makalah tentang virus hepatitis C hepati

BAB I
PENDAHULUAN
1.2

Latar Belakang
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini
dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai
pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi
hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi
agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis
virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit
hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena
penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta
kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429). Infeksi virus hepatitis
bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati.
Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru
terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala
timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut
kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian
mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien

hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan,
Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap
tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta
komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk
atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen

1

yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan
gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan,
memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari
sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus
hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasuskasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan
dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang
kurang dari keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami

Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi
akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi
produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah
lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute
parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak
adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi proteinkalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI
tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral
dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik
atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral.
Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan
melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758)

2

1.2

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?
2. Apa gejala yang ditimbulkan oleh virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?

3. Bagaimana cara penularan virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?
4. Bagaimana gambaran klinis pada hepatitis C, hepatitis D dan Hepatitis E ?
5. Bagaimana diagnosis virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?

1.3

Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?
2. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan oleh virus hepatitis C, hepatitis D,
hepatitis E ?
3. Untuk mengetahui cara penularan virus hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E ?
4. Untuk mengetahui bagaimana gambaran klinis pada hepatitis C, hepatitis D
dan Hepatitis E ?
5. Untuk mengetahui bagaimana diagnosis virus hepatitis C, hepatitis D,
hepatitis E ?

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Virus Hepatitis Secara Umum
Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati.
Hepatititis dalam bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit
kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa
belanda yang berarti organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi
yang berkembang di masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang
hati. sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan,
karena tidak semua penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga
karena adanya peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)
Jadi, dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa hepatitis adalah
suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh infeksi
virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

2.2

Virus Hepatitis C


1) Pengertian Virus Hepatitis C
Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit
ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak
memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada
hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis.(Ryan KJ, Ray CG)

4

2) Gejala Virus Hepatitis C
Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus.Hanya
sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus. Infeksi ini dapat sembuh
sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang
perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.(Maheshwari, A; Ray,
S, Thuluvath, PJ (2008-07-26).
Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara,gejala nya adalah sebagai
berikut :
1. Penurunan nafsu makan
2. Sakit kepala
3.


Letih

4. Kulit gatal-gatal
5. Nyeri otot atau nyeri sendi
6. Menurunnya berat badan.
7. Perubahan air seni
8. Sakit perut
9. Mual
10. Sakit demam
11. Penyakit kuning (mata dan kulit menjadi kuning)
12. Air seni (urin) berwarna gelap atau coklat pekat.
Selain itu bagian putih mata menjadi berwarna kuning atau ikterik,
atau dikenal dengan sakit kuning karena gangguan hati. Gejala di atas
memang sama dengan hepatitis Akut lainnya. Karena infeksi HCV biasanya
tidak menimbulkan gejala atau gejalanya sangat ringan selama tahap awal,
banyak orang tidak tahu bahwa mereka memilikinya sampai terjadi kerusakan
hati – kadang pada dekade berikutnya -. Beberapa orang yang terinfeksi HCV
mengalami gejala dalam waktu yang singkat ( hingga enam bulan ) dan
kemudian sembuh dengan sendirinya. Ini disebut Hepatitis C Akut. Tapi


5

kebanyakan orang (sekitar 75 % – 85 %) penyakitnya akan terus berkembang
dalam jangka waktu yang panjang atau disebut dengan Hepatitis C Kronis.
3) Penularan Virus Hepatitis C
Seseorang bisa terkena virus hepatitis C apabila terpapar oleh darah
atau cairan tubuh orang yang terinfeksi, yakni ditularkan melalui:
1. Penggunaan jarum suntik bersama-sama
2. Berhubungan intim
3. Menggunakan jarum suntik yang terinfeksi
4. Ditularkan saat lahir, dari ibu ke anak
5. Tindik dibagian tubuh
6. Kontak dengan darah
Hepatitis C tidak ditularkan melalui makanan, air, atau melalui kontak
biasa. Dengan demikian, beberapa orang memiliki risiko tinggi terkena virus
hepatitis C adalah :
1. Menerima darah dari donor yang terinfeksi hepatitis C
2. Menerima transfusi darah atau transplantasi organ.
3. Menajalani cuci darah atau dialisis ginjal jangka panjang.
4. Memiliki penyakit HIV. Lahir dari seorang ibu dengan hepatitis C.

5. Petugas kesehatan yang sering kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya
6. “Partner” yang sering berganti-ganti
Masa inkubasi penyakit hepatitis C adalah 2-6 minggu.
1) 60-70 % tanpa gejala
2) 10-20 % menunjukkan gejala yang tidak spesifik seperti mual, muntah,
lemah, tidak nafsu makan, dan nyeri pada perut
3) 20-30 % disertai dengan warna kuning pada kulit (iketus)
Kemungkinan yang dapat terjadi setelah terinfeksi VHC adalah sebagai
berikut :
1) 60-85 % pasien terinfeksi hepatitis C menjadi hepatitis kronik

6

2) 10-20 % dari hepatitis kronik akan menjadi sirosis
3) 1 dari 5 % dengan hepatitis kronik akan menjadi kanker hati
4) Gambaran Klinis Virus Hepatitis C
Manifestasi klinis hepatitis virus C dikenal mulai dari hepatitis akut,
fulminan, kronis, yang dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker hati.
1. Infeksi Akut
Umumnya infeksi akut HCV tidak memberi gejala atau hanya bergejala

minimal. Hanya 20-30% kasus yang menunjukkan tanda-tanda hepatitis akut 7
– 8 minggu (berkisar 2 – 26 minggu) setelah terjadinya paparan.
Infeksi virus hepatitis terbagi 3 fase, yaitu fase prodormal, fase ikterik,
dan fase convalescent. Pada fase prodormal, onset terjadi pada hari 1-14, namun
rata-rata timbul pada hari 5-7 setelah paparan. Keluhan yang sering yaitu
malaise, fatique, mual dan muntah, kehilangan selera makan, low grade fever,
flu like symptoms, dan kebanyakan pasien mengeluh adanya nyeri pada perut
kanan atas.
Pada fase ikterik, gejala yang sering ditimbulkan yaitu warna kuning
pada mukosa sklera pada awalnya dan berlanjut pada perubahan warna pada
kulit. Durasi ikterik bervariasi, biasanya antara 4 hari sampai beberapa bulan,
namun rata-rata 2-3 minggu. Urin menjadi gelap, feses berwarna seperti dempol
(pucat). Selama fase ini, setengah penderita menunjukkan gejala gatal-gatal.
Pada fase convalescent, kebanyakan gejala di atas menghilang (resolve).
Ikterik tidak ditemukan, warna pada kulit, urin dan feses kembali ke warna
yang semula. Kembalinya nafsu makan dan adanya peningkatan berat badan
menunjukkan sudah adanya tahap penyembuhan.
Umumnya secara klinik gejala HCV akut lebih ringan daripada hepatitis
virus akut lainnya. Masa inkubasi HCV terletak antara HAV dengan HBV,
yaitu sekitar 2 – 26 minggu, dengan rata-rata 8 minggu. Pada penderita hepatitis

akut ditemukan Anti HCV positif pada 75,5% HNANB pasca-tranfusi, 35%
pada HNANB sporadik dan hanya 2,4 pada HBV. Sebagian besar penderita
yang terserang HCV akut akan menjurus menjadi kronis.

7

RNA virus hepatitis C dapat terdeteksi sebelum gejala muncul, namun
level dari viremia pada 6 bulan pertama dapat dorman dan tidak terdeksi
walaupun orang tersebut sedang dalam infeksi yang persisten. Gejala awal yang
ditunjukkan tergantung dari usia saat terjadinya paparan, sistem imun penderita,
adanya penyakit hati sebelumnya dan tingkat inokulasi virus.
Level serum dari enzim hati seperti alanin aminotransferase (ALT)
meningkat 10 kali lebih tinggi dari pada normal, kemudian menurun, dan untuk
orang dengan infeksi yang persisten didapatkan kadar ALT naik turun
(fluktuatif). Serum bilirubin juga dapat meningkat setelah beberapa minggu
gejala pertama muncul, namun akhirnya kembali ke level yang normal. Secara
garis besar, angka mortalitas pada infeksi akut tergolong rendah.
2. Infeksi kronis
Infeksi akan menjadi kronik pada 70 – 90% kasus dan sering kali tidak
menimbulkan gejala apapun walaupun proses kerusakan hati berjalan terus.

Adapun kriteria dari hepatitis kronis adalah naiknya kadar transaminase serum
lebih dari 2 kali nilai normal, yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hilangnya
HCV setelah terjadinya hepatitis kronis sangat jarang terjadi. Jangka waktu
dimana berbagai tahap penyakit hati berkembang sangat bervariasi. Diperlukan
waktu 20 – 30 tahun untuk terjadinya sirosis hati yang sering tejadi pada 15 –
20% pasien hepatitis C kronis. Progresivitas hepatitis kronik menjadi sirosis
hati tergantung beberapa faktor resiko yaitu: asupan alkohol, ko-infeksi dengan
virus hepatitis B atau Human Immunodeficiency Virus (HIV), jenis kelamin
laki-laki, usia tua saat terjadinya infeksi dan kadar CD4 yang sangat rendah. 1,11
Bila telah terjadinya sirosis, maka risiko terjadinya karsinoma hepatoselular
adalah sekitar 1-4% pertahun. Karsinoma hepatoseluler dapat terjadi tanpa
diawali dengan sirosis, namun hal ini jarang terjadi.
3. Hepatitis C Fulminan
Hepatitis fulminan jarang terjadi. ALT (alanine amino-transferase)
meninggi sampai beberapa kali diatas batas atas normal tetapi umumnya tidak
sampai lebih dari 1000 U/L.

8

5) Diagnosis Virus Hepatitis C
Penegakan diagnosis pada hepatitis virus C berdasarkan uji serologi untuk
memeriksa antibodi dan Uji HCV RNA.
1. Uji serologi
Uji serologi yang berdasarkan pada deteksi antibodi telah membantu
mengurangi risiko infeksi terkait transfusi. Sekali pasien pernah mengalami
serokonversi, biasanya hasil pemeriksaan serologi akan tetap positif, namun
kadar antibodi anti-HCV akan menurun secara gradual sejalan dengan waktu
pada sebagian pasien yang infeksinya mengalami reaksi spontan.
Antibodi terhadap HCV biasanya dideteksi dengan metode enzyme
immunoassay yang sangat sensitif dan spesifik. Enzyme immunoassay
generasi k-3 yang banyak dipergunakan saat ini mengandung protein core dan
protein struktural-struktural yang dapat mendeteksi keberadaan antibodi
dalam waktu 4-10 minggu infeksi. Antibodi anti-HCV masih tetap dapat
terdeteksi selama terapi maupun setelahnya tanpa memandang respon terapi
yang telah dialami, sehingga pemeriksaan anti-HCV tidak perlu dilakukan
kembali apabila sudah pernah dilakukan sebelumnya. Uji immunoblot
rekombinan (recombinant immunoblot assay, RIBA) dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi hasil uji enzyme immunoassay yang positif.1 Penggunaan
RIBA untuk mengkonfirmasi hasil hanya direkomendasikan untuk setting
populasi low-risk seperti pada bank darah. Namun dengan tersedianya metode
enzyme immunoassay yang sudah diperbaiki dan uji deteksi RNA yang lebih
baik saat ini, maka konfirmasi denga RIBA telah menjadi kurang diperlukan.
2. Uji HCV RNA
HCV RNA dapat terdeteksi dan diukur dengan teknik amplifikasi
termasuk reverse transcription polymerase chain reation (RT-PCR). Genotip
HCV dapat dinilai dengan analisis phylogenetic dari rantai nukleotida atau
deteksi mutasi point spesifik subtipe pada RT-PCR amplifikasi RNA. HCV

9

RNA dideteksi dalam waktu 2 minggu infeksi dan juga digunakan untuk
konfirmasi terjadinya infeksi akut. Bagaimanapun uji HCV RNA yang rutin
tidak dianjurkan secara langsung karena standarisasi uji tersebut yang masih
rendah.
3. Biopsi Hati
Biopsi hati secara umum direkomendasikan untuk penilaian awal seorang
pasien dengan infeksi HCV kronis. Biopsi berguna untuk menentukan derajat
beratnya penyakit (tingkat fibrosis) dan menentukan derajat nekrosis dan
inflamasi.

Pemeriksaan

ini

juga

bermanfaat

untuk

menyingkirkan

kemungkinan adanya penyebab hati yang lain, seperti fitur alkoholik, nonalcoholic steatohepatits (NASH), hepatitis autoimun, penyakit hati druginduced atau overload besi.
2.3

Virus Hepatitis D

1) Pengertian Virus Hepatitis D
Hepatitis D (HDV) disebut hepatitis Delta adalah suatu peradangan
pada hati sebagai akibat virus hepatitis D yang sebenarnya adalah suatu virus
detektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hepatosit untuk menimbulkan
hepatitis, virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga HBV
bertambah parah . infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengidap infeksi kronik HBV (Corwin, 2000)

10

2) Gejala Virus Hepatitis D
Dari semua jenis penyakit / tingkatan penyakit hepatitis dapatdiketahui
bahwa gejala awal yang dirasakan oleh penderita hampir sama diantaranya
rasa lelah, demam, diare, mual, muntah, sakit perut, mata kuning,sakit kepala
dan hilangnya nafsu makan. Gejala ini dapat muncul sebagaigejala yang
ringan atau amat progresif. Kadang-kadang ditemukan penderitayang tanpa
gejala.
Sedangkan untuk Hepatitis D Biasanya muncul secara tiba-tiba,
gejalanya seperti:
1. Flu
2. Demam
3. Penyakit Kuning
4. Urin Berwarna Hitam
5. Feses Berwarna Hitam Kemerahan
6. Pembengkakan Pada Hati
3) Gambaran Klinis Virus Hepatitis D
Menurut Afifah,dkk (2005), Reeves (2001), gambaran klinis pada
hepatitis D terdapat 3 fase antara lain :
1.

Masa tunas (inkubasi)
Terjadi sejak virus masuk kedalam tubuh sampai menimbulkan gejala.
Belum ada gejala pada fase ini meskipun sudah terjadi kerusakan sel
hati.

2.

Preicterik (prodnormal)
Anoreksia, mual, ketidaknyamanan diperut bagian atas, terasa berbau
logam,

malaise,

sakit

kepala,

letih,

demam

tingkat

rendah,

hepatomegaly, urin lebih pekat
3.

Icterik
Air kencing gelap seperti teh karenma peningkatan pengeluaran
bilirubin pruritus tinja seperti dempul jika “conjugated bilirubin” tidak

11

mengalir keluar dari hati ke usus, timbul ikterik, hati membesar jika
diraba (hepatomegaly) dan terdapat nyeri tekanan pada hati
4. Post icteric (penyembuhan)
Hilangnya ikterik, tidak enak badan, mudah letih, warna urin dan tinja
menjadi normal kembali.
4) Penularan Virus Hepatitis D
Hepatitis D adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh Hepatitis
DVirus (HDV). Melalui hubungan intim dengan penderita dan pada
homoseksual. Menggunakan jarum dan obat-obatan secara bersamaan. Bayi
dariwanita penderita hepatitis D.
Penularan virus penyebab hepatitis D juga hampir sama dengan
penularan virus hepatitis B. Virus hepatitis D dapat menular atau menyebar
melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi atau cairan tubuh lainnya.
Menurut Rumah Sakit Anak di Philadelphia, sekitar 5 % penderita hepatitis B
juga memiliki hepatitis D.
2.4

Virus Hepatitis E

1) Pengertian Virus Hepatitis E
Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang
disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini lebih mudah menyebar
pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk.

12

2) Gejala Virus Hepatitis E
Penderita hepatitis E mungkin tidak akan merasakan gejala atau tandatanda apapun pasca virus ini memasuki tubuhnya untuk jangka waktu 2 hingga 9
minggu lamanya. Namun ia kemungkinan akan segera mengalami beberapa gejala
setelah masa inkubasi tersebut, seperti :
1.

Timbulnya flu ringan

2.

Timbulnya kelelahan ekstrim yang biasanya berlangsung selama beberapa
waktu setelah virus dibersihkan

3.

Perubahan warna urin menjadi gelap atau coklat

4.

Sakit perut

5.

Jaundice (warna mata dan kulit menjadi kuning)

6.

Demam

7.

Hilangnya selera makan

8.

Timbulnya rasa gatal

9.

Mual dan muntah

10. Timbulnya rasa sakit atau nyeri pada sendi dan otot
11. Kesemutan, mati rasa, serta kelemahan pada lengan dan kaki.
3) Penularan Virus Hepatitis E
Hepatitis E mirip dengan Hepatitis A. Virus Hepatitis E (HEV)
ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan
atau minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi Hepatitis E
terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus.

13

4) Gambaran Klinis Hepatitis E
Virus Hepatitis E memiliki masa inkubasi 15-60 hari (rata-rata 40 hari).
Keadaan hepatitis virus akut dibagi dalam 3 Gambaran klinis, yaitu:
1. Fase prodromal
Fase ini terjadi 1-10 hari dengan gejala yang tidak spesifik seperti malaise,
kelelahan, demam, diare, nausea dan muntah.
2. Fase ikterik
Pada fase ikterik umumnya terjadi peningkatan kadar bilirubin dan enzim
transaminase.
3. Fase konvalesens
Selama fase kovalesens, penurunan berat badan segera terkoreksi, tetapi
rasa lelah akan terus terjadi selama beberapa bulan.

14

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati.
Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali
tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut
(eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis.(Ryan KJ, Ray
CG)
Hepatitis D (HDV) disebut hepatitis Delta adalah suatu peradangan
pada hati sebagai akibat virus hepatitis D yang sebenarnya adalah suatu virus
detektif yang ia sendiri tidak dapat menginfeksi hepatosit untuk menimbulkan
hepatitis, virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga HBV
bertambah parah . infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada
individu yang mengidap infeksi kronik HBV (Corwin, 2000)
Hepatitis E adalah suatu penyakit yang menyerang hati (liver) yang
disebabkan oleh Virus Hepatitis E. Penyebarannya melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi oleh virus ini. Virus ini lebih mudah menyebar
pada daerah yang memiliki sanitasi yang buruk.

3.2

Saran
Biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat dan selalu periksa
kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit hepatitis.

15