pengaruh pendidikan kesehatan melalui me

  i

  

Skripsi

PENGARUH METODE PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET

DAN AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

PUTRI DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI MADRASAH

  

ALIYAH NEGERI (MAN) 2 PALEMBANG

WILLI ANDRIYANI

NIM. 0512044

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2016 i

  

Skripsi

PENGARUH METODE PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MEDIA LEAFLET

DAN AUDIOVISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

PUTRI DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI MADRASAH

  

ALIYAH NEGERI (MAN) 2 PALEMBANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

  

WILLI ANDRIYANI

05.12.044

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2016 ii

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  Nama : Willi Andriyani Tempat/ tanggal lahir : Palembang, 2 Juli 1994 Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Belum Menikah Anak : Ke 2 dari 3 Bersaudara Orang Tua Ayah : Kardi Ibu : Sujiah Telepon : 081927666411 E-mail : williandriany@ymail.com Alamat : Jl. Taqwa Tl. Subur Lr. Keluarga No. 56 RT. 11

  RW. 05 Kec. Kalidoni Kel. Sei-Selincah Palembang

  Riwayat pendidikan ꞉

  1. SD Negeri 211 Palembang Tamat Tahun 2006

  2. SMP Negeri 21 Palembang Tamat Tahun 2009

  3. SMA Dharma Bhakti Palembang Tamat Tahun 2012

  4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammmadiyah Palembang Program Studi Ilmu Keperawatan

  1. Tingkat I Tahun 2012 / 2013

  2. Tingkat II Tahun 2013 / 2014

  3. Tingkat III Tahun 2014 / 2015

  4. Tingkat IV Tahun 2015 / 2016 vii

  ABSTRAK Nama : Willi Andriyani NIM : 0512044 Program Studi : Ilmu Keperawatan Judul : Pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam penanganan dismenorea di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palembang tahun 2016

  Jumlah Halaman : ﴾ xv + 80 halaman + 22 tabel + 2 gambar + 15 lampiran ﴿

  

Latar Belakang: Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk

  mendapat perhatian terutama di kalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Setiap perempuan yang normal pasti mengalami menstruasi. Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dismenorea. Pada kenyataannya masih banyak remaja yang mempunyai pengetahuan dan sikap yang kurang terhadap cara penanganan dismenorea. Tujuan Penelitian: Diketahuinya pengaruh metode pendidikan kesehatan menggunakan leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

  

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode Quasy-Eksperimental

  dengan rancangan Non-randomized pre-test and post-test without control. Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan secara Quota Sampling yaitu 118 responden kelas XI di MAN 2 Palembang. Hasil: Dari hasil uji wilcoxon terdapat pengaruh antara pengetahuan dan sikap responden sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan audiovisual didapatkan nilai p

  

value = 0,000 (p value ≤ 0,05). Simpulan: Ada pengaruh metode pendidikan

  kesehatan menggunakan leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

  

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan dan Sikap,Dismenorea Daftar Pustaka : 40 (2006-2015) viii

ix

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Allah

  SWT atas karunia-Nya, kesehatan, dan kesempatan yang telah diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan

  

audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam

penanganan dismenorea di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Palembang

tahun 2016”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

  syarat untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan, namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan . Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Ibu Sri Yulia, S.Kp.,M.Kep, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Palembang.

  2. Ibu Anita Apriany, S.Kep,.Ns Selaku Ketua Jurusan Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang.

  3. Ibu Yuniza, S.Kep.,Ns M.Kep, Selaku Pembimbing (I) dan Ibu Desy Rukiyati, S.Kep.,Ns, M.Kes, Selaku Pembimbing (II) yang telah banyak meluangkan waktu dan telah banyak memberikan masukan, saran, bimbingan dan pengarahan dengan sabar dalam penulisan skripsi ini.

  4. Ibu Trilia, S.Pd,.M.Kes, Selaku Penguji (I) dan Ibu Duty Yuriszkah, S.Kep, Ns,. M.Kes selaku Penguji (II).

  5. Bapak Feri Irawadi, S.Ag, Selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Palembang yang telah memberikan izin untuk penelitian.

  6. Semua Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes x

  7. Kedua Orangtua Saya, Ayahanda Kardi dan Ibunda Sujiah yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada doa yang paling khusyuk selain doa yang terucap dari orang tua.

  8. Saudara Kandung Saya, Rudy Ariyanto dan Wira Ade Tri Utomo yang selalu memotivasi, mendukung serta mendoakan saya.

  9. Teman satu perjuangan, Sahabat, serta Saudara walau tak sedarah , Yoan Rizki Aditya, Novita Damaiyanti, Mentari Desy Ratnasari, Septimiani, M.

  Ikhsan Gani Amin, Juanda, Bayu Amiliansyah, Beni Kurniawan dan Adi Saputra yang senantiasa menjadi penyemangat dan menjadi tempat saya untuk kembali disaat saya benar atau salah, menang atau kalah, dan disaat suka maupun duka.

  10. Teman sejawat PSIK A dan B angkatan tahun 2012 yang telah memberikan masukan dan bantuan yang tak bisa disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu dengan hati terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat memberikan perubahan kearah yang lebih positif dalam proses pembelajaran dimasa yang akan datang.

  Semoga Allah SWT melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, dan akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama demi kemajuan STIKes Muhammadiyah Palembang. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Palembang, Juni 2016 Penulis

  xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

  HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS........................................... iv HALAMAN PUBLIKASI.............................................................................. v DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... vi

ABSTRAK....................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv

  BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6 D. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian................................................................................ 7 F. Keaslian Penelitian............................................................................... 8 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja.................................................................................................. 10 B. Menstruasi............................................................................................. 12 C. Pendidikan Kesehatan........................................................................... 19 D. Pengetahuan.......................................................................................... 23 E. Sikap..................................................................................................... 26 F. Kerangka Teori..................................................................................... 30 BAB III : KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep.................................................................................. 31 B. Definisi Operasional............................................................................. 32 C. Hipotesis............................................................................................... 34 BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.................................................................................. 35 B. Populasi dan Sampel............................................................................. 35 C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 37 D. Tehnik dan Prosedur Pengumpulan Data............................................. 38 E. Instrumen Pengumpulan Data............................................................... 41 F. Pengolahan Data dan Analisis Data...................................................... 43 G. Etika Penelitian..................................................................................... 44

  xii

  BAB V : HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum lokasi penelitian....................................................... 46 B. Hasil Penelitian..................................................................................... 49 BAB VI : PEMBAHASAN A. Analisis Univariat dan Bivariat............................................................ 56 B Keterbatasan Penelitian........................................................................ 78 BAB VII : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan............................................................................................... 79 B Saran..................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian penelitian............................................................................ 8Tabel 2.1 Perbandingan gejala dismenorea primer dan sekunder .................... 18Tabel 3.1 Definisi operasional.......................................................................... 32Tabel 4.1 Populasi siswi kelas XI..................................................................... 35Tabel 4.2 Jumlah responden berdasarkan kelas................................................ 37Tabel 4.3 Pembagian kelompok media............................................................. 39Tabel 4.4 Pembagian kelompok berdasarkan kelas.......................................... 39Tabel 4.4 Skala Likert....................................................................................... 42Tabel 5.1 Data jumlah siswa............................................................................. 47Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok intervensi... 49Tabel 5.3 Distribusi pengetahuan responden sebelum pendidikan kesehatan melalui media leaflet........................................................................ 49Tabel 5.4 Distribusi pengetahuan responden setelah pendidikan kesehatan melalui media leaflet........................................................................ 50Tabel 5.5 Distribusi sikap responden sebelum pendidikan kesehatan melalui media leaflet........................................................................ 50Tabel 5.6 Distribusi sikap responden setelah pendidikan kesehatan melalui media leaflet........................................................................ 50Tabel 5.7 Distribusi pengetahuan responden sebelum pendidikan kesehatan melalui media audiovisual............................................................... 51Tabel 5.8 Distribusi pengetahuan responden setelah pendidikan kesehatan melalui media audiovisual............................................................... 51Tabel 5.9 Distribusi sikap responden sebelum pendidikan kesehatan melalui media audiovisual............................................................... 52Tabel 5.10 Distribusi sikap responden setelah pendidikan kesehatan melalui media audiovisual............................................................. 52Tabel 5.11 Pengaruh pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet...................................................... 53Tabel 5.12 Pengaruh sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet...................................................... 54Tabel 5.13 Pengaruh pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual.............................................. 54Tabel 5.14 Pengaruh sikap sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual.............................................. 55

  xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................. 30Gambar 3.1 Kerangka Konsep.......................................................................... 31 xv

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat pengajuan tema skripsi Lampiran 2 Surat pengajuan pengambilan data awal Lampiran 3 Surat izin penelitian dari Kementerian Agama Sumatera Selatan Lampiran 4 Surat izin penelitian dari Madrasah Aliyah Negeri 2

  Palembang Lampiran 5 Surat pengajuan izin uji validitas di Madrasah Aliyah Negeri 1

  Palembang Lampiran 6 Surat izin uji validitas dari Madrasah Aliyah Negeri 1

  Palembang Lampiran 7 Surat keterangan selesai penelitian dari Madrasah Aiyah Negeri 2

  Palembang Lampiran 8 Lembar proses bimbingan skripsi Lampiran 9 Lembar supervisi Lampiran 10 Informed consent Lampiran 11 Kuesioner Lampiran 12 Satuan acara penyuluhan Lampiran 13 Dokumentasi hasil penelitian Lampiran 14 Leaflet Lampiran 15 Output hasil uji statistik menggunakan program komputer

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Kesehatan reproduksi merupakan masalah yang penting untuk mendapat perhatian terutama di kalangan remaja. Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan, dan seringkali menghadapi resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural (Fauzi, 2008) sedangkan menurut UU No. 36/2009, kesehatan reproduksi dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk keadaan dengan kesejahteraan mental, fisik dan sosial yang utuh bukan hanya tidak ada penyakit tetapi juga berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (UU No. 36, 2009).

  Setiap manusia pada masa hidupnya pasti mengalami masa remaja. Menurut Notoatmodjo dalam Lubis (2013) remaja adalah anak yang berusia 13-25 tahun, dimana pada usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas yang secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan pada usia 25 tahun adalah usia dimana mereka pada umumnya secara sosial dan psikologis mampu mandiri. Menurut World Health Organization (WHO) batasan usia remaja adalah 10-19 tahun. Sedangkan menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (Lubis, 2013).

  Setiap perempuan yang normal pasti mengalami menstruasi. Peristiwa ini merupakan bagian yang penting dari reproduksi perempuan dan itu terjadi setiap bulan. Usia termuda terjadinya menstruasi adalah 8 tahun,

  2

  mempercepat kesiapan tubuh untuk memulai menstruasi pada anak perempuan. Bila remaja telah mengalami menstruasi, ini menandakan bahwa remaja tersebut telah mampu untuk dapat menghasilkan keturunan (Laila, 2011).

  Menurut Lubis (2013), Menstruasi adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur. Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada saat menstruasi,darah yang keluar sebenarnya merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim. Darah menstruasi mengalir dari rahim menuju leher rahim dan keluar melalui vagina. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2-8 hari (Laila, 2011).

  Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan berupa dismenorea. Laila (2011) menyatakan dismenorea adalah menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram, dikenal dismenorea atau menoragi. Dismenorea sering kali disertai gejala seperti mual, muntah, diare, sakit kepala sebelah (migrain) dan pusing serta mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat persentase kejadian dismenorea sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30-50% wanita usia reproduksi dan 10-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan kehidupan keluarga (Paramitha, 2010).

  Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (Notoatmodjo, 2010). Paramita (2010) menjelaskan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dengan kata lain

  3

  dalam berperilaku. Namun perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku telah banyak diperlihatkan.

  Menurut Notoatmodjo (2012), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Allport dalam Azwar (2015) menjelaskan bahwa sikap terbentuk dari kepercayaan arau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek artinya bagaimana pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Kemudian diikuti oleh penilaian terhadap objek tersebut yang akan memberikan kecenderungan untuk bertindak. Ini berarti bahwa sebelum menentukan sikapnya, seseorang terlebih dahulu harus mengetahui tentang objek itu sendiri, yang pada akhirnya akan menentukan kearah mana sikap mereka, apakah positif atau negatif.

  Salah satu upaya untuk menanggulangi permasalahan kurangnya pengetahuan adalah dengan dilakukan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku individu yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar individu menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah hal- hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

  Pendidikan kesehatan tidak terlepas dari kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok ataupun individu. Ada banyak media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan. Contohnya dengan menggunakan media leaflet dan media audiovisual.

  4

  tercetak untuk disebarkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal (Efendy, 2012). Sedangkan media audiovisual adalah media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat individu mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap (Notoatmodjo, 2012).

  Hasil Penelitian dari Wiretno (2014), dari 168 responden dapat diketahui bahwa siswi kelas 1 yang merasakan nyeri berat sebesar 59 responden (54,6%) dan responden yang merasakan nyeri ringan sebesar 34 responden (56,7%) sedangkan dari siswi kelas 2 yang merasakan nyeri berat sebesar 49 responden (45,4%) dan responden yang merasakan nyeri ringan sebesar 26 responden (43,33%). Bahwa 93 responden (55,4%) menyatakan tingkat pengetahuan cukup, Sedangkan 75 responden (44,6%) menyatakan tingkat pengetahuan kurang. Hasil penelitian Sandra (2015) diketahui 10 responden (16,1%) dengan pengetahuan yang baik, 34 responden (54,8%) dengan pengetahuan yang cukup, dan 18 responden (29%) dengan pengetahuan kurang.

  Hasil penelitian Sari (2012), diketahui bahwa tingkat pengetahuan remaja sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenorea menunjukkan bahwa 64,7% responden memiliki tingkat pengetahuan cukup, 18,6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik dan 16,7% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Sedangkan tingkat pengetahuan remaja setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenorea menunjukkan bahwa 71,6% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 21,6% responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan 6,9% responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Chiou et. al (2007), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. 57% dari total varians terdapat perbedaan antara pre-test dan post-test. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan efektif terhadap tingkat pengetahuan.

  5 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada

  tanggal 17 Maret 2016 terdapat 557 siswi di MAN 2 Palembang, yang terdiri dari 196 siswi kelas X, 167 siswi kelas XI dan 194 siswi kelas XII, semua remaja putri sudah mengalami menstruasi. Dari hasil wawancara 10 siswi didapatkan hasil bahwa 5 siswi mempunyai pengetahuan kurang tentang dismenorea, 3 siswi mempunyai pengetahuan cukup tentang dismenorea dan 2 siswi mempunyai pengetahuan baik tentang dismenorea. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Bimbingan Konseling dalam 1 bulan setidaknya terdapat 6-7 siswi yang izin untuk tidak mengikuti proses belajar mengajar setiap bulannya karena mengalami dismenorea berat. Sedangkan siswi lainnya yang mengalami dismenorea tetap mengikuti proses belajar di sekolah namun tidak dapat berkonsentrasi karena gejala yang dirasakan.

  Upaya penanganan dismenorea yang dilakukan oleh sebagian siswi adalah mengunjungi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan pertolongan pertama pada nyeri yang dirasakan seperti mengoleskan minyak kayu putih pada daerah yang nyeri, tiduran, minum obat pengurang rasa sakit, dan sebagian lainnya hanya membiarkan gejala tersebut karena terbatasnya pengetahuan tentang menstruasi dan permasalahannya. Hal ini dikarenakan di UKS tidak ada petugas khusus yang secara rutin membina UKS setiap tahunnya. Upaya tenaga kesehatan terutama perawat dalam hal ini perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada pengurus UKS dan siswi yang ada di MAN 2 Palembang. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

  Dismenorea adalah menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram sehingga menyebabkan remaja putri gelisah dan tidak dapat

  6

  melakukan aktivitas seperti biasanya. Namun banyak remaja putri mengalami dismenorea dan belum ada informasi mengenai dismenorea. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian apakah ada pengaruh metode pendidikan kesehatan menggunakan leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Diketahuinya pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

  2. Tujuan khusus

  Tujuan khusus penelitian ini adalah :

  a. Diketahuinya gambaran nilai tengah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang cara penanganan dismenorea sebelum dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet di MAN 2 Palembang Tahun 2016.

  b. Diketahuinya gambaran nilai tengah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang cara penanganan dismenorea sebelum dilakukan pendidikan kesehatan melalui audiovisual di MAN 2 Palembang Tahun 2016.

  c. Diketahuinya gambaran nilai tengah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang cara penanganan dismenorea setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media leaflet di MAN 2 Palembang Tahun 2016.

  d. Diketahuinya gambaran nilai tengah pengetahuan dan sikap remaja putri tentang cara penanganan dismenorea setelah dilakukan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual di MAN 2 Palembang Tahun 2016.

  7

  e. Diketahuinya pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media

  leaflet terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

  f. Diketahuinya pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang tahun 2016.

  D. Ruang Lingkup Penelitian

  Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup keperawatan maternitas yang berfokus pada masalah kesehatan reproduksi remaja dan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di MAN 2 Palembang Tahun 2016. Populasi pada penelitian ini adalah remaja putri kelas XI yang telah mengalami menstruasi. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 Mei - 14 Mei tahun 2016 dengan metode

  Quasy-Eksperimental dengan rancangan Non-randomized pre-test and post- test without control dan menggunakan quota sampling.

  E. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini merupakan salah satu sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapat, memberikan pengalaman dalam penelitian dan meningkatkan pemahaman dalam penelitian. Penelitian ini diharapkan kedepannya dapat menjadi landasan bagi para peneliti lain dalam melakukan penelitian dalam rangka mengetahui apakah ada pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri dalam penanganan dismenorea.

  2. Manfaat Praktis

  8

  

a. Bagi MAN 2 Palembang diharapkan hasil penelitian ini mampu

  menjadi landasan pelaksanaan program kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya peningkatan pengetahuan siswi dalam penanganan dismenorea.

  

b. Bagi institusi pendidikan kesehatan dapat menambah bahan

  kepustakaan dalam dunia keperawatan dan sebagai umpan balik terhadap penerapan teori di lahan praktik guna peningkatan mutu pendidikan.

  

c. Sebagai dasar dalam penelitian lanjutan untuk melakukan penelitian

  yang berhubungan dengan pengaruh metode pendidikan kesehatan melalui media leaflet dan audiovisual terhadap pengetahuan dan sikap dalam penanganan dismenorea

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Sampel Variabel Hasil Persamaan Perbedaan

  1 Sari Efektifitas 102 Independen: Terdapat

  1. Variabel

  1. Responden (2012) Pendidikan Responden Pendidikan perbedaan yang Pendidikan

  2. Tempat Kesehatan Kesehatan signifikan rata- Kesehatan Tentang rata skor

  2. Variabel Disminorea Dependen: sebelum dan Tingkat Terhadap Tingkat sesudah pengetahu Tingkat pengetahuan dilakukan an terhadap Pengetahu terhadap pendidikan dismenorea an Remaja disminorea kesehatan

  3. Metode Perempuan mengenai Penelitian di MTs penanganan Islamiyah disminorea. Ciputat Tahun 2012

  2 Gumilar Pengaruh

  60 Independen: Terdapat

  1. Variab

  1. Responden (2014) pendidikan Responden Pengetahuan pengaruh el tingkat

  2. Tempat kesehatan dan Sikap pendidikan Pengetahua terhadap kesehatan n dan sikap perubahan Dependen: terhadap terhadap

  9

  Independen: Pengetahuan dan Sikap Dependen: Cara Penanganan Dismenorea

  1. Responden

  2. Metod e Penelitian

  1. Variab el tingkat Pengetahua n dan sikap terhadap penangan an dismeno rea

  Terdapat Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku mahasiswi tentang

  Independen: Pengetahuan Dependen: Cara Penanganan Dismenorea

  2. 237 kelom pok kontrol

  1. 218 kelom pok eksperi mental

  Effect of systematic menstrual health Education on dysmenorrh eic female Adolescents ’

  5 Chiou, et al ( 2007)

  3. Metode

  2. Tempat

  1. Responden

  1. Variabel tingkat pengetahua n dan sikap penanganan dismeno rea

  Ada hubungan antara Tingkat Pengetahuan Menstruasi terhadap Upaya Penanganan Dismenorea

  168 Responden

  dan sikap remaja putri tentang penangan an dismino rea di SMPN 2 Kartasura

  Hubungan Antara Tingkat Pengetahua n Menstru asi Terhadap Upaya Penangana n Dismeno rea Pada Siswi Sma Negeri 1 Bungku Tengah

  4 Wiretno (2013)

  2. Tempat

  1. Responden

  Variabel tingkat Pengetahua n dan sikap terhadap penanganan dismeno rea

  Terdapat Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan siswi tentang disminorea

  Independen: Pengetahuan Dependen: Cara Penanganan Dismenorea

  147 Responden

  Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahu an siswi tentang disminorea

  3 Heriani (2010)

  No Peneliti Judul Sampel Variabel Hasil Persamaan Perbedaan

  2. Metod e penelitian

  2 Kartasura rea

  Dismenorea pengetahuan dan sikap remaja putri tentang penanganan dismenorea di SMPN

  2. Tempat

  11 attitudes, And self- care behavior

  12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

  1. Pengertian Remaja

  Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang di maksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis. Menurut WHO, masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan perkembangan baik fisik, mental maupun peran sosial. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 10-20 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara umur 10-19 tahun dan belum menikah. Menurut BKKBN (2006) adalah 10-21 tahun (Kumalasari, 2012).

  2. Perkembangan Remaja

  Menurut Kumalasari (2012), berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu : a. Masa Remaja Awal (10-12 tahun)

  Pada masa remaja awal ini remaja tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin bebas, lebih memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

  b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun) Ciri-ciri pada remaja tengah biasanya tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam, kemampuan

  13

  berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang, dan biasanya berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.

  c. Masa Remaja Akhir (16-21 tahun) Pada remaja akhir ini mulai menampakkan pengungkapan kebebasan diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

  3. Tahap perkembangan

  Tumbuh kembang adalah pertumbuhan fisik atau tubuh dan perkembangan kejiwaan/psikologis/emosi. Tumbuh kembang remaja atau sering disebut pubertas merupakan proses atau tahap perubahan dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa. Kejadian yang penting dalam pubertas adalah pertumbuhan badan yang cepat, tumbuhnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis (Kumalasari, 2012).

  4. Perubahan Fisik pada Masa Remaja

  Menurut Kumalasari (2012), pada masa remaja itu terjadilah pertumbuhan fisik yang cepat di sertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang di tunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Menurut Marmi (2014), perubahan yang terjadi pada pertumbuhan tersebut di ikuti oleh munculnya tanda-tanda sebagai berikut : a. Tanda-tanda seks primer perempuan

  Pada remaja perempuan sebagai tanda kematangan organ reproduksi adalah ditandai dengan datangnya menstruasi (menarche). Tanda-tanda seks primer adalah organ seks. Semua organ reproduksi perempuan tumbuh selama masa pubertas.

  14

  b. Tanda-tanda seks sekunder perempuan

  1. Tumbuh rambut disekitar kemaluan. Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah mulai tampak setelah haid. Semua rambut kecuali rambut.

  2. Pinggul menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.

  3. Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat.

  4. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal dan pori-pori bertambah besar.

  5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat.

  6. Otot, Menjelang akhir masa pubertas otot semakin membesar dan kuat. Akibatnya membentuk bahu, lengan dan tungkai kaki.

  7. Suara berubah semakin merdu dan suara serak jarang terjadi pada perempuan.

B. Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

  Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara rutin setiap bulan selama masa suburnya kecuali apabila terjadi kehamilan. Pada saat menstruasi, darah yang keluar sebenarnya merupakan darah akibat peluruhan dinding rahim (endometrium). Darah menstruasi tersebut

  15

  mengalir dari rahim menuju leher rahim, untuk kemudian keluar melalui vagina. Proses alamiah ini terjadi rata-rata sekitar 2-8 hari. Darah yang keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml/ hari (Laila, 2011). Menstruasi adalah proses peluruhan lapisan dalam atau endometrium yang banyak mengandung pembuluh darah dari uterus melalui vagina (Kumalasari, 2012).

  Menstruasi merupakan salah satu ciri kedewasaan perempuan. Menstruasi biasanya diawali pada usia remaja, 9-12 tahun. Menstruasi sebenarnya adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim secara periodik. Menstruasi merupakan siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan (Anurogo, 2011). Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai dari masa menarche sampai terjadinya menopause (Manan, 2011).

2. Siklus menstruasi

  Adapun siklus menstruasi yang normal yakni rata-rata selama 21-35 hari. Namun, dalam beberapa kasus, terdapat keadaan proses menstruasi terjadi dengan rentang waktu cukup lama dan keluarnya darah dapat lebih dari 80 ml/ hari. Keadaan ini dikenal dengan istilah menoragia. Sementara menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut hipermenorea. Dalam kasus lain, ada perempuan yang tidak mengalami menstruasi sama sekali. Dunia medis menyebut kasus ini dengan amenorea. Kemudian, ada juga kondisi oligomenorea, dimana siklus menstruasi yang memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan yang keluar tetap sama. Selain itu, terdapat juga keadaan polimenorea. Keadaan ini terjadi ketika seorang perempuan mengalami siklus menstruasi yang sering (siklus menstruasi yang lebih singkat, yaitu kurang dari 21 hari). Kelainan ini dapat disebabkan oleh gangguan hormon (Laila, 2011).

  Menurut Anurogo (2011), hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap siklus haid ( hari ke-1). Haid akan terjadi 3-7 hari. Hari terakhir

  16 Umumnya lama perubahan berlangsung setiap 28 hari, namun lama

  perubahan ini bervariasi. Dalam siklus menstruasi, terdiri dari tiga fase yaitu fase olikuler, fase ovulator dan fase luteal.

  a. Fase folikuler Fase ini dimulai dari hari ke-1 hingga sesaat sebelum kadar

  Luteinizing Hormone (LH) meningkat dan terjadi pelepasan se telur

  atau ovulasi. Dinamakan fase folikuler karena pada masa ini tejadi pertumbuhan folikel dalam ovarium. Pada masa pertengahan fase

  folikuler, kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone) meningkat

  sehingga merangsang pertumbuhan folikel sebanyak 3-30 folikel yang masing-masing mengandung satu sel telur. Hanya satu folikel yang akan terus tumbuh dan yang lainnya akan hancur.

  b. Fase ovulasi Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat. Pada fase inilah sel telur diepaskan. Pada umumnya sel terlur dilepaskan setelah 16-32 jam terjadinya peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan tampak menonjol dari permukaan indung telur sehingga akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat terjadi pelepasan sel telur ini, beberapa perempuan sering merasakan nyeri yang hebat pada perut bagian bawah.

  c. Fase luteal Fase ini terjadi setelah pelepasan sel telur. Setelah melepaskan sel telur, folikel yang pecah akan kembali menutup dan membentuk corpus

  luteum yang menghasilkan progesterone dalam jumlah cukup besar.

  Hormon progesteron ini akan menyebabkan suhu tubuh meningkat. Ini terjadi selama fase luteal dan akan terus tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Setelah 14 hari, corpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai. Ini akan terus terjadi selama perempuan masih dalam masa aktif reproduksi, kecuali jika terjadi pembuahan dan menyebabkan kehamilan.

  17

a. Premenstrual syndrome

  Premenstruasi syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang

  muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh perempuan menjelang menstruasi. Pada masa ini, perempuan biasanya menunjukan beberapa gejala, seperti rasa sensitif yang berlebihan, nyeri payudara, hingga perut kembung. Penyebab yang paling sering sering ditemukan berhubungan dengan faktor-faktor sosial, budaya, biologis dan masalah psikis emosional. PMS sering terjadi pada perempuan yang berumur usia 20-40 tahun dengan jumlah sekitar 70-90% (Anurogo, 2011).

  PMS adalah sakit, cepat tersinggung, dan mudah marah tanpa alasan yang jelas sering dirasakan oleh beberapa perempuan pada hari- hari menjelang menstruasi. Hal ini sering dianggap biasa oleh masyarakat. Namun, jika kondisi ini dibiarkan, dampaknya akan menganggu aktivitas sehari-hari, menganggu hubungan dengan orang- orang terdekat, bahkan sampai ada yang ingin bunuh diri. Menurut psikiater perempuan, Elvira, bila kondisi tersebut berlangsung selama tiga kali siklus haid berturut-turut, bisa jadi merupakan gejala PMS. Jika PMS dibiarkan, maka akan menimbulkan gangguan yang lebih parah yang disebut dengan disforia pramenstruasi (PMDD) (Laila, 2011).

  Gejala fisik PMS adalah sakit perut, sakit kepala, mual, payudara bengkak, nyeri otot dan punggung, serta pembengkakan di tungkai kaki. Sementara itu, gejala psikologinya antara lain cepat tersinggung, mudah marah, depresi, tiba-tiba sering menangis, cepat berubah dari gembira menjadi marah, cepat lupa, merasa sendirian ditengah keramaian, tidak bisa konsentrasi, malas, tegang, rendah diri, dan bingung. Gejala lain adalah sulit tidur, lelah, pusing, sering merasa haus, banyak makan, gairah seksual berubah, dan menurunnya minat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, gejala dari PMDD antara lain merasa hidup tiada harapan, merendahkan diri sendiri, sulit makan, ingin tidur terus, cemas terus-menerus, dan sering marah tanpa alasan yang jelas selama

  18 Selain secara medis, mengatasi gejala PMS maupun PMDD

  menjelang haid dapat pula dilakukan secara alami, seperti rajin berolah raga, khususnya aerobic (30 menit, 4-6 kali seminggu), jalan kaki, meningkatkan makanan tinggi kalsium, memperbanyak minum air putih, konsumsi makanan berserat dan modifikasi diet (Anurogo, 2011).

  b. Dismenorea

  a. Pengertian Dismenorea Dismenorea merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.