
kepada para pemuda didesa tersebut sehinga merekan tidaka akan lupa pada budayanya
sendiri.
Pelaksanaan acara sedekah bumi salah satunya ialah memberikan hiburan kepada
masyarakat desa Kampung Baru maupun sekitarnya karena dalam acara sedekah bumi
penduduk desa biasanya mempertunjukkan kesenian wayangan yang sangat dinanti-nanti
oleh masayrakat Kampung Baru. Acara ini selain sebagai hiburan juga sebagai pertunjukkan
budaya bagi masyarakat dan generasi muda supaya tidak lupa pada pada budaya leluhur
mereka dan menanamkan pada setiap generasi muda yang berada di desa Kampung Baru
supaya tetap cinta akan kesenian wayangan yang dibawa oleh leluhur mereka.

C. Ukhuwah Islamiah
Menurut Al-’Allamah Ar-Raghib Al-Ashfahani dalam Mufadrat Alfazhil Qur’an, kata
ukhuwah menurut bahasa berasal dari kata ”akhun” yang berarti berserikat dengan yang lain
karena kelahiran dari dua belah pihak, atau salah satunya atau karena persusuan. Sedangkan
dalam istilah, menurut Imam Hasan Al-Banna rahimuhumullah, ukhuwah adalah
mengikatnya hati-hati dan jiwa-jiwa dengan ikatan akidah, yang merupakan ikatan yang
paling kukuh dan paling mahal harganya. Al-Banna mengatakan bahwa ukhuwah adalah
saudara keimanan.
Menurut Koordinator Forum Musyawarah Ulama’ (FMU) Madura KH. Ali Karar
Shinhaji, ukhuwah ialah ikatan atau jalinan persaudaraan. Ukhuwah yang sebenarnya ialah
jalinan persaudaraan yang didasari dengan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ukhuwah

21

seperti itu dikenal dengan ukhuwah islamiyah, sebagaimana firman Allah dalam QS. AlHujurat: 10.
         
 
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat”. (Q.S Al-Hujurat:10)

Dan dalam HR. Bukhari dari Abdillah bin Umar ra. Nabi Muhammad SAW bersabda:

ْ َ‫قال ْال ُم ْسلِ ُم أَ ُخوْ ع ْال ُم ْسلِ ِم ل ي‬
ََ‫ض ضلِ ُمهُ َول‬
َ ‫صلّ ل َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم‬
َ ِ‫ض ل َع ْنهُ َما اَ ٌن َرسُوْ َل ل‬
ِ ‫ْن َع ْب ِد ا لِ ب ِْن ُع َم َر َر‬
‫اجتِ ِه ) أخرجه البخاري‬
َ ‫أخ ْي ِه َكانَ لُ فِي َح‬
ِ ‫يُ ْسلِ ُمهُ َو َم ْن كاَنَ فِي َحا َج ِة‬

Artinya:
“Ibnu Umar meriwayatkan, Rasulullah saw. bersabda: “Seorang muslim adalah
saudara dari seorang muslim (lainya); dan dia tidak akan memperlakukanya tidak
adil, atau dia tidak meninggalkanya sendirian (menjadi korban ketidak adilan orang
lain); dan barang siapa memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi
kebutuhanya”. (HR Bukhari).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ukhwah islamiyah adalah hubungan yang
dijalanin oleh rasa cinta dan didasari oleh akidah dalam bentuk persahabtan bagaikan satu
jasad satu yang atau satu bangunan yang kokoh. Maka jika dikaitkan dengan pelaksanaan
sedekah ruwah atau sedekah bumi yang terdapat di desa Kampung Baru dapat mempererat
tali silaturahmi antar penduduk desa Kampung Baru. Bahwasanya dalam prosesi sedekah
22

bumi tersebut setiap warga datang dan berkumpul di Balai Desa Kampung Baru, kemudian
mereka akan duduk bersama mengelilingi makanan yang menjadi persembahan dalam ritual
tersebut tanpa memandang siapa orang tersebut apakah warga biasa, perangkat desa, maupun
tokoh agama. Sehingga prosesi tersebut secaa tidak langsung berkenaan dengan ukhuwah
islamiah yang menyatakan bahwa setiap mu’min pada dasarnya adalah bersaudara satu sama
lainnya.
Ada beberapa keutamaan dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam,
diantaranya:
1. Ukhuwah menciptakan wihdah (persatuan)
Pada pelaksanaan sedekah bumi atau sedekah ruwah di desa Kampung Baru Kec.
Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong jelas nampak bahwa disana terjalin persatuan antar
penduduk desa karena seluruh warga secara bersama-sama berkumpul di balai desa
menyaksikan dengan hikmat prosesi adat yang mereka laksanakan setiap tahunnya. Tidak ada
rasa sungkan antar warga desa saat duduk bersama ketika berpartisipasi dalam prosesi
tersebut, tidak terlihat lagi perbedaan suku, ras dan golongan, yang ada hanyalah keinginan
bersama untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan.
2. Ukhuwah menciptakan quwwah (kekuatan)
Adanya perasaan ukhuwah dapat menciptakan quwwah karena rasa persaudaraan atau
ikatan keimanan yang tertanam diantara warga desa saat pelaksanaan sedekah bumi atau
sedekah ruwah dapat menentramkan dan menenangkan hati sehingga ukhuwah yang telah
terjalin dapat menimbulkan kekuatan yang maha dahsyat diantara penduduk desa Kampung
Baru.
3. Ukhuwah menciptakan mahabbah (cinta dan kasih sayang)
Sebuah kerelaan yang lahir dari rasa ukhuwah yang telah terpatri dengan baik pada
akhirnya memunculkan rasa kasih sayang antar sesama saudara se-iman. Yang dulunya
belum kenal sama sekali namun setelah dipersaudarakan semuanya dirasakan bersama. Inilah
23

puncak tertinggi dari ukhuwah yang terjalin antar sesama umat islam. Ukhwah juga bukanlah
sekedar persaudaraan akan tetapi dengan ukhwah ini juga akan menciptakan persaudaraan
yang kokoh, utuh, solid serta menciptakan kasih sayang di antara sesama. Dengan adanya
kegiatan sedekah ruwah di desa Kampung Baru sehingga setiap warga dapat berkumpul
bersama dan saling bersilaturahmi, adakalanya mereka saling berkenalan dengan warga baru
yang dalam setahun terakhir mendiami desa Kampung Baru. Dengan demikian prosesi
sedekah bumi yang ada di desa Kampung Baru sedikit banyak berkenaan dengan ukhuwah
yang dapat membangun umat yang kokoh, bangunan maknawi yang mampu menyatukan
masyarakat manapun.
Nabi bersabda:
‫َمثَ ُل ْال ُم ْؤ ِمنِينَ فِ تَ َو ا ّد ِه ْم َو تَ َرا ُح ِم ِه ْم َو تَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْال َج َس ِد إِ َذا ا ْشتَ َك ِم ْنهُ عُضْ ٌوتَدَا َع لَهُ َسا ئِ ُر ا ْل َج َس ِد بِال ّسهَ ِر َوا ْل ُح ّم‬
Artinya:
“perumpamaan orang-orang mukmin dalam saling mencintai, saling belas kasihan dan
saling mengasihi yaitu seperti satu badan yang apabila satu anggotanya merasakan sakit
maka anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan
panas” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dan di hadits lain Nabi bersabda:
(‫صابِ َعهُ )متفق عليه‬
ُ ‫صلّ ل َعلَ ْي ِه َو َسلّ َم قَا َل أِ ّن ْال ُم ْؤ ِمنَ لِ ْل ُم ْؤ ِم ِن َك ْالبُ ْنيَا ِن يَ ُش ُد بَ ْع‬
َ َ‫ضهُ بَ ْعضًا َو َشبّكَ أ‬
َ ‫ع َْن أَبِي ُمو َس َع ِن النّبِ ِي‬
Artinya:
“Abu Musa meriwayatkan, Nabi saw bersabda: “kaum mukminin adalah bersaudara satu
sama lain ibarat (bagian-bagian dari) suatu bangunan satu bagian memperkuat bagian
lainya”. Dan beliau menyelibkan jari-jari di satu tangan dengan tangan yang lainnya agar
kedua tangannya tergabung (Muttafaqun alaihi)
Saat ini ikatan agama telah pudar oleh kepentingan kekuasaan sehingga kewajibanpun
telah terlupakan. Kehangatan persaudaraan semakin menipis karena desakan-desakan
materialisme ataupun kepentingan primordialisme. Hal ini sering menimbulkan kecemburuan
24

yang sangat potensial untuk mengundang suasana batin yang tidak menunjang tegaknya
ukhuwah. Dengan demikian, peran ukhwah dalam islam sendiri sangat sakral dalam
menegakkan agama islam itu sendiri. Ada beberapa syarat dan hak ukhwah dalam islam,
antara lain:
1.

Hendaknya bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau
berbagai tujuan duniawi. Tujuannya ridha Allah, mengokohkan internal umat Islam,
berdiri tegar di hadapan konspirasi pemikiran dan militer yang menghujam agama dan
akidah umat. Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya..."
(HR. Imam Bukhari).

2.

Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka dan duka, senang atau tidak,
mudah maupun susah. Rasulullah Saw bersabda, "Muslim adalah saudara muslim, ia
tidak mendhaliminya dan tidak menghinanya... tidak boleh seorang muslim
bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga hari, di mana yang satu berpaling dari
yang lain, dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang terbaik dari mereka
adalah yang memulai mengucapkan salam."(Muttafaqun alaihi).

3.

Memenuhi hak umum dalam ukhuwah Islamiah. Rasulullah Saw bersabda: H
" ak muslim
atas muslim lainnya ada enam, yaitu jika berjumpa ia memberi salam, jika bersin ia
mendoakannya, jika sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia mengikuti jenazahnya,
jika bersumpah ia melaksanakannya."(HR. Imam Muslim).

Adapun hakekat ukhwah islamiyah antara lain, adalah
1. Nikmat Allah
Sebagaimana firman Allah Swt di dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 103 :

25

ْ َ ‫ص ُموا بِ َح ْب ِل لِ َج ِميعًا َولَ تَفَ ّرقُضضوا َو ْاذ ُكض رُوا نِ ْع َمتَ لِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْعض دَآ ًء فَضضأَلّفَ بَ ْينَ قُلُضضوبِ ُك ْم فَأ‬
‫صضبَحْ تُم بِنِ ْع َمتِض ِه إِ ْخ َوانًضضا‬
ِ َ‫َوا ْعت‬
‫ُون‬
‫ك يُبَيِنُ لُ لَ ُك ْم َءايَاتِ ِه لَ َعلّ ُك ْم تَ ْهتَد َض‬
َ ِ‫ار فَأَنقَ َذ ُكم ِم ْنهَا َك َذل‬
ِ ّ‫َو ُكنتُ ْم َعلَ َشفَا ُح ْف َر ٍة ِمنَ الن‬

Artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (Q.S. Ali Imron:103)

2. Perumpamaan tali tasbih
ُ ‫ْالَ ِخء ُء يَوْ َمئِ ٍذ بَ ْع‬
َ‫ْض َع ُد ٌو إِلّ ْال ُمتّقِين‬
ٍ ‫ضهُ ْم لِبَع‬
Artinya:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain
kecuali orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S.Az-Zukhruf :67)

3. Merupakan arahan Rabbani
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬
ِ ‫ض َج ِميعًا ّمآأَلّ ْفتَ بَ ْينَ قُلُوبِ ِه ْم َولَ ِك ّن لَ أَلّفَ بَ ْينَهُ ْم إِنّهُ ع‬
ِ ْ‫َوأَلّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ِه ْم لَوْ أَنفَ ْقتَ َمافِي ْالَر‬

Artinya:
“Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu
membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan
hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Al-Anfal:63)

26

4. Merupakan cermin kekuatan iman
َ‫إِنّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم َواتّقُوا لَ لَ َعلّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Alhujurat:10).

Ukhwah Islamiah terbentuk melalui:
1. Melaksanakan proses Ta’aruf
‫ارفُوا إِ ّن أَ ْك َر َم ُك ْم عن َد لِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ ّن لَ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬
َ ‫يَآأَيُهَا النّاسُ إِنّا َخلَ ْقنَا ُكم ِمن َذ َك ٍر وأُنثَ َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَآئِ َل لِتَ َع‬

Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal”.(Q.S Al-Hujurat : 13)
Ta’aruf adalah saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum
muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah Swt Adanya interaksi dapat
membuat ukhuwah lebih solid dan kekal. Persaudaraan Islam yang dijalin oleh Allah Swt
merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya, Perpecahan mengenal karakter individu.
Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah,
gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.
Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan
dengan dialog, pandangan terhadap suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang

27

dikagumi dan diikuti, dan lain sebagainya. Pengenalan terakhir adalah mengenal kejiwaan
(Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan
tingkah laku. Setiap manusia tentunya punya keunikan dan kekhasan sendiri yang
memepengaruhi kejiwaannya. Proses ukuhuwah islamiyah akan terganggu apabila tidak
mengenal karakter kejiwaan ini.

2. Melaksanakan proses Tafahum
Tafahum adalah saling memahami. Hendaknya seorang muslim memperhatikan
keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya
meminta, karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan.
Saling memahami adalah kunci ukhuwah islamiyah. Tanpa tafahum maka ukhuwah tidak
akan berjalan. Proses ta’aruf (pengenalan) dapat deprogram namun proses tafahum dapat
dilakukan secara alami bersamaan dgn berjalannya ukhuwah. Dengan saling memahami
maka setiap individu akan mudah mengatahui kekuatan dan kelemahannya dan menerima
perbedaan. Dari sini akan lahirlah ta’awun (saling tolong menolong) dalam persaudaraan.
Ukhuwah tidak dapat berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha
memahami org lain. Saling memahami keadaan dilakukan dgn cara penyatuan hati, pikiran
dan amal. Allah-lah yang menyatukan hati manusia.
3. Melakukan At-Ta’aawun
‫ى َولَ ْالقَلَئِ َد َولَ َءآ ِمينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ لً ِمن ّربِ ِه ْم‬
َ ‫يَاأَيُهَا الّ ِذينَ َءا َمنُوا لَتُ ِحلُوا َش َعائِ َر لِ َولَ ال ّش ْه َر ْال َح َرا َم َولَ ْالهَ ْد‬
ْ َ‫َو ِرضْ َوانًا َوإِ َذا َحلَ ْلتُ ْم ف‬
‫ضاونُوا َعلَ ْالبِض ِر‬
َ ‫اصضطَادُوا َولَ يَجْض ِر َمنّ ُك ْم َشضنَئَانُ قَضضوْ ٍم أَن‬
َ ‫صض ُدو ُك ْم َع ِن ْال َم ْسض ِج ِد ْال َحض َر ِام أَن تَ ْعتَضدُوا َوتَ َعض‬
‫ب‬
ِ ‫َوالتّ ْق َوى َولَتَ َعا َونُوا َعلَ ْا ِل ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن َواتّقُوا لَ إِ ّن لَ َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
Artinya:
“Hai kehormatan bulan-bulan Haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) menggganggu orang-orang yang

28

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Rabbnya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu
dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al-maidah:2)
Bila saling memahami sudah lahir, maka timbullah rasa ta’awun. Ta’awun dapat
dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati),
dan aman (saling bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan
tersendiri. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan orang
lain. Kebersamaan akan bernilai bila kita mengadakan saling Bantu membantu.

4. Melaksanakan proses Takaful
Yang muncul setelah proses ta’awun berjalan. Rasa sedih dansenang diselesaikan
bersama. Takaful adalah tingkatan ukhuwah yang tertinggi. Banyak kisah dan hadits Nabi
SAW dan para sahabat yang menunjukkan pelaksanaan takaful ini. Seperti ketika seorang
sahabat kehausan dan memberikan jatah airnya kepada sahabat lainnya yang merintih
kehausan juga, namun setelah diberi, air itu diberikan lagi kepada sahabat yang lain, terus
begitu hingga semua mati dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya
sendiri dibandingkan dirinya (itsar). Inlah cirri utama dari ukhuwah islamiyah.
Seperti sabda Nabi Saw tentang aplikasi nilai ukhuwah disanding dengan
kesempurnaan iman seseorang, antara lain dalam beberapa hadits berikut :
‫لي ُْؤ ِمنُ أَ َح ُد ُك ْم َحتّ يُ ِحبّ ِل ِخ ْي ِه َما يُ ِحبُ لِنَ ْف ِس ِه‬

29

Artinya :
“Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai
dirimu sendiri”. (HR. Bukhari-Muslim).

Dengan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa setiap sesuatu membutuhkan
proses. Adapun proses terbentuknya ukhwah islamiyah diantaranya : Ta`aaruf, tafahum,
ta`awuun, takaful dan lain sebagainya

Betapa indah ukhuwah islamiyah yang diajarkan Allah Swt. Bila umat islam
melakukannya, tentunya terasa lebih manis rasa iman di hati dan terasa indah hidup dalam
kebersamaan. Kesatuan barisan dan umat berarti bersatu fikrah atau pemikiran dan tujuan
tanpa menghilangkan perbedaan dalam karakter (kejiwaan). Inilah kekuatan Islam. Mari kita
mulai dari diri kita, keluarga, masyarakat dekat untuk menjalin persaudaraan Islam ini.
Kurang lebih lima bulan lamanya Nabi Muhammad saw berdiam di kota Madinah,